Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

Pendahuluan Puskesmas Kecamatan Kemayoran pada

tahun 2009 sebanyak (40,9%), dan pada


Penyakit Gastritis atau yang lebih tahun 2010 sebanyak (32,7%). Hal ini
dikenal dengan sebutan maag, merupakan menunjukan bahwa terjadi penurunan pada
salah satu penyakit yang banyak dikeluhkan penderita penyakit gastritis pada setiap
oleh masyarakat. Gastritis bukanlah tahunnya, meskipun terjadi penurunan
penyakit tunggal, tetapi beberapa kondisi tetapi masih perlu adanya penanganan dan
yang mengacu pada peradangan perhatian khusus dalam perawatan maupun
1,2
lambung. pencegahan untuk mengatasi masalah
keperawatan yang muncul pada penderita
Keluhan Gastritis merupakan suatu gastritis.1,3
keadaan yang sering dan banyak dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Tidak jarang Gastritis merupakan salah satu
kita jumpai penderita Gastritis kronis masalah kesehatan saluran pencernaan
selama bertahun-tahun pindah dari satu yang paling sering terjadi. Sekitar 10%
dokter ke dokter yang lain untuk mengobati orang yang datang ke unit gawat darurat
keluhan Gastritis tersebut. Berbagai obat- pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya
obatan penekan asam lambung sudah nyeri tekan di daerah epigastrium. Hal ini
pernah diminum seperti antasida maupun mengarahkan para dokter kepada suatu
yang lain, namun keluhan selalu datang diagnosa gastritis, dimana untuk
silih berganti. Keluhan yang bekepanjangan memastikannya dibutuhkan suatu
dalam menyembuhkan Gastritis ini dapat pemeriksaan penunjang lainnya seperti
menimbulkan gangguan psikologi endoscopi. Penyakit gastritis yang terjadi di
seseorang yaitu berupa stress. Stress ini negara maju sebagian besar mengenai usia
bukan tidak mungkin justru menambah tua. Hal ini berbeda dengan di negara
berat Gastritis penderita yang sudah ada.1,2 berkembang yang banyak mengenai usia
dini.4
Gastritis ini terbesar di seluruh dunia
dan bahkan di perkirakan diderita lebih dari Secara garis besar penyebab gastritis
1,7 milyar. Pada negara yang sedang dibedakan atas zat internal yaitu adanya
berkembang infeksi diperoleh pada usia kondisi yang memicu pengeluaran asam
dini dan pada negara maju sebagian besar lambung yang berlebihan, dan zat eksternal
dijumpai pada usia tua.2 Angka kejadian yang menyebabkan iritasi dan infeksi.4
infeksi Gastritis Helicobacter Pylory pada
beberapa daerah di Indonesia menunjukan Menurut data WHO (2005), kanker
data yang cukup tinggi. di Kota Surabaya lambung merupakan jenis kanker penyebab
angka kejadian Gastritis sebesar 31,2%, kematian terbanyak kedua setelah kanker
Denpasar 46%, sedangkan di Medan angka paru yaitu mencapai lebih dari 1 juta
kejadian infeksi cukup tinggi sebesar 96,1 kematian pertahun. Selain itu, gastritis juga
%. Sedangkan menurut Herlan (2001), memberikan merupakan penyakit yang
bahwa adanya penemuan infeksi sangat mengganggu aktivitas dan bila tidak
Helicobacter Pylory ini mungkin ditangani dengan baik dapat juga berakibat
berdampak pada tingginya kejadian fatal.1,2
Gastritis.1,3

