1460 3258 1 PB PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN

SOAL PADA MATERI RUANG DIMENSI TIGA


DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA
(Penelitian dilakukan di SMA Negeri 7 Surakarta Kelas X
Tahun Ajaran 2011/2012)

Badi Rahmad Hidayat1*, Bambang Sugiarto2, Getut Pramesti3


1
Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta
2,3
Dosen Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta

*Keperluan Korespondensi: 08972007690, baddi17@myopera.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan dan mengetahui penyebab
kesalahan yang terjadi pada siswa dalam materi ruang dimensi tiga yang ditinjau dari gaya
kognitif pada siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Bentuk penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan strategi penelitian yaitu
deskriptif kualitatif. Subjek penelitian menggunakan pemilihan sampel bertujuan (purposive
sample), dipilih 5 subjek penelitian, 2 subjek memiliki gaya kognitif Field Independent dan 3
subjek memiliki gaya kognitif Field Dependent. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah 1) metode observasi di kelas X-8 SMA Negeri 7 Surakarta, 2) metode tes yang meliputi
tes tertulis dan GEFT yang dilakukan kepada siswa kelas X-8 SMA Negeri 7 Surakarta, 3)
metode wawancara dilakukan kepada siswa yang mengalami kesalahan disesuaikan dengan
gaya kognitif siswa tersebut. Pemeriksaan keabsahan data dengan teknik triangulasi metode.
Langkah-langkah dalam analisis data adalah reduksi data, penyajian data, dan menarik
kesimpulan. Hasil penelitian ini dapat dipaparkan sebagai berikut. 1) Siswa yang memiliki gaya
kognitif Field Independent cenderung melakukan kesalahan fakta dan operasi, sedangkan Field
Dependent cenderung melakukan kesalahan fakta, konsep, operasi dan prinsip. 2) Penyebab
kesalahan siswa yang memiliki gaya kognitif Field Independent (a) Tipe kesalahan fakta yaitu
siswa kurang teliti dalam melengkapi jawaban (b) Tipe kesalahan operasi yaitu siswa kurang
teliti dalam melakukan operasi hitung aljabar. 3) Penyebab kesalahan siswa yang memiliki gaya
kognitif Field Dependent (a) Tipe kesalahan fakta yaitu siswa kurang teliti dalam melengkapi
jawaban (b) Tipe kesalahan konsep yaitu terjadinya miskonsepsi siswa mengenai jarak dua
garis sejajar dan jarak dua bidang yang sejajar. Selain itu ditemukan juga penyebab kesalahan
konsep yaitu siswa kurang aktif dalam bertanya dan mengerjakan soal secara mandiri (c) Tipe
kesalahan operasi yaitu yaitu siswa tidak mengerti dalam melakukan pengkuadratan bentuk
pecahan akar, penjumlahan bentuk akar serta penjumlahan dan pembagian bentuk pecahan (d)
Tipe kesalahan prinsip yaitu siswa tidak pernah mengerjakan tipe soal cerita tentang sudut
diantara dua bidang, sehingga dalam proses mengidentifikasi soal sampai jawaban akhir siswa
melakukan kesalahan.

