Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

LAPORAN SELAIN AUDIT

1. A. Bentuk Lain Pengaitan Akuntan dengan Laporan Keuangan Historis

Informasi atau laporan keuangan interim berarti informasi keuangan atau laporan keuangan
untuk jangka waktu kurang dari setahun penuh atau untuk jangka waktu dua belas bulan
namun berakhir pada tanggal selain tanggal akhir tahun buku perusahaan.

Karakteristik Informasi Keuangan Interim

Karakteristik informasi keuangan interim mempengaruhi sifat, saat, dan lingkup prosedur
yang diterapkan oleh akuntan dalam review informasi tersebut. Ketepatan waktu merupakan
unsur penting dalam pelaporan informasi keuangan interim. Informasi keuangan interim
biasanya disediakan bagi investor dan pihak lain lebih cepat dibandingkan dengan informasi
keuangan tahunan. Ketepatan waktu penyajian informasi keuangan interim biasanya
menghalangi penyusunan informasi dan pendokumentasian seluas sebagaimana yang
diterapkan terhadap informasi keuangan tahunan. Oleh karena itu, karakteristik informasi
keuangan interim ditandai dengan berbagai taksiran pendapatan, kos (cost), dan beban yang
lebih banyak dibandingkan dengan untuk tujuan informasi keuangan tahunan. Karakteristik
lain informasi keuangan interim adalah dalam hubungannya dengan informasi keuangan
tahunan. Penundaan pengakuan pendapatan dan beban (deferrals), akrual (accruals), dan
estimasi pada akhir masing-masing periode interim seringkali dipengaruhi oleh pertimbangan
pada tanggal interim tentang hasil usaha yang diperkirakan untuk sisa waktu periode tahunan.

Tujuan Review Atas Informasi Keuangan Interim

Tujuan review informasi keuangan interim adalah untuk memberikan dasar bagi akuntan
dalam melaporkan apakah perlu dilakukan modifikasi material atas informasi tersebut agar
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Review tersebut dilakukan
dengan menerapkan secara objektif pengetahuan akuntan mengenai praktik pelaporan
keuangan terhadap masalah akuntansi signifikan yang ditemukannya melalui permintaan
keterangan dan prosedur analitik. Tujuan review informasi keuangan interim sangat berbeda
dengan tujuan audit atas laporan keuangan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan
Ikatan Akuntan Indonesia. Tujuan suatu audit adalah untuk memberikan dasar memadai bagi
pernyataan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan. Review atas informasi
keuangan interim bukanlah dasar bagi pemberian pendapat semacam itu, karena review
tersebut tidak mencakup pengujian catatan akuntansi melalui inspeksi, pengamatan, atau
konfirmasi, pemerolehan hal yang bersangkutan dengan bukti yang menguatkan hasil yang
diperoleh dari permintaan keterangan, penerapan prosedur tertentu lain yang biasanya
dilaksanakan dalam audit. Review dapat mengarahkan perhatian akuntan terhadap hal-hal
signifikan yang berdampak terhadap informasi keuangan interim, namun tidak memberikan
jaminan bahwa akuntan mengetahui semua hal signifikan yang dapat diungkapkan dalam
audit.
Prosedur Review Atas Informasi Keuangan Interim

Prosedur untuk melaksanakan review informasi keuangan interim pada umumnya terbatas
pada prosedur permintaan keterangan dan prosedur analitik saja, tidak meliputi prosedur
pencarian dan prosedur verifikasi, terhadap masalah-masalah akuntansi signifikan yang
berkaitan dengan informasi keuangan yang dilaporkan. Prosedur yang harus diterapkan oleh
akuntan umum meliputi:

