Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

LABORATORIUM PENILAIAN FORMASI

PRODI TEKNIK PERMINY AKAN


AKADEMI MINYAK DAN G AS BALONGAN
INDRAMAYU
2018

ANALISA DATA KUANTITATIF


Nama : Nizar Padiilah Pratama
NIM : 15010139
Kelompok : XXXIII (tiga puluh tiga)
Asisten praktikum : Arie miranda putra
Praktikum : 17 Mei 2018
Pengumpulan : 17 Mei 2018

Abstrak

Penilaian formasi atau evaluasi formasi batuan adalah ilmu atau keahlian untuk dapat melihat
atau meneliti keadaan subsurface baik untuk keperluan pemboran, produksi, penelitian
reservoir dan lain-lan. Penilaian formasi atau evaluasi formasi batuan disebut juga merupakan
proses analisis ciri dan sifat batuan di bawah tanah dengan menggunakan pengukuran lubang
sumur atau logging. Evaluasi formasi meliputi penilaian litologi, petrofisik, isi atau kandungan
batuan dan produktifitas batuan. Evaluasi atau penilaian tersebut dilakukan dengan cara
pemeriksaan di laboratorium (analisa core) maupun dengan cara pengukuran langsung di
sumur (well logging, drill stem test dan lain-lain). Mencari zona-zona permeable adalah langkah
pertama dalam analisa log. Penentuan log ini dilakukan dengan spontaneous potential log dan
gamma ray log. Dalam soft rock spontaneous potential log dapat membedakan sand dari shale
lebih baik dari pada gamma ray log. Dalam formasi limestone yang keras kurva spontaneous
potential log akan bergerak lamban sedangkan gamma ray log lebih baik untuk membedakan
karbonat dari shale. Kedua kurva dipakai untuk menghitung kandungan shale.
Evaluation of formation or evaluation of rock formations is the science or expertise to be able to see
or examine the state of subsurface for both drilling, production, reservoir and other research.
Assessment of formation or evaluation of rock formations is also called the process of analyzing the
characteristics and properties of underground rocks by using wellbore or logging measurements.
Formation evaluations include lithologic, petrophysical, content or rock content and rock
productivity. Evaluation or assessment is done by examination in the laboratory (core analysis) or
by way of direct measurement at the well (well logging, drill stem test and others). Searching for
permeable zones is the first step in log analysis. Determination of this log is done by spontaneous
potential log and gamma ray log. In soft rock spontaneous potential logs can distinguish sand from
shale better than gamma ray log. In a loud limestone formation the spontaneous potential log
curve will move slowly while the gamma ray log is better to distinguish the carbonate from the
shale. Both curves are used to calculate the shale content.
Analisa data kuantitatif adalah metode
1. TUJUAN yang dilakukan dengan suatu perhitungan,
1. Mengetahui penertian data analisa interpretasi Petrophysics, yang berguna untuk
kuantitatif. menentukan kandungan apa yang berada pada
2. Menentukan beberapa pengertian batuan. Analisa kuantitatif merupakan analisa
kuantitatif. perhitungan yang meliputi Porositas, Resistivity
3. Mengetahui tujuan analisa kuantitatif. water (Rw), Saturation water (Sw), Saturation
4. Mengetahui pengertian zona prospek. Hydrocarbon (Shc), maupun koreksi terhadap
5. Mengetahui pengertian porositas lubang bor.
Interpretasi kuantitatif dilakukan
2. LANDASAN TEORI bertujuan untuk menentukan zona prospek
1
hidrokarbon dalam formasi dan menentukan
besarnya resistivitas air formasi dan Table 6.1
menentukan besarnya resistivitas air pada Hasil Pengolahan data kuantitatif
formasi yang nanti nya akan digunakan
untuk menginterpretasikan zona prospek
yang akan diamati. Zona prospek adalah
zona yang berisi HC baik itu gas atau minyak
GR max (API) 127
yang dapat di produksi.
GR min (API) 37
Pada proses logging, log yang P Fluida (Gr/Cc) 1,19
umum digunakan yaitu log permeable, log P Shale (Gr/cc) 2,592
resistivitas dan log porositas dimana log TS (C) 30
permeable terdapat 3 log yaitu log gamma BHT (c) 82
ray yang memiliki range 0-150 A ̊ PI, log SP TVD (M) 1437
memiliki range (-100) – 100 mV, log calliper Rmf@TS(Ohm) (Ohm) 0,084
memiliki range 8 atau 6 - 16 inch. Dan pada Rsh (NPHI@Gr Max( (v/v) 3,5
log resistivitas terdapat log LLS,LLD dan Log 0 Nsh (NPHI @ Gr Max ) (v/v) 0,298
MSFL dimana memiliki range dan satuan a (Faktor Tutorsity) 1
yang sama yaitu 0-2000 ohm.meter. Dan m (Faktor Sinentri) 2
pada log porositas terdapat 3 log yaitu RHOB Pma 2,71
range 1,95-2,95 (gr/cc) , log NPHI range 0,45
– (-15) (v/v) dan log sonic yaitu DT memiliki
range 40 – 140 (μsec/ft).
Depth Gr Sp Cal LLD
(m) (API) (mV) (Inch) (Ohm)
1176 110 80 9 2
3. METODOLOGI
1179 60 12 10 5
1. Menyiapkan alat dan bahan
1180 60 10 9 5
2. Menentukan Analisa Zona yang LLS MSFL NPHI RHOB DT
nantinya akan dianalisa secara (Ohm) (Ohm) (v/v) (Gr/Cc) (Ms/Ft)
kuantitatif da diinterpretasi secara
1,7 1 0,38 2,45 78
kuantitatif
4 1,5 0,12 2,36 95
3. Menentukan kedalaman dari zona
yang akan dianalisa secara kuantitatif 3 0,8 0,21 2,25 92
4. Membaca harga minimum dari ketiga
log tersebut
5. Memasukan data dari hasil analisa
kualitatif dan memasukan data 5. Hasil Pengamatan Analisa Data
tersebut kepada persamaan Kualitatif
kuantitatif 5.5.1 Pada kedalaman 1176 m
6. Melakukan perhitungan data secara a. Diketahui :
kuantitatif GRmax : 127 °API
7. Mendapatkan data hasil perhitungan GRmin : 37 °API
ρf : 1,19 gr/cc
secara kuantitatif ρsh : 2,592 gr/cc
4. DATA DAN PENGOLAHAN DATA BHT : 82 °C
Ts : 30 °C
TDL : 1437 m
Rmf@Ts : 0,084 Ω m
Rsh (LLD min) : 3,5 Ω m
Ø Nsh : 0,298 v/v
ρma : 2,71
2
a :1 Rmf
Rw =[ ] x Rt
Rxo
m :2 0,084
GR Read : 110 ˚API =[ ] x2
1
RHOB (ρb) : 2,45 gr/cc = 0,168 Ωm
1
NPHI : 0,38 v/v 1
(Rt)2
LLD (Rt) :2Ωm Sw(indonesia) = Vsh m
1-
(Vsh) 2 (∅) 2
MSFL :1Ωm 1 + 1
b.Ditanya : (Rsh)2 a x (Rw)2

