Professional Documents
Culture Documents
Analisis Tingkat Pengungkapan Akun Persediaan Dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Di Jawa
Analisis Tingkat Pengungkapan Akun Persediaan Dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Di Jawa
Analisis Tingkat Pengungkapan Akun Persediaan Dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Di Jawa
173
174 174
Puji Suwarjuwono dan Irwan Taufiq Ritonga/Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 4(2), 2017, pp 173-188
bahwa pengungkapan belum menjadi faktor yang pengungkapan laporan keuangan pemerintah
signifikan dalam pemberian suatu opini oleh provinsi masih rendah. Faktor-faktor yang
pemeriksa, walaupun pengungkapan itu sendiri mempengaruhi tingkat pengungkapan yang
telah disyaratkan dalam Undang-Undang sebagai diteliti oleh Hilmi & Martani (2012) meliputi
salah satu syarat pemberian opini WTP. Semakin kekayaan daerah, jumlah penduduk, tingkat
banyaknya Pemerintah Daerah yang penyimpangan keuangan, tingkat
mendapatkan opini WTP tidak dapat dijadikan ketergantungan, total aset, jumlah SKPD, dan
acuan bahwa pengungkapan dalam laporan jumlah temuan pemeriksaan.
keuangannya telah sesuai dengan ketentuan Munawir (2008) menyatakan bahwa belum
perundang-undangan (SAP). ada pedoman atau standar dalam akuntansi
Penelitian tentang tingkat pengungkapan maupun audit untuk menentukan tingkat
laporan keuangan pada entitas pemerintah telah materialitas secara kualitatif maupun kuantitatif.
dilakukan oleh beberapa peneliti dan Sebuah akun dapat dikatakan material jika
memberikan kesimpulan yang sama. Ryan et al. informasi akuntansi atas akun tersebut
(2002) meneliti tentang tingkat pengungkapan dihilangkan atau salah disajikan akan
laporan keuangan pada pemerintah daerah di mempengaruhi keputusan pembaca laporan
Queensland dan menyimpulkan bahwa kualitas keuangan. Materialitas dapat dilakukan pada
pengungkapan laporan masih rendah. tingkatan saldo akun, karena auditor ingin
Kesimpulan yang sama juga didapatkan pada memperoleh kesimpulan tentang kewajaran
penelitian mengenai tingkat pengungkapan laporan keuangan (Munawir, 2008). Peneliti
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) memilih pengungkapan akun persediaan karena
di Indonesia. Lesmana (2010) meneliti tentang menurut Antoro (2015), keberadaan persediaan
pengaruh karakteristik pemerintah daerah selain penting untuk mendukung kegiatan atau
terhadap tingkat pengungkapan wajib di pelaksanaan tugas dan fungsi sebuah instansi,
Indonesia dan menyimpulkan bahwa juga memiliki nilai yang material dalam total
pengungkapan wajib LKPD berdasarkan SAP aset di neraca sehingga memiliki efek salah saji
masih rendah. Fitri (2011) meneliti tentang dan berpotensi mempengaruhi pemberian opini
tingkat pengungkapan LKPD di Sumatera Barat auditor. Persediaan Pemda sebagian besar
dan menyimpulkan bahwa tingkat pengungkapan diperoleh melalui belanja barang yang
masih rendah dan tidak ada perbedaan, baik diklasifikasikan sebagai belanja operasi, yaitu
LKPD yang mendapat opini WTP, Wajar pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari
Dengan Pengecualian (WDP), maupun pemerintah pusat/daerah yang memberi manfaat
disclaimer/Tidak Memberikan Pendapat jangka pendek (PP No.71/2010 PSAP No.2
(TMP). Paragraf 36). Berdasarkan hasil perhitungan,
Suhardjanto & Yulianingtyas (2011) meneliti rata-rata belanja barang pemda di Jawa tahun
tentang pengaruh karakteristik pemerintah 2014 sebesar 19,23% dari total seluruh belanja.
daerah terhadap pengungkapan wajib dalam Belanja barang merupakan belanja pemda
LKPD dan menyimpulkan bahwa tingkat terbesar kedua setelah belanja pegawai
pengungkapan wajib pemerintah daerah di (54,09%).
