Professional Documents
Culture Documents
Sap Rokok
Sap Rokok
III. MATERI
Terlampir
IV. METODE
1. Diskusi
2. Tanya Jawab
V. MEDIA
LEAFLET
VI. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Masyarakat ada di tempat
Penyelenggaraan Penkes di Madrasah Nurul islam
2. Evaluasi Proses
Masyarakat antusias terhadap materi penyuluhan
Masyarakat tidak meninggalkan tempat penyuluhan
Masyarakat mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
3. Evaluasi Hasil
Masyarakat dapat menyebutkan bahaya merokok dan menyebutkan
etika merokok.
VII.KEGIATAN PENYULUHAN
3. 3 Evaluasi :
menit Menanyakan kepada Menjawab pertanyaan
masyarakat tentang materi
yang telah diberikan, dan
reinforcement kepada
masyarakat jika dapat
menjawab pertanyaan.
4. 2 Terminasi :
menit Mengucapkan terimakasih Mendengarkan
atas peran sertanya
masyarakat
Mengucapkan salam penutup Menjawab salam
VIII. PENGORGANISASIAN
Pembicara : N. ARTI LESTARI
MATERI
1. Bahaya Merokok di Dalam Rumah
Merokok di dalam rumah ternyata tak hanya berbahaya bagi perokok itu
sendiri, tetapi juga semua orang yang tinggal di rumah itu. Merokok di dalam
rumah akan meninggalkan zat-zat beracun di perabotan rumah, karpet, tirai,
bahkan dinding rumah.
Asap rokok yang dibuang di dalam rumah akan tersebar selama 4-6 jam dalam
ruangan dan berdampak merugikan bagi kesehatan anggota keluarga di dalam rumah
karena mengandung ribuan bahan kimia yang bisa tinggal di suatu permukaan.
Dari ribuan bahan kimia itu, banyak yang beracun dan bersifat
karsinogenik. Karsinogenik adalah sifat mengendap dan merusak terutama pada
organ paru-paru karena zat-zat yang terdapat pada rokok. Sehingga paru-paru
menjadi berlubang dan menyebabkan kanker. Semakin lama suatu lingkungan
terpapar bahan kimia, maka dapat mengubah senyawa kimia menjadi berbahaya.
Jika terpapar selama bertahun-tahun, dapat meningkatkan risiko kanker, serangan
asma, masalah pada paru-paru, iritasi di tenggorokan, dan mata. Asap rokok
memang dapat diserap ke semua permukaan yang berpori. Zat beracun dari asap
rokok itu kemudian akan menetap lama di semua perabot rumah tangga yang
terkontaminasi.
Merokok di dalam rumah tentu akan membahayakan kesehatan anak-anak
yang sering bermain-main di sofa maupun karpet di rumah mereka. Peneliti
menyebut anak-anak ini sebagai perokok ketiga atau mereka yang tidak merokok,
tidak terpapar asap rokok secara langsung, akan tetapi terpapar zat beracun dari
asap rokok yang telah mengendap di perabotan rumah.
Orangtua yang merokok di kebun atau halaman rumah juga tetap bisa
membahayakan anak-anak.
Sekali lagi menegaskan bahwa meminta seorang perokok untuk berhenti merokok
adalah sesuatu yang menyebalkan. Mereka akan tetap merokok sampai kapan pun.
Mungkin sampai maut menjemput, atau sampai penyakit datang menghampiri.
"Lantas pesan kesehatannya dimana? Kok tidak menolong orang lain (:baca :
perokok) untuk menjadi sehat?"
Memang benar. Tujuan dari etika merokok di atas memang bukan untuk
menyelamatkan para perokok dari kebiasaan tidak sehat mereka. Karena mereka
tidak mau untuk berhenti merokok. Akan tetapi, setidaknya, dengan etika
merokok ini akan bisa menyelamatkan orang lain yang tidak merokok dan tidak
kita inginkan terkena dampak bahaya rokok - karena dipaksa menjadi perokok
pasif.