Pembelajaran Membaca Dan Menulis Permulaan Bahasa Indonesia Di Kelas Awal

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

PEMBELAJARAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN

BAHASA INDONESIA DI KELAS AWAL

Asep Muhyidin
FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
muhyidin21@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai proses
pembelajaran membaca dan menulis permulaan bahasa Indonesia di kelas II Sekolah Dasar
Negeri Serang 2 Kota Serang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode
etnografi. Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi berupa catatan lapangan, dan
studi dokumen. Data yang telah terkumpulkan dianalisis dengan teknik analisis kualitatif model
Spradley. Ada dua temuan dalam penelitian ini. Pertama adalah temuan tentang pendekatan,
metode, dan teknik dalam pembelajaran membaca permulaan yaitu: 1) pendekatan harfiah, bunyi,
suku kata, dan kata; 2) metode abjad, bunyi, suku kata, dan kata lembaga; dan 3) teknik teknik
ceramah, tanya jawab, latihan, pemberian tugas, dan demonstrasi. Kemudian yang kedua adalah
temuan tentang pendekatan, metode, dan teknik dalam pembelajaran menulis permulaan yaitu: 1)
pendekatan struktural, harfiah,dan suku kata; 2) metode Struktural Analitik Sintetik (SAS), abjad,
dan Kupas Rangkai Suku Kata (KRSK); dan 3) teknik demonstrasi, ceramah, latihan, tugas, dan
tanya jawab.
Kata Kunci: pembelajaran membaca dan menulis permulaan, etnografi

Abstract
The objective of the research was to gain comprehensively understanding of the early reading and
writing learning processes at grade II Public Elementary School Serang 2, Serang City at Banten
Province. The methods in this research is qualitative research with ethnography design. The data
were collected through participant observation using interview, observation, and document
study.The data were analyzed based There are two findings in this study. The first
is the finding of approaches, methods, and techniques in learning of early reading, such as: 1) the
approaches are literal, sounds, syllable, and word; 2) the methods are alphabet, sound, syllable,
and word institution; and 3) the techniques are discourse, discussion, practice, assignment, and
demonstration. Then the second is the finding of approaches, methods, and techniques in learning
early of writing, such as: 1) te approaches are structural, literal, and syllable; 2) the methods are
Structural Analytical Synthetic (SAS), alphabet, and analysis of syllable; and 3) technical
demonstration, discourse, assigment, and discussion.
Keywords: learning of early reading and writing, ethnography

PENDAHULUAN pendidikan di sekolah dasar secara


Pembelajaran bahasa Indone- realias dapat dikelompokkan ke da-
sia memiliki peranan yang sangat lam dua kelompok kelas, yaitu kelas-
penting bukan hanya untuk membina kelas awal dan kelas-kelas lanjut-
keterampilan komunikasi melainkan an/tinggi. Kelas awal meliputi kelas
juga untuk kepentingan penguasaan 1, kelas 2, dan kelas 3. Kemudian
ilmu pengetahuan. Mengingat fungsi kelas tinggi meliputi kelas 4, kelas 5,
penting pembelajaran bahasa, sudah dan kelas 6. Pengelompokkan kelas
selayaknya pembelajaran bahasa di tersebut memiliki implikasi yang
sekolah dilaksanakan dengan sebaik- luas baik dalam tataran pertimbangan
baiknya. Dalam penyelenggaraan usia,muatan materi, maupun pende-
katan pembelajaran.
Menurut Munandar (1999: 4) mencapai pendidikan yang lebih
masa anak usia sekolah dasar dapat tinggi.
dibagi menjadi dua fase, yaitu masa Hasil penelitian yang dirilis
kelas rendah sekolah dasar sekitar oleh PIRLS (Progress in Internati-
usia 6 sampai 9 tahun dan masa kelas onal Reading Literacy Study) yang
tinggi sekolah dasar sekitar usia 10 berada di bawah koordinasi IEA (The
sampai 13 tahun. Masa sekolah dasar International Association for The
kelas rendah ditandai oleh beberapa Evaluation Achievement ) pada tahun
sifat khas, diantaranya adalah: 1) ada 2006 menunjukkan anak-anak seko-
korelasi positif yang tinggi antara lah dasar kelas IV memiliki kemam-
keadaan jasmani dengan prestasi puan membaca yang rendah, yaitu
sekolah; 2) sikap tunduk kepada urutan kelima dari bawah dengan
peraturan permainan yang tradisio- skor 407 (Tjalla, 2010: 15) . Posisi
nal; 3) ada kecenderungan memuji Indonesia berada di atas Qatar,
diri sendiri; 4) suka membandingkan Kuwait, Maroko, dan Afrika selatan.
