Kinetika Pertumbuhan Mikro

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

KINETIKA PERTUMBUHAN MIKROBA

3.1 Kurva Pertumbuhan


Pertumbuhan bakteri dibagi menjadi empat tahapan yaitu fase lag, fase log, fase
stasioner dan kematian seperti dapat dilihat pada gambar.
 Fase Lag
Pada fase log, jumlah sel hanya sedikit. Pada fase ini mikroba mulai menyesuaikan
diri dengan lingkungan baru. Beberapa enzim dan zat perantara dibentuk sehingga
keadaannya memungkinkan terjadinya pertumbuhan lebih lanjut. Ukuran sel mulai
membesar tetapi belum membelah diri.

 Fase Pertumbuhan yang Dipercepat


Bakteri sudah mulai membelah diri, tetapi waktu generasinya masih panjang. Fase
pertumbuhan yang dipercepat bersama-sama dengan fase permulaan sering disebut
lag phase atau phase of adjustment.
 Fase Pertumbuhan Logaritma
Dalam jangka waktu tertentu, mikroba akan mengalami peningkatan dalam hal
ukuran tertentu dan setelah periode waktu tertentu biomas tersebut menjadi dua kali
lipat. Dapat dilihat pada gambar bahwa pada fase log atau terkadang dikenal dengan
fase eksponensial, jumlah sel yang ada dalam kultur mengalami kenaikan jumlah
yang pesat. Waktu generasi pada fase ini berlangsung pendek dan konstan.
Metabolisme pada fase ini berlangsung paling pesat, jadi sintesis bahan sel sangat
cepat dan konstan. Keadaan ini berlangsung terus sampai salah satu atau beberapa
nutrien habis atau telah terjadi penimbunan atas hasil metabolisme yang bersifat
racun yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan.
 Fase Stationer yang Maksimum
Mikroba pada fase stasioner, jumlah mikroba cenderung stabil, dengan sedikit
kematian. Adanya penurunan kandungan nutrisi dan meningkatnya penimbunan zat-
zat racun zat-zat racun yang menghambat kecepatan pembelahan menjadi semakin
meningkat. Oleh karena itu bakteri yang mati juga meningkat. Pada fase ini jumlah
bakteri yang dihasilkan sama dengan jumlah bakteri yang mati sehingga jumlah
bakteri yang hidup menjadi konstan.
 Fase Kematian yang Dipercepat dan Fase Kematian Logaritma
Kedua fase ini biasanya dikenal dengan fase menurun. Pada fase ini kecepatan
kematian semakin meningkat sedang kecepatan pembelahan menjadi nol. Setelah
sampai ke fase kematian, logaritma kecepatan kematian mencapai maksimal dan
jumlah sel menurun dengan cepat.

3.2. Laju Pertumbuhan Spesifik


Laju pertumbuhan spesifik (μ) adalah laju pertumbuhan yang ditunjukkan pada setiap
fase pertumbuhan bakateri. Pembagian masing-masing fase tersebut dapat dilihat pada
gambar. Laju pertumbuhan dapat dihitung dengan menggunakan formula:

dx F
 μX  X  αX
dt V

Keterangan :
F = laju alir
V = volume kultur

 = laju kematian spesifik

Akumulasi sel = pertumbuhan – pengeluaran – sel yang mati

Sedangkan untuk kultur batch, formula penghitungan laju pertumbuhan spesifik dapat
dihitung dengan persamaan berikut:
F
X  0 dan α  μ
V
dX 1 dX
 μX  μ 
dt X dt
Laju Penggunaan Substrat
Akumulasi Substrat = substrat masuk – substrat yang dikonsumsi untuk pertumbuhan –
substrat yang dikonsumsi untuk sintesis produk – substrat yang dikonsumsi untuk
perawatan – substrat keluar

Secara lebih lengkap, laju penggunaan substrat dinyatakan dalam persamaan berikut ini:

dS F μX q p X F
 S0    mX  S
dt V Yx Yp V
s s

Keterangan:
F = Laju alir (l/jam)
V = Volume kultur (l)
So = [substrat yang masuk] (g/l)
Yx/s = koefisien rendemen biomassa = gram sel yang dibentuk
gram substrat yang dikonsumsi
Yp/s = koefisien rendemen produk = gram produk yang dibentuk
gram substrat yang dikonsumsi
μ= laju pertumbuhan spesifik
qp = laju pembentukan produk spesifik
m= koefisien pemeliharaan = gram produk yang dibentuk
gram substrat yang dikonsumsi

Laju penggunaan substrat pada kultur batch


1 dS
qs 
X dt

4. PERHITUNGAN MIKROBA
Secara umum terdapat dua macam metode perhitungan mikroba, yaitu metode langsung
dan metode tidak langsung. Metode langsung meliputi penggunaan mikroskop, viable
plate count, filtrasi membran dan most probable number (angka paling mungkin),
sedangkan metode secara tidak langsung dapat dilakukan dengan metode turbidity dan
dry weight determination (perhitungan berdasarkan berat kering).

