Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 14

Adenoma thyroid

Grave’s Disease atau Morbus Basedow atau Diffuse Toxic Goiter atau Exophthalmic Goiter merupakan

kelainan autoimun yang disebabkan karena aktivasi sel-sel tiroid oleh autoantibodi menuju TSH

reseptor. Pasien dengan penyakit ini biasanya mengalami pembesaran thyroid yang difus dan simetris.

Grave disease ditandai oleh tiga serangkai manifestasi yaitu tirotoksikosis(disebabkan oleh hiperfungsi

tiroid yang diffuse, gampang diare),ophthalmopathy (menimbulkan exophthalmos),

serta dermopathy (kadang-kadang berupa pretibial myxedema).Grave’s disease sering pada wanita

(7:1), dan diderita pada usia 20-40 tahun. Laboratorium test menunjukkan peningkatan serum T3 dan

T4 bebas, dan TSH yang menurun.

Grave’s Disease ciri mikroskopisnya tampak proliferasi folikel. Folikel ini berisi kolois pucat dan dibagian

tepi terdapat rand vacuole. Epitel yang melapisi folikel adalah epitel kubis, beberapa

membentuk papilary budging. Stroma interfolikuler mengandung agregat limfosit.

Hashimoto’s thyroiditis atau Struma lymphomatosa atau Autoimmune thyroiditis merupakan

keradangan pada kelenjar thyroid yang paling banyak ditemukan. Kelainan ini paling banyak disebabkan

oleh hipotiroidisme karena kekurangan yodium. Keluhan yang sering muncul yaitu adanya pembesaran

thyroid yang difus disertai tanda penekanan pada trakea/esofagus yang tidak nyeri. Hal ini disebabkan

karena defek pada T cells (autoimmune destruction pada kelenjar thyroid). Hashimoto’s thyroiditis juga

sering menyerang wanita (10:1) pada usia 45-65 tahun. Penyakit ini beresiko besar terkena NHL sel B.

Kelainan jaringan tiroid dicurigai Hashimoto thyroiditis jika pada irisan makroskopisnya tampak tumor

putih abu-abu kecokelatan, tiroid membesar, kapsul intak, berbatas jelas. Padat, kenyal. Hashimoto’s

thyroiditis ciri mikroskopisnya tampak potongan jaringan thyrois dengan struktur folikel yang rusak.

Terdapat bentukan lymfoid folikel dengan germinal center di bagian tengah. Terdapat bentukan sel

hurtle, yaitu sel berukuran besar, sitoplasma granuler dan eosinofilik.

Papillary Carcinoma merupakan bentuk tersering dari kanker tiroid. Tumor ini dapat muncul pada usia

berapa saja, dan merupakan bentuk utama karsinoma tiroid yang berkaitan dengan riwayat terpajan

radiasi pengion. Klinisnya tampak benjolan di leher yang bergerak.

Tumor jaringan tiroid kesan ganas dicurigai Papillary Carcinoma Thyroid jika pada makroskopisnya

tampak tumor yang padat rapuh, berwarna putih abu-abu, dengan kapsul tampak perubahan kistik atau

dengan fokus kalsifikasi. Papillary Carcinoma Thyroid ciri mikroskopisnya tampak jaringan tumor dengan

sel2 anaplasti yang tersusun papiler dengan fibrovasculer stalk. Sel tumor dengan inti yang kosong,

hipokromatik (bentukan ground glass appearence atau orphan annie eyes). Terdapat pula bentukan

psammoma bodies. Pada perbesaran yang lebih kuat tampak parit inti pada nucleoli.
Adenoma thyroid merupakan neoplasma jinak kelenjar thyroid yang berasal dari epitel folikel. Tumor

thyroid curiga jinak apabila pada makroskopisnya tampak single nodul, solid, berkapsul, dengan

perbedaan warna dengan jaringan normal sekitarnya. Adenoma thyroid ciri mikroskopisnya tampak

proliferasi folikel seperti folikel normal thyroid, berisi koloid, dilapisi sel epitel kubis, mempunyai kapsul

dan adanya tanda kompresi jaringan normal diluar tubuh. Tidak ada tanda anaplasia

Adenomatous Goiter atau Struma Colloides atau Simple Goiter merupakan penyakit dengan ciri

pembesaran tiroid yang multinodular dan asimetris. Kelainan kelenjar tiroid dicurigai Adenomatous

Goiter jika pada makroskopis irisannya tampak tiroid membesar, ultinoduler, asimetris,padat, disertai

pembentukan kista dan kalsifikasi.

