This document discusses first aid for accidents. It defines first aid as immediate assistance given to an injured person before full medical treatment is provided. The goals of first aid are to prevent injuries from worsening, stop bleeding, prevent pain, and ensure airway function to maximize survival chances. Basic first aid skills and knowledge are important for communities to help others in emergencies. Proper first aid can reduce disability or suffering, while improper first aid risks worsening injuries or death. The document outlines principles and procedures for providing first aid, including remaining calm, assessing injuries, stopping bleeding, ensuring breathing, and stabilizing victims before transporting them to further medical care.
This document discusses first aid for accidents. It defines first aid as immediate assistance given to an injured person before full medical treatment is provided. The goals of first aid are to prevent injuries from worsening, stop bleeding, prevent pain, and ensure airway function to maximize survival chances. Basic first aid skills and knowledge are important for communities to help others in emergencies. Proper first aid can reduce disability or suffering, while improper first aid risks worsening injuries or death. The document outlines principles and procedures for providing first aid, including remaining calm, assessing injuries, stopping bleeding, ensuring breathing, and stabilizing victims before transporting them to further medical care.
This document discusses first aid for accidents. It defines first aid as immediate assistance given to an injured person before full medical treatment is provided. The goals of first aid are to prevent injuries from worsening, stop bleeding, prevent pain, and ensure airway function to maximize survival chances. Basic first aid skills and knowledge are important for communities to help others in emergencies. Proper first aid can reduce disability or suffering, while improper first aid risks worsening injuries or death. The document outlines principles and procedures for providing first aid, including remaining calm, assessing injuries, stopping bleeding, ensuring breathing, and stabilizing victims before transporting them to further medical care.
This document discusses first aid for accidents. It defines first aid as immediate assistance given to an injured person before full medical treatment is provided. The goals of first aid are to prevent injuries from worsening, stop bleeding, prevent pain, and ensure airway function to maximize survival chances. Basic first aid skills and knowledge are important for communities to help others in emergencies. Proper first aid can reduce disability or suffering, while improper first aid risks worsening injuries or death. The document outlines principles and procedures for providing first aid, including remaining calm, assessing injuries, stopping bleeding, ensuring breathing, and stabilizing victims before transporting them to further medical care.
2.1 Pengertian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Pertolongan pertama pada kecelakaan secara harfiah merupakan tindakan yang dapat diberikan atau dilakukan oleh orang yang tahu, memahami, atau bahkan terlatih mengenai seluk- beluk anatomi-kesehatan dasar. Kemampuan dasar ini dapat diperoleh melalui pendidikan umum formal, pelatihan atau pun pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Pertolongan pertama mempunyai makna tindakan atau bantuan yang pertama yang dilakukan dengan cepat dan tepat sebelum korban dibawa ke fasilitas kesehatan yang lebih baik, sehingga tujuan dari pertolongan pertama pada kecelakaan sesungguhnya adalah: mencegah agar cedera yang timbul tidak lebih parah, menghentikan perdarahan, mencegah nyeri dan menjamin fungsi saluran napas, sehingga korban dapat terselamatkan dari bahaya maut semaksimal mungkin. Ada juga korban tidak hanya mengalami trauma sejenis, tetapi juga kompleks sehingga penolongpun diharuskan untuk mampu memberikan pertolongan sekaligus atau sesuai prioritas yang mengancam nyawa. Keterampilan pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan seperangkat ketrampilan dan pengetahuan kesehatan yang praktis dalam memberikan bantuan pertama kepada orang lain yang sedang mengalami musibah, antara lain pada pasien yang berhenti bernafas, pendarahan, shok, patah tulang, dan lain-lain. Keterampilan pertolongan pertama pada kecelakaan dan pengetahuan praktis tentang kesehatan merupakan alat pendidikan bagi masyarakat sekolah sesuai dan selaras dengan perkembangan ilmu dan teknologi pengobatan, sehingga mereka mampu menjaga kesehatan dirinya, keluarganya, lingkungannya, dan mempunyai kemampuan yang mantap untuk menolong orang lain yang mengalami kecelakaan. Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Pertolongan Pertama biasanya diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang diantaranya akan menghubungi petugas kesehatan terdekat. Pertolongan ini harus diberikan secara cepat dan tepat sebab penanganan yang salah dapat berakibat buruk, cacat tubuh bahkan kematian. Namun sebelum kita memasuki pembahasan kearah penanggulangan atau pengobatan terhadap luka, akan lebih baik kita berbicara dulu mengenai pencegahan terhadap suatu kecelakaan (accident), terutama dalam kegiatan di alam bebas. Selain itu harus kita garis bawahi bahwa situasi dalam berkegiatan sering memerlukan bukan sekedar pengetahuan kita tentang pengobatan, namun lebih kepada pemahaman kita akan prinsip-prinsip pertolongan terhadap korban. Sekedar contoh, beberapa peralatan yang disebutkan dalam materi ini kemungkinan tidak selalu ada pada setiap kegiatan, aka kita dituntut kreatif dan mampu menguasai setiap keadaan. Seiring banyak terjadinya kecelakaan yang terjadi di sekolah, baik kecelakaan kecil maupun kecelakaan yang mengakibatkan para korbanya harus di bawa ke Rumah Sakit, maka sekolah mengadakan usaha-usaha pertolongan yang mungkin bisa dilakukan oleh pihak sekolah. Usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah antara lain : 2.2 Tujuan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Tujuan utama pertolongan pertama pada kecelakaan adalah untuk mempertahankan korban kecelakaan atau penderita tetap hidup, membuat keadaan korban tetap stabil, dan menghindarkan kecacatan yang lebih parah, mengurangi rasa nyeri, ketidak nyamanan dan rasa cemas. Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan yang dilakukan dengan benar akan mengurangi cacat atau penderitaan dan bahkan menyelamatkan korban dari kematian, tetapi bila tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan dilakukan tidak baik malah bisa memperburuk akibat kecelakaan bahkan membunuh korban. sangat penting untuk mengetahui tahap-tahap pemberian pertolongan pertama terutama pada keadaan yang membahayakan jiwa, misalnya dimana denyut jantung dan pernapasan telah berhenti, perdarahan, tersedak, dan keracunan. 2.3 Prinsip Dasar Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Beberapa prinsip yang harus ditanamkan pada jiwa petugas pertolongan pertama pada kecelakaan apabila menghadapi kecelakaan baik di lingkungan maupun di luar lingkungan sekolah, adalah sebagai berikut ini: 2.3.1 Bersikap tenang dan tidak bole panik. Kita diharapakan menjadi penolong bukan pembunuh atau menjadi korban selanjutnya (ditolong). 2.3.2 Gunakan mata dengan jeli, setajam mata elang (mampu melihat burung kecil diantara dedaunan), kuatkan hati atau tega melakukan tindakan yang membuat korban menjerit kesakitan sementara demi keselamatannya, lakukan gerakan dengan tangkas dan tepat tanpa menambah kerusakan. 2.3.3 Pastikan anda bukan menjadi korban berikutnya, seringkali kita lengah atau kurang berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya. 2.3.4 Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien. Hindarkan sikap sok pahlawan. Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota. 2.3.5 Perhatikan keadaan sekitar kecelakaan cara terjadinya kecelakaan, cuaca dan sebagainya. 2.3.6 Perhatikan keadaan penderita apakah pingsan, ada perdarahan dan luka, patah tulang, merasa sangat kesakitan. 2.3.7 Periksa pernafasan korban. Kalau tidak bernafas, periksa dan bersihkan jalan nafas lalu berikan pernafasan bantuan. 