M Fajar Mahbub-Fitk PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 144

PENERAPAN PENILAIAN AUTENTIK UNTUK HASIL

BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN


AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
(Studi Kasus Penerapan Penilaian Autentik di SMA IZADA Pondok Aren
Tangerang Selatan)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:
M. Fajar Mahbub
NIM 109011000184

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ABSTARAK

M. FAJAR MAHBUB (109011000184), Penerapan Penilaian Autentik Untuk


Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti (Studi Kasus Penerapan Penilaian Autentik di SMA IZADA Pondok
Aren Tangerang Selatan).

Kata Kunci: Penilaian Autentik, Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti SMA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan penilaian


autentik terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti, seberapa besar kontribusi yang diberikan dan apakah
dengan adanya penerapan penilaian autentik yang mencakup ranah afektif,
kognitif dan psikomotorik ini hasil belajar siswa menjadi lebih optimal.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan
menggunakan metode penelitian studi kasus. Yaitu dengan melakukan teknik
pengumpulan data meliputi: observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi.
Obyek penelitian disini ialah siswa kelas X IPA-1, kelas X IPA-2 dan kelas X IPS
di SMA IZADA Pondok Aren Tangerang Selatan.
Dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi,
wawancara, dokumentasi dan triangulasi data maka dapat disimpulkan bahwa
Penerapan penilaian autentik untuk hasil belajar siswa dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA IZADA Pondok Aren
Tangerang Selatan yakni menunjukkan hasil belajar siswa menjadi lebik baik
meskipun masih ada beberapa siswa yang hasil belajarnya masih rendah.

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT semata.
Rabb semesta alam yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Atas limpahan
rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya memberikan nikmat yang sungguh sangat
tak ternilai harganya, memberikan kelancaran dan kemudahan untuk
menghantarkan penulis pada tahap akhir untuk memperopleh gelar strarta 1 di
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakulats Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga Allah SWT melimpahkan ilmu yang
bermanfaat dan berkah kepada penulis.
Shalawat dan salam teruntuk baginda Nabi Muhammad SAW. Beliaulah
penuntun kita yang paling hak di bumi ini sebagai Uswatun Hasanah. Yang telah
menujukkan kita minaddzulumaatil jahli ilannuuril’ilmi yakni dengan agama
Islam.
Selanjutnya, penulis menyadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan
pengetahuan penulis sangat terbatas. Namun, dengan adanya bimbingan dan
arahan serta motivasi dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berjasa dalam penulisan
skripsi ini, terutama kepada:
1. Kedua orang tua penulis, yaitu Bapak Drs. H. Syamsul Hadi, M.Si dan Ibu
Hj. Kholiswatin yang telah merawat, mendidik, membesarkan,
mengarahkan, mendukung dan mendoakan penulis dengan seluruh kasih
sayangnya. Tertalu besar kasih sayang dan pengorbanan yang Bapak dan
Ibu berikan kepada Penulis, sehingga penulis merasa tidak cukup hanya
sekedar mengucapkan lewat tulisan ini.
2. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr. Komaruddin
Hidayat, MA. beserta para Wakil Rektor dan jajarannya.
3. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Ibu Dr. Hj. Nurlena Rifa’i,
MA., Ph.D. beserta para wakil dekan dan jajarannya.

ii
4. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, Bapak Abd. Majid Khon, M.A.,
dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam, Ibu Marhamah, LC.,
M.A., serta Staf Administrasi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Bapak
Faza Amri, S.Th.I.
5. Dosen Pembimbing Skripsi, Bapak Drs. H. Masan AF, M.Pd. selaku
pembimbing skripsi yang senantiasa membimbing, mengarahkan dan
memberikan motivasi kepada penulis dalam melakukan penelitian
sehingga penulisan skripsi ini dapat selesei dengan baik.
6. Dosen Penasehat Akademi, Bapak Muhammad Zuhdi, Ph.D. yang banyak
memberi masukan kepada penulis selama studi. Seluruh dosen di Jurusan
Pendidikan Agama Islam yang pernah memberikan ilmu kepada penulis,
dan seluruh dosen yang ada di naungan UIN Syarif Hidayatullah.
7. Kepala sekolah SMA IZADA, Ibu Ulies, S.Pd., MM., beserta jajarannya,
Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Bapak
Abdul Hakim, S.Ag., yang telah banyak mengarahkan, membantu dan
memberikan informasi dalam melakukan penelitian.
8. Para siswa dan siswi kelas X IPA-1, X IPA-2, dan X IPS yang bersedia
menjadi obyek dalam penelitian ini.
9. Adikku tercinta dan tersayang, Yuyun Rizkiyatul Ilmiyah, yang telah
memberikan doa dan dukungan.
10. Teman-teman PAI E 2009 yang telah memberikan warna dan kebersamaan
selama studi empat tahun.
11. Keluarga besar Albarkah Institut, H. Muhammad Fathur Rohman, Kurnia
Aswaja, Moch. Abd. Rohim, Habibullah Siregar, Kurnia Majid, Imam Fitri
Rahmadi, Aris Nurrohman, Ajid, Uwes, Yusuf Hamdani, Ais, Kamal,
Samsul, Iman Firmansyah, Ihsan dan masih banyak lagi.
12. Sahabatku tercinta, Arifin dan Isnawati, Zainal Abidin, Hidayatullah,
Misbah, Ali Aziz, Dewandaru Kesuma Aji, Zagar Tua Ritonga, Ivans
Frihandi, M. Baharizqa, Idam Khalid, Purnawan Eka, Wahyudi dan yang
tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan
curahan pikiran, bantuan, dan dukungan kepada penulis.

iii
13. Teman-teman dan senior HIQMA UIN Jakarta, IKAPPMAM Jakarta,
DPN Gemasaba, HMJ PAI, PBNU, CAKAR, Forum UKM, AMSI
Nusantara, Ciputat Music Space, FORMALA Jabodetabek yang semuanya
itu tidak bisa saya sebutkan namanya satu-persatu, yang telah banyak
memberikan pelajaran dalam menempa organisasi sampai sekarang.
14. Wakil Rekor UIN Syarif Hidayatullah, Bapak Dr. Sudarnoto Abdul
Hakim, M.A., Bapak Kepala Bagian Kemahasiswaan UIN Syarif
Hidayatullah, Bapak Dr. Abd. Rozak A. Sastra, M.A. dan Ibu Dr. Sururin,
M.A., yang telah banyak memberikan kepercayaan, pengarahan dan
nasehat seputar kegiatan-kegiatan kemahasiswaan selama penulis
menimba ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
15. Ibunya Anak-anak, Noriska Silviana, S.Pd.I. yang senantiasa mendoakan,
membantu, dan memberikan dukungan serta semangat kepada penulis.
16. Semua orang yang telah penulis temui, baik sengaja maupun tidak, yang
memberi ilmu dan pelajaran yang tidak bisa disebutkan satu persatu,
semoga semua amal baiknya diterima Allah SWT.
Kritik dan saran sangat dibutuhkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi semua orang
pada umumnya. Amiin Ya Rabb.

Jakarta, 21 Agustus 2014


Penulis,

M. FAJAR MAHBUB
NIM 109011000184

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .................................................................. 6
D. Perumusan Masalah ................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................... 7
A. Kajian Teori ............................................................................... 7
1. Penilaian Autentik ................................................................ 7
a. Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi .............. 7
b. Pengertian Penilaian Autentik ......................................... 9
c. Ciri-ciri Penilaian Autentik .............................................. 10
d. Karakteristik Penilaian Autentik ...................................... 11
e. Hal-hal yang bisa Digunakan sebagai Dasar Menilai
Peserta Didik dalam Penilaian Autentik ........................... 12
f. Teknik dan Instrumen Penilaian Autentik ........................ 13
g. Perbedaan Penilaian Autentik dengan Penilaian
Tradisional ....................................................................... 14

v
h. Keunggulan dan Kelemahan Penilaian Autentik ............. 14
2. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ......................................... 16
a. Hakikat Belajar ................................................................. 16
b. Hakikat Hasil Belajar ....................................................... 18
3. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti .... 20
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ... 20
b. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti ...................................................................... 20
c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti ...................................................... 21
d. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ...................... 21
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 27
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 27
B. Latar Penelitian ........................................................................... 27
1. Sejarah Pendirian Sekolah ..................................................... 27
2. Visi, Misi dan Tujuan ............................................................ 29
3. Gambaran Umum Penerapan Penilaian Autentik .................. 30
C. Metode Penelitian ....................................................................... 31
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ............................ 34
1. Observasi ............................................................................... 34
2. Wawancara ............................................................................ 34
3. Dokumentasi .......................................................................... 36
4. Pemerikasaan dan Pengecekan Keabsahan Data ........................ 36
5. Analisis Data ............................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 38
A. Deskripsi Data ............................................................................ 38
1. Hasil Observasi ...................................................................... 38
a. Alamat Lengkap dan Profil Singkat SMA IZADA .......... 38
b. Tenaga Pendidik dan Peserta Didik SMA IZADA .......... 40

vi
c. Kegiatan Pembelajaran SMA IZADA .............................. 42
d. Kalender Pendidikan SMA IZADA ................................. 43
e. Struktur dan Muatan Kurikulum SMA IZADA ............... 47
f. Hasil Belajar Siswa ........................................................... 56
2. Hasil Wawancara ................................................................... 59
3. Hasil Dokumentasi ................................................................ 62
B. Temuan Penelitian ...................................................................... 70
C. Pembahasan terhadap Temuan Penelitian .................................. 72
1. Penentuan Jenis Penilaian ...................................................... 72
2. Keterkaitan dengan Temuan Penelitian yang Relevan .......... 73
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................. 74
A. Kesimpulan ................................................................................. 74
B. Implikasi ..................................................................................... 75
C. Saran ........................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 KI dan KD Kelas X ........................................................................... 21


Tabel 4.1 Kalender Pendidikan Bulan Januari 2014 ......................................... 44
Tabel 4.2 Kalender Pendidikan Bulan Februari 2014 ....................................... 44
Tabel 4.3 Kalender Pendidikan Bulan Maret 2014 ........................................... 45
Tabel 4.4 Kalender Pendidikan Bulan April 2014 ............................................ 45
Tabel 4.5 Kalender Pendidikan Bulan Mei 2014 .............................................. 46
Tabel 4.6 Kalender Pendidikan Bulan Juni 2014 .............................................. 46
Tabel 4.7 Cakupan Mata Pelajaran SMA IZADA ............................................ 49
Tabel 4.8 Struktur Kurikulum 2013 SMA IZADA untuk Mapel Wajib ......... 52
Tabel 4.9 Struktur Kurikulum 2013 SMA IZADA untuk Mapel Peminatan .. 53
Tabel 4.10 Daftar Nilai Afektif Siswa Kelas X Smt 2 TP 2013-2014 .............. 57
Tabel 4.11 Daftar Nilai Kogniif Siswa Kelas X Smt 2 TP 2013-2014 ............. 58
Tabel 4.12 Daftar Nilai Psikomotorik Siswa Kelas X Smt 2 TP 2013-2014 .... 58

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Situasi Sosial ................................................................................. 32


Gambar 4.1 Gerbang Masuk SMA IZADA ..................................................... 63
Gambar 4.2 Pos Keamanan dan Parkiran SMA IZADA .................................. 63
Gambar 4.3 Lapangan dan Gedung SMA IZADA ........................................... 64
Gambar 4.4 Mushalla dan Auditorium SMA IZADA ...................................... 64
Gambar 4.5 Perpustakaan dan Ruang Guru SMA IZADA ............................... 65
Gambar 4.6 LAB bahasa dan LAB komputer SMA IZADA ........................... 65
Gambar 4.7 Suasana Belajar Kelas X SMA IZADA ....................................... 66
Gambar 4.8 Lembar Observasi Penilaian Sikap ............................................... 67
Gambar 4.9 Lembar Portofolio Penilaian Pengetahuan ................................... 68
Gambar 4.10 Lembar Proyek Presentasi Penilaian Keterampilan .................... 69

ix
DAFTAR LAMPIRAN

1. Profil SMA IZADA 2013-2014


2. Sarana dan Prasarana SMA IZADA
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
4. Nilai Raport Narasi Siswa Kelas X Semester 2
5. Struktur Organisasi SMA IZADA
6. Jumlah Guru SMA IZADA
7. Jumlah Siswa dan Siswi SMA IZADA
8. Pedoman Wawancara Sekolah
9. Hasil Wawancara Kepala Sekolah
10. Hasil Wawancara Guru PAI dan Budi Pekerti
11. Hasil Wawancara Siswa Kelas X
12. Lembar Format Penilaian Guru
13. Sertifikat Akreditasi SMA IZADA
14. Surat Permohonan Izin Penelitian dari UIN Syarif Hidayatullah
15. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah
16. Uji Referensi
17. Biodata Penulis

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang urgen bagi manusia. Pendidikan
diakui sebagai salah satu jalan yang dapat menambah pengetahuan seseorang.
Karena pendidikan merupakan suatu bidang yang dapat menciptakan sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas, terdidik dan mampu menjadi manusia yang
berpikir. Serta dengan dibantu pendidikan seseorang dapat lebih berkembang dan
berproduktif.
Pembelajaran merupakan proses dasar dari pendidikan, dari sanalah lingkup
terkecil secara formal yang menentukan dunia pendidikan berjalan baik atau tidak.
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi komunikasi antara sumber belajar,
guru dan siswa. Interaksi komunikasi itu dilakukan baik secara langsung dalam
kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung dengan menggunakan media,
dimana sebelumnya telah menentukan model pembelajaran yang akan diterapkan.
“Guru bukan hanya dituntut memiliki pengetahuan, keterampilan mengajar
dengan kompleksitas peranan sesuai dengan tugas dan fungsi yang diembannya,
tetapi juga harus kreatif. Upaya dalam melaksanakan tugasnya meningkatkan
kualitas hasil pendidikan amat tergantung pada kemampuan guru untuk
mengembangkan kreativitasnya”.1

1
M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, Kunci
sukses Implementasi Kurikulum 2013, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2014), h. 19

1
2

Profesi guru kini semakin banyak tuntutan seiring dengan kebutuhan akan
pendidikan yang bermutu. Semenjak ditetapkan sebagai profesi tanggal 2
Desember 2004 oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono, profesi guru
mengalami berbagai pembenahan-pembenahan baik secara regulasi maupun
administrasi termasuk peningkatan kesejaheraan. Kini guru setiap tahun dinilai
kinerjanya melalui Penilaian Kinerja Guru (PKG) dengan pendekatan 360
derajat. Disamping itu guru juga harus mampu melakukan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB).2
Dengan memahami dan melaksanakan tugas pokok guru dengan baik, maka
secara otomatis guru tersebut telah melaksanakan kinerja dengan baik. “Tugas
pokok guru dalam pembelajaran meliputi : (1) menyusun program pembelajaran,
(2) melaksanakan program pembelajaran, (3) melaksanakan penilaian hasil
belajar, (4) melakukan analisis hasil belajar, (5) melakukan program tindak
lanjut”.3
Banyak kita jumpai di seolah-sekolah, bahwa guru tidak melaksanakan
fungsinya dengan baik. Metode-metode yang dialakukan oleh guru masih sangan
minim, yaitu guru masih sangat sering menggunakan metode ceramah dalam
pembelajaran. Ini membuat suasana belajar siswa di kelas menjadi sangat
menjenukan dan membosankan. Sehingga semangat belajar siswa menjadi hilang.
Tugas pokok guru yang lain dalam pembelajaran salah satunya adalah
melaksanakan penialain hasil belajar. Penialain hasil belajar secara esensial
bertujuan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dan sekaligus mengukur keberhasilan peserta didik dalam penguasaan kompetensi
yang telah ditentukan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar itu sesuatu yang
sangat penting, karena dengan penilaian guru bisa melakukan reflkeksi dan
evaluasi terhadap kualitas pembelajaran yang telah dilakukan.
Dalam hal ini kalau diibaratkan suatu pohon, penilaian yang dilakukan oleh
guru jangan hanya mengukur rindangnya daun dan rantingnya saja, tetapi juga
harus mengukur akar dan batang pohonnya juga. Dengan demikian, penilaian
hasil belajar yang dilakukan guru harus mencerminkan kompetensi peserta didik
secara empiris (nyata).

2
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan
Kurikulum 2013), (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2014), h. 1
3
Ibid, h. 2
3

Di dalam Al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang dapat dikaitkan dalam


pengertian dan teknik penilaian yang tersebar di beberapa surat, diantaranya pada
surat al-baqarah ayat 31-33, Allah berfirman:

           

               

            

            

Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)


seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman:
“Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang
yang benar”. (31) Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami
ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya
Engkau Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (32) Allah berfirman:
“Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini. Maka setelah
diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda ini. Allah berfirman:
“Bukankah sudah ku katakan kepadamu bahwa sesungguhnya Aku mengetahui
rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang
kamu sembunyikan?” (33) (QS. Al-Baqarah ayat 31-34)4
Ayat tersebut di atas menjelaskan bahwa penilaian pertama ditujukan kepada
Malaikat dengan firman Allah : anbiuni bi asmai ha ulai in kuntum shadiqin,
untuk menguji argumentasi yang dikemukakan oleh malaikat yang meragukan
eksistensi Adam sebagai khalifah dengan membanggakan keutamaan yang
dimilikinya yaitu senantiasa bertasbih dengan memuji dan mensucikan Allah.
Apakah Tuhan hendak menjadikan seseorang yang sifatnya sedemikian itu
sebagai khalifah?. Sedangkan kami (para malaikat) adalah makhluk-Mu yang
ma’shum (terpelihara dari kesalahan). Namun ternyata pengetahuan tasbih, tahmid
dan taqdis yang dimiliki Malaikat tidak dapat dikembangkan sebagaimana
kemampuan Adam, karena mereka tidak dapat menjabarkan pada keadaan
sekitarnya. Sedang pada diri manusia telah disediakan alat untuk bisa meraih

4
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: PT. Tahazed, 2010), h.
25
4

kemampuan secara sempurna di bidang ilmu pengetahuan, lebih jauh


jangkauannya di banding Malaikat. Ini merupakan penilaian dalam bentuk dialog
atau tes lisan yang membutuhkan pengembangan dalam jawaban. Hal ini dimiliki
manusia (Adam) tetapi tidak dimiliki oleh Malaikat. Kemudian Allah
mengarahkan penilaian kepada Adam untuk menguji kemampuannya terhadap
ilmu yang telah diajarkan kepadanya dan ternyata Adam dapat menjawab dan
menjelaskan pertanyaan-pertanyaan itu dengan lancar. Karena kemampuan Adam
dalam menyelesaikan seluruh pertanyaan dalam penilaian tersebut, maka Allah
memberikan penghargaan kepadanya dengan memerintahkan kepada Malaikat
supaya bersujud (memberikan penghormatan) kepada Adam. Tes ini sama dengan
placement test, atau test untuk menentukan penempatan peserta didik apakah di
kelas A atau di kelas B dan seterusnya.
Berkaitan dengan hal ini, maka pendekatan penilaian yang tepat digunakan
oleh guru adalah penilaian autentik (authentic assesment). Karena dengan
penilaian autentiklah hasil belajar dari peserta didik dapat terukur dan ternilai
secara keseluruhan, baik dari aspek, afektif, kognitif maupun psikomotorik.
Hal ini sejalan dengan isu yang sedang hangat dalam dunia pendidikan yakni
mengenai kurikulum 2013, dalam kurikulum 2013 mempertegas adanya
pergeseran dalam melakukan penilaian, yakni dari penilaian melalui tes
(mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian
autentik (mengukur kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan berdasarkan
proses dan hasil). Yaitu melalui penilaian autentik. Autentik berarti keadaan yang
nyata/sebenarnya.
Beradasarkan teori diatas, apabila kita melihat pengaplikasiannya dalam
dunia pendidikan, hal ini berbanding terbalik. Karena kita tahu dalam
kenyataannya, nilai sekolah masih terjadi kesenjangan antara nilai rapor dengan
prilaku siswa sehari-hari. Contoh rapor sekor 80, tapi kenyataannya perilaku siswa
sehari-hari tidak menyatakan skor tersebut. Siswa masih suka bohong, ulanganya
nyontek, tidak melakukan sholat wajib dan seterusnya. Hal ini disebabkan guru
hanya menilai aspek kognitif saja, afektif dan psikomotiknya tidak dilakukan. Dan
dalam proses pembelajaran, masih banyak bahkan mayoritas guru yang hanya
5

menggunakan metode ceramah saja, serta guru menggunakan pola penilaian hasil
belajar tradisional yang hanya berpaku pada aspek kognitif dan hasilnya saja.
Guru masih jarang bahkan mungkin belum menerapkan secara keseluruhan dari
penilaian autentik ini, padahal kita tahu dengan menggunakan penilaian autentik
inilah, hasil belajar siswa dapat terukur secara keseluruhan dan sesuai dengan
keadaan siswa yang sebenarnya. Oleh karena itu, penulis terdorong untuk
mengadakan penelitian yang berjudul “PENERAPAN PENILAIAN
AUTENTIK UNTUK HASIL BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
(Studi Kasus Penerapan Penilaian Autentik di SMA IZADA Pondok Aren
Tangerang Selatan)”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah
berikut ini :
1. Hasil belajar siswa yang rendah.
2. Penilaian yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran belum menyentuh
secara keseluruhan, dari aspek afektif, kognitif dan psikomotorik.
3. Dalam kegiatan pembelajaan guru masih lebih banyak menggunkan metode
ceramah.
4. Masih terdapat kesenjangan antara nilai yang tercantum dalam rapor dengan
prilaku siswa sehari-hari.
5. Siswa yang memiliki kecenderungan pada aspek afektif dan psikomotorik
kurang termotivasi untuk belajar karena perhatian guru hanya terfokus pada
kognitif siswa.
6. Kurang adanya kesadaran dari guru tentang pentingnya penilaian secara nyata
dan menyeluruh (autentiik).
7. Metode yang digunakan guru masih berupa metode yang konvensional,
sehingga tidak memungkinkan adanya penilaian secara autentik.
8. Siswa kurang mendapatkan kesempatan untuk mendemonstrasikan dan
mengembangkan keterampilan serta kompetensinya.
6

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka peneliti
membatasi penelitian ini pada permasalahan yang berkaitan dengan penerapan
penilaian autentik untuk hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA IZADA.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang dikemukakan
diatas, maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:
“Bagaimanakah penerapan penilaian autentik untuk hasil belajar siswa dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA IZADA?”

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajara Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti kelas X melalui penerapan penilaian autentik.

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian dalam skripsi ini adalah, sebagai berikut:
a. Bagi peneliti dapat meningkatkan pengetahuan tentang penerapan penilaian
autentik pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA
kelas X Semester genap dan dapat mengembangkan dalam proses
pembelajaran selanjutnya.
b. Bagi guru sebagai wawasan pengetahuan baru dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di sekolah sehingga guru dapat menggunakan
model pembelajaran yang bervariasi dalam proses pembelajaran.
c. Bagi sekolah dengan adanya kegiatan yang dilakukan serta hasil yang
diberikan membawa dampak positif terhadap perkembangan sekolah yang
nampak pada hasil belajar sehingga dapat tercapainya ketuntasan belajar
minimal yang telah ditetapkan oleh sekolah.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Penilaian Autentik
a. Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi
Memang tidak semua orang menyadari bahwa setiap saat kita selalu
melakukan pekerjaan evaluasi. Dalam beberapa kegiatan sehari-hari, kita jelas-
jelas mengadakan pengukuran dan penilaian. Dari dua kalimat ini kita sudah
menemui tiga buah istilah yaitu : evaluasi, pengukuran dan penilaian. Sementara
orang memang lebih cenderung mengartikan ketiga kata tersebut sebagai suatu
pengertian yang sama sehingga dalam memakainya hanya tergantung dari kata
mana yang sedang siap untuk diucapkannya. Akan tetapi sebagian orang yang
lain, membedakan ketiga istilah tersebut.
Untuk dapat mengadakan penilaian, kita mengadakan pengukuran terlebih
dahulu. Jika ada penggaris, maka sebelum menentukan mana pensil yang lebih
panjang, kita ukur dahulu kedua pensil tersebut. Dan setelah mengetahui berapa
panjang masing-masing pensil itu, kita mengadakan penilaian dengan melihat
bandingan panjang antar kedua pensil tersebut. Dapatlah kita mengatakan “ini
pensil panjang, dan ini pensil pendek”. Mana pensil yang lebih panjang, itulah
yang kita ambil. Secara ringkasnya dapat kita simpulkan:
- Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran, pengukuran
bersifat kuantitatif.
- Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran
baik buruk, dan penilaian bersifat kualitatif.

7
8

- Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah diatas, yakni mengukur dan


menilai.1
“Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek
tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Penilaian hasil belajar adalah proses
pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria
tertentu”.2 Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil
belajar siswa.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan


atas Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan
secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan
perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkelanjutan yang digunakan
untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, bahan penyusunan laporan
kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.3

Dari berbagai definisi penilaian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pada
hakikatnya penilaian adalah rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,
dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang
dilakukan secara sistematis, akurat dan berkesinambungan dengan menggunakan
alat pengukuran tertentu, seperti soal dan lembar pengamatan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan
pencapaian kompetensi peserta didik.
Sejalan dengan pengertian diatas maka menurut Nana Sujana penilaian
berfungsi sebagai:

1) Alat untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan instruksional. Dengan


fungsi ini maka peilaian harus mengacu kepada rumusan-rumusan tujuan in
struksional.
2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar. Perbaikan mungkin
dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa, strategi
mengajar guru, dll.

1
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009),
h. 3
2
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2012), h. 3
3
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan
Kurikulum 2013), (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2014), h.66
9

3) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang
tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan
belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasi
yang dicapainya.4

Adapun tujuan hasil belajar peserta didik menurut Kunandar yaitu “pertama,
melacak kemajuan peserta didik. Kedua, mengecek ketercapaian kompetensi
peserta didik. Ketiga, mendeteksi kompetensi yang belum dikuasai oleh peserta
didik. Keempat, menjadi umpan balik untuk perbaikan bagi peserta didik”.5
Sedangkan manfaat penilaian hasil belajar menurut Kunanadar adalah:

1) Mengetahui tingkat pencapaian kompetisi selama dan setelah proses


pembelajaran berlangsung.
2) Memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan
kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.
3) Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami
peserta didik.
4) Umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegaiatn
dan sumber belajar yang digunakan.
5) Memberikan pilihan alternatif penilaain kepada guru.
6) Memberikan informasi kepada orang tua tentang mutu dan efektivitas
pembelajaran yang dilakukan sekolah.6

b. Pengertian Penilaian Autentik


Pada umumnya sebagian guru terbiasa menilai kemampuan siswa dengan
menggunakan tes tulis. Padahal sebaik apa pun tes tulis tidak akan pernah mampu
menilai seluruh kompetensi siswa pada suatu mata pelajaran. Oleh sebab itu,
penggunaan teknik penilaian selain tes tulis mutlak perlu dikuasai oleh guru-guru.

