Professional Documents
Culture Documents
MP Pagar
MP Pagar
MP Pagar
Kegiatan Pembangunan Pagar Prodi Fak-Fak (Tahap I) Tahun Anggaran 2018 yaitu
dengan lingkup pekerjaan sebagai berikut:
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1.1. Dokumentasi
Dokumentasi akan diambil mulai dari awal pekerjaan (Kondisi 0%) sampai
pekerjaan selesai (kondisi 100%). dimana pada setiap item pekerjaan akan
diambil Dokumentasinya sebagai bukti telah dilaksanakan item-item pekerjaan
tersebut.
1.2. Pelaporan
Pelaporan Kemajuan Progress Pekerjaan dibuat dalam bentuk Laporan Harian,
Mingguan dan Bulanan. Informasi yang terdapat pada Laporan Harian antara
lain Pekerjaan yang dilaksanakan, Jenis dan Jumlah Tenaga Kerja dan Material
Masuk/Keluar, Cuaca per jam dan lain-lain. Sedangkan Laporan Mingguan dan
Bulanan memuat Progress Pekerjaan yang telah dicapai.
1.3. Shop dan As Built Drawing
Gambar Shop dan As Built Drawing dibuat dan segala biaya pembuatannya
ditanggung oleh Kontraktor Pelaksana.
Penyedia Jasa berkewajiban untuk membuat papan nama proyek. Bentuk tulisan
dan redaksi serta penempatannya akan ditentukan oleh Direksi Teknik. Isi tulisan
minimal menyebutkan: Nama Pekerjaan, Kontraktor Pelaksana, Konsultan
Perencana, Konsultan Supervisi, Nilai Paket Pekerjaan dan Informasi lainnya.
- Pemasangan Pompa Air, Slang dan Tangki Air pada titik terdekat pada
pekerjaan yang akan dilaksanakan
4.2 Listrik
- Pemasangan Genset dan Instalasi Listrik
- Pemasangan Titik Lampu pada titik Barak Kerja dan lokasi terdekat pada
pekerjaan yang akan dilaksanakan
Seluruh patok serta titik referensi lainnya yang akan digunakan dalam
pengukuran harus sudah diketahui koordinatnya sebelum pengukuran dimulai.
Sketsa harus disiapkan untuk setiap patok pemeriksaan dan titik acuan yang
menunjukkan jarak dan azimut ke setiap titik acuan. Profil dan bidikan elevasi
topografi harus dicatat dalam buku lapangan. Setelah didapat Titik pengukuran yang
digunakan sebagai acuan maka dilanjutkan dengan Pemasangan Bowplank yang
juga meruapakan acuan dalam pembuatan pondasi dan lain-lain.
a. Pekerjaan galian dianggap selesai bila dasar galian telah mencapai elevasi yang
ditentukan dalam Gambar Kerja atau telah disetujui Direksi Pekerjaan.
b. Semua bahan galian akan dikumpulkan pada tempat tertentu sehingga bila
dibutuhkan dan memenuhi ketentuan bahan galian tersebut dapat digunakan
untuk bahan urugan atau dibuang sesuai persetujuan Direksi Pekerjaan.
c. Bila terjadi kelebihan penggalian di luar garis batas dan elevasi yang ditentukan
dalam Gambar Kerja yang disebabkan karena adanya kesalahan, maka akan
diperbaiki daerah tersebut sesuai Gambar Kerja.
d. Penggalian dilakukan dengan cara sedemikian rupa agar tidak merusak patok-
patok pengukuran atau pekerjaan lain yang telah selesai.