Indonesia masih rendah dan belum sesuai dengan Bagian latar belakang diatas telah
SAP. Hilmi & Martani (2012) meneliti tentang menunjukkan bahwa terdapat kenaikan
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pemberian opini atas LKPD di Jawa tahun 2014.
pengungkapan laporan keuangan pemerintah Salah satu kriteria pemberian opini adalah
provinsi dan menyimpulkan bahwa tingkat adanya kecukupan pengungkapan, namun
176 176
Puji Suwarjuwono dan Irwan Taufiq Ritonga/Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 4(2), 2017, pp 173-188
Ekuitas (LPE), dan Catatan atas Laporan (bahan baku dan bahan pembantu) dalam
Keuangan (CaLK). rangka kegiatan usaha normal perusahaan
Laporan keuangan yang masih (Halim, 1997) dan aset lancar merupakan aset
menggunakan basis cash toward accrual sesuai yang memiliki masa manfaat satu tahun atau 12
dengan Lampiran II PP Nomor 71 tahun 2010 (dua belas) bulan (Sumini, 2014).
dalam kerangka konseptual paragraf 25 terdiri
dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Pengungkapan Laporan Keuangan
Laporan Arus Kas (LAK), dan Catatan atas Pemerintah Daerah
Laporan Keuangan (CaLK). Menurut Chariri & Ghozali (2003)
pengungkapan (disclosure) dapat
Persediaan dikelompokkan menjadi 2 macam:
Menurut PP Nomor 71 tahun 2010 pada a) Pengungkapan wajib (mandatory
PSAP Nomor 05 paragraf 4, persediaan adalah disclosure), yaitu pengungkapan tentang
aset lancar dalam bentuk barang atau informasi yang diharuskan oleh peraturan
perlengkapan yang dimaksudkan untuk yang ditetapkan oleh badan otoritas. Untuk
mendukung kegiatan operasional pemerintah, pemerintahan di Indonesia, pengungkapan
dan barang-barang yang dimaksudkan untuk informasi dalam laporan keuangan diatur
dijual dan/atau diserahkan dalam rangka dalam PP Nomor 71 Tahun 2010.
pelayanan kepada masyarakat. b) Pengungkapan sukarela (voluntary
Kieso et al. (2011:408) mendefinisikan disclosure), yaitu informasi yang tidak
persediaan sebagai berikut: “Inventories are diwajibkan oleh suatu peraturan yang
asset items that a company holds for sale in berlaku, tetapi diungkapkan oleh entitas
the ordinary course of business, or goods that it karena dianggap relevan dengan kebutuhan
will use or consume in the production of goods to pemakai.
be sold”. Halim & Kusufi (2013) menyatakan bahwa
Definisi persediaan menurut Kieso kesalahpahaman dalam membaca laporan
mengandung makna bahwa seluruh aset milik keuangan dapat saja terjadi. Hal ini dikarenakan
perusahaan yang disimpan untuk dijual kembali perbedaan persepsi pembaca dengan isi
maupun dipergunakan dalam proses produksi kandungan informasi laporan keuangan. Untuk
sehingga menghasilkan barang yang akan dijual itu, diperlukan pembahasan umum dan referensi
kembali merupakan barang persediaan. ke pos-pos laporan keuangan menjadi penting
Persediaan merupakan seluruh aset yang bagi pembaca laporan keuangan. Untuk
disimpan dalam waktu yang tidak terlalu lama menghindari kesalahpahaman, laporan keuangan
dan akan segera dikeluarkan dari gudang harus disertai dengan CaLK yang berisi
sehingga sifatnya merupakan barang yang tidak informasi yang dapat memudahkan pengguna
dapat bertahan lama. dalam memahami laporan keuangan.
Persediaan merupakan salah satu aktiva Sesuai dengan PSAP Nomor 04 paragraf 12
lancar yang biasanya jumlahnya relatif besar. bahwa CaLK harus disajikan secara sistematis.
Persediaan merupakan barang berwujud yang Setiap pos dalam Laporan Realisasi Anggaran,
tersedia untuk dijual (barang dagangan/barang Neraca, Laporan Operasional dan Laporan Arus
jadi), masih dalam proses produksi untuk Kas dapat mempunyai referensi silang dengan
diselesaikan kemudian dijual (barang dalam informasi terkait dalam CaLK. PSAP Nomor 04
proses/pengolahan), dan akan digunakan untuk Paragraf 14 huruf (d), huruf (e), huruf (f),
produksi barang-barang jadi yang akan dijual dan huruf (g) menyebutkan bahwa dalam
178 178
Puji Suwarjuwono dan Irwan Taufiq Ritonga/Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 4(2), 2017, pp 173-188
rangka pengungkapan yang memadai, CaLK atau diserahkan kepada masyarakat, dan
mengungkapkan hal-hal sebagai berikut: barang yang masih dalam proses produksi
a) Informasi tentang dasar penyajian laporan yang dimaksudkan untuk dijual atau
keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi diserahkan kepada masyarakat; dan
yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi- c) Jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam
transaksi dan kejadian-kejadian penting kondisi rusak atau usang.
