Professional Documents
Culture Documents
Pengkajian Analisa Data
Pengkajian Analisa Data
Pengkajian Analisa Data
Pada tahun1960 Klinik pindah ke Jl. Suprapto (rumah mantan Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi Kalimantan Tengah) dan pada tahun 1961 pindah lagi di Jl
Bahutai Dereh (sekarang Jl. Dr Sutomo Nomor 9) dan berubah menjadi rumah sakit
kecil berkapasitas 16 tempat tidur yang dilengkapi dengan peralatan kesehatan beserta
laboratorium.
Sampai dengan tahun 1973 Rumah Sakit Palangka Raya masih dibawah
pengelolaan / milik Pemerintah Dati II Kodya Palangka Raya dan selanjutnya
dialihkan pengelolaannya / menjadi milik Pemerintah Propinsi Dati I Kalimantan
Tengah. Rumah sakit terus dikembangkan menjadi 67 tempat tidur dan pada tahun
1977 secara resmi menjadi rumah sakit kelas D (sesuai dengan klasifikasi Departemen
Kesehatan RI). Kapasitas terus meningkat menjadi 100 tempat tidur pada tahun 1978
Pada tahun 1980 kelas rumah sakit ditingkatkan menjadi kelas C sesuai
dengan kriteria Departemen Kesehatan RI dan SK Gubernur Kalimantan Tengah
Nomor 641/ KPTS/ 1980 dengan kapasitas 162 tempat tidur.
Sembilan belas tahun kemudian pada tahun 1999 sesuai Perda Nomor 11
tahun 1999 RSUD dr. Doris Sylvanus kelasnya ditingkatkan menjadi kelas B non
pendidikan walaupun belum diterapkan secara operasional karena pejabatnya belum
dilantik. Dengan dilantiknya pejabat pengelola pada 1 Mei 2001, maka kelas B non
pendidikan mulai diberlakukan secara operasional. Pada Tahun 2011 RSUD dr. Doris
Sylavanus terakreditasi 12 pelayanan dan menjadi Badan Layanan Umum Daerah.
Untuk pengelolaan rumah sakit tahun 2004 dana didapat dari Anggaran Rutin
(DIKDA) sebesar Rp. 23.320.340.000.-(dua puluh tiga milyard tiga ratus dua puluh
juta tiga ratus empat puluh ribu rupiah), dengan realisasi sebesar Rp. 21.325.183.877.-
(dua puluh satu milyard tiga ratus dua puluh lima juta seratus delapan puluh tiga ribu
delapan ratus tujuh puluh tujuh rupiah). Dana Pembangunan/Proyek (DIPDA) tahun
2004 sebesar Rp. 4.000.000.000.- (empat milyard rupiah) dengan realisasi sebesar Rp.
3.726.302.900.- (tiga milyard tujuh ratus dua puluh enam juta tiga ratus dua ribu
sembilan ratus rupiah), atau sama dengan 93,16 %. Penerimaan/Pendapatan rumah
sakit sepanjang tahun 2004 adalah sebesar Rp. 7.453.903.395.- (tujuh milyard empat
ratus lima puluh tiga juta sembilan ratus tiga ribu tiga ratus sembilan puluh lima
rupiah), dari target pendapatan tahun 2004 sebesar Rp. 7.500.000.000.- (tujuh milyard
lima ratus juta rupiah) atau hanya 99,39 %.
Pelayanan Rawat Inap terdiri dari 17 (tujuh belas) ruangan yang terdiri dari :
Penyakit Dalam Pria, Penyakit Dalam Wanita, Kebidanan dan Kandungan, Bedah
Pria, Bedah Wanita, Anak, Penyakit Paru, Syaraf-THT-Mata-Gigi dan Mulut,
Perinatologi, Kelas Utama, VIP I, VIP II, VIP III, ICU, ICCU, NICU (Neurology
Intensive Care Unit)dan Haemodialisa (ruang untuk cuci darah). Penunjang Pelayanan
(Instalasi) terdiri dari : Gawat darurat (IGD), Farmasi, Patologi Klinik, Anestesi,
Radiologi, Rehabilitasi Medik, Bedah sentral, Gizi, Pemeliharaan Sarana dan Sarana
serta Kamar Jenazah.
