Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

GAYA KEPEMIMPINAN DAN TINGKAT STRESS KERJA......………………..

……(Aziz, Prasetio, Putri & Zhafira)

GAYA KEPEMIMPINAN DAN TINGKAT STRES KERJA


KARYAWAN PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI
INDONESIA
Elvira Azis, Arif Partono Prasetio, Lugina Suciati Putri, dan
Annisa Yasya Zhafira

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom


Vira.azis@gmail.com dan Partono67@gmail.com

ABSTRACT

The study investigates the effect of leadership style on employee’s work stress in ESS Transportation
Management Service Telkom. The data were collected from 92 employees and obtained using a
questionnaire consisted of 29 items with 6 point Likert scale. Desciptive analysis used to illustrated
the leadership style and work stress level inside the organization. Simple regression analysis was used
to analyze the data and to measure the relation between independent and dependent variables.
Employee perceives that the leadership style implemented in the organization was already
appropriate and in line with their expectation regarding how their leader should engage the work
relation. Meanwihle, the work stress level among employees were low. The regression analysis
revealed the negative relation between leadership style and work stress level. When employees
perceived that their leader was act accordance to what their expectaion then the stress level will
lessen. The coefficient of determination was 0.321. This mean the leadership style can only explain
32.1% of work stress, then the organization need to identify other factors which also affect the work
stress. The comparison with the previous literatures also discussed.

Keywords: leadership style, work stress

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap tingkat stres kerja
karyawan di Divisi ESS Transportation Management Service Telkom. Data penelitian diperoleh dari
penyebaran kuesioner terhadap 92 orang responden. Kuesioner yang digunakan memiliki 29
pertanyaan dengan skala Likert 6 poin. Teknik analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan
tingkat gaya kepemimpinan dan tingkat stres yang dipersepsikan oleh karyawan. Sedangkan untuk
menganalisis pengaruh antara dua ariabel tersebut digunakan analisis regresi sederhana. Hasil
penelitian mengungkapkan bahwa karyawan merasa gaya kepemimpinan yang diterapkan sudah
sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Mereka menilai bahwa pemimpin sudah menerapkan gaya
yang tepat dalam setiap kondisi yang terkait pekerjaan. Tingkat stres karyawan di perusahaan ini
relatif rendah. Selanjutnya, analisis regresi memperlihatkan hubungan signifikan negatif antara gaya
kepemimpinan dan tingkat stres. Karyawan yang merasa sesuai dengan gaya kepemimpinan atasan
akan memiliki tingkat stres yang lebih rendah. Koefisien determinasi dari hasil penelitian ini adalah
0.321. ini berarti bahwa gaya kepemimpinan hanya dapat menjelaskan tingkat stres sebesar 32.1% of
work stress. Hasil ini menjadi masukan bagi perusahaan untuk mempelajari faktor-faktor lain
penyebab stres. Pembahasan di dalam penelitian ini akan menyajikan pula hasil riset terdahulu dari
berbagai latar belakang budaya.

