Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 6
— e BAB Vint KAWASAN WISATA 1. PROsE: . rS PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN WISATA P. *erencan, asa depan dari geni®) Adalah sebuah proses pengambilan keputusan yang menyanght Menentukan teyioutt destinasi atau straksi. Planning sdalah proses yang bersifat dinamis untuk implementas) seat Pesifat sistemas dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai, merupakan Proses i berbagai altematif pilihan dan evaluasi apakah pilihan tersebut berhasil Sosial, budaye dan meneeambarkan lingkungan yang meliputi elemen-clemen : politi, fsik, tergantung ya.t” ¢konomi, sebagai komponen atau elemen yang saling berhubungan dan saling '- Yang memerlukan berbagai pertimbangan (Paturusi, 2001). Perencanaan adalah . sesuatu proses penyusunan tindakan-tindakan yang mana tindakan aoe igambarkan dalam suatu tyjuan (jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka ca yore, didesntcan kemampuan-kemampuan fisik, ekonomi, social budayadan tenaga Yang terbatas. Perencanaan i memiliki 3 (tiga) k (the three brains anaan sebagai suatu alat atau cara harus m am ) kemampuan 1. Kemampuan melihat ke depan. aes 2. Kemampuan menganalisis. ee 3. Kemampuan melihat interaksi-interaksi, antara permasalahan. \, Bila kita rinci pengertian perencanaan tersebut maka dalam batasan perencanaan terdapat Unsur: suatu pandangan jauh ke depan, merumuskan secara kongkret apa yang endak.dicapai dengan menggunakanalat — lat secara efektif dan ekonomis dan _menggunakan koordinasi_ dalam pelaksanaan. 2. PENDEKATAN PERENCANAAN PARIWISATA, » Intin athe ‘© Metode Makro-Meso-Mikro © Metode Partisipatif (participatory) ‘f © Metode Morfologi ¥. b) Pendekatan Pengembangan Kawasan, yang meliputi: “= Pendekatan Tipologi ¢ Pendekatan Pembangunan Masyarakat fe © Pendekatan Ekowisata ¢ Pendekatan Konservasi a ATT DDD) Sifae ke onsekuens) K&Patiwisataan seat ti bidang (multifacet) dari kepariwisstaan ini membswa minnye. Oleh ‘herent PatiMistaan akan meniobulkan peapera te seluruh sekior ekonomi en Karena itu, P Satuan |moneter yang dikeluarkan oleh wisatawan aked 'Pak Pengganda ini antara lain berupa 9) Sales Multiplier: Geninekatan dalam pengeluaran wisatawan akan ‘menciptakan tambahan pendapatan bagi nia Usaha 5) Output Muttiptier peittkaton pengeluaran wisstswan interasional dan domestic skan berdampak pada barang dan jasa yang diproduksi masyarakat ©) Income Multiplier Peningkatan pengeluaran wisatawan akan menciptakan tambehan Pendapatan masyarakat 4) Government Revenue Multiplier Tambahan pengeluaran wisatawan akan meningkatkan Pendapatan pemerintah secara signifikan ©) Employment Multiplier Kenaikan dalam pengeluaran wisatawan akan meningkatkan jumlah kesempatan kerja 5. PERENCANAAN KAWASAN WISATA YANG BERKELANJUTAN terlebih dahulu dilakukan pendekatan pada pemuka edat setempat (A.Yoeti, 2008:253), perlu dilekukan penjelasan dengan melakukan sosalisasi manfaat dan keuntungan seore toc 2 ey a =~ ~ =~ = »~ = a a = = = = = : r r r } j etempal berks in Mk sain are) da lanjitan pee! Salam A, Yoon (2008 : 259; a ) perencanaan sategs pembangunan Than keranyke herja sebagai berikut " Yaily yenerasi yang akan datang yang perly diperhatikan ber days untuk memperoleh kehidupan yang berimbang yaitu sumber daya pariwisata yang dikelola dengan kat Keempat factor Iainnya : future generation, equity, partnership, n cattying capacity , 2aitu sikap perencans dan pengelola yang dituntut selalu memperhatikan Me akan untuk mencapai pembangunan yang berkesinambungan di wks kan datany 4) Cam sebagai ) kuna Capacity, yaitu kemampuan suatu kawasan untuk menampung ku