Professional Documents
Culture Documents
Laporan Hidroponik
Laporan Hidroponik
Laporan Hidroponik
A. Latar Belakang
Sarwono, 2013).
banyak kelebihan yaitu: pada tanah yang sempit dapat ditanami lebih banyak
tanaman dari pada yang seharusnya, keberhasilan tanaman untuk tumbuh dan
air dan pupuk lebih efisien karena dapat dipakai ulang, tanaman yang mati mudah
diganti dengan tanaman yang baru, tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak,
beberapa jenis tanaman dapat dibudidayakan di luar musim, dan tidak ada resiko
kondisi alam. Sedangkan kelemahan hidroponik yaitu : biaya investasi awal lebih
mahal dan sangat dipengaruhi oleh konsentrasi dan komposisi pupuk, pH dan
dapat diusahakan di berbagai tempat, baik di desa, di kota, di lahan terbuka, atau
di atas apartemen sekalipun. Luas tanah yang sempit, kondisi tanah kritis, hama
dan penyakit yang tak terkendali, keterbatasan jumlah air irigasi, musim yang
2
tidak menentu, dan mutu yang tidak seragam bisa ditanggulangi dengan sistem
musim. Oleh karena itu, harga jual panennya tidak khawatir akan jatuh.
relatif bersih, media tanamnya steril, tanaman terlindung dari terpaan hujan,
serangan hama dan penyakit relatif kecil, serta tanaman lebih sehat dan
karena batang sayur-sayuran tidak terlalu besar dan berat. Hidroponik selain
memberi manfaat produktif, juga bisa diletakkan di teras untuk untuk hiasan
karena secara visual terlihat indah. Sayuran merupakan sumber makanan yang
Tanaman pakcoy (Brassica rapa L.) termasuk dalam jenis sayur sawi yang
mudah diperoleh dan cukup ekonomis. Saat ini pakcoy dimanfaatkan oleh
sendiri oleh masyarakat dengan menggunakan media tanam dalam polibag. Media
tanam dapat dibuat dari campuran tanah dan kompos dari sisa limbah (Prasasti
2014).
3
salah satu sayuran daun yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Tanaman ini juga
dapat tumbuh di dataran tinggi dan dataran rendah (Haryanto, et al, 1995).
daun kerabat dari sawi yang berumur pendek dan merupakan sayur introduksi dari
Cina. Tanaman ini memiliki daun yang bertangkai, berbentuk agak oval, berwarna
hijau tua, dan mengkilap. Tangkai daunnya berwarna putih atau hijau muda,
Salah satu cara yang cara yang dapat mendukung pertumbuhan dan
salah satu teknologi bercocok tanam dengan menggunakan air, nutrisi dan oksigen
tanpa menggunakan tanah sebagai media tumbuhnya. Ada enam jenis sistem
penanaman secara hidroponik ,, yaitu sistem sumbu, sistem kultur air, sistem
pasang surut, sistem irigasi tetes, sistem NFT dan sistem aerponik (Krisnawati,
2014).
B. Tujuan Praktikum
kombinasi berbagai macam air dan berbagai jenis dosis nutrisi terhadap
A. Definisi Hidroponik
Prinsip-prinsip dasar hidroponik dapat diterapkan dalam macam cara, yang dapat
hidroponik yang telah dikembangkan selama 45 tahun ini, dapat dibagi menjadi
semata-mata dalam air yang dilengkapi dengan larutan zat makanan. Metoda yang
disteril, ke dalamnya sejumlah air dan larutan zat makanan dipompakan masuk.