Keywords: gaya kepemimpinan, stres kerja

137
JRMB, Volume 12, No. 2, Desember 2017

PENDAHULUAN lingkungan). Dikatakan bahwa pekerjaan


merupakan penyebab stres terbesar. Chen and
Sumberdaya manusia diyakini memiliki peran Kao (2011) menyatakan salah satu penyebab
vital dalam kegiatan organisasi baik yang tingginya stres kerja adalah konflik antara peran
berorientasi profit maupun non-profit. Dalam dalam pekerjaan dan di rumah. Sedangkan
sebuah wawancara dengan beberapa CEO, Sheraz et al. (2014) menambahkan unsur
diketahui bahwa karyawan beperan sangat ketidakjelasan peran dan beban kerja sebagai
penting dalam mencapai kinerja perusahaan faktor penyebab stres. Penyebab lain adalah
(Skroupa, 2017). Rahardjo (2017) menegaskan jenis pekerjaan yang relatif membutuhkan
hal tersebut dengan pernyataannya bahwa banyak interaksi emosional dengan konsumen
sumberdaya mausia dengan segala atribut (Jung and Yoon, 2014). Giauque et al. (2013)
kemampuan atau kompetensinya berpeluang memaparkan kesesuaian karyawan dengan
besar menjadi penggerak keunggulan kompetitif organisasi, pekerjaan, kelompok, keahlian, dan
perusahaan. Selanjutnya Ferres (2015) perubahan bisa berpengaruh terhadap tingkat
mengatakan bahwa organisasi harus mampu stres.
mendayagunakan sumberdaya manusianya agar Penelitian ini menggunakan gaya
dapat bersaing dan meningkatkan kinerja kepemimpinan sebagai variabel independen
organisasi. Ditegaskan bahwa secanggih apapun dengan mengacu pada pentingnya peran
jenis usahanya, organisasi selalu bergantung pemimpin dalam organisasi. Pemimpin dapat
pada unsur manusia. Memahami manusia dan memperburuk atau memperbaiki faktor-faktor
melakukan pengelolaan yang baik maka penyebab stres. Pemimpin yang baik dapat
organisasi lebih mudah mencapai sasarannya. meminimalkan konflik peran, mengurangi
Dengan kata lain, sumberdaya manusia yang ketidak jelasan peran yang harus dijalankan
dikelola dengan baik dapat memberikan karyawan, dan bisa mengatur beban kerja
keunggulan bersaing bagi organisasi. Salah satu optimal yang tidak memicu stres. Harapan besar
perwujudan pengelolaan sumberdaya manusia bahwa pemimpin dapat membantu karyawan
yang baik adalah rendahnya tingkat stres yang dalam meminimalkan stres kerja ternyata belum
dialami karyawan dalam bekerja. Setiap terjawab. Masih banyak pemimpin yang belum
pekerjaan pasti memiliki kondisi tertentu yang mampu menjalankan tanggung jawabnya
membuat karyawan mengalami stres. Stres dengan optimal (Yukl, 2010). Hubungan
dapat disebabkan oleh berbagai kondisi (jenis pemimpin dan anak buah yang saling terkait,
pekerjaan, lingkungan kerja, tuntutan maka ketidakmampuan ini dapat menyebabkan
pekerjaan). Dampak negatif stres kerja antara kendala dalam pekerjaan yang pada akhirnya
lain menurunnya kinerja karyawan, bisa menimbulkan stres. Penelitian ini bertujuan
meningkatnya kecelakaan kerja, meningkatnya menganalisis sejauhmana hubungan dan
biaya, menurunnya kesehatan karyawan, pengaruh gaya kepemimpinan terhadap tingkat
turunnya tingkat kepuasan kerja, dan rendahnya stres karyawan di salah satu perusahaan
komiten organisasi (Poon et al., 2013; Wahab, telekomunikasi di Jakarta. Hasil penelitian ini
2010; Weijing and Hongchun, 2011). diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak
Tuntutan pekerjaan di industri yang bertanggung jawab dalam pengelolaan
telekomunikasi sangat tinggi. Kecepatan sumberdaya manusia dalam menentukan
perubahan teknologi dan perubahan kebutuhan kebijakan yang dapat meminimalkan tingkat
konsumen membuat perusahaan harus stres kerja.
senantiasa menghasilkan layanan atau produk
baru. Di samping itu, perusahaan juga mulai KAJIAN LITERTUR DAN HIPOTESIS
menerapkan kebijakan efisiensi yang salah satu
dampaknya adalah pengurangan tenaga kerja Gaya Kepemimpinan Path-Goal
(Hidayat, 2017). Kondisi ini membuat
karyawan di industri tersebut rentan terkena Kepemimpinan merupakan fenomena
stres kerja. Stres kerja dapat disebabkan oleh menarik dan tidak bisa dilepaskan dalam
berbagai faktor. Robbins and Judge (2017) pembahasan pengelolaan organisasi. Berbagai
menyebutkan ada tiga hal utama penyebab stres faktor dapat mempengaruhi gaya yang
(kepribadian karyawan, organisasi, dan diterapkan individu dalam perannya sebagai

138
GAYA KEPEMIMPINAN DAN TINGKAT STRESS KERJA......………………..……(Aziz, Prasetio, Putri & Zhafira)

pemimpin. Beberapa diantaranya adalah kondisi komitmen karyawan merupakan hasil yang
atau situasi yang dihadapi, lingkungan, didapat jika pemimpin mampu menerapkan
kepribadian, dan latar belakang hubungan gaya kepemimpinan yang dipersepsikan baik
(DeCaro, 2005). Cara mengarahkan, oleh karyawan. Akan tetapi jika gaya yang
memerintah, mengambil keputusan, diterapkan tidak sesuai, maka dampak negatif
berkomunikasi, dan memecahan masalah seperti stres, ketidakpuasan, turunnya
merupakan gaya yang diadopsi pemimpin komitmen, akan muncul. Diharapkan pemimpin
dalam menjalankan pekerjaannya (Mulyadi, mampu menerapkan gaya yang tepat dan
2015; Soetopo, 2012). Pemimpin memiliki gaya disesuaikan pada kondisi yang dihadapi.
yang berbeda-beda dalam berinteraksi dengan
anggota atau bawahannya. Gaya kepemimpinan Stres Kerja
ini diekspresikan ketika pemimpin menjalankan
pekerjaan. Kepemimpinan didefinisikan sebagai Robbins and Judge (2017)
suatu proses mempengaruhi, mengarahkan, dan mendefinisikan stres sebagai proses psikologis
mengkoordinasikan segala kegiatan yang ada yang tidak menyenangkan yang terjadi sebagai
pada sebuah organisasi atau kelompok untuk respon terhadap tekanan dari lingkungan. Lebih
mencapai tujuan organisasi atau kelompok jauh lagi dijelaskan bahwa stres merupakan
tersebut. Definisi lain menjelaskan gaya kondisi dinamis dimana individu dihadapkan
kepemimpinan sebagai hubungan antara atasan pada kesempatan, tuntutan, dan sumberdaya
dan bawahan yang saling mempengaruhi serta yang terkait dengan hal-hal yang ingin diraih
menimbulkan perubahan dan hasil pencapaian oleh individu tersebut akan tetapi hasilnya
tujuan mereka (Daft, 2014). Robbins and Judge masih belum pasti. Definisi dari Griffin and
(2017) memandang kepemimpinan sebagai Moorhead (2014) menjelaskan stres sebagai
suatu bentuk kemampuan untuk mempengaruhi respon adaptif dari seseorang terhadap
sekelompok orang agar bersedia mencapai rangsangan yang menyebabkan terjadinya
tujuan bersama yang sudah ditetapkan. tuntutan fisik maupun psikologis yang
Sedangkan Yukl (2010) melihat konsep berlebihan terhadap dirinya. Pengertian stres
kepemimpinan sebagai proses untuk dapat disarikan sebagai suatu kondisi psikologis
mempengaruhi orang lain agar bisa memahami yang tidak menyenangkan yang dialami
dan menyepakati apa yang harus dilakukan dan individu yang disebabkan karena meningkatnya
bagaimana cara melakukannya serta mendorong tuntutan yang dihadapi. Tuntutan ini bisa
individu tersebut untuk mencapai sasaran berupa keterbatasan waktu penyelesaian
bersama. pekerjaan, benturan dua kondisi yang sama-
Penelitian ini menggunakan teori sama penting, masalah kesehatan, hubungan
kepemimpinan path-goal yang dikenalkan dengan rekan kerja yang tidak harmonis, dan
Robert House (Robbins and Judge, 2017). Teori lainnya. Stres kerjamerupakan kondisi yang
ini menekankan bahwa atasan harus dialami karyawan yang menimbulkan tekanana
menyiapkan alur yang jelas dalam menjalankan terhadap kejiwaannya. Banyaknya tuntutan atau
pekerjaan. Pemimpin harus memberikan arahan masalah yang dihadapi menjadi penyebab
dan dukungan atau sumberdaya lain yang muncunya gejala ini. Karyawan yang
bermanfaat bagi bawahan dalam menyelesaikan mengalami stres berkepanjangan dan tidak
pekerjaan. Konsep ini juga berpandangan segera ditangani dapat merugikan perusahaan.
bahwa berbagai perilaku pemimpin dapat Robbins and Judge (2017) menyebutkan
diterapkan dalam berbagai situasi dan waktu beberapa kondisi negatif jika karyawan
yang berbeda. Daft (2014) menyatakan bahwa mengalami stres. Tingginya tingkat perputaran
konsep kepemimpinan path-goal memiliki karyawan, tingginya tingkat ketidakhadiran,
empat dimensi; direktif, suportif, partisipatif, kinerja rendah, kepuasan kerja rendah,
dan orientasi hasil. Pemimpin memiliki gayanya kegelisahaan, serta rendahnya kenyamanan
masing-masing yang akan mempengaruhi cara kerja. Hal senada dikemukakan pula oleh
mereka berinteraksi dengan karyawan. Gaya Griffin and Moorhead (2014). Lebih lanjut, jika
kepemimpinan tersebut dapat memunculkan stres tidak segera diatasi maka dapat berdampak
hasil yang positif maupun negatif. Peningkatan bagi kesehatan individu. Meski stres dinilai
motivasi, kinerja, kepuasan kerja, dan memiliki pengaruh buruk, akan tetapi hal

