Professional Documents
Culture Documents
Panduan Triage, SPO Triage
Panduan Triage, SPO Triage
Panduan Triage, SPO Triage
ffillil'l
|'-tt'"''
D*4'v:ry\At>4,
KEPUTUS$I DIREKTIJR UTAMA
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADTYAII YOGYAI(ARTA
Nomor : /t7 lSK3 2lXl20l5
Tentang :
MEMUTUSKAN
Menetapkan KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA TENTANG PANDUAN TRTAGE
RUMAH SAKITPKU MUHAMMADryAH YOGYAKARTA
;;)tfi\At,-i',
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
temyata terdapat hal{nl yang perlu penyernpumaan akan diadakan perbaikart
dan penyesuaian sebagaimana mestinya
Ditetapkan di : Yograkarta
Padatanggal : Oktober 2015
Direktur Utama,
Panduan triage pasien adalah proses pemilahan dan penilaian pasien selama
perawatan di IGD dimana pasien di triage berdasarkan kebutuhan medis.
Panduan triage bertujuan untuk memastikan pasien yang ingin mendapatkan
perawatan emergensi akan mendapatkan perawatan yang tepat , dilokasi yang tepat, sesuai
derajat kegawatdaruratannya agar pelayanan pasien yang mengancam jiwa segera
PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan sebagai bahan panduan untuk pasien yang akan
dilakukan triage.
Wasaalamu' alaikum. Wr.Wb
Yogyakarta,
Penyusun
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I DEFINISI
A. Definisi
B. Tujuan
BAB IIRUANG LINGKUP
A. Sisten Triage
B. Proses Triage
BAB IV DOKUMENTASI
KEPUSTAKAAAN
BAB I
DEFINISI
A. Definisi
Triage merupakan proses formal dalam penilaian dan pemilahan pasien yang sifatnya
segera dari seluruh pasien yang datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD). Triage berasal dari
memilih. Awalnya diterapkan dalam perang Napoleon, dimana para korban ditriage berdasar
pada kebutuhan medis bukan pada pangkat atau kelas sosial (Dong dan Bullard,2009).
Sistem triage bertujuan untuk memastikan pasien yang ingin mendapatkan perawatan
emergensi akan menerima perhatian yang tepat, di lokasi yang tepat, yang sesuai dengan
derajat kegawatannya. Suatu sistem triage yang efektif mengklasifikasikan pasien ke dalam
memastikan bahwa pasien dengan keluhan atau cedera yang mengancam jiwa segera
mendapatkan intervensi dan alokasi sumberdayayangterbesar serta tepat waktu. Suatu sistem
triage IGD yang ideal secara akurat memprioritaskan pasien berdasarkan intervensi
lebih rendah atau lebih tinggi dari temuan klinis sebenarnya) (Wulp, 1982).
Kegawatan berhubungan dengan konsep waktu dan dibedakan dengan keparahan. Kondisi
urgent bisa saja tidak parah (misalnya: dislokasi sendi), sementara penyakit yang parah bisa
Beberapa sistem triage telah dikembangkan, dalam literature seringkali disebutkan Ifte
Australasian Triage Scale, The Manchester Triage System, The Canadian Triage and Acuity
Scale, dan The Emergency Severity Index.Instalasi Gawat Darurat RS PKU Muhammadiyah
menerapkan Singapore Patient Acuity Category Scale (PACS), dimana kriteria untuk menilai
kegawatan pasien berdasarkan pada kombinasi antara keluhan utama dan diagnosis awal
sementara sedangkan parameter tanda vital tidak disebutkan dengan jelas. Singapore PACS
triage 1: Resusitasi dan Pasien Kritis; kategori triage 2: Emergensi Mayor; kategori triage 3:
menjadi skala prioritas yang disingkat dengan huruf P. Prioritas satu atau Pl menggantikan
kategori triage 1, prioritas dua atau P2 menggantikan kategori triage 2, dan prioritas tiga atau
P3 menggantikan kategori triage 3 dan kategori triage 4. Pasien-pasien yang datang ke IGD
akan menjalani penilaian awal oleh perawat triage untuk memastikan kebutuhan klinis
kegawatannya. Pada penilaian awal ini, pasien akan memberikan riwayat singkat tentang
penyakitnya dan kemudian suatu kategori triage diterapkan terhadap pasien tersebut.