2.3.8 Periksa nadi/denyut jantung korban. Kalau jantung berhenti, lakukan pijat jantung luar. Kalau ada perdarahan massif segera hentikan. 2.3.9 Setelah keadaannya mulai stabil, periksa ulang cedera penyebab atau penyerta. Kalau ada fraktur (patah tulang lakukan pembidaian pada tulang yang patah). Janagn buru-buru menmindahkan atau membawa ke klinik atau rumah sakit sebelum tulang yang patah dibidai. 2.3.10 Biasakan membuat cataan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dan sebagainya. Catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain. 2.3.11 Sementara memberikan pertolongan, anda juga harus menghubungi petugas medis atau rumah sakit rujukan. 2.4 Sistematika Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan baik di lingkungan maupun di luar lingkungan sekolah adalah sebagai berikut: 2.4.1 Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban- korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk ditolong. 2.4.2 Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya. Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban. 2.4.3 Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan. 2.4.4 Segera amati bila terjadi pendarahan, karena jika yang keluar dari pembuluh darah besar dapat membawa kematian dalam waktu 3-5 menit. Dengan menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan kuat-kuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh. 2.4.5 Korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalm keadaan setengah sadar, baringankan telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita mengalami cidera di dada dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk. 2.4.6 Jangan memindahkan korban secara terburu-buru, korban tidak boleh dipindahakan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan. 2.4.7 Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan. Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban setelah evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten. 2.5 Kasus-Kasus Kecelakaan dan Langkah-Langkah Pertolongannya Dalam makalah ini kami akan membahas secara praktis pertolongan pertama yang diberikan kepada korban kecelakaan atau kasus-kasus darurat yang sering kita amati baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah, diantaranya: 2.5.1 Pingsan (Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), hiploglikemia, animea. 1. Gejala: Perasaan limbung, pandangan berkunang-kunang, telinga berdenging, nafas tidak teratur, muka pucat, biji mata melebar, lemas, keringat dingin, menguap berlebihan, tak respon (beberapa menit), denyut nadi lambat 2. Penanganan a) Baringkan korban dalam posisi terlentang b) Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung c) Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan d) Beri udara segar e) Periksa kemungkinan cedera lain f) Selimuti korban g) Korban diistirahatkan beberapa saat h) Bila tak segera sadar >> periksa nafas dan nadi >> posisi stabil >> Rujuk ke instansi kesehatan. 2.5.3 Pusing/Vertigo/Nyeri Kepala yaitu sakit kepala yang disebabkan oleh kelelahan, kelaparan, gangguan kesehatan dan lain-lain. 1. Gejala: kepala terasa nyeri/berdenyut, kehilangan keseimbangan tubuh, lemas 2. Penanganan a) Istirahatkan korban b) Beri minuman hangat c) Beri obat bila perlu d) Tangani sesuai penyebab 2.5.4 Kram yaitu otot yang mengejang/kontraksi berlebihan. 1. Gejala: Nyeri pada otot, kadang disertai bengkak 2. Penanganan a) Istirahatkan b) Posisi nyaman c) Relaksasi d) Pijat berlawanan arah dengan kontraksi 2.5.5 Memar yaitu pendarahan yang terdi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras. 1. Gejala: warna kebiruan/merah pada kulit, nyeri jika di tekan, kadang disertai bengkak 2. Penanganan a) Kompres dingin b) Balut tekan c) Tinggikan bagian luka 2.5.6 Keseleo yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram. 1. Gejala: bengkak, nyeri bila tekan, kebiruan/merah pada derah luka, sendi terkunci, ada perubahan bentuk pada sendi. 2. Penanganan a) Korban diposisikan nyaman b) Kompres es/dingin c) Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan d) Tinggikan bagian tubuh yang luka 2.5.7 Luka yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena kekerasan/injury. 