dirinya dengan anak lain kalau hal Membaca dan menulis per-
itu menguntungkan; 5) kalau tidak mulaan (selanjutnya disingkat SMP)
dapat menyelesaikan suatu soal maka merupakan kemampuan awal yang
soal itu dianggapnya tidak penting; harus dimiliki anak untuk dapat
dan 6) pada masa ini anak meng- membuka cakrawala pengetahuan
hendaki nilai yang baik tanpa yang lebih luas. Untuk itu, kemam-
mengingat apakah prestasinya me- puan SMP harus dipupuk sejak dini.
mang pantas diberi nilai baik atau Jika membaca merupakan kemam-
tidak. puan berbahasa tulis yang bersifat
Pembelajaran di sekolah da- reseptif, maka menulis merupakan
sar kelas awal bertujuan untuk mem- kemampuan menghasilkan tulisan.
berikan bekal kemampuan dasar Dalam pelaksanaan pembe-
baca-tulis-hitung(calistung), penge- lajaran membaca dan menulis per-
tahuan, dan keterampilan dasar yang mulaan, guru sering dihadapkan pada
bermanfaat bagi siswa sesuai dengan siswa yang mengalami kesulitan,
tingkat perkembangannya. Arends baik yang berkenaan dengan hubung-
(2012: 5) mengatakan keterampilan an bunyi huruf, suku kata, kalimat
baca-tulis dan numerasi dasar me- sederhana, maupun ketidak mampu-
rupakan tujuan utama kurikulum an siswa memahami isi bacaan.
pendidikan abad Sembilan belas Mengajar anak untuk dapat mem-
yang kurikulumnya didominasi oleh baca dan menulis merupakan kegiat-
membaca, menulis, dan berhitung. an yang sulit dilakukan. Apalagi
Kemampuan membaca dan memaha- untuk mengajar SMP pada anak-
mi teks pada anak-anak sekolah dasar anak usia kelas awal yang masih
merupakan sarana yang sangat men- berada dalam usia bermain dan be-
dasar dan penting bagi perkembangan lum memungkinkan untuk meng-
di masa mendatang untuk memburu, hadapkan mereka pada situasi pem-
menyerap, dan memanfaatkan infor- belajaran yang serius. Dari penelitian
masi guna pengembangan ilmu dan yang telah dilakukan terhadap pem-
teknologi ketika kelak mereka sudah belajaran SMP, Nisrina telah mem-
buktikan bahwa secara umum pe-
nguasaan membaca dan menulis kelas IV. Kemampuan yang diajar-
permulaan siswa SD belum mak- kan di kelas I dan II merupakan ta-
simal. Penelitian semacam juga hap awal atau tahap permulaan. Oleh
dilakukan oleh Anwar. Berdasarkan karena itu pembelajaran menulis di
hasil penelitiannya, Anwar menyim- kelas I dan II disebut pembelajaran
pulkan bahwa terdapat perbedaan menulis permulaan, sedang di kelas
bentuk latihan membaca permulaan III, IV, V, dan VI disebut pembela-
karena disebabkan faktor guru, jaran menulis lanjut. Pembelajaran
lingkungan sosial, latar belakang, menulis permulaan difokuskan pada
serta sarana penunjang (Sukarti- penulisan huruf, penulisan kata,
ningsih, 2004: 52). penlisan kalimat sederhana, dan
Tiga istilah yang sering di- penlisan tanda baca. Popp (2008:
gunakan untuk memberikan kom- 12) mengemukakan bahwa dalam
ponen dasar dari proses membaca, pengembangan penulisan pada awal-
yaitu recording, decoding dan mea- nya anak-anak menghasilkan tulisan
ning. Recording merujuk pada kata- cakar ayam atau bentuk lingkaran,
kata dan kalimat, kemudian me- titik-titik, atau kombinasi. Ini sering
ngasosiasikannya dengan bunyi- diikuti dengan menggunakan bentuk
bunyinya sesuai dengan sistem tu- huruf dan beberapa huruf nama anak
lisan yang digunakan. Proses deco- tersebut. Begitu juga anak-anak
ding merujuk pada proses penerje- mulai memahami hubungan antara
mahan rangkaian grafis ke dalam bunyi dengan huruf dan dapat
kata-kata. Proses recording dan menggunakan pengetahuan ini untuk
decoding biasanya berlangsung pada mengeja.
kelas-kelas awal SD, yaitu kelas I, II, Hasil observasi awal terhadap
dan III) yang dikenal dengan istilah pembelajaran membaca dan menulis
membaca permulaan (Rahim, 2009: permulaan di SDN Serang II Kota
2). Penekanan membaca permulaan Serang, umumnya problematika yang
ialah proses perseptual yaitu pe- sering ditemukan dalam proses
ngenalan korespondensi rangkaian pembelajaran di kelas-kelas awal
huruf dengan bunyi-bunyi bahasa. adalah sebagai berikut.