Setelah Pekerjaan Pasangan Batu Belah atau Pekerjaan pondasi lainnya telah
selesai dilaksanakan maka maka material tanah sisa galian akan di urug kembali
pada lubang-lubang bekas galian yang belum tertutup. Kelebihan sisa material galian
harus dibuang pada tempat yang ditentukan/disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
a. Bahan urugan bebas dari bahan organik, gumpalan besar, kayu, bahan-bahan lain
yang mengganggu.
b. Semua bahan galian kecuali Pasir urug tidak dijinkan digunakan sebagai bahan
urugan kecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
c. Jika Bahan urugan yang disimpan di dekat tempat kerja untuk waktu lebih dari 12
jam akan dilindungi dengan lembaran plastik agar tidak terjadi penyimpangan
pada bahan urugan yang telah disetujui tersebut.
d. Setiap lapisan bahan urugan, bila kering, akan dibasahi merata sampai tercapai
kadar air tertentu untuk mendapatkan kepadatan yang disyaratkan.
e. urugan akan dipadatkan sampai kepadatan yang sebanding dengan daerah
sekitarnya.
a. Adukan/Spesi.
1. Untuk Campuran 1 semen dan 4 pasir untuk semua pekerjaan adukan selain
tersebut di atas.
2. Bahan tambahan untuk menambah daya lekat dan meningkatkan kekedapan
terhadap air bila diperlukan akan digunakan dalam jumlah yang sesuai dengan
petunjuk penggunaan dari pabrik pembuat.
3. Semua bahan kecuali air dicampur dalam kotak pencampur atau alat
pencampur yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata, untuk
kemudian ditambahkan sejumlah air dan pencampuran dilanjutkan kembali.
4. Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu pencampuran minimal
1 sampai 2 menit sebelum pengaplikasian. Adukan yang tidak digunakan
dalam jangka waktu 45 menit setelah pencampuran, Tidak digunakan lagi atau
dibuang.
b. Pemasangan Batu.
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Batu Kali/Belah dibersihkan dari kotoran
dan dipasang menurut masing-masing ukuran dan ketinggian yang disyaratkan
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
2. Batu Kali/Belah yang dipasang mempunyai ukuran 20 -30 cm.
3. Komposisi campuran pasangan batu kali digunakan spesi yaitu 1 PC : 4 Pasir,
untuk mencampur dan mengaduk spesi digunakan alat cangkul atau sekop,
naat antara batu tidak kurang dari 1,00 cm dan tidak lebih dari 1,50 cm.
Bidang permukaan pasangan batu yang akan nampak dari luar harus dibuat
rata.
4. Bahan pasangan batu terdiri dari air, semen, pasir dan Batu Kali/Belah.
Adukan semen yang cukup diperlukan untuk campuran mortal sehingga batu-
batu tersebut menyatu menjadi solid dan tidak menurun secara tidak merata
ketika dibebani.
a. Pemasangan.
- Sebelum digunakan, Batu Hebel direndam dalam air menggunakan bak air/drum
hingga jenuh. Dinding harus dipasang dan didirikan menurut masing-masing
ukuran, ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti pada Gambar Kerja.
- Tidak memasang Batu Hebel yang patah dua melebihi dari 5% dan yang patah
lebih dari dua.
- Spesi/adukan semen dan pasir yang digunakan yaitu dengan komposisi 1 pc : 2
psr dan Komposisi 1 pc : 4 psr.
- Kolom bangunan yang akan berhubungan dengan pasangan Batu Hebel harus
diberi penguat/pengikat berupa stek-stek besi diameter 8mm setiap jarak
500mm, panjang 500mm dan dibengkokkan. Ujung yang satu ditanamkan ke
dalam kolom bangunan dan ujung lainnya yang panjangnya 250mm dibiarkan
menjorok untuk dimasukkan ke dalam pasangan batu bata tela.
- Pemasangan dinding Batu Hebel dilaksanakan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimal 24 lapis setiap hari, dan kemudian diikuti dengan pengecoran kolom.
- Tebal adukan pengikat tidak kurang dari 10mm dan adukan harus padat
sedemikian rupa sehingga membentuk sambungan yang lurus/menerus dan rata.
- Setelah Batu Hebel terpasang dengan adukan, siar-siar dikerok rapih sedalam 10
mm dan dibersihkan dengan sapu lidi untuk kemudian disiram air.
- Sebelum diplester, pasangan Batu Tela harus dibasahi dengan air terlebih dahulu
sampai jenuh.
a. Mutu Beton.
