6

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 16

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS INSTRUMENTASI

TITRASI POTENSIOMETRI

Kamis, 9 Maret 2017

Dosen Pengampu Matakuliah:

1. Dr. Sc. Anugrah Ricky Wijaya, S.Si, M.Sc


2. Drs. Mohammad Sodiq Ibnu, M.Si

Disusun Oleh:

KELOMPOK 3 OFFERING H

1. Jonava Oktavia 140332605933


2. Khoirul Faqih 140332601896
3. Kumala Dewi 140332600029
4. Liqanatul Putri S 140332600614 ***

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
LABORATORIUM KIMIA ANALITIK
JURUSAN KIMIA
MARET 2017
PERCOBAAN VI

a. Judul
Titrasi Potensiometri
b. Tujuan Percobaan
Membandingkan titik akhir reaksi netralisasi secara potensiometri dan dengan
indikator.
c. Dasar Teori
Asam polibasis adalah asam yang dalam larutan akan mengalami lebih dari satu
tingkat ionisasi dengan tetapan ionisasinya sendiri-sendiri. Misalnya untuk suatu asam
lemah berbasa tingkat-tingkat dan tetapan-tetapan ionisasinya adalah sebagai berikut:

[H3 O+ ]+[Hn−1 A− ]
HnA + H2O H3O+ + Hn-1A- 𝐾𝑎1 = [Hn A]

[H3 O+ ]+[Hn−2 A2− ]


Hn-1A- + H2O H3O+ + Hn-2A2- 𝐾𝑎1 = [Hn−1 A− ]

Dan seterusnya sampai akhirnya:

[H3 O+ ]+[An−1 ]
HA(n-1)- + H2O H3O+ + An-1 𝐾𝑎𝑁 = [HA(n−1) ]

Sehingga apabila asam tersebut dititrasi dengan larutan basa kuat berasam satu
(misalnya NaOH), maka akan diperoleh lebih dari satu titik ekuivalen yang persamaan
reaksi serta pH titik ekuivalennya seperti berikut.

1 1
HnA + NaOH NaHn-1A + H2O 𝑝𝐻1 = 2 𝑝𝐾𝑎1 + 𝑝𝐾𝑎2
2

1 1
NaHn-1A + NaOH Na2Hn-2A + H2O 𝑝𝐻2 = 2 𝑝𝐾𝑎2 + 𝑝𝐾𝑎3
2

Dan seterusnya sampai akhirnya

NaHnA + NaOH Nan + H2O

1 1 1
𝑝𝐻𝑛 = 2 𝑝𝐾𝑤 + 𝑝𝐾𝑎𝑁 + 2 log[𝐺]
2

Apabila harga KaN sangat kecil (asamnya sangat lemah) maka tidak ada
indikator yang dapat digunakan untuk menentukan saat tercapainya titik ekuivalen
yang terakhir. Hal ini dapat diatasi dengan jalan antara lain titrasi secara
potensiometri.

Prinsip potensiometri didasarkan pada pengukuran potensial listrik antara


elektroda indikator dan elektroda yang dicelupkan pada larutan. Untuk mengukur
potensial pada elektroda indikator harus digunakan elektroda standar yaitu berfungsi
sebagai pembanding yang mempunyai harga potensial tetap selama pengukuran.
Elektroda indikator ini sebagai elektroda pengukur dan elektroda yang dicelupkan
merupakan elektroda pembanding. Elektroda indikator merupakan elektroda yang
potensialnya bergantung pada konsentrasi ion yang akan ditetapkan dan proses
pemilihannya berdasarkan jenis senyawa yang hendak ditentukan (Gandjar, 2007).

Potensiometri merupakan metode analisis kimia berdasar hubungan antara


potensial elektroda relatif dengan konsentrasi larutan dalam suatu sel kimia. Metode
ini berguna untuk menentukan titik setara suatu titrasi secara instrumental sebagai
pengganti indikator visual. Contoh, pada titrasi asam-basa, redoks, kompleksometri,
dan pengendapan. Alat yang digunakan untuk melakukan percobaan ini adalah
potensiometer atau pH meter dengan elektroda kerja dan referensi yang tercelup
dalam larutan yang diukur (Hendayana, 1994).