1. Gejala: terbukanya kulit, pendarahan, rasa nyeri 2. Penanganan a) Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol/boorwater) b) Tutup luka dengan kasa steril/plester c) Balut tekan (jika pendarahannya besar) d) Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka 3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani luka: a) Ketika memeriksa luka: adakah benda asing, bila ada: b) Keluarkan tanpa menyinggung luka c) Kasa/balut steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu) d) Evakuasi korban ke pusat kesehatan e) Bekuan darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka mulai menutup. Bekuan tidak boleh dibuang, jika luka akan berdarah lagi. 2.5.8 Pendarahan yaitu keluarnya darah dari saluran darah kapan saja, dimana saja, dan waktu apa saja. Penghentian darah dengan cara. 1. Tenaga/mekanik, misal menekan, mengikat, menjahit dll 2. Fisika: a) Bila dikompres dingin akan mengecil dan mengurangi pendarahan b) Bila dengan panas akan terjadinya penjedalan dan mengurangi 3. Kimia: Obat-obatan 4. Biokimia: Vitamin K 5. Elektrik: Diahermik 2.5.9 Keracunan makanan atau minuman 1. Gejala: mual, muntah, keringat dingin, wajah pucat/kebiruan 2. Penanganan a) Bawa ke tempat teduh dan segar b) Korban diminta muntah c) Diberi norit d) Istirahatkan e) Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik 2.6 Kompleksitas Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Tidak jarang terjadi korban kecelakaan dengan multiple injury baik di lingkungan maupun di luar lingkungan sekolah, sehingga mempersulit bagi penolong. Pada keadaan demikian ini berlaku skala prioritas. Terpenting adalah menjaga system saluran pernapasan dan detak jantung berfungsi dengan baik, sehingga kita masih dapat menyelamatkan nyawa korban. Pada kecelakaan massal seperti kecelakaan pesawat terbang, tanah longsor, kebanjiran dan sebagainya maka dikenal adanya Samaritan law, yaitu penolong berhak menilai korban yang masih layak untuk ditolong dengan kemungkinan harapan hidup masih tinggi, setelah meraka teratasi, barulah korban-korban yang berikutnya. Hal ini tergantung juga dari jumlah personil penolong. Setiap usaha pertolongan berarti diawali dengan niat yang baik, sehingga untuk menghasilkan hasil yang baik diperlukan ketrampilan serta pengetahuan yang cukup agar tidak terjadi kesalahan dalam bertindak.Tidak jarang di Emergency suatu Rumah Sakit tertentu para korban yang sudah kita tolong justru sudah meninggal, hal ini berarti kita tidak berhasil. Paling tidak usaha kita sudah maksimal disertai dengan kecermatan saat-saat kita menolong korban, tetapi tidak juga berhasil maka bukan berarti kita gagal, tetapi memang proses perjalanan kehidupan sudah sampai waktunya 2.7 Usaha Pengendalian Sekolah Dalam Kejadian Kecelakaan Untuk area luar sekolah: PKS, ZoSS, Kantin sekolah, pintu gerbang, satpam, bus sekolah, dan polisi tidur, Menjalin Hubungan dengan instansi terkait, misalnya Polisi 2.7.1 PKS Patroli Keamanan Sekolah atau dapat disingkat PKS adalah salah satu jenis kegiatan ekstranrikuler yang umum ditemui di sekolah-sekolah di Indonesia.Patroli Keamanan Sekolah (PKS) merupakan wadah untuk belajar para siswa/siswi dalam mencari akar masalah keselamatan dan keamanan maupun solusinya (pemecahan) di lingkungan sekolah dalam rangka mendukung proses belajar mengajar membangun jiwa solidaritas maupun kepekaan sosial guna mewujudkan rasa aman dan nyaman pada kegiatan belajar mengajar. Pada tanggal 5 Mei 1975 dibentuklah suatu wadah yang bernama Polisi Keamanan Sekolah.Pada saat itu ruang lingkup tugas yang diemban Polisi Keamanan Sekolah masih sempit, yaitu hanya sebatas menjaga keamanan sekolah dari tindakan-tindakan yang dilakukan oleh siswa tersebut. Untuk memperluas ruang lingkup dari tugas Polisi keamanan sekolah, maka pada tanggal 5 Juni 1975 Polisi Keamanan Sekolah diganti namanya dengan Patroli Keamanan Sekolah dengan persetujuan dari Bapak Letkol. Anton Sudjarwo. Ruang lingkup dari Patroli kemanan Sekolah mengalami penyempitan dan perluasan. Tugas dipersempit dibidang