Faktor etiologi Gastritis lainnya adalah


asupan alkohol berlebihan (20%), merokok Ilustrasi Kasus
(5%), makanan berbumbu (15%), obat-
obatan (18%) dan terapi radiasi (2%). Seorang perempuan berusia 56 tahun
Berdasarkan data statistik yang ada di datang ke Pustu Buloa dengan keluhan
nyeri ulu hati yang muncul sejak kemarin.. Pernapasan : 20x/menit
Keluhan disertai adanya rasa mual saat rasa
nyerinya meningkat. Riwayat keluhan yang Suhu : 36.7
sama setiap bulan sejak kurang lebih 3 Dalam menetapkan masalah serta
tahun yang lalu dan rutin memeriksakan faktor yang mempengaruhi, digunakan
diri ke dokter dan rutin minum obat. Pasien konsep Mandala of Health5. Diagnosis
memiliki pola makan yang kurang teratur holistik yang ditegakkan pada pasien adalah
dan sering mengonsumsi makan yang pedas sebagai berikut. Pada poin I, alasan
dan berminyak. Riwayat keluhan yang kedatangan: nyeri ulu hati yang
sama dalam keluarga yaitu anaknya. Pasien menyebabkan aktivitas pasien terganggu.
memiliki riwayat hipertensi dengan Pada poin II, diagnosis kerja yang
pengobatan teratur dan arthritis dengan ditegakkan adalah gastritis. Pada poin III
pengobatan NSAID sejak kurang lebih 5 didapatkan masalah perilaku berupa
tahun lalu. perilaku yang tidak sehat dengan rutin
Pasien merupakan ibu rumah tangga mengonsumsi makanan pedas dan makanan
yang tinggal bersama suami dan 1 orang. berminyak. Pada poin IV didapatkan
Pasien sudah menikah dan memiliki 2 anak masalah pendapatan kurang. Pada poin V
yang salah satu dari anaknya telah ditetapkan skala fungsional pasien derajat
berkeluarga dan tidak tinggal bersama 2.
pasien. Pasien tinggal di sebuah rumah Tindakan yang dilakukan meliputi
dengan luas 50 m2. Rumah terdiri dari 2 tindakan terhadap pasien dan keluarga.
kamar tidur,ruang tamu,1 kamar mandi Pada pasien diberikan obat antasida yang
luar, dan dapur. Lantai rumah terbuat dari diminum 3 kali sehari sebelum makan dan
tanah semen dan tegel, dinding rumah bila dalam 3 hari tidak membaik maka obat
terbuat dari kayu tripleks dan bata tanpa diganti dengan golongan proton pump
plester,atap rumah terbuat dari seng. inhibitor (omeprazole) yang diminum 1 kali
Ventilasi rumah dan pencahayaan kurang. sehari sebelum makan dan dilakukan
Kebersihan dan kerapihan rumah baik. edukasi pada pasien dan keluarga mengenai
Sumber air yang dipakai untuk sehari-hari pola hidup sehat untuk mencegah terjadinya
adalah dari air sumur. Sedangkan untuk gastritis seperti dengan mengatur pola
minum, pasien menggunakan air galon makan dan menghindari terlambat makan,
yang dibeli. Pemasukan pasien berasal dari mengurangi konsumsi makanan yang pedas
pendapatan suaminya yang bekerja sebagai dan berminyak, mengedukasi tentang obat
wiraswasta dengan gaji NSAID yang pasien konsumsi karena
Rp2.000.0000/bulan. Pasien makan 3 kali pasien menderita arthritis.
sehari dengan lauk yang beraneka ragam
dan lebih dominan mengkonsumsi yang
berminyak.
Pada pemeriksaan fisik
didapatkan keadaan umum
baik,tampak sakit ringan,kesadaran
compos mentis. Status Gizi : berat
badan 51 kg, tinggi badan 152 cm,
IMT 22,07 kg/m2 (normal). Tanda-
tanda Vital :
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Nadi : 88x/menit
Gaya Hidup

Makan tidak teratur dan


sering mengkonsumsi
makanan yang pedas dan
berminyak

Perilaku Kesehatan Lingkungan Psiko-


Sosio-Ekonomi
Rutin memeriksakan diri
ke pustu dan rajin minum Family Keuangan minim
obat

Pasien
Pelayanan Kesehatan Lingkungan Kerja
Nyeri ulu hati sejak kemarin
Jarak rumah-pustu tidak Tidak Bekerja
Keluhan disertai rasa mual saat
terlalu jauh
nyerinya meningkat