Menurut Komentar Ismet basuki dan Hariyanto, dalam hubungannya dengan


penilaian, dikenal istilah penilaian autentik. Penilaian autentik merupakan
cermin nyata dari kondisi pembelajaran siswa. Penilaian autentik, disebut
demikian karena unik berdasarkan pengalaman pribadi, pengalaman langsung
didunia nyata setiap siswa. Penilaian autentik disebut pula dengan penilaian
alternatif, penilaian kinerja, penilaian informal, dan penilaian berlandaskan
situsi. Penilaian autentik didefinisikan sebagai bentuk penilaian yang
mengharuskan para siswa untuk melaksanakan tugas-tugas dunia nyata yang

4
Nana Sudjana, Op.cit, h. 4
5
Kunandar, Op. Cit, h. 70
6
Ibid, h. 71
10

menunjukkan aplikasi yang bermakna dari suatu pengetahuan atau


keterampilan esensial.7

Secara ringkas penelitian autentik dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk


penilaian yang mengharuskan para siswa untuk melaksanakan tugas-tugas dunia
nyata yang menunjukkan penerapan dari suatu pengetahuan atau keterampilan.
“Hakikat penilaain pendidikan menurut konsep authentic assesment adalah proses
pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan
belajar siswa”.8 Data yang dikumpulkan melalui kegiatan penilaian (assesment)
bukanlah untuk mencari informasi tentang belajar siswa. Pembelajaran yang benar
seharusnya ditekankan pada upaya membantu siswa agar mampu mempelajari,
bukan ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi diakhir periode
pembelajaran.
Penilaian autentik berbeda dengan penilaian tradisional. “Dalam Penilaian
tradisional peserta didik cenderung memilih respons yang tersedia, sedangkan
dalam penilaian autentik peserta didik menampilkan atau mengerjakan suatu tugas
atau proyek”.9 Pada penilaian tradisional kemampuan berfikir yang dinilai
cenderung pada level memahami dan fokusnya adalah guru. Pada penilaian
autentik kemampuan brfikir yang dinilai adalah level konstruksi dan aplikasi serta
fokusnya pada peserta didik. Dalam penialaian autentik memperhatikan
keseimbangan antara penilaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan
yang disesuaikan dengan perkembangan karakteristik peserta didik sesuai dengan
jenjangnya.

c. Ciri-ciri Penilaian Autentik


Menurut Kunandar, ciri-ciri penilaian autentik antara lain:

1) Harus mengukur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan hasil atau
produk. Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik harus
mengukur aspek kinerja (performance) dan produk atau hasil yang
dikerjakan oleh peserta didik.

7
Ismet Basuki & Hariyanto, Asesmen Penelitian, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset,
2012), h. 168
8
Ibid, h. 169
9
Kunandar, Op. Cit, h. 37
11

2) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.


Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik, guru dituntut
untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan atau kompetensi proses
(kemampuan atau kompetensi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran)
dan kemampuan atau kompetensi peserta didik setelah melakukan kegiatan
pembelajaran.
3) Menggunakan berbagai cara dan sumber. Artinya, dalam melakukan
penilaian terhadap peserta didik harus menggunakan berbagai teknik
penilaian dan menggunakan berbagai sumber atau data yang bisa digunakan
sebagai informasi yang menggambarkan penguasaan kompetensi peserta
didik.
4) Tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian. Artinya, dalam
melakukan penilaian peserta didik terhadap pencapaian kompetensi tertentu
harus secara komprehensif dan tidak hanya mengandalkan hasil tes semata.
5) Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik harus mencerminkan
bagian-bagian kehidupan peserta didik yang nyata setiap hari, mereka harus
dapat menceritakan pengalaman atau kegiatan yang mereka lakukan setiap
hari.
6) Penialain harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian peserta
didik, bukan keluasannya (kuantitasnya). Artinya, dalam melakukan
penilaian peserta didik terhadap pencapaian kompetensi harus mengukur
kedalaman terhadap penguasaan kompetensi tertentu secara objektif.10

d. Karakteristik Penilaian Autentik


Menurut Ismet Basuki dan Hariyanto, ada 10 ciri-ciri penilaian autentik yang
terkait dengan aktivitas autentik meliputi:

1) Aktivitas autentik memiliki relevansi dengan dunia nyata.


2) Kegiatan autentik sengaja didefinisikan secara kabur, tidak jelas (ill-defined)
menuntut peserta didik mendefinisikan sendiri tugas-tugas dan sub-tugasnya
untuk menyelesaikan atau menuntaskan kegiatannya.
3) Kegiaatn autentik mencakup tugas-tugas kompleks yang harus diselidiki
dan dikerjakan oleh siswa dalam suatu periode waktu yang
berkesinambungan.
4) Kegiatan autentik memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati
tugas-tugas dari perspektif yang berbeda, serta menggunakan berbagai
sumber.
5) Kegiatan autentik memberikan kesempatan untuk melakukan refleksi diri.
6) Aktifitas autentik memberikan kesempatan untuk bekerja sama dalam satu
tim.
7) Aktivitas autentik dapat dipadukan dan diterapkan dalam berbagai bidang
studi yang berlainan.

10
Ibid, h. 39
12

8) Aktivitas autentik terjalin erat berkesinambungan dan terpadu dengan


assesmen.
9) Aktifitas autentik menciptakan hasil karya yang bernilai dan bermutu.
10) Aktivitas autentik memungkinkan cara pemecahan masalah yang kompetitif
dan menghasilkan berbagai jenis luaran.11

Sejumlah karakteristik penilaian autentik menurut Ismet Basuki dan


Hariyanto adalah sebagai berikut :

1) Melibatkan pengalaman nyata (involves real-world experience).


2) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.
3) Mencakup penilaian pribadi (self assesment) dan refleksi.
4) Yang diukur keterampilan dan permormansi, bukan mengingat fakta
5) Berkesinambungan.
6) Terintegrasi.
7) Dapat digunakan sebagai umpan balik.
8) Kriteria keberhasilan dan kegagalan diketahui siswa dengan jelas.
9) Menggunakan bermacam-macam instrumen, pengukuran, dan metode yang
sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.
10) Bersifat komprehensif dan holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan
pembelajaran.12

e. Hal-hal yang Bisa Digunakan sebagai Dasar Menilai Peserta Didik


dalam Penilaian Autentik
Menurut Kunandar, dalam penilaian autentik ini, hal-hal yang bisa digunakan
sebagai dasar oleh guru dalam menilai peserta didik antara lain:

1) Proyek atau penugasan dan laporannya. Proyek atau penugasan adalah tugas
yang diberikan oleh guru kepada peserta didik dalam waktu tertentu sebagai
implementasi dan pendalaman dari pengetahuan yang diperoleh dalam
pembelajaran.
2) Hasil tes tulis. Penialaian autentik dapat dilakukan dengan menggunakan
hasil tes tulis sebagai salah satu cara atau alat untuk mengukur pencapaian
peserta didik terhadap kompetensi tertentu.
3) Portofolio (kumpulan karya peserta didik) selama satu semester atau satu
tahun.
4) Pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah yang dikerjakan peserta didik sebagai
pendalaman penguasaan kompetensi yang diperoleh dalam pembelajaran
merupakan salah satu penilaian autentik.

11
Ismet Basuki & Hariyanto, Op. Cit, h.170
12
Ibid, h. 171
13

5) Kuis. Kuis adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan terhadap peserta didik terhadap materi atau
kompetensi yang telah dikuasai oleh peserta didik.
6) Karya peserta didik. Seluruh karya peserta didik secara individual maupun
kelompok, seperti laporan diskusi kelompok, eksperimen, pengamatan,
proyek dan lain sebagainya dapat dijadikan dasar penilaain autentik.
7) Presentasi atau penampilan peserta didik. Presentasi atau penampilan
peserta didik dikelas ketika melaporkan proyek atau tugas yang diberikan
oleh guru dapat menajdi bahan dalam melakukan penilaian autentik.
8) Demonstrasi. Penampilan peserta didik dalam mendemonstrasikan atau
mensimulasikan suatu alat atau aktivitas tertentu yang berkaitan dengan
materi pembelajaran dapat dijadikan bahan penilaian autentik.
9) Laporan. Laporan suatu kegiatan atau aktivitas peserta didik yang berkaitan
dengan pembelajaran, seperti laporan proyek atau tugas menghitung
pertumbuhan dan kepadatan penduduk ditempat tinggal peserta didik dapat
dijadikan bahan penilaian autentik.
10) Jurnal. Catatan-catatan perkembangan peserta didik yang menggambarkan
perkembangan atau kemajuan peserta didik berkaitan dengan pembelajaran
dapat menjadi bahan penilaian autentik.
11) Karya tulis. Karya tulis peserta didik baik kelompok maupun individu yang
berkaitan dengan materi pembelajaran suatu bidang studi.
12) Kelompok diskusi. Kelompok-kelompok diskusi peserta didik, baik yang
dibentuk oleh sekolah atau guru maupun oleh peserta didik secara mandiri
dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penilaian autentik.
13) Wawancara. Wawancara yang dilakukan guru terhadap peserta didik
bekaitan dengan pembelajaran dan penguasaan terhadap kompetensi
tertentu dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penilaian autentik.13

f. Teknik dan Instrumen Penilaian Autentik


Teknik dan instrumen dalam penilaian autentik adalah mencakup:

1) Penilaian kompetensi sikap. Pendidik melakukan penilaian kompetensi


sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat (peer
evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan adalah
daftar cek atau skala penilaian yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal
berupa cacatan pendidik.
2) Penilaian kompetensi pengetahuan. Pendidik menilai kompetensi
pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan dan tes penugasan. isntrumen tes
tertulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar salah,
menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi dengan pedoman
penskoran. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan. Instrumen
penugasan pekerjaan rumah dan/atau proyek yang dikerjakan secara
individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

13
Kunandar, Op. Cit, h. 41
14

3) Penilaian kompetensi keterampilan. Pendidik menilai kompetensi


keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut
peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik, proyek dan penilaian portofolio. Instrumen yang
digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian yang dilengkapi rubrik. 14

g. Perbedaan Penilaian Autentik dengan Penilaian Tradisional


John Mueller dalam Assesment Toolbox membandingkan perbedaan antara
penilaian tradisional dan penilaian autentik, yakni sebagai berikut:

1) Pada asesmen tradisional, peserta didik diberikan sejumlah pilihan dalam


bentuk soal pilihan ganda atau benar-salah, serta diminta untuk memilih
jawaban yang benar. Sebaliknya dalam penilaian autentik, siswa diminta
mendemonstrasikan pemahamannya dengan melaksanakan tugas-tugas yang
lebih kompleks.
2) Tes tradisonal buatan guru tidak mencerminkan dunia nyata, terbatas pada
pengujian terhadap apa yang dipelajari didalam kelas, berbeda dengan
penilaian autentik yang mencoba mengaitkan bahan ajar dengan dunia
nyata.
3) Penilaian tradisional yang dirancang baik dapat secara efektif menentukan
apakah siswa telah mendapatkan suatu pengetahuan atau belum, sedangkan
penilaian autentik sering meminta siswa untuk menganalisis, membuat
sintesis, dan menerapkan apa yang telah dipelajarinya serta diminta
menciptakan makna baru dari apa yang telah dipelajarinya.
4) Dalam penilian tradisional apa yang dapat dan akan ditunjukkan oleh siswa
secara cermat telah dibuat strukturnya oleh guru. Sebaliknya dalam
penilaian autentik peserta didik diizinkan untuk memilih dan
mengonstruksikan bukti-bukti kemahirannya. Misalnya memilih dokumen
portofolio sendiri, memilih judul dan tema makalahnya sendiri, dan
sebagainya.
5) Dalam penilaian tradisional, misalnya dalam uji pilihan ganda, bagaimana
cara kita menyakini bahwa pilihan jawaban siswa yang benar betul-betul
karena pemahamannya dan bukan sekedar untung karena memilih jawaban
yang benar. Jadi ini bukan merupakan bukti langsung kecerdasan atau
kompetisi siswa. Penilaian autentik sebaliknya sering memberi bukti nyata
dan langsung.15

h. Keunggulan dan Kelemahan Penilaian Autentik


Keunggulan penilaian autentik menurut Ismet Basuki dan Hariyanto, yaitu:

1) Berfokus pada keterampilan analisis dan keterpaduan pengetahuan.


14
Ibid, h. 52
15
Ismet Basuki & Hariyanto, Op. Cit, h. 174
15

2) Meningkatkan kretivitas.
3) Merefleksikan keterampilan dan pengetahuan dunia nyata.
4) Mendorong kerja kolaboratif.
5) Meningkatkan keterampilan lisan dan tertulis.
6) Langsung menghubungkan kegiatan asesmen, kegiatan pengajaran dan
tujuan pembelajaran.
7) Menekankan kepada keterampilan keterpaduan pembelajaran disepanjang
waktu.16
Sedangkan kelemahan dari penilaian autentik antara lain:

1) Memerlukan waktu yang intensif untuk mengelola, memantau dan


melakukan koordinasi.
2) Sulit untuk dikoordinasikan dengan standar pendidikan yang telah
ditetapkan secara legal.
3) Menantang guru untuk memberikan skema pemberian nilai yang konsisten.
4) Sifat subjektif dalam pemberian nilai akan cenderung menjadi bias.
5) Sifat penilaian yang unik mungkin tidak dikenali siswa.
6) Bisa bersifat tidak praktis untuk kelas yang berisi banyak siswa.
7) Hal yang menantang untuk mengembangkan berbagai jenis materi ajar dan
berbagai kisaran tujuan pembelajaran.17

Dari berbagai penjelasan diatas tentang penilaian autentik dapat disimpulkan


bahwa dalam melakukan penilaian autentik ada tiga hal yang harus diperhatikan
oleh guru, yakni:

a) Autentik dari instrumen yang digunakan. Artinya dalam melakukan


penilaian autentik guru perlu menggunakan instrumen yang bervariasi (tidak
hanya satu instrumen) yang disesuaikan dengan karakteristik atau tuntutan
kompetensi yang ada dikurikulum.
b) Autentik dari aspek yang diukur. Artinya, dalam melakukan penilaian
autentik guru perlu menilai aspek-aspek hasil belajar secara komprehensif
yang meliputi kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan kompetensi
keterampilan.
c) Autentik dari aspek kondisi peserta didik. Artinya, dalam melakukan
penilaian autentik guru perlu menilai input (kondisi awal) peserta didik,
proses (kinerja dan aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar),
dan output (hasil pencapaian kompetensi, baik sikap, pengetahuan maupun
keterampilan yang dikuasai atau ditampilkan peserta didik setelah mengikuti
proses belajar mengajar).18

16
Ibid, h. 176
17
Ibid, h. 177
18
Kunandar, Op. Cit, h. 42
16

2. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar


a. Hakikat Belajar
“Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik”.19
Dalam buku teori-teori belajar, Ratna Wilis dahar mengatakan, “menurut
Gagne, belajar dapat didefinisikan sebaagi suatu proses dimana suatu organisme
berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”.20 “Belajar adalah kegiatan yang
berproses dan merupakan proses dan merupakan unsur yang sangat fundamental
dalam proses penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan”.21 “Belajar
merupakan suatu aktifitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan
pemahaman. Keterampilan dan nilai sikap.”22
Berdasarkan beberapa definisi belajar diatas, dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan proses perubahan sebagai hasil dan interaksi dengan
lingkungan sekitar yang menghasilkan sesuatu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Slameto adalah sebagai
berikut:
1) Faktor-faktor intern
Faktor-faktor intern yang mempenagruhi belajar antara lain:

a) Faktor jasmaniah
Yang termasuk dalam faktor jasmaniah adalah: Faktor kesehatan dan Cacat
tubuh.
b) Faktor psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor
psikologis yang mempengaruhi belajar, faktor-faktor tersebut diantaranya:
Intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan.
c) Faktor kelelahan

19
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi, (Jakarta : PT Rineka Cipta,
2013), h.1
20
Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Jakarta : Erlangga, 1989), h.11
21
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT Remaja
Rosda Karya, 2010), h.87
22
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta : Media Abadi, 2005), h.59
17

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetap dapat


dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan
rohani (bersifat psikis).
Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul
kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi
karena terjadi kekacauan substansi sisa pembakaran didalam tubuh,
sehingga darah tidak / kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Kelelahan
rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan da kebosanan, sehingga minat
dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
Kelelahan baik secara jasmani maupun rohani dapat dihilangkan dengan
cara-cara, yaitu: tidur, istirahat, mengusahan variasi dalam belajar, juga
dalam bekerja, menggunakan obat-obatan yang bersifat melancarkan
peredaran darah, misalnya obat gosok, rekreasi dan ibadah yang teratur,
olahraga secara teratur, dan mengimbangi makan dengan makanan yang
memenuhi syarat-syarat kesehatan, misalnya yang memenuhi empat sehat
lima sempurna. Jika kelelahan sangat serius cepat-cepat menghubungi
seseorang ahli, misalnya dokter, psikister, konselor dan lain-lain.23

2) Faktor-faktor ekstern
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapatlah dikelompokkan
menjadi 3 faktor, yaitu:
a) Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara
orangtua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga,
pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan dan keadaan ekonomi
keluarga.
b) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar,
kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi ssiwa dengan siswa, disiplin
sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung,
metode belajar dan tugas rumah.
c) Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap
belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam
masyarakat. Faktor masyarakat itu antara lain: kegiatan siswa dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan
masyarakat.24

23
Slameto, Op. Cit, h. 55-60
24
Ibid, h. 71
18

b. Hakikat Hasil Belajar


Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. “Horward Kingsley membagi tiga macam hasil
belajar, yaitu : (a) Keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan keterampilan,
(c) sikap dan cita-cita”. 25
Menurut Sardiman, “hasil belajar merupakan bentuk dan hasil pencarian
tujuan belajar. Sardiman menambahkan bahwa hasil belajar itu meliputi tiga hal
antara lain : a) hal ihwal pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif), b) hal ihwal
personal, kepribadian dan sikap (afektif), c) hal ikhwal tentang kelakuan,
keterampilan atau penampilan (psikomotorik)”.26

Hasil belajar adalah suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang
telah terjadi pada diri peserta ddiik. Hasil belajar akan memberikan pengaruh
dalam dua bentuk, yakni : 1) peserta didik akan mempunyai perspektif terhadap
kekuatan dan kelemahannya atas perilaku yang diinginkan, 2) mereka
mendapatkan perilaku yang diinginkan itu telah meningkat baik setahap atau
dua tahap sehingga timbul lagi kesenjangan antara penampilan perilaku yang
sekarng-sekarang dengan perilaku yang diinginkan. Kesinambungan tersebut
merupakan dinamika proses belajar sepanjang hayat dan pendidikan yang
berkesinambungan.27
Gagne membagi lima macam hasil belajar, yaitu:
1) Keterampilan intelektual, atau pengetahuan prosedural yang mencakup
belajar konsep, prinsip dan pemecahan masalah yang diperoleh melalui
penyajian materi disekolah.
2) Strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah
baru dengan jalan mngatur proses internal masing-masing individu dalam
memperhatikan, belajar mengingat, dan berfikir.
3) Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan
kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan.
4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan untuk melaksanakan dan
mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubugan dengan otot.
5) Sikap, yaitu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku
seseorang yang didasari emosi, kepercayaan serta faktor intelektual.28

25
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar, (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2009), h.22
26
Ahmad Nurcholis, Jusuf Bahtiar, Strategi Pengembangan Kreativitas dan Motivasi Belajar
Siswa, (Ta‟allum, Jurnal Pendidikan Islam, 2012), h.30
27
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan
Kepala Sekolah, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009), h.208
28
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), h.47
19

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil atau
kemampuan yang diperoleh atau dicapai oleh siswa yang diperlihatkannya setelah
mereka menempuh pengalaman belajar, hasil belajar diperoleh dari kegiatan
penilaian dan yang diharapkan adanya perubahan tingkah laku.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, antara lain:29

1) Faktor Internal
a) Faktor Fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam
keadaan yang lemah dan capek, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak
dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya semua akan membantu dalam
proses dan hasil belajar.
b) Faktor Psikologis
Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi yang
berbeda-beda. Beberapa faktor psikologis diantara meliputi intelegensi,
perhatian, minat, dan bakat, motif. Motivasi, kognitif dan daya nalar.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor Lingkungan
Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar.
Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula
berupa lingkungan sosial.
b) Faktor Instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan
penggunannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan.
Yaitu seperti kurikulum, sarana, fasilitas dan guru.

Menurut Muhibbin Syah, keberhasilan dari proses hasil belajar dipengaruhi


oleh tiga faktor, “faktor yang pertama yaitu faktor dalam (intern), yakni keadaan
atau kondisi jasmani; yang kedua faktor dari luar diri individu (ekstern), yakni
kondisi lingkungan sekitar siswa; dan yang ketiga pendekatan belajar yakni jenis
upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran”.30

29
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta : PT. Gaung
Persada Press, 2008), h. 32
30
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta,
PT Rajawali Pers, 2010), h. 3
20

3. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


a. Pengertian Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan salah satu mata
pelajaran yang dipelajari di sekolah tingkat SMA (Sekolah Menengah Atas dan
sederajat). Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah pelajaran yang
memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, ketrampilan dan
sifat kebangsaan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agama Islam.
“Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti menetapkan aqidah yang berisi
tentang ke-Maha-Esaan Tuhan sebagai sumber utama nilai-nilai kehidupan bagi
manusia dan alam semesta. Sumber utama lainnya adalah akhlak yang merupakan
manifestasi dari aqidah. Selain itu akhlak juga merupakan landasan
pengembangan nilai-nilai karakter bangsa indonesia”.31
Dengan demikian, karakter bangsa indonesia didasarkan kepada nilai-nilai ke-
Tuhanan Yang Maha Esa, yang merupakan inti dari sila-sila lain yang ada dalam
Pancasila. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dapat mewujudkan nilai-nilai
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan indonesia, kerakyatan dan
permusyawaratan yang, serta keadilan sosial bagi bagi seluruh Indonesia. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
adalah pendidikan yang ditujukan untuk dapat menserasikan, menselaraskan dan
menyeimbangkan antara Iman, Islam dan Ihsan yang diwujudkan dalam hubungan
manusia dengan Pencipta, hubungan manusia dengan sesama, hubungan manusia
dengan diri sendiri dan hubungan manusia dengan lingkungan alam. Sehingga
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti penting untuk di
ajarkan di sekolah.

b. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diajarkan di SMA bertujuan
untuk:

31
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 69 Tahun 2013
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, h. 15
21

1. menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan


pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah
SWT demi mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat;
2. mewujudkan peserta didik yang taat beragama, berakhlak mulia,
berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, santun,
disiplin, toleransi dan mengembangkan budaya Islami dalam komunitas
sekolah.
3. Membentuk peserta didik yang berkarakter melalui pengenalan, pemahaman
dan pembiasaan norma-norma dan aturan-aturan yang yang Islami dalam
hubungannya dengan Tuhan, diri sendiri, sesama, dan lingkungan secara
harmonis.
4. Mengembangkan nalar dan sikap moral yang selaras dengan nilai-nilai
Islami dalam kehidupan sebagai warga masyarakat, warga negara, dan
warga dunia.32

c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi


Pekerti
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti meliputi aspek-
aspek “Al-Qur‟an dan Hadits, Aqidah, Akhlak, Fiqih dan Tarikh dan Kebudayaan
Islam”.33

d. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan


Agama Islam dan Budi Pekerti
Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti (KI dan KD) SMA kelas X dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.1 KI dan KD Kelas X


Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

1. Menghayati dan 1.1 Menghayati nilai-nilai keimanan kepada


mengamalkan ajaran Malaikat-malaikat Allah SWT
agama yang dianutnya 1.2 Berpegang teguh kepada Al-Quran, Hadits

32
Ibid, h. 17
33
Ibid, h. 18
22

dan Ijtihad sebagai pedoman hidup


1.3 Meyakini kebenaran hukum Islam
1.4 Berpakaian sesuai dengan ketentuan syariat
Islam dalam kehidupan sehari-hari

2. Mengembangkan perilaku 2.1 Menunjukkan perilaku jujur dalam kehidupan


(jujur, disiplin, sehari-hari sebagai implementasi dari
tanggungjawab, peduli, pemahaman Q.S. Al-Maidah (5): 8, dan Q.S.
santun, ramah lingkungan, At-Taubah (9): 119 dan hadits terkait
gotong royong, kerjasama, 2.2 Menunjukkan perilaku hormat dan patuh
cinta damai, responsif dan kepada orangtua dan guru sebagai
pro-aktif) dan menunjukan implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Isra
sikap sebagai bagian dari (17): 23 dan hadits terkait
solusi atas berbagai 2.3 Menunjukkan perilaku kontrol diri
permasalahan bangsa (mujahadah an-nafs), prasangka baik
dalam berinteraksi secara (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)
efektif dengan lingkungan sebagai implementasi dari pemahaman Q.S.
sosial dan alam serta Al-Anfal (8): 72; Q.S. Al-Hujurat (49): 12 dan
dalam menempatkan diri 10 serta hadits yang terkait
sebagai cerminan bangsa 2.4 Menunjukkan perilaku menghindarkan diri
dalam pergaulan dunia. dari pergaulan bebas dan perbuatan zina
sebagai implementasi dari pemahaman Q.S.
Al-Isra‟ (17): 32, dan Q.S. An-Nur (24): 2,
serta hadits yang terkait
2.5 Menunjukkan sikap semangat menuntut ilmu
dan menyampaikannya kepada sesama
sebagai implementasi dari pemahaman Q.S.
At-Taubah (9): 122 dan hadits terkait
2.6 Menunjukkan sikap keluhuran budi, kokoh
pendirian, pemberi rasa aman, tawakkal dan
perilaku adil sebagai implementasi dari
23

pemahaman Asmaul Husna al-Kariim, al-


Mu’min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami’, al-
‘Adl, dan al-Akhiir
2.7 Menunjukkan sikap tangguh dan semangat
menegakkan kebenaran sebagai implementasi
dari pemahaman strategi dakwah Nabi di
Mekah
2.8 Menunjukkan sikap semangat ukhuwah
sebagai implementasi dari pemahaman
strategi dakwah Nabi di Madinah

