Acara 5

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

LAPORAN PRAKTIKUM

ANTIMIKROBA ALAMI

ACARA V
PENGUJIAN MIC DAN MBC

OLEH :

SATRIAWAN
J1A 015 082
KELOMPOK 7

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVRSITAS MATARAM
2018
HALAMAN PENGESAHAN

Mataram, 15 Mei 2018


Mengetahui,
Co. Ass. Praktikum Anti Mikroba Alami Praktikan,

Nasrillah Hafiz Satriawan


NIM. J1A 014 073 NIM. J1A 015 082
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Di dalam bidang ilmu mikrobiologi, untuk dapat menelaah bakteri
khususnya dalam skala laboratorium, maka terlebih dahulu kita harus dapat
menumbuhkan mereka dalam suatu biakan yang mana di dalamnya hanya terdapat
baktri yang kita butuhkan tersebut tanpa adanya kontaminasi dari mikroba lain.
Suatu mikroba memerlukan keadaaan sekitar yang sesuai dan jika tidak sesuai
maka akan mempengaruhi sifat-sifat morfologi dan fisiologi dari jasad tersebut
karena aktifitas suatu jasad renik atau mikroorganisme yang dapat mempengaruhi
kehidupan manusia sebagai penyebab terjadinya infeksi dan menimbulkan
berbagai masalah penyakit maka penting artinya untuk melihat keefektifan dari
suatu desinfektan yang beredar di masyarakat (Lawang, 2013).
Pertumbuhan mikroorganisme dapat dikendalikan melalui proses fisik dan
kimia. Pengendalian dapat berupa pembasmian dan penghambatan populasi
mikroorganisme. Zat antimikrobial adalah zat yang dapat mengganggu
pertumbuhan dan metabolisme melalui mekanisme penghambatan pertumbuhan
mikroorganisme. Zat antimikrobial terdiri dari antijamur dan antibakterial. Zat
antibakterial adalah zat yang mengganggu pertumbuhan dan metabolisme melalui
penghambatan pertumbuhan bakteri.
Dewasa ini dimasyarakat beredar berbagai macam produk sediaan yang
bertujuan untuk membunuh kuman atau mikroorganisme. Produk tersebut ada
yang digunakan pada lingkungan yang sering disebut desinfektan dan ada juga
yang digunakan untuk makhluk hidup yang sering disebut antiseptik. Untuk
mengetahui daya hambat suatu antiseptik atau antimikroba terhadap pertumbuhan
mikroba yaitu dengan uji MIC (Minimum Inhibitory Concentration) dan MBC
(Minimal Bactericidal Concentration) (Christanti, 2014). Percobaan ini dilakukan
dengan tujuan untuk menilai sejauh mana tingkat kemampuan sediaan untuk
mengetahui konsentrasi minimal senyawa antimikroba untuk dapat menghambat
maupun membunuh mikroba tertentu.
Tujuan Praktikum
Adapun praktikum ini dilakukan untuk mengetahui konsentrasi minimal
senyawa antimikroba untuk dapat menghambat maupun membunuh mikroba
tertentu.
TINJAUAN PUSTAKA