Lingkungan Fisik
Faktor Biologi

Usia 56 tahun Kebersihan rumah baik

Dengan Hipertensi dan Arthritis Ventilasi dan


pencahayaan rumah
kurang

Gambar . Konsep Mandala of Health


Tn. Mahmud Ny. Mutmainnah 56 Thn (Pasien) *
58 Thn

Ny. Nina 28 Thn Tn. Syarifuddin 32 Thn Nn. Annisa 24Thn*

Keterangan: * (Menderita Gastritis)

Hendra 7 Thn Rizal 4 Thn

Bagan. Genogram keluarga


No. Masalah Skor Upaya Penyelesaian Resume Hasil Akhir Perbaikan Skor
Awal Akhir
1. Faktor Biologi: Mengedukasi Pasien mengerti tentang Gastritis
mengenai penyakit
Pasien adalah Perempuan 2 Gastritis Perbaikan Gejala Klinis 4
Usia 56 dengan Hipertensi
Pengobatan Gastritis
Dan Arthritis

2. Faktor Perilaku Mengedukasi tentang Pasien sudah mengerti tentang dosis


Kesehatan: dosis dan cara dan cara minum obat yang benar 5
Pasien rutin 4 minum obat yang
memeriksakan diri di benar Pasien datang ke puskesmas
pustu dan rajin minum
obat Mengajak pasien
untuk datang ke
Puskesmas untuk
memeriksakan diri
Faktor Gaya Hidup: Mengedukasi jadwal Keluarga membantu pasien dalam
Makan tidak teratur dan makan dan mengingat waktu makan dan 4
. sering mengkonsumsi 2 mengurangi mengurangi makanan pedas dan
makanan pedas dan makanan pedas dan berminyak
berminyak berminyak
4. Lingkungan Rumah: Memperbaiki Pintu dan jendela dibiarkan terbuka
Ventilasi dan 3 ventilasi dan pada saat pagi, siang dan sore hari 5
Pencahayaan rumah pencahayaan rumah
kurang dengan cara
membuka pintu dan
jendela pada pagi,
siang dan sore hari
Total Skor 11 18