Potensial dalam titrasi potensiometri dapat diukur sesudah penambahan


sejumlah kecil volume titran secara berturut-turut atau secara kontinu dengan
perangkat automatik. Presisi dapat dipertinggi dengan sel konsentrasi. Elektroda
indikator yang digunakan dalam titrasi potensiometri tentu saja akan bergantung pada
macam reaksi yang sedang diselidiki.(Khopkar, 1990).

Titik akhir titrasi dalam titrasi potensiometri dideteksi dengan menetapkan


volume pada saat terjadi perubahan potensial yang relatif besar ketika ditambah titran.
Untuk titrasi yang menggunakan suatu elektroda kaca dapat digunakan untuk semua
reaksi titrimetri, misalnya asam basa, redoks, pengendapan dan pembentukan
kompleks. Titrasi ini dapat dilakukan dengan tangan, ataupun prosedur itu
diotomatiskan. Dalam titrasi tidak otomatis, potensial diukur setelah penambahan tiap
tetes berurutan dari titran dan pembacaan yang diperoleh dari volume titran dibuat
kurva titrasi. Jika digunnkan elektoda kaca, diperlukan piranti ukur dengan impedansi
masukan yang tinggi karena resistan kaca yang tinggi. Namun sebagian besar telah
menggunakan pH meter. Karena pH meter ini digunakan secara meluas untuk semua
jenis titrasi, bahkan dalam hal-hal tertentu penggunaannya tidak diwajibkan
(Underwood,1986).

Titik ekivalen dapat ditentukan dengan membuat kurva hubungan antara


potensial(volt) terhadap volume titran. Volume pada saat terjadi lompatan tajam dari
potensial dinyatakan sebagai volume titik setara.

Gambar 1. kurva volume titran terhadap potensial

Untuk mempermudah membuat kurva seperti gambar di atas, maka dibuat kurva
∆𝐸
turunan pertama dari data potensial dan volume titran sehingga diperoleh kurva ∆𝑉

terhadap volume titran.

Gambar 2. Kurva turunan pertama potensial terhadap volume titran

∆2 𝐸
Selanjutnya dibuat kurva turunan kedua potensial terhadap volume titran.
∆𝑉 2
Gambar 3. Kurva turunan kedua potensial terhadap volume titran

Titrasi dapat dihentikan bila penambahan titran tidak lagi menyebabkan


perubahan potensial atau pH dari larutan yang dititrasi. Tetapi ini bukan merupakan
titik akhir titrasi atau titik ekuivalen, seperti yang kita yakini pada titrasi dengan cara
konvensional (titik akhir titrasi/titik ekuivalen terjadi saat terjadi perubahan warna
indikator). Titik ekuivalen dalam titrasi potensiometri terjadi saat terjadi lonjakan
potensial atau pH terhadap penambahan titran. Titik ekuivalen titrasi sangat sulit
ditentukan berdasarkan data pengamatan pH atau potensial saja. Titik ekuivalen titrasi
dapat dengan mudah ditentukan melalui pembuatan kurva titrasi. Kurva titrasi dapat
dibuat dengan dua cara, yaitu melalui kurva potensial vs mL titran atau pH vs mL
titran. Kurva pH terhadap mL titran hampir mirip bentuknya dengan kurva E vs mL
titran.

Gambar 4. Kurva titrasi potensiometri pH vs volume titran

Pada titrasi potensiometri tujuan utamanya adalah menentukan lokasi titik


ekuivalen, dan ini dapat dilakukan dengan jalan:
1. Membuat grafik ΔE/ΔV versus ΔV atau ΔpH/ΔV versus ΔV kemudia dari
grafik tersebut dicari harga maksimum atau minimumnya.
2. Membuat grafik Δ2E/ΔV2 versus ΔV atau Δ2pH/ΔV2 versus ΔV, kemudia
dicari harga nol nya.
Dalam percobaan ini dimaksudkan mencari hubungan antara titik ekuivalen
suatu reaksi netralisasi antara asam orthofosfat (H3PO4) dengan NaOH dengan
menggunakan indikator dan dilakukan secara potensiometri. Dari data yang diperoleh
melalui percobaan kemudian dibuat kurva hubungan pH versus volume NaOH.