lainnya. Pengungkapan persediaan untuk LKPD yang
b) Rincian dan penjelasan masing-masing pos menggunakan basis cash toward accrual sesuai
yang disajikan pada lembar muka laporan dengan Lampiran II PP Nomor 71 Tahun 2010
keuangan. pada PSAP Nomor 05 di paragraf 25 yang
c) Informasi yang diharuskan oleh PSAP yang menyebutkan laporan keuangan
belum disajikan dalam lembar muka laporan mengungkapkan:
keuangan a) Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam
d) Informasi lainnya yang diperlukan untuk pengukuran persediaan;
penyajian yang wajar, yang tidak disajikan b) Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti
dalam lembar muka laporan keuangan. barang atau perlengkapan yang digunakan
PSAP Nomor 04 paragraf 58 menyatakan dalam pelayanan masyarakat, barang atau
bahwa CaLK harus menyajikan informasi yang perlengkapan yang digunakan dalam proses
diharuskan dan dianjurkan oleh Pernyataan produksi, barang yang disimpan untuk dijual
Standar Akuntansi Pemerintahan lainnya serta atau diserahkan kepada masyarakat, dan
pengungkapan-pengungkapan lain yang barang yang masih dalam proses produksi
diperlukan untuk penyajian wajar atas laporan yang dimaksudkan untuk dijual atau
keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan diserahkan kepada masyarakat; dan
komitmen-komitmen lain. Pengungkapan c) Kondisi persediaan.
informasi dalam CaLK harus dapat memberikan
informasi lain yang belum disajikan dalam Penelitian Terdahulu
bagian lain laporan keuangan. PSAP Nomor 04 Ryan et al. (2002) meneliti tentang tingkat
paragraf 61 menyebutkan CaLK juga harus akuntabilitas pengungkapan oleh pemerintah
mengungkapkan informasi yang bila tidak daerah di Negara Bagian Queensland, Australia.
diungkapkan akan menyesatkan bagi pembaca Data yang digunakan adalah laporan tahunan 36
laporan. pemerintah daerah tahun 1997-1999. Metoda
Pengungkapan persediaan untuk LKPD yang digunakan untuk mengukur tingkat
yang telah menggunakan basis accrual sesuai pengungkapan menggunakan content analysis
dengan Lampiran I PP Nomor 71 Tahun 2010 dan indeks pengungkapan. Content analysis
pada PSAP Nomor 05 di paragraf 26 yang yaitu, suatu teknik yang digunakan dengan
menyebutkan laporan keuangan mengkoding isi atau bagian teks yang tertulis ke
mengungkapkan: dalam kriteria yang telah dipilih, sedangkan
a) Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam indeks pengungkapan yaitu menghitung skor
pengukuran persediaan; indeks luasnya pengungkapan bagian tertentu
b) Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti dari laporan yang telah dipilih sebelumnya (Ryan
barang atau perlengkapan yang digunakan et al., 2002). Hasil penelitian tersebut
dalam pelayanan masyarakat, barang atau menyimpulkan bahwa tingkat pengungkapan
perlengkapan yang digunakan dalam proses pemerintah daerah di Queensland dalam kurun
produksi, barang yang disimpan untuk dijual waktu tahun 1997-1999 mengalami kenaikan,
179 179
Puji Suwarjuwono dan Irwan Taufiq Ritonga/Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 4(2), 2017, pp 173-188
namun secara keseluruhan tingkat pengungkapan selama 4 tahun (2006-2009) sehingga total
masih rendah dan belum memenuhi kriteria yang terdapat 116 laporan keuangan. Pendekatan
ditetapkan. penelitian yang digunakan adalah statistik
Lesmana (2010) meneliti tentang pengaruh deskriptif dengan alat analisis uji regresi. Hasil
karakteristik pemerintah daerah terhadap tingkat penelitian menyimpulkan tingkat pengungkapan
pengungkapan wajib di Indonesia. Data yang laporan keuangan pemerintah provinsi masih
digunakan adalah 79 LKPD kabupaten/kota rendah dengan rata-rata sebesar
tahun 2007 di Indonesia dengan opini WTP dan 44,56%.