menggunakan tanah tetapi menggunakan air yang berisi larutan nutrient. Media
tanam lain dapat berupa kerikil, pasir, gabus, arang, zeolit, atau tanpa media
agregat (hanya air). Media tersebut biasanya bebas dari unsur hara (steril)
sementara itu pasokan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dialirkan ke dalam
media tersebut melalui pipa atau disiramkan secara manual. Nutrien atau pupuk
hidroponik yang telah dilarutkan dalam air didistribusikan kepada media dengan
jalan jaringan mikro irigasi, yaitu meneteskan dengan jaringan ke media tanaman
dan langsung diserap, tidak bisa kembali lagi. Media tanaman hidroponik tidak
mempunyai zat hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Pemberian larutan nutrien
secara terus menerus ke dalam media tanaman hidroponik sangat diperlukan dan
5
tanaman dengan sistim hidroponik dikenal dua sistem pengairan, yaitu sistem
genangan air dan sistem pengaliran air. Sistem genangan air adalah suatu system
dengan cara memasukkan air pada wadah (pot) dengan ukuran ketinggian air
didalam wadah jangan melampaui akar atau akar jangan terendam oleh genangan
air, hal ini untuk menghindari supaya jangan membusuknya akar tanaman. Sistem
budidaya tanaman sistem hidroponik, baik unsur hara esensial makro maupun
digunakan dan yang biasa petani gunakan untuk pemupukan tanaman. Larutan
nutrisi yang diberikan terdiri atas garam-garam makro dan mikro yang dibuat
oleh tanaman. Media tanam yang baik merupakan media yang dapat mendukung
budidaya hiroponik adalah media yang bersifat porus dan aerasi baik serta nutrisi
yaitu dapat menyerap dari penghantar air, tidak mempengaruhi pH air, tidak
mengubah warna, tidak mudah lapuk dan membusuk. Media tanam kultur
hidroponik dapat dibagi menjadi dua, yaitu media tanam anorganik, contohnya
batu apung yang berasal dari bebatuan larva gunung berapi. Sifatnya ringan, sukar
lapuk, tidak mempengaruhi pH, porous mudah menyerap dan menyimpan air,
serta mengalirkan air dalam jumlah yang banyak. Batu apung terbaik untuk media
tanam hidroponik perlu direkayasa menjadi sebesar kerikil (Fitter dan Hay, 2000).
ditentukan tingkat suhu, kelembaban, serta jumlah sinar di tempat dimana kita
memperoleh energy, tapi juga erat kaitannya dengan kelembaban udara. Pada
cahaya adalah salah satu bagian penting dalam proses fotosintesis (Lakitan, 2004).
tempat bibit yang di tanam. Akan tetapi, pada hidroponik pupuk diberikan dalam
bentuk larutan dan lebih dikenal dengan istilah nutrien. Kandungan unsur hara
media tanah. Unsur hara yang dibutuhkan terdiri dari unsur makro (N, P, K, Ca,
Mg, dan S) dan unsur mikro (Mn, Cu, Mo, Zn, dan Fe) (Palungkun, dkk, 1999).
Banyak hal yang dapat menyebabkan hidroponik gagal dan kurang subur,
jalan pemanasan atau bisa pula dengan menyikatnya sampai bersih dengan
menggunakan air sabun yang hangat. Menggunakan media kultur porous ini
tergolong mudah. Hanya saja bila menggunakan media ini tanaman akan mudah
termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah
dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di China selatan dan China pusat
serta Taiwan. Sayuran ini merupakan introduksi baru di Jepang dan masih
sefamili dengan Chinese vegetable. Saat ini pakcoy dikembangkan secara luas di
Pakcoy atau biasa yang disebut dengan sawi sendok termasuk tanaman
sayur yang tahan panas, sehingga bisa ditanam di dataran rendah hingga dataran
tinggi (100-1.000 mdpl), akan tetapi hasil panen akan lebih baik bila ditanam di
dataran tinggi. Tanaman pakcoy tahan terhadap air hujan, sehingga dapat ditanam
sepanjang tahun. Saat musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman
secara teratur. Tanaman ini dapat dipanen pada umur 30-45 hari setelah tanam
8
(HST) dengan potensi produksi 20-25 ton ha-1 dan kebutuhan benih pakcoy 400-
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rhoeadales
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
berbentuk bulat panjang yang menyebar ke semua arah pada kedalaman antara 30-
sehingga hampir tidak kelihatan. Batang ini berfungsi sebagai pembentuk dan
penopang daun. Pakcoy memiliki daun yang halus, tidak berbulu dan tidak
membentuk krop. Tangkai daunnya lebar dan kokoh, tulang daun dan daunnya
mirip dengan sawi hijau, namun daunnya lebih tebal dibandingkan dengan sawi
Struktur bunga tanaman sawi tersusun dalam tangkai bunga yang panjang
dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga terdiri atas empat helai daun kelopak,
empat helai daun mahkota, empat helai benang sari, dan satu buah putik yang
9
berongga dua. Penyerbukan bunga tanaman ini dapat berlangsung dengan bantuan
serangga maupun oleh manusia. Buah tanaman sawi termasuk tipe buah polong
berbentuk memanjang dan berongga dengan biji berbentuk bulat kecil berwarna
0,7% serat, dan 0,8% abu. Pakcoy merupakan sumber dari vitamin dan mineral
1. Air Sumur
Air sumur adalah air tanah yang mengandung fosfor dan zat kapur. Air
sumur baik digunakan untuk penyiraman tanaman. Air sumur juga mengandung
2. Air Hujan
Kandungan air hujan berasal dari reaksi pelarutan mineral yang ada di
H2CO, ion hidrogen, dan ion bikarbonat. Meski air hujan tidak banyak memiliki
kandungan unsur hara yang banyak tetapi air hujan dapat melarutkan banyak zat
hara. Air hujan membuat tanaman subur karena mengandung banyak unsur N
sehingga banyak mineral yang terbuang. Air PDAM sudah diberi klorin / kaporit
10
pengurai, pelarut hara, pemfiksasi (N), dan mikoriza. Sehingga tanamannya jadi
kurang subur. Air PDAM yang mengandung kaporit/klorin dalam jangka panjang
akan meracuni tanaman mulai dari pH tanah, kesadaran, KTK tanah, residu klorin,
dan kekahatan/kekurangan unsur lain yang tertekan oleh klorin. Tanah yang sering
disiram dengan air ini akan cepat keras karena akumulasi klorin yang berlebih,
Bahan
Air Sumur, Air PDAM, dan Air Hujan. Air Sumur, Air PDAM, dan Air
teknik hidroponik.
