Audit Ayrin

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

BAGIAN IV

KOMUNIKASI PERMASALAHAN AUDIT KEPADA PIHAK YANG BERTANGGUNG


JAWAB ATAS TATA KELOLA (TCWG) (MANAGEMENT LETTER)

A. Definisi Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola (TCWG)


Istilah TCWG adalah orang atau organisasi seperti corporate trustee/wali amanah
korporasi yang tanggung jawab melakukan pengawasan umum atas arahan strategis entitas
dan kewajiban entitas yang berkenaan dengan akuntabilitas entitas. Pengawasan itu
meliputi pengawasan atau proses pelaporan keuangan. ISA 260 menjelaskan bahwa istilah
TCWG digunakan untuk menjelaskan peran orang atau sekelompok orang yang diberi
tanggungjawab untuk mengawasi, mengendalikan, dan mengarahkan suatu entitas.
TCWG bisa termasuk anggota manajemen seperti anggota eksekutif dalam dewan
pengawas pada entitas tertutup atau di sektor publik atau pemilik yang merangkap sebagai
manajer. Dewan pengawas itu juga bisa memiliki sub-sub bagian dalam pengawasan
seperti komite audit dan internal auditor.

B. Tujuan Komunikasi Permasalahan Audit Kepada TCWG


Tujuan auditor dalam berkomunikasi dengan TCWG diatur dalam ISA 260 paragraf 9,
yaitu:
1. Mengkomunikasikan dengan jelas kepada TCWG tentang tanggungjawab auditor
berkenan dengan audit atas laporan keuangan, dan tinjauan umum mengenai lingkup
dan waktu audit yang direncanakan
2. Memperoleh informasi yang relevan dari TCWG tentang audit
3. Memberikan kepada TCWG pengamatan yang berasal dari pelaksanaan audit (temuan
dan informasi) yang penting dan relevan bagi tanggungjawab dan pengawasan umum
atas proses laporan keuagan
4. Mendorong komunkasi dua arah yang efektif antara auditor dan TCWG.

Selama auditor melakukan proses audit, sering ditemukan hal-hal yang penting serta
memiliki dampak yang signifikan pada laporan keuangan. Auditor akan gagal dalam tugas
mereka jika tidak memberi tahu direksi dan pihak lain yang bertanggung jawab atas tata
kelola (termasuk komite audit), tentang hal ini. Hasil audit yang dimaksud adalah hasil atas
tes kontrol (test of control) dan pengujian substantive (substantive testing) yang dilakukan
pada pemeriksaan sementara (inteim examination) yang akan memberi insight tentang
keefektifan pengendalian dan apakah transaksi dan saldo yang tercatat dilaporan keuangan
sudah di catat dengan wajar. Direksi dan pihak lainnya yang bertanggung jawab atas tata
kelola memiliki tugas untuk memastikan kontrol internal memadai. Hal ini berarti bahwa
mereka harus diberitahu sesegera mungkin jika ada kelemahan atas laporan keuangan yang
diaudit. Selain itu, ini akan sangat membantu auditor dalam memenuhi tugasnya jika
kelemahan tersebut diatasi. Selanjutnya, kelemahan cenderung menghasilkan peningkatan
waktu audit dan direksi dan pihak lainnya yang bertanggung jawab atas tata kelola harus
diberitahu.

C. Hal-Hal yang dikomunikasikan


Terdapat 3 hal utama yang perlu dikomunikasikan oleh auditor kepada TCWG, yaitu:
1. Tanggungjawab auditor dalam hubungannya dengan audit atas laporan keuangan (ISA
Paragraf 14)
TCWG harus menerima informasi mengenai hal-hal penting menyangkut peran
mereka dalam mengawasi proses pelaporan keuangan termasuk mengkomunikasikan
tanggung jawab auditor selama proses audit yang meliputi:
a. merumuskan dan memberikan opini atas laporan keuangan yang disusun oleh
manajemen dengan pengawasan oleh TCWG
b. Audit atas laporan keuangan tidaklah membebaskan manajemen atau TCWG
dari tanggung jawab mereka
2. Auditor wajib mengomunikasikan secara tertulis kepada TCWG tentang kelemahan
signifikan dalam pengendalian internal yang ditemuwkan selama audit secara tepat
waktu (ISA Paragraf 9)
3. Auditor wajib mengomunikasikan kepada TCWG salah saji yang tidak dikoreksi dan
dampaknya, atas opini dalam laporan auditor. Auditor wajib meminta agar salah saji
yang tidak dikoreksi, dibetulkan (ISA 450 Paragraf 12)
4. Auditor juga wajib mengomunikasikan dampak saji yang tidak dikoreksi yang
berkaitan dengan periode lalu terhadap jenis transaksi, saldo akun, dan laporan
keuangan secara keseluruhan (ISA 450 Paragraf 13)