WDP. Alat analisis yang digunakan adalah Keterbatasan penelitian sebelumnya, seperti
regresi berganda dengan pendekatan penelitian Lesmana (2010), Suhardjanto & Yulianingtyas
kuantitatif. Hasil penelitian menyimpulkan (2011), Fitri (2011), dan Hilmi & Martani (2012)
bahwa tingkat pengungkapan wajib LKPD di adalah data LKPD yang digunakan sudah cukup
Indonesia masih rendah, dengan nilai rata-rata lama sehingga belum menggambarkan kondisi
pengungkapan sebesar 22%. terkini praktik pengungkapan LKPD di
Fitri (2011) melakukan penelitian tentang Indonesia. Penelitian ini menggunakan data
tingkat pengungkapan LKPD di Sumatra Barat. LKPD kabupaten/kota di Jawa terbaru, yaitu
Data yang digunakan adalah LKPD yang LKPD tahun 2014. Perbedaan penelitian ini
mendapat opini WTP, WDP, dan TMP dengan penelitian Lesmana (2010), Suhardjanto
masing-masing 2 LKPD. Alat analisis yang & Yulianingtyas (2011), serta Hilmi & Martani
digunakan adalah quantitative content analysis (2012) yaitu dalam penelitian ini, peneliti akan
yaitu menggunakan teknik symbol coding menganalisis satu variabel, yaitu tingkat
dengan mencatat pesan dan lambang secara pengungkapan dengan membandingkan tingkat
sistematis dan kemudian diberi interpretasi, pengungkapan pada akun dalam neraca, yaitu
pendekatan penelitian yang digunakan adalah akun persediaan dengan kriteria sesuai SAP.
studi eksploratif. Hasil penelitian menyimpulkan Perbedaan dengan penelitian Fitri (2011), pada
bahwa tidak terdapat perbedaan pengungkapan penelitian ini menggunakan teknik deskriptif
antara LKPD yang mendapat opini WTP, WDP, persentase untuk menghitung tingkat
maupun TMP. pengungkapan akun persediaan serta perbedaan
Suhardjanto & Yulianingtyas (2011) tingkat pengungkapan LKPD yang mendapat
melakukan penelitian tentang pengaruh opini WTP dan selain WTP.
karakteristik pemerintah daerah terhadap
pengungkapan wajib dalam LKPD. Data yang 3. Metode Penelitian
digunakan adalah 51 LKPD kabupaten/kota Pemilihan dan Pengumpulan Data
tahun 2007 di Indonesia. Alat analisis yang Penelitian ini mengambil objek seluruh
digunakan adalah regresi berganda dengan LKPD kabupaten/kota di Jawa pada tahun 2014.
pendekatan penelitian kuantitatif. Hasil Masih rendahnya kemampuan SDM penyusun
penelitian menyimpulkan bahwa nilai rata-rata LKPD kabupaten/kota dibandingkan dengan
pengungkapan wajib dalam LKPD di Indonesia SDM penyusun LKPD provinsi menjadi
masih rendah dengan rata-rata sebesar 30,85%. pertimbangan dalam penentuan sampel
Hilmi & Martani (2012) meneliti tentang penelitian. Rentang kendali yang cukup jauh
faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi antara pemerintah pusat sebagai pembuat
tingkat pengungkapan laporan keuangan regulasi dengan kabupaten/kota dibandingkan
pemerintah provinsi. Data yang digunakan antara pemerintah pusat dengan pemerintah
adalah laporan keuangan 29 pemerintah provinsi provinsi juga menjadi salah satu pertimbangan
180 180
Puji Suwarjuwono dan Irwan Taufiq Ritonga/Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 4(2), 2017, pp 173-188
Tabel 1
Tingkat Pengungkapan Akun Persediaan LKPD di Jawa Tahun 2014
No Tingkat Pengungkapan Akun Persediaan Jumlah LKPD
1. 80,00% 2
2. 60,00% 39
3. 40,00% 42
4. 20,00% 21
5. 0,00% 9
TOTAL 113
Tabel 2
LKPD Dengan Tingkat Pengungkapan Akun Persediaan Terendah
No Pemerintah Daerah Opini LKPD Pengungkapan Akun Persediaan (%)
1 Kabupaten Banjarnegara WTP 0,00
2 Kabupaten Demak WDP 0,00
3 Kabupaten Purbalingga WDP 0,00
4 Kabupaten Sukoharjo WDP 0,00
5 Kabupaten Tegal WDP 0,00
6 Kabupaten Wonogiri WDP 0,00
7 Kabupaten Bangkalan WDP 0,00
8 Kabupaten Kediri WDP 0,00
9 Kabupaten Madiun WTP 0,00
Aspek pengungkapan sistem pencatatan Aspek maksud penggunaan persediaan yang
persediaan sesuai PSAP Nomor 05 paragraf 26 sesuai dengan PSAP Nomor 05 paragraf 26 huruf
huruf a hampir selalu ada dan diungkapkan b merupakan aspek yang paling jarang
dalam LKPD di Jawa. Terdapat 81 LKPD yang diungkapkan dalam LKPD di Jawa. Berdasarkan
mengungkapkan sistem pencatatan persediaan di data yang dikumpulkan hanya 2 LKPD yang
CaLK. mengungkapkan maksud penggunaan persediaan
dalam CaLK.