Adenomatous Goiter ciri mikroskopisnya proliferasi folikel throid, berisi coloid. Folikel ini bervariasi

ukurannya ada yang sangan besar. Folikel dilapisi epitel kubis sampai pipih (karena terdesak oleh bahan

koloid). Diantara folikel terdapat sekat jaringan ikat.

Struma (Pembesaran Kelenjar Gondok)

Struma adalah pembesaran kelenjar gondok yang disebabkan oleh penambahan jaringan
kelenjar gondok yang menghasilkan hormaon tiroid dalam jumlah banyak sehingga
menimbulkan keluhan seperti berdebar – debar, keringat, gemetaran, bicara jadi gagap,
mencret, berat badan menurun, mata membesar, penyakit ini dinamakan hipertiroid (graves’
disease). Ada juga struma yang tidak menimbulkan gejala seperti itu bahkan tidak ada gejala
sama sekali sehingga pasien datang berobat hanya karena keluhan merasa takut atau risih
karena gondoknya membesar, hal ini bisa disebabkan oleh cairan tiroid (kista tiroid) dan
kanker kelenjar tiroid. Struma juga bisa disebakan oleh asupan mineral yodium yang kurang
dalam waktu yang lama (gondok endemik). Pemeriksaan yang dilakukan adalah mengetahui
dulu status horman tiroid dengan pemeriksaan FT4 dan TSH, USG kelenjar tiroid dan
scanning kelenjar tiroid. Pengobatan dari struma ini tergantung dari status horman tiroid
(hipertiroid, eutiroid atau hipotiroid), dari USG apakah mengandung cairan (kista tiroid) dan
dari scanning tiroid (HOT atau COLD) nodul.

Apa itu struma?

Segala yang berhubungan dengan pembesaran kelenjar thyroid tanpa memperhitungkan


penyebabnya. Sedangkan istilah tumor pada kelenjar thyroid –yang lebih dikenal dengan nodule-
berhubungan dengan apa yang disebut neoplasma. Dan pembesaran itu sendiri bisa berkenaan
dengan gangguan fungsi atau pun kelainan perkembangan sel serta struktur kelenjarnya.

Dimana sebetulnya letak dan fungsi kelenjar thyroid bagi tubuh?


Letaknya persis di leher bagian depan, menempel
pada saluran nafas, terbentuk dari 2 lobus (benjolan)
kira kanan yang dipisahkan oleh isthmus (bagian tidak
menonjol) di bagian tengah dan terlihat bergerak pada
saat proses menelan. Menempel di bagian belakang
sebelah kanan kiri juga, masing-masing 2 buah, suatu
kelenjar yang jauh lebih kecil ukurannya tapi
memegang peranan penting dalam tubuh terutama
mengatur kadar kalsium. Kelenjar ini disebut
parathyroid. Struktur anatomi yang penting lainnya
yang sangat menjadi perhatian saat pembedahan
adalah pembuluh darah yang mengaliri berasal dari
arteri besar di dekatnya dan adanya saraf penting yang mempengaruhi pita suara yang berjalan di
bawahnya. Sebagai salah satu kelenjar endokrin tubuh, pengaturan fungsi kelenjar dimotori dari
bagian susunan saraf pusat untuk merangsang mengeluarkan hormon thyroksin (T4) dengan bentuk
aktif (T3) yang diperlukan guna pembentukan kolori dalam tubuh dan banyak bekerja pada sistem
kardiovaskuler, muskuloskletal, saraf dan lain-lain.

Kenapa bisa membesar?

Bisa oleh karena ukuran sel-selnya bertambah besar atau oleh karena volume jaringan kelenjar dan
sekitanya yang bertambah dengan pembentukan struktur morfologi baru. Yang mendasari proses itu
ada 4 hal utama. Pertama karena gangguan perkembangan, seperti terbentuknya kista (kantongan
berisi cairan) atau jaringan thyroid yang tumbuh di dasar lidah. Kedua, karena proses radang atau
gangguan autoimun seperti penyakit Graves dan penyakit Hashimoto. Ketiga, karena terjadi
gangguan metabolik serta hyperplasia, misalnya pada struma koloid dan struma endemik. Sedangkan
keempat, pembesaran yang didasari oleh suatu tumor atau neoplasia meliputi adenoma –sejenis
tumor jinak- dan adenokarsinoma, suatu tumor ganas.