Beton yang dipergunakan harus mempunyai mutu karakteristik K 250 dan K
300, khusus untuk Mutu Beton K 300 digunakan untuk Plat Penutup Saluran dan
Beton Tumbuk Lantai Saluran/drainase.
Adukan beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus
dicampur dengan menggunakan Beton Molen, kecuali ada pertimbangan lain pada
bagian-bagian tertentu yang sebelumnya sudah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
b. Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah GRESIK, TIGA
RODA dan TONASA atau yang setara dan memenuhi persyaratan NI-8.
Pemilihan salah satu merk semen adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh
pekerjaan.
c. Pemeriksaan
Konsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang
pada setiap waktu sebelum dipergunakan. Kontraktor harus bersedia untuk
memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Konsultan Pengawas untuk
pengambilan contoh-contoh tersebut. Semen yang tidak dapat diterima sesuai
pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas, harus tidak dipergunakan atau diafkir.
Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan tersebut telah dipergunakan
untuk beton, maka Konsultan Pengawas dapat memerintahkan untuk
membongkar beton tersebut dan diganti dengan memakai semen yang telah
disetujui atas beban Kontraktor. Kontraktor harus menyediakan semua semen-
semen dan beton yang dibutuhkan untuk pemeriksaan atas biaya Kontraktor.
d. Tempat Penyimpanan
• Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk
semen, dan setiap saat harus terlindung dengan cermat terhadap
kelembaban udara. Tempat penyimpanan tersebut juga harus sedemikian
rupa agar memudahkan waktu pengambilan.
• Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dibuat dengan jarak minimal 30
cm. dari tanah, harus cukup besar untuk dapat memuat semen dalam jumlah
cukup besar sehingga kelambatan atau kemacetan dalam pekerjaan dapat
dicegah dan harus mempunyai ruang lantai yang cukup untuk menyimpan
tiap muatan truk semen secara terpisahpisah dan menyediakan jalan yang
mudah untuk mengambil contoh, menghitung zak-zak dan
memindahkannya. Semen dalam zak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari
2 meter.
• Untuk mencegah semen didalam zak disimpan terlalu lama sesudah
penerimaan, Kontraktor hendaknya mempergunakan semen menurut urutan
kronologis yang diterima di tempat pekerjaan. Tiap kiriman semen harus
disimpan sedemikian rupa sehingga mudah dibedakan dari kiriman lainnya.
Semua zak kosong harus disimpan dengan rapi dan diberi tanda yang telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
• Kontraktor harus menyediakan penjaga yang cakap, untuk mengawasi
gudang-gudang semen dan mengadakan catatan-catatan yang cocok dari
penerimaan dan pemakaian semen seluruhnya.
• Tembusan dari catatan-catatan harus disediakan untuk Konsultan Pengawas
bila dikehendakinya, jumlah dari semen yang digunakan selama hari itu
ditiap bagian pekerjaan.
c. Pasir
• Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah pasir alam
yaitu pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang didapat
dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
• Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai
persetujuan dasar ( pokok ) untuk semua bahan yang diambil dari sumber
tersebut. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kualitas tiap jenis dari
semua bahan yang dipakai dalam pekerjaan. Kontraktor harus menyerahkan
pada Konsultan Pengawas sebagai bahan pemeriksaan pendahuluan dan
persetujuan, contoh yang cukup, seberat 15 kg. dari pasir alam yang
diusulkan untuk dipakai, sedikitnya 14 hari sebelum diperlukan.
• Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan dan
dari bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki. Segala macam tanah pasir
dan kerikil yang tidak dapat dipakai, harus disingkirkan. Timbunan harus
diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merugikan
kegunaan dari timbunan.
• Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan
lunak dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan dari substansi yang
merusak, jumlah prosentase dari segala macam subsansi yang merugikan,
beratnya tidak boleh lebih dari 5% berat pasir.