139
JRMB, Volume 12, No. 2, Desember 2017

tersebut tentu tergantung pada individu dalam meghargai bawahan menghasilkan tingkat stres
menyikapi setiap maslah atau stres (Sinambela yang berkurang. Beberapa gaya yang termasuk
2016; Luthans, 2011; Sunyoto, 2012). dalam kategori ini adalah kepemimpinan
Mengingat besarnya dampak stres bagi kinerja transformasional, super, etikal, yang
organisasi, maka perusahaan perlu untuk memberikan tantangan kepada bawahan, dan
memantau bagaimana tingkat stres karyawan suportif (Baysak and Yener, 2015; Dartey-baah
dalam menjalankan pekerjaannya. and Ampofo, 2015; Harms et al., 2016;
Lornudd et al., 2016; Elci et al., 2012; Parvaiz
Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Stres et al., 2015; Gill et al., 2010; Salem and
Kerja Kattara, 2015; George et al., 2017). Sebaliknya,
gaya kepemimpinan yang kurang bersahabat
Kajian terhadap riset terdahulu dari dengan karyawan akan meningkatkan stres
berbagai latar belakang budaya (Eropa, Asia, kerja. Beberapa gaya kepemimpinan yang
Amerika) memperlihatkan secara relatif sebaiknya dihindari antara lain gaya yang kasar
keseragaman informasi terkait hubungan antara dan merendahkan (abussive), tidak peduli, pasif
gaya kepemimpinan dengan tingkat stres dan cenderung menghindari masalah,
karyawan. Gaya kepemimpinan yang transaksional, tidak jelas, dan laissez-faire
mengandung unsur pemahaman, komunikasi, (Chenevert et al., 2013; Yao et al., 2014;
saling keterbukaan, saling pengertian, dan Lornudd et al., 2016; Baysak and Yener, 2015;
kepercayaan memperlihatkan pengaruh negatif Dartey-baah and Ampofo, 2015; Harms et al.,
terhadap tingkat stres. Sebaliknya gaya 2016). Keragaman hasil penelitian terdahulu
kepemimpinan yang kurang meghargai terkait gaya kepemimpinan dan stres tersebut
bawahan, tidak memberikan kesempatan menjadi acuan bagi penelitian ini. Tabel 1
komunikasi yang memadai, dan cenderung menyajikan perbandingan hasil penelitian
otoriter memunculkan dampak negatif terkait terdahulu.
stres karyawan. Gaya kepemimpinan yang lebih

Tabel 1
Perbandingan Hasil Penelitian Terdahulu

Penulis dan tahun Negara / Kota Gaya Kepemimpinan R


Transformational -0.23
Baysak and Yener, 2015 Turki, Istanbul
Passive avoidance 0.301
Dartey-Baah and Ampofo, Transformational -0.19
Ghana
2015 Transactional 0.165
Transformational -0.28
Harms et al, 2016 America LMX -0.35
Abbusive 0.22
Vague
Swedia, Super
Lornudd et al, 2016
Stockholm Middle of he road
Gardener
Parvaiz et al, 2015 India Supportive -0.23
Elci et al, 2012 Turkey Ethical -0.25
Dahiya, 2015 India not specific -0.72
Challenging 0.33
Share value
Safaria et al, 2011 Malaysia
Enable other -0.17
Encourage -0.23