183 183
Puji Suwarjuwono dan Irwan Taufiq Ritonga/Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 4(2), 2017, pp 173-188
Perbedaan Pengungkapan Akun Persediaan Terdapat LKPD dengan opini WTP maupun
dalam LKPD di Jawa yang Mendapat Opini selain WTP dengan tingkat pengungkapan akun
WTP,WDP dan TMP. persediaan yang sama. Rincian tingkat
Pengungkapan akun persediaan tertinggi
pengungkapan akun persediaan berdasarkan
diperoleh oleh LKPD dengan opini WDP dan
opini yang diperoleh LKPD akan ditampilkan
terdapat LKPD dengan pengungkapan akun
dalam tabel 3 berikut ini.
persediaan terendah memperoleh opini WTP.
Tabel 3
Tingkat Pengungkapan Akun Persediaan Berdasarkan Opini
No Tingkat Pengungkapan Opini LKPD Jumlah
Akun Persediaan WTP WDP TMP
1. 80,00% - 2 - 2
2. 60,00% 20 18 1 39
3. 40,00% 23 18 1 42
4. 20,00% 11 10 - 21
5. 0,00% 2 7 - 9
TOTAL 56 55 2 113
Secara keseluruhan tidak terdapat & Suhartono (2012), seluruh aspek pengukuran
perbedaan pengungkapan akun persediaan kecukupan pengungkapan akun persediaan
dalam LKPD di Jawa yang mendapat opini tersebut mengacu kepada kriteria yang
WTP, WDP, maupun TMP. Berdasarkan uji terdapat di dalam lampiran I PP No.71 tahun
Mann Whitney yang dilakukan, untuk LKPD 2010 pada PSAP Nomor 05 paragraf 26.
dengan opini WTP dan WDP memiliki Z
sebesar -0,716 (sig = 0,474), karena sig > 0,05 Pengungkapan Metode Penilaian Persediaan
(FIFO, Rata-Rata Tertimbang, Harga
maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat
Pembelian Terakhir)
perbedaan tingkat pengungkapan persediaan Pengungkapan aspek metode penilaian
antara LKPD dengan opini WTP dan WDP. persediaan mengacu pada kriteria
LKPD dengan opini WTP dan TMP memiliki Z pengungkapan kebijakan akuntansi yang terdapat
sebesar -0,661 (sig = 0,509), karena sig > 0,05 dalam PSAP Nomor 05 paragraf 26 huruf a.
maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat Tingkat pengungkapan penilaian persediaan
perbedaan tingkat pengungkapan persediaan dalam LKPD di Jawa tahun 2014 sebesar
antara LKPD dengan opini WTP dan TMP. 64,60% atau dari 113 LKPD yang seharusnya
LKPD dengan opini WDP dan TMP memiliki Z mengungkapkan kebijakan akuntansi mengenai
sebesar -0,745 (sig = 0,456), karena sig > metode penilaian persediaan, hanya 73 LKPD
0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak yang telah mengungkapkan dalam CaLK.
terdapat perbedaan tingkat pengungkapan Empat puluh LKPD belum mencantumkan
persediaan antara LKPD dengan opini WDP dan kebijakan akuntansi mengenai metode penilaian
TMP. persediaan dalam CaLK. Dua puluh LKPD yang
tidak mengungkapkan kebijakan akuntansi
Pengungkapan Akun Persediaan Untuk mengenai metode penilaian persediaan mendapat
Setiap Aspek
opini WTP dan 20 LKPD mendapat opini WDP.
Penelitian ini menetapkan 5 aspek dalam
Kondisi ini seharusnya tidak terjadi karena salah
kecukupan tingkat pengungkapan akun
satu kriteria pemberian opini WTP adalah
persediaan untuk LKPD dengan basis accrual
adanya kecukupan pengungkapan dalam CaLK
maupun cash toward accrual, menurut Ritonga
184 184
Puji Suwarjuwono dan Irwan Taufiq Ritonga/Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 4(2), 2017, pp 173-188
LKPD. Tidak adanya pengungkapan mengenai kebijakan akuntansi yang tertuang dalam
metode penilaian persediaan yang digunakan Peraturan Kepala Daerah. Kebijakan akuntansi
menjadi salah satu pengecualian yang seharusnya Pemda biasanya menyadur dari peraturan
dipertimbangkan dalam pemberian opini oleh perundangan di atasnya termasuk SAP, sehingga
pemeriksa. Setiap Pemda memiliki kebijakan dalam kebijakan akuntansi Pemda tentunya
akuntansi yang tertuang dalam Peraturan Kepala memuat pengungkapan sistem pencatatan
Daerah. Kebijakan akuntansi Pemda biasanya persediaan. CaLK Pemda mengutip sebagian isi
menyadur dari peraturan perundangan di atasnya dari kebijakan akuntansi masing-masing
termasuk SAP, sehingga dalam kebijakan sehingga dimungkinkan adanya bagian-bagian
akuntansi Pemda tentunya memuat penting dalam kebijakan akuntansi yang
pengungkapan metode penilaian persediaan. seharusnya masuk dalam CaLK tidak
CaLK Pemda mengutip sebagian isi dari dicantumkan begitu pula sebaliknya.