• Pasir harus mempunyai “modulus kehalusan butir“ antara 2 sampai 32, atau
jika diselidiki dengan saringan standar harus sesuai dengan standar
Indonesia untuk beton atau dengan ketentuan sebagai berikut :
Saringan No. Persentase satuan timbangan tertinggal di saringan
4 0 - 15
8 6 - 15
16 10 - 25
30 10 - 30
50 15 - 35
100 12 - 20
PAN 3-7
Jika persentase satuan tertinggal dalam saringan no. 16 adalah 15% atau
kurang, maka batas maksimum untuk persentase satuan dalam saringan no.
8 dapat naik sampai 20%.
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi / mortar dan spesi injeksi
harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan kotoran-
kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Air tersebut harus diuji di
Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk
menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-
1971 untuk bahan campuran beton.
- Baja Tulangan
a. Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan standar
Indonesia untuk beton NI-2, PBI-1971, atau ASTM Designation A-15, dan
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Konsultan Pengawas berhak
meminta kepada Kontraktor, surat keterangan tentang pengujian oleh pabrik
dari semua baja tulangan beton yang disediakan, untuk persetujuan Konsultan
Pengawas sesuai dengan persyaratan mutu untuk setiap bagian konstruksi
seperti tercantum di dalam gambar rencana.
b. Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat,
minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau mengurangi
daya lekat antara baja tulangan dengan beton.
- Cetakan ( bekisting )
a. Bekisting untuk seluruh struktur bangunan ini memakai multiplex dengan tebal
minimum 12 mm. Bekisting dari multiplex tersebut harus diperkuat dengan
rangka kayu Borneo Super ukuran 5/5, 5/10 dan sebagainya, untuk
mendapatkan kekuatan dan kekakuan yang sempurna, atau dari bahan lain
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas / KonsultanPerencana.
b. Steiger / penyangga bekisting harus terdiri dari pipa-pipa besi standar pabrik
(schafolding) atau kayu dan tidak diperkenankan memakai bambu.
a. Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan Standar Beton Indonesia NI-2
PBI-1971. Bilamana tidak ditentukan lain, kuat tekan dari beton adalah selalu
kekuatan tekan hancur dari contoh kubus yang bersisi 15 cm. (0,003375 m3)
diuji pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari.
b. Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa hasil
pengujian benda-benda uji harus memberikan hasil σ’bk ( kekuatan tekan
beton karakteristik ) yang lebih besar dari yang ditentukan di dalam table
4.2.1. PBI-1971.
c. Umur benda uji pada saat pengujian harus dilaksanakan pada umur 7, 14, atau
28 hari sesuai dengan kesepakatan dengan Konsultan Pengawas yang tertuang
dalam risalah rapat.
- Komposisi campuran Beton
a. Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan untuk
menjamin beton dengan konsistensi yang baik dan untuk menyesuaikan variasi
kandungan lembab atau gradasi ( perbutiran ) dari agregat waktu masuk dalam
mesin pengaduk ( mixer ). Penambahan air untuk mencairkan kembali beton
padat hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum
dipasang adalah sama sekali tidak diperkenankan. Keseragaman konsistensi
beton untuk setiap kali pengadukan sangat perlu. Nilai slump dari beton
(pengujian kerucut slump), tidak boleh kurang dari 8 cm. dan tidak melampaui
12 cm. untuk segala beton yang dipergunakan. Semua pengujian harus sesuai
dengan NI-2 PBI-1971. Konsultan Pengawas berhak untuk menuntut nilai
slump yang lebih kecil bila hal tersebut dapat dilaksanakan dan akan
menghasilkan beton berkualitas lebih tinggi atau alasan penghematan.
b. Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Konsultan Pengawas melalui
pengujian biasa dengan kubus 15 x 15 x 15 cm. dibuat dan diuji sesuai dengan
NI-2 PBI-1971. Pengujian slump akan diadakan oleh Konsultan Pengawas
sesuai dengan NI-2 PBI-1971, Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang
diperlukan untuk mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan yang representatif.
a. Baja tulangan beton harus dibengkokkan / dibentuk dengan teliti sesuai dengan
bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar konstruksi. Baja
tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan cara
yang dapat merusak bahannya. Batang dengan bengkokan yang tidak
ditunjukan dalam gambar tidak boleh dipakai. Semua batang harus
dibengkokkan dalam keadaan dingin, pemanasan dari besi beton hanya dapat
diperkenankan bila seluruh cara pengerjaannya disetujui oleh Konsultan
Pengawas atau Perencana.
b. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana. Untuk
menempatkan tulangan-tulangan tetap tepat ditempatnya, maka tulangan harus
diikat kuat dengan kawat beton ( bendraat ) dan memakai bantalan blok-blok
beton cetak ( beton decking ) dan atau kursi-kursi besi / cakar ayam
perenggang. Dalam segala hal untuk besi beton yang horizontal harus
digunakan penunjang yang tepat, sehingga tidak akan ada batang yang turun.
c. Jarak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak ditentukan dalam
gambar rencana, minimal harus 1,2 kali ukuran terbesar dari agregat kasar dan
harus memberikan kesempatan masuknya alat penggetar beton.
d. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan gambar dan
perhitungan. Apabila dipakai dimensi tulangan yang berbeda dengan gambar,
maka yang menentukan adalah luas tulangan. Dalam hal ini Kontraktor
diwajibkan meminta persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas.
- Pekerjaan Mengaduk
Cetakan (bekisting) harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang ditentukan
dalam gambar rencana. Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas sebelum pembuatan cetakan dimulai, tetapi
persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor
terhadap keserasian bentuk maupun terhadap perlunya perbaikan kerusakan-
kerusakan yang mungkin dapat timbul pada waktu pemakaian. Sewaktu-waktu
Konsultan Pengawas dapat mengafkir sesuatu bagian dari bentuk yang tidak dapat
diterima dalam segi apapun dan Kontraktor harus dengan segera menanggulangi
bentuk yang diafkir tesebut dan menggantinya atas bebannya sendiri.
a. Semua cetakan harus betul-betul teliti, kuat dan aman pada kedudukannya
sehingga dapat dicegah pengembangan atau lain gerakan selama dan sesudah
pengecoran beton.
b. Semua cetakan beton harus kokoh. Sebelum beton dicor, permukaan dari
cetakan-cetakan (bekisting) harus dilaburi / diminyaki dengan minyak
bekisting yang biasa diperdagangkan untuk maksud itu yang dapat mencegah
secara efektif melekatnya beton pada cetakan, dan akan memudahkan melepas
bekisting / cetakan beton. Minyak bekisting tersebut dapat dipakai hanya
setelah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Penggunaan minyak bekisting ini
harus hati-hati untuk mencegah kontak dengan besi beton dan mengakibatkan
kurangnya daya lekat.
c. Alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai dan cocok untuk membuka cetakan-
cetakan tanpa merusak permukaan dari beton yang telah selesai, harus tersedia.
d. Penyangga cetakan ( steiger ) harus bertumpu pada pondasi yang baik dan kuat
sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.
- Pekerjaan Pengecoran
a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan letak
baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan, pemasangan sparing-
sparing instalasi, penyokong, pengikatan dan lainlainnya telah selesai
dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai, permukaan-permukaan yang
berhubungan dengan pengecoran harus sudah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
b. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran
beton ( cetakan / bekisting ) harus bersih dari air yang tergenang, reruntuhan
atau bahan lepas. Permukaan bekisting dengan bahan-bahan yang menyerap
pada tempat-tempat yang akan dicor, harus dibasahi dengan merata sehingga
kelembaban / air dari beton yang baru dicor - tidak akan diserap.
c. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu dimana akan dicor
beton baru, harus bersih dan lembab / basah ketika dicor dengan beton baru.
Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran, pembuangan beton-
beton yang mengelupas atau rusak, atau bahan-bahan asing yang menutupinya.
