Professional Documents
Culture Documents
Jurnal DBD
Jurnal DBD
Abstract
Dengue hemorrhagic fever (DHF) happens to be a public health problem in Samarinda city, East
Kalimantan Province. Dengue was reported endemic in the entire six subdistricts of the city. Various
vector control programs have been conducted by the Health Office, yet the dengue cases were still
occurred on the previous years. Comprehensive research was conducted to determine the spatial
distribution of DHF cases using geographical information system (GIS) mapping, in relation to positive
larvae of the breeding habitat distributions. The study was carried out in five endemic areas namely
Pelita village Samarinda Utara Subdistrict, Sambutan village Samarinda Ilir Subdistrict, Sidodadi
village Samarinda U1u Subdistrict, Harapan Barn village Samarinda Seberang Subdistrict and Karang
Asam Ilir village Sungai Kunjang Subdistrict. The aim of the study was to determine the specific vector
control strategies based on spatial DHF cases and breeding habitat distributions and distance index
analyses, larvae free index and insecticide susceptible status of dengue vector ofAe. aegypti against the
insecticides which were used for vector control programs. The study revealed that average ABJ in the
study areas was 35.85-64.16% and lower the national standar of 95% Dengue vector of Ae. aegypti
was found to be resistant to Malathion, Permethrin, Lambdasihalothrin and Bendiocarb insecticides.
Thus an alternative insecticide should be considered. Dengue cases distribution in Samarinda city were
found in c1usters/gregorious. Distance index analyses indicated that the transmissions were due to
mosquito behaviour. Community empowement is needed to encourage the potential groups (PKK, Dasa
Wisma, public health caders, posyandu), to participate on the vector control program.
Abstrak
Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Kota Samarinda,
l?rovinsi Kalimantan Timur dan dilaporkan endemis di enam wilayah kecamatan. Berbagai eara
pengendalian telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota, tetapi kasus DBD masih ditemukan sepanjang
tahun. Penelitian komprehensif telah dilakukan untuk menentukan distribusi spasial kasus DBD dengan
pemetaan menggunakan Sistem Informasi Oeografi (S10), berkaitan dengan habitat positif jentik.
Penelitian dilakukan dilima (5) wilayah kalurahan endemis yaitu: Desa Pelita Keeamatan Samarinda
Kata kunci: DBD, Distribusi spasial, Jarak indeks kasus, Kota Samarinda.
Submit: 6 Januari 2012, Review 1: 5 Maret 2012, Review 2: 5 Maret 2012, Eligible article: 23 Juli 2012
K
ota Samarinda, Proviusi Kalimantan
Timur terletak di jalur pelayaran Sungai vektor, penyuluhan masyarakat dan larvasidasi.
Mahakam, yang menyebabkan Walaupun telab dilakukan berbagai kegiatan upaya
perkembangan bidang ekonomi, sosial budaya, pengendalian vektor, namun incidence rate (IR)
pertanian, perindustrian dan pertambangau sangat masih >5/10.000 orang 4 Beberapa kendala dalam
tinggi, demikian pula dengan mobilitas pelaksanaan penanggulangan DBD kemungkinan
masyarakatnya. Kondisi tersebut ber-dampak adanya kasus tanpa gejala (asimtomatis), teIjadinya
terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat, penularan trans-ovarial (virus diwariskan kepada
seperti perubahan lingkungan per mukiman keturunannya melalui telur)(5,6), teIjadinya resistensi
mendukung perkembangan vektor, serta penurunan vektor terhadap insektisida, serta perilaku
derajat kesehatan masyarakat.! Perubahan masyarakat mendukung keberadaan habitat nyamuk
lingkungan dalam jangka panjang menentukan pola Ae. Aegypti. 7
penyebaran penyakit tular vektor demam berdarah Guna menentukan strategi pemberantasan
dengue (DBD) dan malaria, di suatu ekosistem' DBD seeara komprehensif telab dilakukan
Penyakit tular vektor pada umunmya tidak serta penelitian entomologi meliputi penentuan ABJ dan
merta muneul pada saat teIjadi perubahan status kerentanan vektor terhadap insektisida serta
lingkungan, tetapi perilaku masyarakat dan pola sebaran spatial kasus DBD di daerah endemis
tersedianya habitat vektor, merupakan pemicu Kota Samarinda. Hasil penelitian diharapkan dapat
merebaknya penyakit tular vektor (kbususnya digunakan sebagai aeuan program dalam
DBD), terutama di daerab perrnukiman. 3 Setiap menentukan kebijakan strategi pengendalian vektor
tabun, perkembangan pemukiman Kota Samarinda seeara efisien, efektif dan berkesinambungan
semakin meluas, padat dan heterogen, berpeluang melibatkan partisipasi masyarakat.
meneiptakan habitat vektor DBD seeara simultan
dan perrnanen, sehingga sulit dikendalikan.