d. Alat dan Bahan


1. Alat-alat
 pH meter
 buret, erlenmeyer, pipet
 gelas piala dan pengaduk magnit
 kertas tissue
2. Bahan-bahan
 Larutan H3PO4 0,2 M
 Larutan NaOH 0,5 M
 Larutan indikator mm dan pp

e. Cara Kerja
Untuk titrasi dengan indikator

Larutan H3PO4 0,2M

1. Diambil dengan pipet gondok 10 mL, 4 bagian larutan H3PO4 0,2 M dan
dimasukkan masing-masing ke dalam erlenmeyer yang berbeda.
2. Kedalam 2 buah erlenmeyer yang pertama ditambahkan masing-masing 2
tetes indikator mm dan 50 mL akuades, sedang kedalam 2 erlenmeyer
yang lain ditambahkan masing-masing 2 tetes indikato pp dan 50 mL
akuades. Dikocok masing-masing larutan sehingga menjadi homogen.
3. Dimasukkan larutan NaOH 0,5 M ke dalam buret, dan dititrasi larutan-
larutan tersebut sampai titik ekuivalen. Untuk 2 larutan yang pertama
(dengan indikator mm) sampai warna merah hilang, sedang untuk 2 larutan
yang lain (dengan indikator pp) sampai tepat timbul warna merah. Dicatat
banyaknya volume larutan NaOH yang diperlukan pada tiap-tiap titrasi.

Hasil

Untuk Titrasi Potensiometri

larutan H3PO4 0,2 M

1. Dihidupkan alat pH meter, dan setelah ± 15 menit, diatur jarum


petunjuknya dengan menggunakan larutan-larutan buffer pH 4 dan pH 7,
sehingga jarum penunjuk tersebut menunjukkan pembacaan skala tepat
pada pH = 4 dan pH = 7. Dicatat pula pembacaan potensialnya.
2. Diambil dengan pipet gondok 5 mL, dua bagian larutan H3PO4 0,2 M dan
dimasukkan masing-masing kedalam gelas piala yang berbeda.
Ditambahkan ke dalam masing-masing larutan tersebut dengan akuades
sehingga jumlah volume larutan ± menjadi setengah dari volume gelas
piala dan diaduk dengan pengaduk magnit sehingga menjadi homogen.
3. Dimasukkan elektrode ke dalam larutan encer tersebut dan ditentukan baik
pH maupun potensial (E) nya.
4. Melalui buret, ditambahkan larutan NaOH 0,5 M sebanyak 1 mL ke dalam
larutan tersebut dan setelah beberapa menit diukur pH dan E larutannya.
Dicatat hasil pengukuran pH dan E tersebut.
5. Dilanjutkan pembacaan dan pencatatan pH maupun E larutan pada setiap
penambahan larutan NaOH 0,5 M sebanyak 1 mL, sehingga akhirnya
diperoleh pH larutan ± 11,0 dan E larutan ± 300.
6. Dikerjakan pula untuk larutan yang lain
7. Setelah semua pekerjaan selesai, dimatikan alat pH meter, direndam
elektrodanya dalam akuades dan akhirnya dibuat grafik-grafiknya, serta
ditentukan titik ekuivalennya.

Hasil
f. Data Pengamatan
1. Titrasi Volumetri 10 mL H3PO4 dengan NaOH menggunakan Indikator
Larutan
H3PO4 0,2 M Indikator NaOH 0,5 M
1 2 3
10 mL mm 5,9 mL 5,9 mL 5,9 mL
10 mL pp 11 mL 11,2 mL 11,1 mL

2. Titrasi Potensiometri 5 mL H3PO4 dengan NaOH 0,5 M

vol titran pH pH pH rata-rata


0,0 1,880 1,840 1,860
1,0 2,029 1,965 1,997
2,0 2,212 2,129 2,1705
3,0 2,464 2,374 2,419
4,0 2,832 2,709 2,7705
5,0 4,655 3,242 3,9485
6,0 6,261 5,990 6,1255
7 6,681 6,257 6,469
8 7,008 6,830 6,919
9 7,331 7,225 7,278
10 7,868 7,665 7,7615
11 10,175 9,980 10,0775
12 10,882 10,843 10,8625
13 11,200 11,184 11,192

g. Analisis Data dan Pembahasan


1. Titrasi Volumetri 10 mL H3PO4 dengan NaOH menggunakan Indikator
Larutan
H3PO4 0,2 M Indikator NaOH 0,5 M
1 2 3
10 mL mm 5,9 mL 5,9 mL 5,9 mL
10 mL pp 11 mL 11,2 mL 11,1 mL
Persamaan reaksi titrasi volumetri H3PO4 adalah sebagai berikut:

