Professional Documents
Culture Documents
LidiaAprilita 410016045
LidiaAprilita 410016045
LidiaAprilita 410016045
GUNUNGAPI
GUNUNG GALUNGGUNG
Disusun oleh:
Lidia Aprilita
(410016045)
YOGYAKARTA
2018
1. KETERANGAN UMUM
NAMA : G. GALUNGGUNG
NAMA LAIN :-
KETINGGIAN : 2168 m. dml (di atas muka laut) atau 1820 m diatas dataran
Tasikmalaya.
POSISI GEOGRAFI : 07o 17' 55,45" LS dan 108o 06' 45,96" BT ketinggian 577
dpl
2. PENDAHULUAN
B. Demografi
Daerah hutan terdiri atas hutan produksi dan hutan cadangan yang berfungsi
sebagai hutan lindung, mencangkup luas 38,05%. Luas hutan produksi mencapai
lk3.953 Ha dan hutan cadangan lk2800 Ha.
C. Inventarisasi Sumber Daya Gunungapi
Sumber daya yang dapat digali atau dimanfaatkan berupa sumber daya
lingkungan dan bahan galian industri. Sumber daya lingkungan berupa potensi
wisata gunung api yang terdiri atas danau kawah, mata air panas Cipanas, serta di
Cibanjaran dan Cikuar sebagai sarana pemandian dan rekreasi. Sumber daya bahan
galian berupa batu belah dan pasir yang berasal dari endapan lahar dan awan panas.
A. Erupsi 1822
Tanda-tanda awal erupsi diketahui pada bulan Juli 1822, dimana air Cikunir
menjadi keruh dan berlumpur. Hasil pemeriksaan ke kawah menunjukkan bahwa
air keruh tersebut panas dan kadang muncul kolom asap dari dalam kawah.
B. Erupsi 1894
Pada 7-9 Oktober, terjadi erupsi yang menghasilkan awan panas. 27 dan 30
Oktober, terjadi lahar yang mengalir pada alur sungai yang sama dengan lahar pada
1822. Desa yang hancur sebanyak 50 buah, sebagian rumah ambruk karena tertimpa
hujan abu.
C. Erupsi 1918
Pada 6 Juli, erupsi diawali gempa bumi, menyebabkan hujan abu setebal 2-
5 mm yang terbatas di dalam kawah dan lereng selatan. 19 Juli, muncul kubah lava
di dalam danau kawah setinggi 85 m dengan ukuran 560 x 440 m yang dinamakan
gunung Jadi.
D. Erupsi 1982-1983
Erupsi pertama terjadi pada 5 April 1982, yang disertai suara dentuman
pijaran api, dan kilatan halilintar. Kegiatan erupsi berlangsung selama 9 bulan dan
berakhir pada 8 Januari 1983. Secara umum periode erupsi 1982-1983 dibari
menjadi 3 fase, sesuai dengan fase tiap erupsinya, yaitu :
6 minggu
1 Pellean 9 270 x 10.000.000 m3
5 April-Mei
3 bulan
2 Vulkanian 21 100 x 10.000.000 m3
Juni-Agustus
Strombolian 4 bulan
3 Pemunculan September-Desember 1-7 31 < 1 x 10.000.000 m3
lava Januari 1983
Fase pertama, erupsi awal (5 April-6 Mei 1982) berupa erupsi tipe Pellean
yang menghancurkan kubah lava Gunung Jadi, serta menghasilkan awan panas,
lontaran batu, hujan batu, abu, dan gas. Kubah lava yang terhancurkan diperkirakan
40%. Awan panas meluncur dan mengendap di Cibanjaran sejauh 5,1 km serta di
Cikunir dan Cipanas sejauh 4,6 km. Tinggi abu erupsi mencapai 12 km dari kawah.
Erupsi pada 17-19 Mei, masih merupakan fase penghancuran kubah lava
dianggap sebagai "erupsi utama" dalam fase pertama ini, dimana tinggi asap erupsi
mencapai lk 30 km dan sisa kubah lava Gunung Jadi sebesar 5%. Setelah fase erupsi
pertama ini, kegiatan selanjutnya selalu merupakan kelompok erupsi.
Fase kedua, berupa erupsi tegak tipe vulkano, yang secara dominan
menghasilkan piroklastik jatuhan, lontaran batu dan hujan pasir, serta
menghancurkan seluruh sisa kubah G. Jadi. Tinggi asap erupsi pada 13-19 Juli
mencapai +/- 35 km dan melemparkan sebagian sumbat lava pada pipa kepundan
hingga kedalaman 150 meter dari dasar kawah. Terjadi semburan lava pijar dan
abu.
5. GEOLOGI
Gunungapi Galunggung merupakan gunung api aktif tipe strato, yang di
dalam pembagian fisiografi Jawa Barat, termasuk di dalam zona gunung api kwarter
yang terbentuk di bagian tengah Jawa Barat, dan secara pembagian karakteristik
sedimen batuan tersier terletak di dalam cekungan Bogor. Stratigrafi batuan gunung
api dapat di teliti lebih jelas dan detil setelah terjadinya erupsi 1982 - 1983.
