Pengkajian Analisa Data

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 30

A.

Sejarah dan Pekembangan RS Doris Sylvanus


Perkembangan RSUD dr Doris Sylvanus dimulai pada tahun 1959 dengan
adanya kegiatan klinik di rumah bapak Abdul Gapar Aden, Jl Suta Negara Nomor 447
yang dikelolanya sendiri dibantu oleh isterinya , ibu Lamus Lamon. Nama dr. Doris
Sylvanus sendiri diambil nama seorang dokter pertama asli Kalimantan Tengah.

Pada tahun1960 Klinik pindah ke Jl. Suprapto (rumah mantan Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi Kalimantan Tengah) dan pada tahun 1961 pindah lagi di Jl
Bahutai Dereh (sekarang Jl. Dr Sutomo Nomor 9) dan berubah menjadi rumah sakit
kecil berkapasitas 16 tempat tidur yang dilengkapi dengan peralatan kesehatan beserta
laboratorium.

Sampai dengan tahun 1973 Rumah Sakit Palangka Raya masih dibawah
pengelolaan / milik Pemerintah Dati II Kodya Palangka Raya dan selanjutnya
dialihkan pengelolaannya / menjadi milik Pemerintah Propinsi Dati I Kalimantan
Tengah. Rumah sakit terus dikembangkan menjadi 67 tempat tidur dan pada tahun
1977 secara resmi menjadi rumah sakit kelas D (sesuai dengan klasifikasi Departemen
Kesehatan RI). Kapasitas terus meningkat menjadi 100 tempat tidur pada tahun 1978

Pada tahun 1980 kelas rumah sakit ditingkatkan menjadi kelas C sesuai
dengan kriteria Departemen Kesehatan RI dan SK Gubernur Kalimantan Tengah
Nomor 641/ KPTS/ 1980 dengan kapasitas 162 tempat tidur.

Sembilan belas tahun kemudian pada tahun 1999 sesuai Perda Nomor 11
tahun 1999 RSUD dr. Doris Sylvanus kelasnya ditingkatkan menjadi kelas B non
pendidikan walaupun belum diterapkan secara operasional karena pejabatnya belum
dilantik. Dengan dilantiknya pejabat pengelola pada 1 Mei 2001, maka kelas B non
pendidikan mulai diberlakukan secara operasional. Pada Tahun 2011 RSUD dr. Doris
Sylavanus terakreditasi 12 pelayanan dan menjadi Badan Layanan Umum Daerah.

B. Gambaran Umum RS Doris Sylvanus


Organisasi RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangkaraya ditetapkan sebagai rumah
sakit kelas B non pendidikan sesuai Perda No. 11 Tahun 1999, tanggal 17 Juli 1999.
Namun kenyataannya secara operasional baru berjalan mulai 1 Mei 2001. Dari segi
pemilikan rumah sakit milik Pemerintah Propinsi Kalimantan Tengah sedangkan dari
segi tanggung jawab disebutkan bahwa secara tehnis direktur bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas Kesehatan sedangkan secara taktis operasional direktur
bertanggung jawab kepada Gubernur.

Secara umum tugas rumah sakit yaitu melaksanakan pelayanan kesehatan


dengan mengutamakan kegiatan penyembuhan dan pemulihan keadaan cacat badan
dan jiwa yang dilaksanakan terpadu dengan upaya promotif dan pencegahan serta
melaksanakan upaya rujukan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas maka rumah sakit mempunyai


fungsi : Menyelenggarakan pelayanan medis‚ Menyelenggarakan pelayanan
penunjang medis dan non medis‚ Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan
keperawatan‚ Menyelenggarakan pelayanan rujukan‚ Menyelenggarakan pendidikan
dan pelatihan‚ Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan‚ Menyelenggarakan
administrasi umum dan keuangan Organisasi rumah sakit terdiri dari unsur pimpinan,
pelaksana tugas pokok dan unsur penunjang pelaksana tugas pokok. Rumah sakit
dipimpin oleh seorang direktur serta dibantu oleh dua orang wakil direktur.

Dalam kegiatan pelayanan medik, RSUD Dr. Doris Sylvanus mempunyai


tenaga dokter spesialis sebanyak 16 orang. Tenaga dokter Umum sebanyak 19 orang,
dokter gigi sebanyak 4 orang. Sedangkan tenaga paramedis perawatan sebanyak 219
orang, tenaga paramedis non perawatan sebanyak 88 orang, tenaga administrasi
sebanyak 79 orang dan tenaga honor sebanyak 109 orang. Bila dibandingkan dengan
standar pelayanan medik untuk rumah sakit kelas B, tenaga dokter spesialis minimal
telah terpenuhi, selanjutnya untuk lebih meningkatkan jenis pelayanan spesialistik
pada waktu yang akan datang maka masih dibutuhkan tenaga spesialis Jiwa, Ortopedi,
Rehabilitasi Medik dan Radiologi. Sedangkan jenis tenaga lainnyapun masih perlu
ditambah guna meningkatkan pelayanan.

Untuk pengelolaan rumah sakit tahun 2004 dana didapat dari Anggaran Rutin
(DIKDA) sebesar Rp. 23.320.340.000.-(dua puluh tiga milyard tiga ratus dua puluh
juta tiga ratus empat puluh ribu rupiah), dengan realisasi sebesar Rp. 21.325.183.877.-
(dua puluh satu milyard tiga ratus dua puluh lima juta seratus delapan puluh tiga ribu
delapan ratus tujuh puluh tujuh rupiah). Dana Pembangunan/Proyek (DIPDA) tahun
2004 sebesar Rp. 4.000.000.000.- (empat milyard rupiah) dengan realisasi sebesar Rp.
3.726.302.900.- (tiga milyard tujuh ratus dua puluh enam juta tiga ratus dua ribu
sembilan ratus rupiah), atau sama dengan 93,16 %. Penerimaan/Pendapatan rumah
sakit sepanjang tahun 2004 adalah sebesar Rp. 7.453.903.395.- (tujuh milyard empat
ratus lima puluh tiga juta sembilan ratus tiga ribu tiga ratus sembilan puluh lima
rupiah), dari target pendapatan tahun 2004 sebesar Rp. 7.500.000.000.- (tujuh milyard
lima ratus juta rupiah) atau hanya 99,39 %.