D. Surat Manajemen (Management Letter)


Management letter merupakan suatu surat yang dibuat oleh Auditor, ditujukan kepada
manajemen perusahaan yang diperiksa laporan keuangannya (di audit), yang isinya
memberitahukan kelemahan dari pengendalian intern perusahaan (baik material maupun
inmaterialweaknesses) yang ditemukan selama pelaksanaan pemeriksaan, disertai dengan
saran-saran perbaikan dari KAP. Management letter setidaknya harus mencakup :
1. Menuliskan judul dan pihak penerima yang dimaksud dengan jelas
2. Pendahuluan mengungkapkan kepada penerima mengenai keadaan yang menjadikan
alasan surat tersebut ditulis. Juga menegaskan tujuan audit bukan untuk menemukan
semua kelemahan dan hal efisiensi yang mungkin terdapat pada sistem dan
perusahaan pada umumnya.
3. Memasukan pandangan pihak ofisial yang bertanggung jawab dengan siapa
memorandum didiskusikan, yang menyatakan pandangannya tidak setuju dengan
auditor. Hal-hal pengendalian internal didiskusikan dengan manajemen, dengan
kewenangan untuk mengambil tindakan perbaikan sebelum masalah ini dipastikan
tidak ada kesalahpahaman dan untuk memastikan bahwa tindakan perbaikan telah
sesuai.
4. Jika auditor tidak mempunyai alasan meragukan klien ofisialnya, komentar terhadap
efek tersebut.
5. Bagian yang menyatakan kesimpulan utama. Ini dilakukan karena pernyataan jelas
dari poin utama akan membuat kesimpulan lebih dapat dimengerti.
6. Kesimpulan utama diikuti dengan komentar secara detail, masing-masing terdiri dari
penjelasan singkat sistem yang digunakan, kemungkinan konsekuensi dan
rekomendasinya.
7. Hal-hal kecil yang telah diselesaikan dengan manajemen seharusnya tidak
diperbolehkan untuk mengacaukan laporan, meskipun penyebutan singkat hal
tersebut dalam surat akan menjadikannya sesuai.
8. Dalam paragraf penutup, auditor mengidentifikasi keinginannya untuk
mendiskusikan hal-hal dengan panjang lebar dengan pihak pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola dan meminta respon atas rekomendasi mereka.

Masalah lebih lanjut dari kaitan penting dengan management letter


1. Keadaan dimana mungkin akan semakin menimbulkan masalah jika membahas
temuan langsung dengan manajemen, saat intergritas dipertanyakan.
2. Dalam entitas yang lebih kecil dengan cukup staf untuk masing-masing tugas,
management letter mungkin menekankan pentingnya pengawasan yg dilakukan
sendiri oleh management.
3. Auditor melaporkan pengendalian internal yang telah mengakibatkan salah saji
dalam laporan keuangan, dan potensi salah saji yang signifikan.
4. Jika tidak ada tindakan perbaikan mengenai kelemahan dalam pengendalian internal
yang dijelaskan dalam management letter sebelumnnya, auditor harus bertanya
kenapa tindakan perbaikan tidak diambil.
5. Auditor entitas sektor publik dapat memiliki tanggung jawab khusus untuk
melaporkan hal-hal mengenai pengendalian internal, seperti kepatuhan terhadap
peraturan otoritas legislatif.
BAGIAN V

AUDIT MANAJEMEN DENGAN SISTEM KOMPUTER

Komputer telah berdampak pada kegiatan auditor, semuanya dirancang untuk


meningkatkan efisiensi audit dan efektivitasnya pada saat ada banyak tekanan biaya audit.
Penggunaan komputer dalam manajemen, perencanaan, kinerja dan penyelesaian audit
untuk menghilangkan atau mengurangi waktu yang dihabiskan untuk tugas-tugas
komputasi atau administrasi, untuk meningkatkan kualitas penilaian audit, dan untuk
memastikan kualitas audit yang konsisten

A. Penilaian risiko, perencanaan dan alokasi staf dan sumber daya lain untuk tugas audit
Analisis risiko audit dalam tahap perencanaan audit yang membutuhkan analisis
mendetail misalnya seperti analisis rasio perusahaan akan lebih mudah dilakukan jika
menggunakkan bantuan IT misalnya dengan IT Spreadsheet. Komputer juga digunakan
untuk merekam waktu yang dihabiskan oleh setiap staf pada berbagai bagian dari audit dan
secara total. Perbandingan dengan waktu direncanakan juga dapat dibuat. Selain menjadi
berguna untuk tujuan perencanaan di tahun-tahun mendatang, memungkinkan auditor
untuk menentukan overruns anggaran. Memorandum perencanaan audit sekarang juga
sering disiapkan oleh staf audit menggunakan perangkat lunak pengolah kata.

B. Perolehan Informasi dan Analisis


Perusahaan audit semakin banyak melakukan transfer data dan informasi dari klien
menggunakan komputer, yang kemudian dianalisis. Penggunaan umum dari teknik ini
adalah untuk membaca buku piutang usaha komputerisasi dan untuk memilih sampel saldo

C. Interpretasi dan Dokumentasi Hasil


Kertas kerja sedang semakin otomatis dan dicatat pada file komputer. Jadi pilihan item
untuk pengujian rinci dan hasilnya dapat terekam dalam spreadsheet. Pengolah kata juga
dapat digunakan dalam berbagai cara, termasuk kertas kerja. Biasanya hasil-hasil tersebut
tercatat pada server, sehingga staf audit bisa mendownloadnya kapanpun dibutuhkan

D. Reviu dan Pelaporan Kegiatan


laporan audit, seperti management letter dan laporan kepada mitra dan manajer
mengenai hal-hal penting yang timbul dari audit, dll, dengan mudah dapat dibuat
menggunakan perangkat lunak pengolah kata. Spreadsheet juga dapat digunakan untuk
menganalisis rekening akhir sebelum laporan audit akhirnya dikeluarkan.

E. Manual dan daftar periksa pada file computer


Tatacara dan guidance audit perusahaan, termasuk solusi untuk masalah umum
akuntansi/audit, dan daftar periksa dapat dibuat dalam file komputer. Hal ini membuat
barang-barang yang dibawa saat melakukan pemeriksaan menjadi lebih ringkas. Namun,
kontrol yang kuat terhadap file/data harus dilakukan agar tidak terjadi fraud seperti
penyalah gunaan data. backup data perlu dilakukan agar data yang ada tidak rawan hilang.
Pengunaan rumus-rumus tertentu untuk pengujian data juga harus diamankan dan selalu
dikaji ulang untuk menghindari kesalahan pengujian.

You might also like