3. Memahami, menerapkan 3.1 Menganalisis Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S.


dan menganalisis Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat (49)
pengetahuan faktual, : 10; serta hadits tentang kontrol diri
konseptual, prosedural (mujahadah an-nafs), prasangka baik
dalam ilmu pengetahuan, (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)
teknologi, seni, budaya, 3.2 Memahami manfaat dan hikmah kontrol diri
dan humaniora dengan (mujahadah an-nafs), prasangka baik
wawasan kemanusiaan, (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah),
kebangsaan, kenegaraan, dan menerapkannya dalam kehidupan
dan peradaban terkait 3.3 Menganalisis Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan
fenomena dan kejadian, Q.S. An-Nur (24) : 2, serta hadits tentang
serta menerapkan larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.
pengetahuan prosedural 3.4 Memahami manfaat dan hikmah larangan
pada bidang kajian yang pergaulan bebas dan perbuatan zina.
spesifik sesuai dengan 3.5 Memahami makna Asmaul Husna: al-Kariim,
bakat dan minatnya untuk al-Mu‟min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami‟, al-
memecahkan masalah. „Adl, dan al-Akhiir;
3.6 Memahami makna beriman kepada malaikat-
malaikat Allah SWT
3.7 Memahami Q.S. At-Taubah (9): 122 dan
24

hadits terkait tentang semangat menuntut


ilmu, menerapkan dan menyampaikannya
kepada sesama;
3.8 Memahami kedudukan Alquran, Hadits, dan
Ijtihad sebagai sumber hukum Islam
3.9 Memahami pengelolaan wakaf
3.10.1. Memahami substansi dan strategi dakwah
Rasullullah saw. di Mekah
3.10.2. Memahami substansi dan strategi dakwah
Rasulullah saw. di Madinah

4 Mengolah, menalar, dan 4.1.1 Membaca Q.S. Al-Anfal (8): 72); Q.S. Al-
menyaji dalam ranah Hujurat (49): 12; dan Q.S. Al-Hujurat (49)
konkret dan ranah abstrak : 10, sesuai dengan kaidah tajwid dan
terkait dengan makhrajul huruf.
pengembangan dari yang 4.1.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Al-Anfal
dipelajarinya di sekolah (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; QS Al-
secara mandiri, dan Hujurat (49) : 10 dengan lancar.
mampu menggunakan 4.2.1 Membaca Q.S. Al-Isra‟ (17): 32, dan Q.S.
metode sesuai kaidah An-Nur (24): 2 sesuai dengan kaidah
keilmuan. tajwid dan makhrajul huruf.
4.2.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Al-Isra‟
(17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24): 2 dengan
lancar.
4.3 Berperilaku yang mencontohkan keluhuran
budi, kokoh pendirian, pemberi rasa aman,
tawakal dan perilaku adil sebagai
implementasi dari pemahaman makna
Asmaul Husna al-Kariim, al-Mu’min, al-
Wakiil, al-Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan
al-Akhiir
25

4.4 Berperilaku yang mencerminkan kesadaran


beriman kepada malaikat-malaikat Allah
SWT
4.5 Menceritakan tokoh-tokoh teladan dalam
semangat mencari ilmu
4.6 Menyajikan macam-macam sumber hukum
Islam
4.7.1 Menyajikan dalil tentang ketentuan wakaf
4.7.2 Menyajikan pengelolaan wakaf
4.8.1 Mendeskripsikan substansi dan strategi
dakwah Rasullullah SAW di Mekah
4.8.2 Mendeskripsikan substansi dan strategi
dakwah Rasulullah SAW di Madinah

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Belum ada penelitian studi kasus yang secara khusus membahas tentang
penerapan penialaian autentik untuk hasil belajar siswa pada pembelajaran
pendidikan agama islam dan budi pekerti di SMA. Belum banyak memang yang
mengkaji tentang penerapan penialaian autentik yang di aplikasikan dalam
pembelajaran SMA. Mungkin karena penialain autentik ini terhitung baru yang
belakangan ini baru diterapkan di sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum
2013.
Pada saat melakukan pencarian referensi, penulis bersusah payah mencari
beberapa rujukan yang berkaitan dengan penilaian autentik, guna melakukan
komparasi dengan temuan-temuan penelitian yang sebelumnya tentang hal-hal
penting yang menjadi kelebihan dan kelemahan peneliti sebelumnya.
Berikut ini peneliti sajikan beberapa penelitian terdahulu yang menyangkut
penilaian autentik dalam pembelajaran. Penelitian-penelitian tersebut digunakan
sebagai acuan dan referensi untuk memahami pengaruh dalam penelitian. Adapun
hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
26

1. Linda Puspitaningrum dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Penilaian


Autentik melalui Pendekatan Kontekstual pada Materi Larutan Elektrolit
dan Nonelektrolit”. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan
metode studi kasus, bahwa penilaian autentik bisa dikembangkan dengan
berdasarkan SK dan KD yang kemudian dikembangkan melalui indikator
dan dibuat rubrik penilaian autentik. Itu menunjukkan bahwa penilaian
autentik dapat diterapkan pada materi tersebut.
2. Tuti alawiyah dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Penilaian
Autentik untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa”.
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan Penelitian Tindak Kelas
menunjukkan bahwa penerapan penilaian autentik dapat meningkatkan
motivasi siswa dalam belajar matematika.
3. Hartati Mukhtar dalam karyanya yang berjudul “Penerapan Penilaian
Autentik dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan” yang dimuat pada
Jurnal Pendidikan Penabur. Dalam penelitiannya dikemukakan bahwa
penilaian autentik sangat penting bagi peningkatan mutu pendidikan, akan
tetapi bukan hanya merupakan konsep dan bahkan slogan. Dibutuhkan
guru yang profesional yang menguasai metode penilaian tersebut, dan
mempunyai kedarana, serta kemauan dan kemampuan dalam rangka untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
4. Burhan Nurgiyantoro dalam karyanya yang berjudul “Penilaian Otentik”
yang dimuat dalam jurnal Cakrawala Pendidikan. Dalam penelitiannya
dikemukakan bahwa dengan berkembangnya teori baru haruslah disikapi
dengan kritis, terutama yang berhubungan dengan keefektifan
pembelajaran. Maka dengan menggunakan penilaian otentik akan
memberikan hasil yang lebih baik daripada penilaian tradisional.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMA IZADA Pondok Aren Tangerang Selatan.
Adapun waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei hingga Agustus 2014.

B. Latar Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada mulai tanggal 08 April 2014 hingga 14
Agustus 2014. adapun sekolah tempat penelitian adalah SMA IZADA yang
berlokasi di jalan Jombang Raya No. 25 A Kel. Pondok Kacang Timur Kec.
Pondok Aren Kota Tangerang Selatan Prov. Banten. Yang akan diteliti disini
adalah aktivitas belajar siswa, bagaimana proses penerapan penilaian autentik
terhadap hasil belajar siswa yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.
Adapun yang berperan dalam penelitian ini, meliputi: peneliti sendiri, Kepala
Sekolah SMA IZADA, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti, dan siswa. Adapun profil SMA IZADA dalam penelitian ini sebagai
berikut:

1. Sejarah Pendirian Sekolah


SMA IZADA didirikan atas desakan dari beberapa pihak yang menginginkan
adanya perubahan sikap dan prilaku masyarakat yang semakin jauh dari harapan.
Menurunnya nilai moral dan akhlaq sebagian masyarakat khususnya dalam
dekade terakhir ini telah tercermin dari pola pikir dan pandangan hidup serta

27
28

tingkah lakunya. Kehidupan masyarakat ternyata telah menyimpang jauh dari


norma dan aqidah agama. Penyimpangan tersebut merupakan kelemahan yang
perlu mendapat perhatian semua pihak untuk diluruskan.
Mengingat keadaan tersebut sudah dalam kondisi yang cukup
memprihatinkan bahkan dapat membahayakan masa depan bangsa, maka
diperlukan upaya pembenahan bersama yang dapat menata akhlaq bangsa ini
menjadi cerdas dan bernurani.
Untuk mengantisipasi dan mencegah kesinambungan kondisi yang
memprihatinkan tersebut, Yayasan Pendidikan Islam Ibuku (YPII) merasa
terpanggil untuk turut membantu Pemerintah menyiapkan generasi muda agar
dapat menjadi generasi penerus yang lurus dan menjadi calon Pemimpin Bangsa
yang sanggup mengemban amanah rahmatan lil „alamin.
Dengan niat tulus membangun generasi baru yang lebih baik, maka YPII
mendirikan Sekolah An-Nisaa’ pada tahun 1995, dimulai pendirian TK An-Nisaa’
hingga level SMP dan level Sekolah Menengah Atas (SMA) yang bernama SMA
IZADA didirikan sejak tahun 2008.
Teknologi yang berkembang sangat pesat telah mengubah kehidupan dalam
kecepatan yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah. Pola hubungan
dunia yang semakin global dengan meretas batas-batas negara semakin membuat
persaingan hari ini dan terutama esok hari menjadi bertambah ketat. Jika kita
hadapkan putra-putri kita pada persaingan global dimasa mendatang tanpa
persiapan yang matang, maka mereka akan sulit berkompetisi dan akan menjadi
orang-orang yang "terpinggirkan".
Jika selama ini dianggap modal utama kesuksesan dan menuju persaingan
global adalah IQ semata, Kecerdasan Fisik (Physical Quotien), Kecerdasan Emosi
(Emotional Quotien), dan Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotien). Modal
tersebut disamping diperoleh siswa melalui pendidikan di rumah, pendidikan di
sekolah dan lingkungan siswa berada.
Unit-unit sekolah di bawah lembaga Yayasan Pendidikan Islam Ibuku (YPII)
adalah sekolah yang berupaya menggabungkan berbagai aspek kecerdasan dalam
penyelenggaraan pendidikan siswa. Menyelenggarakan pengajaran komputer yang
29

memiliki target pencapaian yang jelas dan berjenjang. Hal ini akan memberikan
bekal kemampuan teknologi bagi siswa untuk dipergunakan baik untuk
menyelesaikan tugas-tugas sekolah maupun untuk kebutuhan pribadinya.1

2. Visi, Misi, dan Tujuan


Visi SMA IZADA adalah dengan berlandaskan Q.S. An-Nisaa ayat : 9
"Hendaklah mereka merasa takut (kepada Allah) jika meninggalkan anak-anak
(generasi) yang lemah di belakang mereka, … ". Maka Yayasan Pendidikan Islam
Ibuku dalam unit satuan pendidikan SMA IZADA sebagai “Sekolah yang menjadi
oase bagi banyak perubahan positif seluruh warga sekolah/The Oasis for
Changes”. Berupaya mencapai visi: "terwujudnya generasi penerus yang
berintekletualitas tinggi, berkarakter kuat dan amanah serta berakhlak mulia"
Adapun Misi SMA IZADA adalah “Menciptakan suasana dan lingkungan
sekolah yang nyaman, aman dan kondusif, menyelenggarakan pendidikan
berkualitas, dan membuka kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuhnya potensi,
kreativitas, dan kematangan seluruh warga sekolah, agar dapat berkontirbusi
positif bagi bangsa”.
Sedangkan Tujuan didirikannya SMA IZADA adalah:
1. SMA IZADA memenuhi dan berada di atas standar nasional pendidikan yang
ditetapkan BSNP.
2. Kelulusan 100 % pada Ujian Nasional dengan nilai rata-rata UN >8.
3. Memperoleh rata-rata nilai Ujian Sekolah > 8.
4. Memiliki tim olimpiade MIPA yang dapat meraih juara tingkat nasional.
5. Memiliki tim basket dan tim futsal yang mampu memperoleh juara.
6. Menanamkan nilai-nilai kejujuran, rasa percaya diri, kemandirian dan
nasionalisme norma-norma keislaman.
7. Menanamkan sikap kepedulian, kewirausahaan dan orientasi masa depan.
8. Memiliki silabus dan rencana program pengajaran yang lengkap dan
berkesinambungan yang di kembangkan oleh tenaga pendidik.

1
Sejarah SMA IZADA berdasarkan Buku Kurikulum SMA IZADA tahun pelajaran 2013-
2014
30

9. Memiliki program muatan lokal yang ajeg.


10. Memiliki program pengembangan kecakapan hidup, wawasan lingkungan,
living value dan pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual yang
terintegrasi dalam pembelajaran.
11. Diterapkannya strategi pembelajaran active learning dengan pendekatan
Contekstual Teaching Learning (CTL) dalam proses belajar mengajar.
12. Melaksanakan program remedial dan pengayaan yang terprogram.
13. Guru berpendidikan minimal S1 dan memiliki keahlian sesuai dengan mata
pelajaran yang diajarkan dan memiliki kompetensi pendagogik, kepribadian,
sosial dan professional.
14. Guru mampu berprestasi di tingkat provinsi maupun tingkat nasional.
15. Meningkatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang proses
belajar mengajar, termasuk meningkatkan jumlah koleksi buku perpustakaan
dan kelengkapan alat laboratorium.
16. Menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang komprehensif.
17. Mampu mengelola dana pendidikan secara transparan, efisien dan akuntabel
sesuai prinsip MBS
18. Memiliki data base siswa terkomputerisasi yang lengkap dan terkini.
19. Memiliki tim Litbang untuk pengembangan sekolah yang lebih terarah dan
komprehensif.
20. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga instansi usaha yang mendukung
pengembangan keterampilan siswa.

3. Gambaran Umum Penerapan Penilaian Autentik di SMA IZADA


Penilaian autentik merupakan metode yang menekankan pada penilaian
proses. Kemajuan siswa untuk kompetensi inti maupun kompetensi dasar yang
ingin dimunculkan.
Pada dasarnya, di SMA IZADA sudah menerapkan penilaian autentik di kelas
yang sudah menerapkan kurikulum 2013 yaitu kelas X. Dengan mengaplikasikan
sistem belajar aktif, dengan metode mengajar dengan pendekatan ilmiah,
31

Kurikulum 2013 sangat membantu karena pedoman yang dibuat sangat detail
dalam implementasi metode belajar Scientific approach.
Dengan sudah diterapkannya Kurikulum 2013 pada sekolah SMA IZADA,
merupakan bukti bahwa sudah diterapkannya Penialaian autentik. Meskipun
belum semua guru mata pelajaran pada kelas X menerapkan dengan baik, karena
penialain autentik ini merukapakan model penilain baru, yang baru ada dan
relevan dengan kurikulum 2013.
Khususnya Pada mata pelajara Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
pada kelas X, guru sudah menerapkan penilaian auentik, meskipun belum secara
utuh. Ini dikarenakan minimnya pemahaman guru tentang penilaian itu sendiri dan
banyaknya kendala yang di hadapai dalam proses pembelajaran, sehingga belum
bisa maksimal untuk melaksanakannya.

C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan peneliti ialah pendekatan penelitian
kualitatif dengan metode penelitian studi kasus. “Studi kasus adalah suatu
penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna,
memperoleh pemahaman dari kasus tersebut”.2
Pada metode studi kasus ini peneliti benar-benar memahami kasus yang ada
dengan cara mengumpulkan data, melihat langsung keadaan di lokasi dan
mengambil info dari berbagai sumber yang ada di sekitar dan mempelajari
keadaan di sekitar. “Suatu kasus Dalam studi kasus digunakan beberapa teknik
pengumpulan data seperti wawancara, observasi dan studi dokumenter, tetapi
semuanya difokuskan ke arah mendapatkan kesatuan data dan kesimpulan”.3 Studi
kasus merupakan metode penelitian yang unik. “Kekuatan yang unik dari studi
kasus adalah kemampuannya untuk berhubungan sepenuhnya dengan berbagai
jenis bukti dokumen, peralatan, wawancara, dan observasi. Lebih dari itu, dalam

2
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya: 2011), hal: 64
3
Ibid., h. 64.
32

beberapa situasi seperti observasi partisipan, manipulasi informal juga dapat


terjadi”.4
Dalam pendekatan kualitatif peneliti merupakan instrument utama dalam
penelitian. Peneliti menentukan apa yang dicari dan dibutuhkan dalam penelitian.
Mulai dari awal memasuki lapangan sampai membuat kesimpulan dari data yang
ditemukan di lapangan. Dalam pendekatan metode kualitatif ini, peneliti sangat
memahami situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan karena terlibat langsung ke
lapangan. Pendekatan metode penelitian disini mengarahkan peneliti untuk
“berpikir secara induktif, yaitu menangkap berbagai fakta atau fenomena-
fenomena sosial, melalui pengamatan di lapangan, kemudian menganalisisnya dan
kemudian berupaya melakukan teorisasi berdasarkan apa yang diamati itu.”5
Dalam pendekatan metode kualitatif ini, peneliti mengamati secara lebih
mendalam lagi mengenai hal-hal yang terkait dengan masalah yang ada.
“penelitian kualitatif menggunakan desain penelitian studi kasus dalam arti
penelitian difokuskan pada satu fenomena saja yang dipilih dan ingin dipahami
secara mendalam, dengan mengabaikan fenomena-fenomena lainnya”.6 Dalam
pendekatan metode kualitatif ini dapat diketahui dengan cara mendalami situasi
sosial yang ada di lapangan seperti yang terdapat pada gambar berikut ini:

Gambar 3.1 Situasi Sosial (Social Situation)7


Place/tempat

Social
situation

Actor/orang activity/aktivitas

4
Robert K.Yin, Studi Kasus Desain & Metode, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2004),
h.12
5
H.M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2010), h. 6
6
Opcit., h. 99
7
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2012),
cet: 15, h. 216.
33

Salah satu ciri penelitian yang sempurna adalah penelitian tersebut didukung
oleh data yang baik, optimal, dan relevan. Untuk mendapatkan data yang
berkualitas baik dan optimal sangat bergantung pada sampel yang tepat dan sesuai
dengan yang diharapkan dalam penelitian. “Dalam penelitian kualitatif tidak ada
sampel karena memang tidak ada populasi. Dalam penelitian kualitatif yang
dikenal adalah subjek dan informan. Informan dalam penelitian kualitatif tidak
berfungsi untuk mewakili populasi, tetapi mewakili informasi”.8
“Untuk mendapatkan sampel yang tepat dan sesuai dengan yang diharapkan
dipengaruhi oleh teknik pemilihan sampel yang tepat sasaran dan dari serangkaian
teknik sampling yang ada”.9 Oleh sebab itu penentuan subjek penelitian bukan
pada besarnya jumlah orang yang diperlukan untuk memberikan informasi (data),
melainkan siapa saja diantara mereka yang lebih banyak atau paling banyak
terlibat dalam peristiwa dan/atau memiliki informasi penting yang diperlukan
dalam penelitian.
Teknik sampling dalam penelitian kulaitatif jelas berbeda dengan yang
nonkualitatif. Maksud sampling dalam penelitian kualitatif adalah untuk
menjaring sebanyak mungkin informasi dari pelbagai macam sumber dan
bangunannya. Dengan tujuan untuk merinci kekhususan yang ada dalam ramuan
konteks yang unik. Yakni untuk menggali informasi yang akan menjadi dasar dari
rancangan dan teori yang muncul. Oleh karena itu pada penelitian kualitatif tidak
ada sampel acak (random sample), tetapi sampel bertujuan (Purposive sample).10
Purpose sampling merupakan jenis sampling yang diterima untuk situasi-situasi
khusus. Menggunakan keputusan ahli dalam memilih kasus-kasus dengan tujuan
khusus dalam pikiran. “Pada purpose sampling, jumlah sampel ditentukan oleh
pertimbangan-pertimbangan informasi yang diperlukan. Jika dimaksudnya
memperperluas informasi, dan jika tiidak ada lagi informasi yang dapat dijaring,

8
Rulam Ahmadi, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2014), h.
83
9
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta,
Salemba umanika, 2012) cet: 3, h. 102
10
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2009), cet: 26, h. 224
34

maka penarikan sampel pun sudah dapat diakhiri”.11 Jadi kuncinya disini adalah
jika sudah mulai terjadi pengulangan informasi, maka penarikan sampel sudah
harus dihentikan.

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data


Agar diperoleh data penelitian yang relevan dengan tujuan penelitian
diperlukan prosedur pengumpulan data yang akurat. Prosedur penelitian data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah melakukan langkah-langkah: observasi,
wawancara, dokumentasi dan triangulasi/gabungan untuk memperoleh data yang
ada di tempat penelitian.

1. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam pendekatan
penelitian kualitatif. Observasi merupakan langkah awal yang dilakukan peneliti.
Dalam observasi ini peneliti akan melihat langsung kegiatan sehari-hari yang
dilakukan oleh pihak yang terkait penelitian. Dalam penelitian ini ialah semua
yang mencakup ruang lingkup sekolah. Hasil observasi ini akan digunakan untuk
sumber data penelitian.
“Dalam observasi, ada tiga komponen yang menjadi obyek penelitian, yaitu:
Place (Tempat), Actor (pelaku) dan Activities (aktivitas)”.12 Place atau tempat
disini adalah lingkungan kelas di Sekolah. Actor atau pelaku disini adalah guru
mata pelajaran yang terkait penelitian dan siswa. Activities atau aktivitas disini
adalah kegiatan belajar mengajar. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan
observasi langsung ke lapangan yaitu di SMA IZADA.

2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam
pendekatan penelitian kualitatif. Wawancara ini merupakan langkah kedua setelah
observasi. Dalam wawancara peneliti akan berdialog dengan narasumber yang

11
Ibid., h. 225
12
Ibid., h. 228
35

terkait penelitian. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui hal-hal dari


responden dan menilai keadaan responden terkait hal penelitian.
Dalam wawancara disini, yang akan diwawancarai ialah kepala sekolah, guru
yang mengajar mata pelajaran yang terkait penelitian dan siswa SMA IZADA.
Dalam wawancara terdapat pedoman wawancara. Wawancara dapat dilakukan
secara terstruktur maupun wawancara tidak terstruktur. “Wawancara terstruktur
digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data
telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.”13
Adapun wawancara tidak terstruktur adalah “wawancara yang bebas dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.”14 Dalam wawancara disini,
peneliti menggunakan wawancara terstruktur.
Dalam wawancara disini, peneliti melakukan wawancara kepada kepala
madrasah yaitu Ibu Ulies Agustriana, S.Si., M.M. dan guru mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam kelas VII yaitu Bapak Abdul Hakim, S.Pd.I. serta siswa
kelas X IPA-1 sebanyak 2 orang, kelas X IPA-2 sebanyak 2 orang dan kelas X
IPS sebanyak 2 orang. Pedoman wawancara yang digunakan untuk wawancara
adalah sebagai berikut:
1. Wawancara terhadap Kepala SMA IZADA mengenai:
a. Gambaran umum penilaian yang ada di sekolah.
b. Mulai diterapkannya penilaian autentik di sekolah.
c. Gambaran umum penilaian autentik di sekolah.
d. Kendala dalam proses pembelajaran.
e. Makna mempelajari Pendidkan Agama Islam dan Budi Pekerti di sekolah.
2. Wawancara terhadap Guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti mengenai:
a. Penggunaan penilaian autentik dalam mengajar.
b. Kesulitan dalam mengajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
c. Respon siswa terhadap penggunaan penilaian autentik.

13
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Jakarta: Alfabeta, 2011), h. 188
14
Ibid.,h. 191
36

d. Evaluasi akhir yang digunakan.


e. Pentingnya mengajarkan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
f. Strategi yang digunakan agar siswa lebih paham.
g. Hasil belajar siswa.
3. Wawancara terhadap siswa kelas X-1, 2 dan 3 mengenai:
a. Kesulitan dalam mempelajari Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
b. Hasil belajar berdasarkan penilaian yang dilakukan guru.
c. Respon mengenai pembelajaran dengan menggunakan penilaian autentik.
d. Respon penyampaian materi oleh guru
e. Pentingnya mempelajari Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
f. Perbandingan penilaian hasil belajar hanya kognitif saja dengan belajar
menggunakan penilaian autentik (afektif, kognitif, psikomotorik).

3. Dokumentasi
Adapun dokumentasi yang dimaksud disini ialah dikumpulkan berupa
lembaran hasil ujian siswa, foto-foto yang mencakup ruang lingkup sekolah, foto -
foto kegiatan belajar mengajar, lembar penilaian, catatan harian, dan kebijakan
yang ada di sekolah.

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data


Dalam pendekatakan metode penelitian kualitatif, “pemeriksaan dan
pengecekkan keabsahan data dapat dilakukan dengan teknik-teknik sebagai
berikut: Credibility dan Trasnferability, Dependability atau Auditability serta
Confirmability”.15 Dalam Credibility dan Transferability (kredibilitas data) atau
kepercayaan terhadap data hasil penelitian disini dilakukan dengan melakukan
pengamatan dan observasi yang panjang selama 3 bulan, meningkatkan ketekunan
dalam mengumpulkan data yaitu peneliti beberapa kali ke lapangan untuk
mendapatkan sumber data, berdiskusi dengan teman sejawat dan menganalisis
suatu data yang diperoleh dari sumbernya.

15
Tim Penyusun Revisi Penulisan Skripsi FITK, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jakarta: FITK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h. 72-76
37

Langkah selanjutnya peneliti mengecek data yang diperoleh dari pemberi


sumber data. Peneliti berdiskusi dengan pemberi sumber data mengenai data yang
telah dikumpulkan selama 3 bulan. Setelah berdiskusi maka hasil yang diperoleh
ialah bahwa tidak ada perbedaan antara data yang diperoleh dari pemberi data
dengan data yang ada.
Setelah melakukan uji kredibilitas, peneliti melakukan Dependability atau
reliabilitas serta confirmability yaitu data yang ditemukan dianalisis kembali.

F. Analisis Data
Analisis data dalam kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Dalam
analisis data ini peneliti menganalisis hasil observasi, wawancara dan
dokumentasi yang telah dikumpulkan. Setiap data yang dikumpulkan peneliti
langsung menganalisis data tersebut dan memeriksa keabsahan data yang ada
dengan menyusun data yang telah diperoleh dan menanyakan langsung kepada
pemberi sumber data.
“Dalam triangulasi, peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara
mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak”.16
tujuan triangulasi data ini untuk meningkatkan pemahaman peneliti terhadap
masalah yang ada di lapangan. Dalam Triangulasi data ini peneliti kembali ke
lapangan untuk mendapatkan sumber data lebih mendalam dan akurat.
Dalam penulisan skripsi ini, peneliti merujuk kepada buku pedoman
penulisan skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2013.