Kata kunci : kesalahan, tipe kesalahan, gaya kognitif, ruang dimensi tiga

PENDAHULUAN diperlukan adanya perkembangan sumber


Perkembangan ilmu dan teknologi daya manusia bagi setiap individu untuk
serta perkembangan sosial budaya yang menyesuaikan diri dengan perkembangan
berlangsung dengan cepat telah ilmu dan teknologi serta perkembangan
memberikan tantangan kepada setiap sosial budaya. Salah satu usaha untuk
individu. Setiap individu dituntut untuk meningkatkan sumber daya manusia
terus belajar dan menyesuaikan diri adalah melalui jalur pendidikan.
sebaik-baiknya. Oleh karena itu,
39 Jurnal Pendidikan Matematika Solusi Vol.1 No.1 Maret 2013
Pendidikan merupakan suatu 2. Kemampuan pemahaman konsep
proses mengajar, belajar, dan pemikiran matematika siswa masih kurang
kreatif. Proses mengajar dilaksanakan memuaskan.
oleh pengajar dan proses belajar 3. Sebagian siswa hanya mengandalkan
dilaksanakan oleh peserta didik. Oleh hafalan tanpa memahami konsep
karena itu, langkah untuk melakukan sehingga melakukan kesalahan
pembangunan di bidang pendidikan dapat dalam menyelesaikan soal.
dilakukan dengan memperhatikan 4. Materi prasyarat diantaranya adalah
komponen kependidikan yang ada, garis lurus, sudut, luas bangun datar,
terutama bagi siswa yang nantinya akan trigonometri dan syarat-syarat
menjadi tolok ukur keberhasilan berlakunya teorema Phytagoras
pendidikan itu sendiri. belum dikuasai oleh sebagian siswa.
Dalam pelaksanaan pendidikan, Penyelesaian persoalan ruang
matematika adalah bidang dasar yang dimensi tiga tidak hanya memerlukan
dipelajari dari usia dini hingga tingkat keterampilan siswa namun juga melalui
perguruan tinggi. Ada beberapa alasan daya pikir dan penalaran. Disinilah letak
tentang perlunya siswa belajar kesulitan siswa ketika mempelajari materi
matematika. Lima alasan perlunya belajar yang membuat siswa melakukan
matematika yakni karena matematika kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal
merupakan (1) sarana berpikir yang jelas mengenai ruang dimensi tiga.
dan logis, (2) sarana untuk memecahkan Banyaknya kesalahan yang
masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana dilakukan siswa dalam mengerjakan soal
mengenal pola-pola hubungan dan dapat menjadi petunjuk sejauh mana
generalisasi pengalaman, (4) sarana penguasaan siswa terhadap materi. Dari
untuk mengembangkan kreativitas, dan kesalahan yang dilakukan siswa dapat
(5) sarana untuk meningkatkan kesadaran diteliti lebih lanjut mengenai penyebab
terhadap perkembangan budaya [1]. kesalahan siswa. Penyebab kesalahan
Ruang dimensi tiga yang yang dilakukan siswa harus segera
merupakan salah satu materi pelajaran mendapat pemecahan yang tuntas.
matematika siswa kelas X SMA/MA, Pemecahan ini ditempuh dengan cara
adalah materi yang sangat sulit untuk menganalisis akar permasalahan yang
dipahami karena bersifat abstrak menjadi penyebab kesalahan yang
dan minimnya ketrampilan siswa dalam dilakukan siswa. selanjutnya diupayakan
menggambar bangun-bangun tiga dimensi alternatif pemecahannya, sehingga
[2]. Selain itu, berdasarkan informasi kesalahan yang sama tidak akan terulang
peneliti yang didapatkan bersamaan lagi di kemudian hari.
dengan pelaksanaan Praktek Pengalaman Komponen guru dan siswa
Lapangan di SMA Negeri 7 Surakarta merupakan ujung tombak yang sangat
pada 12 September 2011 sampai 3 menentukan keberhasilan proses belajar
Desember 2011 melalui wawancara mengajar di dalam kelas. Guru
dengan salah satu guru matematika SMA merupakan pengarang skenario sekaligus
Negeri 7 Surakarta Y.Y. Sulistiyo , ada sutradara yang mengatur jalannya proses
beberapa masalah yang dapat belajar mengajar di dalam kelas, termasuk
diindikasikan sebagai penyebab bahwa menyiapkan rencana pengajaran dengan
materi dimensi tiga merupakan salah satu mempertimbangkan kurikulum, sarana
materi yang sulit untuk dapat dipahami dan prasarana yang ada. Sedangkan
oleh siswa, antara lain: siswa merupakan faktor yang harus
1. Ketrampilan siswa dalam memiliki kemampuan, motivasi, dan
menggambar dan mempergunakan kesiapan yang memadai untuk mengikuti
alat-alat untuk menggambar bangun- proses belajar mengajar di kelas.
bangun ruang tiga dimensi masih Sehingga setelah mengikuti kegiatan
rendah. belajar mengajar diharapkan siswa dapat
menyelesaikan permasalahan matematika

