Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian
Masa nifas adalah masa sesudah masa persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta
selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum
hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu. Masa nifas puerperium berasal dari bahasa
latin yaitu puer yang artinya bayi dan parous yang artinya melahirkan atau berarti masa
sesudah melahirkan. (Saleha, 2009)
Menurut Obstetri william, Masa nifas adalah masa segera setelah kelahiran sampai 6
minggu selama masa ini, saluran reproduktif anatominya kembali ke keadaan tidak hamil
yang normal.
Menurut synopsis obstetric, masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas 6 sampai
8 minggu.

B. Tujuan asuhan masa nifas


Menurut rukiyah (2011), tujuan diberikannya asuhan pada ibu selama nifas antara lain:
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis, dimana peranan
keluarga sangat penting, dengan pemberian nutrisi, dukungan psikologis maka
kesehatan ibu dan bayi selalu terjaga.
2. Melaksanakan skrining yang komperhensif (menyeluruh) dimana perawat
melakukan manajemen asuhan keperawatan pada ibu masa nifas secara sistematis
yaitu mulai pengkajian data subjektif, objektif, maupun penunjang.
3. Setelah perawat melaksanakan pengkajian data maka perawat harus menganalisa
data tersebut sehingga tujuan asuhan masa nifas ini dapat mendeteksi masalah yang
terjadi pada ibu dan bayi,
4. Mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya, yakni
setelah masalah ditemukan maka perawat dapat langsung masuk ke langkah
berikutnya hingga tujuan diatas dapat dilaksanakan.
5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan
bayi sehat. Memberikan pelayanan keluarga berencana. (Saifudin, 2006)

C. Peran dan Tanggung Jawab Perawat pada Masa Nifas


Menurut rukiyah (2011), Selama masa kurun reproduksi seorang wanita harus
mendapatkan asuhan yang berkualitas dan berstandar, salah satu asuhan yang
berkesinambungan adalah asuhan ibu pada masa nifas, perawat mempunyai peran dan
tanggung jawab antara lain:

1. Perawat harus tinggal bersama ibu dan bayi dalam beberapa saat untuk memastikan
keduanya dalam kondisi yang stabil.
2. Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama, 20 sampai 30 menit pada jam
kedua, Jika kontraksi tidak kuat. Massas uterus sampai keras karena otot akan
menjepit pembuluh darah sehingga menghentikan pendarahan.
3. Periksa tekanan darah, kandung kemih, nadi, pendarahan tiap 15 menit pada jam
pertama tiap 30 menit pada jam kedua.
4. Anjurkan ibu minum untuk mencegah dehidrasi, bersihkan perineum, dan gunakan
pakaian bersih, biarkan ibu istirahat, beri posisi yang nyaman, dukung program
bounding attachment dan ASI eksklusif, ajarkan ibu dan keluarga untuk memeriksa
fundus dan perdarahan, beri konseling tentang gizi, perawatan payudara, kebersihan
diri.
5. Memberikan dukungan secara berkesinambungan, selama masa nifas sesuai dengan
kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
6. Sebagai promotor hubungan antara ibu, bayi dan keluarga.
7. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
8. Membuat kebijakan, perencanaan program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak
mampu melakukan kegiatan administrasi.
9. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
10. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah
perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta
mempraktekkan kebersihan yang aman.
11. Melakukan manajemen asuhan dengan acara mengumpulkan data, menetapkan
diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses
pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama
periode nifas.
12. Memberikan asuhan secara professional.

D. Hal yang harus Dihindari pada Ibu Nifas


1. Penggunaan bebat perut segera pada masa nifas 2 sampai 4 jam pertama.
Selama 1 jam pertama, petugas perlu memeriksa.
2. Memisahkan bayi dari ibunya untuk masa yang lama pada satu jam pertama setelah
kelahiran
3. Bersalin ditolong bukan oleh tenaga kesehatan.
Dalam rangka mengurangi kejadian kematian ibu dan bayi, kementerian kesehatan
tidak lagi memperbolehkan adanya praktik persalinan di rumah. Dukun bayi, bidan,
dan dokter sebisa mungkin membawa ibu yang akan melahirkan ke fasilitas
kesehatan seperti puskesmas, klinik, atau rumah sakit, sehingga jika terjadi
komplikasi persalinan, pasien dapat segera ditangani atau dirujuk dengan cepat.
4. Membebat perut terlalu kencang.
5. Beberapa budaya lokal di masyarakat adalah memakaikan stagen atau bebat pada ibu
setelah melahirkan dengan maksud supaya perut tidak kendor. Namun sebenarnya
pembebatan ini tidak membuat perut cepat terlihat langsing kembali. Perut dapat
diusahakan supaya kencang kembali dengan melatih otot perut, misalnya dengan
senam nifas. Pembebatan yang terlalu kencang akan membuat ibu tidak nyaman.
6. Duduk di atas bara api.
Di beberapa pedesaan masih ada yang menerapkan terapi uap dengan maksud
mempercepat penyembuhan luka di jalan lahir karena persalinan. Namun hal ini
tidak boleh dilakukan karena uap panas dan asap yang dihasilkan dari bara api malah
akan mengiritasi luka.
7. Menempelkan daun-daunan pada alat kemaluan.
Daun-daunan tidak steril, sehingga meningkatkan kemungkinan infeksi dan
mengiritasi kemaluan.
8. Membersihkan payudara dengan alkohol/betadin/obat merah.
Alkohol dan cairan antiseptik seperti povidon iodine dapat mengiritasi kulit dan bisa
terminum oleh bayi. Sebaiknya payudara cukup dibersihkan dengan air bersih.
9. Membuang ASI yang pertama keluar
ASI yang pertama keluar (kolostrum) berwarna kekuningan dan agak pekat, kadang
dianggap sebagai kotoran. Namun ternyata ASI yang kekuningan ini mengandung
banyak antibodi untuk imunitas bayi.