16
Ibid., h. 229-242
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
1. Hasil Observasi
Dalam observasi disini langkah-langkah yang dilakukan peneliti ialah:
mengumpulkan data-data tentang sekolah yang meliputi: alamat lengkap sekolah,
profil singkat SMA IZADA, standar sarana dan prasarana, jumlah guru dan siswa,
kalender pendidikan, struktur pengurus, struktur kurikulum, dan kegiatan belajar
mengajarnya.

a. Alamat Lengkap dan Profil Singkat SMA IZADA


SMA IZADA berlokasi di Jalan Jombang Raya No. 25 A, Pondok Aren-
Bintaro, Kota Tangerang Selatan, secara geografis terletak di daerah perbatasan
DKI Jakarta dengan kondisi demografis yang sama dengan kondisi demografis
DKI Jakarta, yaitu sangat heterogen. Tanah SMA IZADA ini milik Yayasan
Pendidikan Islam Ibuku dengan luas seluruhnya 2.060 M2, sedangkan luas
bangunan 33.300 M2.
SMA IZADA telah berdiri sejak tahun 2008, yang merupakan unit pelayanan
pendidikan sekolah menengah tingkat atas, dipimpin oleh Ibu Ulie Agustriani,
S.Si., M.M. yang bernaung dibawah Yayasan Pendidikan Islam Ibuku (YPII).
Sebelum pendirian SMA IZADA, YPII telah berhasil mewujudkan komitmennya
dalam membantu pemerintah menyelenggarakan pendidikan bermutu untuk level
Kelompok Bermain (KB) hingga Sekolah Menegah Pertama (SMP).

38
39

SMA IZADA merupakan sekolah umum bernilai Islam dengan komitmen


tinggi turut membangun generasi bangsa yang tidak hanya cerdas namun juga
memiliki moral dan karakter yang kuat. Oleh karenanya, kami berikhtiar
memenuhi segala aspek yang mendukung terwujudnya cita-cita tersebut, misalnya
pengelolaan manajemen yang baik (good corporate governance), menghadirkan
fasilitator pendidikan yang memiliki idealisme, semangat dan kompetensi yang
mumpuni lulusan berbagai universitas terkemuka, penyediaan sarana dan
prasarana yang memadai, dan program-program disusun dengan seksama.
SMA IZADA hadir memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas serta
memberikan bekal agama Islam yang kuat ditengah kecenderungan masyarakat
Indonesia, khususnya masyarakat modern seperti di Pondok Aren–Bintaro, yang
semakin sekuler. Dengan demikian, diharapkandapat menjadi landasan untuk
berinteraksi dan membina hubungan dengan berbagai bangsa di masa depan
kelak.
Menyadari posisi geografis yang terletak di tepi kota Jakarta, SMA IZADA
merasa perlu membantu para peserta didik dalam menumbuhkan sikap kepedulian
sosial, membangun jiwa business enterpreneur yang kreatif dan amanah serta
memiliki ketajaman dalam menggali kearifan lokal dan mengembangkannya.1
Sarana dan prasarana di sekolah ini meliputi ruang pendidikan ruang
admisitrasi, ruang penunjang dan perabot sekolah.2 semua sarana dan prasarana
yang ada di SMA Izada adalah dibawah kepemilikan Yayasan Pendidikan Islam
Ibuku (YPII).
Di sekolah ini, peneliti mengamati lingkungan sekolah terutama kelas.
Seluruh kelas di sekolah ini sudah dilengkapi media pembelajaran berupa LCD,
Projector, dan layar projector. Dan tersedianya layanan internet milik SMA
IZADA. Sehingga sangat membantu para guru yang ingin menggunakan internet,
terutama untuk menampilkan media pembelajaran di kelas. fasilitas di sekolah ini
sudah memadai dan mayoritas Guru di sekolah sudah memanfaatkan fasilitas yang
telah tersedia.
1
Sejarah SMA IZADA berdasarkan Profil SMA IZADA tahun pelajaran 2013-2014 (Lihat
Lampiran)
2
Sarana dan Prasarana SMA IZADA (Lihat Lampiran)
40

b. Tenaga Pendidik dan Peserta Didik SMA IZADA


Actor (pelaku) yang diobservasi/diamati dalam penelitian ini adalah guru
mata pelajaran dan para siswa di SMA IZADA pada tahun pelajaran 2013-2014.
Guru yang mengajar di SMA IZADA berjumlah 23 orang. Karena jumlah
murid yang tidak terlalu banyak, maka satu orang guru, mengajar satu mata
pelajaran. Adapun mata pelajaran yang di ajarkan di SMA IZADA adalah
matematika, kimia, TIK, fisika, biologi, pendidikan agama Islam dan budi pekerti,
bimbingan dan seni musik, PKn, sejarah, Pend. Jasmani & Kesehatan (Olah raga),
Matematika, Ekonomi, PKn, Geografi, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
Sosiologi, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Al-Qur'an, Kimia & Fisika.
Penelitian ini bersama guru mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi
pekerti yang mengajar di SMA IZADA. Guru yang bersangkutan mengajar
seluruh kelas mulai kelas X-XII. Adapaun objek dari penelitian ini adalah kelas X
yang terdiri dari 3 kelas yaitu X IPA-1, X IPA-2 dan X IPS. Masing-masing kelas
mendapat pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti sebanyak 2 jam
pelajaran
Adapaun jumlah siswa di SMA IZADA pada tahun pelajaran 2013-2014
sebanyak 111 siswa. 69 laki-laki dan 42 perempuan. Jumlah siswa kelas X
sebanyak 40 orang. 24 laki-laki dan 16 perempuan. Jumlah siswa yang menjadi
penelitian disini adalah siswa kelas X meliputi kelas X IPA-1 sebanyak 12 siswa,
kelas X IPA-2 sebanyak 11 siswa dan kelas X IPS sebanyak 17 siswa. Masing-
masing kelas menerima pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti
sebanyak 2 jam pelajaran.
Tenaga pendidik di SMA IZADA berijazah minimal S1 dari berbagai universitas
terkemuka, dalam maupun luar negeri. Dalam meningkatkan kualitas dan mutu
kompetensi pendidik, serta untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan bagi
peserta didik, SMA IZADA melakukan hal-hal berikut:
1. Selalu mengikut-sertakan guru-guru dan karyawan dalam pelatihan-
pelatihan yang diadakan oleh instansi terkait.
2. Mendatangkan nara sumber (Pakar) untuk memberikan pelatihanbagi guru
dan karyawan di sekolah (in house training).
41

3. Membuat dan mengefektifkan program Musyawarah Guru Mata Pelajaran


(MGMP) bagi guru mata pelajaran sejenis.
4. Mengadakan studi banding ke sekolah lain dan lembaga-lembaga terkait
untuk membuka wawasan guru & karyawan.
5. Penyuluhan tentang budi pekerti dan akhlaq bagi seluruh warga sekolah.
6. Mendorong guru & karyawan untuk meningkatkan kemampuan
profesionalnya dengan mengikuti pendidikan yang lebih tinggi lagi dan
mengikutsertakan guru dalam berbagai lomba.
7. Menambah koleksi buku baik bagi siswa, guru dan karyawan sebagai
sumber menambah ilmu pengetahuan.
8. Mengirimkan guru & karyawan untuk mengikuti seminar-seminar yang
sesuai dengan bidang dan fungsinya.
9. Melaksanakan supervisi dan kunjungan kelas secara berkala dan terjadwal.
Adapun jumlah guru di SMA IZADA tahun Pelajaran 2013-2014 ialah
sebanyak 23 guru. Sedangkan jumlah siswa SMA IZADA ialah sebanyak 111
siswa.
Jumlah guru yang yang mempunya jabatan ada 15 guru. Selebihnya adalah
sebagai guru biasa di sekolah tersebut. Dan bisa dilihat, guru yang berpendidikan
S2 ada 2 orang, selebihnya adalah berpendidikan S1. Sedangkan guru yang
mengajar mata pelajaran biologi ada 2 orang, selebihnya satu orang guru,
mengajar satu mata pelajaran yang ada di sekolah.3
Jumlah siswa di SMA IZADA secara keseluruhan adalah 111 siswa. Pada
kelas X total keseluruhan peserta didik berjumlah 40 siswa yang terdiri 24 laki-
laki dan 16 perempuan. Pada kelas X terdapat 3 kelas, yaitu kelas X IPA-1, X
IPA-2, dan X IPS. Adapaun kelas XI total keseluruhan peserta didik berjumlah 27
siswa, yang terdiri dari 18 laki-laki dan 9 perempuan. Pada kelas XI terdapat 2
kelas yaitu kelas XI IPA dan XI IPS. Sedangkan pada kelas XII total keseluruhan
peserta didik berjumlah 44 siswa, yang terdiri dari 27 laki-laki dan 17 perempuan.
Pada kelas XII terdapat 3 kelas yaitu XII IPA-1, XII IPA-2 dan XII IPS.4

3
Data Guru SMA IZADA Tahun Pelajaran 2013-2014 (Lihat Lampiran)
4
Data Siswa SMA IZADA Tahun Pelajaran 2013-2014 (Lihat Lampiran)
42

Penyelenggaraan pendidikan di SMA IZADA dirancang untuk memenuhi


kebutuhan semua siswa. Kurikulum berbasis kompetensi menyiratkan bahwa
setiap individu unik, dan dalam banyak hal masing-masing perlu penanganan
individual (spesifik). Oleh karenanya, jumlah siswa dalam tiap kelas harus
dijamin dapat ditangani dengan baik oleh pengajar kelas tersebut. Melalui
serangkaian diskusi dan merujuk pada pengalaman, maka ditetapkan bahwa di
SMA IZADA, jumlah siswa dalam tiap kelas maksimal 20 siswa. Dengan
proporsi ini diharapkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran yang terpadu
dan sehingga kemampuan siswa dapat berkembang secara optimal.
Disamping itu, SMA IZADA akan memberikan beasiswa bagi anak-anak
berprestasi, yang terdiri dari beasiswa bidang akademik, beasiswa bidang olah
raga dan beasiswa bidang art untuk mengapresiasi atas prestasi yang pernah
dicapai siswa. Di samping itu SMA IZADA juga memberikan beasiswa berupa
pengurangan biaya pendidikan bagi siswa/i SMA IZADA yang membutuhkan,
sehingga diharapkan dengan cara ini juga siswa lebih termotivasi untuk
berprestasi serta dapat meningkatkan daya juang dan kompetitif dan kesulitan
pembiayaan pendidikan dapat teratasi.

c. Kegiatan Pembelajaran SMA IZADA


Aktivitas yang diamati dalam penelitian ini adalah seluruh kegiatan
pembelajaran yang sudah menggunakan penilaian autentik mulai dari kehadiran
guru dan siswa di sekolah hingga kegiatan pembelajaran berlangsung. Para guru
di SMA IZADA ini, hadir di sekolah pada pagi hari sebelum pukul 06.50. namun
ada beberapa yang hadir di sekolah diatas pukul 06.50. pada hari senin sebelum
kegiatan pembelajaran berlangsung, para guru mengikuti upacara bendera atau
upacara pembinaan. Pada hari selasa, sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung
para guru mengikuti salat dhuha berjamaah di lapangan. Pada hari rabu, sebelum
mengikuti kegiatan pembelajaran para guru mengikuti kegiatan tadarusan, pada
hari kamis sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung beberapa guru yaitu wali
kelas mengikuti pembinaan di kelas masing-masing dan pada hari jumat sebelum
kegiatan pembelajaran berlangsung para guru mengikuti kegiatan membaca yasin
43

bersama atau memantau siswa yang melakukan jumat bersih, dan pada hari sabtu
beberapa guru mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sebagai pengajar.
Kegiatan pembelajaran di kelas dimulai jam kedua yaitu jam 07.30. ketika
pembelajaran dimulai para guru memasuki kelasnya masing-masing. Jika tidak
ada jam mengajar atau waktu istirahat tiba para guru masuk ke ruangan guru dan
duduk di mejanya masing-masing. Dan mengikuti shalat dhuzur berjamaah
sebagian mereka memiliki jadwal imam untuk memimpin shalat berjamaah.
Begitupun kegiatan siswa, pada hari senin sebelum kegiatan pembelajaran
berlangsung, para siswa mengikuti upacara bendera atau upacara pembinaan. Pada
hari selasa, sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung para siswa mengikuti
salat dhuha berjamaah di masjid. Pada hari rabu, sebelum mengikuti kegiatan
pembelajaran para siswa mengikuti kegiatan tadarusan, pada hari kamis sebelum
kegiatan pembelajaran berlangsung beberapa siswa mengikuti pembinaan di kelas
masing-masing dan pada hari jumat sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung
para siswa mengikuti kegiatan membaca yasin bersama atau melakukan jumat
bersih, dan pada hari sabtu para siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler masing-
masing.
Ketika bel tanda kegiatan pembelajaran akan berlangsung para siswa masuk
ke kelas masing-masing. Siswa duduk di tempatnya masing-masing. Mengikuti
pelajaran yang sedang berlangsung. Sampai bel tanda istirahat. Ketika bel tanda
istirahat berbunyi siswa diperbolehkan keluar kelas sampai waktu istrahat selesai.
Para siswa masuk kembali ke kelas dan mengikuti pelajaran selanjutnya sampai
waktu salat dzuhur berjamaah tiba. Ketika bel tanda salat berjamaah akan
berlangsung siswa dipersilahkan keluar kelas untuk mengambil air wudhu dan
melaksanakan salat dzuhur berjamaah. Setelah selesai shalat, siswa dipersilahkan
untuk masuk ke kelas kembali untuk melaksanakan pembelajaran selanjutnya.
Sampai tanda bel untuk pulang berbunyi.

d. Kalender Pendidikan SMA IZADA


Kalender Pendidikan SMA IZADA semester genap dimulai pada bulan
Januari 2013, kegiatan awal masuk sekolah dimulai pada tanggal 6 Januari 2014.
44

Dan berakhir pada tanggal 12 juli 2014. Kalender pendidikan adalah pengaturan
waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang
mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran
efektif, dan hari libur. Rinciannya sebagai berikut:

Tabel 4.1
Kalender Pendidikan Bulan Januari 2014
JANUARI 2014
M S S R K J S
1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31

Pada bulan januari 2014, kegiatan belajar efektif dimulai pada tanggal 6
sampai tanggal 31. Pada tanggal 14 januari 2014 libur maulid nabi Muhammad
dan pada tangal 31 Januari 2014 libur imlek.

Tabel 4.2
Kalender Pendidikan Bulan Februari
FEBRUARI 2014
M S S R K J S
1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28
45

Pada bulan februari 2014, kegiatan pembelajaran efektif mulai tanggal 3


sampai tanggal 24. Pada tanggal 25 februari sampai tanggal 2 maret ujian praktik
bagi kelas XII. Kelas selebihnya masih melaksanakan pembelajaran efektif.

Tabel 4.3
Kalender Pendidikan Bulan Maret 2014
MARET 2013
M S S R K J S
1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31

Pada bulan maret 2014, kegiatan pembelajaran dimulai dengan Ujian Sekolah
Tengah semester semester pada tanggal 3 sampai 11 maret 2014. Tanggal 12
sampai 18 pembelajaran efektif. Pada tanggal 19 maret pembagian raport narasi.
Pada tanggal 20 sampai 22 field trip. Kemudian dilanjutkan dengan pembelajaran
efektif mulai tanggal 24 sampai 29 maret 2014. Pada tanggal 31 libur hari raya
nyepi.

Tabel 4.4
Kalender Pendidikan Bulan April 2014
APRIL 2014
M S S R K J S
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
46

27 28 29 30

Pada bulan maret 2014, kegiatan pembelajaran efektif dimulai pada tanggal 1
sampai tanggal 12. Pada tanggal 14-17 ujian nasional untuk kelas XII. Sedangkan
pada tanggal 18 april 2014 libur wafat Isa Almasih. Kemudian dilanjutkan dengan
pembelajaran efektif sampai bulan mei tanggal 10 mei 2014.

Tabel 4.5
Kalender Pendidikan Bulan Mei 2014
MEI 2013
M S S R K J S
1 3 3
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30 31

Pada bulan mei tahun 2014, tanggal 12 sampai 16 IZADA expo. Tanggal 14
mei 20114 libur kenaikan Yesus Kristus. Dilanjutkan dengan pembelajaran efektif
sampai tanggal 17 mei. Tanggal 19-23 mei 2014 minggu review. Pada tanggal 25
Mei libur isro’ mi;roj. Pada tanggal 26 sampai 30 mei 2014 Ujian Kenaikan Kelas
(UKK). Pada tanggal 29 libur waisak.

Tabel 4.6
Kalender Pendidikan Bulan Juni 2014
JUNI 2013
M S S R K J S
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21
47

22 23 24 25 26 27 28
29 30

Pada bulan juni tahun 2014, tanggal 2 sampai tanggal 3 juni 2014 masih
melanjutkan Ujian Kenaikan Kelas (UKK). Tanggal 4 sampai tanggal 6 Class
Meeting. Tanggal 11 juni pembagian raport angka. Dilanjutkan tanggal 12 sampai
13 juni raker persiapan tahun ajaran baru. Dan diakhiri dengan libur panjang
mulai tanggal 16 juni sampai 11 juli 2014.
Dari kalender pendidikan SMA IZADA diatas, menunjukkan bahwa kalender
pendidikan di SMA ini sesuai dengan kalender pendidikan nasional yang ada,
hanya ada beberapa tanggal yang berbeda karena adanya kebijakan dan kondisi di
SMA IZADA. Dengan adanya kalender pendidikan ini kita dapat mengetahui
rutinitas kegiatan pembelajaran di SMA IZADA.

e. Struktur dan Muatan Kurikulum SMA IZADA


Kurikulum di SMA IZADA menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Dengan di Implementasikannya Kurikulum 2013, SMA
IZADA mendukung program pemerintah dengan melaksanakannya di kelas X.
Oleh karena itu Struktur kurikulum SMA IZADA untuk kelas 10 sudah
mengikuti Kurikulum 2013. Substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama 3 (tiga) tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII.
Perbedaan yang cukup mendasar dari kurikulum 2013 dengan yang
sebelumnya adalah adanya peminatan yang dilakukan oleh siswa di kelas X.
Proses peminatan dilakukan siswa berdasarkan panduan yang telah ditetapkan,
yaitu : Berdasarkan Surat rekomendasi guru BP sekolah sebelumnya, nilai raport
dan UN, hasil Psikotest, dan test penempatan. SMA Izada melakukan proses
penentuan peminatan berdasarkan Hasil Psikotest, surat rekomendasi Guru Bp
sekolah sebelumnya dan hasil diskusi siswa dengan Orang tua siswa.
Struktur Kurikulum SMA Izada disusun berdasarkan Standar Kompetensi
Lulusan dan mengimplementasikan Kurikulum 2013 berdasarkan Permendikbud
Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Struktur dan Kerangka Kurikulum, untuk kelas X
48

dan Permendiknas Nomor 23 Tahun 2008. Pengorganisasian rombongan belajar di


SMA Izada di bagi dalam dua program penjurusan untuk kelas XI dan kelas XII,
Yaitu :
1. Program Ilmu Pengetahuan Alam
2. Program ilmu Pengetahuan Sosial
Demikian pula untuk kelas X, tersedia dua program peminatan, yaitu :
1. Program Matematika dan Ilmu – Ilmu Alam
2. Program Ilmu-Ilmu Sosial
Standar Kompetensi Lulusan SMA Izada kelas 1 berdasarkan Permendikbud
Nomor 54 Tahun 2013 adalah:
Dimensi Sikap, yaitu memiliki prilaku yang mencerminkan sikap orang
beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Dimensi Pengetahuan, yaitu memiliki pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait
penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.
Dimensi Keterampilan, yaitu memiliki kemampuan pikir dan tindak yang
efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari
yang dipelajari di sekolah secara mandiri.
Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Perkerti untuk tahun pelajaran 2013-2014 pada kelas X
semester genap adalah dengan nilai 70. Adapun untuk mendapatkan laporan hasil
belajar siswa, yaitu menggunakan rapor.
Struktur kurikulum SMA IZADA memuat kelompok mata pelajaran
sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Pasal 6 Ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum
untuk jenis pendidikan umum, kejujuran, dan khusus pada pendidikan dasar dan
menengah terdiri atas:
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
49

2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.


3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Kelompok mata pelajaran estetika.
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.

Tabel 4.7
Cakupan Mata Pelajaran SMA IZADA
Kelompok Mata
No Cakupan
Pelajaran
1 Agama dan akhlak Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia muliadimaksudkan untuk membentuk peserta
didik menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika,
budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari
pendidikan agama
2 Kewarganegaraan dan  Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan
kepribadian dan kepribadian dimaksudkan untuk
peningkatan kesadaran dan wawasan peserta
didik akan status, hak, dan kewajibannya
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara, serta peningkatan kualitas
dirinya sebagai manusia.
 Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan
kebangsaan, jiwadan patriotisme bela
negara, penghargaan terhadap hak-hakasasi
manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian
lingkunganhidup, kesetaraan gender,
demokrasi, tanggung jawab sosial,ketaatan
pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan
50

sikapserta perilaku antikorupsi, kolusi, dan


nepotisme.
3 Ilmu pengetahuan dan  Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
teknologi dan teknologi pada SMA/MA dimaksudkan
untuk memperoleh kompetensi lanjut
ilmupengetahuan dan teknologi serta
membudayakan berpikir ilmiahsecara kritis,
kreatif, dan mandiri.
 Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi pada SMA/MA dimaksudkan
untuk menerapkan ilmu pengetahuandan
teknologi, membentuk kompetensi,
kecakapan, dankemandirian kerja.
4 Estetika  Kelompok mata pelajaran estetika
dimaksudkan untuk meningkatkan
sensitivitas, kemampuan mengekspresikan,
dan kemampuan mengapresiasikan
keindahan serta harmoni.
 Kemampuan mengapresiasi dan
mengekspresikan keindahan serta harmoni
mencakup apresiasi dan ekspresi, baik
dalam kehidupan individual sehingga
mampu menikmati dan mensyukuri hidup,
maupun dalam kehidupan kemasyarakatan
sehingga mampu menciptakan kebersamaan
yang harmonis.
5 Jasmani, olahraga, dan  Kelompok mata pelajaran jasmani,
kesehatan olahraga, dan kesehatan pada SMA/MA
dimaksudkan untuk meningkatkan potensi
fisik serta membudayakan sikap sportif,
51

disiplin, kerja sama, dan hidup sehat.


 Budaya hidup sehat termasuk kesadaran,
sikap, dan perilaku hidup sehat yang bersifat
individual ataupun yang bersifat kolektif
kemasyarakatan seperti keterbatasan dari
perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba,
HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan
penyakit lain yang potensial untuk
mewabah.

Kurikulum SMA IZADA Kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran, 1 Muatan


lokal (Al-Qur’an), Pengembangan diri. Alokasi waktu satu jam pembelajarandi
SMA IZADA adalah 45 menit. Jumlah jam belajar di SMA IZADA untuk kelas X
adalah 42 jam/ minggu. Pelajaran Seni Budaya terdiri dari Seni Musik dan Seni
rupa berjalan parallel, dan siswa diperkenankan untuk memilih sesuai minat dan
bakat.
Untuk mengakomodir kebutuhan siswa, sekolah menyediakan 40 menit tatap
muka secara bergantian pertemuan dengan guru BK dan kegiatan Mentorship.
Waktu Belajar di SMA IZADA adalah untuk hari senin s.d. kamis pukul
07.00 s.d. 15.10 WIB, sedangkan hari jum'at pukul 07.00 s.d. 13.00 WIB. Pada
hari jum’at siswa diwajibkan ikut sholat jum’at di sekolah. Hari jum’at pada
minggu pertama dan ketiga akan diisi dengan kegiatan expression time pada pukul
13.00 – 14.30 WIB, sedangkan pada minggu yang lain siswa dapat pulang setalah
shalat jum’at. Kegiatan Remedial dilakukan setiap hari senin. Kegiatan Ekstra
Kurikuler dilakukan setelah jam sekolah. Minggu dalam satu tahun pelajaran (dua
semester) adalah 37 minggu.
Struktur Kurikulum SMA IZADA terdiri atas Kelompok Mata pelajaran
Wajib yaitu kelompok A dan kelompok B.
Kelompok Mata pelajaran Wajib merupakan bagian dari pendidikan umum
yaitu pendidikan bagi semua warganegara bertujuan memberikan pengetahuan
tentang bangsa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk
52

mengembangkan kehidupan pribadi peserta didik, masyarakat dan bangsa.