140
GAYA KEPEMIMPINAN DAN TINGKAT STRESS KERJA......………………..……(Aziz, Prasetio, Putri & Zhafira)

Tabel 1 (Lanjutan)

Penulis dan tahun Negara / Kota Gaya Kepemimpinan R


Salem and Kattara, 2015 Mesir Transformational -0.39
Gill et al, 2010 India Transformational -0.15
Transformational -0.27
George et al, 2017 Afrika Selatan Transactional -0.2
Laissez faire
Indonesia,
Hamdani d Handoyo, 2012 Transformational -0.45
Surabaya
Muthamia et al, 2015 Kenya Transformational -0.14
Hoert et al, 2016 America Supportive -0.27
Chenevert et al, 2013 Canada Passive
Rabindarang et al, 2014 Malaysia Distributive -0.16
Syrek et al, 2013 German Transformational
Yao et al, 2014 China Transformational -0.18
Transactional 0.126
Zhou et al, 2015 China Ethical -0.37
Soegiono, 2008 Indonesia Path-goal
Prayatna dan Subudi, 2016 Indonesia Authocratic -0.52

Hasil yang diperoleh dari kajian berbagai dilakukan menggunakan uji satu sampel
literatur terdahulu tersebut mengarahkan Kolmogorov Smirnov sedangkan uji
hipotesis penelitian sebagai berikut; heterokedastisitas dilakukan dengan uji
H1: Gaya kepemimpinan memiliki pengaruh koefisien Spearman Rho.
signifikan negatif terhadap stres kerja karyawan Data primer pada penelitian diperoleh
dari hasil kuesioner. Kuesioner untuk penelitian
METODA PENELITIAN ini terdiri dari total 29 pertanyaan. 18 item
pertanyaan mewakili variabel gaya
Sampel kepemimpinan yang diambil dari konsep House
mengenai Path-Goal Leadership (Famakin &
Penelitian dilakukan di Kantor ESS Abisuga). Sedangkan untuk stres terdapat 11
Transportation Management Service Telkom pertanyaan yang dikembangkan dari konsep
Jakarta dengan menggunakan 92 orang Enshassi et al. (2015). Contoh untuk pertanyaan
responden. Komposisi detail demografis gaya kepemimpinan adalah ‘Pimpinan yakin
responden disajikan pada Tabel 2. dengan kemampuan yang dimiliki anggotanya.’
Teknik analisis yang digunakan dalam Sedangkan contoh pertanyaan untuk stres kerja
penelitian ini adalah analisis deskriptif dan adalah ‘Beban kerja yang diberikan oleh
analisis regresi sederhana. Analisis deskriptif perusahaan dapat diatasi’. Setiap pertanyaan
digunakan untuk menggambarkan tingkat memiliki 6 alternatif jawaban dengan skala; 6
persepsi karyawan terkait penerapan gaya (sangat setuju), 5 (setuju), 4 (ragu cenderung
kepemimpinan dan mengetahui sejauhmana setuju), 3 (ragu cenderung tidak setuju), 2 (tidak
motivasi karyawan di organisasi. Analisis setuju), dan 1 (sangat tidak setuju). Uji
regresi digunakan untuk mengukur hubungan reliabilitas menggunakan Cronbach’s Alpha
dan pengaruh variabel independen terhadap memperlihatkan nilai internal 0.940 untuk
variabel dependen. Dalam melakukan analisis pertanyaan mengenai gaya kepemimpinan dan
regresi ada kaidah yang harus dipenuhi yaitu 0.869 untuk pertanyaan tentang stres kerja.
data bersifat normal dan tidak mengandung
unsur heterokedastisitas. Uji normalitas

141
JRMB, Volume 12, No. 2, Desember 2017

Tabel 2
Aspek Demografis

Faktor Demografis Klasifikasi Jumlah Persen Total


Responden tase
Jenis Kelamin Laki-laki 69 75%
Wanita 23 25% 100%
Usia < 20 2 2%
21 – 30 10 11%
> 30 – 35 5 5%
> 35 – 40 6 7%
> 40 – 45 13 14%
> 45 – 50 23 25%
> 50 33 36% 100%
Pendidikan SMA/SMK 3 3%
Diploma 4 4%
Sarjana 61 66%
Master/Doktor 24 26% 100%
Status Menikah 79 86%
Single 10 11%
Cerai 3 3% 100%
Masa Kerja < 1 tahun 3 3%
1 - 3 tahun 7 8%
>3 - 5 tahun 4 4%
>5 - 10 tahun 9 10%
> 10 tahun 69 75% 100%
Posisi Non Jabatan 37 40%
Supervisor 11 12%
Manajer 44 48% 100%

