Bab 2 New

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 14

BAB 2

MATERI PENYULUHAN

2.1 Pengertian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan


Pertolongan pertama pada kecelakaan secara harfiah merupakan tindakan yang dapat
diberikan atau dilakukan oleh orang yang tahu, memahami, atau bahkan terlatih mengenai seluk-
beluk anatomi-kesehatan dasar. Kemampuan dasar ini dapat diperoleh melalui pendidikan umum
formal, pelatihan atau pun pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.
Pertolongan pertama mempunyai makna tindakan atau bantuan yang pertama yang
dilakukan dengan cepat dan tepat sebelum korban dibawa ke fasilitas kesehatan yang lebih baik,
sehingga tujuan dari pertolongan pertama pada kecelakaan sesungguhnya adalah: mencegah agar
cedera yang timbul tidak lebih parah, menghentikan perdarahan, mencegah nyeri dan menjamin
fungsi saluran napas, sehingga korban dapat terselamatkan dari bahaya maut semaksimal
mungkin. Ada juga korban tidak hanya mengalami trauma sejenis, tetapi juga kompleks sehingga
penolongpun diharuskan untuk mampu memberikan pertolongan sekaligus atau sesuai prioritas
yang mengancam nyawa.
Keterampilan pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan seperangkat ketrampilan
dan pengetahuan kesehatan yang praktis dalam memberikan bantuan pertama kepada orang lain
yang sedang mengalami musibah, antara lain pada pasien yang berhenti bernafas, pendarahan,
shok, patah tulang, dan lain-lain.
Keterampilan pertolongan pertama pada kecelakaan dan pengetahuan praktis tentang
kesehatan merupakan alat pendidikan bagi masyarakat sekolah sesuai dan selaras dengan
perkembangan ilmu dan teknologi pengobatan, sehingga mereka mampu menjaga kesehatan
dirinya, keluarganya, lingkungannya, dan mempunyai kemampuan yang mantap untuk menolong
orang lain yang mengalami kecelakaan.
Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban
dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan perawatan
dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan
pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit
yang dialami. Pertolongan Pertama biasanya diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang
diantaranya akan menghubungi petugas kesehatan terdekat. Pertolongan ini harus diberikan
secara cepat dan tepat sebab penanganan yang salah dapat berakibat buruk, cacat tubuh bahkan
kematian.
Namun sebelum kita memasuki pembahasan kearah penanggulangan atau pengobatan
terhadap luka, akan lebih baik kita berbicara dulu mengenai pencegahan terhadap suatu
kecelakaan (accident), terutama dalam kegiatan di alam bebas. Selain itu harus kita garis bawahi
bahwa situasi dalam berkegiatan sering memerlukan bukan sekedar pengetahuan kita tentang
pengobatan, namun lebih kepada pemahaman kita akan prinsip-prinsip pertolongan terhadap
korban. Sekedar contoh, beberapa peralatan yang disebutkan dalam materi ini kemungkinan
tidak selalu ada pada setiap kegiatan, aka kita dituntut kreatif dan mampu menguasai setiap
keadaan.
Seiring banyak terjadinya kecelakaan yang terjadi di sekolah, baik kecelakaan kecil
maupun kecelakaan yang mengakibatkan para korbanya harus di bawa ke Rumah Sakit, maka
sekolah mengadakan usaha-usaha pertolongan yang mungkin bisa dilakukan oleh pihak sekolah.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah antara lain :
2.2 Tujuan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Tujuan utama pertolongan pertama pada kecelakaan adalah untuk mempertahankan
korban kecelakaan atau penderita tetap hidup, membuat keadaan korban tetap stabil, dan
menghindarkan kecacatan yang lebih parah, mengurangi rasa nyeri, ketidak nyamanan dan rasa
cemas. Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan yang dilakukan dengan benar akan
mengurangi cacat atau penderitaan dan bahkan menyelamatkan korban dari kematian, tetapi bila
tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan dilakukan tidak baik malah bisa memperburuk
akibat kecelakaan bahkan membunuh korban. sangat penting untuk mengetahui tahap-tahap
pemberian pertolongan pertama terutama pada keadaan yang membahayakan jiwa, misalnya
dimana denyut jantung dan pernapasan telah berhenti, perdarahan, tersedak, dan keracunan.