Pelayanan Rawat Jalan terdiri dari 13 (tigabelas) Poliklinik yaitu : Jantung,


Telinga Hidung Tenggorokan (THT), Paru, Kulit dan Kelamin, Syaraf, Penyakit
Dalam, Gigi dan Mulut, Mata, Kesehatan Anak, Kebidanan dan Kandungan, Bedah,
Jiwa dan Poli Pegawai.

Pelayanan Rawat Inap terdiri dari 17 (tujuh belas) ruangan yang terdiri dari :
Penyakit Dalam Pria, Penyakit Dalam Wanita, Kebidanan dan Kandungan, Bedah
Pria, Bedah Wanita, Anak, Penyakit Paru, Syaraf-THT-Mata-Gigi dan Mulut,
Perinatologi, Kelas Utama, VIP I, VIP II, VIP III, ICU, ICCU, NICU (Neurology
Intensive Care Unit)dan Haemodialisa (ruang untuk cuci darah). Penunjang Pelayanan
(Instalasi) terdiri dari : Gawat darurat (IGD), Farmasi, Patologi Klinik, Anestesi,
Radiologi, Rehabilitasi Medik, Bedah sentral, Gizi, Pemeliharaan Sarana dan Sarana
serta Kamar Jenazah.

C. Visi, Misi dan Motto RS Doris Sylvanus


Visi :
Menjadi Rumah Sakit Pendidikan Unggulan di Kalimantan

Misi :
1. Meningkatkan pelayanan yang bermutu prima dan berbasis ilmu pengetahuan
dan Teknologi Kedokteran (IPTEKDOK)
2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang profesional dan berkomitmen
tinggi.
3. Meningkatkan prasarana dan sarana yang modern.
4. Meningkatkan manajemen yang efektif dan efisien
5. Meningkatkan kualitas Pendidikan dan Penelitian di Bidang Kedokteran dan
Kesehatan

Motto :
Bajenta Bajorah yang artinya memberikan pelayanan dan pertolongan kepada semua
orang dengan ramah tamah, tulus hati dan kasih sayang

Falsafah:
Pelanggan atau pengunjung rumah sakit adalah insan sosial karena itu hak dan
ketenteramannya harus dijamin dengan cara pelayanan yang bermutu dan santun

D. Organisasi RS Doris Sylvanus


Susunan Organisasi RSUD terdiri dari :
a. Direktur ;

b. Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan, membawahkan :


1. Bidang Pelayanan Medik ;
1) Seksi Pelayanan Medik dan Pengembangan Mutu Pelayanan Medik;
2) Seksi Pengembangan dan Pemeliharaan Fasilitas Pelayanan Medik;
2. Bidang Keperawatan ;
1) Seksi Pelayanan Keperawatan;
2) Seksi Profesi dan Pengembangan Mutu Keperawatan

c. Wakil Direktur Penunjang Medik dan Non Medik, membawahkan :


1. Bidang Penunjang Medik ;
1) Seksi Ketenagaan dan Pengembangan Penunjang Medik;
2) Seksi Pemeliharaan Fasilitas Penunjang Medik.
2. Bidang Penunjang Non Medik ;
1) Seksi Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan Perpustakaan;
2) Seksi Sanitasi.

d. Wakil Direktur Umum dan Keuangan, membawahkan :


1. Sekretariat, terdiri dari :
1) Sub Bagian Tata Usaha ;
2) Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan ;
3) Sub Bagian Kepegawaian ;
2. Bagian Perencanaan ;
1) Sub Bagian Penyusunan Program dan Laporan;
2) Sub Bagian Rekam Medik;
3) Sub Bagian Informasi dan Pemasaran
3. Bagian Keuangan ;
1) Sub Bagian Penyusunan Anggaran;
2) Sub Bagian Akuntansi dan Verifikasi;
3) Sub Bagian Mobilisasi Dana;

e. Kelompok Jabatan Fungsional.

E. Sarana dan Prasarana RS Doris Sylvanus


Beberapa prasarana dan sarana RSUD dr. Doris Sylvanus antara lain :
1. Listrik
a. Kapasitas memadai termasuk mesin genset
b. Jaringan PLN kapasitas : 350 KVA
c. Genset ( 2 unit) kapasitas : 420 KVA

2. Komunikasi
a. Telepon : Flexi dan fixed
b. PABX sistem
c. Internet

3. Bangunan / gedung di atas areal sekitar 4,5 Ha seperti pada tabel.


Bangunan/gedung di RSUD dr. Doris Sylvanus

No. Nama Bangunan / Gedung Luas


+(M2)

