Hasil Diskusi Kimia Klinik Dasar: A. Kelompok 1

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

HASIL DISKUSI KIMIA KLINIK DASAR

A. KELOMPOK 1
1. Kenapa orang yang tinggal didataran tinggi memiliki hemoglobin yang
tinggi dibandingkan orang yang tinggal didataran rendah?
Jawab :
Menurut Jurnal : “KADAR HEMOGLOBIN PADA ORANG DEWASA
YANG TINGGAL DI DATARAN TINGGI DENGAN KETINGGIAN
YANG BERBEDA”
Dataran tinggi memiliki pengaruh terhadap kadar hemoglobin
pada suatu individu. Berada di Ketinggian akan menyebabkan
hipoksia oleh karena tekanan parsial oksigen yang berkurang dan
tubuh akan merespon dengan proses aklimatisasi. Dengan adanya
proses aklimatisasi maka akan terjadi peningkatan pada kadar
hemoglobin untuk beradaptasi dengan keadaan rendah oksigen.

Menurut Jurnal : “DAMPAK ADAPTASI LINGKUNGAN


TERHADAP PERUBAHAN FISIOLOGIS”

oksigen (PO2) yang terdapat di dataran rendah dan dataran


tinggi, akan berpengaruh juga pada jumlah hemoglobin (Hb) dalam
butir-butir sel darah merah. Dataran tinggi atau di daerah pegunungan
kadar oksigen (O2) dalam udara akan menurun. Agar tubuh tetap
mendapat jatah oksigen (O2), maka alat angkutnya yang diperbanyak,
yakni jumlah hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah akan
bertambah. Pada daerah yang tinggi seperti di pegunungan kadar
oksigen (O2) dan tekanannya lebih kecil dibandingkan dengan daerah
pesisir atau dataran rendah. Karenanya perlu adaptasi fisiologis atau
aklimatisasi bagi orang yang tinggal didataran tinggi atau di
pegunungan, aklimatisasi ini terjadi sejak dia lahir. Salah satu adaptasi
fisiologis yang terjadi yakni kapasitas paru lebih besar dan kadar
hemoglobin (Hb) darah menjadi banyak.

UMMUL MUTMAINNAH RAHMAWATI.,S.si.,M.Sc.,Apt


15020150256
HASIL DISKUSI KIMIA KLINIK DASAR

2. Apakah dengan peningkatan SGPT dalam tubuh dapat dikatakan


terkena penyakit hepatitis ?
Jawab :
Menurut Jurnal : “Korelasi Pemeriksaan Laboratorium SGOT/SGPT
dengan Kadar Bilirubin pada Pasien Hepatitis C di Ruang Penyakit
Dalam RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada
BulanJanuari-Desember 2014”

Meskipun kadar enzim dapat menjadi penanda nekrosis


hepatoselular, kadar tersebut tidak berhubungan dengan klinis.
Peningkatan kadar enzim hepar sedang (3-20 kali) seperti pada
penelitian ini dapat terjadi pada kondisi hepatitis akut, hepatitis
kronik, hepatitis autoimun, drug induced hepatitis, hepatitis
alkoholik,danobstruksi saluran bilier akut. SGPT biasanya lebih
meningkat dibandingkan dengan SGOT kecuali pada penyakit
hepar kronik.
Korelasi yang signifikan antara SGOT/SGPT dan bilirubin
menunjukkan bahwa peningkatan kadar SGOT/SGPT dan bilirubin
merupakan faktor host sebagai progresivitas dari penyakit hepatitis C.
Peningkatan kadar SGOT merupakan respon terhadap mitochondrial
injury yangberhubungan dengan infeksi hepatitis C dan progresivitas
fibrosis hepar.Pemeriksaan darah digunakan untuk mengevaluasi
hepar dapat menunjukkan kerusakan sel hepar, kolestasis, dan fungsi
hepar. Kadar SGOT/SGPT yang meningkat disebabkan oleh
kerusakan hepatosit. Penyebab utama peningkatan kadar
SGOT/SGPT adalah fatty liver, hepatitis virus, medication induced
hepatitis, hepatits autoimun dan penyakit hepar alkoholik. Bilirubin
merupakan produk bilirubin.
Adanya korelasi yang signifikan antara peningkatan kadar
SGOT/SGPT dengan kadar bilirubin total. Semakin tinggi peningkatan

UMMUL MUTMAINNAH RAHMAWATI.,S.si.,M.Sc.,Apt


15020150256
HASIL DISKUSI KIMIA KLINIK DASAR

kadar SGOT/SGPT maka semakin tinggi kadar bilirubin total. Namun


pasien dengan peningkatan kadar SGOT/SGPT dan bilirubin belum
tentu terkena Hepatitis.