2.3 Prinsip Dasar Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Beberapa prinsip yang harus ditanamkan pada jiwa petugas pertolongan pertama pada
kecelakaan apabila menghadapi kecelakaan baik di lingkungan maupun di luar lingkungan
sekolah, adalah sebagai berikut ini:
2.3.1 Bersikap tenang dan tidak bole panik. Kita diharapakan menjadi penolong bukan
pembunuh atau menjadi korban selanjutnya (ditolong).
2.3.2 Gunakan mata dengan jeli, setajam mata elang (mampu melihat burung kecil diantara
dedaunan), kuatkan hati atau tega melakukan tindakan yang membuat korban menjerit
kesakitan sementara demi keselamatannya, lakukan gerakan dengan tangkas dan tepat
tanpa menambah kerusakan.
2.3.3 Pastikan anda bukan menjadi korban berikutnya, seringkali kita lengah atau kurang
berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban,
periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.
2.3.4 Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien. Hindarkan sikap
sok pahlawan. Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun sarana
pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan
dipahami oleh seluruh anggota.
2.3.5 Perhatikan keadaan sekitar kecelakaan cara terjadinya kecelakaan, cuaca dan
sebagainya.
2.3.6 Perhatikan keadaan penderita apakah pingsan, ada perdarahan dan luka, patah tulang,
merasa sangat kesakitan.
2.3.7 Periksa pernafasan korban. Kalau tidak bernafas, periksa dan bersihkan jalan nafas lalu
berikan pernafasan bantuan.
2.3.8 Periksa nadi/denyut jantung korban. Kalau jantung berhenti, lakukan pijat jantung luar.
Kalau ada perdarahan massif segera hentikan.
2.3.9 Setelah keadaannya mulai stabil, periksa ulang cedera penyebab atau penyerta. Kalau
ada fraktur (patah tulang lakukan pembidaian pada tulang yang patah). Janagn buru-buru
menmindahkan atau membawa ke klinik atau rumah sakit sebelum tulang yang patah
dibidai.
2.3.10 Biasakan membuat cataan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan,
identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dan sebagainya. Catatan ini berguna bila
penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.
2.3.11 Sementara memberikan pertolongan, anda juga harus menghubungi petugas medis atau
rumah sakit rujukan.
2.4 Sistematika Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan baik di lingkungan
maupun di luar lingkungan sekolah adalah sebagai berikut:
2.4.1 Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-
korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan
diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih
mungkin untuk ditolong.
2.4.2 Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya. Pentingnya menjauhkan dari
sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan
memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan
pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada
kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu
dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban.
2.4.3 Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan.
2.4.4 Segera amati bila terjadi pendarahan, karena jika yang keluar dari pembuluh darah besar
dapat membawa kematian dalam waktu 3-5 menit. Dengan menggunakan saputangan
atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan kuat-kuat kemudian ikatlah saputangan
tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun juga agar saputangan tersebut
menekan luka-luka itu. Kalau lokasi luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahan
lebih tinggi dari bagian tubuh.
2.4.5 Korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh yang
lain. Apabila korban muntah-muntah dalm keadaan setengah sadar, baringankan
telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini
juga dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan tersedak muntahan,
darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita mengalami cidera di dada dan
penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk.
2.4.6 Jangan memindahkan korban secara terburu-buru, korban tidak boleh dipindahakan dari
tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang dialaminya kecuali
bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut.
Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta
tulang-tulang yang patah dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah supaya kepala
korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat
oleh kotoran atau muntahan.
2.4.7 Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan. Setelah dilakukan pertolongan
pertama pada korban setelah evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau
rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan
mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan selanjutnya kepada
dokter atau tenaga medis yang berkompeten.
2.5 Kasus-Kasus Kecelakaan dan Langkah-Langkah Pertolongannya
Dalam makalah ini kami akan membahas secara praktis pertolongan pertama yang
diberikan kepada korban kecelakaan atau kasus-kasus darurat yang sering kita amati baik di
dalam maupun di luar lingkungan sekolah, diantaranya:
2.5.1 Pingsan (Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak
kekurangan O2, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dehidrasi (kekurangan
cairan tubuh), hiploglikemia, animea.