1. Meminta keterangan mengenai pengendalian intern, yang meliputi lingkungan


pengendalian, sistem akuntansi, dan sepanjang diperlukan, prosedur pengendalian,
baik untuk informasi keuangan tahunan maupun informasi keuangan interim, dan
perubahan signifikan dalam pengendalian intern yang terjadi sejak audit laporan
keuangan terakhir sejak review informasi keuangan terakhir untuk menentukan
dampak potensial pengendalian intern dan perubahan signifikan dalam pengendalian
intern yang terjadi sejak audit laporan keuangan atas penyusunan informasi keuangan
interim.
2. Menerapkan prosedur analitik atas informasi keuangan interim untuk
mengidentifikasikan dan memberikan dasar untuk mengajukan pertanyaan tentang
hubungan dan pos individual yang tampak luar biasa. Prosedur analitik untuk meliputi
pembandingan informasi keuangan interim yang bersangkutan dengan masa terdahulu
dan dengan masa yang sama pada tahun sebelumnya, evaluasi terhadap informasi
keuangan interim yang dilakukan dengan mempertimbangkan hubungan yang jelas di
antara data keuangan dan, jika relevan, di antara data nonkeuangan, pembandingan
jumlah-jumlah tercatat, atau ratio yang dihitung atas dasar jumlah-jumlah yang
tercatat, dengan jumlah-jumlah yang diharapkan terjadi yang dikembangkan oleh
akuntan. Akuntan mengembangkan harapan itu dengan cara mengidentifikasi dan
menggunakan hubungan jelas yang secara masuk akal diharapkan akan ada
berdasarkan pemahaman akuntan tentang klien dan industri yang didalamnya usaha
klien beroperasi. Berikut ini disajikan contoh berbagai sumber informasi untuk
mengembangkan harapan:

(1) Informasi keuangan dari satu periode atau beberapa periode sebelumnya dengan
memperhatikan perubahan-perubahan yang telah diakui.

(2) Hasil yang diantisipasikan-sebagai contoh, anggaran atau prakiraan, termasuk


ekstrapolasi berdasarkan data tahunan atau data interim.

(3) Hubungan antarunsur informasi keuangan dalam periode tertentu.

(4) Informasi tentang industri yang di dalamnya klien beroperasi-sebagai contoh, informasi
laba bruto.

(5) Hubungan informasi keuangan dengan informasi nonkeuangan yang relevan.

Dalam menerapkan prosedur tersebut di atas, akuntan harus mempertimbangkan jenis


masalah yang, dalam tahun atau masa interim sebelumnya, mengharuskan penyesuaian.
Biasanya akuntan tidak akan berusaha mendapatkan bahan bukti yang menguatkan mengenai
respon manajemen atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh akuntan tersebut dalam
review terhadap informasi keuangan interim. Namun, akuntan harus mempertimbangkan
konsistensi respon manajemen atas hasil pertanyaan-pertanyaan lain yang diajukan dalam
perikatan audit dan hasil penerapan prosedur analitik. Karena dalam penyusunan informasi
keuangan interim lebih banyak dilakukan estimasi atas pendapatan, kos (cost), dan beban
dibandingkan dengan dalam penyusunan laporan keuangan tahunan.

1. Membaca notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris dan komite-komite yang
dibentuk oleh dewan komisaris untuk mengidentifikasikan tindakan yang dapat
mempengaruhi informasi keuangan interim.
2. Membaca informasi keuangan interim untuk mempertimbangkan, berdasarkan
informasi yang diperoleh akuntan, apakah informasi yang dilaporkan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
3. Mendapatkan laporan dari akuntan lain, jika ada, yang mengadakan perikatan untuk
melakukan review informasi keuangan interim atas bagian yang penting dari entitas
yang di-review, anak perusahaan, atau afiliasi lainnya.
4. Menanyakan kepada pejabat yang bertanggung jawab atas masalah keuangan dan
akuntansi mengenai apakah informasi keuangan interim telah disusun sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan prinsip tersebut diterapkan
secara konsisten, apakah ada perubahan praktik akuntansi entitas tersebut, apakah ada
perubahan kegiatan bisnis entitas tersebut, masalah yang menimbulkan pertanyaan
pada waktu penerapan prosedur di atas, dan peristiwa sesudah tanggal informasi
keuangan interim yang berpengaruh material atas penyajian informasi tersebut.
5. Mendapatkan representasi tertulis dari manajemen mengenai tanggung jawab mereka
atas informasi keuangan, kelengkapan notulen rapat, peristiwa setelah tanggal
informasi keuangan interim, dan hal-hal lain yang menurut akuntan memerlukan
penegasan tertulis dari klien.