kebijakan akuntansi masing-masing sehingga
dimungkinkan adanya bagian-bagian penting Pengungkapan Maksud Penggunaan
dalam kebijakan akuntansi yang seharusnya Persediaan
Pengungkapan aspek maksud penggunaan
masuk dalam CaLK tidak dicantumkan begitu
persediaan mengacu pada kriteria pengungkapan
pula sebaliknya.
penjelasan lebih lanjut persediaan yang terdapat
dalam PSAP Nomor 05 paragraf 26 huruf b.
Pengungkapan Sistem Pencatatan Persediaan
(Perpetual atau Periodik) Tingkat pengungkapan maksud penggunaan
Pengungkapan aspek sistem pencatatan persediaan dalam LKPD di Jawa tahun 2014
persediaan mengacu pada kriteria pengungkapan sebesar 1,77% atau dari 113 LKPD yang
kebijakan akuntansi yang terdapat dalam PSAP seharusnya mengungkapkan mengenai maksud
Nomor 05 paragraf 26 huruf a. Tingkat penggunaan, hanya 2 LKPD yang telah
pengungkapan sistem pencatatan persediaan mengungkapkan dalam CaLK, yaitu LKPD
dalam LKPD di Jawa tahun 2014 sebesar Kabupaten Bondowoso yang mendapat opini
71,68% atau dari 113 LKPD yang seharusnya WTP dan LKPD Kabupaten Gresik yang
mengungkapkan mengenai sistem pencatatan mendapat opini WDP dari BPK RI. Seratus
persediaan, terdapat 81 LKPD yang telah sebelas LKPD belum mencantumkan penjelasan
mengungkapkan dalam CaLK. Tiga puluh dua lebih lanjut mengenai maksud penggunaan
LKPD belum mencantumkan kebijakan persediaan dalam CaLK. Lima puluh lima LKPD
akuntansi mengenai sistem pencatatan yang tidak mengungkapkan penjelasan lebih
persediaan dalam CaLK. Tiga belas LKPD lanjut mengenai peruntukan persediaan
yang tidak mengungkapkan kebijakan akuntansi mendapat opini WTP, 54 LKPD mendapat opini
mengenai sistem pencatatan persediaan WDP dan 2 LKPD mendapat TMP.
mendapat opini WTP dan 19 LKPD mendapat Setiap Pemda memiliki kebijakan akuntansi
opini WDP. Kondisi ini seharusnya tidak terjadi yang tertuang dalam Peraturan Kepala Daerah.
karena salah satu kriteria pemberian opini WTP Kebijakan akuntansi Pemda biasanya menyadur
adalah adanya kecukupan pengungkapan dalam dari peraturan perundangan di atasnya termasuk
CaLK LKPD. Tidak adanya pengungkapan SAP, sehingga dalam kebijakan akuntansi Pemda
mengenai sistem pencatatan persediaan yang tentunya memuat pengungkapan maksud
digunakan menjadi salah satu pengecualian yang penggunaan persediaan. Rendahnya Pemda yang
seharusnya dipertimbangkan dalam pemberian mengungkapkan maksud penggunaan persediaan
opini oleh pemeriksa. Setiap Pemda memiliki dalam CaLK juga mengindikasikan kebijakan
185 185
Puji Suwarjuwono dan Irwan Taufiq Ritonga/Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 4(2), 2017, pp 173-188
memenuhi seluruh kriteria yang telah ditetapkan tertimbang, atau harga perolehan terakhir.
sesuai ketentuan. Tingkat pengungkapan Sistem pencatatan persediaan yang
persediaan LKPD di Jawa sebesar 40,35%. digunakan oleh Pemda dapat berupa
Tingkat pengungkapan persediaan tertinggi perpetual atau periodik.
sebesar 80,00% diperoleh oleh 2 LKPD dengan b) Mengungkapkan maksud penggunaan
opini WDP serta pengungkapan persediaan persediaan dalam CaLK dengan
terendah sebesar 0,00% yang diperoleh oleh 9 mencantumkan penjelasan lebih lanjut
LKPD, terdiri dari 2 LKPD dengan opini WTP persediaan, seperti persediaan yang akan
dan 7 LKPD dengan opini WDP. digunakan dalam pelayanan kepada
Tidak ada perbedaan tingkat pengungkapan masyarakat, persediaan yang akan
akun persediaan dalam LKPD di Jawa, baik digunakan dalam proses produksi,
LKPD yang mendapat opini WTP, opini WDP, persediaan yang disimpan untuk dijual
maupun disclaimer/TMP. Kecukupan atau diserahkan kepada masyarakat,
pengungkapan terkait dengan persediaan belum atau persediaan dalam proses produksi untuk
menjadi pertimbangan oleh pemeriksa (Auditor dijual atau diserahkan kepada masyarakat.