1. Gejala: Perasaan limbung, pandangan berkunang-kunang, telinga berdenging, nafas
tidak teratur, muka pucat, biji mata melebar, lemas, keringat dingin, menguap
berlebihan, tak respon (beberapa menit), denyut nadi lambat
2. Penanganan
a) Baringkan korban dalam posisi terlentang
b) Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
c) Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat
pernafasan
d) Beri udara segar
e) Periksa kemungkinan cedera lain
f) Selimuti korban
g) Korban diistirahatkan beberapa saat
h) Bila tak segera sadar >> periksa nafas dan nadi >> posisi stabil >> Rujuk ke
instansi kesehatan.
2.5.3 Pusing/Vertigo/Nyeri Kepala yaitu sakit kepala yang disebabkan oleh kelelahan,
kelaparan, gangguan kesehatan dan lain-lain.
1. Gejala: kepala terasa nyeri/berdenyut, kehilangan keseimbangan tubuh, lemas
2. Penanganan
a) Istirahatkan korban
b) Beri minuman hangat
c) Beri obat bila perlu
d) Tangani sesuai penyebab
2.5.4 Kram yaitu otot yang mengejang/kontraksi berlebihan.
1. Gejala: Nyeri pada otot, kadang disertai bengkak
2. Penanganan
a) Istirahatkan
b) Posisi nyaman
c) Relaksasi
d) Pijat berlawanan arah dengan kontraksi
2.5.5 Memar yaitu pendarahan yang terdi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras.
1. Gejala: warna kebiruan/merah pada kulit, nyeri jika di tekan, kadang disertai
bengkak
2. Penanganan
a) Kompres dingin
b) Balut tekan
c) Tinggikan bagian luka
2.5.6 Keseleo yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram.
1. Gejala: bengkak, nyeri bila tekan, kebiruan/merah pada derah luka, sendi terkunci,
ada perubahan bentuk pada sendi.
2. Penanganan
a) Korban diposisikan nyaman
b) Kompres es/dingin
c) Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
d) Tinggikan bagian tubuh yang luka
2.5.7 Luka yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena
kekerasan/injury.
1. Gejala: terbukanya kulit, pendarahan, rasa nyeri
2. Penanganan
a) Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol/boorwater)
b) Tutup luka dengan kasa steril/plester
c) Balut tekan (jika pendarahannya besar)
d) Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani luka:
a) Ketika memeriksa luka: adakah benda asing, bila ada:
b) Keluarkan tanpa menyinggung luka
c) Kasa/balut steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu)
d) Evakuasi korban ke pusat kesehatan
e) Bekuan darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka mulai
menutup. Bekuan tidak boleh dibuang, jika luka akan berdarah lagi.
2.5.8 Pendarahan yaitu keluarnya darah dari saluran darah kapan saja, dimana saja, dan waktu
apa saja. Penghentian darah dengan cara.
1. Tenaga/mekanik, misal menekan, mengikat, menjahit dll
2. Fisika:
a) Bila dikompres dingin akan mengecil dan mengurangi pendarahan
b) Bila dengan panas akan terjadinya penjedalan dan mengurangi
3. Kimia: Obat-obatan
4. Biokimia: Vitamin K
5. Elektrik: Diahermik
2.5.9 Keracunan makanan atau minuman
1. Gejala: mual, muntah, keringat dingin, wajah pucat/kebiruan
2. Penanganan
a) Bawa ke tempat teduh dan segar
b) Korban diminta muntah
c) Diberi norit
d) Istirahatkan
e) Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik
2.6 Kompleksitas Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Tidak jarang terjadi korban kecelakaan dengan multiple injury baik di lingkungan
maupun di luar lingkungan sekolah, sehingga mempersulit bagi penolong. Pada keadaan
demikian ini berlaku skala prioritas. Terpenting adalah menjaga system saluran pernapasan dan
detak jantung berfungsi dengan baik, sehingga kita masih dapat menyelamatkan nyawa korban.