( 2009: 1) Ketidak mampuan siswa menge-
231) mengemukakan bahwa pembe- nali huruf-huruf dalam alfabet,
lajaran membaca permulaan dilak- khususnya membedakan huruf
sanakan di kelas I, II, dan III. Pem- kapital dan huruf kecil.
belajaran membaca permulaan meru- 2) Ada kecenderungan siswa mem-
pakan tingkatan proses pembelajaran baca kata demi kata tanpa bisa
membaca untuk menguasai sistem melanjutkan membaca kata-kata
tulisan sebagai representasi visual selanjutnya dengan lancar.
bahasa. Penekanan pembelajaran 3) Dalam membaca, siswa sering
membaca pada kelas awal SD adalah berhenti membaca di tempat
pada penguasaan sistem tulisan atau yang tidak tepat dengan tidak
teknik membaca. memperhatikan tanda baca,
Menurut Zuhdi (1997: 125) khususnya tanda koma.
kemampuan menulis diajarkan di 4) Kebiasaan siswa mengulangi kata
sekolah dasar sejak kelas I sampai atau frase karena siswa tidak
mengenali kata atau kurang permulaan bahasa Indonesia di kelas
menguasai huruf. II SDN Serang 2 Kota Serang.
5) Sebagian siswa menghilangkan
(tidak membaca) kata atau frase METODE PENELITIAN
dari teks yang dibacanya.
6) Tulisan siswa kurang sempurna Penelitian ini menggunakan
karena tidak mengelompokkan metode etnografi yang dikemukakan
huruf-huruf dalam satu kata, oleh James P. Spradley. Menurut
seharusnya kata yang satu Spradley (1980:5) etnografi adalah
dengan kata yang lain dipisahkan deskripsi budaya tentang suatu
oleh jarak/spasi. kelompok yang meliputi tiga aspek
Berdasarkan observasi awal, yakni cultural behavior (apa yang
budaya sekolah di SDN 2 Kota dilakukan), cultural knowledge (apa
Serang sangat berperan terhadap yang diketahui), dan cultural
keberhasilan proses pembelajaran. artifacts (apa yang digunakan).
Lingkungan belajar yang kondusif Penelitian etnografi adalah penelitian
akan membantu siswa dalam pem- yang mengkaji perilaku manusia
belajaran karena belajar efektif secara alamiah dengan penekanan
dimulai dari lingkungan belajar yang pada perspektif budaya. Spradley
baik. Guru mengarahkan peserta (2007:3) mengemukakan bahwa
didik untuk aktif terlibat dalam etnografi merupakan pekerjaan men-
pembelajaran. Pembelajaran yang deskripsikan suatu kebudayaan. Pe-
berpusat pada bagaimana peserta nelitian etnografi berdasar pada ob-
didik menggunakan pengetahuan servasi, deskripsi, penelitian kuali-
baru mereka. Dalam hal ini strategi tatif atau interpretasi dari fenomena
belajar lebih penting daripada hasil apa saja yang sedang diteliti. Peneli-
belajar tian ini berlangsung secara alamiah
Untuk mengetahui apakah dan difokuskan pada proses dalam
pembelajaran bahasa Indonesia khu- suatu usaha memperolah gambaran
susnya pembelajaran membaca dan yang menyeluruh. Penelitian ini
menulis permulaan bahasa Indonesia secara mendalam mengkaji upaya-
di kelas II SDN Serang 2 Kota upaya pembelajaran membaca dan
Serang dilaksanakan dengan baik menulis permulaan di kelas II SDN
dan masalah apa saja yang dihadapi, Serang 2 Kota Serang.
perlu dilakukan suatu penelitian. Merriam (2002:237) menge-
Penelitian ini sekaligus dapat menge- mukakan bahwa prosedur pengum-
tahui budaya dalam proses pembela- pulan data etnografi menggunakan
jaran membaca dan menulis di kelas teknik observasi, observasi partisipan
dengan jelas. Hambatan dan keku- dan wawancara, wawancara formal
rangan apa yang dihadapi guru dalam dan informal. Wawancara dengan
mengembangkan materi, metode, dan informan merupakan sumber utama.
teknik serta evaluasi yang digunakan. Teknik pengumpulan data yang digu-
Oleh karena itu, peneliti tertarik nakan dalam penelitian ini adalah
untuk melakukan penelitian tentang pengamatan, wawancara, catanan
pembelajaran membaca dan menulis lapangan, merekam data, dan analisis
dokumen. Pengumpulan data pene-
litian difokuskan kepada tiga sumber, HASIL PENELITIAN DAN PEM-
yakni dokumen, informan, dan pro- BAHASAN
ses pembelajaran di kelas. Pengum- Hasil Penelitian
pulan data dilakukan oleh peneliti
sebagai instrumen utama penelitian. Penelitian ini dilakukan un-
Selama pengumpulan data, peneliti tuk memperoleh pemahaman yang
menggunakan pedoman pengamatan, mendalam mengenai proses pem-
pedoman wawancara, dan analisis belajaran membaca dan menulis per-
dokumen. Data yang telah terkumpul mulaan bahasa Indonesia di kelas II
dianalisis dengan teknik analisis Sekolah Dasar Negeri Serang 2 Kota
kualitatif model Spradley, meliputi Serang.