HASIL DAN PEMBAHASAN mereka. Nilai rata-rata sebesar 4.60 menguatkan


penjelasan tersebut karena mencerminkan
Kajian deskriptif yang diperoleh dari data kategori kesesuaian yang tinggi. Adapun nilai
penelitian memperlihatkan bahwa karyawan untuk masing-masing dimensi gaya
TELKOM pada Kantor ESS Transportation kepemimpinan path-goal relatif berada pada
Management Service Telkom Jakarta merasakan kateori yang sama; direktif (5.17), suportif
kesetaraan gaya kepemimpinan path-goal yang (5.17), partisipatif (4.97), dan orientasi pada
diterapkan. Ke empat dimensi gaya prestasi (5.21). Hasil ini mencerminkan bahwa
kepemimpinan path-goal mendapat penilaian pemimpin di Telkom dapat menyesuaikan gaya
yang relatif sama. Untuk memudahkan kepemimpinan yang diterapkan dengan masalah
pembahasan, penulis menyajikan kriteria yang dihadapi. Keselarasan gaya kepemimpinan
interpretasi data penelitian terkait gaya dengan apa yang diharapkan karyawan juga
kepemimpinan dan tingkat stres pada Tabel 3. menjadi unsur positif dalam tim kerja.
Data penelitian menunjukkan bahwa Keterbukaan dan komunikasi dua arah yang
responden merasa bahwa gaya kepemimpinan baik meningkatkan efektivitas tim kerja.
yang diterapkan sudah sesuai dengan harapan

142
GAYA KEPEMIMPINAN DAN TINGKAT STRESS KERJA......………………..……(Aziz, Prasetio, Putri & Zhafira)

Tabel 3 Tabel 5
Interpretasi Hasil Pengolahan Data Uji Heterekodastisitas
Rentang Kategori
Correlations
1 - 1.83 Sangat rendah Leader Unstanda
>1.83 - 2.67 Rendah Style rdized
Residual
>2.67 - 3.5 Cenderung rendah
Spear Leade Correlation
>3.5 - 4.33 Cenderung tinggi .087
man's r Coefficient
1.000
>4.33 - 5.17 Tinggi Rho Style Sig. (2-
.408
tailed)
>5.17 - 6 Sangat Tinggi N 92 92
Mereka dapat menyampaikan masalah
yang dihadapi dan melakukan diskusi untuk Pembahasan selanjutnya adalah hasil
mencari solusi terbaik. Kondisi yang kondusif analisis regresi sederhana yang terdiri dari
tersebut menyebabkan suasana kerja tidak beberapa bagian. Pembahasan pertama mengacu
terasa menjadi beban. Salah satu akibat dari pada hasil perthitungan pada Tabel 6 mengenai
suasana kerja yang nyaman adalah tingkat stres korelasi kedua variabel. Analisis korelasi
yang rendah. Tingkat stres yang dialami mengukur kekuatan hubungan linier antara
karyawan Telkom berada pada kategori rendah variabel. Mengacu pada Tabel 6, nampak
(2.22). Gaya kepemimpinan yang dinilai sesuai bahwa nilai korelasi variabel gaya
dengan kebutuhan karyawan diduga berkaitan kepemimpinan dan tingkat stres adalah sebesar
dengan rendahnya tingkat stres tersebut. Kajian -0.566. Nilai korelasi selalu berada pada
selanjutnya memaparkan hasil analisis regresi rentang antara -1 hingga 1. Wegner (2016)
sederhana untuk memastikan apakah memang menyatakan bahwa nilai korelasi yang
dua variabel tersebut memiliki hubungan. mendekati 0 menunjukkan tingkat hubungan
Sebelum melakukan analisis regresi perlu yang lemah. Sedangkan nilai yang mendekat1
dilakukan uji asumsi klasik untuk memastikan atau -1 memiliki hubungan yang kuat.
bahwa data dapat digunakan. Untuk regresi Berdasarkan kriteria tersebut, maka nilai
sederhana uji asumsi klasik dilakukan untuk korelasi dalam penelitian ini dapat dikatakan
melihat normalitas data dan heterokedastisitas. relatif kuat (diatas 0.5). apabila mengacu pada
Uji normalitas dilakukan menggunakan metode penjelasan Rumsey (2011) dan Hinkle et al..
uji one sample Kolmogorov Smirnov (2003) maka nilai tersebut termasuk dalam
sedangkan uji heterokedastisitas menggunakan kategori menengah.
uji koefisien korelasi Spearman’s Rho.
Table 6
Hasil perhitungan menggunakan SPSS
Korelasi
pada Tabel 4 memperlihatkan data dalam Stress Leader
penelitian ini tergolong normal. Tabel 5 Style
menunjukkan bahwa data penelitian ini tidak
Pearson Stress 1.000 -.566
mengandung heterokedastisitas. Dengan Correlation
demikian data penelitian ini lolos dalam uji Leaderstyle -.566 1.000
asumsi klasik sehingga bisa digunakan untuk Sig. (1- Stress .000
melakukan analisis regresi. tailed) Leaderstyle .000

Tabel 4 Tabel 7 memperlihatkan nilai signifikansi


Uji Normalitas sebesar 0.000. Gaya kepemimpinan memiliki
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test pengaruh terhadap tingkat stres. Arah
Unstandardized pengaruhnya adalah negatif (sesuai dengan nilai
Residual korelasi). Hal ini berarti bahwa semakin baik
N 92 gaya kepemimpinan yang diterapkan (sesuai
Kolmogorov-Smirnov 1.137 dengan harapan karyawan) maka tingkat stres
Z akan menurun. Demikian juga sebaliknya.
Asymp. Sig. (2-tailed) .150 Karyawan yang merasa gaya kepemimpinan