Jurnal Pendidikan Matematika Solusi Vol.1 No.1 Maret 2013 40


yang diwujudkan dalam soal-soal kognitif field dependent (FD)
mengenai materi yang telah dibahas. dikategorikan sebagai seorang yang dapat
Dalam menyelesaikan masalah berpikir secara global, berperilaku sensitif
matematika siswa melakukan proses secara sosial dan berorientasi
berpikir sehingga siswa dapat interpersonal, lebih suka bekerja
menemukan jawaban. Proses berpikir kelompok dalam mengerjakan tugasnya.
adalah proses yang dimulai dari Adanya perbedaan gaya kogntif
penerimaan informasi baik dari dunia luar mempengaruhi pola pikir dan perilaku
atau dari dalam diri siswa, pengolahan, siswa. Siswa dengan gaya kognitif
penyimpanan, dan pemanggilan informasi field independent akan mempunyai pola
dari dalam ingatan serta pengubahan pikir yang berbeda dengan siswa dengan
struktur-struktur kognitif. Dalam proses gaya kognitif field dependent. Oleh karena
berpikir terjadi pengolahan antara itu, dalam menyelesaikan soal yang
informasi yang masuk dengan skema berkaitan dengan materi ruang dimensi
(struktur kognitif) yang ada di dalam otak tiga akan timbul beberapa pendapat yang
manusia. berlainan dari masing-masing siswa yang
Secara alamiah kemampuan siswa menentukan benar atau salahnya jawaban
dalam menyelesaikan masalah berbeda- siswa.
beda sehingga ada kemungkinan Kesalahan jawaban siswa dapat
kesalahan yang ditimbulkan juga berbeda- dimungkinkan karena proses menerima
beda. Selain itu, siswa juga dapat berbeda dan mengorganisasi informasi yang tidak
dalam cara pendekatan terhadap situasi tepat namun tetap digunakan siswa untuk
belajar, dalam cara menerima, alasan menjawab. Hal lain yang
mengorganisasi dan menghubungkan menjadikan jawaban siswa salah adalah
pengalaman-pengalaman mereka. Siswa mereka sudah tepat dalam mengelola
memiliki cara-cara sendiri yang disukai informasi yang mereka peroleh namun
dalam menyusun apa yang dilihat, diingat, melakukan kesalahan operasi hitung
dan dipikirkannya. Perbedaan-perbedaan aljabar. Kesalahan lain yang mungkin
individual yang menetap dalam cara dilakukan adalah siswa hanya kurang teliti
menyusun dan mengelola informasi serta dalam melengkapi jawaban, sehingga
pengalaman-pengalaman tersebut dikenal menyebabkan jawaban tidak tepat.
dengan gaya kognitif. Woolfolk (1993:128)
menyatakan bahwa gaya kognitif METODE PENELITIAN
merupakan cara seseorang dalam Penelitian ini dilakukan di SMA
menerima dan mengorganisasi informasi Negeri 7 Surakarta, pada kelas X-8 tahun
dari sekitarnya. Perbedaan gaya kognitif ajaran 2011/2012 yang berjumlah 32
berkaitan dengan cara seseorang siswa. Penelitian ini menggunakan
merasakan, mengingat, memikirkan, penelitian deskriptif kualitatif. Metode
memecahkan masalah, membuat pengumpulan data yang digunakan
keputusan, yang mencerminkan adalah observasi, tes, dan wawancara.
kebiasaan bagaimana informasi diproses. Penentuan subjek penelitian ini
Gaya kognitif, dapat dibedakan menggunakan sampel bertujuan
berdasarkan perbedaan psikologis yaitu: (purposive sampling) dimana kelas X-8
gaya kognitif field independent cukup mengalami permasalahan yang
(FI) dan field dependent (FD). Seorang sesuai dengan penelitian.
yang memiliki gaya kognitif field Observasi yang dilakukan dalam
independent (FI) cenderung kurang begitu penelitian ini adalah observasi guru
tertarik dengan fenomena sosial dan lebih mengajar dan observasi siswa saat
suka dengan ide-ide dan prinsip-prinsip mengikuti kegiatan belajar mengajar
yang abstrak, kurang hangat dalam materi ruang dimensi tiga. Selain itu,
hubungan interpersonal, dalam metode observasi digunakan sebagai
mengerjakan tugasnya merasa efisien salah satu sumber informasi penyebab
bekerja sendiri. Orang yang memiliki gaya kesalahan siswa. Observasi dilakukan