Apakah pembesaran itu harus dioperasi?

Tidak selalu harus semua kasus ditangani dengan operasi. Harus diketahui dulu penyebab
pembesaran tersebut. Tahunya berdasarkan keterangan bagaimana proses pembesaran itu terjadi,
melalui pemeriksaan laboratorium, terutama yang berhubungan dengan fungsi kelenjar tersebut (Lab;
TSH, T3, T4), pemeriksaan USG dan pemeriksaan biopsi.

Bilamana dioperasi ?

Tindakan pembedahan dikerjakan dengan alasan; adanya nodule atau benjolan tunggal di salah satu
bagian anatomis kelenjar tersebut yang dikhawatirkan bisa berkembang menjadi ganas. Adanya multi
nodul –banyak benjolan- yang berat, penekanan terhadap saluran nafas dan dengan alasan estetik
atau penampilan diri seseorang yang mengalami pembesaran di bagian leher depan itu. Tentu
operasi dikerjakan setelah syarat-syaratnya terpenuhi termasuk hasil pemeriksaan lab yang
menunjukkan fungsi kelenjar thyroid ini yang sebisa mungkin tidak sedang mengalami gangguan
(hyper atau hipo-thyroid). Untuk menurunkan kadar hormone thyroksin dapat diberikan obat-obatan
yang bisa menekan thyroid agar tidak memproduksi hormone yang berlebihan.
Bagaimana prosedur dan jenis pembedahannya?

Pembedahan kelenjar thyroid disebut thyroidectomi. Pada pelaksanaannya ada yang mengangkat
sebagain kelenjar (hemithyroidectomi, subtotal thyroidectomi, isthmolobectomi), keseluruhan (total
thyroidectomi) atau bisa juga radikal thyroidectomi pada kasus kanker. Pemilihan itu tergantung dari
kasus atau kelainan yang dijumpai. Pada perkembangan saat ini, untuk kasus tertentu, pengangkatan
nodule thyroid bisa dikerjakan dengan minimal invasive surgery.

Bagaimana pengaturan hormon tubuh jika thyroid diangkat total?

Dapat digantikan dengan obat yang berfungsi seperti hormone tiroksin yang mesti teratur diminum
sepanjang hidup.

Jenis kelainan mana yang paling berbahaya dari pembesaran itu?

Pembesaran oleh karena keganasan atau adenocarsinoma thyroid. Ada yang bertipe; papiler,
folikuler, medulare dan anaplastik. Yang paling cepat menimbulkan kematian dari keempat tipe itu
adalah jenis anaplastik.

Bagaimana gejala kanker thyroid?

Pembesaran yang relatif cepat. Teraba sebagai multi nodule atau pembesaran yang merata di
seluruh permukaan kelenjar dan leher bagian depan. Penurunan berat badan yang signifikan. Disertai
pembesaran kelenjar limfe di leher bagian atas, di bagian bawah atau di ketiak. Terasa ada
penekanan terhadap jalan nafas dan memiliki faktor resiko seperti umur, riwayat turunan dan lain-lain

STRUMA
Filed under: presentasi kasus — Tinggalkan Komentar

Juli 13, 2011

Pendahuluan

Kelainan glandula thyroidea dapat berupa gangguan fungsi seperti tirotoksikosis


atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya, seperti penyakit tiroid noduler.
Berdasarkan patologinya, pembesaran tiroid umumnya disebut struma. 1

Kelenjar tiroid berkembang dari endoderm pada garis tengah usus depan. Titik dari
pembentukan kelenjar tiroid ini menjadi foramen sekum di pangkal lidah.
Endoderm ini menurun di dalam leher sampai setinggi cincin trakea kedua dan
ketiga yang kemudian membentuk dua lobus. Penurunan ini terjadi pada garis
tengah. Saluran pada struktur ini menetap dan menjadi duktus tiroglossus atau,
lebih sering, menjadi lobus piramidalis kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid janin secara
fungsionil mulai mandiri pada minggu ke-12 masa kehidupan intrauterin. 1