Kelompok batuan Gunung Galunggung terbagi dalam 3 (tiga) formasi,
yaitu:
Formasi Tasikmalaya
Merupakan periode pembentukan kaldera tapal kudaserta endapan
"Perbukitan Sepuluh Ribu" (Ten Thousand Hills). Formasi Tasikmalaya
merupakan endapan batuan "Perbukitan Sepuluh Ribu" yang terbentuk
sebagai akibat erupsi besar pada 4200 +/-150 tahun yang lalu, yang
menyebabkan terbentuknya kaldera tapal kuda pada bagian timur-tenggara
kawah Gunung Api Galunggung. Selain endapan longsoran "Perbukitan
Sepuluh Ribu" batuan hasil erupsi lainnya adalah awan panas dan lahar.
Formasi Cibanjaran
Merupakan periode "post caldera formation" sampai dengan erupsi 1982-
1983. Formasi Cibanjaran merupakan hasil kegiatan erupsi yang tercatat
dalam sejarah, yaitu 1822, 1894, 1918 dan 1982-1983.
6. MORFOLOGI
Gunung Galunggung menempati daerah seluas lk 275 km2 dengan diameter
27 km (barat laut-tenggara) dan 13 km (timur laut-barat daya). Di bagian barat
berbatasan dengan G. Karasak, dibagian utara dengan G. Talagabodas, di bagian
timur dengan G. Sawal dan di bagian selatan berbatasan dengan batuan tersier
Pegunungan Selatan. Secara umum, G. Galunggung dibagi dalam tiga satuam
morfologi, yaitu: Kerucut Gunung Api, Kaldera, dan Perbukitan Sepuluh Ribu.
7. STRATIGRAFI
Stratigrafi G. Galunggung secara umu dibagi dalam tiga (3) periode
kegiatan, yaitu:
Erupsi 1822
Aliran pirokolstik berwarna abu tua, bersifat lepas dan didominasi oleh ash.
Batuan ini ditutupi oleh endapan debris avalanche. Penanggalan radiokabon
(C14) dari fragmen kayu di dalam endapan fluvial yang berada di bawah
kedua endapan tersebut, mempunyai umur 590 - 150 tahun BP. Ini
menunjukkan bahwa Galunggung mempunyai periode istirahat panjang
(dormant periode) sebelum erupsi 1822).
Erupsi 1894
Berupa jatuhan piroklostik yang ditutupi endapan halus.
Erupsi 1982-83
- Aliran piroklostik : tidak terkompaksi, kaya akan ash dan fragmen bom
bertipe bom kerak roti. Total volume diperkirakan 5,6 x 106 m3.
Jatuhan piroklostik; mempunyai ketebalan 1-10 meter sampai 30 meter
di sekitar kawah aktif. Perlapisan baik dan memperlihatkan normal
graded bedding dengan material berukuran dari ash sampai bom dan
blok. Fragmen bom bertipe bom kerak roti.
- Aliran lava : aliran lava basal keluar pada bagian kaki kerucut silinder.
8. STRUKTUR GEOLOGI
Dari hasil analisis "Rose Diagram", pola kelurusan yang terbentuk pada
vulkanik kuarter didaerah Gunung Galunggung mempunyai pola yang sama dan
memperlihatkan dominasi kelurusan pada arah N 315 E. Arah kelurusan-kelurusan
ini sama dengan zona rekahan pada kerucut silinder 1982 - 83, dimana beberapa
titik erupsi terjadi dan pada Januari 1983 aliran lava muncul. Pada dasarnya struktur
di G. Galunggung dapat dihubungkan dengan kedudukan tektonik regional.
Kelurusan ke arah timur laut dan zona rekahan (fracture) pada kerucut silinder
adalah paralel terhadap sistem sesar Sumatra, yang mana zona rekahan pada kubah
lava 1918 (G. Jadi) dan posisi-posisi dike menunjukan arah yang sama terhadap
tekanan utama (principal stress) yang berasal dari pergeseran kerak Samudra
Hindia. Arah dari tekanan utama ini kurang lebih normal terhadap sumbu Kaldera
Galunggung. Ini menunjukkan bahwa orientasi longsoran Kaldera Galunggung
mengikuti zona lemah dari "Tensional fracture".
Peta ini sebagai peta petunjuk untuk evakuasi jika terjadi peningkatan
kegiatan atau erupsi. Peta ini memperlihatkan kawasan di daerah G. Galunggung
yang rawan terhadap ancaman bahaya erupsi. Kawasan rawan bencana dibagi
dalam tiga (3) tingkatan, yaitu kawasan rawan bencana III, kawasan rawan bencana
II, dan kawasan rawan bencana I.
Kawasan Rawan Bencana III, adalah kawasan yang setiap saat terlanda
ancaman bahaya erupsi; berupa awan panas, lontaran batu pijar, dan lahar erupsi.
Kawasan ini merupakan daerah yang tidak layak untuk pemukiman. Kawasan
Rawan Bancana II, adalah kawasan yang berpotensi terlanda ancaman bahaya
erupsi; berupa awan panas, lontaran batu, dan lahar hujan. Kawasan Rawan
Bencana I, adalah kawasan yang berpotensi terlanda ancaman bahaya erupsi;
berupa lahar hujan dan perluasan ancaman bahaya awan panas.
Badrudin, 1986, Pancaran Gas CO2 pada erupsi Gn. Galunggung, 1982.
Direktorat Vulkanologi.
Galunggung
Vulkanologi, Bandung.
in Indonesia
Direktorat Vulkanologi.
Yogyakarta 1998.