analisis domain, analisis taksonomi, Berdasarkan hasil wawancara
analisis komponen, dan analisis dengan guru, analisis dokumen, dan
tema. Pemeriksaan validitas data catatan lapangan, serta didasarkan
dilakukan mealui uji kredibilitas, pada analisis domain, analisis tak-
transferabilitas, dependabilitas, dan sonomi, dan analisis komponensial
konfirmabilitas. Uji kredibilitas de- diperoleh hasil bahwa gambaran
ngan memperpanjang waktu peneliti- pembelajaran membaca dan menulis
an, peningkatan ketekunan, melaku- permulaan di kelas II SDN Serang 2
kan member check, melakukan dis- Kota Serang digunakan beberapa
kusi dengan teman sejawat, dan pendekatan, metode, dan teknik.
triangulasi. Uji transferabilitas dila-
kukan dengan melaksanakan rekfeksi Pendekatan, Metode, dan Teknik
dan analisis daam pembehasan temu- Pembelajaran Membaca Permu-
an secara rinci, jelas, dan sistematis. laan
Uji dependabilitas dilaksanakan de- Pembelajaran membaca per-
ngan menunjukkan informasi terkait mulaan di kelas II SDN Serang 2
pembelajaran membaca dan menulis Kota Serang menggunakan beberapa
permulaan kepada pihak independen pendekatan dan metode diantaranya
seperti pembimbing. Uji konfirma- adalah pendekatan harfiah, pendekat-
bilitas dilakukan dengan melaksana- an bunyi, pendekatan suku kata, dan
kan penelitian berdasarkan tahapan- pendekatan kata. Metode yang di-
tahapan yang berlaku dalam peneliti- gunakan dalam pembelajaran mem-
an kualitatif. Analisis data dilaksana- baca permulaan adalag metode abjad,
kan secara bertahap sesuai dengan metode bunyi, metode suku kata, dan
fokus permasalahan yang ada. Se- metode kata lembaga.
telah data diperoleh baik melalui Pendekatan harfiah, diguna-
observasi, wawancara maupun mela- kan untuk mengenal huruf a sampai
lui dokumen secara induktif diolah. dengan z serta cara pengucapannya.
Kemudian langkah selanjutnya ada- Berdasarkan pendekatan harfiah ini,
lah merumuskan makna atas dasar guru menggunakan metode abjad,
analisis domain, analisis taksonomi, yaitu siswa mengenal huruf dan
analisis komponen, dan analisis belajar mengucapkan bunyi sesuai
tema. dengan lafal abjad.
Pembelajaran membaca per-
mulaan menggunakan pendekatan
bunyi, yaitu pembelajaran membaca Pembelajaran membaca per-
berfokus pada fonik atau suara untuk mulaan di kelas melaksanakan teknik
menerjemahkan simbol tertulis men- pemberian tugas kepada siswa,
jadi suara. Pendekatan fonik mene- misalnya: Siswa diminta menyim-
kankan pembelajaran membaca ber- pulkan isi teks yang sudah dibaca.
fokus pada fonik atau suara untuk Pembelajaran membaca permulaan di
menerjemahkan simbol tertulis men- kelas rendah melaksanakan teknik
jadi suara. demonstrasi, misalnya: siswa diminta
Pembelajaran membaca per- melafalkan huruf, membaca kata,
mulaan menggunakan pendekatan dan kalimat di depan kelas.
suku kata, yaitu pembelajaran mem-
baca permulaan dimulai dengan pe- Pendekatan, Metode, dan Teknik
ngenalan beberapa suku kata. De- Pembelajaran Menulis Permulaan
ngan metode ini, anak belajar me- Pendekatan yang digunakan
ngenali huruf dengan mengupas dalam pembelajaran menulis
/menguraikan suku kata yang permulaan di kelas II SD adalah
diperkenalkan ke dalam unsur-unsur pendekatan struktural, pendekatan
hurufnya. harfiah, dan pendekatan suku kata .
Pembelajaran membaca per- Seiring dengan pendekatan itu ada
mulaan menggunakan pendekatan beberapa metode yang digunakan,
kata, yaitu anak langsung diperkenal- yaitu: metode Struktural Analitik
kan dengan kata-kata. Berdasarkan Sintetik (SAS), metode abjad, dan
pendekatan ini guru menggunakan metode Kupas Rangkai Suku Kata
metode kata lembaga, yakni pembe- (KRSK). Kemudian ada beberapa
lajaran dimulai dengan pengenalan teknik yang digunakan yaitu teknik
beberapa kata yang dikenal oleh demonstrasi, teknik ceramah, teknik
siswa. kata tersebut diuraikan men- latihan, teknik tugas, dan teknik
jadi suku kata; suku kata diuraikan tanya jawab.
