Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ruang perkuliahan merupakan salah satu fungsi bangunan yang harus


didukung akan kenyamanan akustik. Umumnya suatu ruangan mempunyai
kualitas akustik yang baik untuk memberi kenyamanan auidio kepada orang
yang ada didalamnya.

Kualitas akustik sebuah ruangan ditentukan oleh parameter akustik yang


dimiliki oleh ruangan tersebut. Salah satu parameter akustik dalam ruangan
adalah dengung atau reverberation. Dengung adalah bunyi yang
berkepanjangan yang diakibatkan pemantulan bunyi yang berturut-turut
dalam ruangan tertutup setelah sumber bunyi dihentikan. Setiap ruangan
dengan fungsi tertentu memiliki waktu dengung yang ideal, sesuai dengan
aktifitas yang diwadahinya. Sebuah ruangan bisa jadi membutuhkan sedikit
pemantulan atau perpanjangan bunyi untuk menciptakan suasana yang lebih
hidup.

Dalam perambatannya, gelombang bunyi mengalami berbagai proses


untuk sampai hingga ke penerima. Proses tersebut bisa berupa
pantulan-pantulan yang dialami oleh bunyi selama perambatannya atau bisa
juga berupa serapan dan penembusan sebagian energinya oleh permukaan
bangunan seperti dinding. Pengolahan proses perambatan bunyi itulah yang
harus diolah sehingga kualitas dan karakteristik dari bunyi yang diterima
dapat sesuai dengan yang diinginkan. Pengolahan bagaimana bunyi merambat
hingga ke penerima dapat dilakukan dengan perlakuan terhadap ruangan atau
bangunan agar kualitas dan kuantitas bunyi saat diterima tidak berkurang.

Oleh sebab itu, maka ilmu penataan bunyi atau akustika sangatlah
diperlukan dalam mendesain suatu ruangan karena suatu ruangan atau
bangunan akan menjalankan fungsinya dengan baik apabila dirancang melalui
segi akustik dimana proses perambatan bunyi dari sumber hingga ke

1
penerima diatur sedemikian rupa tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas
bunyi yang dihasilkan oleh sumber.

1.2 Tujuan

Tujuan dari analisa akustika ini adalah agar mengetahui nilai time
reverberation atau waktu dengung yang direkomendasikan untuk ruang
laboratorium 3.08 Universitas Hasyim Asy’ari.
1.3 Ruang Lingkup Dan Batasan Masalah
Dalam laporan perencanaan ruang laboratorium 3.08 Universitas Hasyim
Asy’ari ini, kami hanya mengenai akustika saja. Adapun mengenai
pencahayaan atau yang lainnya mungkin akan kami bahas di kesempatan
yang akan datang.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

AKUSTIK BUATAN “PERANCANGAN ULANG AKUSTIK PADA


LABORATORIUM 3.08 UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI”

Menurut spesifikasi SNI 03-6386-2000 Tingkat tekanan bunyi - bobot A


adalah tingkat tekanan bunyi berdasarkan pembobotan frekuensi seperti yang
diukur oleh alat ukur tingkat bunyi yang terintegrasi berdasarkan IEC 804 atau
alat ukur tingkat bunyi pembobotan waktu berdasarkan IEC 651. Nilai tingkat
reduksi bising - nilai yang didapat dari tingkat tekanan bunyi dalam satu set pita
oktaf mengikuti prosedur yang diberikan dalam AS 1469. Tingkat tekanan bunyi
bobot A kontinu setara 60 detik - nilai tingkat tekanan bunyi bobot A dari bunyi
mantap-kontinu yang mempunyai tekanan kuadrat rata-rata setara dengan bunyi
yang bervariasi terhadap waktu dan diukur dalam selang waktu pengukuran 60
detik. Waktu dengung - waktu dengung dari ruang tertutup pada pita frekuensi
tertentu adalah waktu yang dibutuhkan oleh kerapatan energi bunyi rata-rata di

3
dalam ruang tertutup u tuk meluruh sebesar 10-6 dari nilai awal (setara 60 dB)
setelah sumber bunyi berhenti.

Berikut adalah tabel dari SNI 03-6386-2000

Desain tingkat bunyi yang dianjurkan untuk berbagai jenis hunian didalam
bangunan.

