Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 16

Tabel 1.

Definisi Operasional Variabel

Variabel/Kata
No Definisi Konsep Definisi Operasional
Kunci
1. Pembelajaran 1. Pembelajaran integrated sciencepada hakikatnya merupakan suatu pendekatan Integrated science
Integrated pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun merupakan pendekatan
Science kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik pembelajaran yang
dan otentik. Pembelajaran terintegrasi meliputi pembelajaran yang terintegrasike dalam memungkinkan peserta
satu disiplin ilmu, terintegrasi antar mata pelajaran, serta terintegrasi dalam dan lintas didik baik secara
peserta didik (Fogarty, 1991). individual maupun
2. Salah satu ciri pembelajaran IPA adalah keterpaduan materi yang saling terkait satu kelompok aktif mencari,
dengan lainnya, bukan lagi IPA yang terpisah antara konsep fisika, kimia dan biologi. menggali, dan
IPA merupakan ilmu yang sangat kaya akan variasinya dan kaya akan kekomplekannya menemukan konsep serta
(Trefil & Hazen, 2010: 4) prinsip secara holistik dan
3. Menurut Hewit et al. (2007: 3) dengan membelajarkan IPA secara terpadu (integrated otentik. Pengintegrasian
science) akan mampu menyajikan kesatuan konsep esensial yang mendasari berbagai ini dapat dilalukan dalam
cabang dan ilmu IPA yang sangat kompleks dan menampakkan keterkaitan atau benang bentuk satu disiplin ilmu,
merah secara keseluruhan. Lebih lanjut Hewit et al. (2007: 10) menyatakan bahwa semua terintegrasi antar mata
cabang sains relatif memiliki ide dasar yang sama meskipun dalam jumlah yang kecil dan pelajaran, serta
menjadi dasar yang penting untuk mengintegrasikan konsep sains. terintegrasi dalam dan
4. Kegiatan pembelajaran IPA menurut Trianto (2010: 151) mencakup pengembangan lintas peserta didik.
kemampuan dalam mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, memahami jawaban, Pembelajaran integrated
menyempurnakan jawaban tentang “apa”, “mengapa” dan “bagaimana” tentang gejala science dapat dilakukan
alam sekitar melalui cara sistematis yang akan diterapkan dalam lingkungan. Kegiatan dengan mengajarkan
tersebut dikenal dengan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode ilmiah. tema-tema yang
5. Pembelajaran IPA terintegrasi yaitu suatu pendekatan pembelajaran IPA yang terintegrasi.
menghubungkan atau menyatupadukan berbagai bidang kajian IPA menjadi satu kesatuan
bahasan (Kemendiknas, 2011)
6. Kemendiknas (2011) mengungkapkan bahwa dari sejumlah model pembelajaran yang
dikemukakan Forgarty (1991) terdapat empat model yang potensial untuk diterapkan
dalam pembelajaran IPA, yaitu connected, webbed, shared, dan integrated. Empat model
tersebut dipilih karena konsep-konsep dalamkompetensi dasar IPA memiliki karakteristik
yang berbeda-beda, sehingga memerlukan model yang sesuai agar memberikan hasil
yang optimal.
2. Perangkat 1. mendefinisikan perangkat pembelajaran sebagai perangkat berisi bahan dan sumber daya Perangkat pembelajaran
pembelajaran yang dibutuhkan untuk kegiatan penyelidikan ilmiah yang dikerjakan berkaitan dengan merupakan perangkat
kurikulum. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, yang disesuaikan dengan hasil kurikuler yang digunakan dalam
daerah adalah tercakup didalamnya Sherman & MacDonald (2008: 92) rangka mempersiapkan
2. Menurut Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013, perencanaan pembelajaran dirancang dan melaksanakan proses
dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada pembelajaran. Perangkat
Standar Isi.Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran integrated
pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian science berbasis kearifan
pembelajaran, dan skenario pembelajaran lokal yang dimaksud
a. Silabus terdiri atas Silabus, RPP,
Menurut Permendikbud No 65 Tahun 2013, silabus merupakan Modul dan lembar
acuanpenyusunan kerangka pembelajaran untuksetiap bahan kajian mata pelajaran. penilaian yang mengacu
Silabus paling sedikitmemuat: pada Permendikbud No
1) Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan 65 Tahun 2013.
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan);
2) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas; Silabus yang baik
3) Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi meliputi beberapa aspek
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta yaitu:
didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran; 1. Kesesuaian
4) Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, Kompetensi Inti
pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran; dengan materi
5) Tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A); pembelajaran
6) Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan 2. Kesesuaian
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian Kompetensi Dasar
kompetensi; dengan materi
7) Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik pembelajaran
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan; 3. Kesesuaian
8) Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk Kompetensi Inti
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik; dengan kegiatan
9) Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum pembelajaran
untuk satu semester atau satu tahun; dan 4. Kesesuaian
10) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik,alam sekitar atau
kompetensi inti
sumber belajar lain yang relevan dengan indikator
b. RPP pencapaian
Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai kompetensi
berikut : 5. Kesesuaian
1) Perbedaan individual peserta didikantara lain kemampuan awal, tingkat kompetensi dasar
intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi,
dengan kegiatan
gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, pembelajaran
norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik. 6. Kesesuaian
2) Partisipasi aktif peserta didik. kompetensi dasar
3) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat,
dengan indikator
kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian. pencapaian
4) Pengembangan budaya membaca dan menulisyang dirancang untuk kompetensi
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan 7. Terdapat komponen
berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan. silabus yang meliputi:
5) Pemberian umpan balik dan tindak lanjutRPP memuat rancangan program identitas mata
pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi. pelajaran, identitas
6) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduanantara KD, materi pembelajaran, sekolah, kompetensi
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber
inti, kompetensi dasar,
belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. tema, materi pokok,
7) Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata kegiatan
pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya. pembelajaran,
8) Penerapan teknologi informasi dan komunikasisecara terintegrasi, sistematis,penilaian, alokasi
dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi. waktu dan sumber
belajar
Hal yang harus dibahas dalam RPP menurut Richard(1998: 103-121) adalah 8. Dikembangkan dari
sebagai berikut: Standar Kompetensi
1) Konsep atau tujuan yang akan diajarkan Lulusan
2) Perkiraan Waktu 9. Dikembangkan dari
3) Prosedur yang akan digunakan untuk desain instruksional Standar Isi
4) Bahan yang dibutuhkan baik untuk siswa dan guru 10. Disesuaikan dengan
5) Praktek independen atau waktu siswa pada tugas pola pembelajaran
6) Evaluasi, aplikasi dan pemahaman siswa, misalnya pertanyaan utama yang pada setiap tahun
harus diajukan oleh guru untuk memeriksa pemahaman siswa ajaran tertentu
(Volkan Cicek, 2013: 335) 11. Sebagai acuan dalam
pengembangan
c. Modul rencana pelaksanaan
1) Modul pembelajaran yang digunakan terdiri atas teknik instruksional menengah, pembelajaran
teks dan bahan referensi, demonstrasi, kegiatan tim dan studi kasus individu. Alat 12. Disesuaikan dengan
bantu visual, kelompok-kelompok kecil dan sistem umpan balik juga digunakan. kurikulum 2013
Beberapa teknik termasuk ketentuan untuk percabangan atau kegiatan subterm menggunakan
diulang untuk membantu siswa memperoleh penguasaan(Robinson & Crittenden, scientific approach
1972 : 39) 13. Pengembangan silabus
2) Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, dengan menerapkan
batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan IPA terintegrasi
menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan 14. Isi silabus sesuai
sesuaidengantingkatkompleksitasnya.( Surya Dharma, 2008:3) dengan karakter
3) Menurut Chomsin S. W. (2008: 50) hal yang harus diperhatikan dalam peduli lingkungan
penyusunan modul adalah sebagaiberikut: 15. Isi silabus mengacu
a) Memberikan contoh-contoh dan ilustrasi yang menarik dalam rangka pada nilai kearifan
mendukung pemaparan materi pembelajaran. lokal
b) Memberikan kemungkinan bagi siswa untuk memberikan umpan balik atau 16. Isi kegiatan
mengukur penguasaannya terhadap materi yang diberikan dengan pembelajaran
memberikan soal-soal latihan, tugas dans ejenisnya. mengarah pada
c) Kontekstual, yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan suasana atau keterampilan proses
konteks tugas dan lingkungan siswa. peserta didik
d) Bahasa yang digunakan cukup sederhana dan yang lebih penting adalah