menjadi huruf. Pendekatan struktural, siswa
Teknik yang digunakan da- belajar menulis dengan memper-
lam pembelajaran membaca permu- hatikan seperangkat kaidah-kaidah
laan di kelas II SD yaitu teknik dalam bahasa. Berkaitan dengan
ceramah, teknik tanya jawab, teknik pendekatan ini metode yang diguna-
latihan, teknik pemberian tugas, dan kan yaitu metode Struktural Analitik
teknik demonstrasi. Sintetik (SAS). Dalam metode ini,
Pembelajaran membaca per- pembelajaran menulis permulaan
mulaan di kelas rendah melaksana- diawali dengan cerita yang disertai
kan teknik ceramah, misalnya: guru sebuah gambar. Kemudian,guru me-
mengenal huruf a sampai dengan z nguraikan kalimat yang diambil dari
dan menjelaskan cara pengucapan- sebuah cerita menjadi kata-kata, suku
nya. Pembelajaran membaca permu- kata, maupun huruf kemudian di-
laan di kelas rendah melaksanakan susun kembali dari huruf menjadi
teknik tanya jawab, misalnya: tanya susku kata, kata-kata, kembali men-
jawab tentang informasi yang jadi kalimat.
terdapat dalam bacaan yang sudah Pendekatan harfiah, pembela-
dibaca. jaran menulis dimulai dengan mem-
pelajari huruf-huruf. Metode yang PEMBAHASAN
digunakan pada pendekatan harfiah Pendekatan, Metode, dan Teknik
dalam pembelajaran menulis, yaitu Pembelajaran Membaca Permu-
metode abjad. Siswa mulai belajar laan
abjad dengan membaca beberapa Pembelajaran membaca per-
huruf, misalnya a-z setelah anak da- mulaan di kelas II SDN Serang 2
pat membaca beberapa huruf secara Kota Serang menggunakan beberapa
terpisah, anak dimulai menulis huruf pendekatan dan metode diantaranya
yang paling mudah. Setelah anak- adalah pendekatan harfiah, pendekat-
anak dapat menulis huruf secara an bunyi, pendekatan suku kata, dan
terpisah, mereka diajarkan untuk pendekatan kata. Metode yang digu-
merangkai huruf tersebut menjadi nakan dalam pembelajaran membaca
suku kata, lalu menjadi kata. permulaan adalah metode abjad,
Pendekatan suku kata, yaitu metode bunyi, metode suku kata, dan
pembelajaran menulis dimulai de- metode kata lembaga.
ngan pengenalan beberapa suku kata. Pendekatan harfiah, diguna-
Berdasarkan pendekatan ini guru kan untuk mengenal huruf a sampai
menggunakan metode Kupas Rang- dengan z serta cara pengucapannya.
kai Suku Kata (KRSK), yakni siswa Berdasarkan pendekatan harfiah ini,
diperkenalkan beberapa suku kata guru menggunakan metode abjad,
kemudian menjadikan sebuah kata. yaitu siswa mengenal huruf dan
Setelah siswa mampu membaca suku belajar mengucapkan bunyi sesuai
kata, suku kata tersebut anak-anak dengan lafal abjad. Menurut Marcia
langsung menulis suku kata yang ada S.Popp,(Popp,2008:11) pertimbang-
dalam rangkaian kata menjadi se- an lain untuk belajar abjad adalah
buah kata. membiasakan siswa dengan nama-
Ada empat teknik yang dite- nama huruf dari abjad, anak-anak
rapkan pada pembelajaran menulis akan belajar untuk membedakan
permulaan, yaitu teknik ceramah, antara bentuk-bentuk simbolis dan
teknik latihan, teknik tugas, dan memperoleh suatu perbedaan antara
teknik tanya jawab. Teknik ceramah letter-shapes, antara d, p, w dan n, c,
digunakan untuk menjelaskan aturan o, dan a, dan pada akhirnya secara
tata tulis dan mengenalkan huruf berangsur-angsur memahami sifat
kepada siswa. Teknik latihan digu- simbolis dari bacaan.
nakan untuk melatih siswa menggu- Pembelajaran membaca per-
nakan aturan-aturan dalam menulis. mulaan menggunakan pendekatan
Teknik tugas, yaitu guru memberi bunyi, yaitu pembelajaran membaca
tugas menulis, baik di sekolah mau- berfokus pada fonik atau suara untuk
pun di rumah. Teknik tanya jawab menerjemahkan simbol tertulis men-
digunakan pada pemahaman makna jadi suara. Berdasarkan pendekatan
kata dan makna kalimat. Guru dan bunyi ini, guru menggunakan metode
siswa bertanya jawab tentang makna. suara atau metode bunyi, yaitu siswa
mengucapkan huruf sesuai dengan

tidak
bunyi-bunyi dalam bahasa Indonesia /menguraikan suku kata yang diper-
digabungkan, misalnya k-a (keh dan kenalkan ke dalam unsur-unsur hu-
a) sama dengan ka; k-I (keh dan i) rufnya. Menurut Slamet (2014: 43)
sama dengan ki. Pendekatan fonik Karena metode ini mulai dengan
menekankan pembelajaran membaca suku kata maka seringkali juga
berfokus pada fonik atau suara untuk disebut metode kupas rangkai suku
menerjemahkan simbol tertulis men- kata.