BPK) dalam pemberian opini WTP, serta adanya c) Mengungkapan rincian jumlah persediaan
indikasi penyusun CaLK belum memahami per SKPD dalam CaLK dengan
ketentuan pengungkapan persediaan sesuai mencantumkan penjelasan lebih lanjut
dengan SAP dan kebijakan akuntansi beberapa tentang rincian SKPD yang memiliki saldo
Pemda belum secara rinci mengatur tentang persediaan.
pengungkapan persediaan sesuai SAP. d) Mengungkapan rincian jenis, jumlah dan
Tingkat pengungkapan akun persediaan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau
dalam LKPD di Jawa yang belum sesuai dengan usang dalam CaLK dengan mencantumkan
PSAP Nomor 05 membawa implikasi perlu kondisi persediaan yang rusak maupun
dilakukannya perbaikan terhadap penyajian usang dilengkapi dengan jenis maupun
pengungkapan akun persediaan dalam LKPD di jumlah serta nilai persediaan.
Jawa sesuai dengan PSAP Nomor 05. Perbaikan e) Contoh ilustrasi pengungkapan
penyajian pengungkapan akun persediaan dapat persediaan sesuai dengan PSAP Nomor
dilakukan dengan: 05 akan ditampilkan dalam gambar 1
a) Mengungkapkan kriteria kebijakan dibawah ini.
akuntansi dalam CaLK dengan
mencantumkan kebijakan metode penilaian
persediaan dan sistem pencatatan yang
digunakan oleh Pemda. Metoda penilaian
persediaan yang digunakan oleh Pemda
dapat berupa metoda FIFO, rata- rata
187 187
Puji Suwarjuwono dan Irwan Taufiq Ritonga/Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 4(2), 2017, pp 173-188
PERSEDIAAN
1. Seluruh persediaan pemda “ABC” dinilai menggunakan metoda FIFO dengan sistem pencatatan
perpetual.
2. Berdasarkan penilaian dan pencatatan yang telah dilakukan, maka persediaan pemda “ABC” per
31 Desember 20XX sejumlah Rp900.000.000,00 (sembilan ratus juta rupiah) yang terdapat pada
beberapa SKPD, yaitu:
No SKPD Jumlah
3. Persediaan pemda “ABC” per 31 Desember 20XX akan digunakan dalam pelayanan kepada
masyarakat, digunakan dalam proses produksi, serta disimpan untuk diserahkan kepada masyarakat.
4. Persediaan pemda “ABC” sejumlah Rp890.000.000,00 (delapan ratus sembilan puluh juta
rupiah) dalam kondisi baik, sedangkan persediaan sejumlah Rp10.000.000,00 (sepuluh juta
rupiah) dalam kondisi rusak atau usang dan belum dilakukan penghapusan, tersebar pada beberapa
SKPD, yaitu:
No SKPD Jenis Jumlah Keterangan
1) Dinas Pasar Karcis retribusi Rp500.000,00 rusak
2) Dinas Kependudukan Blangko KTP Rp750.000,00 usang
3) ............................. ...................... ...................... ..............
Gambar 1
Ilustrasi Pengungkapan Persediaan Tingkat Pemda Sesuai PSAP Nomor 05
Terdapat keterbatasan dalam penelitan ini untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih
yaitu penelitian ini b e rfokus pada kecukupan mendalam. Data sekunder lain juga perlu
tingkat pengungkapan akun persediaan dalam ditambahkan berupa kebijakan akuntansi masing-
LKPD di Jawa, oleh karena itu hasil penelitian ini masing pemda untuk memperkuat hasil penelitian
tidak dapat digeneralisasi pada seluruh LKPD di selanjutnya.
Indonesia. Peneliti selanjutnya dapat
menambahkan objek penelitian pada seluruh Daftar Pustaka
LKPD di Indonesia atau melakukan penelitian Antoro, S.D. ( 2015). Akuntansi
kecukupan tingkat pengungkapan untuk akun- persediaan dalam SAIBA. Artikel
akun yang lain di dalam neraca Pemda. Penelitian BPPK Diakses 19 Oktober
2015.<http://www.bppk.kemenkeu.go.id/pub
ini menggunakan satu teknik pengumpulan data,
likasi/artikel/147-artikel-anggaran- dan-
yaitu analisis data sekunder. Peneliti selanjutnya perbendaharaan/21155-akuntansi-
dapat menambahkan teknik pengumpulan data persediaan-dalam saiba>.
yang lain berupa wawancara maupun observasi Chariri, A. & Ghozali, I. (2003). Teori akuntansi.