41 Jurnal Pendidikan Matematika Solusi Vol.1 No.1 Maret 2013


dengan berpedoman pada lembar Kegiatan pendahuluan terdiri dari 3
observasi. bagian yaitu apersepsi, motivasi, dan
Tes yang diberikan pada penelitian menyampaikan tujuan
ini adalah tes diagnostik. Tes diagnostik pembelajaran.Dalam hal ini guru jarang
merupakan tes yang diberikan sesudah memberikan ketiganya. Namun guru
materi pembelajaran disajikan. Tujuan selalu menginformasikan materi apa yang
soal diagnostik adalah soal-soal untuk akan dipelajari. Apersepsi diberikan guru
mengungkapkan kelemahan atau bagian saat pertama memasuki materi ruang
yang belum dipahami oleh siswa [4]. dimensi tiga yaitu dengan mengenalkan
Berdasarkan hasil tes, didapat dugaan- bentuk-bentuk bangun ruang diantaranya
dugaan kesahan yang terjadi. kubus, balok, tabung, kerucut dan prisma
Wawancara dalam penelitian ini segi tiga. Pada pertemuan berikutnya guru
dilakukan setelah data hasil tes didapat. hanya membahas PR.
Tujuan diadakannya wawancara ini Pada kegiatan inti, guru cenderung
adalah untuk memastikan kesalahan yang memakai metode ceramah (ekspositori).
dimiliki siswa pada materi ruang dimensi Guru tidak pernah membentuk kelompok
tiga dan memverivikasi hasil data tes. diskusi, tetapi saat mengerjakan latihan
Wawancara dilakukan pada beberapa soal siswa dibolehkan untuk mengerjakan
subjek yang dipilih berdasarkan kategori bersama teman sebangku. Dalam
gaya kognitif dan kelengkapan jawaban mengajar, guru menggunakan buku
pada tes tertulis. pegangan berupa buku pelajaran
Teknik analisis data dalam matematika kelas X yang ditulis oleh B.K.
penelitian ini adalah analisis data Noor Mandiri yang juga dimiliki oleh siswa.
kualitatif. Langkah analisis data dalam Soal latihan dan PR banyak diambil dari
penelitian kualitatif dilakukan dalam tiga buku pegangan tersebut. Guru dalam
tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, penjelasan materi lebih banyak langsung
dan penarikan kesimpulan [5]. mengaplikasikan suatu konsep ke dalam
Pada penelitian kualitatif, contoh soal yang ada di dalam buku
pemeriksaan keabsahan data salah pegangan tersebut.
satunya bisa dilakukan dengan triangulasi. Guru menanamkan konsep pada
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan siswa dengan mengambil permisalan dari
keabsahan data yang memanfaatkan alat peraga bangun ruang atau
sesuatu yang lain di luar data itu untuk memanfaatkan dbenda-benda disekitar
keperluan pengecekan atau sebagai sebagai contoh permisalan. Guru selalu
pembanding terhadap data itu [6]. memberikan contoh dan menganjurkan
Triangulasi dalam penelitian ini adalah siswa pada saat mengerjakan soal
triangulasi metode, yaitu dengan membuat ilustrasi gambar agar dapat
membandingkan data hasil tes yang membantu mengerjakan soal. Pada saat
diverivikasi dengan wawancara, dan membahas PR guru selalu menawarkan
observasi. atau menunjuk siswa untuk mengerjakan
di papan tulis, setelah selesai guru
memeriksa dan mengoreksi hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN pekerjaan siswa. guru lebih banyak
Berdasarkan hasil observasi yang mendominasi kegiatan belajar mengajar.
dilakukan terhadap guru beserta siswa Guru selalu berkeliling pada saat siswa
dan wawancara yang dilakukan kepada mengerjakan latihan soal, dan sesekali
siswa, dapat diketahui bagaimana metode menjawab pertanyaan siswa dengan
guru dalam menyampaikan materi ruang pancingan.
dimensi tiga. Dari kedua hal ini juga Pada kegiatan penutup, guru tidak
diketahui bagaimana siswa mengikuti pernah mengajak siswa untuk
proses pembelajaran dan mempelajari menyimpulkan materi yang telah dipelajari
materi ini. pada setiap pertemuan. Kegiatan penutup
biasanya hanya dengan memberikan PR.