keamanan, dimana tugas yang diemban Patroli Keamanan Sekolah hanyalah sebagai pengawas atau pemantau dari tindakan-tindakan negative yang terjadi di sekolah untuk selanjutnya dilaporkan kepada pihak guru.Sedangkan perluasannya yaitu pada bidang kelalulintasan, dimana seluruh anggota Patroli Keamanan Sekolah wajib mengetahui peraturan-peraturan kelalulintasan. Dalam kegiatan ekstrakurikuler ini, para siswa dilatih menjadi semacam "polisi sekolah".Tidak hanya itu saja banyak sekali pengetahuan yang didapat oleh seorang anggota PKS.Mereka diberi pelajaran mengenai Narkoba dan Kenakalan Remaja, supaya mereka tahu betapa membahayakannya Narkoba itu.Latihan Baris berbaris, kedisiplinan, kekompakan, terutama Gerakan-gerakan pengaturan lalu lintas, yang biasanya di terapkan di lingkungan sekolah masing-masing.Selain itu semua tugas PKS juga menjaga keamanan dan ketertiban dilingkungan sekolah. 2.7.2 ZoSS Zona Aman Sekolah Anak-anak usia sekolah merupakan kelompok yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Pendidikan mengenai keselamatan berlalu lintas harus ditanamkan sejak dini di kalangan anak-anak sekolah. Untuk itu Pemerintah pun memberi perhatian khusus terhadap anak-anak usia sekolah ini yang ditandai dengan inisiatif untuk menggulirkan program Zona Selamat Sekolah (ZoSS) yaitu dengan memberikan dukungan sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan perlindungan anak. Zona Selamat Sekolah (ZoSS) merupakan program inovatif dalam bentuk zona kecepatan berbasis waktu yang dapat digunakan untuk mengatur kecepatan kendaraan di area sekolah. Penggunaan rekayasa lalu lintas seperti rambu lalu lintas dan marka jalan serta pembatasan kecepatan bertujuan meningkatkan perhatian pengemudi terhadap penurunan batas kecepatan di zona selamat sekolah serta memberikan rasa aman kepada para murid yang akan menyeberang di jalan. Zona Selamat Sekolah (ZoSS) adalah lokasi diruas jalan tertentu yang merupakan zona kecepatan berbasis waktu untuk mengatur kecepatan kendaraan dilingkungan tingkat sekolah dasar. Penerapan ZoSS dilakukan pada intinya adalah untuk melindungi pejalan kaki anak sekolah dari bahaya kecelakaan lalu lintas dimana kendaraan yang berada dalam zona sekolah harus dengan kecepatan rendah untuk memberikan waktu reaksi yang lebih lama dalam mengantisipasi gerakan anak sekolah yang bersifat spontan dan tak terduga sehngga dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Anak-anak adalah kelompok rentan pengguna jalan, karena secara psikis maupun fisik belum mampu merespon bahaya secara cepat dan tepat.Atas dasar itulah Pemerintah melalui Departemen Perhubungan membuat batasan kecepatan tertentu kendaraaan khususnya di area sekolah yang dikenal dengan sebutan ZoSS (Zona Selamat Sekolah). 1. Desain Zoss Karena anak-anak sekolah khususnya yang baru duduk di Sekolah dasar masih sangat rentan dalam berlalu lintas khususnya pada saat menyeberang jalan didepan sekolah, oleh karena perlu didesain dengan cermat menyangkut: a) Trotoar, warna jalan didepan sekolah, biasanya digunakan warna merah sehingga menjadi karpet merah. b) Rambu lalu lintas berupa rambu batas kecepatan (25 km/jam), rambu larangan parkir, rambu dilarang menyalib. Zona kecepatan berbasis waktu yang dapat digunakan untuk mengatur kecepatan kendaraan di area sekolah, maksimal kecepatan 20-25 km/jam.Zona untuk meningkatkan kewaspadaan para pengguna jalan dan pemakai kendaraan, terutama para siswa sekolah itu sendiri. c) Marka jalan berupa marka zebra cross, marka dilarang parkir, marka membujur dan melintang lainnya. d) Lampu lalu lintas (warning Light) bila diperlukan, khususnya di sekolah yang berada dipinggir jalan arteri yang padat. 2. Tujuan penerapan ZoSS a) Mendidik anak sedini mungkin untuk taat hukum-beretika-berempati dalam berlalu lintas di jalan serta peduli terhadap lingkungan. b) Mendidik masyarakat sekitar sekolah selaku pengguna jalan untuk memberi hak jalan kepada pejalan kaki dan sepeda secara umum, dan bagi murid secara khusus. c) Mencegah peluang terjadinya kecelakaan lalu lintas. d) Memotivasi guru dan orang tua murid untuk menjadi panutan anak dalam berlalu lintas. 