Misi :
1. Meningkatkan pelayanan yang bermutu prima dan berbasis ilmu pengetahuan
dan Teknologi Kedokteran (IPTEKDOK)
2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang profesional dan berkomitmen
tinggi.
3. Meningkatkan prasarana dan sarana yang modern.
4. Meningkatkan manajemen yang efektif dan efisien
5. Meningkatkan kualitas Pendidikan dan Penelitian di Bidang Kedokteran dan
Kesehatan
Motto :
Bajenta Bajorah yang artinya memberikan pelayanan dan pertolongan kepada semua
orang dengan ramah tamah, tulus hati dan kasih sayang
Falsafah:
Pelanggan atau pengunjung rumah sakit adalah insan sosial karena itu hak dan
ketenteramannya harus dijamin dengan cara pelayanan yang bermutu dan santun
2. Komunikasi
a. Telepon : Flexi dan fixed
b. PABX sistem
c. Internet
12 Paviliun I 567
13 Paviliun II 473
22 Instalasi ICU 65
26 Diklat 537
27 Pos Satpam 65
30 Ruangan Genset 49
34 Parkir -
36 Selasar 12.966
Direktur
Aster, S.Kep;Ners
a. Wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan, beberapa perawat pelaksana, dan
CI ruangan.
b. Observasi dilakukan oleh kelompok manajemen pada shift pagi, shift sore dan shift
malam yaitu observasi situasi dan kondisi ruangan, pelayanan asuhan keperawatan,
penyediaan sarana dan prasarana, sistem kerja, dan komunikasi perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan.
c. Penyebaran kuesioner, kuesioner disebarkan pada tanggal 14-15 Mei 2018.
Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan tabulasi dan analisa data.
1. Man
Berdasarkan teori perhitungan jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan sebuah rumah sakit
tergantung pada tingkat ketergantungan klien, kemampuan perawat, rata-rata pasien per
a. Pasien
Pasien yang dirawat di ruang Bougenville adalah pasien dengan berbagai macam jenis
penyakit. Rata-rata jumlah pasien pada tanggal 14-15 Mei 2018 sebanyak 18
orang dengan rincian sebagai berikut:
Klasifikasi Ketergantungan Pasien di Ruang Bougenville
Menurut D. Orem (Self Care Deficit)
Shift Klasifikasi Jumlah Pasien Rata-Rata
Ketergantungan 14/05/2018 15/05/2018
Minimal 7 4 5,5
Parsial 6 6 6
Pagi
Total 4 5 4,5
Jumlah Pasien 17 15 16
Minimal 6 15 10,5
Parsial 6 2 4
Siang
Total 5 2 3,5
Jumlah Pasien 17 19 18
Minimal 7 15 11
Parsial 6 2 4
Malam
Total 5 2 3,5
Jumlah Pasien 18 19 18,5
Rata-Rata Jumlah Pasien 17,33 17,67 17,5
No Nama Penyakit
1 Anemia
2 CKD
3 DM
4 Hipertensi
5 Efusi pleura
6 Ulkus dekubitus
7 Renal failure
8 Ulkus peptikum
9 Hiperglikemi
10 Stroke
b. Tenaga
1) Kuantitas
No Pendidikan Jumlah
1 S1 Keperawatan Ners 3
2 D3 Keperawatan 11
3 SPK 1
Jumlah tenaga keperawatan yang libur = jumlah hari minggu per tahun+jumlah
hari libur nasional pertahun x A Jumlah hari kerja per tahun
= (52+16+5) x11
365-73
= 2,75 = 3 orang
Jadi, jumlah perawat yang libur adalah 3 orang.