Jurnal Pendidikan Matematika Solusi Vol.1 No.1 Maret 2013 42


Guru tidak memberikan evaluasi seperti matematika merupakan informasi yang
kuis atau postest, evaluasi guru diberikan dapat langsung diterima oleh siswa untuk
saat membahas PR pada pertemuan kemudian disimpan dan digunakan untuk
berikutnya. Keaktifan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah. Oleh
kegiatan belajar mengajar juga tidak karena itu objek dasar fakta ini dapat
dinilai guru. dipengaruhi oleh perbedaan gaya kognitif
Di dalam kegiatan belajar mengajar, siswa. Kesalahan fakta adalah kesalahan
siswa tergolong pasif dalam mengikuti siswa dalam memahami konvensi-
proses tersebut. Saat guru memasuki konvensi (kesepakatan) matematika yang
ruang kelas siswa diam dan diungkap dengan simbol atau permisalan
mempersiapkan pelajaran dengan baik. tertentu. Berdasarkan hasil validasi data
Siswa memperhatikan guru yang sedang diperoleh beberapa kesalahan dan
menjelaskan dan mencatat pelajaran, penyebabnya dari setiap gaya kognitif
namun terdapat beberapa siswa yang siswa dalam hal kesalahan fakta. Berikut
kurang memperhatikan. Mereka sibuk disajikan uraian kesalahan beserta
membaca komik yang diselipkan di buku penyebabnya dari setiap gaya kognitif
pegangan siswa, namun tidak ada siswa siswa.
yang berbicara sendiri dengan temannya. a. Kategori strongly Field Independent
Terlihat hanya beberapa siswa saja Kesalahan dan penyebab kesalahan
yang bertanya kepada guru, kebanyakan yang terjadi pada siswa dengan
diantara mereka lebih suka bertanya kategori strongly Field Independent
kepada teman-temannya atau hanya diam adalah sebagai berikut.
saat ditanya guru. Siswa megerjakan soal- 1) Siswa melakukan kesalahan dalam
soal yang diberikan guru, ada yang melengkapi gambar dengan tanda
dikerjakan secara individu dan ada juga sudut surut pada gambar bangun
yang mengerjakan dengan teman ruang kubus. Penyebab kesalahan
sebangku atau teman lain di depan atau karena siswa kurang teliti dalam
belakang bangku. Siswa kurang aktif pada menggambar bangun ruang kubus.
saat guru menyuruh untuk mengerjakan 2) Siswa melakukan kesalahan
soal di papan tulis, akibatnya guru yang karena tidak menyebutkan
sering menunjuk siswa. Siswa yang darimana diperoleh panjang suatu
mengerjakan soal di papan tulis terkadang ruas garis dan luas bidang.
melakukan kesalahan, baik dalam Penyebab kesalahan karena siswa
penulisan simbol, perhitungan atau lupa dan kurang teliti dalam
konsep-konsep yang belum dimengerti melengkapi jawaban.
oleh siswa. 3) Siswa melakukan kesalahan
Berdasarkan hasil validasi data, karena tidak menuliskan satuan
siswa mengalami berbagai bentuk panjang pada panjang suatu ruas
kesalahan dalam mengerjakan soal materi garis. Penyebab kesalahan karena
ruang dimensi tiga. Dari beberapa indikasi siswa lupa melengkapi jawaban.
kesalahan yang ada, dapat diketahui tipe 4) Siswa melakukan kesalahan dalam
kesalahan siswa ditinjau dari gaya kognitif menulis jawaban panjang bidang
yang siswa miliki. Hal-hal yang menjadi BQRC ke bidang ADWT yang
indikator kesalahan ditinjau dari gaya seharusnya jarak bidang BQRC ke
kognitif siswa adalah kesalahan fakta, bidang ADWT. Penyebab
kesalahan konsep, kesalahan operasi dan kesalahan karena siswa kurang
kesalahan prinsip. teliti dalam menuliskan jawaban.
5) Siswa melakukan kesalahan tidak
1. Kesalahan Fakta menghapus sinus dalam
Fakta dalam matematika berupa menentukan suatu sudut.
konvensi-konvensi yang diungkap Penyebab kesalahan karena siswa
dengan simbol atau permisalan tertentu. kurang teliti dalam menuliskan
Simbol atau permisalan dalam jawaban.