bahasa tersebut harus komunikatif karena siswa hanya berhadapan dengan Rencana Pelaksanaan
buku ketika mereka belajar secara mandiri. Pembelajaran (RPP) yang
e) Memberikan rangkuman materi pembelajaran, untuk membuat siswa baik meliputi beberapa
membuat sebuah catatan-catatan selama mereka belajar mandiri. aspek yaitu:
f) Mendorong siswa untuk melakukan ‘self assessement’ dengan memberikan 1. RPP dijabarkan dari
instrument penilaian / assessement. silabus
g) Terdapat instrumen yang dapat digunakan untuk menetapkan tingkat 2. RPP disusun
penguasaan materi untuk menetapkan kegiatan belajar selanjutnya. berdasarkan
h) Tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung Kompetensi Dasar
materi pembelajaran yang dimaksud 3. RPP disusun
4) Beberapa karakteristik dari metode pembelajaran modul yaitu: 1) memberikan berdasarkan subtema
kesempatan peserta didik untuk belajar mandiri dan berdiskusi; 2) mengurangi 4. Komponen RPP
kegiatan yang bersifat rutinitas dan belajar dapat dimana saja dan kapan saja; 3) meliputi: Identitas
memperhitungkan perbedaan individual dan lingkungan peserta didik; 4) sekolah, identitas mata
mendorong partisipasi positif peserta didik; 5) belajar dengan tujuan dalam diri pelajaran/tema/subtem
peserta didik; 6) berhubungan dan integrasi dengan berbagai subyek a, kelas/semester,
pembelajaran; 7) melatih keterampilan berpikir ilmiah; 8) guru merupakan materi pokok,
pemimpin, pemandu, pengembang dan pemberi motivasi (Alelaimat & kegiatan
Ghoneem,2012: 3). pembelajaran, alokasi
5) Komponen dalam pembelajaran modul yaitu: 1) Judul modul: jelas, spesifik dan waktu, tujuan
menggambarkan gagasan utama dari modul. 2) Kata pengantar: untuk pembelajaran,
memotivasi dan menggalakkan peserta didik membaca dan memberikan kompetensi dasar dan
gambaran umum tentang pokok materi. 3) Tujuan: tujuan harus jelas, spesifik dan indikator pencapaian
sesuai dengan waktu yang disediakan serta klarifikasi setelah menyelesaikan kompetensi, materi
modul. 4) Pre-tes dan kunci jawaban: tes disini untuk membedakan tingkat pembelajaran, metode
pemahaman awal dari peserta didik. 5) Susunan dari materi pada modul: Isi pembelajaran, media
dibedakan ke dalam faktor sekunder yang nyata dan utama yang menolong pembelajaran, sumber
peserta didik untuk memahami materi secara lebih mudah dan dipresentasikan belajar dan penilaian
dalam beberapa bentuk dengan beberapa referensi yang tersedia dengan 5. RPP mengakomodasi
kemampuan dan kecenderungan dari peserta didik. Isi dari modul dapat ditulis perbedaan individual
secara keseluruhan atau sebagai sumber rujukan bagi peserta didik dan sebagai peserta didik
materi pengenalan bagi peserta didik. 6) Aktivitas dan manfaat pembelajaran: 6. Memuat kegiatan
masing-masing modul terdiri dari kelompok pembelajaran yang beragam. 7) partisipasi aktif
Pilihan mengulang atau rujukan: pada halaman terakhir pada setiap modul peserta didik
tersedia tambahan dari bacaan dari cetakan dan gambar materi dari buku dan 7. RPP berpusat pada
rujukan. 8) Post-tes: berbeda dengan pre-tes atau beberapa item tes baru peserta didik
dihubungkan (Alelaimat & Ghoneem, 2012: 4). 8. RPP memuat
pengembangan
budaya membaca
d. Lembar Penilaian 9. RPP memuat
Menurut Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013, penilaian proses pembelajaran pemberian umpan
menggunakan pendekatan penilaian otentik(authentic assesment)yang menilai balik dan tindak lanjut
kesiapan siswa, proses, dan hasil belajarsecara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga 10. RPP memuat
komponen tersebut akanmenggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar rancangan program
siswa atau bahkanmampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) pemberian umpan
dan dampakpengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.Hasil penilaian otentik balik positif
dapat digunakan oleh guru untuk merencanakanprogram perbaikan (remedial), 11. RPP menerapkan TIK
pengayaan (enrichment), atau pelayanankonseling. Selain itu, hasil penilaian otentik secara terintegrasi
dapat digunakansebagai bahanuntuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai 12. RPP menggunakan
dengan Standar PenilaianPendidikan. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat Scientific
proses pembelajaran dengan menggunakan alat berupa angket, observasi, catatan approachsesuai
anekdot, dan refleksi. kurikulum 2013
13. RPP menerapkan IPA
terintegrasi
14. RPP berisi kegiatan
yang mengacu pada
karakter kepedulian
lingkungan
15. RPP berisi kegiatan
yang mengacu pada
nilai kearifan lokal
16. RPP berisi kegiatan
yang mengacu pada
pembentukan
keterampilan proses
peserta didik.