pengganti tanah.
Alat
Gelas Ukur. Gelas ukur 100 mL untuk mengukur volume zat cair.
Box Tanaman. Box tanaman yang digunakan dari sterofoam ukuran (10
liter).
Gelas Air Mineral. Gelas air mineral digunakan untuk tempat media
tanam.
media tanam.
12
tanam).
sterofoam.
Metode Penelitian
(RAL) dua faktor berupa kombinasi berbagai macam air dan berbagai jenis dosis
Pelaksanaan Praktikum
Pelaksanaan
3. Memberi lubang setiap kotak rockwool menggunakan tusuk gigi atau dengan
pinset.
tanam)
7. Meletakkan potongan rockwool ke dalam gelas air mineral yang sudah diberi
flanel (sumbu)
8. Meletakkan gelas air mineral ke dalam sistem hidroponik yang sudah diberi
10. Pemanenan
14
Pengamatan
yaitu :
Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum ini disajikan dalam grfik berikut :
Grafik 1. Hasil pengamatan tinggi tanaman selama 4 minggu setelah tanam (MST)
Tinggi Tanaman
25
20
15
10
0
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
Grafik 2. Hasil pengamatan jumlah daun selama 4 minggu setelah tanam (MST)
Jumlah Daun
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
Grafik 3. Hasil pengamatan Tinggi tanaman, Panjang daun, dan berat basah
Tinggi Tanaman
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
Tinggi Tanaman Panjang Daun Berat Basah
Pembahasan
Pada pengamatan tinggi tanaman dilihat dari grafik 1 tinggi tanaman setiap
tertinggi adalah pada perlakuan A1N2 (Air sumur + nutrisi 20 mL) yaitu sebesar 5
cm, sedangkan rata-rata tinggi tanaman terendah ada 2 perlakuan yaitu pada
perlakuan A2N1 (Air PDAM + nutrisi 10 mL) dan A3N1 (Air Hujan + nutrisi 10
mL) 0,3 cm. Pada minggu kedua rata-rata tinggi tanaman tertinggi adalah pada
perlakuan A1N2 (Air sumur + nutrisi 20 mL) yaitu sebesar 12 cm, sedangkan
rata-rata tinggi tanaman terendah adalah pada perlakuan A3N1 (Air Hujan +
nutrisi 10 mL) yaitu sebesar 0,4 cm. Pada minggu ketiga rata-rata tinggi tanaman
tertinggi adalah pada perlakuan A1N2 (Air sumur + nutrisi 20 mL) yaitu sebesar
17
21 cm, sedangkan rata-rata tinggi tanaman terendah adalah pada perlakuan A3N1
(Air Hujan + nutrisi 10 mL) yaitu sebesar 5,1 cm. Dan pada minggu keempat rata-
rata tinggi tanaman tertinggi adalah pada perlakuan A1N2 (Air sumur + nutrisi 20
mL) 25 cm, sedangkan rata-rata tinggi tanaman terendah adalah pada perlakuan
Jumlah daun juga bertambah banyak setiap minggunya, dilihat pada grafik
2 pada minggu pertama rata-rata jumlah daun tertinggi adalah pada perlakuan
A1N2 (Air sumur + nutrisi 20 mL) yaitu sebanyak 6 daun, sedangkan rata-rata
jumlah daun terendah adalah pada perlakuan A3N1 (Air Hujan + nutrisi 10 mL)
yaitu sebanyak 2 daun. Pada minggu kedua ada 2 rata-rata jumlah daun tertinggi
yaitu pada perlakuan A1N2 (Air sumur + nutrisi 20 mL) dan A2N2 (Air PDAM +
nutrisi 20 mL) yaitu sebanyak 8 daun, sedangkan rata-rata jumlah daun terendah
adalah pada perlakuan A2N1 (Air PDAM + nutrisi 10 mL) yaitu sebanyak 4,5
daun. Pada minggu ketiga rata-rata jumlah daun tertinggi adalah pada perlakuan
A1N1 (Air sumur + nutrisi 10 mL) dan A3N2 (Air Hujan + nutrisi 20 mL) yaitu
sebanyak 10,5 daun, sedangkan rata-rata jumlah daun terendah adalah pada
perlakuan A2N2 (Air PDAM + nutrisi 20 mL) yaitu sebanyak 6,5 daun. Pada