Menurut Buku : “PEDOMAN INTERPRETASI DATA KLINIK”


Implikasi klinik:
1. Peningkatan kadar ALT dapat terjadi pada penyakit hepatoseluler,
sirosis aktif, obstruksi bilier dan hepatitis
2. Banyak obat dapat meningkatkan kadar ALT.
3. Nilai peningkatan yang signifi kan adalah dua kali lipat dari nilai
normal.
4. Nilai juga meningkat pada keadaan: obesitas, preeklamsi berat,
acute lymphoblastic leukemia (ALL)
Menurut jurnal “Korelasi Pemeriksaan Laboratorium SGOT/SGPT
dengan Kadar Bilirubin pada Pasien Hepatitis C di Ruang Penyakit
Dalam RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada Bulan
Januari - Desember 2014
Infeksi hepatitis C dapat menyebabkan suatu penyakit akut
yang kemungkinannya sulit dibedakan dengan hepatitis virus akut lain.
Akan tetapi gejala-gejala dilaporkan hanya terjadi pada 15% kasus,
sehingga diagnosanya tergantung pada positifnya hasil pemeriksaan
anti Hepatitis C Virus (HCV) atau HCV RNA. Masa inkubasi HCV
umumnya sekitar 2─26 minggu disertai gejala malaise dan ikterik.
Peningkatan kadar enzim hati (SGOT/SGPT 5–15 kali) rentang normal
terjadi hampir pada semua pasien.

UMMUL MUTMAINNAH RAHMAWATI.,S.si.,M.Sc.,Apt


15020150256
HASIL DISKUSI KIMIA KLINIK DASAR

B. KELOMPOK 2
1. Mengapa hemoglobin dan eritrosit harus dibedakan sedangkan
memiliki fungsi yang sama ?
Jawab :
Menurut Buku : “PEDOMAN INTERPRETASI DATA KLINIK”
Hemoglobin adalah komponen yang berfungsi sebagai alat
transportasi oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2).
Fungsi utama eritrosit adalah untuk mengangkut oksigen dari
paru-paru ke jaringan tubuh dan mengangkut CO2 dari jaringan tubuh
ke paru-paru oleh Hb. Eritrosit yang berbentuk cakram bikonkaf
mempunyai area permukaan yang luas sehingga jumlah oksigen
yang terikat dengan Hb dapat lebih banyak.
Jadi pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa hemoglobin
dan eritrosit harus dibedakan karena hemoglobin yang berfungsi
sebagai alat transportasi oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2)
sedangkan eritrosit yang mengangkut hemoglobin yang mengikat
oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) dari paru-paru ke jaringan
tubuh ataupun dari tubuh ke paru-paru.
2. Mengapa terjadi peningkatan leukosit pada sore hari dibandingkan
pada pagi hari ?
Jawab :
Menurut Jurnal : “STATUS HEMATOLOGIS (ERITROSIT,
HEMATOKRIT, DAN HEMOGLOBIN) AYAM PETELUR FASE
LAYER PADA TEMPERATURE HUMIDITY INDEX YANG
BERBEDA”
Jumlah eritrosit dipengaruhi oleh bangsa dan jenis ternak, jenis
kelamin, umur, kondisi tubuh, variasi harian, kondisi nutrisi, aktivitas
fisik, temperature lingkungan dan keadaan stres (Swenson, 1977).
Jumlah eritrosit akan konstan pada lingkungan yang relatif normal.
Banyaknya jumlah eritrosit juga disebabkan oleh ukuran eritrosit itu
sendiri (Schmidt dan Nelson, 1990). Jumlah eritrosit dan kadar

UMMUL MUTMAINNAH RAHMAWATI.,S.si.,M.Sc.,Apt


15020150256
HASIL DISKUSI KIMIA KLINIK DASAR

hemoglobin akan bertambah bila kandungan oksigen dalam darah


rendah. Kandungan oksigen dapat menstimulir penambahan jumlah
eritrosit dan kadar hemoglobin. Pembentukan eritrosit dirangsang
oleh hormon glikoprotein dan eritroprotein yang terdapat pada ginjal
(Baldy, 1995).
Hemoglobin dan eritrosit harus dibedakan karena hemoglobin
sebagai mediator untuk eritrosit dimana berfungsi mengambil oksigen
dari paru-paru dan mengedarkannya keseluruh tubuh. Pada
pemeriksaan hemoglobin dan eritrosit harus dibedakan karena
apabila terjadi peningkatan range pada eritrosit maka kita juga harus
melakukan pemeriksaan pada hemoglobin sebab keduanya
merupakan satu kesatuan.