Rata-rata 2,75 4,5

Tabel. Skoring Kemampuan Penyelesaian Masalah Dalam Keluarga

Klasifikasi skor kemampuan Skor 4 Keluarga mau melakukan namun tak


menyelesaikan masalah5,6 : sepenuhnya, masih tergantung pada upaya
provider
Skor 1 Tidak dilakukan, keluarga menolak,
tidak ada partisipasi. Skor 5 Dapat dilakukan sepenuhnya oleh
keluarga
Skor 2 Keluarga mau melakukan tapi tidak
mampu, tidak ada sumber (hanya 99 Not Applicable
keinginan); penyelesaian masalah
dilakukan sepenuhnya oleh provider.
Skor 3 Keluarga mau melakukan namun
perlu penggalian sumber yang belum
dimanfaatkan, penyelesaian masalah
dilakukan sebagian besar oleh provider
Pembahasan : gastritisnya agar target terapi lebih tepat
walaupun terapinya hampir sama. Karena
Pada kasus ini, pasien didiagnosis puskesmas merupakan pelayanan pertama
dengn Gastritis. Diagnosis ditegakkan masyarakat maka pasien dikategorikan
berdasarkan dari hasil anamnesis yang dalam gastritis yang belum diinvestigasi
dilakukan saat pasien datang memeriksakan karena tidak adanya alat pemeriksaan
diri ke Pustu Buloa. Berdasarkan hasil helicobacter pylori berupa urea breath test.
anamnesis, Seorang perempuan berusia 56 Strategi tata laksana optimal pada fase ini
tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati adalah memberikan terapi empirik selama
yang muncul sejak kemarin.. Keluhan 1-4 minggu sebelum hasil investigasi awal,
disertai adanya rasa mual saat rasa nyerinya yaitu pemeriksaan adanya Hp.7
meningkat. Riwayat keluhan yang sama
setiap bulan sejak kurang lebih 3 tahun Untuk daerah dan etnis tertentu serta
yang lalu dan rutin memeriksakan diri ke pasien dengan faktor risiko tinggi,
dokter dan rutin minum obat. Pasien pemeriksaan helicobacter pylori harus
memiliki pola makan yang kurang teratur dilakukan lebih awal. Obat yang
dan sering mengonsumsi makan yang pedas dipergunakan dapat berupa antasida,
dan berminyak. Riwayat keluhan yang antisekresi asam lambung (PPI misalnya
sama dalam keluarga yaitu anaknya. Pasien omeprazole, rabeprazole dan lansoprazole
memiliki riwayat hipertensi dengan dan/atau H2-Receptor Antagonist [H2RA]),
pengobatan teratur dan arthritis dengan prokinetik, dan sitoprotektor (misalnya
pengobatan NSAID sejak kurang lebih 5 rebamipide), dimana pilihan ditentukan
tahun lalu. berdasarkan dominasi keluhan dan riwayat
pengobatan pasien sebelumnya. Masih
Anjuran penatalaksanaan penyakit ditunggu pengembangan obat baru yang
terdiri dari upaya bekerja melalui down-regulation proton
promotif,preventif,kuratif,dan pump yang diharapkan memiliki
rehabilitative. Upaya promotif meliputi mekanisme kerja yang lebih baik dari PPI ,
edukasi terhadap keluarga untuk perbanyak yaitu DLBS 2411. 7
konsumsi sayur dan buah-buahan, dan rajin
berolahraga. Upaya preventif seperti Terkait dengan prevalensi infeksi Hp
membatasi konsumsi pedas dan yang tinggi, strategi test and treat
berminyak,serta rutin memeriksakan diterapkan pada pasien dengan keluhan
kesehatan terkait masalah Gastritis. dispepsia tanpa tanda bahaya. Test and
Sedangkan upaya kuratif yang dilakukan treat dilakukan pada 7:
untuk pasien adalah dengan pemberian
terapi farmakologis dengan menggunakan  Pasien dengan Gastritis tanpa
antasida untuk mengatasi gastritisnya dan komplikasi yang tidak
omperazole 1x1 jika antasida tidak mempan berespon terhadap perubahan
dan pasien juga diberikan obat gaya hidup, antasida,
antihipertensi yaitu amlodipin 5 mg 1x1 pemberian PPI tunggal selama
karena target tekanan darah belum tercapai. 2-4 minggu dan tanpa tanda
Selain terapi farmakologis, diberikan juga bahaya.
terapi non farmakologis dengan pemberian  Pasien dengan riwayat ulkus
konseling tentang diet untuk pasien gastritis gaster atau ulkus duodenum
dan hipertensi. Upaya rehabilitative yang yang belum pernah diperiksa.
dilakukan seperti menganjurkan pasien  Pasien yang akan minum
untuk kontrol rutin kesehatannya. OAINS, terutama dengan
riwayat ulkus gastroduodenal.
Dalam penatalaksaan dispepsia perlu  Anemia defisiensi besi yang
dilakukan investigasi mengenai penyebab tidak dapat dijelaskan, purpura
trombositopenik idiopatik dan pencahayaan kurang yang paling
defisiensi vitamin B12. bermakna akan tetapi kondisi ini tidak