H3PO4 + OH– H2PO4– + H2O Ka1 = 7,5x10-3

H2PO4– + OH– HPO42- + H2O Ka2 = 6,2x10-8

HPO42- + OH– PO43- + H2O Ka3 = 4,8x10-13

Volume pada titik ekuivalen pertama dengan titrasi volumetri 10 mL H3PO4


menggunakan indikator mm, yaitu
V H3PO4 0,2 M = 10 mL
V NaOH 0,5 M = 5,9 mL

pH yang terbentuk adalah sebagai berikut:

pH = ½ (pK a1 + pK a2)

pH = ½ (2,1249 + 7,2076)

pH = 4,666

Volume pada titik ekuivalen kedua dengan titrasi volumetri 10 mL H3PO4


menggunakan indikator pp, yaitu
V H3PO4 0,2 M = 10 mL
V NaOH 0,5 M = 11,1 mL

pH yang terbentuk adalah sebagai berikut:

pH = ½ (pK a2 + pK a3)

pH = ½ (7,2076 + 12,3187)

pH = 9,763

2. Titrasi Potensiometri H3PO4 dengan NaOH 0,5 M

vol
pH dpH dV Vx dpH/dV d2V d2pH/dV Vy d2pH/d2V
titran
0 1,86 0 0 0 0 0 0
1 1,997 0,137 1 1 0,137 1 0 1 0
2 2,171 0,174 1 2 0,1735 2 0,0365 2 0,01825
3 2,419 0,249 1 3 0,2485 3 0,075 3 0,025
4 2,7705 0,352 1 4 0,3515 4 0,103 4 0,02575
5 3,949 1,178 1 5 1,178 5 0,8265 5 0,1653
6 6,126 2,177 1 6 2,177 6 0,999 6 0,1665
7 6,469 0,344 1 7 0,3435 7 -1,8335 7 -0,26193
8 6,919 0,450 1 8 0,45 8 0,1065 8 0,013312
9 7,278 0,359 1 9 0,359 9 -0,091 9 -0,01011
10 7,762 0,484 1 10 0,4835 10 0,1245 10 0,01245
11 10,078 2,316 1 11 2,316 11 1,8325 11 0,166591
12 10,863 0,785 1 12 0,785 12 -1,531 12 -0,12758
13 11,192 0,329 1 13 0,3295 13 -0,4555 13 -0,03504

Dari tabel di atas, dapat dibuat 3 grafik. Ketiga grafik tersebut dapat dihubungkan.
1. Grafik pH vs volume titran

grafik volume vs pH
2.5

1.5
pH

0.5

0
0 2 4 6 8 10 12 14
volume titran

2. Grafik Vx vs dpH/dV

grafik Vx vs dpH/dV
2.5
2
1.5
1
0.5
dpH/dV

0
-0.5 0 2 4 6 8 10 12 14
-1
-1.5
-2
-2.5
Vx
3. Grafik Vy (rata-rata Vx) vs d(dpH/dV)/d(Vx)

Vy (rata-rata Vx) vs d(dpH/dV)/d(Vx)


0.3

0.2
d(dpH/dV)/d(Vx)
0.1

0
0 2 4 6 8 10 12 14
-0.1

-0.2

-0.3
Vy

4. Grafik gabungan dari grafik no 1, 2, dan 3 di atas

grafik gabungan dari no 1, 2, dan 3


3

2.5

1.5

0.5

0
0 2 4 6 8 10 12 14
-0.5

-1

-1.5

-2

-2.5

Setelah ditarik garis lurus pada grafik volume titran vs pH, Vx vs dpH/dV dan
Vy (rata-rata Vx) vs d(dpH/dV)/d(Vx). Maka diperoleh titik ekuivalen yang
pertama yaitu pada penambahan NaOH sebanyak 6 mL, titik ekivalen kedua
pada penambahan NaOH sebanyak 7 mL, serta titik ekivalen ketiga pada
penmbahan 11 mL NaOH.
h. Pembahasan

