Professional Documents
Culture Documents
Single Subjek Design
Single Subjek Design
Dalam kaitannya dengan ancaman terhadap validitas internal, rancangan ini tidak
dipengaruhi oleh berbagai ancaman yang berkaitan dengan pembandingan
kelompok (yaitu, seleksi, perlakuan, regresi, mortalitas, kematangan, atau
beberapa interaksi dengan seleksi). Tanpa penggunaan pra tes, pengetesan dan
instrumentasi bukan ancaman dalam rancangan ini. Sejarah adalah masalah
potensial dalam arti bahwa berbagai kejadian dapat terjadi selama eksperimen
yang memunculkan potensi pengaruh luar untuk mempengaruhi ukuran hasilnya.
Suatu perlakuan eksperimental dapat mempengaruhi perlakuan berikutnya, dan
peneliti perlu membuat perlakuan itu seberbeda mungkin.
Dalam penelitian anda, anggap saja bahwa anda berusaha mempelajari tentang
perilaku individu secara terpisah atau secara berkelompok. Anda juga
berkesempatan untuk mengobservasi perilaku mereka dari waktu ke waktu. Dalam
situasi ini single subjek eksperimental design ( rancangan eksperimental subjek
tunggal) ideal. Rancangan subjek tunggal cocok untuk intervensi terapeutik
diberbagai bidang seperti konseling sekolah, konseling karier, dan konseling
klinis (Foster, 2010). Mereka terutama sesuai untuk populasi luar biasa (misalnya,
siswa berbakat) karena memungkinkan untuk ukuran sampel kecil tetapi bisa
mendapatkan reliabilitas internal yang tinggi bahwa intervensi tersebut
mempengaruhi hasil, contohnya dalam penelitian subjek tungal, peneliti menguji
apakah para siswa penyandang disabilitas belajar berprestasi lebih baik jika
mereka memantau perilaku tugasnya sendiri (Kellog, 1997)
Bentuk ini merupakan suatu bentuk penelitian eksperimental dalam arti bahwa ia
menerapkan suatu intervensi dan tidak memiliki kelompok kontrol formal
(Cooper, Heron, & Heward, 1987; Gast, 2010; Neuman & McCormick, 1995).
Individu-individu dalam rancangan ini menjadi kontrol eksperimentalnya sendiri.
Dengan mengontrol berbagai ancaman terhadap validitas internal, seperti
kematangan, sejarah, pengetesan, dan atrisi/aus; dengan menggunakan jangka
waktu yang tepat guna untuk mengumpulkan data; dan banyak poin data,
rancangan ini mendorong dibangunnya hubungan yang kuat antara intervensi dan
perilaku hasil (Foster, 2010). Dengan mereplikasi rancangan subjek tunggal pada
banyak partisipan dan penelitian, peneliti dapat mendemonstrasikan validitas
eksternal (Gast, 2010).
Fitur-fitur kunci rancangan ini adalah sebagai berikut, (Gast, 2010; Simonsen &
Little, 2010):
Seperti yang ditunjukkan dalam gambar 2.4 grafik ini mengilustrasikan multiple-
baseline design- multiple-baseline across participants. Dalam rancangan ini,
masing-masing partisipan menerima perlakuan eksperimental diwaktu yang
berbeda sehingga difusi perlakuan tidak akan terjadi diantara para partisipan.
Seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.5, empat siswa sekolah dasar berpartisipasi
dalam eksperimen tentang menyelesaikan soal-soal matematika. Penel;itian ini
memiliki dua kondisi perlakuan latihan dengan umpan-balik dari guru dan latihan
dengan siswa yang bertindak sebagai “coach” di kelas. Setelah menetapkan basal
perilaku, peneliti mengimplementasikan dua perlakuan eksperimental yang
berbeda dan memplotkan perilaku setelah perlakuan.