Test and treat tidak dilakukan pada: berhubungan dengan penyakit pasien
yaitu Gastritis.
 Penyakit refluks gastroesofageal
(GERD) 3. Faktor pelayanan kesehatan
 Anak-anak dengan dispepsia
fungsional
Pada pelayanan kesehatan yakni
Menurut teori H.L. Blum terdapat Puskesmas Rappokalling, tersedia
empat faktor yang mendasari tenaga kesehatan yang berkompetensi
munculnya suatu penyakit. Faktor dalam mendiagnosis serta obat-obat
tersebut antara lain : faktor biologi, tatalaksana awal ataupun kelanjutan
faktor lingkungan, faktor pelayanan eradikasi penyabab Gastritis.
kesehatan, dan faktor perilaku.
Mengacu pada teori tersebut, kejadian 4. Faktor perilaku
dispepsia pada pasien ini dapat Faktor perilaku merupakan faktor
dijabarkan sebagai berikut :6 yang dominan dalam proses terjadinya
1. Faktor biologi penyakit terutama untuk kasus
Gastritis. Pada pasien ini, didapatkan
Faktor biologi pada pasien ini kebiasaan makan yang kurang teratur
adalah perempuan,usia pasien 56 dan sering mengkonsumsi makanan
tahun. Suatu penelitian di Indonesia pedas dan berminyak. Namun untuk
dengan sampel kecil didapatkan masalah berobat dan memeriksakan
prevelensi Gastritis tertinggi ada pada diri ke dokter pasien rutin
rentang usia 46-56 tahun. Hal ini melaksanakannya. Hingga saat ini
dikaitkan dengan aktivitas olahraga Gastritis selalu menjadi penyakit
rutin yang menurun dan penurunan terbanyak di kunjungan puskesmas
aktivitas hormonal fisiologis. Olahraga karena beberapa hal seperti karena
efektif meningkatkan kemampuan faktor ekonomi, psikologis, dan
manajemen stress, merangsang ketidakaturan penduduk terhadapa
peningkatan sistem imun terhadap pola dan waktu makan serta makanan
H.pylori, mereduksi rangsangan asam yang mereka konsumsi. Walaupun
lambung dan membantu seseorang Gastritis mudah ditangani namun
bertahan terhadap stress. Adapun kasus kekambuhannya sering terjadi
faktor hormonal dalam suatu dan untuk mengetahui penyebabnya
percobaan memperlihatkan adanya penderita malas untuk memeriksakan
pengaruh progesteron, estradiol dan lebih lanjut di beberapa tempat
prolaktin terhadap kontraktilitas otot pelayanan kesehatan yang lebih lanjut
polos dan memperlambat waktu transit dan masalah yang ditimbulkan dapat
gastrointestinal.7 Faktor jenis kelamin menurunkan produktivitas masyarakat.
mempunyai pengaruh yang tidak Oleh karena itu, perlunya pendekatan
signifikan terhadap kejadian gastritis. dokter keluarga untuk
Namun dalam beberapa studi memastikan,mendiagnosis dini dan
didapatkan penderita perempuan lebih mengawasi para pasien dan
banyak. 8,9 keluarganya untuk tercapainya tujuan
kesehatan. Prinsip pokok dari dokter
2. Faktor lingkungan
keluarga adalah untuk dapat
Pada Faktor lingkungan kondisi menyelenggarakan pelayanan
rumah pasien yang ventilasi dan kedokteran menyeluruh sehingga
dapat meningkatkan taraf mutu based cross- sectional study. BMC
pelayanan kesehatan masyarakat. Public Health. 2005.
9. Muya Y. Karakteristik
Daftar Pustaka penderita dispepsia funsional
1. Price, Wilson. Patofisiologi yang mengalami kekambuhan
Konsep Klinis Proses-Proses di bagian ilmu penyakit dalam
Penyakit. Jakarta : EGC. 2006. Hal RSUP Dr.M.Djamil Padang,
422-23. Sumatra Barat tahun 2011.
2. Jimmy. Jejaring Pencegahan dan 2015.
Penanggulangan Penyakit Tidak
Menular. Pusat Promosi Kesehatan
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia [On Line] 2007. Dari :
http://www.pppl.depkes.go.id/.
3. Sudiyono AW, Setiyohadi B, Alwi
I. Ilmu Penyakit Dalam Edisi V.
Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2012. Hal.
335-37.
4. Mansjoer, Arif. Kapita Selekta
Kedokteran, edisi 3, Jilid I. Jakarta:
FKUI. 1999.
5. Depkes RI. Rencana
Operasional Promosi
Kesehatan dalam
Pengendalian Penyakit Tidak
Menular. Jakarta; Kementrian
Kesehatan RI. 2010.
6. Suyono.
Kesehatan
Lingkunga
n.2010.Av
ailable in
http://ejou
rnal.kopert
is4.or.id/fi
le.php?file
=karyailm
iah&id=74
2
7. PGI-KSHPI. Konsensus
Nasional Penatalaksanaan
Dispepsia dan Infeksi
Helicobacter pylory. Jakarta :
Dokter Spesialis
gastroenterologi. 2014.
8. Inna SS. Prevalence of
Helicobacter pylori Infection and
Assosiated Factors Among Adults
in Southern Brazil : a population-

You might also like