Tingkat Bunyi yang Waktu Dengung yang


Dianjurkan Dianjurkan (T)
Jenis Hunian
Baik Maksimum
(detik)
(dBA) (dBA)

1 2 3 4

1. Bangunan Pendidikan

Studio seni dan kerajinan 40 45 Kurva 1

Ruang sidang s/d 250 kursi 30 30 0,6 - 0,8

Ruang sidang diatas 250


25 25 0,6 - 0,8
kursi

Ruang audio visual 40 40 0,6 - 0,8

Kantin dan pertokoan 40 40

Ruang kelas

- Kelas tersendiri 35 40 0,5 - 0,6

- Kelas terbuka 40 45 -

4
Ruang komputer

- Kelas 40 50 0,4 - 0,6

- Praktek 45 55 0,6 - 0,7

Ruang sidang 30 35 -

Koridor dan lobi 45 50 Kurva 1

Studio drama 30 35 -

Ruang foto kopi/gudang 45 50 -

Bengkel rnesin 45 55 Kurva 1

Gedung olah raga 45 45 -

Ruang konsultasi/
40 40
wawancara

Laboratorium 0,5 - 0,7

- Kelas 35 40 0,6 - 0,8

-kerja 40 50 Kurva 1

Tabel 1. SNI 03-6386-2000

2.1 Akustik Buatan

Dalam perkembangan zaman, manusia merasakan kebutuhan akan alat yang


dapat mempermudah mereka memperoleh kualitas dan kuantitas bunyi yang

5
sesuai dengan yang mereka inginkann. Ketika didalam ruangan menjadi gaduh,
manusia memikirkan bagaimana mereka dapat memperkeras suara mereka untuk
mengatasi kegaduhan tadi. Maka lahirlah pengeras suara (loudspeaker) yang dapat
memperkeras suara manusia dan bunyi musik. Manusia juga berhasil menciptakan
berbagai alat musik elektronik yang tidak saja lebih keras namun juga lebih
bervariasi bunyinya. Sejak saat itu perlalatan tata suara elektronik menjadi bagian
penting dari akustik bangunan. Itu menjadi penegasan bahwa jika kita bicara
tentang sound system, ingat bahwa kata system itu bermakna antara peralatan
elektronik dan akustik bangunan adalah satu kesatuan. Secanggih dan semahal
apapun peralaatn tata suara elektronik yang dipasang di suatu bangunan, bila
akustik bangunan tersebut buruk maka hal itu akan menjadikan kualitas bunyi
dalam bangunan itu buruk juga. Sebaliknya, akustik bangunan yang bagus bisa
dirusak oleh sistem tata suara elektronik yang buruk.

2.2 Istilah-Istilah Dan Pengertian Dalam Akustik

Akustika (acoustics) adalah ilmu tentang bunyi. Akustika dibagi menjadi


akustika ruang (room acoustics) yang menangani bunyi-bunyi yang
dikehendaki dan kontrol kebisingan (noise control) yang menangani
bunyi-bunyi yang tak dikehendaki.

Sistem bunyi elektronik (electronic sound system) pada awalnya


dimaksudkan untuk memperkuat bunyi asli. Komponen sistem bunyi
elektronik dasar tersebut terdiri atas : mikrofon (microphone) yang bertugas
untuk mengubah gelombang bunyi (energi bunyi) menjadi sinyal listrik dari
penguat (amplifier) yang bertugas untuk memperkuat sinyal listrik dari
mikrofon tadi dan loudspeaker (pengeras suara/pelantangan) yang mengubah
sinyal listrik yang telah diperkuat menjadi gelombang bunyi yang lebih keras
daripada bunyi asli.

6
2.3 Parameter Akustik Ruang

A. Waktu dengung

Dengung adalah bunyi yang terpantul-pantul secara berlebihan dan


berkepanjangan. Waktu dengung atau reverberation time adalah waktu
yang diperlukan oleh bunyi untuk meluruh sebanyak 60 dB sejak sumber
bunyi dimatikan. Waktu dengung yang terlalu pendek dapat
menimbulkan kesan ruangan mati, namun sebaliknya, waktu dengung
yang panjang akan menyebabkan suatu ruangan berkesan hidup.

B. Definition (Deutlichkeit)

Definition juga dijadikan kriteria untuk menentukan tingkat


kejelasan percakapan dalam suatu ruangan melalui perbandingan energi
yang termanfaatkan dengan energi totalnya. D50 merupakan rasio antara
energi yang diterima pada 50 ms pertama dengan total energi yang
diterima.

C. TTB (Tingkat Tekanan Bunyi)

Desain suatu ruangan yang di dasarkan pada segi akustik ditujukan


untuk mendapatkan tingkat kejelasan yang sama dari informasi melalui
bunyi yang disampaikan agar pendengar atau titik pengamat dari
berbagai penjuru posisi ruangan manapun mendapatkan tingkat tekanan
bunyi yang sama, sehingga informasi yang ditangkap oleh pendengar pun
tidak berbeda-beda pemahamannya. Adapun syarat untuk mencapai
tingkat tekanan bunyi yang merata yaitu dengan menciptakan selisih
sebesar 6 dB terhadap tekanan bunyi terjauh dan tekanan bunyi terdekat.