I GR : …? 1
Vsh : …? (2)2
1

ØD : …? = 0,588
1- 2
2
(0,588) (0,093)2
ØDsh : …? 1 + 1
(3,5)2 1 x (0.168)2
ØDCoor : …? = 0,937
ØN : …? 𝑎 𝑥 𝑅𝑤
Sw(Simandoux) = m x
ØNCoor : …? 2 𝑥 (Øeff)
Øe : …?
4𝑥(Øeff)m 𝑉𝑠ℎ 𝑉𝑠ℎ
Tf : …? {( + )− }
𝑎 𝑥 𝑅𝑤 𝑥 𝑅𝑇 𝑅𝑠ℎ 𝑅𝑠ℎ
Rmf : …? 1 𝑥 0,18
= x
Rw : …? 2 𝑥 (0,093)2
4𝑥(0,093)2
Sw : …? {( +
1 𝑥 0,168 𝑥 2
Shc : …? 0,588 0,588
)− }
3,5 3,5
= 0,096
Shc(indonesia) = 1 - Sw
c. Jawab : = 1 - 0,937
GR read - GR min 110 − 37 = 0,068
I GR = =
GR max - GR min 127− 37
Shc(simandoux) = 1 - Sw
= 0,81
I GR = 1 - 0,096
Vsh = = 0,904
3 − (2 x IGR)
0,39
=
3 − (2 x 0,81)
= 0,58
ρma − ρb Jadi pada kedalaman 1176 m, Nilai
∅D =
ρma − ρf
2,71 − 2,45
Saturasi Air 0,937 untuk Saturasi Water
=
2,71 − 1,19 Indonesi dan 0,096 untuk Saturasi water
= 0,171
ρma- ρsh Simadox. Dan Nilai dari Saturasi Hydrocarbon
∅Dsh =
ρma − ρf
2,71 − 2,592 sebesar 0,096 untuk Nilai saturasi
=
2,71 − 1,19
Hydrocarbon Indonesia dan 0,904 Untuk Nilai
= 0,077
∅Dcorr = ∅D − (∅Dsh x Vsh) saturasi Hydrocarbon Simadox
= 0,171 - (0,077 x 0,588) 5.5.2 Pada Kedalaman 1179 m
= 0,125
∅N = (1,02 x ∅NPHI) + 0,0425 a. Diketahui:
= (1,02 x 0,298) + 0,0425
GRmax : 127 °API
= 0,221
∅Ncorr = ∅N − (∅Nsh x Vsh) GRmin : 37 °API
= 0,221 - (0,298 x 0,588) ρf : 1,19 gr/cc
= 0,045 ρsh : 2,592 gr/cc
∅Dcorr2 + ∅Ncorr2 BHT : 82 °C
∅e =√
2 Ts : 30 °C
(0,125)2 + (0,045)2 TDL : 1437 m
=√
2
= 0,093 Rmf@Ts : 0,084 Ω m
(BHT − TS) x D
Tf =[ ] + TS Rsh (LL min) : 3,5 Ω m
TDL