Berdasarkan perhitungan Douglas, maka jumlah perawat yang dibutuhkan di
Bougenville adalah sebanyak 11 orang ditambah perawat yang libur/cuti 3
orang, jadi total tenaga yang dibutuhkan adalah 14 orang
2. Material
a. Pencahayaan : Terang di semua ruang bisa untuk membaca, cukup sinar matahari
b. Ventilasi : Segar, banyak udara masuk melalui lubang angin dan jendela.
c. Lantai : Lantai keramik, bersih dan kering.
d. Atap : Rapat/tidak bocor, bagian dalam bersih
e. Dinding : Kuat, tidak retak, bersih
f. Sarana air bersih : Tersedia
g. Pembuangan air limbah : Lancar
h. Tempat sampah medis dan non medis terpisah
Bougenville memiliki kapasitas 23 tempat tidur dengan 6 ruangan, yaitu kamar 2 yang
terdiri dari 5 tempat tidur, kamar 3 terdiri dari 3 tempat tidur, kamar 4 terdiri dari 7 tempat
tidur, kamar 5 terdiri dari 3 tempat tidur, kamar 6 terdiri dari 2 tempat tidur, kamar 7 terdiri
dari 1 tempat tidur.
Fasilitas Untuk Petugas
Daftar Nama Alat Keperawatan dan jumlah yang tersedia di Ruang Bougenville
RSUD Doris Sylvanus:
Jumlah
No Nama Barang Keadaan
yang ada
4 Keranjang injeksi 5
7 Bed Pasien 23
8 Brancard/Stretcher 1
9 Buli-Buli Panas -
10 EKG 3
11 Gunting Bengkok -
12 Gunting Perban 1
13 Gunting Tajam 3
14 Gunting Tumpul -
15 Gunting Hecting 1
16 Irigator+selang 1
17 Kom kecil 2
18 Korentang 2
19 Masker Oksigen 4
20 Nierbekken 9
21 Pinset Anatomis 5
22 Pinset sirurgis 3
23 Pispot (Stickpan) 8
24 Reflek hammer -
25 Regulator oksigen 8
26 Sputum Pot -
27 Standar infus 25
28 Sterilisator -
29 Stetoskop 3
30 Suction Pump 2
31 Tensimeter Raksa Dewasa 1
32 Tensimeter Digital 1
35 Timbangan Dewasa 1
36 Tongue Spatel 1
37 Torniquete 2
41 Nebulizer 1
42 Tabung Oksigen 9
43 Oksigen transport 2
44 Infus pump 1
45 Syringe pump 2
46 Vasculuminator 1
47 Pasien monitor 2
Daftar Obat, dan Jumlah yang tersedia di Ruang Bougenville RSUD Doris Sylvanus:
No Nama
1 Ketorolac
2 Esomeprazole
3 Ondansentron
4 Spironolaktone
5 Tramodol HCl
6 Furosemid
7 Norepinefrin
8 Vaisan be
9 Cepoperazone
10 Ceftazidime
11 Laxasium
12 Sucralfat
13 Kalbamin
14 Moxifloxacin HCl
15 Meropenem
16 Ceprofloxacin
17 Ceftriaxone Sodium
18 Mecobalamin
19 Betadin
20 Resfor Acetylcysteine
21 Pantoprazole
22 Epilax
23 Metyfronosolone
24 Manitol
25 NaCl 0,9%
26 Ringer Laktat
27 Glukosa 5%
28 Dextrose infus 10%
29 KA-EN 4B
30 Wida D5
31 Wida KN-2
32 NaCl Dextrose
33 Futrolin
34 Tutofusin
35 Aminofluid
36 Hidromal
37 Aminoleban
38 Otsu Salin 3
39 Maftos-10
40 Otsu D5
41 Otsu NS
42 Kalbamin
43 Paracetamol
44 SP 5 cc
45 SP 3 cc
46 SP 10 cc
47 SP 60 cc
48 NGT No 18
49 NGT No 16
50 Urine Bag
51 Abocath No 18
52 Abocath No 20
53 Abocath No 22
54 Abocath No 24
Daftar Alat Tenun, dan Jumlah yang tersedia di ruang Bougenville RSUD Doris