143
JRMB, Volume 12, No. 2, Desember 2017

tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan 2016; Chenevert et al.., 2013; Yao et al., 2014).
akan mengalami peningkatan stres. Nilai Arah negatif hubungan gaya kepemimpinan dan
Rsquare pada Tabel 8 sebesar 0.321 berarti stres kerja yang diperoleh dari penelitian ini
32.1% tingkat stres dipengaruhi oleh faktor- sesuai dan mendukung sebagian besar
faktor yang terkait dengan gaya kepemimpinan. penelitian terdahulu. Gaya kepemimpinan yang
memotivasi dan memberdayakan karyawan
Table 7 dapat mengurangi tingkat stres kerja. Penelitian
Hasil Uji Anova Baysak and Yener (2015) di Turki, Harms et
al.. (2017) di Amrika Serikat, Zhou et al..
Model Sum of Df Mean F Sig. (2015) di China, Safaria et al.. (2011) di
Square Square Malaysia, Soegiono (2008) di Surabaya,
s Prayatna dan Subudi (2016) di Bali, Dartey-
Regres- 13.192 1 13.192 42.48 ,000 Baah dan Ampofo (2015) di Ghana, Parvaiz et
b
sion 1 al. (2015) di India, Elci et al. (2012) di Turki,
Residua 27.949 90 .311 Salem and Kattara (2015) di Mesir, Gill et al.
l (2015) di India, George et al. (2017) di Afrika
Total 41.141 91 Selatan, Hamdani dan Handoyo (2012) di
Surabaya, Hoert et al. (2016) di Amerika
Table 8 Serikat, Rabindarang et al. (2014) di Malaysia,
Model Summary Syrek et al. (2013) di Jerman menemukakan
adanya hubungan negatif antara gaya
Std. kepemimpinan yang peduli, mendaya gunakan
Adjusted Error of karyawan, dan memberi solusi dengan tingkat
R R the stres karyawan. Mengacu pada hasil penelitian
R Square Square Estimate tersebut, dapat ditegaskan bahwa penerapan
,566a .321 .313 .55726 gaya kepemimpinan yang tepat dapat membantu
perusahaan dalam mengelola tingkat stres kerja
Hasil penelitian ini memberi kontribusi karyawan.
bagi penelitian selanjutnya khususnya dalam
hal kajian mengenai gaya kepemimpinan path- KESIMPULAN
goal. Seperti terlihat pada literatur terdahulu
yang disajikan pada Tabel 1, nampak bahwa Tingkat stres kerja pada karyawan
gaya kepemimpinan path-goal masih jarang Telkom di Kantor ESS Transportation
dipelajari sebagai salah satu faktor yang dapat Management Service Jakarta berada pada tingkat
mempengaruhi stres kerja. Hasil analisis regresi yang rendah. Karyawan menilai gaya
sederhana memperlihatkan bahwa gaya kepemimpinan yang diterapkan di dalam
kepemimpinan memiliki pengaruh negatif organisasi sudah tepat dan sesuai dengan apa
terhadap tingkat stres kerja karyawan. Gaya yang diharapkan. Tingkat kesesuaian ini juga
kepemimpinan yang semakin sesuai dengan berada pada kategori yang tinggi. Hasil analisis
harapan karyawan dapat mengurangi regresi sederhana menunjukkan bahwa gaya
kemungkinan munculnya stres kerja. Koefisien kepemimpinan path-goal memiliki hubungan
korelasi penelitian ini adalah 0.566 (negatif). negatif dan berpengaruh terhadap tingkat stres
Nilai ini merupakan tertinggi kedua jika kerja. Hasil penelitian ini mendukung arah
dibandingkan dengan hasil yang didapat oleh hubungan negatif antara gaya kepemimpinan
penelitian terdahulu. Penelitian Dahiya (2015) yang peduli dengan karyawan, berorientasi pada
di India menunjukkan korelasi tertinggi yaitu kinerja, memberikan bimbingan yang tepat, dan
0.722 (dengan arah negatif). Berdasar hasil riset mendukung pengembangan karyawan dengan
terdahulu, gaya kepemimpinan yang cenderung tingkat stres kerja. Pimpinan yang dapat
mengabaikan atau kurang peduli dengan memenuhi kebutuhan karyawan dalam hal
karyawan (passive-avoidance, transaksional, pengembangan diri, peningkatan kemampuan,
abbusive, dan pasif) menyebabkan peningkatan memberikan alternatif solusi, serta memiliki
stres kerja karyawan (Baysak and Yener, 2015; waktu untuk berinteraksi sangat diperlukan di
Dartey-Baah & Ampofo, 2015; Harms et al.., dalam organisasi. Pemimpin yang berorientasi

144
GAYA KEPEMIMPINAN DAN TINGKAT STRESS KERJA......………………..……(Aziz, Prasetio, Putri & Zhafira)

pada karyawan dapat menngurangi tingkat stres penempatan kerja serta proses pengembangan
kerja yang dirasakan. Dengan bimbingan dan karier yang lebih jelas. Kedua unsur ini bisa
arahan yang baik, karyawan merasa terbantu dipelajari lebih lanjut untuk dilihat apakah ada
dan lebih optimal dalam menjalankan dampaknya terhadap tingkat stres karyawan.
pekerjaannya. Hal ini diduga akan sedangkan unsur pendapatan (gaji, tunjangan,
meminimalkan potensi munculnya stres. benefit) dinilai sudah relatif di atas rata-rata
Pemimpin yang menciptakan rasa aman dan industri dan dinilai memadai untuk karyawan
nyaman dalam bekerja membantu karyawan dan keluarganya sehingga kurang berpotensi
dalam menghadapi beban kerja. Meski menjadi penyebab stres. Penelitian berikutnya
demikian, besarnya pengaruh gaya dapat dilakukan dengan jumlah responden yang
kepemimpinan terhadap stres masih dibawah lebih besar dan mencakup sebagian besar
50% artinya, perusahaan perlu melakukan karyawan Telkom di seluruh daerah sehingga
langkah lebih lanjut untuk mengidentifikasi hasilnya dapat lebih mencerminkan populasi
faktor lain penyebab stres. Khusus di Telkom, karyawan Telkom.
hal yang perlu juga diperhatikan adalah proses