Laporan akuntan atas review terhadap Informasi Keuangan Interim

Akuntan dapat mengizinkan penggunaan namanya dan pencantuman laporannya dalam


komunikasi tertulis tentang informasi keuangan interim, jika akuntan tersebut telah
melakukan review sebagaimana dijelaskan dalam paragraf-paragraf di atas. Jika terdapat
pembatasan lingkup review atas informasi keuangan interim yang menyebabkan tidak dapat
diselesaikannya review tersebut, akuntan harus melarang penggunaan namanya. Pembatasan
lingkup review dapat berupa pembatasan oleh klien atau disebabkan hal-hal tertentu seperti
saat pelaksanaan pekerjaan akuntan atau ketidakcukupan catatan akuntansi.

Bentuk laporan Review Akuntan

Laporan akuntan yang melampiri informasi keuangan interim yang telah di-review harus
mencakup:

1. Suatu judul yang berisi frasa “Laporan Akuntan Independen.”


2. Identifikasi informasi keuangan interim yang di-review.
3. Suatu pernyataan bahwa informasi keuangan adalah tanggung jawab manajemen
perusahaan.
4. Pernyataan bahwa review atas informasi keuangan interim dilakukan berdasarkan
standar yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.
5. Uraian mengenai prosedur review atas informasi keuangan interim yang dilakukan.
6. Suatu pernyataan bahwa review atas informasi keuangan interim dilakukan dengan
lingkup yang jauh lebih sempit dibandingkan dengan audit berdasarkan standar
auditing yang bertujuan untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan secara
keseluruhan. Oleh karena itu, dalam review terhadap informasi keuangan interim,
akuntan tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan.
7. Suatu pernyataan apakah akuntan menemukan indikasi perlunya modifikasi material
yang harus dilakukan agar informasi keuangan interim sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
8. Tanda tangan, nama, nomor izin akuntan publik, dan/atau nomor register negara
akuntan.
9. Tanggal laporan review. Laporan dapat dialamatkan kepada perusahaan yang
informasi keuangannya di-review, dewan komisarisnya, atau para pemegang
sahamnya. Umumnya, laporan harus diberi tanggal berdasarkan tanggal selesainya
review.Sebagai tambahan, setiap halaman informasi keuangan interim harus secara
jelas diberi tanda “tidak diaudit”.

Berikut ini contoh laporan akuntan atas review informasi keuangan interim :

Laporan Akuntan Independen

[Pihak yang dituju oleh akuntan]

PT KXT dana anak perusahaan konsolidasian tanggal 31 Desember 20X1 dan 20X2, serta
untuk periode tiga bulan dan sembilan bulan yang berakhir pada tanggal ……..

Kami telah melakukan review atas (sebutkan laporan atau informasi yang di-review) PT KXT
dan anak perusahaannya yang dikonsolidasikan tanggal 30 September 20X1 dan masa tiga
bulan serta sembilan bulan yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan (atau
informasi keuangan) tersebut merupakan tanggung jawab manajemen perusahaan.

Kami melaksanakan review berdasarkan standar yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.
Review atas informasi keuangan interim terutama meliputi penerapan prosedur analitik
terhadap data keuangan dan meminta keterangan kepada orang yang bertanggung jawab atas
berbagai hal yang berkaitan dengan akuntansi dan keuangan. Lingkup review ini sangat
sempit bila dibandingkan dengan lingkup audit berdasarkan standar auditing yang bertujuan
untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kami
tidak menyatakan pendapat seperti itu.