Pasien dengan struma dilihat dari samping2

Nodular struma pada wanita muda3

Anatomi

Kelenjar tiroid terletak di leher, antara fasia koli media dengan prevertebralis. Di
ruang yang sama terletak trakea, esofagus, pembuluh darah besar dan saraf.
Kelenjar tiroid melekat pada trakea sambil melingkarinya dua pertiga sampai tiga
perempat lingkaran. Keempat kelenjar paratiroid umumnya terletak pada
permukaan belakang kelenjar tiroid. Tetapi lokasi dan, mungkin juga, jumlah
kelenjar ini sering bervariasi. 1

Arteri karotis komunis, arteri jugularis interna, dan nervus vagus terletak bersama
di dalam sarung tertutup di laterodorsal tiroid. Nervus rekurens terletak di dorsal
tiroid sebelum masuk laring. Nervus frenikus dan trunkus simpatikus tidak masuk
ke dalam ruang antara fasia media dan prevertebralis. Perdarahan kelenjar tiroid
yang kaya berasal dari empat sumber yaitu a. karotis eksterna (a. tiroidea superior)
dan kedua a. brakhialis (a. tiroidea anterior). 1

Fisiologi

Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama yaitu tirotoksin (T4). Bentuk aktif
hormon ini adalah triyodotironin (T3), yang sebagian besar berasal dari konversi
hormon T4 di perifer, dan sebagian kecil langsung dibentuk oleh kelenjar tiroid.
Yodida inorganik yang diserap dari saluran cerna merupakan bahan baku hormon
tiroid. Zat ini dipekatkan kadarnya menjadi 30-40 kali secara selektif dalam
kelenjar tiroid. Yodida inorganik mengalami oksidasi menjadi bentuk organik dan
selanjutnya menjadi bagian dari tirosin yang terdapat dalam tiroglobulin sebagai
monoyodotirosin (MIT) atau diyodotirosin (DIT). Senyawa DIT yang terbentuk dari
MIT menghasilkan T3 atau T4 yang disimpan di dalam koloid kelenjar tiroid.
Sebagian besar T4 dilepaskan ke dalam sirkulasi, sedangkan sisanya tetap di dalam
kelenjar yang kemudian mengalami deyodisasi untuk selanjutnya menjalani daur
ulang. Dalam sirkulasi, hormon tiroid terikat pada glonulin, globulin pengikat tiroid
(thyroid-binding globulin, TBG) atau prealbumin pengikat tiroksin (thyroxine-
binding pre-albumin, TBPA). 1

Sekresi hormon tiroid dikendalikan oleh kadar hormon perangsang tiroid ( thyroid
stimulating hormone, TSH) yang dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar hipofisis.
Kelenjar ini secara langsung dipengaruhi dan diatur oleh kadar hormon tiriod dalam
sirkulasi, yang bertindak sebagai umpan balik negatif terhadap lobus anterior
hipofisis, dan terhadap pelepasan tirotropin (thyrotropine releasing hormone, TRH)
dari hipotalamus. Hormon tiroid mempunyai pengaruh yang bermacam-macam
terhadap jaringan tubuh yang berhubungan dengan metabolisme sel. 1

Kelenjar tiroid juga mengeluarkan kalsitonin dan parafolikuler. Kalsitonin adalah


peptida yang menurunkan kadar kalsium serum, mungkin melalui pengaruhnya
terhadap tulang. 1

Pengertian

Struma, yang disebut juga bronchocele, merupakan pembengkakan kelenjar tiroid,


yang bisa menyebabkan pembengkakan leher atau laring. 3

Klasifikasi
Struma dibedakan menjadi:
- struma diffusa, yaitu pembesaran menyebar ke seluruh tiroid (bisa disebut
struma simple, atau struma multinodul).
- Struma toksik, merupakan hipertiroidism. Paling sering disebabkan oleh
penyakit Graves, tetapi bisa juga disebabkan peradangan atau struma multinodul
- Struma nontoksik (berkaitan dengan kadar tirois yang rendah atau normal)
merupakan keseluruhan jenis struma yang lainnya (seperti yang disebabkan lithium
atau sejumlah penyakit autoimun). 3

Etiologi
Ada beberapa jenis struma. Struma simpel dapat timbul dengan penyebab yang
tidak jelas, atau ketika tiroid tidak mampu memproduksi hormon tiroid sejumlah
yang dibutuhkan tubuh. Kelenjar tiroid ini bisa membesar. 4