Metode Penelitian
Upaya pemberantasan DBD telab dilakukan
Penelitian dilakukan di Kota Samarinda,
oleh Dinas Kesehatan Kota Samarinda, seperti:
Propinsi Kalimantan Timur di 5 wilayab keeamatan
penanggulangan fokus berupa (penyelidikan
endemis DBD, yaitu Keluraban Pelita, Keeamatan
epidemiologi dan thermal Jogging/pengasapan),
Samarinda Vtara, Kelurahan Sambutan, Keeamatan
pemeriksaan jentik berkala untuk evaluasi angka
Samarinda I1ir, Kelurahan Sidodadi, Keeamatan
bebas jentik (ABJ), gerakan Pemberantasan Sarang
Samarinda Ulu, Keluraban Harapan, Keeamatan
300 400
0 250 <=
III
.:;-
'"., 200
0 300 .<:
.,
::I
III
.<:
~
::I
~
150 200 ()
'-j
100
100
50
J P M A M J J A SON D J P M A M J J A SON D
,Bulan
2007 2008
Gambar 1. FIuktuasi kasus DBD dan Curah Hujan Tahun 2007-2008.
Gambar 2. Buffer Zone Rumah Positif Jentik Dan Sebaran Kasus DBD,
Kota Samarinda, Tahun 2008, Pada Umumnya Mengelompok.
KEMATIAN NY AM UK{%)
Kelurahan Permethrin Lambdasihalothrin Fenitrothion Bendiocarb DDT Malathion
0,75 % 0,05 % 120 % °25 0/0 4~O 0/. 0,80/.
Karang Asam lIir 11.00 9.00 98.00 8.00 7.00 9.00
Harapan Baru 12.00 11.00 97.00 10.00 9.00 9.00
Sidodadi 10.00 10.00 99.00 11.00 12.00 13.00
Sambutan & Pe1ita* 11.00 12.00 94.00 10.00 10.00 12.00
*1 Penentuan status kerentanan dilakukan dengan uji susceptibility
**/ Sampel nyamuk Ae. aegypti digabung.
tbrin, Lambdasihalotbrin, Bendiokarb, DDT dan AnaIisis Spatial Sebaran Kasus DBD
Malathion, dengan kematian 7.00-13,00%, Pola sebaran kasus DBD Kola Samarinda
sedangkan terhadap Fenitrothion masih toleran dan tahun 2008, adalah mengelompok (clumped) dan
rentan, kematian 94.00-99.00% (TabeI2). terkonsentrasi di permukiman padat penduduk
(Gambar 2). Jarak antar kasus DBD paling jauh
Pembahasan 6.830 meter dan paling dekat 0,5 meter. Kisaran
jarak antar kasus 50-100 meter (indek jarak 75
Distribusi kasus dan curah hujan
meter) paling sering ditemukan kasus yaitu 59,60010
Selamatahun 2007-2008, kasus DBD lebih (Tabel 1). Zona buffer tersebut menunjukkan bahwa
banyak teljadi pada orang dewasa dan selurnh lelak rurnah antar kasus di Kola Samarinda relatif
wilayah kecamatan dilaporkan sebagai daerah berdekatan < 100 meter dan berpotensi menjadi
endemis. Pola peningkatan kasus dalam setiap sumber penularan. Hasil penelitian ini mendukung
bulan relatif tidak berbanding lurns dengan curah pemyataan Soedarmo (1983), bahwa jarak
hujan. Pola peningkatan kasus dalam setiap bulan penularan DBD adalah 100 meter, sesuai jangkauan
ada kecenderungan lebih tinggi pada bulan terbang (flight range) nyamuk vektor Ae. aegypt (10).
Desember-Mei curah hujan berkurang, khususnya Sebaran spasiaI kasus DBD Kola Samarinda terliliat
bulan Januari (Gambar I). Kondisi tersebut lebih mengelompok tersebut serupa dengan Kola
disebabkan kebiasaan penduduk menyimpan air Bontang pada tahun 2008(11), sehingga sumber
untuk keperluan rumah tangga, pada waktu sulit air. penularan berada di lingkungan sekitar rurnah kasus.