Berdasarkan review kami, kami tidak menemukan indikasi perlunya modifikasi material
terhadap laporan keuangan (atau informasi keuangan) yang kami sebutkan di atas agar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
[Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan publik, nomor izin kantor akuntan
publik]

[Tanggal]

1. B. Laporan Khusus Berdasarkan Standar Auditing

Standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia diterapkan bila seorang auditor
melaksanakan audit terhadap dan membuat laporan tentang laporan keuangan apapun,
misalnya laporan keuangan perseroan terbatas, kelompok konsolidasian perseoran terbatas,
perusahaan nirlaba, unit pemerintahan, estate atau trust, persekutuan, perusahaan
perseorangan, segmen dari berbagai bentuk usaha tersebut di atas, atau pribadi. Istilah
laporan keuangan digunakan untuk menyatakan suatu penyajian data keuangan, termasuk
catatan yang menyertainya, yang berasal dari catatan akuntansi dan ditujukan untuk
mengkomunikasikan sumber daya ekonomi dan kewajiban entitas pada suatu saat tertentu
atau perubahan di dalamnya untuk periode tertentu sesuai dengan basis akuntansi
komprehensif. Untuk tujuan pelaporan, auditor independen harus memandang setiap tipe
penyajian keuangan berikut ini sebagai suatu laporan keuangan:

1. Neraca.
2. Laporan laba-rugi.
3. Laporan saldo laba.
4. Laporan arus kas.
5. Laporan perubahan ekuitas pemilik.
6. Laporan aktiva dan kewajiban yang tidak mencakup akun ekuitas pemilik.
7. Laporan pendapatan dan beban.
8. Ringkasan usaha.
9. Laporan usaha menurut lini produk (produk line).
10. Laporan penerimaan dan pengeluaran kas.

Basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
adalah salah satu di antara berikut ini:

1. Basis akuntansi yang digunakan oleh entitas yang melaporkan untuk memenuhi
persyaratan atau mematuhi ketentuan pelaporan keuangan suatu badan pemerintahan
yang berwenang untuk mengatur entitas tersebut. Contohnya adalah basis akuntansi
yang digunakan oleh perusahaan asuransi sesuai dengan yang diatur oleh Departemen
Keuangan.
2. Basis akuntansi yang digunakan atau diharapkan akan digunakan oleh entitas untuk
mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan untuk periode
yang dicakup oleh laporan keuangan.
3. Basis akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas, dan modifikasi basis kas yang
memiliki dukungan kuat, seperti pencatatan depresiasi atas aktiva tetap atau accrued
income taxes.
4. Rangkaian kriteria pasti yang memiliki dukungan kuat yang diterapkan ke semua pos
material yang tampak dalam laporan keuangan, seperti basis akuntansi tingkat harga
(price-level basis of accounting).

Pelaporan Atas Laporan Keuangan Yang Disusun Sesuai Dengan Basis Akuntansi
Komprehensif Lain

Dalam pelaporan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan basis akuntansi komprehensif
selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, auditor independen harus
mencantumkan dalam laporannya hal-hal berikut ini:

1. Judul yang berisi kata independen


2. Suatu paragraf yang:

1) Menyatakan bahwa laporan keuangan yang disebutkan dalam laporan telah diaudit.

2) Menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan tanggung jawab


manajemenperusahaan dan bahwa auditor bertanggung jawab untuk menyatakan suatu
pendapat atas laporan keuangan berdasarkan auditnya.

1. Suatu paragraf yang:

1) Menyatakan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang diterapkan


oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

2) Menyatakan bahwa standar auditing yang diterapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
mengharuskan auditor untuk merencanakan dan melaksanakan auditnya untuk memperoleh
keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material.

3) Menyatakan bahwa suatu audit mencakup:

(a) Pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan
pengungkapan dalam laporan keuangan,

(b) Penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh
manajemen, dan

(c) Penilaian penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.

4) Menyatakan bahwa auditor yakin bahwa auditnya memberikan dasar memadai untuk
memberikan pendapatnya.