Pada modul berbasis


kearifan lokal indikator
dari masing-masing
komponen modul
disesuaikan dengan
variabel yang akan diteliti
yaitu kepedulian
lingkungan, keterampilan
proses sains dan
pemahaman konsep sains.
Komponen modul
pembelajaran berbasis
kearifan lokal adalah
Judul, kata pengantar,
peta keterpaduan, tujuan
pembelajaran,awal
aktivitas pembelajaran, tes
awal, peta konsep, tugas
individu, ayo diskusi,
mari menjadi ilmuwan,
info sains, Konsep,
Rangkuman, Cek
kemampuan, Penilaian
diri dan refleksi,
Glosarium dan Daftar
Pustaka.
Modul kearifan lokal yang
baik meliputi beberapa
aspek yaitu:
1. Materi sesuai dengan
Kompetensi Inti
2. Materi sesuai dengan
kompetensi Dasar
3. Materi sesuai dengan
tujuan pembelajaran
4. Kegiatan siswa sesuai
dengan tujuan
pembelajaran
5. Kegiatan siswa
mencakup karakter
peduli lingkungan
6. Kegiatan siswa
berkaitan dengan
kearifan lokal
7. Penyajian mendorong
peserta didik
menggunakan
keterampilan proses
dalam kegiatan
8. Langkah kegiatan
pembelajaran disusun
secara runtut dan jelas
untuk dilaksanakan
siswa
9. Gambar yang
disajikan jelas
10. Tabel yang disajikan
jelas
11. Menggunakan bahasa
Indonesia yang baik
dan benar

Instrumen penilaian yang


dikembangkan berupa
lembar observasi untuk
penilaian keterampilan
proses, kepedulian
lingkungan dan
pemahaman konsep sains
yang meliputi beberapa
aspek yaitu:
1. Kisi-kisi sesuai
dengan kompetensi
inti
2. Kisi-kisi sesuai
dengan kompetensi
dasar
3. Kisi-kisi sesuai
dengan kompetensi
materi
4. Kisi-kisi sesuai
dengan kompetensi
tujuan
5. Indikator penilaian
sesuai dengan soal
6. Indikator penilaian
sesuai dengan kunci
jawaban
7. Indikator penilaian
sesuai pedoman
penskoran
8. Lembar penilaian
sesuai dengan aspek
ketrampilan proses
9. Lembar penilaian
sesuai dengan aspek
kepedulian lingkungan
10. Lembar penilaian
menggunakan bahasa
Indonesia sesuai
dengan Ejaan Yang
Disempurnakan(EYD)