Ada dua jenis struma simple, struma endemik (oloid) dan struma sporadik
(nontoksik). 4
Struma timbul pada kelompok orang yang tinggal di daerah yang tanahnya miskin
iodium. Daerah ini biasanya jauh dari lautan. Orang-orang disini tidak
mendapatkan cukup iodium dalam makanannya (iodium diperlukan untuk
memproduksi hormon tiroid). 4
Penggunaan garam yang ditambah iodium bisa mencegah kekurangan iodium. 4
Sebagian besar kasus struma sporadik, tidak diketahui penyebabnya. Biasanya,
sejumlah obat-obatan seperti lithium atau aminoglutethiamin bisa menyebabkan
struma nontoksik. 4

Faktor-faktor resiko yang bisa menyebabkan struma, yaitu:


- Umur diatas 40 tahun
- Riwayat struma dalam keluarga
- Jenis kelamin perempuan.
- Tinggal di daerah yang orang-orangnya tidak mendapatkan cukup iodium
- Tidak mendapatkan cukup iodium dalam makanan4
Ada pun sejumlah etiologi yang bisa menyebabkan struma:
- defisiensi iodium
- tiroiditis autoimun, seperti tiroiditis Hashimoto atau post partum
- pemasukan iodium (efek Wolf-Chaikof) atau lithium yang berlebihan,
dimana menurunkan pelepasan hormon tiroid
- Goitrogen
- Rangsangan pada reseptor TSH oleh TSH dari tumor pituitari, resisten
terhaadap hormon tiroid dan pituitari, gonadotropin, dan/atau thyroid-stimulating
immunoglobulin
- Kelainan metabolisme saat lahir yang menyebabkan defek pada biosintesis
dari hormon tiroid.
- Paparan radiasi
- Resistensi hormon tiroid
- Tiroiditis sub akut (tiroiditis de Quervain)
- Silent tiroiditis
- Tiroiditis Riedel
- Agen infeksi:
 supuratif akut (bakteri)
 kronik (mycobacteria, fungal, dan parasit)
- Penyakit granulomatous
- Keganasan tiroid2

Patofisiologi
Kelenjar tiroid dikendalikan oleh tirotropin (TSH), yang disekresikan oleh kelenjar
pituitari, yang mana, pada gilirannya, dipengaruhi oleh tirotropin releasing
hormone (TRH) dari hipothalamus. TSH menyebabkan pertumbuhan, diferensiasi
sel, dan produksi hormon tiroid serta sekresinya oleh kelenjar tiroid. Tirotropin
bekerja pada reseptor TSH pada kelenjar tiroid. Hormon tiroid dalam serum
(levothyroxine dan triiodothyronine) menyebabkan feedback ke pituitari, yang
mengatur produksi TSH. Rangsangan pada reseptor TSH oleh TSH, TSH-receptor
antibodi, atau TSH receptor agonist, seperti chorionic gonadotropin, bisa
menyebabkan struma diffuse. Ketika sejumlah kecil sel tiroid, sel-sel peradangan,
atau sel-sel keganasan bermetastase ke tiroid, bisa terbentuk nodul tiroid.2
Kekurangan sintesis hormon tiroid atau kurangnya pemasukan menyebabkan
peningkatan produksi TSH. Peningkatan TSH menyebabkan peningkatan jumlah sel
dan hiperplasia dari kelenjar tiroid untuk menormalkan kadar hormon tiroid. Bila
proses ini terus terjadi, bisa terbentuk struma. Penyebab kekurangan hormon tiroid
bisa karena gangguan pada sintesisnya, kekurangan iodium, dan goitrogen.2
Struma bisa terbentuk dari sejumlah TSH receptor agonist. TSH receptor
merangsang TSH receptor antibodies, resistensi pituitari terhadap hormon tiroid,
adenoma dari kelenjar tiroid atau pituitari, dan tumor yang menghasilkan human
chorionic gonadotropin. 2

Klinis

Anamnesa
Struma timbul dengan berbagai jalan, seperti:
- Tiba-tiba, seperti pembengkakan di leher yang ditemukan pada
pemeriksaan rutin.
- Temuan radiologi yang dilakukan berkaitan dengan penyakit lain.
- Kompresi lokal yang menyebabkan disfagia, dyspnoe, stridor, parau
- Nyeri karena perdarahan, peradangan, nekrosis atau perubahan kearah
keganasan.
- Tanda dan gejala hipertiroidism
- Kanker tiroid dengan atau tanpa metastase. 2