Sylvanus
Keadaan
Nama Barang Jumlah Baik Kurang Rusak
Baik Berat
Gorden
Laken 47 47 - -
Sarung bantal 47 47 - -
Stik laken - - - -
Perlak 8 8 - -
Sarung oksigen - - - -
Baju operasi 13 13 - -
Baju pasien - - - -
Baju kemoterapi 1 1 - -
Selimut biru/lurik 4 4 - -
Waslap 18 18 - -
Duk 1 1 - -
Daftar Alat Rumah Tangga dan Jumlah yang tersedia di Ruang Bougenville RSUD
Doris Sylvanus:
Keadaan
No Nama barang Jumlah Kurang Rusak
Baik
Baik Berat
1 Lemari pasien 23 23
2 Lemari kantor 4 4
3 Lemari alat tenun 2 2
4 Meja kantor 2 2
5 Kursi kantor 5 5
6 Kursi tunggu 7 7
7 Papan tulis 1 1
8 Kursi kayu 3 3
9 Lemari kayu 5 5
10 Sofa set 1 1
11 Rak handuk 1 1
12 Rak sepatu 1 1
13 Loker untuk perawat 12 12
14 Kasur busa 23 23
15 Bantal 23 23
16 Kulkas 3 3
17 Rak piring 1 1
18 Baki 8 8
19 Ember besar 2 2
20 Tempat sampah 13 13
21 Kipas Angin 4 4
22 Wastafel 5 5
23 Tempat tidur fungsional 1 1
Pengadaan logistik di ruangan Bougenville kurang lengkap baik alat tenun
maupun alat-alat kesehatan. Namun untuk kelengkapan peralatan alat-alat perawatan
luka seperti bak intrumen, kom kecil, pinset, gunting steril masih harus ditingkatkan
lagi.
3. Methode
Berdasarkan hasil pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa standar ruangan visi
dan misi RSUD dr.Doris Sylvanus, struktur organisasi ruang Bougenville, Ruang
Bougenville sudah memiliki standar asuhan keperawatan (SAK), standar operasional
prosedur (SOP), struktur organisasi ruangan Bougenville , format pengkajian keperawatan,
Kelengkapan setiap tahap pendokumentasian askep, Bed Occupancy Ratio (BOR), Average
Length Of Stay (ALOS), Turn Over Interval (TOI) dalam hal ini hasil observasi tergolong
dalam kategori sangat baik (100%).
2. MPKP
a. Penerapan MPKP Bougenville melaksanakan MPKP dengan metode Tim, dapat dijelaskan
sebagai berikut : Dalam daftar dinas Bougenville dikepalai oleh satu katim.
Operan shift dan pengaturan shift tiap hari terbagi menjadi 3 shift, yaitu shift pagi dari jam
07.00 WIB-14.00 WIB, shift sore dari jam 14.00 WIB -21.00 WIB dan shift malam dari jam
21.00 WIB-07.00 WIB.
Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan metode Tim belum optimal karena kurangnya
tenaga keperawatan.
Hasil observasi Ketua Tim Ruang Bougenville, Ketua tim di Ruang Bougenville dapat
menyusun rencana jangka pendek seperti rencana harian dan rencana bulanan. Ketua tim
dapat merencanakan atau membuat asuhan keperawatan, ketua tim dapat mengobservasi
pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat pelaksana. Ketua tim dapat
melaksanakan supervisi kepada anggota timnya, ketua tim membagi alokasi klien kepada
perawat pelaksana. Dalam hal ini hasil observasi tergolong dalam kategori sangat baik
(100%).