Struktur kelompok mata pelajaran wajib dalam kurikulum SMA IZADA kelas X
adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8
Struktur Kurikulum 2013 SMA IZADA untuk Mata Pelajaran Wajib
Kelas Per Minggu
MATA PELAJARAN
X
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3
Pendidikan Pancasila dan
2 2
Kewarganegaraan
I 3 Bahasa Indonesia 4
4 Matematika 4
5 Sejarah 2
6 Bahasa Inggris 2
Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya 2
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan
II 8 3
Kesehatan
9 Prakarya dan Kewirausahaan 2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per
24
minggu

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa Satu jam pelajaran tatap muka
adalah 45 menit per minggu. Mata pelajaran yang memiliki alokasi waktu belajar
2 per minggu berarti memiliki beban belajar tatap muka 2 X 45 menit per minggu.
Sedangkan mata pelajaran yang memiliki alokasi waktu belajar 3 per minggu
berarti memiliki beban belajar tatap muka 3 X 45 menit per minggu dan mata
pelajaran yang memiliki alokasi waktu belajar 4 per minggu berarti memiliki
beban belajar tatap muka 4 X 45 menit per minggu. Sehingga akan dicapai jumlah
53

akhir jam pelajaran pada kelompok A dan B per minggu adalah 24 jam pelajaran
pada kelas X.
Adapun Kelompok mata pelajaran peminatan bertujuan untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik mengembangkan minatnya dalam sekelompok
matapelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan tinggi, dan untuk
mengembangkan minatnya terhadap suatu disiplin ilmu atau ketrampilan tertentu.
Kelompok Peminatan yang dipilih peserta didik terdiri atas kelompok
Matematika dan Ilmu Alam, Ilmu-ilmu Sosial, dan Ilmu Budaya dan Bahasa.
Sejak medaftar ke SMA IZADA, di Kelas X seseorang peserta didik sudah harus
memilih kelompok peminatan mana yang akan dimasuki. Pemilihan Kelompok
Peminatan berdasarkan nilai rapor SMP/MTs, nilai ujian nasional SMP/MTs,
rekomendasi guru bimbingan dan konseling di SMP, hasil tes penempatan
(placement test) ketika mendaftar di SMA, dan tes bakat minat oleh psikokog.
Pada semester kedua di Kelas X, seorang peserta didik masih mungkin mengubah
Kelompok Peminatan, berdasarkan hasil pembelajaran di semester pertama dan
rekomendasi guru bimbingan dan konseling.
Semua mata pelajaran yang terdapat pada satu Kelompok Peminatan wajib
diikuti oleh peserta didik. Selain mengikuti seluruh matapelajaran di Kelompok
Peminatan, setiap peserta didik harus mengikuti matapelajaran tertentu untuk
lintas minat dan/atau pendalaman minat sebanyak 6 jam pelajaran di Kelas X.
Adapaun struktur kurikulum 2013 SMA IZADA untuk mata pelajaran peminatan
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9
Struktur Kurikulum 2013 SMA IZADA untuk Mata Pelajaran Peminatan
Kelas Per Minggu
MATA PELAJARAN
X
Kelompok C (Peminatan)
Peminatan Matematika dan Ilmu Alam
1 Matematika 3
I
2 Biologi 3
54

3 Fisika 3
4 Kimia 3
Peminatan Ilmu-ilmu Sosial
1 Geografi 3
2 Sejarah 3
II
3 Sosiologi 3
4 Ekonomi 3
Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya
1 Bahasa dan Sastra Indonesia 3
2 Bahasa dan Sastra Inggris 3
II Bahasa Asing Lain (Arab, Mandarin,
3 3
Jepang, Korea, Jerman, Perancis)
4 Antropologi 3
Mata Pelajaran Pilihan
Pilihan Lintas Kelompok Peminatan dan / atau
6
Pendalaman Minat
Jumlah Jam Pelajaran Yang harus ditempuh per
42
Minggu

Dari tabel diatas dapat di ketahui bahwa satu jam pelajaran tatap muka adalah
45 menit per minggu. Mata pelajaran peminatan yang memiliki alokasi waktu
belajar 3 per minggu berarti memiliki beban belajar tatap muka 3 X 45 menit per
minggu. Di kelas X, jumlah jam pelajaran pilihan lintas Kelompok Peminatan per
minggu adalah 6 jam pelajaran. Jadi jumlah keseluruhan jam pelajaran yang harus
di tempuh per minggu adalah 42 jam pelajaran.
Muatan kurikulum SMA IZADA terdiri dari pelajaran wajib, muatan lokal
dan kegiatan pengembangan diri. Mata Pelajaran wajib yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
1. Pendidikan Agama.
2. Pendidikan Kewarganegaraan.
3. Bahasa Indonesia.
55

4. Bahasa Inggris.
5. Matematika.
6. Fisika.
7. Biologi.
8. Kimia.
9. Sejarah.
10. Ekonomi.
11. Geografi.
12. Sosiologi.
13. Penjaskes.
14. Seni Budaya (Seni Musik dan Seni Rupa).
15. Tekhnologi Informasi dan Telekomunikasi.
16. Keterampilan / bahasa asing.
Sedangkan muatan lokal merupakan merupakan mata pelajaran, sehingga
karenanya SMA IZADA mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi
dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Sebagai sekolah yang
mengembangkan nilai-nilai islam, maka muatan lokal di kelas X sampai dengan
kelas XII adalah Al-Qur’an. Diharapkan lulusan SMA IZADA memiliki
kemampuan membaca dan menulis bahasa Al Qur’an dengan baik dan benar
sebagai bekal bagi peserta didik untuk dapat mengkaji dan mendalami panduan
hidupnya, sesuai misi sekolah diharapkan peserta didik tidak hanya menguasai
sains dan teknologi tetapi juga memiliki keimanan dan ketakwaan kepada Allah
SWT dengan membaca dan mempelajari Alquran.
SMA IZADA juga menerapkan kegiatan pengembangan diri yang bertujuan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik
sesuai dengan kondisi sekolah. Sekolah memfasilitasi kegiatan pengembangan diri
baik dalam kegiatan intrakulrikuler dan ekstrakurikuler. Sekolah memfasilitasi
kegiatan pengembangan diri yang terdiri dari kegiatan pengembangan diri rutin,
kegiatan pengembangan diri terprogram dan kegiatan pengembangan diri khusus.
56

Pengembangan diri rutin terdiri dari Pembinaan Akhlak/Ruhiyah yang


diwujudkan dalam bentuk kegiatan Sholat Dhuha, Sholat Dzuhur Berjemaah,
kultum (kuliah tujuh menit), Keputrian, Sopan, Santun, Salim, Sapa, Salam (5S)
Sodaqoh. Pembinaan Tanggung Jawab dan Kejujuran diwujudkan dalam bentuk
Piket Kelas, Mematuhi tata Tertib, Penegakan Kedisiplinan. Pembinaan
Kepedulian dan Membangun Semangat Wirausaha diwujudkan dalam bentuk
kegiatan Gerakan Menabung Sampah, Bisnis Unit, Unit Kesehatan Sekolah
(UKS), Donasi kemanusiaan, Gerakan Hemat Air & Energi. Pembinaan Sikap
Kepemimpinan diwujudkan dalam bentuk Tugas Adzan & Tugas Muadzin.
Pembinaan Nasionalisme dan Berbudaya diwujudkan dalam bentuk Upacara
Bendera, Gerakan Cinta Batik. Pembinaan Global Awarness. Pembinaan
Kebugaran Jasmani yang diwujudkan dalam bentuk Gerakan Bebas Rokok dan
Narkoba, jalan Pagi dan Bersepeda.
Pengembangan Diri Terprogram terdiri dari Layanan Bimbingan Konseling,
Mentorship, Program Pengayaan dalam Mata Pelajaran, Karya Tulis, Expression
time, IZADA Club, dan Studi ekskursi pengayaan mata pelajaran.
Pengembangan Diri Khusus terdiri dari Masa Orientasi Siswa / Week of Joy,
Character Building Programme, Lailan Bil Wahah, Bazar Amal dan Halal Bi
Halal, Sex Education, Pentas Olah Raga Musik dan Seni (Racollta), Pameran dan
Orientasi Perguruan Tinggi (Road To Victory), Idul Qurban, LC Election – OSIS,
Class Meeting, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa, "First Day Spirit", Trip Studi
Budaya dan Alam, Market Day/Enterpreunership Day, Penyuluhan NAPZA dan
Sex Education, Karya Ilmiah, Persahabatan, Ekstra Kurikuler yang terdiri dari
kegiatan Futsal, Bola Basket, Paduan Suara, Sinematografi, Tari Saman, Teater,
Band, Fotografi, Bela diri Praktis, Pecinta Alam, Cookery.5

f. Hasil Belajar Siswa


Hasil belajar siswa dalam penelitian ini menggunakan nilai afektif, kognitif
dan psikomotorik. Sebagaimana wawancara peneliti kepada guru mata pelajaran
yang bersangkutan. Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi pekerti menjelaskan

5
Kurikulum SMA IZADA Tahun Pelajaran 2013-2014 (Lihat Lampiran)
57

bahwa dalam menentukan hasil belajar pada penilaian afektif (sikap) yaitu dengan
menggunakan observasi, penilaian kognitif (pengetahuan) menggunakan nilai
harian, UTS dan UAS, sedangkan penilaian psikomotorik (keterampilan)
menggunakan portofolio dan unjuk kerja. Nilai hasil belajar dikonversi menjadi
angka 1 s.d. 4 dan diberi predikat, A, A-, B+, B, B-, C+, C, C-, D+ dan D.
Sedangkan khusus penilaian afektif menggunakan predikat Sangat Baik, Baik,
Cukup dan Kurang. Disini peneliti sajikan hasil belajar siswa sebagai berikut:

Tabel 4.10 Daftar Nilai Afektif Siswa Kelas X Semester 2 Tahun Pelajaran
2013-2014
Nilai Nilai Nilai Rata-rata Afektif
No Kelas Terendah Tertinggi Nilai Angka
Predikat
0 – 100 0 – 100 0 – 100 1–4
1 X IPA-1 65 95 78 3,12 B
2 X IPA-2 80 98 87 3,48 SB
3 X IPS 68 95 81 3,24 B

Dari tabel di atas dapat diketahui nilai afektif siswa melalui penilaian berupa
observasi. Dapat dilihat nilai rata-rata afektif siswa kelas X IPA-1 dengan skala 0-
100 adalah 78, skala angka 1-4 adalah 3,12 dengan predikat Baik. Nilai rata-rata
afektif siswa kelas X IPA-2 dengan skala 0-100 adalah 87, skala angka 1-4
adalah 3,48 dengan predikat Sangat Baik. Sedangkan nilai rata-rata afektif siswa
kelas X IPS dengan skala 0-100 adalah 81, skala angka 3,24 dengan predikat
Baik.

Tabel 4.11 Daftar Nilai Kognitif Siswa Kelas X Semester 2 Tahun Pelajaran
2013-2014
Nilai Nilai Rata-rata Nilai Afektif
No Kelas Terendah Tertinggi Nilai Angka
Predikat
0 – 100 0 – 100 0 – 100 1-4
58

1 X IPA-1 64 87 75 3,00 B
2 X IPA-2 67 92 76 3,04 B
3 X IPS 65 92 72 2,88 B-

Dari tabel di atas dapat diketahui nilai kognitif siswa melalui penilaian berupa
tes tulis meliputi nilai harian, UTS dan UAS. Dapat dilihat nilai rata-rata kognitif
siswa kelas X IPA-1 dengan skala 0-100 adalah 75, skala angka 1-4 adalah 3,00,
dengan predikat B. Nilai rata-rata kognitif siswa kelas X IPA-2 dengan skala 0-
100 adalah 76, skala angka 1-4 adalah 3,04 dengan predikat B. Sedangkan nilai
rata-rata afektif siswa kelas X IPS dengan skala 0-100 adalah 72, skala angka 1-4
adalah 3,24 dengan predikat B-.

Tabel 4.12 Daftar Nilai Psikomotorik Siswa Kelas X Semester 2 Tahun


Pelajaran 2013-2014
Nilai Nilai Rata-rata Nilai Afektif
No Kelas Terendah Tertinggi Nilai Angka
Predikat
0 – 100 0 – 100 0 – 100 1-4
1 X IPA-1 70 88 79 3,16 B
2 X IPA-2 70 85 75 3,00 B
3 X IPS 70 93 80 3,20 B+

Dari tabel di atas dapat diketahui nilai psikomotorik siswa melalui penilaian
berupa portofolio dan unjuk kerja. Dapat dilihat nilai rata-rata psikomotorik siswa
kelas X IPA-1 dengan skala 0-100 adalah 79, skala angka 1-4 adalah 3,16 dengan
predikat B. Nilai rata-rata psikomotorik siswa kelas X IPA-2 dengan skala 0-100
adalah 75, skala angka 1-4 adalah 3,00 dengan predikat B. Sedangkan nilai rata-
rata psikomotorik siswa kelas X IPS dengan skala 0-100 adalah 80, skala angka 1-
4 adalah 3,20 dengan predikat B+.6

6
Nilai Raport Narasi SMA IZADA Tahun Pelajaran 2013-2014 semester 2 (Lihat Lampiran)
59

Dari hasil observasi di atas peneliti menyimpulkan bahwa rata-rata nilai siswa
SMA IZADA dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
pada semester 2 tahun pelajaran 2013-2014 menunjukkan hasil yang baik. Dengan
adanya model penialaian baru yang mencakup semua aspek, maka hasil belajar
siswa akan terlihat lebih nyata karena mencakup semua aspek yang dibutuhkan
dalam pembelajaran yaitu afektif, kognitif dan spikomotorik.

2. Hasil Wawancara
Objek dalam wawancara ini adalah Kepala sekolah, guru mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, dan siswa di SMA IZADA.
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada Kepala Sekolah
SMA IZADA, dapat diketahui bahwa sekolah SMA IZADA sudah menggunakan
Kurikulum 2013 sejak tahun pelajaran 2013-2014 yang dimulai dari kelas X.
Dalam penerapan kurikulum 2013 ada beberapa prosedur yang harus dilakukan
oleh sekolah yaitu salah satunya adalah melaksanakan penilaian autentik oleh
pendidik yang mencakup ranah afektif, kognitif dan psikomotorik. Diharapkan
dalam penilaian autentik ini bisa mengasah kompetensi siswa dengan baik.
Penilaian autentik merupakan metode yang menekankan pada penilaian proses.
Yang ingin dimunculkan adalah kemajuan siswa dalam kompetensi inti dan
kompetesi dasar.
Sejak menggunakan kurikulum 2013, semua guru pada kelas X SMA IZADA
sudah menerapakan penilaian autentik, meskipun dalam pelaksanaannya belum
begitu ideal sesuai dengan harapan.
Penilaian autentik perlu dilakukan karena penilaian autentik membertikan
gambaran secara nyata sejauh mana penguasaan yang dapat dicapai oleh peserta
didik terhadap kompetensi dasar tertentu yang dikuaisainya. Penilaian ini
memberikan gambaran secara lebih detail dan aktual pada aspek tertentu yang
akan dinilai sesuai indikator/ kriteria penilaian yang ditegakkan, baik afektif,
kognitif maupun psikomotorik.
Penilaian autentik memberikan hasil belajar siswa lebih baik karena
instrumennya mengukur secara lebih fokus pada aspek yang diharapkan untuk
60

dikuasai oleh peserta didik, dan bukan hanya itu, penilaian ini juga dapat secara
objektif diukur oleh siapapun dengan hasil yang sesuai dengan usaha/ hasil kerja
yang dibuat oleh peserta didik.
Tetapi untuk menerapkan penilaian autentik juga masih banyak kendala yang
dihadapi dikarenakan penilaian ini masih baru. Kendala yang dijumpai, karena
indikator dan kriteria penilaian harus dibuat sedetail mungkin untuk memberi
gambaran terhadap penguasaan kompetensi dasar peserta didik, maka pendidik
perlu trampil dalam membuat instrumen penilaian dan perlu skill dalam
kemampuan menilai peserta didik. Untuk soal yang bersifat dengan jawaban
mutlak, maka akan lebih mudah menilainya, namun untuk soal/ projek yang
bukan dengan jawaban mutlak, seperti penilaian observasi, produk, performance,
dan lain-lain, maka tantangan yang muncul adalah terutama bagaimana
menuangkan penilaian yang bersifat subjektif dari pendidik dapat diterima serta
penguji lain juga memperoleh hasil yang sama, sehingga penilain yang bersifat
subyektif tersebut menjadi sesuatu objektif.7
Dari hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti kelas X di SMA IZADA dapat diketahui bahwa dalam
melaksanakan pembelajaran, guru terlebih dahulu melakukan pemetaan RPP dan
membuat RPP sesuai dengan KI dan KD yang akan di capai. Pelajaran agama di
sekolah sangatlah penting untuk diajarkan, karena pelajaran ini mengandung nilai-
nilai agama, sebagai pengendali dalam kehidupan sehari-hari. Selama ini guru
juga mengalami kesulitan dalam pengajaran dikarenakan pelajaran PAI adalah
pelajaran yang mencakup keseluruhan dari materi-materi agama dan akhlak/budi
pekerti, sehingga guru masih sangat susah untuk mengajak siswa mengamalakan
pelajaran dalam kehidupan sehari-hari, karena guru hanya bisa memantau dan
mengawasi selama di kelas atau pada jam pelajaran, selebihnya adalah tanguung
jawab individu siswa masing-masing.
Pada mata pelajaran PAI ini, guru sudah melaksanakan penialaian autentik,
meskipun guru mengakui masih banyak kekurangan dalam pelaksanaanya.
Idealnya, menurut permendikbud no. 66 tahun 2013 penialaian autentik itu

7
Wawancara penulis kepada Kepala Sekolah SMA IZADA (Lihat Lampiran)
61

mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Guru melakukan penilain sikap


melalui observasi, penilaian diri, penilaian antar peserta didik dan jurnal.
Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan dan penugasan. sedangkan
keterampilan melalui tes praktik, projek dan portofolio. Tetapi dalam
pelaksanaannnya, tentu tidak semudah teori. Pada mata pelajaran yang diajarkan
ajarkan, penilaian sikap yang di laksanakan yaitu dengan menggunakan observasi,
penilaian pengetahuan menggunakan tes tertulis beupa butiran soal yaitu nilai
harian, UTS dan UAS, sedangkan penilaian keterampilan menggunakan proyek.
Dalam melaksanakan penilaian autentik di dalam kelas terasa gampang-gampang
susah. Itu karena membutuhkan waktu yang lama. Pelaksanaannya dimulai
dengan menentukan KD yang akan dinilai, membuat kriteria lingkup yang akan
dinilai, melakukan proses penilaian, dan yang terakhir adalah tindak lajut. Selama
ini, ketika guru menerapkan penilaian autentik, respon siswa di dalam kelas
terlihat lebih aktif dalam menerima materi pelajaran. Dengan melakukan penialain
autentik ini, maka hasil belajar dan kreatifitas siswa lebih baik, karena mereka
terpacu untuk menunjukkan kemampuannya masing-masing. Meskipun ada juga
siswa yang hasil belajarnya kurang baik, tetapi mayoritas rata-rata nilainya baik.
Dan apabila hasil belajar siswa masih kurang dari KKM, maka langkah yang
dilakukan guru adalah melakukan remidial.8
Dari hasil wawancara terhadap 6 orang siswa, yang diambil dari kelas X IPA-
1 sebnyak 2 orang, X IPA-2 sebanyak 2 orang dan X IPS sebanyak 2 orang bahwa
mereka sangat senang dengan pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti, ini dikenakan guru yang mengajar mata pelajaran tersebut dapat
menyampaiakan pelajaran dengan baik dan menyenangkan. Penting bagi siswa
untuk mempelajari pelajaran tersebut karena mengandung nilai-nilai, aturan-
aturan dan menuntun umat muslim ke jalan yang benar, untuk bisa diamalkan
dalam kehidupan sehari. Sehingga bisa mendapatkan kenikmatan akhirat. Adapun
rata-rata kesulitan mereka dalam belajar PAI dan Budi Pekerti adalah mereka
kesulitan dalam membaca, menghafal dan menulis ayat-ayat alqur’an dan hadis,

8
Wawancara penulis kepada Guru mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti SMA IZADA (Lihat
Lampiran)
62

sebagian kecil mengakui bahwa kesulitan yang selama ini mereka rasakan adalah
mengingat nama-nama tokoh agama dan istilah-istilah yang ada dalam pelajaran,
serta ada juga yang kesulitan dalam tugas kelas mencari hadits-hadits shohih dan
menafsirkannya.
Selama ini penyampaian guru PAI sudah sangat baik. Guru sangat faham dan
hafal terhadap materi yang akan disampaikan. Guru menjelaskan dengan jelas dan
rinci, memberi innovasi dengan menampilkan contoh-contoh vidio, memberi
ulasan-ulasan yang cukup, serta menggunakan gaya belajar yang mudah
dimengerti siswa sehingga siswa menjadi antusias dan lebih semangat dalam
belajar, sehingga mudah untuk dimengerti siswa. Semua siswa pun senang dengan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru karena cara guru menyampaikan sangat
fariatif, mulai diskusi, permainan, dan menampilkan vidio, serta yang paling
membuat senang adalah karena gurunya yang humoris sehingga siswa tidak bosan
waktu di dalam kelas. Guru melakukan penilaian dengan baik selama di kelas,
yaitu menilai semua aspek mulai dari sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa.
Bentuk penugasannya pun sangat fariataif, mulai dari ulangan harian, diskusi,
presentasi, dan tugas membuat poster. Siswa pun sangat puas dengan penilaian
yang dilakukan oleh guru, karena mencakup seluruh aspek pendidikan dan
objektif, serta transparan. Rata-rata merekapun mendapatkan hasil belajar yang
baik, yaitu di atas KKM. Adapun bagi siswa yang hasil belajarnya rendah atau
kurang dari KKM, maka diberi kesempatan untuk memperbaiki dengan dilakukan
remidial oleh guru.9

3. Hasil Dokumentasi
Langkah dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti disini adalah mengambil
dn mengumpulkan gambar-gambar yang berkaitan dengan fasilitas yang tersedia
di SMA IZADA. Dengan adanya dokumentasi ini peneliti dapat menggambarkan
beberapa fasilitas yang tersedia di lingkungan SMA IZADA juga contoh format
penelilaian autentik yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran Pendidikan

9
Wawancara penulis kepada Siswa mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti SMA IZADA
(Lihat Lampiran)
63

AgamaIslam dan Budi Pekerti. Adapun hasil dokumentasi dapat dilihat sebagai
berikut:

Gambar 4.1 Gerbang Masuk SMA IZADA


Gambar 4.1 diatas menunjukkan bahwa gerbang masuk sekolah SMA IZADA
terbagi menjadi dua, yaitu gerbang masuk utama, dan gerbang masuk parkiran.
Gerbang masuk utama digunakan sebagai jalur utama siswa-siswi masuk ke
sekolah, sedangkan gerbang yang kedua digunakan untuk area parkir guru, siswa,
karyawan, maupun tamu sekolah.

Gambar 4.2 Pos Keamanan dan Parkiran SMA IZADA


Dapat dilihat pada gambar 4.2 yaikni sekolah SMA IZADA sudah tersedia
area parkir yang cukup luas dan dilengkapi dengan pos keamanan yang dijaga
selama 24 jam oleh satpam. Dengan ini, membuat fasilitas tertata dengan baik dan
aman.
64

Gambar 4.3 Lapangan dan Gedung SMA IZADA


Sekolah SMA IZADA dilengkapi dengan lapangan yang cukup bagus.
Biasanya lapangan ini digunakan oleh para siswa untuk kegiatan-kegiatan
olahraga seperti futsal, basket dll. Dan digunakan pula untuk kegiatan-kegiatan
sekolah yang lain seperti upacara, apel, dll. Sedangkan bisa kita lihat tampak
gedung sekolah yang menjulang tinggi yang terdiri dari 4 lantai. Model bangunan
sekolahnya pun sangat bagus dan terkesan sangat modern.

Gambar 4.4 Mushalla dan Auditorium SMA IZADA


Tidak kalah pentingnya, sekolah SMA IZADA juga ditunjang dengan
musholla dan auditorium yang besar. Kegiatan-kegiatan keagamaan yang
biasanya digunakan di mushola ini adalah shalat dzuhur berjama’ah, tadarus
Alquran, parktek ibadah, kegaiatan lailan bilwahah pada bulan ramadhan.
Sedangkan auditorium sekolah digunakan untuk kegiatan sekolah, baik itu
seminar, pelatihan guru, perkumpulan wali murid.
65

Gambar 4.5 Perpustakaan dan Ruang Guru SMA IZADA


Di SMA IZADA juga terdapat Perpustakaan dan ruang guru yang baik.
Perpustakaan sekolah mempunyai buku-buku yang banyak untuk menunjang
belajar siswa, tertata dengan rapi dan sudah diletakkan menurut jenis bukunya
masing, sehingga memudahkan siswa untuk mencari buku. Ruang guru pun tak
kalah bagusnya. Masing-masing guru mempunya tempat duduk dan tempat
penyimpanan berkas-berkas. Sehingga, antara guru satu dengan yang lain tidak
bercampur dan tertata rapi.

Gambar 4.6 Lab. Bahasa dan Lab. Komputer SMA IZADA


SMA IZADA dilengkapi dengan lab. Bahasa dan lab komputer. Di sekolah
ini juga menyediakan akses internet 24 jam. Hal ini tentunya sangat membantu
siswa untuk lebih mudah mempelajari kemajuan teknologi dan lebih memudahkan
siswa untuk mencari referensi maupun bahan-bahan bacaan terkait dengan tugas-
tugas sekolah .
66

Gambar 4.7 Suasana Belajar Kelas X SMA IZADA


Dalam rangka meningkatkan pendidikan yang baik, SMA IZADA juga
mempunyai ruang kelas yang sangat cocok untuk belajar. Ruangan yang besar
dengan murid yang tidak terlalu banyak, dengan di dukung dengan fasilitas yang
lengkap dan baik, tentunya dapat memberikan pelayanan yang maksimal bagi
setiap siswa yang belajar di sekolah. Suasana belajarpun menjadi lebih kondusif
dan menyenangkan, dan guru pun bisa memperhatikan setiap aktivitas yang
dialakukan oleh siswa, sehingga guru bisa melakukan pembelajaran dan penilaian
dengan cermat dan objektif.
Selain gambar suasana belajar, peneliti juga akan menampilkan dokumentasi
yang dilakukan oleh guru dalam penilaian autentik. Yang mencakup seluruh aspek
pengetahuan yaitu sikap, pengetahuna dan keterampilan.
Guru SMA IZADA melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi
atau pengamatan perilaku dengan alat lembar pengamatan. Dalam satu semester
genap, guru melakukannya satu kali, sehingga nilai sikap yang diberikan oleh
siswa dengan melihat seluruh aktifitas/perilaku keseharian siswa di dalam maupun
di luar kelas selama satu semester. Dan penilaian ini dilakukan pada akhir
semester. Instrumen yang digunakan adalah berupa daftar cek dan skala penilaian.

Lembar Observasi Penilaian Sikap Siswa


Terhadap Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti
Nama Siswa :
Mata Pelajaran : PAI dan Budi Pekerti
67

Sekolah : SMA IZADA


Kelas/Semester : X IPA/IPS
Kompetensi : Sosial dan Spiritual dalam kehidupan sehari-hari
N Katagori
Aspek yang diamati
o SB B C K
1 Tingkat Kedisiplinan Kehadiran
2 Ketepatan waktu mengerjakan tugas
Keaktifan dalam menyelesaikan tugas diskusi
3
kelompok
Keaktifan dalam menanggapi presentasi
4
kelompok lain
Sikap menyampaikan pendapat di forum
5
diskusi
6 Sikap menghargai orang lain
7 Sikap tanggung jawab dalam kelompok diskusi
8 Sikap kerjasama dalam menyelaesaikan tugas
9 Sikap menyimak penjelasan guru
1
Sikap mengikuti pembelajaran PAI
0
Total
Nilai
Keterangan:
SB (Sangat Baik) :4 = 90 - 100
B (Baik) :3 = 80 - 89
C (Cukup) :2 = 60 - 79
K (Kurang) :1 = Kurang dari 60

Skor Perolehan
Nilai Akhir = x 100
Skor Maksimal (40)
Ttd,
Abdul Hakim, S.Ag.
68

Gambar 4.8 Lembar Observasi Penilaian Sikap


Dari lembar penialaian sikap siswa di atas, dapat diketahui bahwa guru
menggunakan penilaian dari beberapa aspek yang diamati yang berhubungan
sikap siswa ketika di dalam maupun di luar kelas. Dengan menggunakan daftar
ceklis dengan katagori Sangat Baik, Baik, Cukup dan Kurang. Dan menggunakan
skala penilaian 1 sampai 4.
Guru SMA IZADA melakukan penilaian kompetensi pengetahuan melalui tes
tertulis yaitu diambil dari nilai harian, UTS dan UAS dengan menggunakan
lembar penilaian pengetahuan.