(82 − 30) x 1176 Ø Nsh : 0,298 v/v


=[ ] + 30
1437
= 72,555 0C ρma : 2,71 gr/cc
(TS + 21,5) x Rmf@TS
Rmf@Tf = a :1
Tf + 21,5
(30 + 21,5) x 0,048
= m :2
82 + 21,5
= 0,548 Ωm

3
GR Read : 60 ˚API = 0,351
RHOB (ρb) : 2,36 gr/cc ∅N = (1,02 x ∅NPHI) +0,0425
NPHI : 0,12 v/v = (1,02 x 0,298) + 0,0425
LLD (Rt) :5Ωm = 0,346
MSFL : 1,5 Ω m ∅Ncorr = ∅N − (∅Nsh x Vsh)
2. Ditanya : = 0,346 - (0,298 x 0,103)
I GR : …? = 0,315
Vsh : …? ∅Dcorr2 + ∅Ncorr2
∅e =√
2
ØD : …?
(0,222)2 + (0,315)2
ØDsh : …? =√
2
ØDCoor : …?
= 0,272
ØN : …? (BHT − TS) x D
Tf =[ ] + TS
TDL
ØNCoor : …?
(82− 30) x 1179
Øe : …? =[ ] + 30
1437

Tf : …? = 72,663 °C
(TS + 21,5) x Rmf@TS
Rmf : …? Rmf@Tf =
Tf + 21,5
Rw : …? = 0,548 Ωm
Sw : …? Rmf
Rw =[ ] x Rt
Rxo
Shc : …?
0,084
=[ ]x 2
3. Jawab : 1,5

I GR =
GR read − GR min = 0,28 Ωm
GR max − GR min
1
60−37 1
= Sw(Indonesia) = (Rt)2
127−37 Vsh m
1-
(Vsh) 2 (∅) 2
= 0,256 1 + 1
(Rsh)2 a x (Rw)2
I GR
Vsh = 1
3−(2 x IGR) 1
(2)2
0,256 = 0,103 0,272
= 3,5
+
0,28
3−(2 x 0,256)

= 0,103 = 0,257
ρma − ρb 𝑎 𝑥 𝑅𝑤
∅D = Sw(Simandoux) = x
ρma − ρf 2 𝑥 (Øeff)m

2,71 − 2,592
=
2,71− 1,19
4𝑥(Øeff)m 𝑉𝑠ℎ 𝑉𝑠ℎ
= 0,077 {( + )− }
𝑎 𝑥 𝑅𝑤 𝑥 𝑅𝑇 𝑅𝑠ℎ 𝑅𝑠ℎ

ρma − ρsh 1 𝑥 0,28 4𝑥(0,272)2


∅Dsh = = x {( +
ρma − ρf 2 𝑥 (272)2 1 𝑥 0,28 𝑥 5

2,71 − 2,592 0,103 0,103


=
2,71 − 1,19
)− }
3,5 3,5

=0,077 = 0,04 %
∅Dcorr = ∅D − (∅Dsh x Vsh) Shc(Indonesia) = 1 - Sw
= 0,230 - (0,077 x = 1 - 0,275
0,103) = 0,748 %

4
Shc(simandoux) = 1 - Sw TF : …?
= 1 - 0,04 Rmf : …?
= 0,6 % Rw : …?
Sw : …?
Jadi pada kedalaman 1179 m, Shc : …?
Nilai Saturasi Air 0,257 untuk Saturasi Jawab :
Water Indonesi dan 0,4 untuk Saturasi GR read − GR min
I GR =
water Simadox.dan Nilai dari Saturasi GR max − GR min
60−37
Hydrocarbon sebesar 0,743 untuk Nilai =
127−37
saturasi Hydrocarbon Indonesia dan 0,6 = 0,256
Untuk Nilai saturasi Hydrocarbon Simadox I GR
Vsh =
5.5.1 Pada kedalaman 1180 m 3 − (2 x I GR)
0,356
Grmax : 127 °API =
3 − (2 x 0,356)
GRmin : 37 °API = 0,103
Pf :1,19 gr/cc ρma − ρb
∅D =
ρma − ρf
Psh : 2,592 gr/cc
= 0,309
BHT : 82 °C
ρma − ρsh
∅Dsh =
Ts : 30 °C ρma − ρf