Semua genangan air harus dibuang dari permukaan beton lama tersebut
sebelum beton baru dicor. Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai
bahan perekat beton yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
d. Perlu diperhatikan letak / jarak / sudut untuk setiap penghentian pengecoran
yang masih akan berlanjut, terhadap sistem struktur / penulangan yang ada.
e. Beton boleh dicor hanya ketika Konsultan Pengawas atau wakilnya yang
ditunjuk serta Staf Kontraktor yang setaraf ada ditempat / lokasi pekerjaan,
dan persiapannya betul-betul telah memadai.
f. Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan
ke tempat posisi terakhir sependek mungkin, sehingga pada waktu pengecoran
tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya. Pemisahan yang
berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang disebabkan jatuh bebas dari
tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu besar, atau bertumpuk
dengan baja-baja tulangan, tidak diijinkan. Kalau diperkirakan pemisahan
yang demikian itu mungkin akan terjadi, Kontraktor harus mempersiapkan
tremie atau alat lain yang cocok untuk mengontrol jatuhnya beton.
g. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter, semua
penuangan beton harus selalu lapis - perlapis horizontal dan tebalnya tidak
lebih dari 50 cm. Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi
tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm. tidak dapat
memenuhi spesifikasi ini.
h. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama terjadi hujan deras atau turun
hujan yang lama, sedemikian rupa sehingga spesi / mortar terpisah dari agregat
kasar. Selama hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada
construction joint, dan air semen atau spesi yang hanyut terhampar harus
dibuang sebelum pekerjaan dilanjutkan.
i. Ember-ember / gerobak dorong beton yang dipakai harus sanggup menuang
dengan tepat dalam slump yang rendah dan memenuhi syaratsyarat campuran.
Mekanisme penuangan harus dibuat dengan kapasitas minimal 50 liter. Juga
harus tersedia peralatan lainnya untuk mendukung lancarnya pengecoran
dimana diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi yang sulit / terbatas. Setiap
lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga bebas dari
kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari
cetakan dan material yang diletakan. Dalam pemadatan setiap lapisan dari
beton, kepala alat penggetar (vibrator) harus dapat menembus dan
menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak di
bawah. Lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan
beton dengan airnya. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar,
beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 3.000 putaran per menit ketika
dibenamkan ke dalam beton.
- Perawatan ( Curing )
a. Jika sesudah pembukaan cetakan, ada permukaan beton yang tidak sesuai
dengan yang direncanakan, atau tidak tercetak menurut gambar atau diluar
garis permukaan, atau ternyata ada permukaan yang cacat/rusak, semua hal itu
dianggap sebagai tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan harus dibuang dan
diganti oleh Kontraktor atas bebannya sendiri. Kecuali bila Konsultan
Pengawas memberikan ijinnya untuk memperbaiki/menambal tempat yang
rusak, dalam hal mana perbaikan harus dikerjakan seperti yang telah tercantum
dalam pasal-pasal berikut.
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri
dari sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan-cetakan, lubang-
lubang karena keropos, ketidak-rataan dan bengkak harus dibuang dengan
pemahatan atau dengan batu gerinda. Sarang kerikil dan beton lainnya harus
dipahat, lubang-lubang pahatan harus diberi pinggiran yang tajam dan dicor
sedemikian sehingga pengisian akan terikat ( terkunci ) di tempatnya. Semua
lubang harus terus menerus dibasahi selama 24 jam sebelum dicor, dan
seterusnya disempurnakan.
c. Jika menurut pendapat Konsultan Pengawas hal-hal tidak sempurna pada
bagian bangunan yang akan terlihat jika dengan penambalan saja akan
menghasilkan sebidang dinding yang tidak memuaskan kelihatannya,
Kontraktor diwajibkan untuk menutupi seluruh dinding ( dengan spesi
plesteran 1pc : 4ps ) dengan ketebalan yang tidak melebihi 1 cm, demikian
juga pada dinding yang berbatasan (yang bersambungan) sesuai dengan
instruksi dari Konsultan Pengawas. Perlu diperhatikan untuk permukaan yang
datar, batas toleransi kelurusan ( pencekungan atau Pencembungan ) bidang
tidak boleh melebihi dari L / 1000 untuk semua komponen.
2. Pencampuran.
- Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau alat
pencampur yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata, untuk
kemudian ditambahkan sejumlah air dan pencampuran dilanjutkan kembali.
- Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu pencampuran minimal 1
sampai 2 menit sebelum pengaplikasian.
- Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit setelah
pencampuran tidak diijinkan digunakan.
a. Persiapan
- Pekerjaan pasangan ubin-ubin baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya
benar-benar selesai.
- Pemasangan ubin-ubin harus menunggu sampai semua alat penggantung,
pengunci pintu/jendela dan semua pekerjaan pemipaan air bersih/air kotor atau
pekerjaan lainnya yang terletak di belakang atau di bawah pasangan ubin ini telah
diselesaikan terlebih dahulu.
a. Pembuatan dan Pemasangan Teralis dan Pintu serta Huruf Stainless Steel.
Dimensi Teralis, Pintu serta Huruf Stainless Steel harus mengacu pada ukuran
pada gambar rencana atau sesuai instruksi dari pemberi kerja/direksi teknis.
Diameter Pipa Stainless steel yang digunakan harus mengacu pada gambar rencana.
Pemasangan Huruf Stainless Steel dilakukan setelah Pekerjaan dinding sebagai
bidang letak selesai dilaksanakan. Pemasangannya harus mengikuti prosedur sesuai
instruksi pabrik pembuatnya.
Dimensi Penutup Bak Kontrol harus mengacu pada ukuran pada gambar
rencana atau sesuai instruksi dari pemberi kerja/direksi teknis. Material yang
digunakan adalah besi siku dan besi beton, ukuran yang digunakan mengacu pada
ukuran pada gambar rencana.
VII. Pekerjaan Pengecatan
a. Pengecatan Tembok
4. Pelaksanaan Pengecatan.
- Permukaan yang sudah dirapihkan harus bebas dari aliran punggung cat,
tetesan cat, penonjolan, gelombang, bekas olesan kuas, perbedaan warna dan
tekstur.
- Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah sempurna dan
semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan dengan ketebalan yang
sama.
- Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan, termasuk
bagian tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh ketebalan lapisan
yang sama dengan permukaan-permukaan di sekitarnya.
- Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan permukaan
yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus telah diberi lapisan cat
dasar terlebih dahulu.
5. Proses Pengecatan.
Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan yang
berikutnya untuk memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna,
disesuaikan dengan keadaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat
dimaksud.
Pengecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal ( dalam keadaan cat
kering ) sesuai ketentuan dari pabrik pembuat cat atau terdiri dari lapisan sebagai
berikut :
Cat dasar : 2 (dua) lapis Alkali Resisting Primer/ Alkali Resistant Sealer.
Cat akhir : 2 (dua) lapis Vinyl Acrylic Emulsion/ Weathershield/Acrylic Emulsion.
7. Metoda Pengecatan.
- Cat dasar untuk permukaan pelesteran diberikan dengan kuas dan lapisan
berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
- Cat dasar untuk permukaan barang besi/baja diberikan dengan kuas atau
disemprotkan dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.
Pemasangan Lampu dan Casing pada Tiang Pagar harus dilakukan dengan
memperhitungkan beberapa hal antara lain sebagai berikut: dudukan, Instalasi kabel
dalam tiang, cara perbaikan saat terjadi kerusakan pada balon lampunya serta hal
lainnya. Casing Lampu yang digunakan adalah Casing Lampu yang tahan terhadap
cuaca hujan dan Panas. Pemasangan dilakukan sesuai petunjuk pabrik pembuatnya.
Instalasi Kabel dilakukan dengan cara yang baik dan aman atau tidak
membahayakan orang di sekitar area pemasangan. pemasangannya harus dilakukan
oleh tenaga yang ahli serta mengikuti instuksi direksi teknis/pengguna jasa serta
konsultan pengawas.
4. Saklar Ganda.
Pemasangan Saklar Ganda harus dilakukan oleh tenaga yang ahli serta
mengikuti instuksi direksi teknis/pengguna jasa serta konsultan pengawas. Saklar
Ganda untuk Lampu Taman pada Tiang Pagar serta Lampu Sorot, dipasang pada
bangunan terdekat sehingga memudahkan Pihak pengguna jasa untuk
mengendalikan atau mengelolanya,