1 Poliklinik Rawat Jalan 1.966

2 Ruangan A ( Penyakit Dalam Pria ) 496


3 Ruangan B ( Penyakit Dalam Wanita ) 798

4 Ruangan C ( Penyakit Kebidanan dan Kandungan ) 729

5 Ruangan Bayi ( Perinatologi ) 562

6 Ruangan D ( Bedah Pria ) 587

7 Ruangan E ( Bedah Wanita ) 656

8 Ruangan F ( Anak ) 525

9 Ruangan G ( Penyakit Paru ) 435

10 Ruangan H ( Penyakit Mata, THT, Gigi –Mulut ) 480

11 Ruangan Kelas Utama 1.152

12 Paviliun I 567

13 Paviliun II 473

14 Paviliun III 555

15 Instalasi Gawat Darurat 650

16 Instalasi Farmasi 390

17 Instalasi Patologi Klinik 400

18 Instalasi Radiologi 480

19 Instalasi ICCU 782

20 Instalasi Bedah Sentral 1.080

21 Instalasi Rehabilitasi Medik 560

22 Instalasi ICU 65

23 Instalasi Kamar Jenazah 90


24 Instalasi Gizi 1.260

25 Instalasi Pemeliharaan Sarana 78

26 Diklat 537

27 Pos Satpam 65

28 Gedung Administrasi 1440

29 Ruang Perlengkapan 563

30 Ruangan Genset 49

31 Ruangan dokter jaga dan ruang pertemuan 172

32 Bangunan Pengolahan Air Limbah 61

33 Tempat pembakaran sampah 16

34 Parkir -

35 Gedung Asrama Diklat -

36 Selasar 12.966

4. Sumber Air Bersih


a. Jaringan PDAM : 1 titik
b. Hidrant : 7 buah

5. Sarana Pengolahan Limbah


a. Incenerator : 1 buah
b. IPAL/ Waste treatment : 1 buah

F. Gambaran Umum Ruang Bougenville RS Doris Sylvanus


Ruang Bougenville merupakan bagian dari Instalasi Rawat Inap yang
memberikan pelayanan pada pasien dengan kasus Penyakit Dalam Wanita. Kapasitas
Ruang Bougenville adalah 23 tempat tidur dengan 6 ruangan, yaitu kamar 2 yang
terdiri dari 5 tempat tidur, kamar 3 terdiri dari 3 tempat tidur, kamar 4 terdiri dari 7
tempat tidur, kamar 5 terdiri dari 3 tempat tidur, kamar 6 terdiri dari 2 tempat tidur,
kamar 7 terdiri dari 1 tempat tidur. Ruang bougenville dipimpin oleh seorang kepala
ruang yang dibantu 2 orang perawat primer beserta 12 perawat asosiet. Dalam
kelancaran administrasi ada 1 orang di bagian tata usaha, 2 cleaning service.
Ruang bougenville merupakan ruang rawat inap yang memberikan pelayanan
rawat inap bagi pasien umum, pasien BPJS serta pasien dengan jaminan kesehatan
lainnya. Spesifik pelayanan ruang Bougenville adalah tempat pendidikan, praktek dan
penelitian bagi calon dokter spesialis, calon, dokter umum, calon perawat DIII, calon
perawat DIV, calon ners, dan calon ahli gizi.

GAMBAR STRUKTUR DENAH

Untuk memperjelas koordinasi di ruang Bougenville dapat dilihat pada struktur


organisasi sebagai berikut :

Direktur

dr. ADM.TANGKUDUNG, M.Kes

Wakil Direktur Pelayanan Medis Keperawatan dan


Penunjang

Drg. Yayu Indriyati, KGA

Kepala Instalasi Rawat Inap

Aster, S.Kep;Ners

Kepala Ruang Bougenville

Dorma Simbolon, S.Kep; Ns

Perawat Primer Perawat Primer

Perawat Asosiate Perawat Asosiate


Analisa Situasi Ruangan

Pengkajian sistem manajemen di Ruangan Bougenville RS Doris Sylvanus dilakukan


dengan analisa situasi ruangan pada tanggal 14-15 Mei 2018 melalui metode:

a. Wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan, beberapa perawat pelaksana, dan
CI ruangan.
b. Observasi dilakukan oleh kelompok manajemen pada shift pagi, shift sore dan shift
malam yaitu observasi situasi dan kondisi ruangan, pelayanan asuhan keperawatan,
penyediaan sarana dan prasarana, sistem kerja, dan komunikasi perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan.
c. Penyebaran kuesioner, kuesioner disebarkan pada tanggal 14-15 Mei 2018.
Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan tabulasi dan analisa data.

Gambaran hasil analisa situasi ruangan di ruangan Bougenville RS Doris Sylvanus


dideskripsikan sebagai berikut :

1. Man

Berdasarkan teori perhitungan jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan sebuah rumah sakit

tergantung pada tingkat ketergantungan klien, kemampuan perawat, rata-rata pasien per

hari, jumlah jam efektif dan waktu untuk perawatan.

a. Pasien
Pasien yang dirawat di ruang Bougenville adalah pasien dengan berbagai macam jenis
penyakit. Rata-rata jumlah pasien pada tanggal 14-15 Mei 2018 sebanyak 18
orang dengan rincian sebagai berikut:
Klasifikasi Ketergantungan Pasien di Ruang Bougenville
Menurut D. Orem (Self Care Deficit)
Shift Klasifikasi Jumlah Pasien Rata-Rata
Ketergantungan 14/05/2018 15/05/2018
Minimal 7 4 5,5
Parsial 6 6 6
Pagi
Total 4 5 4,5
Jumlah Pasien 17 15 16
Minimal 6 15 10,5
Parsial 6 2 4
Siang
Total 5 2 3,5
Jumlah Pasien 17 19 18
Minimal 7 15 11
Parsial 6 2 4
Malam
Total 5 2 3,5
Jumlah Pasien 18 19 18,5
Rata-Rata Jumlah Pasien 17,33 17,67 17,5