3. Kantin Sekolah Layanan kantin atau kafetaria merupakan salah satu bentuk layanan khusus di sekolah yang berusaha menyediakan makanan dan minuman yang dibutuhkan siswa atau personil sekolah. Good (1959) dalam bukunya Dictionary of Education mengatakan bahwa: “cafetaria a room or building in which public school pupuils or college student select prepared food and serve themselves”. Kantin adalah suatu ruang atau bangunan yang berada di sekolah maupun perguruan tinggi, di mana menyediakan makanan pilihan/sehat untuk siswa yang dilayani oleh petugas kantin. William H. Roe dalam bukunya School Business Management menyebutkan beberapa tujuan yang dapat dicapai melalui penyediaan layanan kantin di sekolah: a) Memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar memilih makanan yang baik atau sehat; b) Memberikan bantuan dalam mengajarkan ilmu gizi secara nyata; c) Menganjurkan kebersihan dan kesehatan; d) Menekankan kesopanan dalam masyarakat, dalam bekerja,menekankan penggunaan tata krama yang benar dan sesuai dengan yang berlaku di masyarakat; e) Menghindari terbelinya makanan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebersihannya dan kesehatannya. Kantin sekolah memberikan peluang untuk mengembangkan tingkah laku dan kebiasaan positif di kalangan siswa.Kantin di sekolah, tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum siswa semata, namun juga dapat dijadikan sebagai wahana untuk mendidik siswa tentang kesehatan, kebersihan, kejujuran, saling menghargai, disiplin dan nilai-nilai lainnya. Dan yang terpenting, dengan adanya kantin sekolah, siswa akan tidak jajan diluar sekolah. Dengan demikian sekolah sudah dapat mengurangi adanya kecelakaan di jalanan. 4. Pintu Gerbang Sekolah Sekolah umumnya memiliki pagar yang mengelilingi gedung sekolah.Pintu gerbang merupakan pintu keluar masuknya guru dan siswa ke sekolah.Ketika pelajaran dimulai, pintu gerbang ditutup dan dibuka kembali ketika pelajaran berakhir.Saat istirahat, sebaiknya sekolah menutup pintu gerbang agar siswa tidak pergi dari area sekolah. Selain itu, apabila sekolah itu terletak dipinggir jalan raya, akan mengurangi angka kecelakaan pada siswa. 5. Satpam Sekolah Satpam sekolah tidak hanya bertugas menjaga keamanan seklah, tapi juga berkewajiban menjaga keselamatan warga sekolah ketika keluar masuk sekolah misalnya satpam membantu siswa/guru ketika menyebrang di jalan. 6. Bus Sekolah Bus sekolah memiliki fungsi yaitu siswa tidak terlambat dan keselamatannya juga terjamin. 7. Polisi Tidur Guna mengurangi laju kecepatan pengendara yang lewat di depan sekolah dibutuhkan polisi tidur. Dengan adanya polisi tidur pengendara motor atau mobil akan mengurangi laju kecepatan dan hati-hatri ketika melewati depan sekolah. 8. Menjalin Hubungan dengan instansi terkait, misalnya Polisi Apabila sekolah belum mampu mengadakan Patroli Keamanan Sekolah atau satpam yang dapat membantu siswa atau guru mengatasi keselamatan di jalan misalnya ketika menyebrang, pihak sekolah dapat menjalin kerjasama dengan polisi lalu lintas setempat untuk membantu. Untuk area di dalam sekolah mengendalikan kejadian kecelakaan bisa dengan: 1. Guru mengantisipasi kejadian yang tak terduga ketika KMB berlangsung a) Ketika Praktikum di Laboratorim Kecelakaan ketika praktikum di laboratorium merupakan suatu kejadian yang wajar terjadi. Sebelum hal ini benar-benar terjadi, Guru harus benar-benar memberikan instruksi dan pengawasan yang ketat pada siswa agar tidak terjadi kesalahan yang dapat merugika diri sendiri mapuapun orang lain. b) Ketika Olahraga Kegiatan Olahraga menuntut siswa untuk aktif bergerak. Agar tidak terjadi kecelakaan ketika berolahraga, seperti keseleo, jatuh, terkilir, terkena bola basket, dan lain sebagainya, Guru harus dapat memberikan instruksi, informasi, dan peringatan pada siswa agar tetap hati-hati saat kegiatan olahraga berlangsung. 2. Fasilitas sekolah yang aman bagi siswa Hendaknya fasilitas yang disediakan sekolah bagi siswa merupakan benda-benda yang tidak membahayakan bagi siswa. a) Harus ada pengawasan dari semua guru melalui tugas piket secara bergiliran. DAFTAR PUSTAKA