3. Kearifan Lokal 1. Dalam pengertian kebahasaan kearifan lokal, berarti kearifan setempat (local wisdom) Kearifan lokal adalah ciri
yang dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan lokal yang bersifat bijaksana, penuh khas daerah yang
kearifan, bernilai yang tertanam dan diikuti oleh warga masyarakatnya. Dalam konsep mencakup aspek ekonomi,
antropologi kearifan lokal dikenal pula sebagai pengetahuan setempat (indigenous or budaya, teknologi
local knowledge), atau kecerdasan setempat (local genius), yang menjadi dasar identitas informasi dan komunikasi
kebudayaan (cultural identity) (Kembudpar, 2011: ix). dan ekologi yang
2. Keunggulan Lokal merupakan ciri khas daerah yang mencakup aspek ekonomi, budaya, dikembangkan dari
teknologi informasi dan komunikasi dan ekologi yang dikembangkan dari potensi potensi daerah
daerah. Aspek potensi pengembangan keunggulan lokal meliputi SDA, SDM, Geografis, dandimanifestasikan
Budaya dan Historis (Zuhdan Kun P., 2013: 5). melalui aktivitas yang
3. Karakteristik kearifan lokal dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) kearifan lokal harus dilakukan oleh
menggabungkan pengetahuan tentang kebajikan yang mengajarkan orang tentang etika masyarakat lokal untuk
dan nilai-nilai moral, (2) kearifan lokal harus mengajar orang untuk mencintai alam, menjawab berbagai
bukan untuk menghancurkannya; dan (3) kearifan lokal harus berasal dari anggota masalah dalam
masyarakat yang lebih tua. Mereka juga menjelaskan bahwa kearifan lokal disajikan pemenuhan kebutuhan
dalam berbagai bentuk, melalui pikiran orang, pekerjaan, cara hidup, dan nilai-nilai hidupnya, sekaligus
sosial. Masalahnya adalah bahwa kearifan lokal biasanya tidak secara resmi diterbitkan memelihara
dan dipromosikan. Akibatnya, sulit bagi publik untuk mempelajari dan menggunakan kebudayaannya.
jenis pengetahuan(Kamonthip Kongprasertamorn, 2007).