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan umum pada hipertiroid, hipotiroid atau autoimun diikuti pemeriksaan
yang sistematis dari strumanya.
- struma retrosternal tidak bisa dilihat pada pemeriksaan fisik
- pemeriksaan struma paling baik dilakukan saat pasien tegak, duduk atau
berdiri. Pemeriksaan dari samping bisa menggambarkan bentuk struma lebih jelas.
Minta pasien untuk menelan air saat pemeriksaan. Tiroid harusnya bergerak saat
menelan.
- Palpasi struma dilakukan, baik dari hadapan pasien, maupun dari belakang,
dengan leher dalam keadaan santai dan tidak hiperekstensi. Palpasi untuk
menghilangkan kemungkinan pseudostruma, yang merupakan penonjolan tiroid
pada orang yang kurus. Tiap lobus dipalpasi untuk melihan ukuran, konsistensi,
nodul, dan permukaannya. Kemudian dipalpasi nodus limfe di leher.
- Ukuran tiap lobus diukur dalam dua dimensi, menggunakan alat pengukur.
- Lobus piramidal sering membesar pada penyakit Graves
- Kelenjar tiroid yang seperti karet mengarah ke tiroiditis Hashimoto, dan
kelenjar yang keras mengarah kekeganasan atau struma Reidel.
- Nodul yang multipel mengarah ke struma multinodul atau tiroiditis
Hashimoto. Nodul yang soliter dan keras mengarah ke keganasan, dimana nodul
soliter yang jelas mengarah ke kista tiroid.
- Perlunakan tiroid yang diffus mengarah ke tiroiditis subakut, dan
perlunakan lokal mengarah ke perdarahan intranodal atau nekrosis
- Kelenjar limfe leher diperiksa untuk melihat ada tidaknya metastase
- Pada auskultasi, bila terdengar bruit yang ringan diatas arteri tiroid inferior,
bisa mengarah ke struma toksik. Palpasi dari struma toksik bisa ditemukan thrill
pada pasien dengan hiperparatiroid.
- Struma digambarkan berbeda-beda:
 Struma toksik: struma yang berkaitan dengan hiperparatiroid. Contoh struma toksik
adalah struma toksik diffus (penyakit Graves), struma multinodular toksik, dan
adenoma toksik (penyakit Plummer)
 Struma nontoksik: seatu struma tanpa hipertiroid atau hipotiroid. Bisa diffus atau
multinodul, tetapi struma difus sering dimasukkan dalam struma nodular.
Pemeriksaan tiroid belum tentu bisa melihat nodul yang kecil atau posterior.
Contoh struma nontoksik yaitu tiroiditis limpoitik kronis (penyakit Hashimoto),
struma yang ditemukan pada awal penyakit Graves, struma endemik, struma
sporadik, struma kongenital, dan struma fisiologis yang terjadi saat pubertas.
- bisa terlihat agenesis unilobulus seperti nodul tiroid tunggal dengan
hiperplasia dari lobus satunya.
- Manuver Pmeberton. Dengan menaikkan struma ke pintu masuk thorak
ketika pasien mengangkat tangannya. Ini bisa menyebabkan nafas pendek, stridor
atau distensi dari vena leher.2
Pemeriksaan Tambahan
1. Scanning Tiroid
Memakai uptake J131 yang didistribusikan ke tiroid untuk menentukan fungsi
tiroid. Normal : 15 – 40 % dalam 24 jam Bila : Uptake > normal disebut Hot
area Uptake < normal disebut Cold area (pada neoplasma)
2. USG
membedakan kistik atau solid (neoplasma)
3. Radiologi thorax
Coin lession (papiler), Cloudy (Folikuler)
4. Fungsi tiroid
BMR : (0,75 x N) + (0,74 x TN) – 72%
PBI : normal 4 – 8 mg%
Serum kolesterol : normal 150 – 300 mg%
Free Tiroksin Index : T3 / T4
Hitung kadar T4, TSHS, Tiroglobulin dan calcitonin
5. Potong Beku
durante operasi
6. Needle Biopsi5

Temuan Histologis
Struma nontoksik simpel bisa menunjukkan hiperplasia, akumulasi koloid, dan
nodul. Hiperplasia nodular biasanya terlihat pada struma multinodular. Temuan
sitologi berupa sel folikuler jinak, kolid yang berlimpah, makrofag, dan kadang-
kadang, sel Hurthle. Gangguan peradangan dari tiroid, seperti tiroiditis limfositik
kronis (Hashimoto), berisi campuran limfosit dengan sel folikuler jinak. Nodul yang
ganas bisa memperlihatkan sel folikuler pada awalnya, misalnya papiler (paling
sering), folikuler, sel Hurthle, atau anaplastik. Juga bisa berupa sel parafolikuler,
karsinoma medullari atau limfoma, atau katagori lainnya. 2