No Klarifikasi dan Kriteria


1 Minimal Care
1. Klien bisamandiri/hampir tidak memerlukan bantuan
a.Mampu naik turun tempat tidur
b Mampu ambulasi dan berjalan sendiri
c.Mampu makan dan minum sendiri
e.Mampu membersihkanmulut (sikat gigi sendiri)
f. Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan
g.Mampu BAB dan BAK dengan sedikit bantuan
2. Status psikologis stabil
3. Klien dirawat untuk prosedur diagnostik
2 Partial Care
1. Klien memerlukan bantuan perawat sebagian
a.Membutuhkan bantuan satu orang untuk naik dan turun tempat tidur
b.Membutuhkan bantuan untuk ambulasi
c.Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan
d.Membutuhkan bantuan untuk makan (disuapi)
e.Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
f. Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan
g.Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK (tempat tidur/kamar mandi)
2. Post op minor
3. Melewatifase akut dari post opmayor
4. Faseawal dari penyembuhan
5. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
3 Total Care
1. Klien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu
perawatan yang lebih lama
a. Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk memobilisasi dari
tempat tidur kekereta dorong atau kursi roda
b. Membutuhkan latihan fisik
c. Kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi
intravena (infus/ NGT)
d. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
e. Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan
berdandan
f. Dimandikan perawat
g. Dalam keadaan inkontinensia, menggunakan kateter
2. 24 jam post op mayor
3. Pasien tidak sadar
4. Keadaan klien tidak stabil
5. Observasi TTV tiap kurang dari 1 jam
6. Perawata luka bakar
7. Perawatan kolostomi
8. Menggunakan alat bantu pernapasan (respirator)
9. Menggunakan WSD

Distribusi 10 penyakit terbesar di ruang Bougenville


10 Penyakit Terbesar di Ruang Bougenville

No Nama Penyakit
1 Anemia
2 CKD
3 DM
4 Hipertensi
5 Efusi pleura
6 Ulkus dekubitus
7 Renal failure
8 Ulkus peptikum
9 Hiperglikemi
10 Stroke

b. Tenaga
1) Kuantitas
No Pendidikan Jumlah
1 S1 Keperawatan Ners 3
2 D3 Keperawatan 11
3 SPK 1

Jenis Pelatihan Yang Pernah Diikuti Perawat


No Jenis Pelatihan Jumlah Perawat
1 BHD
2 Komunikasi efektif
3 PPI
4 KPRS
5 K3

Jenis Pelatihan Yang Pernah Diikuti Kepala Ruangan


No Jenis Pelatihan
1 BCLS
2 PPA
3 Kemoterapi
4 Pengendalian Infeksius
5 SKP
6 Case Manager
7 HCU
8 KPRS
9 K3
10 BHD

Distribusi Tenaga Keperawatan Berdasarkan Masa Kerja di Ruang Bougenville


No Masa Kerja Jumlah
1 > 15 1
2 5-15 6
3 <5 2

Penghitungan Tenaga Keperawatan


Penghitungan tenaga keperawatan berdasarkan rumus Douglas. Pada suatu
layanan profesional, jumlah tenaga yang diperlukan bergantung pada jumlah klien dan
derajat ketergantungan klien terhadap keperawatan. Menurut (Douglas cit.Ilyas,2000),
jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu ruang rawat inap adalah sebagai
berikut:

Jumlah Kebutuhan Perawat Menurut Douglas Di Ruang Bougenville


Jumlah Pasien Rata-Rata
Rata- Rata
Klasifikasi Nilai Jumlah
Shift 14-05- 15-05- Jumlah
Ketergantungan Ketergantun Perawat
2018 2018 Pasien
gan
Minimal 7 4 5,5 0,17 0
Parsial 6 6 6 0,27 2
Pagi
Total 4 5 4,5 0,36 2
Jumlah Pasien 17 15 16 4
Minimal 6 15 10,5 0,14 1
Siang Parsial 6 2 4 0,15 1
Total 5 2 3,5 0,3 1
Jumlah Pasien 17 19 18 3
Minimal 7 15 11 0,07 0
Parsial 6 2 4 0,4 2
Malam
Total 5 2 3,5 0,6 2
Jumlah Pasien 18 19 18,5 4

Rata-rata kebutuhan tenaga keperawatan perhari menurut Douglas adalah:


Shift Pagi : 4 Perawat
Shift Siang : 3 Perawat
Shift Malam : 4 Perawat

Total kebutuhan perawat per 24 jam di Ruang Bougenville menurut perhitungan


Douglas adalah 11 perawat/24 jam

Perawat libur atau cuti


Diketahui :
Jumlah hari minggu tahun 2018 : 52 hari
Jumlah hari libur nasioanl 2018 :16 hari
Jumlah cuti 2018 : 5 hari
Jumlah perawat yang dibutuhkan : 11 perawat

Jumlah tenaga keperawatan yang libur = jumlah hari minggu per tahun+jumlah
hari libur nasional pertahun x A Jumlah hari kerja per tahun
= (52+16+5) x11
365-73
= 2,75 = 3 orang
Jadi, jumlah perawat yang libur adalah 3 orang.
Berdasarkan perhitungan Douglas, maka jumlah perawat yang dibutuhkan di
Bougenville adalah sebanyak 11 orang ditambah perawat yang libur/cuti 3
orang, jadi total tenaga yang dibutuhkan adalah 14 orang

Penghitungan tenaga keperawatan berdasar rumus Gillies


Menurut Gillies (1982) kebutuhan tenaga perawat secara kuantitatif dapat dirumuskan
dengan perhitungan sbb:
X = (BOR x TT) x jam efektif x hari dalam 1 tahun
(Hari dalam satu tahun – hari libur) x 7
Keterangan :
X : tenaga perawat yang dibutuhkan

Hari libur masing-masing perawat pertahun, yaitu: 73 hari (hari minggu/libur = 52


hari (untuk hari sabtu tergantung kebijakan rumah sakit setempat, kalau ini
merupakan hari libur maka harus diperhitungkan, begitu juga sebaliknya), hari libur
nasional tahun 2018 = 16 hari, dan cuti tahunan = 5 hari).Adapun untuk menentukan
jam efektif perawatan secara khusus dapat dikategorikan sebagai berikut :
Minimal care membutuhkan waktu 1-2 jam/ 24jam
Partial care membutuhkan waktu 3-4 jam/ 24jam
Total care membutuhkan waktu 5-6 jam/ 24jam
Berdasarkan hasil observasi dari tanggal 14-15 Mei 2018, didapatkan efektifitas
ruang Bougenville sebagai berikut:
Rata-rata klasifikasi ketergantungan pasien ruang Bougenville pada tanggal 14-15
Mei 2018 :
Minimal : 9 orang
Parsial : 5 orang
Total : 4 orang
Jadi, rata-rata jumlah pasien perhari sebanyak 18 orang.