Mikroorganisme terdapat di mana-mana di sekitar kita; mereka menghuni


tanah, air, dan atmosfer planet kita. Adanya mikroorganisme di planet lain di luar
bumi kita telah diselidiki, namun sejauh ini kuar angkasa-dalam (deep-spece
probes) belum menampakkan adanya mikroorganisme luar bumi. Studi tentang
mikroorganisme dilingkungan alamiahnya di sebut juga ekologi mikroba. Ekologi
merupakan bagian biologi yang berkenaan dengan studi mengenai hubungan
organisme atau kelompok organisme dengan lingkungannya. Penghuni suatu
lingkungan tertentu dipandang sebagai bagian suatu system ekologi atau
ekosistem. Ekosistem yang paling besar ialah planet Bumi atau atau disebut juga
biosfer (Hadjoetomo, 1988).
Kisaran suhu untuk aktivitas enzim menentukan sifat pertumbuhan
mikroorganisme. Suhu tertinggi di mana mokrooganisme masih dapat tumbuh
disebut suhu maksimum, sedangkan minimum adalah suhu terendah di mana
mikroorganisme masih dapat tumbuh. Kisaran suhu tidak saja mempengaruhi
aktivitas enzim, namun mempengaruhi sifat fisik membran sel. Permeabilitas
membran sel tergantung pada kandungan dan jenis lipida. Peningkatan 50–100C di
atas suhu optimum dapat menyebabkan proses lisis dan kematian sel
mikroorganisme (Bibiana, 1994).
Baik secara langsung maupun tak langsung, bahan buangan dari manusia
dan hewan, jasad mereka, serta jaringan tumbuh-tumbuhan, dibuang atau dikubur
dalam tanah. Setelah beberapa lma, bahan-bahan tersebut berubah menjadi
komponen organik dan beberapa kumpulan anorganik tanah. Perubahan-
perubahan ini dilakukan oleh mikroorganisme yaitu perubahan bahan organik
menjadi substansi yung menyediakan nutrient bagi dunia tumbuhan. Tanpa
aktifitas mikrobe maka segala kehidupan di bumi ini lambat laun akan terhambat
(Hadjoetomo, 1988).
Mikroorganisme dapat dipilahkan berdasarkan suhu optimum
pertumbuhan. Mikroorganisme yang mempunyai suhu optimum di antara 00–200C
disebut psikrofiI. Mikroorganisme yang tumbuh cepat pada kisaran suhu 200 – 500
C disebut misofil, sedangkan mikroorganisme yang tumbuh pada kisaran suhu
500–1000C theamofil. Beberapa mikroorganisme dapat bertahan pada suhu tinggi
meskipun pada suhu tersebut tidak dapat tumbuh; kelompok ini disebut
thermodurik (Bibiana, 1994).
Minimum Inhibitory Concentration (MIC) merupakan konsentrasi
terendah dari antibiotic yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme
tertentu (Vipra et al., 2013). Suatu antibiotic atau obat sebelum digunakan untuk
pengobatan sebaiknya dilakukan uji efektifitas terlebih dahulu yang meliputi uji
Minimum Inhibitory Concentration (MIC) dan uji tantang.Pengujian secara
mikrobiologi dari antibiotic terhadap mikroorganisme (bakteri) menggunakan
metode tube-dilution technique (Pelczar et al., 1993). Uji MIC dilakukan terhadap
suatu antibiotic bertujuan untuk mengetahui konsentrasi terendah dari antibiotic
tersebut dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan untuk mengetahui
resistensi suatu mikroba terhadap antimikroba. MIC ditunjukkan oleh konsentrasi
antibiotic terendah yang menunjukkan penghambatan pertumbuhan bakteri
dengan warna jernih (Nester et al., 2007). Nilai MIC adalah konsentrasi terendah
antibiotic (μg/ml) yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri strain tertentu.
Nilai MIC dari satu antibiotic tidak dapat dibandingkan dengan nilai MIC
antibiotik lain. Pemilihan antibiotic harus berdasarkan pada nilai MIC, infeksi,
dan breakpoint antibiotik (IDEXX Laboratories, 2013).Nilai MIC berlawanan
dengan nilai sensitivitas mikroba yang diuji. Semakin rendah nilai MIC dari
sebuah antibiotic, maka sensitivitas dari bakteri akan semakin besar. Kelebihan uji
MIC yaitu dapat dilaksanakan pada skala yang sangat kecil (mikrotiter MIC), cara
yang mudah untuk menguji sifat antibiotik terhadap mikroorganisme, dan dapat
dilakukan secara manual maupun otomatis (Vipra et al., 2013). Sedangkan
kelemahan dari uji MIC yaitu apabila memanjangkan masa inkubasi akan
membuat MIC semakin tinggi, dan apabila konsentrasi inokulum lebih rendah
maka akan membuat MIC tampak rendah. Kelemahan MIC secara visual yaitu
sulit untuk membedakan tingkat kekeruhan secara pasti, sehingga perlu dilakukan
pengamatan berikutnya dengan menggunakan spektrofotometer (Rozi, 2017).
Minimum Bacteriocidal Concentration (MBC) merupakan konsentrasi
terendah antibakterial yang dapat membunuh 99,9% bakteri pada media selama
waktu yang ditentukan (Soleha, 2015). Penentuan nilai MBC atau konsentrasi
minimum antibiotik yang dapat membunuh bakteri dilakukan dengan menanam
bakteri pada pembenihan cair yang digunakan untuk MIC ke dalam agar
kemudian diinkubasi 24 jam pada suhu 37oC. Penentuan MBC dapat diamati
dengan melihat ada atau tidaknya pertumbuhan koloni bakteri pada konsentrasi
tertentu pada media TSA. MBC adalah ketika tidak terjadi pertumbuhan mikroba
lagi pada media agar. Absorpsi obat dan distribusi antimikroba akan
mempengaruhi dosis, rute dan frekuensi pemberian antimikroba untuk
mendapatkan dosis efektif di tempat terjadinya infeksi (Rozi, 2017). Pada saat
telah banyak ditawarkan berbagai macam disenfektansia kepada konsumen.
Disenfektansia secara umum diartikan sebagai pembasmi mikroorganisme
terutama ditujukan kepada benda mati. Pada penandaannya yang memenuhi
persyaratan telah dicantumkan cara penggunaan produk yang sesuai sebagai bahan
desinfeksi. Namun demikian banyak pula bahan-bahan disenfektansia yang
memuat cara-cara penggunaannya pada komposisinya (Djide, 2003).
Antiseptik ialah obat yang dapat meniadakan atau mencegah keadaan
sepsis. Antiseptik ialah zat yang digunakan unutk membunuh atau mencegah
pertumbuhan mikroorganisme, biasanya digunakan pada jaringan hidup.
Disenfektan ialah zat yang digunakan untuk mencegah infeksi dengan mematikan
mikroba misalnya, sterilisasi alat kedokteran. Sterilisasi ditujukan untuk
membunuh semua mikroorganisme (Ganiswara, 1995). Disenfektan dan
antiseptic berbeda dari anti jasad renik yang aktif secara sistemik, karena zat-zat
ini tidak memiliki toksisitas selektif. Daya kerja anti jasad renik disenfektan
ditentukan oleh konsentrasi, waktu dan suhu dan penilaian efeknya mungkin
rumit. (Ernest, 1991).
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Waktu Dan Tempat Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 1 Mei 2018 di
Laboratorium Mikrobiologi Pangan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri
Universitas Mataram.