Pada kecelakaan massal seperti kecelakaan pesawat terbang, tanah longsor, kebanjiran dan
sebagainya maka dikenal adanya Samaritan law, yaitu penolong berhak menilai korban yang
masih layak untuk ditolong dengan kemungkinan harapan hidup masih tinggi, setelah meraka
teratasi, barulah korban-korban yang berikutnya. Hal ini tergantung juga dari jumlah personil
penolong.
Setiap usaha pertolongan berarti diawali dengan niat yang baik, sehingga untuk
menghasilkan hasil yang baik diperlukan ketrampilan serta pengetahuan yang cukup agar tidak
terjadi kesalahan dalam bertindak.Tidak jarang di Emergency suatu Rumah Sakit tertentu para
korban yang sudah kita tolong justru sudah meninggal, hal ini berarti kita tidak berhasil. Paling
tidak usaha kita sudah maksimal disertai dengan kecermatan saat-saat kita menolong korban,
tetapi tidak juga berhasil maka bukan berarti kita gagal, tetapi memang proses perjalanan
kehidupan sudah sampai waktunya
2.7 Usaha Pengendalian Sekolah Dalam Kejadian Kecelakaan
Untuk area luar sekolah: PKS, ZoSS, Kantin sekolah, pintu gerbang, satpam, bus
sekolah, dan polisi tidur, Menjalin Hubungan dengan instansi terkait, misalnya Polisi
2.7.1 PKS
Patroli Keamanan Sekolah atau dapat disingkat PKS adalah salah satu jenis kegiatan
ekstranrikuler yang umum ditemui di sekolah-sekolah di Indonesia.Patroli Keamanan Sekolah
(PKS) merupakan wadah untuk belajar para siswa/siswi dalam mencari akar masalah
keselamatan dan keamanan maupun solusinya (pemecahan) di lingkungan sekolah dalam rangka
mendukung proses belajar mengajar membangun jiwa solidaritas maupun kepekaan sosial guna
mewujudkan rasa aman dan nyaman pada kegiatan belajar mengajar.
Pada tanggal 5 Mei 1975 dibentuklah suatu wadah yang bernama Polisi Keamanan
Sekolah.Pada saat itu ruang lingkup tugas yang diemban Polisi Keamanan Sekolah masih sempit,
yaitu hanya sebatas menjaga keamanan sekolah dari tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
siswa tersebut.
Untuk memperluas ruang lingkup dari tugas Polisi keamanan sekolah, maka pada
tanggal 5 Juni 1975 Polisi Keamanan Sekolah diganti namanya dengan Patroli Keamanan
Sekolah dengan persetujuan dari Bapak Letkol. Anton Sudjarwo. Ruang lingkup dari Patroli
kemanan Sekolah mengalami penyempitan dan perluasan.
Tugas dipersempit dibidang keamanan, dimana tugas yang diemban Patroli Keamanan
Sekolah hanyalah sebagai pengawas atau pemantau dari tindakan-tindakan negative yang terjadi
di sekolah untuk selanjutnya dilaporkan kepada pihak guru.Sedangkan perluasannya yaitu pada
bidang kelalulintasan, dimana seluruh anggota Patroli Keamanan Sekolah wajib mengetahui
peraturan-peraturan kelalulintasan.
Dalam kegiatan ekstrakurikuler ini, para siswa dilatih menjadi semacam "polisi
sekolah".Tidak hanya itu saja banyak sekali pengetahuan yang didapat oleh seorang anggota
PKS.Mereka diberi pelajaran mengenai Narkoba dan Kenakalan Remaja, supaya mereka tahu
betapa membahayakannya Narkoba itu.Latihan Baris berbaris, kedisiplinan, kekompakan,
terutama Gerakan-gerakan pengaturan lalu lintas, yang biasanya di terapkan di lingkungan
sekolah masing-masing.Selain itu semua tugas PKS juga menjaga keamanan dan ketertiban
dilingkungan sekolah.
2.7.2 ZoSS Zona Aman Sekolah
Anak-anak usia sekolah merupakan kelompok yang perlu mendapatkan perhatian
khusus. Pendidikan mengenai keselamatan berlalu lintas harus ditanamkan sejak dini di kalangan
anak-anak sekolah. Untuk itu Pemerintah pun memberi perhatian khusus terhadap anak-anak usia
sekolah ini yang ditandai dengan inisiatif untuk menggulirkan program Zona Selamat Sekolah
(ZoSS) yaitu dengan memberikan dukungan sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan
perlindungan anak.