4 Peduli 1. Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010), peduli lingkungan merupakan salah Kepedulian lingkungan
Lingkungan satu dari 18 karakter bangsa. Peduli lingkungan diartikan sebagai sikap dan tindakan mengacu pada
yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan Kementerian Pendidikan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Nasional, yaitu
Indikator yang tercermin bahwa siswa sekolah menengah memiliki sikap peduli merupakan salah satu dari
lingkungan adalah mengikuti berbagai kegiatan berkenaan dengan kebersihan, 18 karakter bangsa. Peduli
keindahan, dan pemeliharaan lingkungan serta merencanakan dan melaksanakan lingkungan diartikan
berbagai kegiatan pencegahan kerusakan lingkungan (Kemdiknas, 2010: 41) sebagai sikap dan
2. Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010), indikator keadaan kelas dalam tindakan yang selalu
penerapan yang peduli lingkungan antara lain : berupaya mencegah
a. Terpelihara lingkungan kelas kerusakan pada
b. Tersedia tempat pembuangan sampah di dalam kelas lingkungan alam di
c. Pembiasaan hemat energi sekitarnya dan
d. Pemasangan stiker perintah mematikan lampu dan menutup kran air pada setiap mengembangkan upaya-
ruangan apabila selesai digunakan upaya untuk memperbaiki
sedangkan indikator siswa yang memiliki nilai karakter kepedulian lingkungan antara kerusakan alam yang
lain : sudah terjadi.
a. Buang air besar dan air kecil di WC Indikator siswa yang
b. Membersihkan WC peduli lingkungan
c. Membuang sampah di tempatnya mengacu pada beberapa
d. Membersihkan tempat sampah poin pada indikator
e. Membersihkan halaman sekolah Kementerian Pendidikan
f. Membersihkan lingkungan sekolah Nasional (2010) yaitu
g. Tidak memetik bunga di taman sekolah butir q (membuang
h. Memperindah kelas dan sekolah dengan tanaman sampah pada tempatnya di
i. Tidak menginjak rumput di taman sekolah lingkungan sekolah), r
j. Ikut memelihara taman di halaman sekolah (memperhatikan
k. Bermain/duduk pada tempat yang bersih di lingkungan sekolah keselamatan jiwa dan
l. Menunjukkan kepedulian dalam menjaga lingkungan kelas agar tetap sehat keselamatan alat (safety)
m. Menunjukkan upaya menjaga kebersihan bangku dan kursi masing-masing dalam prosedur kerja
n. Tidak mencabut tanaman dan memetik bunga dihalaman sekolah eksperimen) , dan u
o. Menunjukkan upaya turut serta dalam merawat tanaman di lingkungan sekolah (melakukan
seperti menyiram dan menyiangit anaman kebiasaancucitangansetela
p. Mengemukakan pendapat/saran untuk memelihara tanaman dan lingkungan sekolah hkegiatan). dan ditambah
q. Membuang sampah pada tempatnya di lingkungan sekolah dengan indikator
r. Memperhatikan keselamatan jiwadan keselamatan alat (safety) dalam prosedur kerja membersihkan serta
s. Melakukan eksperimen secarabenar, cermat, teliti,taat azaz, hati-hati,dan menjaga mengembalikan alat dan
keselamataan kerja bahan eksperimen sesuai
t. Membersihkan ruang kelas secara rutin tempatnya.
u. Melakukan kebiasaan cuci tangan setelah kegiatan Jadi secara
v. Menjaga kebersihan rumah keseluruhan, indikator
w. Ikut dalam kegiatan menjaga kebersihan lingkungan. kepedulian lingkungan
adalah sebagai berikut:
a. selalu berupaya
mencegah kerusakan
pada lingkungan alam
di sekitarnya
b. mengembangkan
upaya-upaya untuk
memperbaiki
kerusakan alam yang
sudah terjadi
c. membuang sampah
pada tempatnya di
lingkungan sekolah
d. memperhatikan
keselamatan jiwa dan
keselamatan alat
(safety) dalam
prosedur kerja
ekperimen
e. melakukan
kebiasaancucitanganse
telahkegiatan
f. membersihkan alat
dan bahan eksperimen
seusai eksperimen
g. mengembalikan alat
dan bahan eksperimen
sesuai tempatnya