Jumlah jam perawatan/efektif/hari ruang Bougenville:


Askep minimal : 9 orang x 2 jam = 18 jam
Askep partial : 5 orang x 4 jam = 20 jam
Askep total : 4 orang x 6 jam = 24 jam
= 62 jam
Jadi, jam efektifnya 62 jam/24jam= 2,6 jam, BOR Mei tahun 2018:
... %
Jumlah hari libur (Hari minggu + cuti tahunan + libur nasional) =52 +16 + 5 = 73
hari
Ketenagaan menurut Gillies (x) =
X = (BOR x TT) x jam efektifx hari dalam 1tahun
(Hari dalam satu tahun– hari libur) x 7
X =( 71,6% x23) x2,6 x 365
(365-73 hari)x7
X = 8 orang
Berdasarkan perhitungan Gillies, maka jumlah perawat yang dibutuhkan di
ruang Arafah adalah sebanyak .... orang ditambah kepala ruang 1 orang dan
2 orang PP, jadi total tenaga yang dibutuhkan adalah ...... orang.

Staffing di Ruang Bougenville


Metode rekruitmen yang diterapkan di ruangan Bougenville, melalui ujian
CPNS dari Departemen Kesehatan Pusat RI dan tenaga honorer yang langsung di
rektrut oleh pihak rumah sakit yang harus melewati seleksi seperti tertulis, psikotes
dan wawancara.
Pada proses orientasi, pegawai baru akan melakukan orientasi terhadap
pekerjaan dan rumah sakit, dimana diperlukan waktu yang cukup lama sekitar 3
bulan, dengan sistem rolling tiap minggunya.
Syarat kriteria pegawai yang akan ditempatkan di ruang Bougenville
adalah harus memenuhi kebutuhan dan kompetensiyang ada, memiliki kemampuan
perawatan komperensif dan berjenis kelamin perempuan. Dalam peningkatan
pendidikan staf diruangan Bpugenville jika staf memiliki tugas belajar dibantu
melalui gaji pokok, jika staf izin belajar tidak menerima bantuan.

Directing di Ruang Bougenville


Kepala ruangan telah mengikuti pelatihan tentang manajemen sebanyak
dua kali. Kepala ruangan dan staf merencanakan pertemun setiap bulan. Kepala
ruangan meningkatkan SDM staf melalui mengajukan stafnya untuk mengikuti
seminar dan pelatihan..
Controlling di Ruang Bougenville

Sistem penilaian terhadap kinerja perawat di ruang Bougenville


dilaksanakan setiap semseter ( 6 bulan sekali), penilaian menggunakan format
penilaian yang sudah ditetapkan (DP3,DUPAC). Penilaian dilakukan oleh atasan
langsung.

2. Material

Denah Ruangan Bougenville

DENAH RUANGAN BOUGENVILLE

Berdasarkan hasil observasi terhadap situasi lingkungan Ruang Bougenville dapat


disampaikan bahwa :

a. Pencahayaan : Terang di semua ruang bisa untuk membaca, cukup sinar matahari
b. Ventilasi : Segar, banyak udara masuk melalui lubang angin dan jendela.
c. Lantai : Lantai keramik, bersih dan kering.
d. Atap : Rapat/tidak bocor, bagian dalam bersih
e. Dinding : Kuat, tidak retak, bersih
f. Sarana air bersih : Tersedia
g. Pembuangan air limbah : Lancar
h. Tempat sampah medis dan non medis terpisah

Kapasitas Ruang Bougenville

Bougenville memiliki kapasitas 23 tempat tidur dengan 6 ruangan, yaitu kamar 2 yang
terdiri dari 5 tempat tidur, kamar 3 terdiri dari 3 tempat tidur, kamar 4 terdiri dari 7 tempat
tidur, kamar 5 terdiri dari 3 tempat tidur, kamar 6 terdiri dari 2 tempat tidur, kamar 7 terdiri
dari 1 tempat tidur.
Fasilitas Untuk Petugas

a. Ruang nurse station


b. Ruang pertemuan perawat
c. Ruang alat dan Bahan
d. WC
e. Ruang administasi
f. Ruang kepala ruangan
g. Ruang dokter

Daftar Nama Alat Keperawatan dan jumlah yang tersedia di Ruang Bougenville
RSUD Doris Sylvanus:

Jumlah
No Nama Barang Keadaan
yang ada

1 Bak instrumen kecil -

2 Bak instrumen sedang 1

3 Bak instrumen besar 1

4 Keranjang injeksi 5

5 Arteri klem bengkok -

6 Ambu Bag/ Resusitasi set 2

7 Bed Pasien 23

8 Brancard/Stretcher 1

9 Buli-Buli Panas -
10 EKG 3

11 Gunting Bengkok -

12 Gunting Perban 1

13 Gunting Tajam 3

14 Gunting Tumpul -

15 Gunting Hecting 1

16 Irigator+selang 1

17 Kom kecil 2

18 Korentang 2

19 Masker Oksigen 4

20 Nierbekken 9

21 Pinset Anatomis 5

22 Pinset sirurgis 3

23 Pispot (Stickpan) 8

24 Reflek hammer -

25 Regulator oksigen 8

26 Sputum Pot -

27 Standar infus 25

28 Sterilisator -

29 Stetoskop 3

30 Suction Pump 2
31 Tensimeter Raksa Dewasa 1

32 Tensimeter Digital 1

33 Termometer Raksa Axilla 1

34 Termometer Digital Axilla 2

35 Timbangan Dewasa 1

36 Tongue Spatel 1

37 Torniquete 2

38 Tromol GAAS Besar 4

39 Tromol GAAS Kecil 1

40 Tromol tempat korentang 3

41 Nebulizer 1

42 Tabung Oksigen 9

43 Oksigen transport 2

44 Infus pump 1

45 Syringe pump 2

46 Vasculuminator 1
47 Pasien monitor 2

Daftar Obat, dan Jumlah yang tersedia di Ruang Bougenville RSUD Doris Sylvanus:

No Nama
1 Ketorolac
2 Esomeprazole
3 Ondansentron
4 Spironolaktone
5 Tramodol HCl
6 Furosemid
7 Norepinefrin
8 Vaisan be
9 Cepoperazone
10 Ceftazidime
11 Laxasium
12 Sucralfat
13 Kalbamin
14 Moxifloxacin HCl
15 Meropenem
16 Ceprofloxacin
17 Ceftriaxone Sodium
18 Mecobalamin
19 Betadin
20 Resfor Acetylcysteine
21 Pantoprazole
22 Epilax
23 Metyfronosolone
24 Manitol
25 NaCl 0,9%
26 Ringer Laktat
27 Glukosa 5%
28 Dextrose infus 10%
29 KA-EN 4B
30 Wida D5
31 Wida KN-2
32 NaCl Dextrose
33 Futrolin
34 Tutofusin
35 Aminofluid
36 Hidromal
37 Aminoleban
38 Otsu Salin 3
39 Maftos-10
40 Otsu D5
41 Otsu NS
42 Kalbamin
43 Paracetamol
44 SP 5 cc
45 SP 3 cc
46 SP 10 cc
47 SP 60 cc
48 NGT No 18
49 NGT No 16
50 Urine Bag
51 Abocath No 18
52 Abocath No 20
53 Abocath No 22
54 Abocath No 24

Daftar Alat Tenun, dan Jumlah yang tersedia di ruang Bougenville RSUD Doris
Sylvanus

Keadaan
Nama Barang Jumlah Baik Kurang Rusak
Baik Berat
Gorden
Laken 47 47 - -
Sarung bantal 47 47 - -
Stik laken - - - -
Perlak 8 8 - -
Sarung oksigen - - - -
Baju operasi 13 13 - -
Baju pasien - - - -
Baju kemoterapi 1 1 - -
Selimut biru/lurik 4 4 - -
Waslap 18 18 - -
Duk 1 1 - -
Daftar Alat Rumah Tangga dan Jumlah yang tersedia di Ruang Bougenville RSUD
Doris Sylvanus:

Keadaan
No Nama barang Jumlah Kurang Rusak
Baik
Baik Berat
1 Lemari pasien 23 23
2 Lemari kantor 4 4
3 Lemari alat tenun 2 2
4 Meja kantor 2 2
5 Kursi kantor 5 5
6 Kursi tunggu 7 7
7 Papan tulis 1 1
8 Kursi kayu 3 3
9 Lemari kayu 5 5
10 Sofa set 1 1
11 Rak handuk 1 1
12 Rak sepatu 1 1
13 Loker untuk perawat 12 12
14 Kasur busa 23 23
15 Bantal 23 23
16 Kulkas 3 3
17 Rak piring 1 1
18 Baki 8 8
19 Ember besar 2 2
20 Tempat sampah 13 13
21 Kipas Angin 4 4
22 Wastafel 5 5
23 Tempat tidur fungsional 1 1
Pengadaan logistik di ruangan Bougenville kurang lengkap baik alat tenun
maupun alat-alat kesehatan. Namun untuk kelengkapan peralatan alat-alat perawatan
luka seperti bak intrumen, kom kecil, pinset, gunting steril masih harus ditingkatkan
lagi.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, telah tersedia pembuangan


sampah yang terpisah di ruang Bougenville , yaitu tempat pembuangan sampah
medis, tempat pembuangan sampah domestik, dan tempat pembuangan sampah
benda tajam, penggunaan papan identitas pasien sudah tidak digunakan lagi namun
diganti dengan menggunakan Id Bend. Gelang nama berwarna pink digunakan pada
pasien wanita, dan gelang nama berwarna merah digunakan pada pasien alergi,
penggunaan gelang tangan sebagai identitas pasien juga telah berjalan dengan baik.
Beberapa hal inventaris alat rumah tangga sudah baik seperti meja dan bantal pasien
sehingga meningkatkan rasa nyaman terhadap pasien. Namun untuk pemenuhan
oksigen central belum tersedia, sehingga masih menggunakan tabung oksigen yang
harus diangkut terlebih dahulu.

3. Methode

a. Visi dan Misi

Visi dan Misi RS Doris Sylvanus

Visi Menjadi Rumah Sakit Pendidikan Unggulan di Kalimantan


Misi 1. Meningkatkan pelayanan yang bermutu prima dan berbasis ilmu
pengetahuan dan Teknologi Kedokteran (IPTEKDOK)
2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang profesional dan berkomitmen
tinggi.
3. Meningkatkan prasarana dan sarana yang modern.
4. Meningkatkan manajemen yang efektif dan efisien
5. Meningkatkan kualitas Pendidikan dan Penelitian di Bidang Kedokteran
dan Kesehatan
Motto Bajenta Bajorah
Falsafah Pelanggan atau pengunjung rumah sakit adalah insan sosial karena itu hak dan
ketenteramannya harus dijamin dengan cara pelayanan yang bermutu dan santun
Visi dan Misi RS Doris Sylvanus

Visi Tidak ditemukan


Misi Tidak ditemukan
Motto Tidak ditemukan
Falsafah Memberikan Pelayanan Keperawatan dengan
CARE
Comprehensif
Aman sesuai SOP dan SAK
Ramah tamah dan Tulus Iklas
Efektif, efisien dan beretika

Berdasarkan hasil pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa standar ruangan visi
dan misi RSUD dr.Doris Sylvanus, struktur organisasi ruang Bougenville, Ruang
Bougenville sudah memiliki standar asuhan keperawatan (SAK), standar operasional
prosedur (SOP), struktur organisasi ruangan Bougenville , format pengkajian keperawatan,
Kelengkapan setiap tahap pendokumentasian askep, Bed Occupancy Ratio (BOR), Average
Length Of Stay (ALOS), Turn Over Interval (TOI) dalam hal ini hasil observasi tergolong
dalam kategori sangat baik (100%).