Banyak sistem skoring dikembangkan untuk memprediksi kategori triage apa yang
harus diberikan kepada pasien yang datang ke IGD, namun dari banyak sistem tersebut
menggunakan beberapa parameter fisiologis klinis dan laboratoris yang tidak tersedia pada
proses triase awal di IGD. Penggunaan skor fisiologis yang simpel dalam identifikasi dini
pasien-pasien yang berrisiko mengalami deteriorisasi, dapat memberikan kategori triage yang
tepat kepada pasien-pasien yang datang ke IGD. Skor fisiologis tersebut juga dapat menjadi
dasar bilamana terjadi tumpang tindih dalam memutuskan prioritas penanganan pasien-pasien
Mengartikan keluhan utama saja tidak akan berhubungan dengan situasi yang dilihat
dari diagnosis klinis saja, tetapi dapat pula dilihat dari perubahan fisiologis. Pasien dengan
keluhan sederhana namun dengan risiko memburuk akan ditunjukkan oleh perubahan-
perubahan fisiologis yang bisa diukur melalui tanda-tanda vital (Labaf, dkk., 2010). The
worthing Psycological scoring system (ltPSS) adalah suatu sistem skoring prognostik
sederhana yang mengindentifikasi penanda fisiologik pada tahap awal untuk melakukan
tindakan secepatnya, yang dituangkan dalam bentuk interuention-calling score. Pengukuran
tanda vital pada WPSS mencakup tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi pernapasan,
temperature, saturasi oksigen, dan tingkat kesadaran berdasar AYPU (alert, vefial, pain,
unresponsive) (Duckitt, dkk., 2007).
Triage adalah suatu proses yang dinamik, status atau keadaan pasien dapat berubah
meniadi tebih baik maupun menjadi lebih buruk karena cederanya maupun sebagai dampak
dan tindakan yang dilakukan. Triage harus diulang-ulang selama masih dalam
penanggulangan cederanya. Dapat dilakukan di tempat kejadian, di daerah triage sebelum
dilakukan evakuasi, tiba di UGD, selama resusitasi maupun sesudahnya, sebelum maupun
sesudah operasi, dan setelah tiba di ruangan.
B. Tujuan
Tujuan dari triage dirnarrapurr dilakukan, bukan saja stpaya The Right Patient To The
Right Hospitat By The Right Ambulance At The Right Time tetapi juga To Do The Most For
The Most.
Jadi tujuan triage adalah memilah dan menilai pasien agar mendapatkan pertolongan
medik secara cepat dan tepat sesuai dengan prioritas kategori kegawatdaruratannya dan
sesuai dengan penyakitnya.
3
BAB II
RUANG LINGKUP
2. Pasien atau korban dari luar RS Muhammadiyah Jogjakarta yang akan ditransfer dan
dirujuk akibat penyakit tertentu atau kecelakaan atau bencana.
Perawat triage yaitu perawat yang bekerja di IGD RS Muhammadiyah Jogjaka(a dan
mempunyai sertifikat Basic Trauma Life Support ( BTLS ) dan Basic Cardiac Life Support (
BCLS ) dan sertifikat pelatihan Triage, yang sudah diverifikasi oleh RS Muhammadiyah
Jogjakarta.
4
BAB III
TATALAKSANA
A. Sistem Triage
kategori prioritas pasien berdasarkan Singapore Patient Acuity Category Scale (PACS),
yaitu:
l. Prioritas 1 (P-1) sesuai dengan PACS-I adalah kategori suatu keadaan yang
memerlukan pertolongan segera dan apabila hal tersebut tidak dilakukan akan
berakibat kecacatan organ bahkan kematian, pasien ini akan dirawat di ruang prioritas
1 (ruang resusitasi).
2. Prioritas 2 (P-2) sesuai dengan PACS-2 adalah suatu keadaan yang memerlukan
pertolongan segera, dan bila hal tersebut tidak dilakukan akan terjadi suatu
3. Prioritas 3 (P-3) sesuai dengan PACS-3 dan PACS-4 adalah suatu keadaan yang tidak
memerlukan pertolongan segera, pasien akan dirawat di ruang prioritas 3 (ruang rawat
jalan).
4. Prioritas 0 (P-0) Penderita yang mengalami cedera mematikan dan tidak bisa
meninggal ( Death on Arrival / DOA ). Tidak ada respon pada semua rangsangan,
tidak ada respirasi spontan, tidak ada bukti aktivitas jantung, tidak ada respon pupil
terhadap cahaya.
5
B. Proses Triage
1. Pasien yang datang ke IGD PKU Muhammadiyah Jogjakarta, baik yang datang
J. Perawat triage melakukan survey primer untuk menentukan apakah terdapat ancaman
berat yang sesuai dengan panduan PACS dan/atau penurunan kesadaran, maka
perawat triage langsr,mg mengantar pasien ke ruang resusitasi atau P-l dan
b. Apabila tidak terdapat tanda ancaman jiwa, maka perawat menerima dan
bilik P-2 bila terdapat gangguan ABC ringan dan nilai Glasgow Coma Scale
(GCS) 15, pasien terasa nyeri hebat atau mengalami fraktur terbuka. Apabila ABC
pasien tidak terganggu, dan mempunyai keluhan simptomatis atau luka ringan,
c. Penentuan prioritas oleh perawat triage adalah berdasarkan keluhan utama dan
4. Pelayanan di ruang kritis (critical care) mencakup pelayananan prioritas 1 (P-1) dan
prioritas 2 (P-2). Semua kasus di ruang ini harus sepengetahuan dokter spesialis on
6
BAB IV
DOKUMENTASI
. Hasil triage pasien didokumentasikan tertulis dalam dari rekam medis pasien.