Terapi

Struma yang eutiroid jinak tidak membutuhkan terapi. Efektifitas terapi dengan
hormon tiroid pada struma jinak masih dipertanyakan. Struma yang besar dan
dengan komplikasi membutuhkan terapi medis dan operasi. Struma yang ganas
juga membutuhkan terapi medis dan operasi.
- ukuran dari tiroid yang eutiroid jinak bisa dikecilkan dengan terapi supresi
levothyroxine. Pasien diawasi untuk menjaga kadar TSH di serum tetap rendah
tetapi tetap bisa terdeteksi untuk menghindari hipertiroid, aritmia jantung, dan
osteoporosis. Beberapa ahli menyarankan terapi supresif ini sebagai terapi tetap.
Pasien dengan tiroiditis Hashimoto berespon lebih baik pada terapi ini.
- Terapi pada hipotiroid atau hipertiriod seringnya adalah mengurangi
ukurannya
- Penggantian hormon tiroid sering diperlukan setelah terapi operasi dan
radiasi. Penggunaan iodium radioaktif pada struma nontoksik masih dipertanyakan2
- Pada struma toksik bisa diberikan:
 PTU 100-200 mg ( gol thiouracil)
Diberikan 3x sehari tiap 8 jam sampai tercapai euthyroid, dilanjutkan dosis
maintenan 5 mg selama 12-18 bulan
Efek samping :
- Penderita resisten
- Leukopeni, urtikaria, demam, anemia (penekanan sumsum tlg)
- Tidak dipakai pada struma retrosternal karena menyebabkan vaskularisasi
bertambah Kelenjar membesar menimbulkan penekanan.

 Lugol 5-10 tetes


Diberikan 3x sehari selama 7-10 hari, untuk membantu mengubah tyroksin dan
mengurangi vaskularisasi serta kerapuhan kelenjar tiroid . Dapat digunakan 10-21
hari sebelum operasi. Obat ini sekarang tidak terpakai diganti dengan
Propanolol.5
Pembedahan
Pembedahan dilakukan pada keadaan dibawah ini:
- Struma besar dengan kompresi
- Keganasan
- Bila terapi lainnya tidak efektif2
Pembedahan struma dapat dibagi menjadi bedah diagnostik dan terapeutik. Bedah
diagnostik berupa biopsi insisi atau biopsi eksisi. Bedah terapeutik bersifat ablatif
berupa lobektomi, istmolobektomi, dan tiroidektomi subtotal atau total. Tindakan
bedah total dilakukan dengan atau tanpa diseksi leher radikal. Untuk struma
nontoksik dan nonmaligna digunakan enukleasi nodulus yaitu eksisi lokal, (istmo)
lobektomi, atau tiroidektomi subtotal. Pembedahan total dilakukan untuk
karsinoma terbatas, dan pembedahan radikal dilakukan bila ada kemungkinan
penyebaran ke kelenjar limfe regional. Hemitiroidektomi atau (istmo) lobektomi
dapat dilakukan pada kelainan unilateral. 1

Indikasi Operasi:
1. Pembesaran kelenjar thyroid dengan gejala penekanan berupa :
– Gangguan menelan
- Gangguan pernafasan
- Suara parau
2. Keganasan kelenjar tiroid
3. Struma nodus dan diffusa toxica
4. Kosmetik5