136
2. Boewono, D.T. Perubahan Iklim dan 10. Soedarmo, S,S,P. Demam Berdarah Pada Anak,
Pengaruhnya terhadap Kapasitas Vektot UI -Press, Jakarta. 1983.
(Malaria). Sarasehan Peringatan Hari Nyamuk. II. Boewono, D.T., Widiarti, Ristiyanto, Lulus,
Ke 114. Univ. Kristen Satya Wacana. Salatiga. Strategi Pengendalian Demam Berdarah
20 Agustus 20 II. Dengue Di Kota Bontang, Kalimantan Timur.
3. Boewono, D.T. Rapid Assesment dan Strategi Laporan Penelitian B2P2VRP (Unpublished
Pengendalian Vektor Dan Reservoir Penyakit document). 2008.
Dalam Kedaruratan Bencana Alam Di Era 12. Tarumengkeng, R,C. Dinamika Populasi
Desentralisasi. Prosiding Seminar sehari (Kajian Ekologi Kuantitatif). Pustaka Sinar
Pengendalian Vektor dan Reservoir Pada Harapan dan Univ, Kristen Krida Wacana,
Kedaruratan Bencana Alam di Era Jakarta. 1994
Desentralisasi. B2P2VRP. Salatiga. 2006.
13. WHO. Prevention and Control of Dengue and
4. DinKes Kota Samarinda. Laporan Kegiatan Dengue Haemorrhagic Fever (Comprehensif
program penanggulangan Demam Berdarah Guidelines). WHO Regional Publication,
(DBD) di Kota Samarinda Tahun 2007, Dinas SEARO No, 29, New Delhi. 2000. 84 p.
Kesehatan Pemerintah Kota Samarinda,
14. Widiarti., D.T. Boewono., H. Boesri., U.
Kalimantan Timur.
Widyastuti., Ch.P. Blondine., Ristiyanto., W.
5. Widiarti, Damar T.B., Umi Widyastuti, Trapsilowati., Suskamdani., A. Darwin., R.A.
Mujiono dan Lasmiati Deteksi Virus Dengue Yuniarti., Y. Sudini., Y. Mirna., D. Prastowo
pada Progeni Vektor Demam Berdarah Dengan dan A.S. Irawan. Peta resistensi vektor DBD
Metcde Imunohisokimia. 2006. Buletin Aedes aegypti terhadap insektisida kelompok
Penelitian Kesehatan Vol. 37. No. 3-2009. hal. (Organofosfat, Karbamat dan Pyrethroid di
126-136. Provinsi Jawa Tengah dan DIY. Laporan
6. Boewono, D.T and Widiarti. Susceptibility of Penelitian (Unpublished document). 2010.
DHF vector Ae. aegypti against 15. Boewono, D.T dan H. Boesri Uji kerentanan
Organophosphate Insecticide (Malathion and nyamuk Aedes aegypti vektor DBD terhadap
Tbemephos) in some Districts of Yogyakarta insektisida kelompok organofosfat dan
and Central Java Provinces. Buletin Penel. Kes. piretroid, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur.
2008. XVIII, 4. Laporan Penelitian (Unpublished document).
7. Kusriati, R., Suroso, T., Nalim, S and 2010.
Kusumadi, W. "Together picket" community 16. Nalim S., Hartono B., Wuryaningsih S. And
activities in dengue source reduction in Suskamdani. Community partnership in vector
Purwokerto City, Central Java, Indonesia. control for dengue. Journal Ekologi Kesehatan.
Dengue Bulletin. 2004. Vol 28:35-38. 2002. Vol. 1, No.2: 19-24.
8. Herath, P .RJ. Insecticide Resistance Status in I7. Kusriati, R. Epidemiologi Penyakit Demam
Disease Vectors and its Practical Implication. Berdarah Dengue dan Kebijaksanaan
Intercountry Workshop on Insecticide Penanggulangannya di Indonesia. (2005).
Resistance of Mosquito Vectors. Salatiga Makalah Simposium Dengue Control Up Date.
Indonesia. 1997. 25p. Pusat Kedokteran Tropis Universitas Gadjah
9. Boewono, D.T., Widiarti, Umi Widyastuti, Mada Yogyakarta. 2005. 2 Juni 2005.52 hal.
Wiwik, T., Ristiyanto, Blondine Ch. P. Survei
Dinamika Penularan Demam Berdarah Dengue
Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Laporan
?enelilian B2P2VRP (Unpublished document).
2otl9.