jadi suara. Pembelajaran membaca Pembelajaran membaca per-
pada tahap awal harus melibatkan mulaan menggunakan pendekatan
materi yang sederhana. Setelah mere- kata, yaitu anak langsung diperkenal-
ka mempelajari aturan yang menghu- kan dengan kata-kata. Berdasarkan
bungkan fonem terucap dengan huruf pendekatan ini guru menggunakan
alfabet yang mewakilinya, barulah metode kata lembaga, yakni pembe-
anak diberi materi bacaan yang lajaran dimulai dengan pengenalan
kompleks, seperti buku dan puisi beberapa kata yang dikenal oleh sis-
(Santrock,2009:92). Kemudian Pur- wa. kata tersebut diuraikan menjadi
wanto dan Alim(1997:31) mengata- suku kata; suku kata diuraikan men-
kan metode bunyi memandang bah- jadi huruf. setelah siswa mengenal
wa pemaduan bunyi merupakan cara huruf-huruf itu, guru merangkai-
terbaik dalam mengajarkan membaca kannya kembali menjadi suku kata,
permulaan. Dalam hubungan dengan dan akhirnya menjadi kata, misalnya:
ini fonem-fonem yang ada dalam Ni-na -- Nina, De-li -- Deli. Dengan
bahasa Indonesia tidak dilafalkan pendekatan ini muncul metode kata
sebagaimana lafal abjad, melainkan lembaga (The words method), sering
bunyinya. pula disebut dengan metode lembaga
Pembelajaran membaca per- kata. Menurut Slamet (2014: 69)
mulaan menggunakan pendekatan metode kata lembaga, kepada siswa
suku kata, yaitu pembelajaran mem- disajikan kata-kata: salah satu dian-
baca permulaan dimulai dengan pe- taranya merupakan kata lembaga,
ngenalan beberapa suku kata. Ber- yaitu kata yang sudah dikenal oleh
dasarkan pendekatan ini guru meng- siswa. Kata tersebut diuraikan men-
gunakan metode suku kata, yakni jadi satu suku, suku kata diuraikan
siswa diperkenalkan beberapa suku menjadi huruf, setelah itu dirangkai
kata. Setelah siswa mampu membaca lagi menjadi suku kata, dan suku kata
suku kata, suku kata tersebut diga- dirangkaikan lagi menjadi kata,
bung menjadi kata. Metode suku kata misalnya: Baju -- b-a-j-u -- ba- ju
dimulai dengan pengenalan beberapa -- baju, dst.
suku kata. Setelah siswa mampu Pembelajaran membaca per-
membacanya, suku-suku kata itu mulaan di kelas rendah melaksana-
dirangkapkan menjadi kata-kata kan teknik tanya jawab, misalnya:
dengan menggunakan tanda Penghu- tanya jawab tentang informasi yang
bung. Tanda penghubung itu diguna- terdapat dalam bacaan yang sudah
kan untuk beberapa lamanya; sesu- dibaca, dengan langkah: 1) guru
dah siswa itu belajar membaca kali- mempersiapkan materi membaca, 2)
mat. Dengan metode ini, anak belajar guru mempersiapkan sejumlah perta-
mengenali huruf dengan mengupas nyaan, 3) menginformasi materi yang
lengkap, 4) memberi waktu cukup tuntutan. Siswa diminta untuk be-
pada siswa untuk menjawab, 5) sis- kerja sendiri atau dituntun oleh guru.
wa diminta bertanya yang berhu- Pembelajaran membaca per-
bungan dengan materi membaca, 6) mulaan di kelas rendah melak-
guru meminta siswa menjawab per- sanakan teknik demonstrasi, missal-
tanyaan dengan cara menyebarkan nya: siswa diminta melafalkan huruf,
pertanyaan, 7) guru menyimpulkan membaca kata, dan kalimat di depan
jawaban pertanyaan dari siswa. kelas. Untuk melaksanakan teknik
Pembelajaran membaca per- demonstrasi guru menggunakan
mulaan di kelas rendah melak- langkah-langkah sebagai berikut: a)
sanakan teknik latihan, misalnya: la- menetapkan tujuan, b) mempersiap-
tihan mengucapkan fonem, mema- kan media, c) menetapkan langkah-
hami makna teks, dengan langkah: 1) langkah demonstrasi, d) menyedia-
guru mempersiapkan tempat, materi, kan waktu, e) mengadakan evaluasi.
peralatan, dan penggunaan waktu. 2) Teknik demonstrasi adalah cara
kegiatan latihan memperhatikan mengajar di mana seorang guru
ketepatan dan kecepatan mengguna- menunjukkan, memperlihatkan se-
kan keterampilan, 3) latihan dilak- suatu proses. Iskandarwassid dan
sanakan secara kelompok atau per- Sunendar (2009: 69) mengatakan
orangan, 4) melakukan penilaian dan teknik demonstrasi adalah memper-
perbaikan.Kemudian Grellet dalam lihatkan aktivitas pengajar melaku-
Subana dan Sunarti (2009: 225) kan suatu kegiatan sehingga proses
mengatakan untuk mengembangkan penerimaan peserta didik terhadap
keterampilan membaca, kita mem- pelajaran lebih mendalam, mem-
bagi latihan dua kategori, yaitu: la- bentuk pengertian dengan baik dan
tihan memahami susunan bacaan dan sempurna.
latihan memahami isi/pesan bacaan.