minggu keempat rata-rata jumlah daun tertinggi adalah pada perlakuan A2N2 (Air
PDAM + nutrisi 20 mL) dan A3N2 (Air Hujan + nutrisi 20 mL) yaitu sebanyak 16
daun, sedangkan rata-rata jumlah daun terendah adalah pada perlakuan A3N1 (Air
lebar daun dan berat basah tanaman semua perlakuan yang hasilnya dapat di lihat
18
pada grafik 3. Tinggi tanaman tertinggi adalah pada perlakuan A1N1 (Air sumur
+ nutrisi 10 mL) yaitu sebesar 60 mm, sedangkan tinggi tanaman terendah adalah
pada perlakuan A3N2 (Air Hujan + nutrisi 20 mL) yaitu sebesar 21 mm, hal ini
disebabkan oleh jenis air yang digunakan, air sumur baik untuk tanaman karena
mengandung unsure hara fosfor dan zat kapur. Penambahan unsure hara fosfor
dan zat kapur yang terkandung di dalam air sumur juga mempengaruhi sehingga
Lebar daun tertinggi adalah pada perlakuan A3N1 (Air Hujan + nutrisi 10
mL) yaitu sebesar 48 mm, sedangkan lebar daun terendah adalah pada perlakuan
A3N2 (Air Hujan + nutrisi 20 mL) yaitu sebesar 18 mm, hal ini disebabkan oleh
air hujan yang membuat tanaman subur karena mengandung banyak unsur N
Berat basah tertinggi adalah pada perlakuan A1N2 (Air sumur + nutrisi 20
mL) yaitu sebesar 170 g, sedangkan berat basah terendah adalah pada perlakuan
A2N2 (Air PDAM + nutrisi 20 mL) yaitu sebesar 60 g. Hal ini disebabkan oleh air
sumur lebih baik dibandingkan air PDAM karena Air PDAM mengandung
Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dan hasil yang telah diperoleh, maka
1. Perlakuan A1N2 (Air sumur + nutrisi 20 mL) memiliki berat basah tertinggi,
basah terendah.
3. Perlakuan A3N1 (Air Hujan + nutrisi 10 mL) memiliki lebar daun tertinggi,
perlakuan A3N2 (Air Hujan + nutrisi 20 mL) memiliki lebar daun terendah.
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut:
1. Agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan, maka
pengamatan.
Falah, Siswa dan M. Affan Fajar. 2000. Produksi Tanaman dan Makanan dengan
Menggunakan Hidroponik Sederhana hingga Otomatis. IO PPI Jepang.
Fitter dan., Hay, 2000. Hidroponik Tanaman Buah untuk Bisnis dan Hobi.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Haryanto, Eko, Tina Suhartini, Estu Rahayu, dan Hendro Sunarjono. 1995. Sawi
dan Selada. Penebar Swadaya. Jakarta.
Haryanto, W., T. Suhartini, dan E. Rahayu. 2007. Teknik Penanaman Sawi dan
Selada Secara Hidroponik. Jakarta : Penebar Swadaya.
Lingga, P., dan Marsono, 2004. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Prasasti, D., Prihastanti, E., dan Izzati, M. 2014. Perbaikan kesuburan tanah liat
dan pasir dengan penambahan kompos limbah sagu untuk pertumbuhan dan
produktivitas tanaman Pakchoi (Brassica rapa var.chinensis). Buletin
Anatomi dan Fisiologi Volume XXII, Nomor 2:33-46.
Rubatzky, V.E., dan M. Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia 2 Prinsip, Produksi,
dan Gizi. ITB Press. Bandung.
Siswandi dan Sarwono. 2013. Uji Sistem Pemberian Nutrisi dan Macam Media
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada (Latuca sativa L.) Hidroponik. J.
Agronomika. 08 (01) : 144-148.
Wahyudi. 2010. Petunjuk praktis bertanan sayuran. Agro Media Pustaka, Jakarta.
LAMPIRAN
Penyemaian Benih
23
Pemberian Nutrisi
Penanaman
24