Professional Documents
Culture Documents
Kinetika Pertumbuhan Mikro
Kinetika Pertumbuhan Mikro
Kinetika Pertumbuhan Mikro
dx F
μX X αX
dt V
Keterangan :
F = laju alir
V = volume kultur
Sedangkan untuk kultur batch, formula penghitungan laju pertumbuhan spesifik dapat
dihitung dengan persamaan berikut:
F
X 0 dan α μ
V
dX 1 dX
μX μ
dt X dt
Laju Penggunaan Substrat
Akumulasi Substrat = substrat masuk – substrat yang dikonsumsi untuk pertumbuhan –
substrat yang dikonsumsi untuk sintesis produk – substrat yang dikonsumsi untuk
perawatan – substrat keluar
Secara lebih lengkap, laju penggunaan substrat dinyatakan dalam persamaan berikut ini:
dS F μX q p X F
S0 mX S
dt V Yx Yp V
s s
Keterangan:
F = Laju alir (l/jam)
V = Volume kultur (l)
So = [substrat yang masuk] (g/l)
Yx/s = koefisien rendemen biomassa = gram sel yang dibentuk
gram substrat yang dikonsumsi
Yp/s = koefisien rendemen produk = gram produk yang dibentuk
gram substrat yang dikonsumsi
μ= laju pertumbuhan spesifik
qp = laju pembentukan produk spesifik
m= koefisien pemeliharaan = gram produk yang dibentuk
gram substrat yang dikonsumsi
4. PERHITUNGAN MIKROBA
Secara umum terdapat dua macam metode perhitungan mikroba, yaitu metode langsung
dan metode tidak langsung. Metode langsung meliputi penggunaan mikroskop, viable
plate count, filtrasi membran dan most probable number (angka paling mungkin),
sedangkan metode secara tidak langsung dapat dilakukan dengan metode turbidity dan
dry weight determination (perhitungan berdasarkan berat kering).
Metode langsung:
(a) Mikroskopik
Ilustrasi metode mikroskopik dapat dilihat pada gambar di bawah:
Metode perhitungan sel secara langsung menghitung sel yang hidup dan mati
secara total pada sebuah slide khusus dengan petak pengukuran.
(b) Viable plate count (perhitungan mikroba hidup pada lempeng)
Terkadang jumlah bakteri pada sampel yang ada terlalu besar untuk dihitung
secara langsung. Salah satu teknik yang banyak digunakan untuk menentukan
jumlah sel adalah dengan menggunakan viable plate count. Sampel yang akan
dihitung pertama-tama diencerkan dalam sebuah larutan yang tidak akan
membahayakan mikroba namun sebaliknya juga tidak mendukung pertumbuhan
mikroba tersebut (sehingga mikroba tidak akan tumbuh selama masa analisa).
Pada kebanyakan kasus volume dari larutan (atau bagian dari padatan) dari
sampel pertama kali diencerkan 10 kali pada larutan buffer dan dicampur secara
sempurna. Pada kebanyakan kasus, sebuah porsi 0,1-1,0 ml pada pengenceran
pertama kemudian diencerkan lebih lanjut sebanyak 10 kali, sehingga total
pengencerannya adalah 100 kali. Proses ini diulangi kembali sampai
konsentrasinya yang diperkirakan menjadi 1000 sel per ml tercapai. Pada teknik
sebarang pada cawan petri beberapa pengenceran tertinggi (kerapatan bakteri
terendah) kemudian diambil dan disebar tangkai gelas steril pada sebuah medium
padat yang akan membantu mikroba untuk tumbuh. Perlu dipastikan bahwa cairan
disebar akan terendam pada akar. Hal ini dilakukan agar mencegah tersisanya
cairan pada permukaan yang menyebabkan koloni menumpuk menjadi satu.
Metode kedua untuk menghitung bakteri hidup adalah teknik penuangan pada
cawan petri, yang terdiri dari satu bagian larutan dengan agar cair dan menuang
campuran pada cawan petri. Pada setiap kasus, pengenceran sampel sudah cukup
tinggi sehingga sel tunggal tersimpan dalam agar dan hal tersebut memberikan
peningkatan pada koloni. Dengan menghitung setiap koloni, jumlah total dari unit
koloni yang terbentuk/colony forming units (CFUs) pada cawan ditentukan. Dengan
mengalikan perhitungan ini dengan total pengenceran larutan, maka
dimungkinkan untuk menghitung jumlah total CFUs pada sampel sebenarnya.
Data yang didapat adalah 3 tabung positif dari pengenceran 1/10, 2 tabung positif dari
pengenceran 1/100 dan 1 tabung positif dari pengenceran 1/1000. Lalu dicocokkan
dengan tabel menghasilkan nilai 150 MPN/gram.