D. EDT (Early Decay Time)

7
EDT adalah perhitungan waktu dengung (RT) yang didasarkan pada
pengaruh bunyi awal yaitu bunyi langsung dan pantulan-pantulan awal
bunyi dari sumber. EDT dapat juga didefinisikan sebagai waktu yang
diperlukan TTB untuk meluruh sebesar 10 dB.

E. TS (Center Time)

TS merupakan waktu tengah antara suara langsung yang datang dari


sumber suara dengan suara pantulan hasil interaksi antara suara langsung
dengan permukaan penyusun ruangan. Nilai TS yang tinggi menandakan
bahwa kejernihan suara tidak baik dan sebaliknya.

F. Clarity

Clarity adalah perbandingan logaritmik energi suara pada awal 50


atau 80 ms terhadap energi suara sesudahnya. Clarity dapat didapatkan
dengan membandingkan energi suara yang termanfaatkan, yaitu pada
0,05 hingga 0,08 detik pertama setelah suara langsung dengan suara
pantul setelahnya dengan menggunakan asumsi bahwa suara yang datang
setelahnya merupakan suara yang merusak.

2.4 Aspek Matematis

Waktu dengung (reverberatiom time)


0.16 . 𝑉
RT = 𝐴 = ∑ 𝑆. 𝛼
𝐴

Keterangan :
RT = waktu dengung, dalam detik
V = wolume ruang, dalam m²
A = jumlah total penyerapan, dalam m² sabins/sabins
S = luas bidang bahan, dalam m²
α = koefisien absorbsi bahan
Noise

8
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada penelitian perancangan ulang laboratorium kelas Universitas


Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang, terdapat metodologi yang dilakukan
secara bertahap. Berikut merupakan flowchart penelitian yang dilakukan.

Mulai
Simulasi Perancangan Ulang Ruangan

Tidak
Tinjauan Karakteeristik Ruangan
Meliputi Luas, Volume dan Bahan
Penyusun Permukaan Dalam Ruangan
Hasil Simulasi Sesuai Dengan
Standart

Studi Literatur yang mengacu pada


karakteristik ruangan yang akan diukur Ya
1. waktu dengung
2. Koefisien Absorbsi masing-masing
bahan penyusun ruangan Analisa Hasil Simulasi

Pengambilan data Background Noise dan


Waktu Dengung Ruangan.
Penyusunan Laporan

Selesai

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

9
BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Denah/desain

1. denah ruang

10
Scene 1 autoCAD 2013

2. Gambar perencanaan ruang

Scene 1 Sketch Up tampak depan

11
Scene 2 Sketch Up tampak samping

Scene 3 Sketch Up tampak atas

12
Scene 4 Sketch Up

Scene 5 Sketch Up

13
4.2 Simulasi Software Autodesk Ecotect Analysis

Scene 1 export dari data sketch up

14
Scene 2 Autodesk Ecotect Analysis import data dari sketch up

15
Scene 3 Autodesk Ecotect Analysis pemilihan data yang sudah di export
dari sketch up

Scene 4 Autodesk Ecotect Analysis converting data

16
Scene 5 Autodesk Ecotect Analysis tampak depan

Scene 6 Autodesk Ecotect Analysis tampak samping

17
Scene 7 Autodesk Ecotect Analysis pemasangan speaker

18
Scene 8 Autodesk Ecotect Analysis Static Rays

Scene 9 Autodesk Ecotect Analysis Reflector Coverage

19
Scene 10 Autodesk Ecotect Analysis Surface Incidence

20
Scene 11 Autodesk Ecotect Analysis Animated Particles

Scene 12 Autodesk Ecotect Analysis Animated Rays

21
Scene 13 Autodesk Ecotect Analysis Animated Rays

22
Scene 14 Autodesk Ecotect Analysis Reverberation Time

23
Scene 15 Autodesk Ecotect Analysis Reverberation Time

Scene 16 Autodesk Ecotect Analysis Reverberation Time

24
Scene 17 Autodesk Ecotect Analysis Acoustic Response

25
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada laboratorium 3.08 dapat
disimpulkan berdasarkan hasil yang diperoleh memalui analisa perancangan
yang telah di lakukan melalui software dan perhitungan manual pada ruangan
laboratorium 3.08 tersebut adalah termasuk bangunan yang nyaman karena
sesuai dengan ketentuan SNI.

26

You might also like