Hasil observasi Anggota Tim Ruang Bougenville, anggota tim Ruang Bougenville
telah dapat melakukan tindakan sesuai dengan kelompok lainnya, anggota tim memberikan
asuhan keperawatan pada klien dibawah tanggung jawabnya, anggota tim dapat bekerja sama
dengan sesama anggota tim dan antar tim, anggota tim dapat memberi laporan kepada ketua
tim, anggota tim dapat melakukan implementasi masing-masing.kepada klien. Dalam hal ini
hasil observasi tergolong dalam kategori sangat baik (100%).
MAKP
Tindakan safety perawat selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan,
perawat menggunakan handscoon, menggunakan masker setiap melakukan tindakan, Jika
tertusuk jarum yang telah terkontaminasi tubuh klien segera mencuci daerah tusukan dengan
air mengalir, perawat menutup jarum suntik dengan satu tangan dengan tutup jarum berada
diatas meja, perawat tidak menggunakan kembali jarum yang sudah dipakai, perawat dapat
memisahkan antara limbah medis, limbah berbahaya dan limbah rumah tangga. Dalam hal ini
hasil observasi tergolong dalam kategori sangat baik (100%).
Perawat dapat mencuci tangan dengan 7 langkah, menggosok bagian telapak tangan
dengan telapak tangan satunya lalu masukan jari-jari tangan kanan ke sela-sela jari tangan
kiri, memindahkan telapak tangan kanan ke punggung tangan kiri, gosokan tanpa saling
melepaskan lalu memasukan jari-jari tangan kanan ke sela tangan kiri. Lakukan pada tangan
yang sama, menggosok garis telapak tangan. Menggosok kuku dan kuku dalam keadaan
pendek. Membersihkan jempol tangan kanan dengan menggenggamnya dengan tangan kiri
lalu putar-putar, dan melakukan pada tangan yang satunya lagi. Memegang pergelangan
tangan kanan dan bergantian dengan tangan kiri. Membersihkan tangan dengan air mengalir,
lalu keringkan dengan handuk, perawat memakai handscoon dalam melakukan setiap
tindakan, menggunakan masker setiap melakukan tindakan. Jika tertusuk jarum yang telah
terkontaminasi tubuh klien segera mencuci daerah tusukan dengan air mengalir, perawat
mencuci tangan dengan menggunakan sabun, perawat menutup jarum suntik dengan satu
tangan dengan tutup jarum berada diatas meja, perawat tidak menggunakan kembali jarum
yang sudah dipakai, perawat memisahkan antara limbah medis, limbah berbahaya dan limbah
rumah tangga.
Timbang Terima
Discharge planning
Berdasarkan hasil angket 4 pasien yang sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit saat
kami melakukan pengkajian, 62 % pasien menyatakan bahwa perawat memberikan
penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang perawatan/pengobatan/pemeriksaan lanjutan
setelah pasien diperbolehkan pulang.
4. Money
Sistem pengajian di ruang bougenville ditentukan oleh pemerintah sesuai pangkat dan
golongan. Sistem budgeting merupakan bagian dari sistem perencanaan. Tarif pelayanan
keperawatan dan dokter disesuaikan dengan perda yang ada. Penentuan pembagian intenif
sesuai dengan pembagian yang telah ditetapkan. Penyediaan kebutuhan bahan habis pakai di
ruangan dapat langsung diperoleh melalui amprahan permintaan barang ke depo farmasi.
Penyediaan alat/fasilitas ruangan dapat dilakukan melalui prosedur permintaan barang yang
diajukan kebagian administasi rumah sakit.
5. Marketing
Pelanggan rumah sakit adalah pasien umum (bayar sendiri) dan pelanggan peserta
asuransi kesehatan seperti BPJS, KIS, Jamsospek. Hasil pengkajian di Ruang Nusa Indah,
70,59% pasien yang dirawat adalah pasien umum (bayar sendiri), 11,76% pasien Askes dan
17,64% adalah pasien Askeskin.
Adanya kerjasama yang baik antara Institusi Pendidikan Kesehatan dan Rumah Sakit
untuk kegiatan praktek klinik mahasiswa