Pembelajaran membaca per- Pendekatan, Metode, dan Teknik
mulaan di kelas melaksanakan teknik Pembelajaran Menulis Permulaan
pemberian tugas kepada siswa, Pendekatan yang digunakan
misalnya: Siswa diminta menyimpul- dalam pembelajaran menulis per-
kan isi teks yang sudah dibaca. mulaan di kelas II SD adalah pen-
Pemberian tugas dilakukan dengan dekatan struktural, pendekatan har-
langkah: 1) menetapkan tujuan tugas, fiah, dan pendekatan suku kata.
2) merumus tugas yang sesuai siswa, Seiring dengan pendekatan itu ada
3) merencanakan bentuk pertang- beberapa metode yang digunakan,
gung jawaban, 4) mengevaluasi. yaitu: metode Struktural Analitik
Menurut Winkel (2012:309) pem- Sintetik (SAS), metode abjad, dan
berian tugas dapat dipandang dari metode Kupas Rangkai Suku Kata
tiga sudut, yaitu: a) menurut tujuan (KRSK). Kemudian ada beberapa
instruksional yang harus dicapai, teknik yang digunakan yaitu teknik
apakah termasuk ranah kognitif, demonstrasi, teknik ceramah, teknik
ranah afektif, dan ranah psiko- latihan, teknik tugas, dan teknik
motorik, b) menurut jumlah siswa tanya jawab.
yang mengerjakan, c) menurut kadar Pendekatan struktural, siswa
belajar menulis dengan memperhati-
kan seperangkat kaidah-kaidah da- merupakan kata dengan huruf di-
lam bahasa. Berkaitan dengan pende- rangkaikan menjadi kalima.
katan ini metode yang digunakan Pendekatan suku kata, yaitu
adalah metode Struktural Analitik pembelajaran menulis dimulai de-
Sintetik (SAS). Dalam metode ini, ngan pengenalan beberapa suku kata.
pembelajaran menulis permulaan Berdasarkan pendekatan ini guru
diawali dengan cerita yang disertai menggunakan metode Kupas Rang-
sebuah gambar. Kemudian,guru me- kai Suku Kata (KRSK), yakni siswa
nguraikan kalimat yang diambil dari diperkenalkan beberapa suku kata
sebuah cerita menjadi kata-kata, suku kemudian menjadikan sebuah kata.
kata, maupun huruf kemudian disu- Setelah siswa mampu membaca suku
sun kembali dari huruf menjadi suku kata, suku kata tersebut anak-anak
kata,kata-kata, kembali menjadi kali- langsung menulis suku kata yang ada
mat. Berkaitan dengan pendekatan dalam rangkaian kata menjadi se-
structural, Slamet (2014:52) menga- buah kata. Menurut Slamet (2014:43)
takan pendekatan struktural yakni metode KRSK adalah metode untuk
pendekatan yang berasumsi bahasa memperkenalkan huruf kepada sis-
seperangkat kaidah. Oleh karena itu, wa, lalu suku kata yang sudah dike-
pembelajaran bahasa perlu menitik nal oleh siswa diuraikan menjadi
beratkan struktur bahasa. Dalam hal huruf, kemudian huruf dirangkaikan
ini pola kalimat, kata, dan suku kata lagi menjadi suku kata, misalnya:
menjadi sangat penting. Tujuan me- kaki ka-ki; ka-ki k a k i.
tode SAS ini adalah agar anak ber- Penelitian ini bersandar pada
usaha menggunakan bahasa Indo- paradigma kualitatif dengan metode
nesia dengan baik. etnografi seperti yang disarankan
Pendekatan harfiah, pembela- Spradley tentu membutuhkan kete-
jaran menulis dimulai dengan mem- kunan yang mendalam, dalam hal ini
pelajari huruf-huruf. Metode yang peneliti mengalami keterbatasan ber-
digunakan pada pendekatan harfiah kaitan harus membagi tugas antara
dalam pembelajaran menulis, yaitu meneliti dan bekerja. Kemudian, da-
metode abjad. Siswa mulai belajar lam kajian teoretis terdapat keterba-
abjad dengan membaca beberapa tasan berkaitan dengan pustaka-
huruf, misalnya a-z setelah anak pustaka baik buku maupun jurnal
dapat membaca beberapa huruf seca- internasional yang berbahasa asing
ra terpisah, anak dimulai menulis hu- sekaitan dengan penguasaan bahasa
ruf yang paling mudah. Setelah anak- asing penulis yang kurang memadai.