Lembar Portofolio Penilaian Pengetahuan Siswa


Terhadap Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti
Mata Pelajaran : PAI dan Budi Pekerti
Sekolah : SMA IZADA
Kelas/Semester : X IPA/IPS
Nilai Harian
No Nama Siswa UTS UAS NILAI
1 2 3 4 5 6 7

Ttd,
Abdul Hakim, S.Ag.

Gambar 4.9 Lembar Portofolio Penilaian Pengetahuan


Dari lembar penilaian siswa di atas, dapat dilihat bahwa guru melakukan
penilaian pengetahuan dengan lembar potofolio selama 7 kali dalam satu
semester. Nilai harian berupa tes tulis. Begitu pun UTS dan UAS juga berupa tes
tulis.
69

Dalam penilaian keterampilan, Guru SMA IZADA melakukan penilaian


melalui proyek. Sedangkan Instrumen yang digunakan adalah berupa daftar cek
atau skala penilaian.

Lembar Proyek Presentasi Penilaian Keterampilan Siswa


Terhadap Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti
Nama Siswa :
Mata Pelajaran : PAI dan Budi Pekerti
Sekolah : SMA IZADA
Kelas/Semester : X IPA/IPS
Kompetensi :
Katagori
No Aspek yang diamati
SB B C K
1 Komunikasi
2 Sistematika penyampaian
3 Bahasa yang mudah dipahami
4 Wawasan
5 Keberanian
6 Antusias
7 Gestur Tubuh
8 Penampilan
9 Penguasaan topik bahasan
10 Tanggapan pertanyaan
Total
Nilai
Keterangan:
SB (Sangat Baik) :4 = 90 - 100
B (Baik) :3 = 80 - 89
C (Cukup) :2 = 60 - 79
K (Kurang) :1 = Kurang dari 60
70

Skor Perolehan
Nilai Akhir = x 100
Skor Maksimal (40)
Ttd,
Abdul Hakim, S.Ag.

Gambar 4.10 Lembar Proyek Presentasi Penilaian Keterampilan


Dengan adanya penilaian autentik ini, siswa lebih semangat dan hasil belajar
siswa lebih mengena karena seluruh aspek dinilai oleh guru, yaitu Sikap (afektif),
pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotik). Hal ini juga diungkapkan
langsung oleh siswa. Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Lebih
membuat siswa semangat dalam belajar, bersikap dan lebih kreatif.
Dari hasil dokumentasi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa fasilitas yang
tersedia di SMA IZADA sudah cukup memadai, hampir semuanya terpenuhi dan
memenuhi standar sekolah nasional. Dengan sudah diterapkannya penilaian
autentik yang mencakup aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam, tentunya membangun semangat dan
kreatifitas siswa dalam belajar sehingga hasil belajar siswa menjadi baik.

B. Temuan Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis selama 3 bulan. Peneliti
menemukan beberapa temuan-temuan yang berkenaan dengan hasil observasi,
hasil wawancara dan hasil dokumentasi peneliti.
Dalam hasil observasi yang berkenaan dengan kegiatan rutin pembelajaran
sehari-hari. Masih ditemukan siswa yang bolos sekolah. Pihak sekolah sudah
melakukan konfirmasi terhadap orang tua siswa. Tetapi laporan dari orang tua,
siswa berangkat ke sekolah dengan tepat waktu. Pada kurikulum kelas X, memang
sudah menerapkan standar kurikulum 2013, tetapi dalam pelaksanaanya tidak
terlaksana dengan maksimal, dikarenakan jumlah siswa yang sedikit, sehingga
untuk mata pelajaran peminatan, bukan dari siswa yang menentukan. Tetapi
langsung ditentukan oleh pihak sekolah. Pada hasil belajar siswa, masih ada nilai
siswa yang kurang dari KKM dalam proses pembelajarannya. Dikarenakan
71

kurangnya penekanan kepada siswa di sekolah. Sehingga, ada beberapa siswa


yang kadang sengaja tidak membawa buku pegangan wajib sekolah. Dan bahkan
tidak membawa buku dan alat tulis sama sekali.
Dalam wawancara yang dilakukan oleh tiga nara sumber utama, yaitu kepala
sekolah, guru dan siswa. Peneliti menemukan beberapa temuan. Hasil wawancara
kepala sekolah menunjukkan bahwa sekolah memang sudah ,menerapkan
kurikulum 2013, tetapi belum bisa dilaksanakan dengan maksimal. Karena ini
termasuk kurikulum baru yang masih butuh adaptasi dengan kondisi dan
lingkungan sekolah. Penilaian autentik belum berjalan dengan baik dan maksimal.
Para guru yang mengajar di kelas X sudah mendapatkan pelatihan, meskipun baru
satu kali saja.
Hasil wawancara Guru PAI dan Budi Pekerti menunjukkan bahwa guru
merasa kebingungan dalam melakukan penilaian autentik, terutama dalam
membuat instrumen dan lembar penilaiannya. Masih temukan salah pemahaman
dalam pembuatan form penilaian autentik, yang mencakup afektif, kognitif dan
psikomotorik. Dalam penilaian afektif, guru hanya melakukan satu kali dalam satu
semester yang dilakukan di akhir semester. Seharusnya guru melakukannya
penilaian dan pembuatan instrumen berdasarakan KD dan indikator pembelajaran
yang akan di capai, bukan secara keseluruhan. Pada penilaian kognitif, guru sudah
menjalankan, dan lumayan lebih baik. Karena ini sudah sering dilakukan oleh
guru. Tetapi dalam pembuatan lembar penilaiannya, masih terdapat sesalahan.
Salahnya pemahaman guru terhadap instrumen penilaian. Guru menggunkanan
portofolio. Padahal seharusnya portofolio adalah merupakan kumpulan dari
beberapa tugas siswa yang dihimpun menjadi satu. Dalam penilaian keterampilan,
guru hanya melakukan penilaianan berupa penialain proyek. Tetapi yang
dilaksanakannya pun masih terjadi kesalah dan kekurangan. Guru baru membuat
form/lembar penialaian untuk presentasi Selain itu guru juga merasa kesusahan
terhadap penilaian sikap siswa, karena guru tidak bisa menilai Cuma dalam
keseharian di sekolah, seharusnya guru juga harus bisa mengontrol semua
kegiatan di luar sekolah yang melibatkan orang tua. Hasil wawancara terhadap
72

siswa yaitu, siswa merasa sudah baik dalam hasil belajar, yaitu rata-rata di atas
KKM. Cuma kadang masih kurang puas terhadap hasil belajar tersebut.
Dalam dokumentasi yang dilakukan oleh penliti, peniliti mengamati dalam
beberapa foto lingkungan sekolah bahwa sarana dan prasarana sekolah sudah
sangat baik. Hanya pemanfaatannya yang kurang maksimal. Hasil dokumentasi
terhadap lembar penilaian guru sudah ada, tetapi belum benar. Ini sudah penulis
sampaikan pada temuan hasil wawancara guru di atas yang berkaitan dengan
form/lembar penilaian guru.

C. Pembahasan Terhadap Temuan Penelitian


1. Penentuan Jenis Penilaian
Dalam penelitian ini, penilaian yang digunakan oleh guru adalah penilaian
yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Adapun penilaian sikap
diambil dengan menggunkan instrumen penilaian observasi. Penilaian
pengetahuan diambil dengan menggunakan penialain tes tulis yang berbentuk
butiran soal yang berupa nilai harian, UTS dan UAS. Sedangkan penilaian
keterampilan dengan menggunakan instrumen portofolio. Dengan adanya
penilaian yang telah mencakup tiga aspek tersebut, maka peneliti dapat
mengambil kesimpulan bahwa penilaian hasil belajar siswa dengan menggunakan
penilaian autentik.
Hasil penelitian yang diperoleh dari penilaian yang dilakukan oleh peneliti
adalah bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang telah menggunakan penilaian
autentik menunjukkan angka di atas KKM. Dengan adanya penilaian yang
menyeluruh dan nyata, maka siswa terpacu untuk belajar lebih giat, bersikap
dengan baik dalam pembelajaran dan meningkatkan kratifitasnya dalam kelas.
Namun masih ada siswa yang hasil belajarnya rendah, yaitu di bawah nilai
KKM. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil ujian semester siswa yang asli yang
menunjukkan bahwa masih ada beberapa siswa yang harus mengikuti remidial.
Hal ini disebabkan karena kurangnya siswa dalam memahami suatu materi.
Kurangnya pengetahuan siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi pekerti dan malasnya siswa untuk membaca buku mengenai materi
73

pelajaran yang membuat pengetahuan siswa rendah. Siswa hanya mengandalkan


penjelasan guru di dalam kelas, meskipun guru dianggap sudah sangat baik dan
asik dalam mengajar.

2. Keterkaitan dengan Temuan Penelitian yang Relevan


Penelitian mengenai penerapan penilaian autentik ini juga pernah dilakukan
sebelumnya oleh peneliti lain, tetapi dalam mata pelajaran matematika. Seperti
penelitian yang dilakukan oleh Tuti Alawiyah dalam skripsinya yang berjudul
“Penerapan Penilaian Autentik untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika
Siswa”. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan Penelitian Tindak Kelas
menunjukkan bahwa penerapan penilaian autentik dapat meningkatkan motivasi
siswa dalam belajar matematika.
Adapun penelitian yang disusun oleh peneliti sendiri yaitu mengenai
“Penerapan Penilaian Autentik untuk Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti”. Berdasarkan hasil penelitian yang
menggunakan pendekatan metode penelitian kualitatif dengan metode penelitian
studi kasus dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa meningkat lebih baik,
meskipun ada beberapa siswa yang hasil belajarnya rendah.
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA
IZADA sudah melaksanakan penilaian autentik. Penerapan penilaian autentik
pada mata pelajaran Pendidikan Agam Islam dan Budi Pekerti untuk penilaian
sikap menggunakan observasi. Penilaian pengetahuan menggunakan tes tertulis
berupa butiran soal yaitu nilai harian, UTS dan UAS. Sedangkan penilaian
keterampilan menggunakan proyek.
Pelaksanaannya dimulai dengan menentukan KD yang akan dinilai, membuat
kriteria lingkup yang akan dinilai, melakukan proses penilaian, dan yang terakhir
adalah tindak lajut. Selama ini, ketika guru menerapkan penilaian autentik, respon
siswa di dalam kelas terlihat lebih aktif dalam menerima materi pelajaran. Dengan
melakukan penialain autentik ini, maka hasil belajar dan kreatifitas siswa lebih
baik, karena mereka terpacu untuk menunjukkan kemampuannya masing-masing.
Meskipun ada juga siswa yang hasil belajarnya kurang baik, tetapi mayoritas rata-
rata nilainya baik. Dan apabila hasil belajar siswa masih kurang dari KKM, maka
langkah yang dilakukan guru adalah melakukan remidial.
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif yakni dengan menggunakan metode penelitian studi kasus maka dapat
disimpulkan bahwa penerapan penilaian autentik untuk hasil belajar siswa dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA IZADA yakni
hasil belajar siswa menjadi lebih baik, meskipun masih ada beberapan siswa yang

74
75

hasil belajarnya rendah. Dilihat dari nilai sikap, pengetahuan dan keterampilan
yang dituangkan dalam bentuk rapor siswa menunjukkan bahwa rata-rata nilai
siswa sudah di atas KKM.

B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas yang menyatakan bahwa penggunaan
penilaian autentik dapat meningkat nilai siswa menjadi lebih baik. Maka
implikasinya adalah pertama, penerapan penilaian autentik perlu diselenggarakan
oleh sekolah-sekolah di seluruh indonesia, terutama sekolah-sekolah yang belum
menerapkan kurikulum 2013. Kedua, penilaian autentik harus dipahami secara
utuh oleh guru melalui pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak
sekolah sendiri maupun pemerintah setempat, sehingga kompetensi guru menjadi
lebih baik.

C. Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Bagi sekolah, Penilaian autentik ini seharusnya dilakukan dengan baik karena
sudah dua semester berjalan, oleh karena itu kepala sekolah harus
menyelenggarakan program pelatihan secara berkala terkait penialaian
autentik, dengan memanggil tutor yang berkompeten untuk memberikan
materi.
2. Bagi guru, seharusnya bisa melaksanakan penilaian autentik dengan baik
dengan cara mencari informasi kepada pihak yang lebih mengerti tentang
penilaian autentik tersebut, sehingga penilaian bisa dilakukan dengan baik
dan benar. Karena situasi sekolah pun sudah sangat mendukung untuk
dilakukan penilaian autentik, karena jumlah siswanya yang tidak terlalu
banyak.
3. Bagi siswa, seharusnya belajarnya lebih ditingkatkan lagi, karena sekolah
sudah memberikan fasilitas yang sangat memadai, dan sering-sering
mengasah ketrampilan individu yang sesuai dengan minat dan bakat siswa
masing-masing.
76

4. Bagi pemerintah, seharusnya lebih sering mengadakan kunjungan ke sekolah


untuk melakukan sosialisasi lanjutan, pengawasan dan pengamatan terkait
proses pembajaran yang dilakukan terhadap guru-guru di sekolah, terutama
dalam penerapan penilaian autentik.
77

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Rulam. Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Ar-Ruz Media,


2014.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2009.
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2010.
Basuki, Ismet., & Hariyanto. Asesmen Penelitian. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2012.
Bungin, H.M. Burhan. Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2010.
Dahar, Ratna Wilis. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga, 1989.
Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial,
Jakarta, Salemba Umanika, 2012.
Hosnan, M. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21,
Kunci sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia,
2014.
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009.
Mulyasa, E. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian
Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: PT.
Gaung Persada Press, 2008.
Nurcholis, Ahmad., dan Jusuf Bahtiar. Strategi Pengembangan Kreativitas dan
Motivasi Belajar Siswa. Ta’allum, Jurnal Pendidikan Islam, 2012.
RI, Kementerian Agama. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: PT. Tahazed,
2010.
Rusman. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: PT Rajawali Pers, 2010.
78

Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 69 Tahun


2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah.
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2013.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2012.
Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi. Jakarta: Alfabeta, 2011.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta: 2012.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya: 2011.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 2010.
Tim Penyusun Revisi Penulisan Skripsi FITK. Pedoman Penulisan Skripsi.
Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.
Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi, 2005.
Yin, Robert K. Studi Kasus Desain & Metode. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2004.
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM IBUKU
SMA IZADA
JL. Jombang Raya No. 25 A Pondok Aren Kota Tangerang Selatan – Banten
Telp. 021-73450114 Fax 021-73450106
http://www.smaizada.com e-mail : smaizada@gmail.com

Halaman : 1 dari 4
PROFIL
PEDOMAN MUTU
VISI DAN MISI SEKOLAH Tanggal Berlaku : 19 Agustus 2013

PROFIL SMA IZADA


TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1. Nama dan Alamat Sekolah : SMA IZADA


2. Alamat Sekolah : Jl. Jombang Raya No. 25 A
Kel. Pondok Kacang Timur
Kec. Pondok Aren Kota Tangerang Selatan
Provinsi Banten Kode Pos 15226
Telp. (021) 73450114 Fax.(021) 73450106
3. Nama dan Alamat Yayasan : Yayasan Pendidikan Islam Ibuku
4. Alamay Yayasan : Jl. Jombang Raya No. 25 A
Kel. Pondok Kacang Timur Kec. Pondok Aren
Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten
Kode Pos 15224 Telp. (021) 7332829
5. Nama Ketua Yayasan : Hj. Rosfia Rasyid
6. Nama Kepala Sekolah : Ulies Agustriani, S.Si.
7. Pendidikan Terakhir : S.1
8. Kepala Sekolah
No. SK Pendirian Sekolah : No. 421.3/1309a-Disdik/2009
Dari Kepala Diknas : tertanggal 12 Oktober 2009 Kab. Tangerang
9. NSS : 302286304048
10. NPSN : 20615101
11. Data Siswa : per 25 Januari 2014
Kelas L P JML
X 24 16 40
XI 18 9 27
XII 27 17 44
Total 69 42 111
12. Jumlah Rombongan Belajar : Kelas X =3
Kelas XI = 2
Kelas XII = 3
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM IBUKU
SMA IZADA
JL. Jombang Raya No. 25 A Pondok Aren Kota Tangerang Selatan – Banten
Telp. 021-73450114 Fax 021-73450106
http://www.smaizada.com e-mail : smaizada@gmail.com

Halaman : 2 dari 4
PROFIL
PEDOMAN MUTU
VISI DAN MISI SEKOLAH Tanggal Berlaku : 19 Agustus 2013

13. Ruangan :
a. Ruang belajar : 12 kelas @ + 64 m2
b. Ruang kantor :
- Kepala sekolah : 12 m2
- Ruang Tata Usaha : 24 m2
c. Ruang laboratorium :
- Lab. Komputer : 80 m2
- Lab. IPA : 80 m2
d. Ruang Audio Visual : 24 m2
e. Ruang Musik I : 64 m2
f. Ruang Art : 64 m2
g. UKS : 12 M2
h. Dapur : 3 ruang x @ + 4,2 m2
i. Toilet : 3 ruang x @ + 27,8 m2
j. Ruang serba guna : + 250 m2
k. Ruang perpustakaan : 128 m2
l. Ruang Ibadah : 64 m2
14. Jumlah Guru dan Pegawai :
a. Guru Tetap Yayasan : 18 orang
b. Guru Tidak Tetap : 4 orang
c. Pegawai Tetap : 6 orang
d. Pegawai Tidak tetap : 3 orang
15. Lapangan :
a. Lapangan Sepak Bola :-
b. Lapangan Futsal : 1 (462 m2)
c. Lapangan Basket : 1 (462 m2)
d. Lapangan Parkir : 1 (560 m2)
16. Luas Bangunan : + 33.300 m2
17. Status Tanah : Milik Yayasan dengan luas 2060 m2
18. Status Bangunan : Milik Yayasan
19. Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi mulai pukul 07.00 – 15.15
20. Besar SPP : Rp. 1.080.000
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM IBUKU
SMA IZADA
JL. Jombang Raya No. 25 A Pondok Aren Kota Tangerang Selatan – Banten
Telp. 021-73450114 Fax 021-73450106
http://www.smaizada.com e-mail : smaizada@gmail.com

Halaman : 3 dari 4
PROFIL
PEDOMAN MUTU
VISI DAN MISI SEKOLAH Tanggal Berlaku : 19 Agustus 2013

SEJARAH PENDIRIAN SEKOLAH


Menurunnya nilai moral dan akhlaq sebagian masyarakat khususnya dalam dekade terakhir ini
telah tercermin dari pola pikir dan pandangan hidup serta tingkah-lakunya. Kehidupan
masyarakat ternyata telah menyimpang jauh dari norma dan aqidah agama. Penyimpangan
tersebut merupakan kelemahan yang perlu mendapat perhatian semua pihak untuk diluruskan.

Mengingat keadaan tersebut sudah dalam kondisi yang cukup memprihatinkan bahkan dapat
membahayakan masa depan bangsa, maka diperlukan upaya pembenahan bersama yang dapat
menata akhlaq bangsa ini menjadi cerdas dan bernurani.

Untuk mengantisipasi dan mencegah kesinambungan kondisi yang memprihatinkan tersebut,


Yayasan Pendidikan Islam Ibuku (YPII) merasa terpanggil untuk turut membantu Pemerintah
menyiapkan generasi muda agar dapat menjadi generasi penerus yang lurus dan menjadi calon
Pemimpin Bangsa yang sanggup mengemban amanah rahmatan lil ‘alamin.

Dengan niat tulus membangun generasi baru yang lebih baik, maka YPII An-Nisaa’ mendirikan
Sekolah An-Nisaa’ pada tahun 1995, dimulai pendirian TK An-Nisaa’ hingga level SMP dan level
Sekolah Menengah Atas (SMA) sejak tahun 2008.

VISI SMA IZADA

Dengan berlandaskan Q.S. An-Nisaa’ ayat : 9


"Hendaklah mereka merasa takut (kepada Allah) jika meninggalkan anak-anak (generasi)
yang lemah di belakang mereka, … "
maka Yayasan Pendidikan Islam Ibuku dalam unit
satuan pendidikan SMA IZADA
sebagai “sekolah yang menjadi oase bagi banyak perubahan positif seluruh
warga sekolah/The Oasis for Changes”
berupaya mencapai visi :
"Terwujudnya generasi pelurus yang berintekletualitas tinggi,
berkarakter kuat dan amanah serta berakhlak mulia"

MISI SMA IZADA

Menyediakan sarana pendidikan yang berkualitas, melaksanakan kegiatan pendidikan secara


teratur dan berkesinambungan, menyiapkan tenaga pengajar yang handal, cerdas dan amanah
agar dapat menghasilkan lulusan intelek yang amanah, cerdas, bernurani, bijaksana dan
berpandangan luas sebagai bekalnya untuk menjadi "real" pemimpin masa depan bangsa. dan
membuka kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuhnya potensi, kreativitas, dan kematangan
seluruh warga sekolah, agar dapat berkontirbusi positif bagi bangsa.
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM IBUKU
SMA IZADA
JL. Jombang Raya No. 25 A Pondok Aren Kota Tangerang Selatan – Banten
Telp. 021-73450114 Fax 021-73450106
http://www.smaizada.com e-mail : smaizada@gmail.com

Halaman : 4 dari 4
PROFIL
PEDOMAN MUTU
VISI DAN MISI SEKOLAH Tanggal Berlaku : 19 Agustus 2013

PENDIDIKAN BEBAS DI SMA IZADA

Dasar pemikiran mengenai kegiatan pendidikan bebas di SMA IZADA yaitu adanya kesadaran bahwa
setiap individu adalah “subjek” yang “unik” yang mempunyai keragaman kompetensi individu yang
berbeda antara satu dengan yang lainnya, oleh karena itu sekolah memberi keleluasaan bahkan
mendorong siswa dalam mengembangkan potensi dirinya, mengembangkan kreativitas dan daya inovasi
siswa, bebas dalam menuangkan ide/ pendapat dan buah pikir, namun dengan cara dan perilaku yang
sopan, menenggang rasa, memahami makna sikap yang wajar, yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama
dan harkatnya sebagai manusia yang luhur dan berakhlak mulia.

Kebebasan dalam menentukan pilihan dan berperilaku yang tidak bertentangan dengan hak asasi
manusia adalah kebebasan bersyarat serta bertanggung jawab atas segala tindakan dan perbuatannya
yang harus benar-benar dipahaminya.

Dalam mengembangkan potensi dirinya agar tidak mengganggu individu lain yang juga memiliki potensi
yang berbeda dari dirinya, maka prinsip yang harus diperhatikan dan tidak boleh dilanggar oleh setiap
warga SMA IZADA adalah perlunya "kesadaran" dalam menjalankan sikap "RESPECT TO MY SELF,
RESPECT TO OTHERS AND RESPECT TO THE PLACE" yaitu sikap menghargai diri sendiri, menghargai
orang lain dan menghargai lingkungan dimana siswa tinggal.

Sikap yang harus dimiliki oleh setiap pendidik di lingkungan SMA IZADA adalah memahami fungsinya
sebagai pendidik dan pembimbing yang dapat menumbuh-kembangkan rasa percaya diri siswa dan
membantu mengarahkan siswa didik dalam memilih jalan hidup serta melakukan perbuatan positif yang
akan membekali hidupnya. Insya Allah melalui wadah yang berkonsep memberikan kebebasan kepada
peserta didiknya dalam berpendapat, berinovasi dan berkreativitas serta menentukan pilihan diharapkan
pada akhirnya mereka menjadi manusia tangguh yang siap berkiprah ini masa depannya.

Pilihan yang ditetapkan oleh peserta didik akan diakomodir dan dikembangkan di SMA IZADA sejauh
tidak bertentangan dengan hak azasi manusia, memiliki nilai manfaat yang bukan bersifat merendahkan
harkat dan martabat manusia, bukan anarki/merusak lingkungannya dan dapat dipertanggung-jawabkan
secara pribadi.

Melalui penerapan pendidikan bebas ini diharapkan siswa kelak dapat memahami hakikat manusia dan
tumbuh menjadi individu yang matang (mature), bijaksana dan mampu memperjuangkan dan
mempertanggung -jawabkan pada agama dan lingkungannya. Manusia bebas lebih berpotensi dapat dan
berani melihat kemungkinan ke arah perbaikan (manusia), sehingga setiap individu secara bebas dapat
memberi arti kepada hidupnya sebagai insan yang mulia.

Setiap warga IZADA perlu bersikap peka, mampu melakukan pengendalian diri, dan instropeksi manakala
eksplorasi kebebasannya akan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungannya. Oleh karena itu kontrol
sosial yang dibangun di IZADA perlu secara intensif dan progresif dikembangkan agar kesempatan
pengembangan potensi setiap individu dapat diperoleh semua pihak.

Demikian semoga makna pengembangan kebebasan dalam mengembangkan potensi diri bagi seluruh
warga IZADA dapat dipahami oleh kita semua sebagai bagian dari komunitas IZADA yang kita cintai.

Tangerang Selatan, 28 April 2014


Kepala SMA IZADA

Ulies Agustriani, S. Si.