Alat dan Bahan Praktikum


a. Alat-alat praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Cawan petri
steril, pipet mikro, bunsen, laminar, tabung reaksi, Shaker inkubator
b. Bahan-bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Ekstrak
daun sirih, Media Nutrient Agar (NA), Media Nutrient Broth (NB), Buffer
fosfat, isolate bakteri (E. coli dan Bacillus aureus), label.

Prosedur Kerja

a. Persiapan Inokulum
(E. coli dan Bacillus aureus)

Ditumbuhkan pada media NA

Diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35 oC

Dipilih 3-5 koloni dengan morfologi yang seragam

Diinokulasikan kedalam 10 mL NB sebanyak 1 ose

Diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35 oC

Dihitung jumlah mikroba


b. Penentuan MIC dan MBC

Inokulum mikroba dengan konsentrasi 108 diencerkan


hingga 106

Di ambil sebanyak 100 μl suspensi dengan konsentrasi 106


CFU/ml

Diinokulasikan ke dalam 1 ml media NB yang


mengandung ekstrak antimikroba

Diinkubasi pada 37 °C selama 24 jam dan digoyang


dengan kecepatan 150 rpm

Dibuat seri pengenceran dari kultur bakteri pada setiap


konsentrasi ekstrak senyawa antimikroba dan disebar pada
media NA

Diinkubasi pada 37°C selama 48 jam

Dilakukan penghitungan jumlah bakteri.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008, Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi Terapan. Universitas Muslim


Indonesia. Makassar.
Bibiana. 1994. Analisis Mikroba di laboratorium. Universitas Indonesia. Jakarta,
Chrisanti, Y, I. 2014. Metode Uji Antimikroba. https://www.scribd.com/ presentation
/248129603/ Metode-uji-antimikroba-pptx. (dilihat pada 14 Mei 2018).
Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI. Jakarta.
Ditjen POM. 1997. Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes RI. Jakarta.
Djidje. 2003. Mikrobiologi Farmasi Terapan, Laboratorium Mikrobiologi Farmasi,
Jurusan Farmasi. UNHAS. Makassar.
Ernest. 1991. Mikrobiologi untuk Profesi Kesehatan. Universitas Indonesia. Jakarta.
Ganiswara. 1995. Farmakologi dan Terap. Universitas Indonesia. Jakarta.
Hadjoetomo. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. Universitas Indonesia. Jakarta.
Pelczar. 2005. Dasar–Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia. Jakarta.
Rozi, F, P, K. 2017. Uji Minimum Inhibitor Concentration Dan Minimum Bacteriacidal
Concentration. http://rozi-fpk.web.unair.ac.id/artikel_detail-212374.html. (di;ihat
pada 14 Mei 2018).

You might also like