E. Perawatan pada Masa Nifas


Menurut Yovita (2017), perawatan pada masa nifas dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Menjaga higienitas daerah vagina
Poin ini sangat penting, terutama bagi Mums yang melahirkan per vaginam alias
melalui persalinan normal tanpa operasi. Pada persalinan normal, biasanya dilakukan
episiotomi atau sayatan untuk memperlebar jalan lahir, yang sengaja dilakukan guna
mencegah robekan vagina sepanjang persalinan. Setelahnya, sayatan akan dijahit dan
otomatis perlu waktu untuk menyembuhkan luka. Tergores pisau selagi mengiris
bawang saja butuh recovery, apalagi habis episiotomy.

Oleh karena itu, menjaga higienitas daerah vagina menjadi hal yang krusial selama
masa nifas. Kurang higienisnya daerah vagina dapat memperlama penyembuhan,
bahkan bisa menyebabkan infeksi pada luka jahitan. Terlebih selama masa nifas,
darah akan terus keluar.
Untuk menjaga kebersihan daerah vagina, gantilah pembalut setiap 2-3 jam sekali.
Jangan lupa membasuh vagina dari arah depan ke belakang (dari arah vagina menuju
anus) setelah buang air kecil maupun buang air besar, guna menghindari
perpindahan kuman dari anus ke vagina. Satu lagi yang harus Mums perhatikan
adalah saat membasuh vagina, jangan hanya disiram air saja, namun luka yang ada
juga perlu dibilas.

Beberapa dokter kandungan menyarankan agar selama beberapa hari pertama pada
masa nifas dilakukan sitz bath alias berendam di larutan antiseptik selama 15 menit.
Ada pula yang menyarankan dikompres dengan kain kasa yang dicelupkan ke
larutan antiseptik.

2. Breast Care
Hal ini kadang-kadang dilupakan oleh Mums, saking sibuknya mengurus bayi.
Breast care adalah upaya melakukan pijatan pada payudara, untuk mencegah
mastitis atau pengerasan akibat pasokan ASI tidak dikeluarkan. Breast care juga
dapat melancarkan ataupun merangsang produksi ASI, dan bisa dilakukan oleh
suami. Bukan apa-apa, kalau payudara sudah mengeras rasanya sangat sakit.

3. Banyak Makan Makanan yang Berserat untuk Mencegah Wasir


Wasir merupakan salah satu komplikasi dalam persalinan per vaginam yang banyak
terjadi. Mengejan selama persalinan menjadi penyebabnya, karena proses mengejan
merangsang pelebaran pembuluh darah vena yang ada di anus. Hal ini dapat
berujung pada rasa nyeri saat buang air besar, bahkan kadang-kadang sampai
berdarah.

Nyeri yang muncul terkadang mengganggu aktivitas. Padahal, Mums akan


disibukkan dengan urusan bayi dan lain-lain. Salah satu cara menghindari wasir
adalah dengan makan makanan berserat, seperti buah dan sayur, serta banyak
mengonsumsi air. Plus, sebisa mungkin tidak mengejan saat buang air besar.
4. Jaga Asupan Gizi Seimbang
Ibu baru pastinya banyak begadang untuk menyusui, mengganti popok, dan lain-lain.
Untuk itu, gizi nan seimbang antara karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan
mineral sangat penting untuk menjaga kesehatan ibu dalam menghadapi sleepless
night. Makanan bergizi juga akan membuat ASI yang diproduksi menjadi
berkualitas.

5. Tetap Jaga Kesehatan Mental


Banyak ibu baru yang mengalami baby blues pasca-melahirkan. Banyak faktor yang
menjadi pemicunya, misalnya harus menahan rasa sakit selama masa pemulihan, tapi
juga harus mengurus bayi dan urusan-urusan lain. Untuk itu, kesehatan mental tidak
boleh diabaikan.

Istirahatlah sejenak jika Mums sudah merasa penat dan lelah. Mintalah bantuan
suami atau orang terdekat untuk menjaga bayi selama Mums beristirahat. Ingat,
kondisi mental juga akan berpengaruh pada produksi ASI maupun cepatnya
pemulihan masa nifas. Jadi hindari stres berlebihan.

6. Lakukan Senam Nifas


Senam nifas diperlukan untuk menurunkan darah kotor yang mungkin masih
tertinggal di dalam rahim. Selain itu, senam nifas diperlukan agar otot-otot yang
bekerja selama persalinan akan membaik. Senam nifas dapat dilakukan dengan
posisi telentang.

7. Memeriksakan Diri ke Dokter atau Bidan


Tujuh sampai 40 hari pasca-melahirkan adalah waktu yang tepat untuk check up ke
dokter atau bidan. Ini jangan diabaikan lho Mums, mentang-mentang bayi sudah
lahir. Pada pemeriksaan pasca-melahirkan, akan dilihat kondisi perbaikan luka, baik
itu luka karena persalinan per vaginam maupun luka Caesar. Mums masih akan USG
lagi, untuk melihat apakah masih ada gumpalan darah di rahim (hematom). Ukuran
rahim juga akan dilihat, dengan harapan telah mengecil hingga 6-7 cm pada akhir
masa nifas.

You might also like