Percobaan ini bertujuan untuk membuat kurva hubungan antara pH dan volume
titran agar mencapai titik ekivalen. Titran yang digunakan adalah NaOH. Dalam
percobaan ini, digunakan asam fosfat H3PO4. Asam fosfat merupakan suatu asam
poliprotik, artinya asam ini dapat memberikan lebih dari satu proton yang berupa ion H+
dan apabila bereaksi dengan suatu basa, akan membentuk air. Karena itu, dalam titrasi
potensiometri, dapat dilakukan pengukuran pH berdasarkan konsentrasi H+ yang
dilepaskan asam fosfat. Karena sifatnya yang dapat memberikan lebih dari satu proton,
asam fosfat memiliki 3 titik kesetimbangan asam (Ka). Kesetimbangan ini berasal dari
nilai perbandingan konsentrasi produk dengan konsentrasi reaktan untuk masing-masing
pelepasan H+.

H3PO4 + OH– H2PO4– + H2O Ka1 = 7,5x10-3

H2PO4– + OH– HPO42- + H2O Ka2 = 6,2x10-8

HPO42- + OH– PO43- + H2O Ka3 = 4,8x10-13

Dalam percobaan ini, asam fosfat direaksikan dengan NaOH dengan persamaan
reaksi sebagai berikut:

H3PO4 + 3NaOH → Na3PO4 + 3H2O

Hal tersebut menunjukkan terjadinya suatu reaksi penetralan larutan asam lemah
yaitu asam fosfat dengan titran berupa basa kuat. Larutan NaOH merupakan golongan
oksidator kuat, yang mampu mengubah larutan yang bersifat asam menjadi larutan yang
bersifat basa dengan penambahan volume NaOH ke dalam larutan asam yang berperan
sebagai titrat.

Titrasi potensiometri dilakukan dengan mengukur pH pada setiap penambahan


basa dengan volume tertentu. Sebelum penambahan basa, pH asam fosfat yang telah
diencerkan adalah 1,860. Penambahan basa (larutan NaOH) ini menyebabkan pH larutan
semakin meningkat. Maka volume penambahan NaOH diatur 1 mL agar nilai pH yang
terukur konstan. Pada titik-titik penambahan tertentu peningkatan pH mengalami lonjakan
yang cukup besar. Lonjakan ini merupakan titik pH dimana larutan mencapai kesetaraan
yaitu sebagai titik kesetaraan pH larutan. Kenaikan pH akibat penambahan basa tidak
dapat ditentukan secara matematis. Hal ini disebabkan faktor waktu yang digunakan
dalam penetesan, kesempurnaan pengadukan dengan magnetik stirrer sehingga diperoleh
larutan yang homogen, dan kepekaan pH meter yang digunakan.

Dari grafik hubungan pH dengan volume penambahan titran nampak terjadi


kenaikan kurva yang tidak berbeda jauh ketika titik ekivalen tercapai. Sebelum dan
sesudah titik ekivalen tercapai, kurva kembali melandai. Pada penambahan NaOH 6 mL,
terjadi kenaikan nilai pH yang cukup signifikan sehingga pada titik ini ditandai sebagai
titik ekivalen pertama dengan pH yang terukur yaitu 6,1255. Kenaikan juga terjadi pada
saat penambahan NaOH 7 mL dengan pH sebesar 6,469. Titik ini ditandai sebagai titik
ekivalen kedua. Sedangkan titik ekivalen ketiga terjadi saat penambahan volume NaOH
mencapai 11 mL dengan pH sebesar 10,0775.

Pada titrasi di atas digunakan 2 indikator yaitu metil merah dan fenolfthalein (PP).
Untuk titrasi asam fosfat dan NaOH digunakan indikator pp karena trayek pH indikator
pp adalah 8,3 – 10 dimana trayek pH ini adalah dekat dengan pH titik ekuivalen titrasi
asam fofsat NaOH. Pemilihan indikator yang baik adalah setidak-tidaknya antara -1 pH
titik ekuivalen sampai dengan +1 pH titik ekuivalen. Jika digunakan indikator metil
merah maka titik akhir titrasi akan terjadi terlebih dahulu sebelum titik ekuivalen tercapai.