KEADAAN
KEBUTU
NO URAIAN JML RUSAK RUSAK KETERANGAN
BAIK HAN
RINGAN BERAT
1 2 3 4 5 6 7 8

1 Ruang Kepala Sekolah 1 1 1

2 Ruang Wakasek 1 1 1

3 Ruang Guru 1 1 1

4 Ruang Tata Usaha 1 1 1


KEADAAN
KEBUTU
NO URAIAN JML RUSAK RUSAK KETERANGAN
BAIK HAN
RINGAN BERAT
1 2 3 4 5 6 7 8

1 Ruang Teori 12 12 12

2 Ruang Laboratorium 1 1 4

a. Lab Kimia 1 1 1

b. Lab. Fisika 1 Digabung dg Lab. Kimia

c. Lab. Biologi 1 Digabung dg Lab. Kimia

d. Lab Komputer 1 1 1

e. Lab. Bahasa

3 Sarana Olah Raga 1 1 3

a. Lap. Basket 1 1 1

b. Lap. Volly

c. Lap. Footsal 1 1 1

d. Lap. Tennis

e. Climbing Wall 1 belum ada

4 Ruang Perpustakaan 1 1 1

5 Ruang Kesenian 1 1 1

6 Ruang Ketrampilan 1 1 1

7 Ruang Bimbingan 1 1 1

8 Ruang Multi Media 1 1 1


KEADAAN
KEBUTU
NO URAIAN JML RUSAK RUSAK KETERANGAN
BAIK HAN
RINGAN BERAT
1 2 3 4 5 6 7 8

1 Ruang Ibadah 1 1 1

2 Ruang Koperasi 1 1 1

3 Ruang OSIS 1 1 1
Ruang Serba
4 1 1 1
Guna/Umum
5 Ruang Kamar Mandi/WC 3 3 3

6 Ruang UKS 1 1 1

7 Kantin Sekolah 1 1 1

8 Gudang 1 Belum ada

9 Rumah Jaga 1 Belum ada


KEADAAN
KEBUTU
NO URAIAN JML RUSAK RUSAK KETERANGAN
BAIK HAN
RINGAN BERAT
1 2 3 4 5 6 7 8

1 Ruang Kelas 12 12 12 kondisi baik

a. Meja Guru 1 1 1

b. Kursi Guru 1 1 1

c. Meja Siswa 12 12 12 1 meja untuk 2 siswa

d. Kursi Siswa 24 24 24

e. White Board 1 1 1

f. Lemari 1 1 1

g. AC 2 2 2

2 Ruang Adminstrasi 1 1 3

a. Meja Kerja 1 1 1

b. Kursi Kerja 2 2 2

c. Lemari Buku 1 1 1

d. Dispenser 1 1 3 kurang 2

e. Komputer 2 2 2

f. Filling Kabinet

g. Sofa Tamu

h. Meja Tamu

i. Rak berkas

4 Ruang Perpustakaan 1 1 1

5 Ruang Kesenian 1 1 1

6 Ruang Ketrampilan 1 1 1

7 Ruang Bimbingan 1 1 1

8 Ruang Multi Media 1 1 1


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas


Kelas/Semester : X /2
Mata Pelajaran : Agama Islam dan Budi Pekerti
Bab :8
Topik : Meneladani Rasulullah saw. Dalam membina umat di Mekah
Alokasi Waktu : 2 mg peretemuan

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan,
gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar
1. Menunjukkan sikap tangguh dan semangat menegakkan kebenaran sebagai implementasi
dari pemahaman strategi dakwah Nabi di Mekah
2. Memahami substansi dan strategi dakwah Rasullullah saw. di Mekah

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Menunjukkan nilai-nilai responsive dan menunjukkan sikap solutif bagi pemahaman dan
perilaku ajakan kepada kebaikan
2. Menunjukkan sikaptangguh dan tanggung jawab terhadap memahami dan mengamalkan
substansi dan strategi dakwah rasul di mekah
3. Menganalisis berbagai bentuk faktor yang mempengaruhi dakwah nabi saw di mekah

D. Tujuan Pembelajaran
Melalui diskusi, mengamati dan membaca referensi siswa dapat:
1. Memahami dan mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah Rasulullah saw di mekah
2. Menunjukkan sikap tangguh dan semangat menegakkan kebenaran sebagai implementasi
dari pemahaman strategi dakwah Nabi di Mekah
3. Menganalisis factor-faktor yang memengaruhi dakwah Nabi saw di mekah.
4. Meneladani strategi dakwah Nabi saw di mekah dalam konteks Indonesia dan global

E. Materi Ajar
1. Menjelaskan pengertian Dakwah
2. Menjelaskan substansi dakwah Rasulullah saw di mekah
3. Menjelaskan strategi Dakwah Rasulullah di Mekah
4. Menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi
5. Hikmah sejarah Dakwah Periode mekah

F. Metode Pembelajaran
Pendekatan: Saintifik ( leraning community )

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu
Pendahuluan  Memberikan salam 10 menit x2
 Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk
belajar
 Mempersilahkan siswa memimpin doa
 Meng- absen
 Appersepsi
 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin di capai
 Membagi kelompok
Inti  Menayangkan power poin tentang pengertian Dakwah
Rasulullah
 Siswa dibagi ke dalam kelompok- kelompok kecil (misalnya 6
kelompok) yang beranggotakan 5-6 orang
 Dalam kegiatan belajar dengan model leraning community itu
harus menggunakan pendekatan scientific dengan tahapan:

Mengamati:

 membaca buku teks,Meneladani Rasulullah saw dalam membina


umat di Mekah

Menanya:

 menanya melalui kegiatan diskusi untuk mendapatkan data-data

Mengeksplorasikan:

 mengumpulkan informasi terkait dengan materi “Meneladani


Rasulullah saw dlm membina umat di Mekah” melalui buku paket,
Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu
internet, dan pendapat kelompok

Mengasosiasikan:

 menganalisis informasi dan data-data yang didapat baik dari


bacaan maupun dari sumber-sumber terkait untuk mendapatkan
kesimpulan tentang “Meneladani Rasulullah dlm membina Umat
di Mekah

Mengomunikasikan:

 menyajikan dalam bentuk tulisan hasil analisis dan kesimpulan


tentang “Meneladani Rasulullah saw dlm membina umat di
Mekah”
Penutup  Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru menyimpulkan 2 mg (2xe
materi “Meneladani Rasulullah saw dlm membina umat di
Mekah”
 Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
 Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran
 Siswa di tugaskan mencari dalil-dalil mengenai “Meneladani
Rasulullah saw dlm membina umat di Mekah”Mengucapkan
hamdallah
 Memberi salam

H. Penilaian Hasil Belajar


a. Tes tertulis
b. Tes perbuatan (performance individu)
c. Tes Presentasi

I. Tes tertulis
Butir-butir soal
1. Sebutkan cara Nabi berdakwah di mekah !
2. jelaskanperbedaan dakwah terang-terangan dan sembunyi-sembunyi!
3. berikan contoh prilaku seseorang yang meneladani Rasulullah dalam membina umat di Mekah !

Kunci jawaban
1. Cara nabi berdakwah di mekah
1 Dakwah dengan lemah lembut
2 Dakwah tidak memaksa
3 Selalu berdzikir dlm keadaan apapun
4 Selalu menjalankan rukun Islam yang 5
5 Konsisten dan komitmen dlm bertauhid
6 Tangguh dan semangat dalam kebaikan dan kebenaran
7 Berjihad selalu di jalan Allah swt
2. Perbebedaan Dakwah terang-terangan dan sembunyi-sembunyi diantaranya:
- Hanya keluarga dan kerabat (sembunyi)
- Tidak menimbulkan keresahan di masyarakat (sembunyi-sembunyi)
- Dakwah kepada seluruh masyarakat arab (terang-terangan)
- Dakwah yang dengan sengaja membuat islam tersyi’ar dengan membawa keresahan bagi
kafir quraisy
3. Contoh prilaku seseorang yang meneladani Rasulullah dalam membina umat di Mekah
diantaranya :
- Tangguh serta semangat dalam kehidupannya
- Konsisten dan komitmen dalam ibadahnya
- Selalu bersikap lemah-lembut
- Tidak suka memaksakan kehendak dalam perilakunya.

II. Tes Perbuatan (performance/individu)


Buatlah sebuah perencanaan dalam kegiatan dakwah mauled Nabi SAW di sekolah, apakah yang
harus dipersiapkan :
- Jenis Dakwah
- Acara Dakwah
- Anggarannya (Bikin perkiraan anggaran)
- Kesiapan panitia
- Keynote speaker jika ada

J. Sumber Belajar :
 Buku PAI kelas X
 White board/papan flanel
 Power point
 LCD
 Internet

Tangerang Selatan, 03 Maret 2014


Mengetahui

Kepala Sekolah
SMA IZADA Guru Mapel PAI,

(Ulies Agustriani, S.Si., MM) (Abdul Hakim, S. Ag)


NILAI RAPOR SEMESTER GENAP SISWA KELAS X IPA 1 AGAMA

NO
NAMA SISWA PENGETAHUAN ANGKA PREDIKAT KETERAMPILAN ANGKA PREDIKAT SIKAP ANGKA PREDIKAT
Arqi Iqbal
1 86 3,46 B+ 83 3,30 B 75 3,00 B
Mahardika
Famy
2 Famsyury 69 2,78 C+ 75 3,00 B 75 3,00 B
Putra
Hamzah
3 Rasyidin 70 2,79 C+ 70 2,80 B- 65 2,60 C
Husain
Krishna
4 73 2,91 B- 70 2,80 B- 78 3,12 B
Ryandie
Marsya
5 82 3,28 B 85 3,40 B+ 95 3,80 SB
Amanda Rafni
Mohammad Al
Hafidz
6 70 2,82 B- 80 3,20 B 70 2,80 B
Permana
Baskoro
Nyimas Farah
7 74 2,95 B- 78 3,10 B 80 3,20 B
Khairunnisa
Rahma
8 72 2,90 B- 80 3,20 B 78 3,12 B
Novianda Putri
Rifda Widatya
9 84 3,36 B 80 3,20 B 85 3,40 B
Putri
Samrisyad
10 Fadhlurrahman 87 3,47 B+ 88 3,50 B+ 90 3,60 B
Sumarwitono
Thesya Dhyah
11 77 3,06 83 3,30 B 85 3,40 B
Anggraini
Yusril Irza
12 72 2,88 B- 75 3,00 B- 70 2,80 B
Mahenra
NILAI RAPOR SEMESTER GENAP SISWA KELAS X IPA 2 AGAMA

NO
NAMA SISWA PENGETAHUAN ANGKA PREDIKAT KETERAMPILAN ANGKA PREDIKAT SIKAP ANGKA PREDIKAT
Dela Isnaini
1 Sendra 76 3,05 B 75 3,00 B 95 3,80 SB
Pramesti
Herdito Rafif
2 70 2,80 B- 75 3,00 B 80 3,20 B
Satria
Hifzhan
3 80 3,19 B 75 3,00 B 98 3,92 SB
Rasyidi
Libna Krastna
4 67 2,67 C+ 70 2,80 B- 90 3,60 B
Yandiva
Muhammad
5 78 3,10 B 70 2,80 B- 80 3,20 B
Abyan
Muhammad
6 71 2,84 B- 75 3,00 B 80 3,20 B
Adib Human
Muhammad
7 Fadhil 70 2,81 B- 75 3,00 B 80 3,20 B
Herbanu P.
Safana Medina
8 83 3,31 B 73 2,90 B- 90 3,60 B
Basarah
Siti Anisa
9 92 3,66 A- 85 3,40 B+ 95 3,80 SB
Tohiroh
Varian Kashira
10 70 2,79 B- 78 3,10 B 80 3,20 B
Sulaiman
Yasmin
11 80 3,19 B 70 2,80 B- 90 3,60 B
Sripurwantina
NILAI RAPOR SEMESTER GENAP SISWA KELAS X IPS AGAMA

NO
NAMA SISWA PENGETAHUAN ANGKA PREDIKAT KETERAMPILAN ANGKA PREDIKAT SIKAP ANGKA PREDIKAT
Abdul Hafizh
1 Ananta 66 2,64 D 80 3,20 B 70 2,80 B
Muhammad
Albi Fernanda
2 73 2,91 B- 80 3,20 B 75 3,00 B
Benzoni
Agnes
3 78 3,13 B 86 3,42 B+ 90 3,60 B
Pujianti
Alvin Maudy
4 72 2,89 B- 73 2,90 C+ 75 3,00 B
Kurniabana
Amelinda
5 77 3,07 B 83 3,30 B 78 3,12 B
Kustari
Ananda
6 Fatina 75 3,00 B- 74 2,96 B- 75 3,00 B
Rustam
Bagus
7 80 3,18 B 88 3,52 B+ 90 3,60 B
Raafianto
Desi Ratna
8 75 2,99 B- 86 3,42 B+ 90 3,60 B
Sari
Edo Kurnia
9 65 2,55 C- 73 2,90 B- 68 2,72 B
Hibatullah
Firdha
10 80 3,18 B 73 2,90 B- 80 3,20 B
Ramadhany
Imam
11 Qushoyyi 71 2,83 C 70 2,80 B- 68 2,72 B
Prasetyo
Rahmadi
12 70 2,82 C+ 78 3,12 B 90 3,60 B
Harisenja
Rayhan Satria
13 92 3,67 A- 93 3,70 A- 95 3,80 SB
Putra
14 Shabrina 77 3,08 B 86 3,42 B+ 90 3,60 B
Zain Nabih
15 71 2,84 C+ 86 3,42 B+ 80 3,20 B
Ahmad
16 Rizky Juniarto 78 3,14 B 75 3,00 B 95 3,80 SB
17 Albiansyah S. 71 2,83 C 75 3,00 B 70 2,80 B
STRUKTUR ORGANISASI

SMA IZADA TANGERANG SELATAN

Komite Sekolah Kepala Sekolah


Elke Nidya Ulies Agustriani S.Si

Tata Usaha SMA

Wks. Kurikulum Wks. Kesiswaan& Wks. Sarpras &


Humas Bendahara Sekolah
Deny Warti, S.Pd
Anita Siallagan, S.Si Romi Hermawan, S.Si

Bimbingan
Dewan Guru
Konseling

Siswa
JUMLAH SISWA SMA IZADA
TAHUN AJARAN 2013/2014
Per 25 Januari 2014

KELAS L P JUMLAH

X. IPA-1 7 5 12

X. IPA-2 6 5 11

X. IPS 11 6 17

TOTAL KELAS X 24 16 40

XI. IPA 11 5 16

XI. IPS 7 4 11

TOTAL KELAS XI 18 9 27

XII. IPA-1 10 5 15

XII. IPA-2 11 6 17

XII. IPS 6 6 12

TOTAL KELAS XII 27 17 44

TOTAL SISWA SMA 69 42 111


PEDOMAN WAWANCARA KEPALA SEKOLAH

A. Data Umum
Nama :
Jabatan :
Hari/Tgl :

B. Tema Wawancara
Tema dalam wawancara ini adalah: “Penerapan Penilaian Autentik
untuk Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam”.

C. Petunjuk Wawancara
1. Mengucapkan terimakasih kepada informan atas kesediaannya
diwawancarai.
2. Memperkenalkan diri, menjelaskan topik dan tujuan wawancara yang
dilakukan.
3. Menjelaskan bahwa informan bebas menyampaikan pendapat,
pengalaman, harapan atau saran yang berkaitan dengan topik
wawancara.
4. Merekam dan mencatat-poin poin penting wawancara.
5. Mengucapkan terimakasih atas berlangsungnya wawancara.

D. Pertanyaan dan Jawaban


1. Apakah sekolah SMA IZADA sudah menerapkan kurikulum 2013? Sejak
kapan?
2. Apa saja prosedur dalam menerapkan kurikulum 2013?
3. Apa keunggulan kurikulum 2013?
4. Bagaimana gambaran umum tentang penilaian autentik pada kurikulum
2013 di SMA IZADA?
5. Sebelum penilaian autentik, penilaian apa yang diterapakan di sekolah?
6. Apakah semua guru sudah menerapkan penilaian autentik dengan baik?
7. Mengapa perlu adanya penilaian autentik?
8. Apakah dengan adanya penilaian autentik, hasil belajar siswa lebih baik?
9. Apa saja kendala penerapan penilaian autentik dalam proses pembelajaran
dan bagaimana mengatasinya?
10. Apa makna mempelajari mata pelajaran pendidikan agama islam?
PEDOMAN WAWANCARA GURU

A. Data Umum
Nama :
Jabatan :
Hari/Tgl :

B. Tema Wawancara
Tema dalam wawancara ini adalah: “Penerapan Penilaian Autentik
untuk Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam”.

C. Petunjuk Wawancara
1. Mengucapkan terimakasih kepada informan atas kesediaannya
diwawancarai.
2. Memperkenalkan diri, menjelaskan topik dan tujuan wawancara yang
dilakukan.
3. Menjelaskan bahwa informan bebas menyampaikan pendapat,
pengalaman, harapan atau saran yang berkaitan dengan topik
wawancara.
4. Merekam dan mencatat-poin poin penting wawancara.
5. Mengucapkan terimakasih atas berlangsungnya wawancara.

D. Pertanyaan dan Jawaban


1. Apa saja hal-hal yang perlu di rencanakan dalam melaksanakan
pembelajaran PAI?
2. Seberapa penting mata pelajaran PAI di ajarkan?
3. Apa kesulitan dalam mengajar PAI selama ini?
4. Apakah pada mata pelajaran PAI sudah menerapkan penilaian autentik?
5. Penilaian autentik seperti apa yang diterapkan di dalam pembelajaran
PAI?
6. Bagaimana pelaksanaan penilaian autentik dalam pembelajaran PAI?
7. Bagaimana respon siswa ketika bapak menerapkan penialain autentik?
8. Apakah setelah menerapkan penilaian autentik ada perubahan hasil belajar
siswa?
9. Apabila hasil belajar siswa kurang dari standar, bagaimana tindak
lanjutnya?
10. Apa saja kendala yang dihadapi dalam menerapkan penilaian autentik
dalam pembelajaran PAI dan bagaimana mengatasinya?
PEDOMAN WAWANCARA SISWA

A. Data Umum
Nama :
Kelas :
Hari/Tgl :

B. Tema Wawancara
Tema dalam wawancara ini adalah: “Penerapan Penilaian Autentik
untuk Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam”.

C. Petunjuk Wawancara
1. Mengucapkan terimakasih kepada informan atas kesediaannya
diwawancarai.
2. Memperkenalkan diri, menjelaskan topik dan tujuan wawancara yang
dilakukan.
3. Menjelaskan bahwa informan bebas menyampaikan pendapat,
pengalaman, harapan atau saran yang berkaitan dengan topik
wawancara.
4. Merekam dan mencatat-poin poin penting wawancara.
5. Mengucapkan terimakasih atas berlangsungnya wawancara.

D. Pertanyaan dan Jawaban


1. Apakah kamu senang mempelajari pelajaran PAI? Mengapa?
2. Apakah pelajaran PAI itu penting? Mengapa?
3. Apa kesulitan-kesulitan dalam mempelajari pelajaran PAI?
4. Apakah penyampaian guru mata pelajaran PAI menurut kamu sudah baik?
Mengapa?
5. Apakah kamu sudah cukup senang dengan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru? Mengapa?
6. Bagaimana bentuk penialain yang dilakukan oleh guru?
7. Bagaimana bentuk penugasan yang dilakukan oleh guru?
8. Apakah kamu puas dengan penilain yang dilakukan oleh guru? Mengapa?
9. Bagaimana hasil belajar kamu?
10. Apakah tindak lanjut yang dilakukan oleh guru apabila hasil belajar siswa
kurang dari standar?
11. Menurut kamu, bagaimana seharusnya guru mengajar supaya hasil belajar
kamu lebih baik lagi?
HASIL WAWANCARA KEPALA SEKOLAH

A. Data Umum
Nama : Ulies agustriani
Jabatan : Ka. Sek. SMA IZADA
Hari/Tgl : Jum’at, 8 Agustus ‘14

B. Tema Wawancara
Tema dalam wawancara ini adalah: “Penerapan Penilaian Autentik
untuk Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam”.

C. Pertanyaan dan Jawaban


1. Apakah sekolah SMA IZADA sudah menerapkan kurikulum 2013? sudah
Sejak kapan? K13 diterapkan sejak tahun ajaran 2013-2014

2. Apa saja prosedur dalam menerapkan kurikulum 2013?


 mengkaji landasan hukum dan pedoman K13,
 mempelajari landasan filosofis K13
 menyiapkan tenaga pendidik untuk memahami K13 dalam In
House Training
 meminta tenaga pendidik membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sesuai dengan silabus yang telah disiapkan
dalam K13 yang termasuk kompetensi inti, kompetensi dasar dan
indikator
 tenaga pendidik menyiapkan instrumen penilaian dengan mengacu
pada K13
 sosialisasi implementasi K13 pada stakeholder sekolah (termasuk
orang tua siswa)
 Implementasi K13 di kegiatan pembelajaran; mengadakan sumber
belajar yang kontekstual sesuai tuntutan K13; menyelenggarakan
metode belajar dengan scientific approach dan discovery learning
 \Melaksanakan penilaian autentik baik oleh pendidik, diri siswa
dan penilaian antar teman.
 Supervisi implementasi K13 oleh pengawas kota tangsel dan
pendampigan dari kemendikbud

3. Apa keunggulan kurikulum 2013?


 Kurikulum ini sangat relevan dalam mengasah potensi siswa
 Siswa dilatih untuk terlibat aktif dalam memahami, bertanya,
menganalisa, mengasosiasi, mencoba, membuat networking dan
evaluasi

4. Bagaimana gambaran umum tentang penilaian autentik pada kurikulum


2013 di SMA IZADA?
 Penilaian autentik merupakan metode yang menekankan pada
penilaian proses. Kemajuan siswa untuk kompetensi inti maupun
kompetensi dasar yang ingin dimunc

5. Sebelum penilaian autentik, penilaian apa yang diterapakan di sekolah?


Pada dasarnya SMA IZADA sudah mengaplikasikan sistem belajar aktif,
dengan metode mengajar dengan pendekatan ilmiah, namun K13 sangat
membantu karena pedoman yang dibuat sangat detail dalam implementasi
metode belajar Scientific approach. Dan untuk melaksanakan penilaian
autentik, K13 sangat membantu dalam tahapan membuat instrumen yang
relevan dengan kompetensi dasar yang akan diukur.

6. Apakah semua guru sudah menerapkan penilaian autentik dengan baik?


Ya sudah, walaupun dalam pelaksanaannya belum begitu ideal sesuai
harapan
7. Mengapa perlu adanya penilaian autentik? Penilaian autentik memberikan
gambaran sejauh mana penguasaan yang dapat dicapai oleh peserta didik
terhadap kompetensi dasar tertentu yang dikuasainya. Penilaian ini
memberikan gambaran secara lebih detail dan aktual pada aspek tertentu
yang akan dinilai sesuai indikator/ kriteria penilaian yang ditegakkan.

8. Apakah dengan adanya penilaian autentik, hasil belajar siswa lebih baik?
Benar,
o penilaian autentik lebih baik karena instrumen ini
mengukur secara lebih fokus pada aspek yang diharapkan
dikuasai/ dimiliki peserta didik.
o Penilaian ini dapat secara objektif diukur oleh siapapun
dengan hasil yang sesuai dengan usaha/ hasil kerja yang
dibuat oleh peserta didik.
9. Apa saja kendala penerapan penilaian autentik dalam proses pembelajaran
dan bagaimana mengatasinya?
Kendala yang dijumpai, karena indikator dan kriteria penilaian harus
dibuat sedtail mungkin untuk memberi gambaran terhadap penguasaan
kompetensi dasar peserta didik, maka pendidik perlu trampil dalam
membuat instrumen penilaian dan perlu skill dalam kemampuan menilai
peserta didik.
Untuk soal yang bersifat dengan jawaban mutlak, maka akan lebih mudah
menilainya, namun untuk soal/ projek yang bukan dengan jawaban mutlak,
seperti penilaian observasi, produk/ performance/ dll, maka tantangan
yang muncul adalah terutama bagaimana menuangkan penilaian yang
bersifat subjektif dari pendidik dapat diterima serta penguji lain juga
memperoleh hasil yang sama, sehingga penilain yang bersifat subyektif
tersebut menjadi sesuatu objektif.
10. Apa makna mempelajari mata pelajaran pendidikan agama Islam? Dan
seberapa penting?
Pendidikan Agama Islam sangat diutamakan dan penting dalam
membentuk akhlak siswa yang islami, memberi pemahaman yang
mendalam serta landasan yang rasional atas keyakinan Islam.
HASIL WAWANCARA GURU

A. Data Umum
Nama : Abdul Hakim, S.Ag.
Jabatan : Guru Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Kelas X
Hari/Tgl : Senin, 02 Juni 2014

B. Tema Wawancara
Tema dalam wawancara ini adalah: “Penerapan Penilaian Autentik untuk Hasil
Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti”.

C. Pertanyaan dan Jawaban


1. Apa saja hal-hal yang perlu di rencanakan dalam melaksanakan pembelajaran PAI
dan Budi Pekerti?
Langkah awal yang saya lakukan dalam adalah pemetaan RPP dan pembuatan RPP
sesuai deng KI dan KD.
2. Seberapa penting mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di ajarkan?
Sangat penting sekali. Karena mengandung nilai agama, yang akan menjadi
pengendali perbuatan kita kapanpun dan dimanapun.
3. Apa kesulitan dalam mengajar PAI dan Budi Pekerti selama ini?
Kesulitan yang paling mendasar adalah pengamalan terhadap materi yang saya
ajarkan di sekolah dalam kehidupan sehari-hari.
4. Apakah pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti sudah menerapkan penilaian
autentik?
Sudah, meskipun saya mengakui dalam prakteknya masih banyak kekurangan.
5. Penilaian autentik seperti apa yang diterapkan di dalam pembelajaran PAI dan Budi
Pekerti?
Idealnya, menurut permendikbud no. 66 tahun 2013 penialaian autentik itu mencakup
sikap, pengetahuan dan keterampilan. Guru melakukan penilain sikap melalui
observasi, penilaian diri, penilaian antar peserta didik dan jurnal. Penilaian
pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan dan penugasan. sedangkan keterampilan
melalui tes praktik, projek dan portofolio.
Tetapi dalam pelaksanaannnya, tentu tidak semudah teori. Pada mata pelajaran yang
saya ajarkan, penilaian sikap yang saya laksanakan yaitu dengan menggunakan
observasi, penilaian pengetahuan menggunakan tes tertulis yaitu nilai harian, UTS dan
UAS, sedangkan penilaian keterampilan menggunakan portofolio dan unjuk kerja.
6. Bagaimana pelaksanaan penilaian autentik dalam pembelajaran PAI dan Budi
Pekerti?
Dalam melaksanakan penilaian autentik di dalam kelas terasa gampang-gampang
susah. Karena membutuhkan waktu yang lama. Terutama bagi sekolah yang jumlah
siswa di dalam kelasnya terlalu banyak. Pelaksanaannya dimulai dengan menentukan
KD yang akan dinilai, membuat kriteria lingkup yang akan dinilai, melakukan proses
penilaian, dan yang terakhir adalah tindak lajut.
7. Bagaimana respon siswa ketika bapak menerapkan penialain autentik?
Siswa terlihat lebih aktif dalam pembelajaran.
8. Apakah setelah menerapkan penilaian autentik ada perubahan hasil belajar siswa?
Tentu ada. Dengan saya melakukan penialain autentik ini, maka kreatifitas siswa lebih
baik, karena mereka terpacu untuk menunjukkan kemampuannya masing-masing.
Meskipun ada juga siswa yang nilainya kurang baik, tetapi mayoritas rata-rata
nilainya baik.
9. Apabila hasil belajar siswa kurang dari standar, bagaimana tindak lanjutnya?
Yang selama ini saya lakukan adalah mengadakan remidial terhadap hasil belajar
siswa yang kurang.
10. Apa saja kendala yang dihadapi dalam menerapkan penilaian autentik dalam
pembelajaran PAI dan Budi Pekerti dan bagaimana mengatasinya?
Kendala yang saya hadapi dalam menerapkan penilaian autentik adalah membutuhkan
waktu yang sangat banyak, sehingga kadang penilaian itu tidak saya lakukan langsung
di dalam pembelajaran kelas. Tapi saya lakukan di luar kelas setelah selesei
pembelajaran. Serta pelaksanaannya yang bertahap dalam. Dan minmnya pengalaman
dan pemahaman tentang penilaian autentik tersebut.
HASIL WAWANCARA SISWA

A. Data Umum
Nama : Samrisyad Fadhlurrahman
Kelas : X IPA-1
Hari/Tgl : Senin, 16 Juni 2014

B. Tema Wawancara
Tema dalam wawancara ini adalah: “Penerapan Penilaian Autentik
untuk Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam”.