43 Jurnal Pendidikan Matematika Solusi Vol.1 No.1 Maret 2013


b. Kategori strongly Field Dependent kesalahan konsep. Berikut disajikan
Kesalahan dan penyebab kesalahan uraian kesalahan beserta penyebabnya
yang terjadi pada siswa dengan dari setiap gayakognitif siswa.
kategori strongly Field Independent a. Kategori strongly Field Independent
adalah sebagai berikut. Untuk siswa kategori strongly Field
1) Siswa melakukan kesalahan Independent, berdasarkan analisis data
karena tidak menuliskan satuan hasil tes dan analisis data wawancara
panjang pada panjang suatu ruas tidak melakukan kesalahan konsep.
garis dan satuan luas pada suatu b. Kategori strongly Field Dependent
luas bidang. Penyebab kesalahan Kesalahan dan penyebab kesalahan
karena siswa kurang teliti dalam yang terjadi pada siswa dengan
melengkapi jawaban. kategori strongly Field Independent
2) Siswa melakukan kesalahan adalah sebagai berikut.
karena tidak menyebutkan 1) Siswa belum memahami
darimana diperoleh panjang suatu pengertian dan letak sudut surut
ruas garis. Penyebab kesalahan serta perbandingan proyeksi pada
karena siswa kurang teliti dalam gambar bangun ruang kubus.
melengkapi jawaban. Penyebab kesalahan karena siswa
3) Siswa melakukan kesalahan kurang aktif dalam bertanya dan
karena tidak menyebutkan mengerjakan soal secara mandiri.
darimana diperoleh luas suatu 2) Siswa melakukan kesalahan pada
bidang. Penyebab kesalahan memahami konsep jarak antara
karena siswa kurang teliti dalam dua bidang dan dua garis yang
melengkapi jawaban. sejajar. Penyebab kesalahan
4) Siswa melakukan kesalahan karena terjadi miskonsepsi pada
terbalik dalam menulisakan siswa ketika menerima penjelasan
panjang dengan jarak. Penyebab guru.
kesalahan karena siswa kurang 3. Kesalahan Operasi
teliti dalam menuliskan jawaban. Operasi adalah suatu pengerjaan
5) Siswa melakukan kesalahan hitung aljabar dan pengerjaan lain.
karena salah menerapkan hafalan Pengerjaan hitung aljabar menekankan
pada penyelesaian soal. Penyebab pada aspek keterampilan yang dimiliki
kesalahan siswa karena hanya oleh siswa yang didapat dari
mengandalkan hafalan tanpa pengorganisasian informasi yang
memperhatikan jawaban. didapatkan kemudian digunakan untuk
2. Kesalahan Konsep menyelesaikan suatu masalah. Oleh
Konsep adalah ide abstrak yang karena itu objek dasar operasi ini dapat
digunakan untuk menggolongkan atau dipengaruhi oleh perbedaan gaya kognitif
mengklasifikasikan sekumpulan objek siswa. Sehingga kesalahan operasi yang
tertentu, dalam prosesnya diperlukan dimaksud adalah kesalahan siswa dalam
kemampuan untuk mengorganisasi melakukan pengerjaan hitung aljabar.
informasi yang diterima oleh siswa untuk Berdasarkan hasil validasi data diperoleh
kemudian digunakan untuk beberapa kesalahan dan penyebabnya
menyelesaikan suatu masalah. Oleh dari setiap gaya kognitif siswa dalam hal
karena itu objek dasar konsep ini dapat kesalahan operasi. Berikut disajikan
dipengaruhi oleh perbedaan gaya kognitif uraian kesalahan beserta penyebabnya
siswa. Kesalahan konsep adalah dari setiap gaya kognitif siswa.
kesalahan siswa dalam menguasai a. Kategori strongly Field Independent
konsep-konsep tertentu untuk Kesalahan dan penyebab kesalahan
menyelesaikan suatu masalah. yang terjadi pada siswa dengan
Berdasarkan hasil validasi data diperoleh kategori strongly Field Independent
beberapa kesalahan dan penyebabnya adalah sebagai berikut.
dari setiap gaya kognitif siswa dalam hal