5 Keterampilan 1. Keterampilan proses sains merupakan keterampilan khusus yang mempermudah Keterampilan proses sains
Proses Sains pembelajaran IPA, mengaktifkan siswa, mengembangkan rasa tanggung jawab siswa merupakan keterampilan
dalam pembelajaran mereka sendiri, meningkatkan ketetapan dari belajar, serta khusus yang
mengajarkan mereka metode penelitian (Carey et al (1989); Korkmaz (1997) dalam mempermudah
Karamustafaoglu (2003: 27)). pembelajaran IPA,
2. Keterampilan proses sains (SPS) termasuk keterampilan yang setiap individu dapat mengaktifkan siswa dan
gunakan dalam setiap langkah kehidupan sehari-harinya dengan menjadi melek ilmiah dapat mengembangkan
dan meningkatkan kualitas serta standar hidup dengan memahami hakikat sains. Oleh tanggung jawab siswa
karenaitu,keterampilan ini mempengaruhi kehidupan pribadi, sosial dan kehidupan untuk memperoleh
menyeluruh dari individu. SPS adalah alatyang diperlukan untuk memproduksi dan jawaban atas
menggunakan informasi ilmiah, untuk melakukan penelitian ilmiah dan untuk permasalahannya sendiri.
memecahkan masalah. Keterampilan ini dapat diperoleh dengan siswa melalui kegiatan Keterampilan proses dasar
pendidikan sains tertentu (Harlen (1999); Huppert, Lomas & Lazarorcitz (2002) dalam ini meliputi proses
Hilal & Omer (2008)). mengamati, mengukur,
3. Keterampilan proses sains dapat dikategorikan dalam duakategori yaitu keterampilan memprediksi,
dasar dan ketrampilan terintegrasi. Keterampilan proses dasar termasuk mengamati, mengkomunikasikan, dan
menyimpulkan, mengukur, berkomunikasi, mengklasifikasi, memprediksi, menggunakan menyimpulkan.
hubungan ruang waktu dan menggunakan angka. Keterampilan proses terintegrasi
meliputi mengendalikan variabel, mendefinisikan secara operasional, merumuskan
hipotesis, merumuskan model, menafsirkan data dan bereksperimen (Chabalengula,
Mumba & Mbewe, 2012).
4. Ada dua karakteristik butir soal keterampilan proses yaitu karakteristik umum dan
karakteristik khusus. Butir soal keterampilan proses yang dibuat secara umum memiliki
karakteristik, yaitu : 1) Butir soal keterampilan proses tidak boleh dibebani konsep. Hal
ini diupayakan agar butir soal tersebut tidak rancu dengan pengukuran penguasaan
konsepnya. Konsep dijadikan konteks. Konsep yang terlibat harus diyakini sudah
dipelajari peserta didik; 2) Butir soal keterampilan proses mengandung sejumlah
informasi yang diolah oleh peserta didik. Informasi dalam butir soal keterampilan proses
dapat berupa gambar, diagram, grafik, data dalam tabel atau uraian, atau objek aslinya;
3) Seperti butir soal pada umumnya, aspek yang akan diukur oleh butir soal keterampilan
proses harus jelas dan hanya mengandung satu aspek saja, misalnya interpretasi(Nuryani,
2007: 8)
5. butir soal keterampilan proses yang dibuat secara khusus memiliki karakteristik yaitu : 1)
Mengamati : harus dari objek atau peristiwa sesungguhnya; 2) Menafsirkan : harus
menyajikan sejumlah data untuk memperlihatkan pola; 3) Menerapkan konsep : harus
memuat konsep/prinsip yang akan diterapkan tanpa menyebutkan nama konsepnya; 4)
Meramalkan : harus jelas pola/kecenderungan untuk dapat mengajukan dugaan/ ramalan;
5) Merencanakan percobaan : harus memberi kesempatan untuk mengusulkan gagasan
berkenaan dengan alat/bahan yang akan digunakan, urutan prosedur yang harus
ditempuh, menentukan variabel, mengendalikan variabel; 6) Mengkomunikasikan : harus
ada satu bentuk penyajian tertentu untuk diubah ke penyajian lainnya, misalnya bentuk
uraian ke bentuk bagan atau bentuk tabel ke bentuk grafik. (Nuryani, 2007: 9)
6. Lunetta, Hofstein & Giddings (1981) menyediakan 4 cara untuk mengevaluasi siswa
dalam ketrampilan laboratorium yaitu dengan menulis laporan, tes item, tes praktek dan
penilaian observasi. Jika penilaian hanya berdasarkan dari menulis laporan dirasa
bersifat subjektif dan berdasar pada kisaran data yang sempit. Disamping itu juga tidak
dapat menampilkan informasi langsung tentang keterampilan siswa jika dengan
menggunakan tes item. Alternatifnya adalah dengan ujian praktek yang memanfaatkan
aktivitas badan dimana siswa dibutuhkan untuk dapat menggunakan peralatan
laboratorium dan berinteraksi langsung dengan objeknya. Dalam evaluasi yang bertujuan
menilai performa siswa dapat menggunakan ceklist lembar observasi(Temiz, Tasar &
Tan, 2006: 1013).