C. Pertanyaan dan Jawaban


1. Apakah kamu senang mempelajari pelajaran PAI? Mengapa?
Saya sangat senang, karena gurunya asik dan saya suka pelajaran agama.
2. Apakah pelajaran PAI itu penting? Mengapa?
Penting, karena sebagai seorang muslim kita harus mempelajari Islam
untuk mendapat kenikmatan akhirat.
3. Apa kesulitan-kesulitan dalam mempelajari pelajaran PAI?
Mencari hadits-hadits yang shohih dan menafsirkan hadits.
4. Apakah penyampaian guru mata pelajaran PAI menurut kamu sudah baik?
Mengapa?
Sudah, karena gurunya sudah sangat faham dan hafal terhadap materi yang
akan disampaikan.
5. Apakah kamu sudah cukup senang dengan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru? Mengapa?
Senang, karena guru telah menyampaiakan dengan menyenangkan dan
banyak humornya.
6. Bagaimana bentuk penialain yang dilakukan oleh guru?
Menilai sikap, prilaku, teori dan praktek.
7. Bagaimana bentuk penugasan yang dilakukan oleh guru?
Diberikan tugas kasus seputar kehidupan sehari-hari, dan tugas ulangan,
diskusi.
8. Apakah kamu puas dengan penilain yang dilakukan oleh guru? Mengapa?
Cukup puas, karena penilaiannya objektif.
9. Bagaimana hasil belajar kamu?
Sudah baik, rata-rata di atas KKM.
10. Apakah tindak lanjut yang dilakukan oleh guru apabila hasil belajar siswa
kurang dari standar?
Dilakukan remidial terhadap nilai-nilai yang di bawah KKM.
11. Menurut kamu, bagaimana seharusnya guru mengajar supaya hasil belajar
kamu lebih baik lagi?
Menurut saya sudah baik, dan sudah idel dengan kondisi kelas saya.

Ttd,

SAMRISYAD FADHLURRAHMAN
HASIL WAWANCARA SISWA

A. Data Umum
Nama : Varian Kashira
Kelas : X IPA-1
Hari/Tgl : Senin, 16 Juni 2014

B. Tema Wawancara
Tema dalam wawancara ini adalah: “Penerapan Penilaian Autentik
untuk Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam”.

C. Pertanyaan dan Jawaban


1. Apakah kamu senang mempelajari pelajaran PAI? Mengapa?
Senang, karena pendidikan Agama Islam itu wajib dan karena gurunya
asik.
2. Apakah pelajaran PAI itu penting? Mengapa?
Penting, karena lebih mendidik kita untuk menjadi muslim yang baik.
3. Apa kesulitan-kesulitan dalam mempelajari pelajaran PAI?
Kesulitan saya adalah susah dalam membaca dan menghafal ayat-ayat al-
qur’an. Pokonya agak ribet deh.
4. Apakah penyampaian guru mata pelajaran PAI menurut kamu sudah baik?
Mengapa?
Sudah, karena tidak hanya mengajar dari buku-buku saja, tetapi juga
sering memberi contoh-contoh vidio dalam kelas.
5. Apakah kamu sudah cukup senang dengan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru? Mengapa?
Sudah, karena cara pengajarannya asik dan cara menyampaikannya juga
baik, dan banyak humornya.
6. Bagaimana bentuk penialain yang dilakukan oleh guru?
Dari sikap dan prilaku kita, kreatifitas kita, dan dari nilai-nilai tugas dan
ulangan.
7. Bagaimana bentuk penugasan yang dilakukan oleh guru?
Jarang dikasih PR, tugasnya paling Cuma presentasi di kelas dan diskusi.
8. Apakah kamu puas dengan penilain yang dilakukan oleh guru? Mengapa?
Puas, karena peniliaiannya bukan Cuma hasil ulangan saya saja, tapi sikap
keseharian saya dan praktek masuk dalam nilai semua.
9. Bagaimana hasil belajar kamu?
Lumayan baik, semuanya di atas KKM.
10. Apakah tindak lanjut yang dilakukan oleh guru apabila hasil belajar siswa
kurang dari standar?
Diberi kesempatan untuk memperbaiki kembali.
11. Menurut kamu, bagaimana seharusnya guru mengajar supaya hasil belajar
kamu lebih baik lagi?
Mungkin dengan cara belajar di luar sekolah untuk melihat contoh nilai-
nilai keagamaan yang terjadi di luar dalam beberapa bulan sekali.

Ttd,

VARIAN KASHIRA
HASIL WAWANCARA SISWA

A. Data Umum
Nama : M. Fadhil H.P.
Kelas : X IPA-2
Hari/Tgl : Selasa, 17 Juni 2014

B. Tema Wawancara
Tema dalam wawancara ini adalah: “Penerapan Penilaian Autentik
untuk Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam”.

C. Pertanyaan dan Jawaban


1. Apakah kamu senang mempelajari pelajaran PAI? Mengapa?
Saya senang pelajaran Agama, karena gurunya yang asik dan bagus dalam
penyampaiannya.
2. Apakah pelajaran PAI itu penting? Mengapa?
Penting, karena mempelajari agama ini sangat penting buat kehidupan
kita. Karena agama mengandung nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari
kita. Dan menjadi aturan dalam berbuat.
3. Apa kesulitan-kesulitan dalam mempelajari pelajaran PAI?
Selama ini, yang susah adalah dalam menghafal hadits dan ayat-ayat
Alquran, dan menghafal sifat-sifat wajib bagi Allah SWT.
4. Apakah penyampaian guru mata pelajaran PAI menurut kamu sudah baik?
Mengapa?
Sudah baik, karena gurnya menerangkan dengan baik. Sehingga saya
mudah untuk memahami materi-materi pelajarannya.
5. Apakah kamu sudah cukup senang dengan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru? Mengapa?
Sangat senang, karena cara guru mengajar sangat fariatif, mulai diskusi,
permainan, dan menampilkan vidio, yang kita sebut dengan on the sport.
6. Bagaimana bentuk penialain yang dilakukan oleh guru?
Yang saya tau sih penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Karena
sesuai dengan isi yang ada di dalam nilai rapot. Kalo di dalam kelas
menggunakan portofolio, nilai ulangan harian, UTS, UKK atau UAS,
unjuk kerja. Seinget saya sih Cuma itu.
7. Bagaimana bentuk penugasan yang dilakukan oleh guru?
Penugasan yang pernah dilakukan diantaranya adalah presentasi, diskusi
dan unjuk kerja.
8. Apakah kamu puas dengan penilain yang dilakukan oleh guru? Mengapa?
Puas, karena penialaiannya sudah mencakpu semuanya. Jadi bukan Cuma
akademiknya saja yang dinilai.
9. Bagaimana hasil belajar kamu?
Sampai sekarang hasil belajar saya lumayan baik.
10. Apakah tindak lanjut yang dilakukan oleh guru apabila hasil belajar siswa
kurang dari standar?
Tindak lanjutnya ya remidial terhadap tugas-tugas yang kurang.
11. Menurut kamu, bagaimana seharusnya guru mengajar supaya hasil belajar
kamu lebih baik lagi?
Seharusnya guru sering-sering menggunakan metode debat, sehingga
siswa mnyiapkan bahan-bahan yang banyak. Kalo debat kan ada temanya,
jadi kita bisa banyak baca buku, atau searching di intrnet untuk bahan
belajar.

Ttd,

M. FADHIL H.P.
HASIL WAWANCARA SISWA

A. Data Umum
Nama : Arqi Iqbal Mahardika
Kelas : X IPA-2
Hari/Tgl : Selasa, 17 Juni 2014

B. Tema Wawancara
Tema dalam wawancara ini adalah: “Penerapan Penilaian Autentik
untuk Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam”.

C. Pertanyaan dan Jawaban


1. Apakah kamu senang mempelajari pelajaran PAI? Mengapa?
Senang, karena gurunya sangat asik dan merupakan agama saya sendiri.
2. Apakah pelajaran PAI itu penting? Mengapa?
Menurut saya penting, karena mengajarkan kita tentang agama dan
menuntun kita ke jalan yang benar.
3. Apa kesulitan-kesulitan dalam mempelajari pelajaran PAI?
Saya merasa sangat sulit membaca alquran dengan menggunakan makhroj
yang benar.
4. Apakah penyampaian guru mata pelajaran PAI menurut kamu sudah baik?
Mengapa?
Sudah baik, karena cara beliau menjelaskan materi dengan gamblang dan
menggunakan bahasa yang mudah dimengeti oleh siswa.
5. Apakah kamu sudah cukup senang dengan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru? Mengapa?
Saya senang dengan pembelajaran yang selama in dilakukan oleh guru,
karena penyampaiaanya tidak membosankan dan juga menampilkan vidio-
vidio dalam pembelajaran.
6. Bagaimana bentuk penialain yang dilakukan oleh guru?
Bentuk penilaiannya adalah sikap, keterampilan dan pengetahuan.
7. Bagaimana bentuk penugasan yang dilakukan oleh guru?
Penugasan yang dilakukan oleh guru selama ini adalah ujian tulis,
presentasi dan diskusi.
8. Apakah kamu puas dengan penilain yang dilakukan oleh guru? Mengapa?
Saya sangat puas, karena penilainnya adil, bukan Cuma anak-anak yang
pinter doang yang dapat nilai bagus.
9. Bagaimana hasil belajar kamu?
Hasil belajar saya lumayan baik.
10. Apakah tindak lanjut yang dilakukan oleh guru apabila hasil belajar siswa
kurang dari standar?
Dengan cara remidial.
11. Menurut kamu, bagaimana seharusnya guru mengajar supaya hasil belajar
kamu lebih baik lagi?
Menurut saya sudah pas banget, jadi tidak ada komentar

Ttd,

ARQI IQBAL MAHARDIKA


HASIL WAWANCARA SISWA

A. Data Umum
Nama : Bagus Rafianto
Kelas : X IPS
Hari/Tgl : Kamis, 19 Juni 2014

B. Tema Wawancara
Tema dalam wawancara ini adalah: “Penerapan Penilaian Autentik
untuk Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam”.

C. Pertanyaan dan Jawaban


1. Apakah kamu senang mempelajari pelajaran PAI? Mengapa?
Saya senang pelajaran Agama, karena guru agama saya asik dan karena
pelajarannya mengandung ilmu yang berguna di masyarakat.
2. Apakah pelajaran PAI itu penting? Mengapa?
Penting dong, karena untuk mempelajari Islam sebagai tuntunan hidup
kita.
3. Apa kesulitan-kesulitan dalam mempelajari pelajaran PAI?
Saya merasa kesulitan dalam hal menulis dan menghafal tulisan-tulisan
arab.
4. Apakah penyampaian guru mata pelajaran PAI menurut kamu sudah baik?
Mengapa?
Sangat baik, karena memberi ulasan yang sangat luas.
5. Apakah kamu sudah cukup senang dengan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru? Mengapa?
Saya sangat senang, karena guru memberikan pandangan yang sangat luas
dan menyampaikan materi dengan asik.
6. Bagaimana bentuk penialain yang dilakukan oleh guru?
Penilaian pengetahuan, penilaian sikap, dan keterampilan.
7. Bagaimana bentuk penugasan yang dilakukan oleh guru?
Guru Agama biasanya memberi tugas berupa ujian tulis, diskusi dan
poster.
8. Apakah kamu puas dengan penilain yang dilakukan oleh guru? Mengapa?
Sangat puas, karena guru agama kalau menilai sangat objektif.
9. Bagaimana hasil belajar kamu?
Alhamdulillah, sejauh ini hasil belajar saya baik.
10. Apakah tindak lanjut yang dilakukan oleh guru apabila hasil belajar siswa
kurang dari standar?
Guru memberikan tugas remidial.
11. Menurut kamu, bagaimana seharusnya guru mengajar supaya hasil belajar
kamu lebih baik lagi?
Menurut saya guru harus membawakan materi dengan lebih santai, karena
kadang materi dalam satu pertemuan belum bisa dimengerti semua. Tidak
usah terlalu buru-buru pindah materi selanjutnya.

Ttd,

Bagus Rafianto
HASIL WAWANCARA SISWA

A. Data Umum
Nama : Rizky Juniarto
Kelas : X IPS
Hari/Tgl : Kamis, 19 Juni 2014

B. Tema Wawancara
Tema dalam wawancara ini adalah: “Penerapan Penilaian Autentik
untuk Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam”.

C. Pertanyaan dan Jawaban


1. Apakah kamu senang mempelajari pelajaran PAI? Mengapa?
Sangat senang, karena pembawaan dari guru yang membawakan pelajaran
dengan baik.
2. Apakah pelajaran PAI itu penting? Mengapa?
Menurut saya penting, karena untuk menambah ulasan tentang Islam
sehingga bisa kita amalkan sehari-hari.
3. Apa kesulitan-kesulitan dalam mempelajari pelajaran PAI?
Saya sangat kesulitan dalam mengingat nama-nama tokoh agama dan
istilah-istilah yang ada dalam pelajaran agama Islam.
4. Apakah penyampaian guru mata pelajaran PAI menurut kamu sudah baik?
Mengapa?
Sudah sangat baik, karena membuat murid menjadi antusias dan lebih
semangat dalam belajar
5. Apakah kamu sudah cukup senang dengan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru? Mengapa?
Senang, karena penyampaian yang dilakukan oleh guru selamai ini sudah
sangat baik dan menyenangkan.
6. Bagaimana bentuk penialain yang dilakukan oleh guru?
Penilaiannya di ambil dari nilai sikap, perbuatan dan keterampilan.
7. Bagaimana bentuk penugasan yang dilakukan oleh guru?
Biasanya guru memberikan tugas untuk berdiskusi dan kadang-kadang tes
tertulis.
8. Apakah kamu puas dengan penilain yang dilakukan oleh guru? Mengapa?
Sangat puas, karena sesuai dengan fakta yang ada.
9. Bagaimana hasil belajar kamu?
Sudah cukup baik.
10. Apakah tindak lanjut yang dilakukan oleh guru apabila hasil belajar siswa
kurang dari standar?
Diberikan tugas tambahan dan kesempatan untuk ikut remidial.
11. Menurut kamu, bagaimana seharusnya guru mengajar supaya hasil belajar
kamu lebih baik lagi?
Guru saya sudah sangat baik dalam menyampaikan pelajaran.

Ttd,

RIZKY JUNIARTO
Lembar Observasi Penilaian Sikap Siswa
Terhadap Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti

Nama Siswa :
Mata Pelajaran : PAI dan Budi Pekerti
Sekolah : SMA IZADA
Kelas/Semester : X IPA/IPS
Kompetensi : Sosial dan Spiritual dalam kehidupan sehari-hari

Katagori
No Aspek yang diamati
SB B C K
1 Tingkat Kedisiplinan Kehadiran
2 Ketepatan waktu mengerjakan tugas
Keaktifan dalam menyelesaikan tugas
3
diskusi kelompok
Keaktifan dalam menanggapi presentasi
4
kelompok lain
Sikap menyampaikan pendapat di forum
5
diskusi
6 Sikap menghargai orang lain
Sikap tanggung jawab dalam kelompok
7
diskusi
Sikap kerjasama dalam menyelaesaikan
8
tugas
9 Sikap menyimak penjelasan guru
10 Sikap mengikuti pembelajaran PAI
Total
Nilai

Keterangan:

SB (Sangat Baik) :4 = 90 - 100


B (Baik) :3 = 80 - 89
C (Cukup) :2 = 60 - 79
K (Kurang) :1 = Kurang dari 60

Skor Perolehan
Nilai Akhir = x 100
Skor Maksimal (40)
Ttd,

Abdul Hakim, S.Ag.


Lembar Portofolio Penilaian Pengetahuan Siswa
Terhadap Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti

Mata Pelajaran : PAI dan Budi Pekerti


Sekolah : SMA IZADA
Kelas/Semester : X IPA/IPS

Nilai Harian
No Nama Siswa UTS UAS NILAI
1 2 3 4 5 6 7

Ttd,

Abdul Hakim, S.Ag.


Lembar Proyek Presentasi Penilaian Keterampilan Siswa
Terhadap Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti

Nama Siswa :
Mata Pelajaran : PAI dan Budi Pekerti
Sekolah : SMA IZADA
Kelas/Semester : X IPA/IPS
Kompetensi :

Katagori
No Aspek yang diamati
SB B C K
1 Komunikasi
2 Sistematika penyampaian
3 Bahasa yang mudah dipahami
4 Wawasan
5 Keberanian
6 Antusias
7 Gestur Tubuh
8 Penampilan
9 Penguasaan topik bahasan
10 Tanggapan pertanyaan
Total
Nilai

Keterangan:

SB (Sangat Baik) :4 = 90 - 100


B (Baik) :3 = 80 - 89
C (Cukup) :2 = 60 - 79
K (Kurang) :1 = Kurang dari 60

Skor Perolehan
Nilai Akhir = x 100
Skor Maksimal (40)

Ttd,

Abdul Hakim, S.Ag.


v
I
/
i
KEMENTERIANAGAMA No.Dokumen : FITK-FR-aKD-082
UINJAKARTA Tgl.Terbit : 1 Maret 2010
FORM (FR)
FITK No. Revisi: : 01
Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia
Hal 1t1
SURATPERMOHONAN
IZINPENELITIAN
Nomon Un.Ofm.f /I(fuf.01.3/......../2014 Jakarta, 20t4
Lamp. : Outline/Proposal
Hal : Permohonan Izin Penelitian

KepadaYth.

Kepala Sekolah
SMA IZADA Pondok Aren
Tangerangselatan
di
Tempat

Assalamu'alailrumwr.wb.
Denganhormat kami sampaikanbahwa,

Nama M. FajarMahbub
NIM 109011000184
Jurusan PendidikanAgamaIslam
Semester X (Sepuluh)
Judul Skripsi PENERAPAN PENILAIAN AUTENTIK I]NTUK MENINGKATKAIY
IIASIL BELAJAR SISWA

adalahbenar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Jakartayang sedang


men)rusunskripsi, dan akan mengadakanpenelitian (riset) di instansi/sekolalr/madrasah
yang Saudarapimpin.

Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswatersebutmelaksanakan


penelitiandimaksud.

Atas perhatiandan keda samaSaudara,kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu'al aikum wnw b.

idikanAgamaIslam

M.Ag
7 1987031 00s
Tembusan:
1. DekanFITK
2. PembantuDekanBidangAkademik
3. Mahasiswayangbersangkutan
/t
I
,

Za d a SeniorHishSchool
the oasis f or changes

SURATJ{ETERANGAN
No.044/SKet/SMA-Iz/ VilI / 2014

Yangbertandatangandibawah ini KepalaSMAIZADAmenerangkanbahwa;

Nama M. FajarMahbub
NIM 109011000184
Semester XI fSebelas)
]urusan PendidikanAgamaIslam
Fakultas Ihnu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Program StrataL (SU

Benar bahwa telah melaksanakanpenelitian di SMA IZADA dalam rangka penulisan


skripsi dengan iudul " Penerapan Penilaian Autentik untuk Hasil Belajar .Sfswa
dalam Pembelajaran Pendidikan Agama lilam dan Budi Pekerti (Studi Kasus
Penerapan Penilaian Autentik di SMAIZADA Pond.okAren Tangerang SelatanJ".

DemikianSurat Keteranganini dibuat untuk dapatdigunakansebagaimanamestinya.

Tangerang 25 Agustus2014
Selatan,

'.-.tt'V SMAIZADA
. \l "--

<&"t
q"
&
4
s'. triani,S.Si

r
L

q.,
frt

{$ '''
F.J:,
fd:r:'j:
r.
v
t
I

UJI REFERENSI

Nama : M. Fajar Mahbub


NIM : 10901 000184
Fak./Jur. AgarnaIslam
: FakultasIlmu Tarbiyah dan I(eguruari/Pendidikan
Judul Skripsi : PenerapanPenilaianAutentik untuk Hasil Belajar Sisrva
dalam PembelajaranPendidikan Agama Islam Dan Budi
Pekerti (Studi Kasus PenerapanPenilaianAutentik di SMA
IZADA Pondok Aren Tangerang Selatan)
Pembimbing : Drs. H. MasanAF, M.Pd.

PARAF
NO JUDUL BUKU
PEMBIMBING
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi
I
Pendidikan.Jakarta:PT Bumi Aksara, 2009.h.3 -//'/X-
Aunurrahman,Belajar dan Pembelajaran, Bandung:
2
Alfabeta, 2010.h.41
Basuki, Ismet., & Hariyanto. Asesmen Penelitian.
J
Bandung:PT RemajaRosdakaryaOffset, 2012.h. 168
Bungin, H.M. Burhan. Penelitian Kualitatif, Iakarta:
4
KencanaPrenadaMedia Grouo. 2010.h. 6
Dahar, Ratna Wilis. Teorileori Belajar. Jakarta:
5
Erlangga,1989.h.I I
Hosnan, M. Pendekatan Saintifik dan Kontel<stual
dalam Pembelajaran Abad 21, Kunci sukses
6
Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia
I n d o n e s i a2,0 1 4 . h . 1 9
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil
7 Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum 2013).
Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2014.h.I

t
,'{
v
t
I

Mulyasa, E. ImplementasiKtu'ikulum Tingkat Satuan


8 Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah.
Jakarta:PT. Burni Aksara. 2009.1i.208
./v(
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran Sebuah
9 PendekatanBaru, Jakarta:PT. Gaung PersadaPress,
2008.h.32
Nurcholis, Ahmad., dan Jusuf Bahtiar, Strategi
t 0 Pengembangan Kreativitas dan Motivasi Belajar
Siswa.Ta'allurn,JurnalPendidikanIslam,2012.h.30
Rusman. Model-Model Pembelajaran:
1l MengembangkanProfesionalismeGuru. Jakarta: PT
RaiawaliPers. 2010.h. 3
Salinan Lampiran PeraturanMenteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 69 Tahun 2013 tentang Kerangka
12
Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menensah
Atas/MadrasahAliyah. h. 15
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang
1a
IJ
mempengaruhi.I akarLa:PT Rineka Cipta, 2013.h.l
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar
t4 Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset,
2012.h.3
Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi. Jakarta:
15
Alfabeta,2011.h. 188
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
I6
danR & D.Banduns:Alfabeta:2012.cet: 15.h.216.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian
I

t 7 Pendidikan Bandung:PT. RemajaRosdakarya:20I|.


hal:64
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan
18
PendekatanBaru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya,

.i
-l
r
I'

2 0 1 0h. . 8 7
Tim Penyusun Revisi Penulisan Skripsi FITK.
I9 PedomanPenulisanSkripsi.Jakarta:FITK UIN Syarif
HidayatullahJakarta,2013. h. 72-76
Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran Yogyakarta:
20
Media Abadi, 2005.h.59
Yin, Robert K. Studi Kasus Desain & Metode. Jakarta:
2l
PT Raja GrafindoPersada,2004.h.12

ri
I
Mengetahui,
Pembimbing

Drs. H. Masan AF., M.Pd


N I P 1 9 510 7 16 19 81 0 31 0 0 5
BIODATA PENULIS

M. Fajar Mahbub, asli putra kelahiran Lamongan, pada


hari Jum’at Kliwon, tanggal 08 Maret 1991. Semenjak
menjadi mahasiswa, penulis berdomisili di Pondok
Albarkah 1, Pisangan Ciputat Timur, Tangerang Selatan.
Ketika menjadi mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah,
penulis aktif mengikuti beberapa organisasi, baik intra
maupun ekstra kampus. Penulis banyak berkecimpung di
dunia sosial maupun akademik yang ada di daerah jakarta
dan sekitarnya. Karena itu merupakan hobby penulis.
Penulis juga sering dipercaya pihak rektorat UIN untuk membuat konsep-konsep
kegiatan yang hubungannya dengan kemahasiswaan. Bukan Cuma itu, penulis juga
pernah menjadi TIM AMI/AME FITK UIN Jakarta. Sampai sekarang penulis masih
aktif di beberapa organisasi sosial kemasyarakan. Karena penulis beranggapan bahwa,
hidup cuma sekali, manfaatkan dengan baik. Tidak ada kehidupan kedua setelah kita
meninggal. Penulis juga hoby olah raga, terutama tenis meja, yang sampai pernah
mengantarkan penulis menjadi juara provinsi jawa timur. Terdidik di lingkungan
pesantren, penulis juga sering megadakan pelatihan-pelatihan tahsin Alquran dan seni-
seni Islami, dengan di bantu teman-teman yang sama-sama mempunya jiwa kepedulian
terhadap generasi penerus bangsa. Semoga kita menjadi pribadi yang baik, dan bisa
bermanfaat untuk semua orang. Sesuai dengan motto hidup penulis “Hidup Berguna,
Mati Berjasa”.

You might also like