Jurnal Pendidikan Matematika Solusi Vol.1 No.1 Maret 2013 44


1) Siswa melakukan kesalahan pada objek dasar prinsip ini dapat dipengaruhi
operasi pembagian bentuk oleh perbedaan gaya kognitif siswa.
pecahan. Penyebab kesalahan Kesalahan prinsip yang dimaksud adalah
karena siswa kurang teliti dalam kesalahan siswa dalam memahami
operasi hitung aljabar. hubungan fakta dengan konsep yang
2) Siswa melakukan kesalahan pada dikaitkan oleh operasi atau relasi,
operasi penjumlahan yang sehingga siswa tidak dapat
melibatkan bentuk pecahan. merencanakan penyelesaian masalah
Penyebab kesalahan karena siswa dengan baik. Berdasarkan hasil validasi
kurang teliti dalam operasi hitung data diperoleh beberapa kesalahan dan
aljabar. penyebabnya dari setiap gaya kognitif
siswa dalam hal kesalahan prinsip.
b. Kategori strongly Field Dependent Berikut disajikan uraian kesalahan
Kesalahan dan penyebab kesalahan beserta penyebabnya dari setiap
yang terjadi pada siswa dengan gayakognitif siswa.
kategori strongly Field Independent a. Kategori strongly Field Independent
adalah sebagai berikut. Untuk siswa kategori strongly Field
1) Siswa melakukan kesalahan pada Independent, berdasarkan analisis data
pengkuadratan yang melibatkan hasil tes dan analisis data wawancara
bentuk pecahan akar. Penyebab tidak melakukan kesalahan prinsip.
kesalahan karena siswa tidak
mengerti dalam melakukan
pengkuadratan yang melibatkan b. Kategori strongly Field Dependent
bentuk pecahan akar. Kesalahan dan penyebab kesalahan
2) Siswa melakukan kesalahan pada yang terjadi pada siswa dengan
operasi penjumlahan yang kategori strongly Field Independent
melibatkan bentuk akar. Penyebab adalah sebagai berikut.
kesalahan karena siswa tidak 1) Siswa melakukan kesalahan dalam
mengerti dalam melakukan operasi mengilustrasikan soal kedalam
penjumlahan yang melibatkan bentuk gambar sehingga jawaban
bentuk akar. salah. Penyebab kesalahan karena
3) Siswa melakukan kesalahan pada siswa tidak pernah mengerjakan
operasi penjumlahan yang tipe soal seperti ini.
melibatkan bentuk pecahan. 2) Siswa melakukan kesalahan
Penyebab kesalahan karena siswa dengan memilih cara yang susah
kurang memahami operasi untuk dikerjakan serta siswa
penjumlahan yang melibatkan melakukan kesalahan dalam
bentuk pecahan. mengerti konsep cosinus sudut
4) Siswa melakukan kesalahan pada pada segitiga yang diketahui
operasi pembagian yang panjang ketiga sisinya. Penyebab
melibatkan bentuk pecahan. kesalahan karena siswa tidak
Penyebab kesalahan karena siswa pernah mengerjakan tipe soal
kurang memahami operasi seperti ini.
pembagian yang melibatkan bentuk
pecahan. KESIMPULAN DAN SARAN
4. Kesalahan Prinsip Dari hasil penelitian, maka dapat
Prinsip adalah objek matemetika disimpulkan bahwa siswa tidak terlepas
yang rumit. Prinsip dapat terdiri dari fakta, dari kesalahan dalam mengerjakan soal
konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi mengenai ruang dimensi tiga. Pada siswa
ataupun operasi. Pada proses kelas X-8 SMA Negeri 7 Surakarta yang
pengkaitannya diperlukan penerimaan, memiliki gaya kognitif Field Independent
pengorganisasian dan penyimpanan cenderung melakukan kesalahan fakta
informasi yang tepat. Oleh karena itu dan kesalahan operasi, sementara pada