6 Pemahaman 1. Prinsip dalam mengkonstruksi butir soal dalam memahami konsep sains adalah harus Pemahaman konsep sains
Konsep Sains dapat mengukur apa yang telah dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. diartikan sebagai skor
Bloom (Elly Herliani et al., 2009: 11) mengklasifikasikan unjuk perbuatan kognitif ke yang diperoleh peserta
dalam enam tataran perilaku yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis didik atas hasil belajarnya
dan evaluasi. Selanjutnya Anderson, L.W. & Krathwohl, D. R.(2001) merevisi menggunakan instrumen
taksonomi Bloom menjadi C1 (Mengingat), C2 (Memahami), C3 (Mengaplikasikan), C4 tes yang mengacu revisi
(Menganalisis), C5 (Mengevaluasi), C6 (Mencipta). taksonomi Bloom pada
kemampuan Mengingat,
memahami,
Mengaplikasikan dan
Menganalisis.
Tabel 2. Instrumen Penelitian dan Teknik Analisis Data
No Variabel Jenis Instrumen Jenis Data Teknik Analisis Data
1 Perangkat Pembelajaran a. Lembar validasi perangkat Kuantitatif kualitatif Penjumlahan skor, dikonversi dan
Integrated Scienceberbasis pembelajaran dikategorisasi berdasarkan tabel 3
kearifan lokal b. Lembar observasi keterlaksanaan Kualitatif Kuantitatif Penjumlahan skor, dikonversi dan
pembelajaran dikategorisasi berdasarkan tabel 4
c. Lembar respon peserta didik Kuantitatif kualitatif Penjumlahan skor, dikonversi dan
dikategorisasi berdasarkan Tabel 5
2 Kepedulian Lingkungan d. Angket kepedulian lingkungan Kualitatif Penjumlahan skor, dikonversi dan
dikategorisasi berdasarkan tabel 6
e. Lembar observasi kepedulian Kuantitatif kualitatif Penjumlahan skor, dikonversi dan
lingkungan dikategorisasi berdasarkan tabel 3
3 Keterampilan Proses Sains Lembar observasi keterampilan proses Kuantitatif kualitatif Penjumlahan skor, dikonversi dan
sains dikategorisasi berdasarkan tabel 3
4 Pemahaman Konsep Sains Soal Pilihan Ganda Terintegrasi Kuantitatif Kualitatif Metode gain ternormalisasi,
Keterampilan Proses dikategorisasi berdasarkan tabel 7
LAMPIRAN

Tabel 3. Kategorisasi Skor Lembar Validasi Perangkat pembelajaran


Interval Nilai Kategori
X > Yi+1.5 Sbi A Sangat Baik
Yi +0.5 Sbi < X ≤ Yi +1.5 Sbi B Baik
Yi - 0.5 Sbi < X ≤ Yi +0.5 Sbi C Cukup
Yi - 1.5 Sbi < X ≤ Yi - 0.5 Sbi D Tidak Baik
X ≤ Yi - 0.5 Sbi E Sangat Tidak Baik
Sumber : Saifuddin Azwar (2010:163)

Tabel 4. Kategorisasi skor Keterlaksanaan RPP Tabel 5. Kategorisasi data angket respon siswa

Interval Kategori
3,99< X ≤ 5,00 Sangat Baik Interval Kategori
3,49< X ≤ 3,99 Baik X ≥ Yi + Sbi Sangat Baik
2,99< X ≤ 3,49 Cukup Baik Yi + Sbi >X ≥ Yi Baik
1,99< X ≤ 2,99 Kurang Baik Yi > X ≥ Yi- Sbi Kurang
X ≤ 1,99 Sangat Kurang Baik X < Yi –Sbi Sangat Kurang
Sumber : Prasetyo (2011: 43)

Tabel 6. Kategorisasi perolehan skor kepedulian lingkungan Tabel 7. Kategorisasi perolehan Gain skor siswa

Interval Kategori Interval Kategori


26-30 Sangat Baik (g) ≥ 0,7 Tinggi
21-25 Baik 0,7 > (g) ≥ 0,3 Sedang
16-20 Kurang Baik (g) < 0,3 Rendah
10-15 Sangat Kurang Baik

You might also like