DAFTAR REFERENSI

Baysak, B., and Yener, M.I. 2015. “The examination of the path-goal theory”.
Relationship Between Perceived UMI No. 3187623, Doctoral
Leadership Style and Perceived Stress Dissertation, ProQuest Dissertations
on Hospital Employees”. Social and and theses database.
Behavioral Sciences. 207, 79-89.
Elci, M., Sener, I., Aksoy, S., dan Alpkan, L.
Chen, C.F., and Kao, Y.L. 2011. “The 2012.”The Impact of Ethical
antecedents and consequences of job Leadership and Leadership Effec-
stress of flight attendants e Evidence tiveness on Employees’ Turnover
from Taiwan”. Journal of Air Transport Intention: The Mediating Role of Work
Management, 17, 253-255. Related Stress”. Procedia - Social and
Behavioral Sciences 8th International
Chênevert, D., Vandenberghe, C., Doucet, O., Strategic Management Conference, 58,
and Ayed, A.K.B. 2013. “Passive 289-297.
leadership, role stressors, and affective
organizational commitment: A time- Enshassi, A., El-Rayyes,Y., and Alkilani S.
lagged study among health care 2015. “Job Stress, Job Burnout and
employees”. Revue européenne de Safety Performance in the Palestinian
psychologie appliquée, 63, 277–286 Construction Industri”. Journal of
Financial Management of Property and
Daft, R. 2005. The Leadership Experience, 6th Construction. 20(170):170-187.
Edition, USA:Cengage Learning.
Famakin, I. O., dan Abisuga, A, O. 2016.
Dartey-Baah, K., and Ampofo, E. Y. 2015. “Effect of Path-Goal Leadership Styles
“Examining the Influence of on The Commitment of Employees on
Transformational and Transactional Construction Project”. International
Leadership Styles on Perceived Job Journal of Construction Management.
Stress among Ghanaian Banking 16(1):1-10.
Employees”. International Journal of
Business and Management, Vol. 10, Ferres, Z. 2015. “The Human Element: Your
No. 8. Most Important Business Resource”.
https://www.entrepreneur.com/article/2
DeCaro, N.E. 2005. “An investigation 0f the 45848. Diakses 26 Desember 2017.
relationship of initiating structure,
consideration and gender perception: an

145
JRMB, Volume 12, No. 2, Desember 2017

George, R., Chiba, M., dan Scheepers, C. B. Hoert, J., Herd, A.M., and Hambrick, M. 2016.
2017. “An Investigation Into The Effect “The Role of Leadership Support for
of Leadership Style on Stress-Related Health Promotion in Employee
Presenteeism in South Africa Wellness Program Participation,
Knowledge Workers”. SA Journal of Perceived Job Stress, and Health
Human Resource Management. 15(0), Behaviors”. American Journal of
1-13. Health Promotion, 1-8

Giauque, D., Resenterra, F., and Siggen, N. Jung, H.S. and Yoon, H.H. 2014. “Antecedents
2013. ”Antecedents of Job Satisfaction, and consequences of employees’ job
Organizational Commitment and Stress stress in a foodservice industry:
in a Public Hospital: a P-E Fit Focused on emotional labor and
Perspective”. Public Organization turnover intent”. International Journal
Review, 14 (2): 201-228. of Hospitality Management, 38, 84–88.

Gill, A., Flaschner, A. B., & Bhutani, S. 2010. Lornudd, C., Bergman, D., Sandahl, C.,
“The Impact of Transformational Schwarz. 2016. Healthcare managers’
Leadership and Empowerment on leadership profiles in relation to
Employee Job Stress”. Business and perceptions of work stressors and
Economics Journal. stress. Leadership in Health Services.
29 (2), 185-200.
Griffin, R.W. and Moorhead, G. 2014.
Organizational Behavior: Managing Luthans, F. 2011. Organizational Behavior: An
People and Organizations, 11th Evidence-Based Approach, 12th
Edition. Mason: South-Western Edition). New York : MacGraw-Hill.
Cengage Learning.
Mulyadi, D. 2015. Perilaku Organisasi dan
Hamdani, W., dan Handoyo, S. 2012. Kepemimpinan Pelayanan (1st ed.).
“Hubungan Antara Gaya Bandung: Alfabeta.
Kepemimpinan Transformasional
dengan Stres Kerja Karyawan PDAM Muthamia, S., Lewa, P.. and Ndwiga, M. 2015.
Surya Sembada Kota Surabaya”. Jurnal “Effects of Transformational
Psikologi Industri dan Organisasi, Leadership on Work Stress among Top
1(3): 1-11. Managers in State Owned Enterprises
(SOEs) in Kenya”. European Journal
Harms, P.D., Crede, M., Tynan, M., Leon, M., of Business and Management,.7(36):
and Jeung, W. 2016. “Leadership and 185-194.
stress: A meta-analytic review”. The
Leadership Quarterly, 28: 178-194. Parvaiz, L. Batool, S., Khalid, A., dan
Aftabfarooqi, Y. 2015. “Impact of
Hidayat, M.W. 2017. Ketua ATSI Komentari Stressors (Role conflict, Role overload,
Isu Efisiensi di Industri Leadership Support and Organizational
Telekomunikasi. Politics) on Job Stress and its
http://tekno.liputan6.com/read/3048396 subsequent impact on Turnover
/ketua-atsi-komentari-isu-efisiensi-di- Intention”. International Journal of
industri-telekomunikasi. Diakses 26 Business and Management Invention. 4
Desember 2017. (10), 52-63.