TDL : 1437 m = 0,078

Rmf@Ts : 0,084 Ω m ∅Dcorr = ∅D − (∅Dsh x Vsh)

Rsh (LL min) : 3,5 Ω m = 0,309 - (0,078 x 0,103)

Ø Nsh : 0,298 = 0,300

ρma : 2,71 gr/cc ∅N = (1,02 x ∅NPHI) + 0,0425

a :1 = (1,02 x 0,298) + 0,0425

m :2 = 0,346

GR Read : 60 ˚API ∅Ncorr = ∅N − (∅Nsh x Vsh)

RHOB (ρb) : 2,25 gr/cc = 0,346 - (0,298 x 0,10)

NPHI : 0,21 v/v = 0,315

LLD (Rt) :5Ωm ∅Dcorr2 + ∅Ncorr2


∅eff =√
2
MSFL : 0,8 Ω m
(0,300)2 +(−0,315)2
a. Ditanya : =√
2
I GR : …? = 0,307
Vsh : …? (BHT − TS) x D
Tf =[ ] + TS
TDL
ØD : …?
(82 −30) x 1180
=[ ] + 30
ØDsh : …? 1437

ØDCoor : …? = 42,700 °C
(TS + 21,5) x Rmf@TS
ØN : …? Rmf@Tf =
Tf + 21,5
ØNCoor : …? (30 + 21,5) x 0,084
=
42,700 + 21,5
Øe : …?
5
= 0,0417 Ωm 7. KESIMPULAN
Rmf
Rw =[ ] xRt Setelah dilakukan percobaan Analisa
Rxo
0,067 Data Kuantitatif dapat ditarik beberapa
=[ ]x 2
0,8 kesimpulan yaitu:
= 5,083 Ωm 1. Analisa data kualitatif adalah metode
1 yang dilakukan dengan suatu
1
(Rt)2 perhitungan interpretasi petrofisik yang
Sw(Indonesia) = Vsh m
1-
(Vsh) 2 (∅) 2 berguna untuk menentukan dengan apa
1 + 1
(Rsh)2 a x (Rw)2 yang berapa pada batuan.
1
1
2. Analisa kuantitatif merupakan analisa
= (2)2
0,307 2
dengan menggunakan perhitungan
1- 2
(0,103)
+
(0,3072 meliputi porositas, resistifity water,
1 1
(3,5)2 1 x (0,168) 2 saturasi water.
= 0,088 % 3. Interpretasi kuantitatif dilakukan
𝑎 𝑥 𝑅𝑤
bertujuan untuk menentukan zona
Sw(Simandoux) = x prospek hidrokarbon dalam formasi dan
2 𝑥 (Øeff)m
menentukan besarnya resistifitas air
pada formasi.
4𝑥(Øeff)m 𝑉𝑠ℎ 𝑉𝑠ℎ
{(
𝑎 𝑥 𝑅𝑤 𝑥 𝑅𝑇
+
𝑅𝑠ℎ
)−
𝑅𝑠ℎ
} 4. Zona prospek adalah zona yang berisi
hidrokarbon
1 𝑥 5,083 4𝑥(0,307)2
= x {( + 5. Porositas didefinisikan sebagai volume
2 𝑥 (0,307)2 1 𝑥 5,083 𝑥 5

0,103 0,103
pori-pori per satuan volume dari suatu
)− } nilai formasi.
3,5 3,5

= 0,180 %
Shc(indonesia) = 1 - Sw
= 1 - 0,088
= 0,912
Shc(simandoux) = 1 - Sw
= 1 – 0,180
= 0,82
Jadi pada kedalaman 1180 m,
Nilai Saturasi Air 0,088 untuk Saturasi
Water Indonesi dan 0,180 untuk Saturasi
water Simadox.dan Nilai dari Saturasi
Hydrocarbon sebesar 0,912 untuk Nilai
saturasi Hydrocarbon Indonesia dan 0,82
Untuk Nilai saturasi Hydrocarbon Simadox
6.Analisa Kesalahan
Pada percobaan Analisa Data
Kuantitatif terdapat beberapa kesalahan
yaitu:
1. Kurang teliti dalam melakukan
perhitungan menggunakan
rumus

6
7. REFERENCES

[1] Aldi renaldi, 2016. Laporan resmi praktikum penilaian formasi : indramayu Akamiagas
Balongan
[2] Drilling Tobi 2005.well loging and formation evaluation. Oxford : esevler publishing
company
[3] Firdaus,Miftahul.2018. Modul Praktikum Penilaian Formasi: Indramayu Akamigas Balongan
[4] Sclumberger . 1989. Log-loginterfation of well prinaplesor aplications . texas : sclumberger
wire line and testing

You might also like