2. MPKP

a. Penerapan MPKP Bougenville melaksanakan MPKP dengan metode Tim, dapat dijelaskan
sebagai berikut : Dalam daftar dinas Bougenville dikepalai oleh satu katim.

Operan shift dan pengaturan shift tiap hari terbagi menjadi 3 shift, yaitu shift pagi dari jam
07.00 WIB-14.00 WIB, shift sore dari jam 14.00 WIB -21.00 WIB dan shift malam dari jam
21.00 WIB-07.00 WIB.

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan metode Tim belum optimal karena kurangnya
tenaga keperawatan.

Hasil observasi Kepala Ruangan Ruang Bougenville, Kepala ruangan di Ruang


Bougenville dapat menyusun dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan diruang rawat
dan bekerjasama dengan petugas lain di Ruang Bougenville. Kepala ruang dapat
mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan kebutuhan klien
bersama ketua tim. Kepala ruangan dapat menyusun jadwal / daftar dinas dengan tenaga
keperawatan. Kepala ruangan dapat mengevaluasi atau mengendalikan pendayagunaan
tenaga keperawatan dan obat-obatan. Kepala ruangan dapat mengatur, membimbing dan
menilai pelaksanaan asuhan keperawatan, kepala ruangan dapat membuat laporan
harian/mengenai pelayanan askep dan kegiatan lain diruangan, kepala ruangan dapat
mendelegasikan tugas saat tidak berada di tempat kepada ketua tim. Dalam hal ini hasil
observasi tergolong dalam kategori sangat baik (100%).

Hasil observasi Ketua Tim Ruang Bougenville, Ketua tim di Ruang Bougenville dapat
menyusun rencana jangka pendek seperti rencana harian dan rencana bulanan. Ketua tim
dapat merencanakan atau membuat asuhan keperawatan, ketua tim dapat mengobservasi
pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat pelaksana. Ketua tim dapat
melaksanakan supervisi kepada anggota timnya, ketua tim membagi alokasi klien kepada
perawat pelaksana. Dalam hal ini hasil observasi tergolong dalam kategori sangat baik
(100%).

Hasil observasi Anggota Tim Ruang Bougenville, anggota tim Ruang Bougenville
telah dapat melakukan tindakan sesuai dengan kelompok lainnya, anggota tim memberikan
asuhan keperawatan pada klien dibawah tanggung jawabnya, anggota tim dapat bekerja sama
dengan sesama anggota tim dan antar tim, anggota tim dapat memberi laporan kepada ketua
tim, anggota tim dapat melakukan implementasi masing-masing.kepada klien. Dalam hal ini
hasil observasi tergolong dalam kategori sangat baik (100%).

MAKP

Perawat ruang Bougenville dinilai belum bisa melakukan tindakan keperawatan


pengkajian dengan lengkap kepada klien, perawat dapat menentukan diagnosa keperawatan
dari hasil pengkajian, membuat rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan prioritas,
perawat melakukan pendokumentasian dari tindakan yang telah dilakukan dengan catatan
keperawatan klien yang diberikan berkelanjutan oleh shift berikutnya dan sesuai dengan
kondisi klien. Dalam hal ini hasil observasi tergolong dalam kategori baik (80%).

Keamanan dan Kenyaman Kerja

Tindakan safety perawat selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan,
perawat menggunakan handscoon, menggunakan masker setiap melakukan tindakan, Jika
tertusuk jarum yang telah terkontaminasi tubuh klien segera mencuci daerah tusukan dengan
air mengalir, perawat menutup jarum suntik dengan satu tangan dengan tutup jarum berada
diatas meja, perawat tidak menggunakan kembali jarum yang sudah dipakai, perawat dapat
memisahkan antara limbah medis, limbah berbahaya dan limbah rumah tangga. Dalam hal ini
hasil observasi tergolong dalam kategori sangat baik (100%).

Perawat dapat mencuci tangan dengan 7 langkah, menggosok bagian telapak tangan
dengan telapak tangan satunya lalu masukan jari-jari tangan kanan ke sela-sela jari tangan
kiri, memindahkan telapak tangan kanan ke punggung tangan kiri, gosokan tanpa saling
melepaskan lalu memasukan jari-jari tangan kanan ke sela tangan kiri. Lakukan pada tangan
yang sama, menggosok garis telapak tangan. Menggosok kuku dan kuku dalam keadaan
pendek. Membersihkan jempol tangan kanan dengan menggenggamnya dengan tangan kiri
lalu putar-putar, dan melakukan pada tangan yang satunya lagi. Memegang pergelangan
tangan kanan dan bergantian dengan tangan kiri. Membersihkan tangan dengan air mengalir,
lalu keringkan dengan handuk, perawat memakai handscoon dalam melakukan setiap
tindakan, menggunakan masker setiap melakukan tindakan. Jika tertusuk jarum yang telah
terkontaminasi tubuh klien segera mencuci daerah tusukan dengan air mengalir, perawat
mencuci tangan dengan menggunakan sabun, perawat menutup jarum suntik dengan satu
tangan dengan tutup jarum berada diatas meja, perawat tidak menggunakan kembali jarum
yang sudah dipakai, perawat memisahkan antara limbah medis, limbah berbahaya dan limbah
rumah tangga.