1. Suatu paragraf yang:

1) Menyatakan basis penyajian dan mengacu ke catatan atas laporan keuangan yang
menjelaskan basis tersebut.
2) Menyatakan basis penyajian adalah basis akuntansi komprehensif selain prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

1. Suatu paragraf yang menyatakan pendapat auditor (atau pernyataan tidak memberikan
pendapat) mengenai kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material,
sesuai dengan basis akuntansi yang dijelaskan. Jika auditor berkesimpulan bahwa
laporan keuangan tidak disajikan secara wajar dengan basis akuntansi yang dijelaskan
atau jika terdapat pembatasan atas lingkup audit, ia harus mengungkapkan alasan
yang menguatkan kesimpulannya tersebut dalam paragraf penjelasan (yang
dicantumkan sebelum paragraf pendapat) dalam laporannya dan harus mencantumkan
dalam paragraf pendapat bahasa modifikasi yang semestinya dan suatu pengacuan ke
paragraf penjelasan.
2. Jika laporan keuangan disusun sesuai dengan persyaratan atau ketentuan pelaporan
keuangan yang diterapkan oleh badan pemerintah yang berwenang mengatur, suatu
paragraf diperlukan untuk menjelasakan pembatasan distribusi laporan kepihak-pihak
dalam entitas atau untuk pelaporan kepada badan pemerintah yang berwenang
mengatur tersebut. Paragraf yang berisi batasan tersebut diperlukan, meskipun
menurut undang-undang dan peraturan, laporan auditor dapat menjadi catatan yang
tersedia untuk kepentingan umum. Namun, auditor dapat menggunakan bentuk
laporan ini jika laporan keuangan dan laporan auditor hanya ditujukan semata-mata
untuk pendaftaran ke satu atau lebih badan pengatur yang memiliki kewenangan atas
entitas yang bersangkutan.
3. Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan publik, nomor izin kantor akuntan
publik.
4. Tanggal laporan auditor.

Berikut ini adalah gambaran laporan atas laporan keuangan yang disusun sesuai dengan basis
akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Laporan Keuangan Disusun Atas Suatu Basis yang Ditetapkan oleh Badan Pengatur
Terutama untuk Diserahkan Kepada Badan Tersebut

Laporan Auditor Independen

[Pihak yang dituju oleh auditor]

Kami telah mengaudit laporan aktiva yang diperkenankan (admitted assets), utang, dan
surplus Perusahaan Asuransi KXT tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1, serta laporan laba-
rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas-basis peraturan dan perubahan dalam
surplus-basis peraturan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan
keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami terletak
pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar
kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji
material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang
mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapkan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi
penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh
manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami
yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.

Seperti yang dijelaskan dalam Catatan X, laporan keuangan ini disusun sesuai dengan praktik
akuntansi yang ditetapkan atau diizinkan oleh Departemen Keuangan, yang merupakan basis
akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar,
dalam semua hal yang material, aktiva yang diperkenankan, utang dan surplus Perusahaan
Asuransi KXT tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1 dan hasil usaha, perubahan ekuitas,
serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut sesuai dengan basis
akuntansi yang dijelaskan dalam Catatan X.

Laporan ini dimaksudkan tidak untuk tujuan lain kecuali untuk memberikan informasi kepada
dan digunakan oleh dewan komisaris dan manajemen Perusahaan Asuransi KXT serta untuk
memenuhi persyaratan [nama badan pengatur] dan tidak boleh digunakan untuk tujuan lain.

[Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan publik, nomor izin kantor akuntan publik]

[Tanggal]

1. C. Laporan Khusus Berdasarkan Standar Atestasi

Laporan atestasi yang didistribusikan kepada umum harus dibatasi ke dua tingkat keyakinan:
yang pertama didasarkan atas suatu pengurangan risiko atestasi ketingkat yang cukup rendah
(suatu “pemeriksaan”) dan yang lain didasarkan atas suatu pengurangan risiko atestasi ke
tingkat yang menengah (suatu “review”).