Sehingga jika dibandingkan pada kedua metode titrasi yaitu

a. Titrasi Volumetri 10 mL H3PO4 dengan NaOH menggunakan Indikator


 Volume pada titik ekuivalen pertama dengan titrasi volumetri 10 mL
H3PO4 menggunakan indikator mm, yaitu
V H3PO4 0,2 M = 10 mL
V NaOH 0,5 M = 5,9 mL
 Volume pada titik ekuivalen kedua dengan titrasi volumetri 10 mL
H3PO4 menggunakan indikator pp, yaitu
V H3PO4 0,2 M = 10 mL
V NaOH 0,5 M = 11,1 mL
b. Titrasi Potensiometri 10 mL H3PO4 dengan NaOH 0,5 M
 Volume pada titik ekuivalen pertama dengan titrasi potensiometri 10
mL H3PO4, yaitu
V H3PO4 0,2 M = 10 mL
V NaOH 0,5 M = 6 mL
 Volume pada titik ekuivalen kedua dengan titrasi potensiometri 10 mL
H3PO4, yaitu
V H3PO4 0,2 M = 10 mL
V NaOH 0,5 M = 7 mL
 Volume pada titik ekuivalen ketiga dengan titrasi potensiometri 10 mL
H3PO4, yaitu
V H3PO4 0,2 M = 10 mL
V NaOH 0,5 M = 11 mL

i. Kesimpulan

Perbandingan titik akhir reaksi netralisasi dengan cara titrasi volumetri menggunakan
indikator dan cara titrasi potensiometri dengan 10 mL H3PO4 0,2 M dan NaOH 0,5 M
adalah sebagai berikut:
a. Titrasi Volumetri 10 mL H3PO4 dengan NaOH menggunakan Indikator
 Volume pada titik ekuivalen pertama dengan titrasi volumetri 10 mL
H3PO4 menggunakan indikator mm, yaitu
V H3PO4 0,2 M = 10 mL
V NaOH 0,5 M = 5,9 mL
 Volume pada titik ekuivalen kedua dengan titrasi volumetri 10 mL
H3PO4 menggunakan indikator pp, yaitu
V H3PO4 0,2 M = 10 mL
V NaOH 0,5 M = 11,1 mL
b. Titrasi Potensiometri 10 mL H3PO4 dengan NaOH 0,5 M
 Volume pada titik ekuivalen pertama dengan titrasi potensiometri 10
mL H3PO4, yaitu
V H3PO4 0,2 M = 10 mL
V NaOH 0,5 M = 6 mL
 Volume pada titik ekuivalen kedua dengan titrasi potensiometri 10 mL
H3PO4, yaitu
V H3PO4 0,2 M = 10 mL
V NaOH 0,5 M = 7 mL
 Volume pada titik ekuivalen ketiga dengan titrasi potensiometri 10 mL
H3PO4, yaitu
V H3PO4 0,2 M = 10 mL
V NaOH 0,5 M = 11 mL

j. Jawaban Pertanyaan

1. Pada titrasi di atas secara teoritis berapa volume NaOH yang diperlukan
pada titik ekivalen yang pertama dan kedua?

2. Pada titrasi secara volumetrik, mengapa pada titik ekivalen pertama


digunakan indikator mm dan titik ekivalen kedua digunakan indikator pp?

Indikator berfungsi untuk membandingkan titik ekivalen larutan. Pada saat


ditambahkan indikator mm dengan trayek pH 4,2-6,2 diperlukan NaOH yang lebih
sedikit. Sedangkan pada saat ditambahkan indikator pp dengan trayek pH 8,3-10,0
diperlukan NaOH yang lebih banyak.

3. Apa tujuan dilakukan titrasi potensiometri?

Titrasi potensiometri bertujuan untuk menentukan titik ekivalen larutan apabila


nilai KaN sangat kecil (asam sangat lemah) dan titik akhir titrasi.

k. Daftar Pustaka

Gandjar, Gholib Ibnu. 2007. Kimia Analisis Farmasi. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Hendayana, Sumar. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Semarang: IKIP Semarang Press.
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.
Underwood, Day. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga
Tim Dosen KBK Analitik. 2017. Buku Petunjuk Praktikum Analisis Instrumentasi.
Malang : Universitas Negeri Malang

You might also like