Zona Selamat Sekolah (ZoSS) merupakan program inovatif dalam bentuk zona
kecepatan berbasis waktu yang dapat digunakan untuk mengatur kecepatan kendaraan di area
sekolah. Penggunaan rekayasa lalu lintas seperti rambu lalu lintas dan marka jalan serta
pembatasan kecepatan bertujuan meningkatkan perhatian pengemudi terhadap penurunan batas
kecepatan di zona selamat sekolah serta memberikan rasa aman kepada para murid yang akan
menyeberang di jalan.
Zona Selamat Sekolah (ZoSS) adalah lokasi diruas jalan tertentu yang merupakan zona
kecepatan berbasis waktu untuk mengatur kecepatan kendaraan dilingkungan tingkat sekolah
dasar.
Penerapan ZoSS dilakukan pada intinya adalah untuk melindungi pejalan kaki anak
sekolah dari bahaya kecelakaan lalu lintas dimana kendaraan yang berada dalam zona sekolah
harus dengan kecepatan rendah untuk memberikan waktu reaksi yang lebih lama dalam
mengantisipasi gerakan anak sekolah yang bersifat spontan dan tak terduga sehngga dapat
menimbulkan kecelakaan lalu lintas.
Anak-anak adalah kelompok rentan pengguna jalan, karena secara psikis maupun fisik
belum mampu merespon bahaya secara cepat dan tepat.Atas dasar itulah Pemerintah melalui
Departemen Perhubungan membuat batasan kecepatan tertentu kendaraaan khususnya di area
sekolah yang dikenal dengan sebutan ZoSS (Zona Selamat Sekolah).
1. Desain Zoss
Karena anak-anak sekolah khususnya yang baru duduk di Sekolah dasar masih
sangat rentan dalam berlalu lintas khususnya pada saat menyeberang jalan didepan
sekolah, oleh karena perlu didesain dengan cermat menyangkut:
a) Trotoar, warna jalan didepan sekolah, biasanya digunakan warna merah sehingga
menjadi karpet merah.
b) Rambu lalu lintas berupa rambu batas kecepatan (25 km/jam), rambu larangan
parkir, rambu dilarang menyalib. Zona kecepatan berbasis waktu yang dapat
digunakan untuk mengatur kecepatan kendaraan di area sekolah, maksimal
kecepatan 20-25 km/jam.Zona untuk meningkatkan kewaspadaan para pengguna
jalan dan pemakai kendaraan, terutama para siswa sekolah itu sendiri.
c) Marka jalan berupa marka zebra cross, marka dilarang parkir, marka membujur
dan melintang lainnya.
d) Lampu lalu lintas (warning Light) bila diperlukan, khususnya di sekolah yang
berada dipinggir jalan arteri yang padat.
2. Tujuan penerapan ZoSS
a) Mendidik anak sedini mungkin untuk taat hukum-beretika-berempati dalam
berlalu lintas di jalan serta peduli terhadap lingkungan.
b) Mendidik masyarakat sekitar sekolah selaku pengguna jalan untuk memberi hak
jalan kepada pejalan kaki dan sepeda secara umum, dan bagi murid secara
khusus.
c) Mencegah peluang terjadinya kecelakaan lalu lintas.
d) Memotivasi guru dan orang tua murid untuk menjadi panutan anak dalam berlalu
lintas.
3. Kantin Sekolah
Layanan kantin atau kafetaria merupakan salah satu bentuk layanan khusus di
sekolah yang berusaha menyediakan makanan dan minuman yang dibutuhkan siswa atau
personil sekolah. Good (1959) dalam bukunya Dictionary of Education mengatakan
bahwa: “cafetaria a room or building in which public school pupuils or college student
select prepared food and serve themselves”. Kantin adalah suatu ruang atau bangunan
yang berada di sekolah maupun perguruan tinggi, di mana menyediakan makanan
pilihan/sehat untuk siswa yang dilayani oleh petugas kantin.