Dalam suatu perikatan untuk mencapai tingkat keyakinan tertinggi (suatu pemeriksaan)
“simpulan praktisi harus dinyatakan dalam bentuk pendapat positif. Jika risiko atestasi telah
dikurangi hanya ke tingkat yang menengah (suatu “review”), simpulan harus dinyatakan
dalam bentuk keyakinan negatif.

Pada waktu menyatakan suatu pendapat positif, praktisi harus secara jelas menyatakan
apakah, menurut pendapatnya, asersi disajikan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan
atau telah dinyatakan. Namun, laporan yang menyatakan pendapat positif atas suatu
penyajian asersi secara keseluruhan, dapat dimodifikasi atau berisi suatu pengecualian untuk
beberapa aspek penyajian atau perikatan. Sebagai tambahan, laporan tersebut dapat
memberikan penekanan atas masalah tertentu yang bersangkutan dengan perikatan atestasi
atau penyajian asersi.

Berikut ini suatu contoh laporan pemeriksaan yang berisi pernyataan pendapat wajar tanpa
pengecualian atas suatu penyajian asersi, dengan anggapan tidak terdapat bentuk laporan
khusus yang telah ditetapkan dalam standar Ikatan Akuntan Indonesia atau badan lain
berwenang.

Kami telah memeriksa ……. [sebutkan penyajian asersi-seperti, Laporan Statistik


Hasillnvestasi Dana perusahaan XYZ untuk tahun yang berakhir tanggal3l Desember 20X1]
. Pemeriksaan kami laksanakan sesuai dengan standar yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia, oleh karena itu, meliputi prosedur yang kami pandang perlu sesuai dengan
keadaan.

[Tambahan paragraf dapat dicantumkan untuk menekankan masalah tertentu yang


bersangkutan dengan perikatan atestasi atau penyajian asersi]

Menurut pendapat kami ….. [sebutkan penyajian-seperti Laporan Statistik Hasillnvestasi]


seperti yang telah kami sebutkan dalam paragrafdi atas, menyajikan [sebutkan asersi-seperti,
hasil investasi dana perusahaan XYZ untuk tahun yang berakhir tanggal3l Desember 20X1]
sesuai dengan [sebutkan kriteria yang telah ditetapkan atau telah dinyatakan-misalnya
kriteria pengukuran dan pengungkapan sebagaimana yang dicantumkan dalam Catatan 11].

Dalam memberikan keyakinan negatif, simpulan praktisi harus menyatakan apakah informasi
yang diperoleh praktisi dari pekerjaan yang dilakukan menunjukkan bahwa asersi tersebut
tidak disajikan, dalam segala hal yang material, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan
atau yang telah dinyatakan.

Berikut ini disajikan contoh laporan review yang menyatakan keyakinan negatif tanpa
pengecualian, dengan anggapan tidak ada pelaporan khusus yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia atau badan berwenang lainnya.

Kami telah me-review …. [sebutkan penyajian asersi-sebagai contoh, Laporan Statistik


Kinerja Investasi Dana KXT untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 20X1]. Re-
view kami laksanakan berdasarkan standar yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.

Review memiliki lingkup yang sangat terbatas dibandingkan dengan pemeriksaan, yang
bertujuan untuk menyatakan suatu pendapat atas [sebutkan penyajian asersi sebagai contoh,
Laporan Statistik Kinerja Investasi Dana KY]. Oleh karena itu, kami tidak menyatakan
pendapat seperti itu.

Berdasarkan review kami, tidak terdapat penyebab hal yang menjadikan kami yakin bahwa
[sebutkan penyajian asersi-sebagai contoh, Laporan Statistik Kinerja Investasi] tidak
disajikan sesuai dengan [sebutkan kriteria yang ditetapkan-sebagai contoh, kriteria
pengukuran dan pengungkapan sebagaimana yang disebutkan dalam Catatan No.1].

You might also like