188
Puji Suwarjuwono dan Irwan Taufiq Ritonga/Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 4(2), 2017, pp 177-192
Semarang: BP Undip. pemerintah nomor 71 tentang standar
Creswell, J.W. ( 2014). Research design: akuntansi pemerintahan. Jakarta.
Q ualitative, quantitative, and mixed Sekretariat Negara.
methods approaches. 4th Edition. Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.
California: Sage Publications. (2015). Ikhtisar hasil pemeriksaan
Fitri, S.A. ( 2011). Analisis tingkat semester I BPK RI tahun 2015. Buku
pengungkapan laporan keuangan IHPS, 69-73.
pemerintah daerah. Hal 1-22. Padang: Ritonga, I.T. ( 2010). Reviu laporan keuangan
Jurnal Pasca Sarjana Universitas Andalas 3. pemerintah daerah. Yogyakarta:
Fuat, M. ( 2013). Upaya pemerintah daerah
Lembaga Kajian Manajemen Pemerintahan
memperoleh opini wajar tanpa
Daerah.
pengecualian dari BPK RI. Artikel
Ritonga, I.T. & Suhartono, E. (2012).
Pusdiklatwas BPKP. Diakses 30 Januari
Akuntansi keuangan daerah. Edisi I.
2016.<http://pusdiklatwas.bpkp.go.id/asset/
Yogyakarta: Lembaga Kajian Manajemen
files/post/1070_a/upaya pemda-muh
Pemerintahan Daerah.
fuat.pdf>.
Ryan, C., Stanley. T. & Nelson, M. (2002).
Halim, A. ( 1997). Akuntansi keuangan
Accountability disclosures by queensland
menengah (intermediate accounting).
local government councils: 1997-1999,
Edisi Ketiga, Cetakan Pertama.
261-289. Melbourne: Journal Financial
Yogyakarta: BPFE.
Accountability & Management Blackwell
Halim, A., Kusufi, S. (2013). Akuntansi sektor
Publishers 18 (3).
publik: Dari anggaran hingga laporan
Sugiri, S. & Riyono, B.A. ( 2012). Akuntansi
keuangan dari pemerintah hingga tempat
pengantar I. Edisi Kedelapan Cetakan
ibadah. Jakarta: Salemba Empat.
Pertama. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Hananto. (2007). Akuntansi keuangan menengah.
Suhardjanto, D. & Yulianingtyas, R.R. (2011).
Edisi Kedua Buku Satu. Yogyakarta:
Pengaruh karakteristik pemerintah daerah
BPFE.
terhadap kepatuhan pengungkapan wajib
Hilmi, A. Z & Martani, D. ( 2012). Analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat dalam laporan keuangan pemerintah
pengungkapan laporan keuangan daerah. Hal 1-94. Surakarta: Jurnal
pemerintah provinsi. Hal 1-26. Akuntansi dan Auditing Universitas
Banjarmasin: Jurnal Seminar Akuntansi Sebelas Maret 8 (1).
15. Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif
Kieso, D.E., Weygandt, J.J & Warfield, T.D. kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
(2011). Intermediate accounting volume 1, Sumini. ( 2014). Kebijakan Akuntansi
IFRS edition. New Jersey: Wiley. Berbasis Akrual (KABA) untuk persediaan.
Lesmana, S.I. (2010). Pengaruh karakteristik Artikel BPPK. Diakses 8 Mei
pemerintah daerah terhadap tingkat 2017.<http://www.bppk.kemenkeu.go.id/pub
pengungkapan wajib di indonesia. Tesis likasi/artikel/149-artikel-kekayaan-negara-
Program Studi Magister Akuntansi dan-perimbangan-keuangan/19960-
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas kebijakan-akuntansi-berbasis-akrual-kaba-
Maret. Surakarta. untuk-persediaan>.
Munawir, H.S. (2008). Auditing modern Buku I. Suwardjono. ( 2014). Teori akuntansi:
Edisi Kedua Cetakan Pertama. Yogyakarta: Perekayasaan pelaporan keuangan. Edisi
BPFE. Ketiga. Yogyakarta: BPFE.
Republik Indonesia. (2004). Undang-undang
nomor 15 tentang pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara. Jakarta: Sekretariat Negara.
Republik Indonesia. ( 2010). Peraturan