Tehnik Operasi
1. Incisi leher bagian depan 4 cm di atas suprasternal notch sedikit melengkung
ke atas, panjang sesuai besarnya kelenjar.
2. Incisi diperdalam sampai m.Platysma
3. Flap atas dibebaskan secara tajam kemudian tumpul sampai setinggi incisura
thyroidea dari kartilago thyroid , perdarahan dirawat. Flap bawah dibebaskan
setinggi suprasternal notch, kemudian kedua flap difixer pada duck.
4. Buat incisi vertikal ditengah leher pada fascia colli dari cartilago thyroid
sampai sprasternal notch. Pisahkan m.Sternothyroideus dengan jari telunjuk
sisihkan ke lateral , tampak kapsula glandula thyroid (fascia colli media) dan
m.Sternothyroid.
5. Buat incisi pada kapsula glandula thyroid, pisahkan dengan jari ke arah lateral
, tampak glandula thyroid
6. Dengan jari-jari lobus lateralis kanan kelenjar thyroid di tarik ke medial dan
v.Thyroid media diklem dan diligasi kemudian dipotong.
7. Lobus lateral kanan kelenjar thyroid di tarik kekiri bawah dan
m.Sternohyoideus dan m.Sternothyroideus kanan atas untuk mengekpose polus
superior lobus lateralis kanan kelenjar thyroid. Dengan jari-jari polus ini
dibebaskan seluruhnya , tetapi hati-hati karenan terdapat n.laryngeus superior
8. Setelah ramus ekternus n.Laryngeus superior diidentifikasi, kemudian vasa
thyroid superior diklem dan diligasi dengan zide atau catgut kemudian dipotong
9. Setelah kelenjar thyroid teridentifikasi kemudian dipotong. Pada subtotal
thyroidektomi sisa lobus dijahitkan pada fascia pretrachealis dengan zyde.
10. M.Sternothyroid kanan dan kiri dijahit dengan zyde. Pasang drain
11. Fascia colli dijahit
12. M.Platysma dan kulit ditutup
13. Operasi selesai5

Komplikasi Operasi

Tiroid merupakan alat kaya darah yang diperdarahi oleh empat arteri dan
berhubungan anatomi erat dengan alat dan struktur penting di leher. 1
Penyulit bedah diantaranya perdarahan, cedera pada n. laringeus rekurens uni- atau
bilateral, pada trakea, atau pada esofagus. Struma besar dapat mengakibatkan
malakia trakea, yaitu hilangnya cincin rawan trakea akibat tekanan terlalu lama
sehingga terjadi kolaps trakea setelah strumektomi. Penyulit yang berbahaya dapat
terjadi terutama bila ada hematom di lapangan bedah. 1

Penyulit pasca bedah adalah hematom di leher, udem laring, atau krisis tirotoksik. 1

Krisis tirotoksik adalah hipertiroidism yang hebat yang berkembang sewaktu atau
segera setelah pembedahan pada penderita hipertiroid. Krisis tiroid ditandai dengan
takikardi atau gejala serta hipertiroid lain yang akut dan sangat gawat karena
penderita terancam dekompensasi jantung fatal. Krisis tirotoksikosis disebabkan
pencurahan berlebihan hormon tiroid kedalam darah karena pembedahan dan
manipulasi kelenjar tiroid pada penderita bedah yang tidak terduga hipertiroidi.
Karena itu setiap penderita struma harus menjalani pemeriksaan yang seksama
prabedah untuk menentukan terdapat hipertiroidi yang tidak nyata secara klinis.
Sebaiknya pembedahan baru dilakukan setelah hipertiroidi diobati sehingga
penderita sewaktu pembedahan berada dalam keadaan eutiroidi. 1
Tanda-tanda tirotoksik adalah:
- Gelisah
- Gangguan saluran gastrointestinal
- Kulit hangat & basah
- Suhu > 38 C
- Nadi > 160 x/menit
- Tekanan darah naik5
Penyulit hipoparatiroid terjadi karena kelenjar paratiroid ikut terangkat pada
strumektomi. Cedera n. laringeus seperior dan/atau n. laringeus inferior juga dapat
terjadi. 1

Infeksi merupakan penyebab kematian utama dari operasi tiroid selama tahun
1800an. Sekarang, infeksi hanya terjadi kurang dari 1-2% dari semua kasus.
Kematian jarang terjadi bila infeksi cepat diketahui dan diobati segera. 6

Infeksi postiroidektomi biasanya berupa selulitis superfisial atau suatu abses.


Pasien dengan selulitis biasanya timbul eritem, panas, dan kemerahan pada kulit
leher sekitar daerah insisi. Abses superfisial bisa didiagnosis dari konsistensi dan
fluktuasinya. Abses leher dalam bisa tidak terlihat jelas, tetapi tanda-tanda seperti
demam, nyeri, leukositosis dan takikardia bisa mengarah ke sana. 6

Anatomi dari n. laringeus recurens6


Hubungan antara n. laringeus recuren dengan arteri tiriodea inferior kiri dan
kanan. 6

You might also like