anak dapat menulis huruf secara Penelitian ini hanya terbatas meng-
terpisah, mereka diajarkan untuk me- kaji pembelajaran membaca dan
rangkai huruf tersebut menjadi suku menulis permulaan di kelas II seko-
kata, lalu menjadi kata. Menurut lah dasar saja, sedangkan pembela-
Subana dan Sunarti (2009:237) sete- jaran di kelas I belum mampu ter-
lah anak-anak dapat menulis huruf bahas dalam penelitian ini.
secara terpisah, mereka diajarkan
untuk merangkaikan huruf tersebut SIMPULAN
menjadi suku kata, lalu menjadi kata. Pembelajaran membaca per-
Dalam kalimat rangkaian huruf yang mulaan di kelas II SDN Serang 2
Kota Serang menggunakan beberapa Ghazali, A. Syukur Pembelajaran
pendekatan dan metode diantaranya Keterampilan Berbahasa dengan
adalah pendekatan harfiah, pendekat- Pendekatan Komunikatif-
an bunyi, pendekatan suku kata, dan Integratif. Bandung: Refika Aditama,
pendekatan kata. Metode yang digu- 2010.
nakan dalam pembelajaran membaca Merriam, Sharan B. and Associates,
permulaan adalag metode abjad, Qualitative Research in Practice.
metode bunyi, metode suku kata, dan San
metode kata lembaga. Teknik yang Francisco: Jossey Bass, 2002.
digunakan dalam pembelajaran Rahim, Farida. Pengajaran
membaca permulaan di kelas II SD Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta:
yaitu teknik ceramah, teknik tanya Bumi
jawab, teknik latihan, teknik pem- Aksara, 2009.
berian tugas, dan teknik demonstrasi.
Pendekatan yang digunakan Popp, Marcia S. Teaching
dalam pembelajaran menulis per- Languages and Literatures in
mulaan di kelas II SD adalah pen- Elementary
dekatan struktural, pendekatan har- Classrooms. London,
fiah, dan pendekatan suku kata . Lawrence Erlbaum Associates Inc,
Seiring dengan pendekatan itu ada 2008.
beberapa metode yang digunakan, Purwanto, M. Ngalim dan Djeniah
yaitu: metode Struktural Analitik Alim. Metodologi Pengajaran
Sintetik (SAS), metode abjad, dan Bahasa
metode Kupas Rangkai Suku Kata Indonesia di Sekolah Dasar.
(KRSK). Kemudian ada beberapa Jakarta: Rosda Jayaputra, 1997.
teknik yang digunakan yaitu teknik Pendidikan
demonstrasi, teknik ceramah, teknik Berpikir dan Implikasinya terhadap
latihan, teknik tugas, dan teknik Pembelajaran Bahasa
tanya jawab. Indonesia di Sekolah Dasar
(Kumpulan Pidato
DAFTAR PUSTAKA pengukuhan Jabatan Guru
Besar, 2007.
Arends, Richard I., Learning to Santrock, John W. Psikologi
Teach. New York: McGraw-Hill, Pendidikan. Jakarta: Salemba
2012. Humanika,
Iskandarwassid dan Dadang 2009.
Sunendar, Strategi Pembelajaran Slamet, St. Y. Pembelajaran Bahasa
Bahasa. dan Sastra Indonesia di Kelas
Bandung: PT Remaja Rendah dan Kelas Tinggi.
Rosdakarya, 2009. Surakarta: UNS Press, 2014.
Munandar, S.C. Utami. Spradley, James P. The Etnographic
Mengembangkan Bakat dan Interview. Yogyakarta: Tiara
Kreativitas Wacana, 2007.
Anak Sekolah. Jakarta: _______________. Participant
Gramedia Widiasarana Indonesia, Observation. USA: Holt, Rinehart
1999. and
Winston, 1980. Rendah. Jakarta:Depdikbud,
Subana, M. dan Sunarti, Strategi 1997.
Belajar Mengajar Bahasa Indonesia
Bandung: Pustaka setia,
2009.
Sukartiningsih, Wahyu. Peningkatan
Kualitas Pembelajaran Membaca
dan
Menulis Permulaan di Kelas I
Sekolah Dasar Melalui Media Kata
Bergambar (Jurnal Pendidikan
Dasar, 2004)

(https://lib.atmajaya.ac.id/default.asp
x?tabID=61&src=k&id=163005
diakses tanggal 24 Desember
2014 pukul 15.15 WIB)
Tjalla, Awaluddin. Potret Mutu
Pendidikan Indonesia Ditinjau dari
Hasil-
hasil Studi Internasional. p.1
(http://pustaka.ut.ac.id/pdfartikel/TI
G601.pdf
diakses tanggal 25 Desember
2015 pukul 21.05 WIB)
Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran.
Yogyakarta: Media Abadi, 2012.
Zuchdi, Darmiyati. Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia di
Kelas

You might also like