. Hasil re-triage pasien didokumentasikan tertulis dalam lembar status rekam medis
pasien IGD yang merupakan bagian dari rekam medis pasien'
7
KEPUSTAKAAN
. Advanced Trauma Life Support for Doctors, Student Course Manual, Eighth Edition,
American College of Surgeons Committee on Trauma, Diterjemahkan & dicetak oleh
komisi trauma
.'IKABI", tahun 2008.
. Buku Panduan BT&CLS (Basic Trauma Life Support And Basic Cardiac Life Support)
Edisi Keempat, Yayasan Ambulans Gawat Darurat 118, tahun 2011.
. Emergency Severity Index (ESD : A Triage Tool For Emergency
Departmenf.lvw'uv.ahrq-gov/pr:oI'essionals/systems/hospitaliesi/c'si I .htnrl;
. Dong SL., Bullard M., 2009. Emergency Department Triage dalam Rowe BH. (Ed),
Evidence-based Emergency Medicine,Blacltwell Publishing Ltd. uK. p. 58-65
. Duckitt RW., e/ a/. Worthing Physiological Scoring System: derivation and validation of
a physiological early-warning system for medical admissions. An observational,
population-based single-centre study. British Journal of Anaesthesia 98 (6): 769-774.
2007
t Fttzgerald D, et al.Emergency department triage revisited. Emerg Med J, 27:86-92.2010
. Labaf A, et al. Evaluation of the modified acute physiology and chronic health evaluation
scoring system for prediction of mortality in patients admitted to an emergency
department. Hong Kong J Emerg Med, l7(5). 2010
. Wulp I, et al. Association of the Emergency Severity Index triage categories with
patient's vital signs attriage: a prospective observational study. Emerg Med J.2010
8
til[PtR[lt
TRIAGE
W
Tanggal Terbit:
STAITDAR Direktur Utama
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. H. Joko Murdivantq Sp. An., MPH
'A, NBM: 867.919
Pengertian Mengkategorisasikan pasien sesuai dengan kegawatanny4 sesuai
dengan ftunjuk dan pedoman yang dipakai.
ada.
.....n.s.1.z./tvDot5 00 2/6
RS PKU
MI,]HAMMADIYAH
YOGYAKARTA
terhadap pasien tersebut.
Response Time
ffiRS PKU
MUHAMMADIYAH
No Dokumen
YOGYAKARTA
2. Observasi
2. Rekam medis
3. ICU / IMC
4. Rawat inap
5. Ambulance
OBSERVASI PASIEN DI IGD
Ditetapkan
STAIYDAR Tanggal terbit :
Direktur Utama
PROSEDUR
lr'r^/
OPERASIONAL &. HJoko Murdiyanto, Sp. An., MPH.
W NBM: 867.919
Keperawatan
Instalasi ICU
Rev 02.08-2015 RM.19. b
No. RM
RUTAH SAKIT
PKU f, UHATTADIYAH YOGYAKARTA Nama
Tgllahir
TRIASE
KontakAwalPasien Tanggal: Pukul:
cara Masuk : D Jahn I gra.,oca. I xursi roda D ouendong
SrO"t t"rp"""ng
Alasan Kedatangan : E Datang sendiri D Polisi E Rujukan, dari : ...... D DiJ"r.1p,,,
Kendaraan ,EAmbulance D f"no"rrr@ "l"L
ldentitas Pengantar : Nama : No.Telp:
f"rr"
uexnnrsme iu
tlKLLtunggal Tempatkejadian...............Tangsa{keiadian................ pukut
.Tanggal kejadian................ pukul.
KELUHAN UTAMA
D pncs s
TAilDAVITAL
KESADARAN D Saoar penuh D Respon Suara D Respon Nyeri D toat Respon
Tekanan darah mmHg I Pernapasan : x/menit I Saturasi 02 :
Nadi x/menit I Temperatur :
oc
Nyeri
ANTROPOilIETRI
badan
-Dpecsz
Berat :
I nnggl padan :
No. RM
RUMAH SAKIT Nama
PKU MUHAMITIAD]YAH YOGYAKARTA Tgl lahir
LEMBAR OBSERVASI
Tanooal : Jam :
PI P2 P3
A: Diagnosis Kerja
B:
c:
Di
Jam GCS T N R t SpO2 Urin TINDAKAN
Tanda tangan dan nama lengkap Tanda tangan dan nama lengkap
Perawat Dokter
Tanda tangan dan nama lengkap Tanda tangan dan nama lengkap