Menurut Buku : “PEDOMAN INTERPRETASI DATA KLINIK”


Terjadi peningkatan leukosit pada sore hari dibandingkan pada
pagi hari
Kenapa demikian, terjadi peningkatan leukosit pada sore hari
karena system endokrin yang menghasilkan leukosit banyak bekerja
dari pagi hari hingga sore hari sehingga system endokrin lebih banyak
pada saat sore hari dibanding saat pagi hari karena dimna apabila
seseorang melakukan aktivitas pasti seseorang juga terpapar oleh
bakteri atau polusi-polusi dilingkungan sekitar sehingga terjadi
peningkatan sedangkan dimana kegiatan yang berlangsung pada
malam hanya tidur atau beristirahat sehingga system endokrin
bekerja lebih sedikit.

UMMUL MUTMAINNAH RAHMAWATI.,S.si.,M.Sc.,Apt


15020150256
HASIL DISKUSI KIMIA KLINIK DASAR

C. KELOMPOK 3
1. Kenapa ketika terjadi peningkatan cairan dalam tubuh maka
hemoglobin menurun ?
Jawab :
MENURUT HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL
DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI RS PERMATA BUNDA
KAB.GROBOGAN TAHUN 2011
Jumlah darah yang ada terpakai untuk kebutuhan ibu dan janin,
volume darah jadi berkurang pada awal kehamilan sampai akhir
trimester ketiga, terjadi tekanan darah rendah yang disebabkan
karena terjadinya peningkatan volume plasma darah, terjadi
penambahan cairan tubuh (volume plasma ) yang tidak sebanding
dengan penambahan massa sel darah merah, akibatnya kadar
hemoglobin menurun. Penurunankadar Hb pada wanitasehat yang
hamil disebabkan ekspansi volume plasma yang lebih besar daripada
peningkatan volume sel darah merah dan hemoglobin. Kadar
hemoglobin ibu hamil yang tidak normal sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan janin.

Menurut Buku : “PEDOMAN INTERPRETASI DATA KLINIK”


Peningkatan cairan dalam tubuh maka kadar hemoglobin
menurun.
Alasan terjadi penurunan kadar hemoglobin saat cairan dalam
tubuh meningkat karena terjadinya Pengenceran darah (hemodilusi)
dimana terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia fisiologis
dan Hb akan menurun.
2. Apa bedanya peningkatan leukosit pada infeksi dan pada penyakit
leukemia ?
Jawab :
Menurut Pemeriksaan Laboratorium untuk Membedakan Infeksi
Bakteri dan Infeksi Virus

UMMUL MUTMAINNAH RAHMAWATI.,S.si.,M.Sc.,Apt


15020150256
HASIL DISKUSI KIMIA KLINIK DASAR

Pengukuran leukosit total dan diferensiasi biasa digunakan pada


pasien infeksi, neo plasma, alergi, atau imunosupresi. Hitung leukosit
terdiri atas 2 komponen, yaitu total sel dalam 1 mm3 darah vena
perifer dan hitung jenis (differential count). Sebanyak 75-90% total
leukosit terdiri dari limfosit dan neutrofil. Peningkatan leukosit total
(leukositosis) mengindikasikan adanya infeksi, inflamasi, nekrosis
jaringan, atau neoplasia leukemik. Selain itu, trauma dan stres, baik
emosional maupun fisik, dapat meningkatkan nilai leukosit. Pada
keadaan infeksi, khususnya sepsis, nilai leukosit biasanya akan
sangat tinggi. Fenomena ini disebut sebagai reaksi leukemoid dan
akan membaik dengan cepat apabila infeksi berhasil ditangani.

MENURUT JURNAL LEUKIMIA


Leukemia akut merupakan kanker darah dan sumsum tulang
yang berkembang dengan cepat. Sumsum tulang yang terkena
dampaknya memproduksi banyak sel darah putih tidak normal yang
belum dewasa (dikenal sebagai “sel blast”). Sel darah putih tidak
normal yang belum dewasa ini merupakan sel leukemia. Sel leukemia
tumbuh dengan cepat di sumsum tulang dan memengaruhi produksi
sel darah yang sehat, yang menyebabkan gejala aneamia (kelelahan)
dan jumlah trombosit yang rendah (mudah mengalami perdarahan
atau perdarahan secara berlebihan). Pasien lebih rentan terhadap
infeksi karena jumlah sel darah putih yang normal tidak cukup untuk
melawan bakteri dan virus yang menyerang.