45 Jurnal Pendidikan Matematika Solusi Vol.1 No.1 Maret 2013


siswa yang memiliki gaya kognitif Field berinteraksi menurut gaya kognitifnya
Dependent cenderung melakukan masing-masing,
kesalahan fakta, kesalahan konsep,
kesalahan operasi dan kesalahan prinsip. UCAPAN TERIMA KASIH
Penyebab kesalahan yang terjadi Penelitian ini dapat selesai dengan
pada siswa dalam mengerjakan soal-soal baik karena bantun dari berbagai pihak.
mengenai materi ruang dimensi tiga untuk Oleh karena itu, penulis mengucapkan
siswa yang memiliki gaya kognitif Field terima kasih kepada Bapak Drs, Sukardjo,
Independent adalah untuk tipe kesalahan MA., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri
fakta yaitu siswa kurang teliti dalam 7 Surakarta atas izin yang diberikan
melengkapi jawaban dan untuk tipe kepada penulis untuk melaksanakan
kesalahan operasi yaitu siswa kurang teliti penelitian. Penulis juga mengucapkan
dalam melakukan operasi hitung aljabar. terima kasih kepada Bapak Y.Y. Sulistiyo,
Sedangkan untuk siswa yang memiliki S.Pd., selaku guru matematika kelas X
gaya kognitif Field Dependent adalah SMA Negeri 7 Surakarta yang telah
untuk tipe kesalahan fakta yaitu siswa membantu penulis dalam menyelesaikan
kurang teliti dalam melengkapi jawaban, penelitian.
untuk tipe kesalahan konsep yaitu
terjadinya miskonsepsi siswa mengenai DAFTAR PUSTAKA
jarak dua garis sejajar dan jarak dua [1] Mulyono Abdurrahman. 2003.
bidang yang sejajar. Selain itu ditemukan Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan
juga penyebab kesalahan konsep yaitu Belajar . Jakarta : PT. Rineka Cipta.
siswa kurang aktif dalam bertanya dan [2]nhttp://reifdhal.wordppress.com/2011/0
mengerjakan soal secara mandiri, untuk 5/03/adakah-media-yg-memudahkan-
tipe kesalahan operasi yaitu yaitu siswa belajar-dimensi-tiga. Diakses pada
tidak mengerti dalam melakukan tanggal 12 Maret 2012 pukul 11.25.
pengkuadratan bentuk pecahan akar,
penjumlahan bentuk akar serta [3] Woolfolk, Anrita. E. 1993. Educational
penjumlahan dan pembagian bentuk Psychology, 5 Edition. Singapore:
pecahan, dan untuk tipe kesalahan prinsip Allyn and Bacon.
yaitu siswa tidak pernah mengerjakan tipe
soal cerita tentang sudut diantara dua [4] Ruseffendi. 1988. Pengantar Kepada
bidang, sehingga dalam proses Membantu Guru Mengembangkan
mengidentifikasi soal sampai jawaban Kompetensi dalam Pengajaran
akhir siswa melakukan kesalahan. Matematika untuk Meningkatkan
Berdasarkan hasil penelitian ini, CBSA. Bandung : Tarsito.
diharapkan guru dapat menggunakan
model dan metode pembelajaran yang [5] Mattew B. Miles dan Huberman.
dapat menyesuaikan gaya kognitif siswa 1992. Analisis Data Kualitatif
sehingga dapat meminimalisasi kesalahan diterjemahkan oleh Tjetjep Rohendi
yang terjadi pada siswa. Guru juga dapat Rohidi. Jakarta : UI Press.
menginformasikan kepada orang tua
mengenai gaya kognitif siswa agar lebih [6] Lexy J. Moleong. 1999. Metodologi
mengarahkan siswa dalam belajar Penelitian Kualitatif. Bandung :
menurut gaya kognitifnya masing-masing. Remaja Rosdakarya.
Siswa harus lebih teliti dalam menerima
dan menggunakan fakta matematika
dalam melengkapi jawaban. Siswa juga
harus lebih peduli dan memperhatikan
konsep pada materi dalam pembelajaran
matematika serta juga meningkatkan
keterampilan menghitung. Selain itu siswa
dapat menyesuaikan cara belajar dan

Jurnal Pendidikan Matematika Solusi Vol.1 No.1 Maret 2013 46

You might also like