Pre dan Post Konfrensi

Hasil Observasi Ruang Bougenville, Ruangan Bougenville mengadakan pre konfrensi


keperawatan, mengadakan post konferensi keperawatan, kepala ruangan terlibat dalam
konfrensi keperawatan pre konfrensi dan post konfrensi, ketua tim terlibat dalam konfrensi
keperawatan pre konfrensi dan post konfrensi. Anggota tim terlibat dalam konfrensi
keperawatan pre konfrensi dan post konfrensi. Dalam hal ini hasil observasi tergolong dalam
kategori sangat baik (100%).

Hasil observasi prekonfrensi Ruang Bougenville, Kepala ruangan Ruang Bougenville


menyampaikan jumlah klien serta klasifikasi klien berdasarkan tingkat ketergantunggan.
Kepala ruangan membagi tugas kepada masing-masing tim. Ketua tim membagi tugas kepada
masing-masing tim. Kepala tim membagi tugas kepada masing-masing perawat pelaksana,
ketua tim membacakan diagnosa keperawatan masing-masing klien ketua tim membacakan
intervensi keperawatan yang akan dilakukan epada setiap klien. Kepala ruangan
mengarahkan dan memotivasi staf keperawatan dalam melaksanakan tugas. Dalam hal ini
hasil observasi tergolong dalam kategori sangat baik (100%)

Hasil konfrensi Ruang Bougenville, Kepala ruangan Ruang Bougenville melaporkan


jumlah klien. Kepala ruangan meminta laporan evaluasi asuhan keperawatan dari masing-
masing tim. Ketua tim melaporkan evaluasi dan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan
untuk perawat dinas shift selanjutnya. Kepala ruangan bersama ketua tim dan perawat
pelaksana mencari solusi terhadap permasalahan yang ditemui selama pemberian pelayanan
keperawatan. Dalam hal ini hasil observasi tergolong dalam kategori sangat baik (100%).

Timbang Terima

Hasil Observasi Ruangan Bougenville dapat mengadakan timbang terima/overan tepat


pada saat pergantian shift, timbang terima dipimping oleh kepala ruangan atau ketua tim.
Timbang terima diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas selanjutnya. Timbang
terima dilakukan pada setiap jam pergantian dinas. Timbang terima dengan membawa starus
klien, buku timbang terima dan alat tulis. Pada saat timbang terima disampaikan yang berisi
data tentang jumlah klien, diagnosa medis, keadaan klien, terapi, persiapan operasi jika ada
atau tindakan diagnostik, diagnosa keperawatan dan keadaan lingkungan. Informasi yang
disampaikan pada saat timbang terima disampaikan akurat, singkat, sistematis dan
menggambarkan kondisi klien, timbang terima berorientasi pada permasalahan klien, timbang
terima dikamar klien menggunakan suara yang cukup dan tidak didengar klien disebelahnya
dan menjaga privasi klien. Perawat menanyakan keluhan klien saat timbang terima. Hasil
timbang terima didokumentasikan dibuku timbang terima. Dalam hal ini hasil observasi
tergolong dalam kategori sangat baik (100%).

Discharge planning

Berdasarkan hasil angket 4 pasien yang sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit saat
kami melakukan pengkajian, 62 % pasien menyatakan bahwa perawat memberikan
penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang perawatan/pengobatan/pemeriksaan lanjutan
setelah pasien diperbolehkan pulang.

Tingkat Kepuasan Perawat

Tingkat Kepuasan Pasien


Berikut akan dipaparkan mengenai kepuasan pasien terhadap kinerja perawat.
Pelaksanaan evaluasi menggunakan kuesioner yang berisi 21 soal berbentuk pertanyaan
pilihan. Pertanyaan pilihan mencakup pemberian penjelasan setiap prosedur tindakan, dan
sikap perawat selama memberikan asuhan keperawatan. Dari hasil kuesioner tentang
Instrumen Tingkat Kepuasan Klien yang dibagikan kepada 15 responden secara umum
menyatakan bahwa pelayanan perawat di Ruang Bougenville RS Doris Sylvanus memuaskan
yaitu sebanyak 10 orang (±70%). Sebanyak 3 orang (±19%) menyatakan pelayanan perawat
di Ruang Bougenville sangat memuaskan dan 2 orang (±11%) menyatakan tidak puas
(penjabaran terlampir).
Dari hasil analisis yang didapat bahwa secara umum pasien yang mendapatkan
pelayanan di Ruang Bougenville Rumah Sakit Doris Sylvanus puas terhadap kinerja
pelayanan baik tindakan maupun sikap perawat selama memberikan asuhan keperawatan.

4. Money

Sistem pengajian di ruang bougenville ditentukan oleh pemerintah sesuai pangkat dan
golongan. Sistem budgeting merupakan bagian dari sistem perencanaan. Tarif pelayanan
keperawatan dan dokter disesuaikan dengan perda yang ada. Penentuan pembagian intenif
sesuai dengan pembagian yang telah ditetapkan. Penyediaan kebutuhan bahan habis pakai di
ruangan dapat langsung diperoleh melalui amprahan permintaan barang ke depo farmasi.
Penyediaan alat/fasilitas ruangan dapat dilakukan melalui prosedur permintaan barang yang
diajukan kebagian administasi rumah sakit.

5. Marketing

Pelanggan rumah sakit adalah pasien umum (bayar sendiri) dan pelanggan peserta
asuransi kesehatan seperti BPJS, KIS, Jamsospek. Hasil pengkajian di Ruang Nusa Indah,
70,59% pasien yang dirawat adalah pasien umum (bayar sendiri), 11,76% pasien Askes dan
17,64% adalah pasien Askeskin.

Adanya kerjasama yang baik antara Institusi Pendidikan Kesehatan dan Rumah Sakit
untuk kegiatan praktek klinik mahasiswa

You might also like