Hinkle D.E., Wiersma W., and Jurs S.G. 2003. Poon, S.W., Rowlinson, S.M., Koh, T. and
Applied Statistics for the Behavioral Deng, Y. 2013. “Job burnout and safety
Sciences 5th ed. Boston: Houghton performance in the Hong Kong
Mifflin. construction industry”. International

146
GAYA KEPEMIMPINAN DAN TINGKAT STRESS KERJA......………………..……(Aziz, Prasetio, Putri & Zhafira)

Journal of Construction Management, Turnover Intentions. International


13(1): 69-78. Journal of Learning & Development, 4
(2): 204-226.

Prayatna, A. H., dan Subudi, M. 2016. Sinambela, L.P. 2016. Manajemen Sumber
“Pengaruh Gaya Kepemimpinan Daya Manusia (1st ed). Jakarta: PT.
Terhadap Stres Kerja Karyawan Pada Bumi Aksara.
Fave Hotel Seminyak”. E-Jurnal
Manajemen Unud, 5(2): 845-872. Skroupa, C.P. 2017. Human Capital-Why It's A:
Critical Compenent' For Success.
Rabindarang, S., Bing, K.W., and Yin, K.Y. https://www.forbes.com/sites/christoph
2014. “The Influence of Distributed erskroupa/2017/10/10/human-capital-
Leadership on Job Stress in Technical why-its-a-critical-component-for-
and Vocational Education.” Interna- success/#295071d44291. Diakses 22
tional Journal of Academic Research in November 2017.
Business and Social Sciences, 4 (1):
490-499. Soegiono, P. 2008. “Pengaruh Kepemimpinan,
Tuntutan Tugas dan Karier Staknan
Raharjo, P.H. 2017. Peran SDM Bagi Terhadap Stres Kerja, dan Dampaknya
Perusahaan. www.lpp. ac.id/ 2013/11/ bagi Komitmen Organisasi dan
peran-sdm-bagi-perusahaan/. Diakses Organization Citizenship Behaviour
22 November 2017. Karyawan PT. Alfa Retailindo
Surabaya”. Jurnal Aplikasi Manajemen,
Robbins, S.P., and Judge, T.A. 2017. 8 (2): 446-454.
Organizational Behavior, 17th edition.
Essex: Pearson Education Limited. Soetopo, H. 2012. Perilaku Organisasi Teori
dan Praktik di Bidang Pendidikan (2nd
Rumsey, D.J. 2011. Statistics For Dummies, ed.). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
2nd Edition. Indiana:Wiley Publishing. Offset.

Safaria, T., Othman, A.B., and Wahab, M.N.A. Sunyoto, D. 2012. Manajemen Sumber Daya
2011.”The Role of Leadership Practices Manusia (1 st ed.). Yogyakarta: PT.
on Job Stress among Malay Academic Buku Seru.
Staff: A Structural Equation Modeling
Anaylsis”. International Education Syrek, C.J., Apostel, E., and Antoni, C.H. 2013.
Studies. 4 (1), 90-100. “Stress in Highly Demanding IT Jobs:
Transformational Leadership Mode-
Salem, I., and Kattara, H. 2015. rates the Impact of Time Pressure on
“Transformational leadership: Relation- Exhaustion and Work–Life Balance”.
ship to job stress and job burnout in Journal of Occupational Health
five-star hotels”. Tourism and Psychology, 18 (3):252–261.
Hospitality Research, 0 (0) 1–14
Wahab, A. 2010. “Stress management among
Sheraz, A., Wajid, M., Sajid, M., Qureshi, artisans in construction industry in
W.H., & Rizwan, M. 2014. Antecedents Nigeria”. Global Journal of Researches
of Job Stress and its impact on in Engineering, 10 (1): 93-103.
employee’s Job Satisfaction and
Weijing, C. and Hongchun, Y. 2011. Analysis
Wegner, T. 2016. Applied Business Statistics of the predictive indicators of
Methods and Excel-based Applications, knowledge workers job burnout: a
4th Edition. Cape Town:JUTA & perspective of organization. Paper
Company Ltd. presented to the Management Science
and Industrial Engineering (MSIE),

147
JRMB, Volume 12, No. 2, Desember 2017

2011. International Conference,


Institute of Electrical and Electronics
Engineers, Harbin, 8-11 January.

Yao, Y.H., Fan, Y.Y., Guo, Y.X., and Li, Y.


2014. “Leadership, Work Stress and
Employee Behavior”. Chinese
Management Studies, 8 (1):109 – 126.

Yukl, G. 2010. Leadership in Organizations,


7th edition, Prentice Hall:New Jersey.

Zhou, H., Jin, M., dan Ma, Q. 2015. “Remedy


For Work Stress: The Impact and
Mechanism Of Ethical Leadership”.
Cent Eur J Public Health. 23(2):176-
180.

148

You might also like