Menurut Buku : “PEDOMAN INTERPRETASI DATA KLINIK”


Nilai leukosit yang sangat tinggi (di atas 20.000/mm 3) dapat
disebabkan oleh leukemia. Peningkatan leukosit pada infeksi dan
pada penyakit leukimia sama-sama terjadi tetapi yang
membedakannya yaitu jumlah peningkatannya. Ketika peningkatan
nilai leukosit itu sangat tinggi dapat dikatakan karena leukemia tetapi

UMMUL MUTMAINNAH RAHMAWATI.,S.si.,M.Sc.,Apt


15020150256
HASIL DISKUSI KIMIA KLINIK DASAR

ketika peningkatan yang tidak jauh dari nilai normalnya dapat


dikatakan adanya infeksi.

D. KELOMPOK 4
1. Mengapa pada pra menstruasi dan masa kehamilan terjadi
penurunan eritrosit ?
Jawab :
Menurut Jurnal : “FAKTOR YANG BERPERAN TERHADAP
GANGGUAN SIKLUS MENTRUASI BERDASARKAN BERAT
BADAN, STRES DAN DIET PADA MAHASISWI”
Menstruasi atau biasa disebut datang bulan merupakan salah
satu ciri kedewasaan perempuan dimana darah keluar dari dalam
rahim melalui vagina sebagai akibat meluruhnya lapisan dalam rahim
yang mengandung pembuluh darah serta sel telur yang tidak dibuahi.
Jadi Nilai platelet umunya menurun sebelum menstruasi dan
selama kehamilan karena platelet diaktivasi setelah kontak dengan
permukaan dinding endothelia sementara saat sebelum menstruasi
dan selama kehamilan platelet kurang mampu berkontak dengan
dinding endothelia karena saat sebelum menstruasi belum
meluruhnya lapisan dalam rahim yang mengandung pembuluh darah
serta sel telur yang tidak dibuahi.
2. Apa hubungannya hiperurisemia dengan gagal ginjal ?
Jawab :
Menurut Jurnal : “Gambaran Kadar Asam Urat pada Pasien Penyakit
Ginjal Kronik Stadium 5 yang Belum Menjalani Hemodialisis”.
Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin yang
berasal dari baik dari metabolism dalam tubuh dan berasal dari luar
tubuh (makanan).Hiperurisemia adalah keadaan dimana kadar asam
urat darah di atas nilai normal (3,5 - 7 mg/dL pada pria dan 2,6 - 6
mg/dL pada wanita). Kriteria hiperuresemia menurut Council for
International Organization of Medical Sciences (CIOMS) ialah

UMMUL MUTMAINNAH RAHMAWATI.,S.si.,M.Sc.,Apt


15020150256
HASIL DISKUSI KIMIA KLINIK DASAR

>7mg/dL untuk laki-laki dan >6mg/dL untuk perempuan


Hiperuresemia yang disebabkan oleh penyakit ginjal dianggap
sebagai faktor risiko progresivitas penyakit ginjal.
Kadar asam urat dalam darah ditentukan oleh keseimbangan
antara produksi dan ekskresi. Bila keseimbangan ini terganggu
maka dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat dalam
darah atau hiperurisemia. Penderita akan cenderung mengalami
pirai (gout). Penyebab hiperurisemia karena produksi yang
berlebihan atau ekresi yang menurun ditemukan antara lain pada
penyakit ginjal kronik.
Ginjal sebagai tempat pengeluaran sisa-sisa zat metabolism
tubuh berfungsi untuk menyeimbangkan cairan dalam tubuh dan
terhindar dari zat-zat berbahaya. Proses pengeluaran zat-zat sisa
pada ginjal terdiri dari fase filtrasi oleh glomerulus, fase reabsorbsi
melalui tubuli dan terakhir fase ekskresi oleh tubuli kolektivus. Pada
penyakit ginjal kronik (PGK) terjadi pengurangan massa ginjal dan
penurunan fungsi ginjal, yang akanmenyebabkangangguandalam
proses fisiologik ginjal terutama dalam hal ekskresi zat-zat sisa, salah
satunya asam urat.

UMMUL MUTMAINNAH RAHMAWATI.,S.si.,M.Sc.,Apt


15020150256

You might also like