William H. Roe dalam bukunya School Business Management menyebutkan
beberapa tujuan yang dapat dicapai melalui penyediaan layanan kantin di sekolah:
a) Memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar memilih makanan yang
baik atau sehat;
b) Memberikan bantuan dalam mengajarkan ilmu gizi secara nyata;
c) Menganjurkan kebersihan dan kesehatan;
d) Menekankan kesopanan dalam masyarakat, dalam bekerja,menekankan
penggunaan tata krama yang benar dan sesuai dengan yang berlaku di
masyarakat;
e) Menghindari terbelinya makanan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan
kebersihannya dan kesehatannya.
Kantin sekolah memberikan peluang untuk mengembangkan tingkah laku dan
kebiasaan positif di kalangan siswa.Kantin di sekolah, tidak hanya sekedar untuk
memenuhi kebutuhan makan dan minum siswa semata, namun juga dapat dijadikan
sebagai wahana untuk mendidik siswa tentang kesehatan, kebersihan, kejujuran, saling
menghargai, disiplin dan nilai-nilai lainnya. Dan yang terpenting, dengan adanya kantin
sekolah, siswa akan tidak jajan diluar sekolah. Dengan demikian sekolah sudah dapat
mengurangi adanya kecelakaan di jalanan.
4. Pintu Gerbang Sekolah
Sekolah umumnya memiliki pagar yang mengelilingi gedung sekolah.Pintu gerbang
merupakan pintu keluar masuknya guru dan siswa ke sekolah.Ketika pelajaran dimulai,
pintu gerbang ditutup dan dibuka kembali ketika pelajaran berakhir.Saat istirahat,
sebaiknya sekolah menutup pintu gerbang agar siswa tidak pergi dari area sekolah.
Selain itu, apabila sekolah itu terletak dipinggir jalan raya, akan mengurangi angka
kecelakaan pada siswa.
5. Satpam Sekolah
Satpam sekolah tidak hanya bertugas menjaga keamanan seklah, tapi juga
berkewajiban menjaga keselamatan warga sekolah ketika keluar masuk sekolah
misalnya satpam membantu siswa/guru ketika menyebrang di jalan.
6. Bus Sekolah
Bus sekolah memiliki fungsi yaitu siswa tidak terlambat dan keselamatannya juga
terjamin.
7. Polisi Tidur
Guna mengurangi laju kecepatan pengendara yang lewat di depan sekolah
dibutuhkan polisi tidur. Dengan adanya polisi tidur pengendara motor atau mobil akan
mengurangi laju kecepatan dan hati-hatri ketika melewati depan sekolah.
8. Menjalin Hubungan dengan instansi terkait, misalnya Polisi
Apabila sekolah belum mampu mengadakan Patroli Keamanan Sekolah atau satpam
yang dapat membantu siswa atau guru mengatasi keselamatan di jalan misalnya ketika
menyebrang, pihak sekolah dapat menjalin kerjasama dengan polisi lalu lintas setempat
untuk membantu.
Untuk area di dalam sekolah mengendalikan kejadian kecelakaan bisa dengan:
1. Guru mengantisipasi kejadian yang tak terduga ketika KMB berlangsung
a) Ketika Praktikum di Laboratorim
Kecelakaan ketika praktikum di laboratorium merupakan suatu kejadian yang
wajar terjadi. Sebelum hal ini benar-benar terjadi, Guru harus benar-benar
memberikan instruksi dan pengawasan yang ketat pada siswa agar tidak terjadi
kesalahan yang dapat merugika diri sendiri mapuapun orang lain.
b) Ketika Olahraga
Kegiatan Olahraga menuntut siswa untuk aktif bergerak. Agar tidak terjadi
kecelakaan ketika berolahraga, seperti keseleo, jatuh, terkilir, terkena bola
basket, dan lain sebagainya, Guru harus dapat memberikan instruksi, informasi,
dan peringatan pada siswa agar tetap hati-hati saat kegiatan olahraga
berlangsung.
2. Fasilitas sekolah yang aman bagi siswa
Hendaknya fasilitas yang disediakan sekolah bagi siswa merupakan benda-benda
yang tidak membahayakan bagi siswa.
a) Harus ada pengawasan dari semua guru melalui tugas piket secara bergiliran.
DAFTAR PUSTAKA

You might also like