 Metode langsung:
(a) Mikroskopik
Ilustrasi metode mikroskopik dapat dilihat pada gambar di bawah:

Metode perhitungan sel secara langsung menghitung sel yang hidup dan mati
secara total pada sebuah slide khusus dengan petak pengukuran.
(b) Viable plate count (perhitungan mikroba hidup pada lempeng)
Terkadang jumlah bakteri pada sampel yang ada terlalu besar untuk dihitung
secara langsung. Salah satu teknik yang banyak digunakan untuk menentukan
jumlah sel adalah dengan menggunakan viable plate count. Sampel yang akan
dihitung pertama-tama diencerkan dalam sebuah larutan yang tidak akan
membahayakan mikroba namun sebaliknya juga tidak mendukung pertumbuhan
mikroba tersebut (sehingga mikroba tidak akan tumbuh selama masa analisa).
Pada kebanyakan kasus volume dari larutan (atau bagian dari padatan) dari
sampel pertama kali diencerkan 10 kali pada larutan buffer dan dicampur secara
sempurna. Pada kebanyakan kasus, sebuah porsi 0,1-1,0 ml pada pengenceran
pertama kemudian diencerkan lebih lanjut sebanyak 10 kali, sehingga total
pengencerannya adalah 100 kali. Proses ini diulangi kembali sampai
konsentrasinya yang diperkirakan menjadi 1000 sel per ml tercapai. Pada teknik
sebarang pada cawan petri beberapa pengenceran tertinggi (kerapatan bakteri
terendah) kemudian diambil dan disebar tangkai gelas steril pada sebuah medium
padat yang akan membantu mikroba untuk tumbuh. Perlu dipastikan bahwa cairan
disebar akan terendam pada akar. Hal ini dilakukan agar mencegah tersisanya
cairan pada permukaan yang menyebabkan koloni menumpuk menjadi satu.
Metode kedua untuk menghitung bakteri hidup adalah teknik penuangan pada
cawan petri, yang terdiri dari satu bagian larutan dengan agar cair dan menuang
campuran pada cawan petri. Pada setiap kasus, pengenceran sampel sudah cukup
tinggi sehingga sel tunggal tersimpan dalam agar dan hal tersebut memberikan
peningkatan pada koloni. Dengan menghitung setiap koloni, jumlah total dari unit
koloni yang terbentuk/colony forming units (CFUs) pada cawan ditentukan. Dengan
mengalikan perhitungan ini dengan total pengenceran larutan, maka
dimungkinkan untuk menghitung jumlah total CFUs pada sampel sebenarnya.

Gambar mengenai pengenceran tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:


(c) Most probable number (Angka yang Paling Mungkin)
MPN adalah suatu teknik penghitungan mikroorganisme yang menggunakan data
dari hasil pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair spesifik dalam seri tabung
yang ditanam dari sampel padat atau cair yang ditanam berdasarkan jumlah sampel
atau diencerkan menurut tingkat seri tabungnya sehingga dihasilkan kisaran jumlah
mikroorganisme yang diuji dalam nilai MPN/satuan volume atau massa sampel.
Contoh:

Data yang didapat adalah 3 tabung positif dari pengenceran 1/10, 2 tabung positif dari
pengenceran 1/100 dan 1 tabung positif dari pengenceran 1/1000. Lalu dicocokkan
dengan tabel menghasilkan nilai 150 MPN/gram.

 Metode Tidak Langsung


(a) Turbidity (Kekeruhan)
Pengukuran kekeruhan memerlukan beberapa alat untuk menentukan jumlah dari
cahaya yang dipencarkan oleh sebuah suspensi sel. Partikel kecil seperti bakteri dapat
menghamburkan cahaya sesuai dengan jumlahnya. Kekeruhan atau kerapatan optikal
dari suspensi sel berhubungan secara langsung dengan massa sel atau jumlah sel,
setelah pembuatan dan kalibrasi kurva standar. Metode ini sederhana dan tidak
merusak sel, akan tetapi sensitifitasnya terbatas pada sekitar 107 sel per ml untuk
kebanyakan bakteri. Prinsip kerja dari turbiditas tersebut dapat dilihat pada gambar.
(b) Penentuan berat kering
Metode lain yang dapat dipakai adalah metode perhitungan berat kering bakteri.
Salah satu cara yang digunakan adalah dengan pengukuran volatile suspended solid
(VSS)

You might also like