inean wisatawan dan semua permasalahan yang terjadi 1 Os unjungan wisatawan ini ©) Hartnership, yaitu kemitraan yang perlu diciptakan antara generasi sekarang dengan yenernsi yang akan datang. n care ©) Bq 6. EKOWISATA SEBAGAI ALAT DALAM PERENCANAAN KAWASAN WISATA BERKELANJSUTAN Fkowisata atau pariwisata ekologi di sub-kategorikan dari pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) atau salah satu segmen pasar dari pariwisata berbasis lingkungan alam (Daud, 2009), Pariwisata berbasis lingkungan alam (pariwisata hutan/pariwisata bahari) hanya ‘merupakan aktivitas kunjungan ke tempat alamiah seperti melihat burung di hutan atau biota unik lainnya pada ekosistem pesisir (seperti rekreasi SCUBA diving). Sedangkan ckowisata memberi keuntungan bagi lingkungan, budaya, dan ekonomi komunitas lokal seperti mengamati burung atau biota unik lainnya dengan pemandu lokal, tinggal bersama penduduk lokal atau pondokan alami (eco-lodge) yang disediakan penduduk masyarakat dan memberi kontribusi ekonomi bagi penduduk local (eco-charge). Haruslah dibedakan antara konsep dari ckowisata (wisata ekologi) dan sustainable tourism (pariwisata berkelanjutan), dimana pengertian ekowisata merujuk pada segmen dari sektor pariwisata, sedangkan prinsip berkelanjutan diterapkan pada segala tipe aktivitas, operasi, pembuatan/pendirian dan proyek pariwisata termasuk bentuk yang konvensional maupun alternatif. Ekowisata mutlak memperhatikan pemeliharaan lingkungan alam (conservation), bukan sebaliknya mengubah keaslian alam schingga menganggu keseimbangan alam. Pemahaman pariwisata ekologi adalah untuk menyokong atau menopang keseimbangan hubungan antara manusia dengan lingkungan alamnya. Kualifikasi aktivitas dalam ekowisata senantiasa berorientasi terhadap cara-cara pengembangan dan pemeliharaan keutuhan alam yang berkelanjutan. United Nations of Environment Programme (UNEP) telah merangkum karakteristik umum mengenai ‘ecotoursim’ yaitu : ®) Benda pen, omen bentuk pariwisata alam dengan motivasi utama turis adalah untuk i ‘serta menghargai alam sama seperti budaya alami, seperti kesatuan ekosistem pulau, i mengenai obyek alam yang dijadikan target tem hutan, gunung, pulau atau ekosistem pesisir (misainy, dan laut), See, kecit t t™ memiliki kelom Specialis i luar n Pecialist dan bisnisn, dan interpretasi * Pada objek alam ekosist POk kecil turis yang diorganisasi oleh sekelompok va dimiliki dan dijalankan orang lokal. Operator dari dalan een “engan berbagai ukuran juga diatur, dioperasikan dan/atau dipasarkan Bie: = Kelompok-kelompok kecil yang tentunya bekerjasama dengan penduduk “te oe vonen lungkin mengurangi dampak negatif pada lingkungan alam dan sosial- va Lokal, ©) Mendukung pertindungan daerah alam. keanek a ways Pengembangan, ekowisata dapat memajukan 3 tujuan utama dari konvensi ‘“ragaman biologi (Convention om Biological Diversity), yaitu: © Melestarikan keanckaragaman biologi (dan budaya), dengan penguatan sistem pete daerah yang dilindungi (public/private) dan meningkatkan nilai suatu ckosistem ©) Mempromosikan pemanfaatan Keanckaragaman —berkelanjutan, dengan Pemerataan pendapatan, pekerjaan dan kesempatan berusaha dalam bidang ekowisata dan jaringan usahanya ©) Membagi keuntungan yang sama dari pengembangan ekowisata_ dengan Komunitas dan penduduk lokal/asli, seperti dengan cara menerima persetujuan Penduduk Jokal dan partisipasi penuh dalam perencanaan dan pengelolaan usaha/bisnis ekowisata. Dengan perencanaan dan pengelolaan yang baik, ekowisata telah terbukti menjadi alat yang en 7 . B Feta ens Bagi keberlangsungan aktivitas ekowisata diperlukan Pengaturan yang pantas dan hi i ekosistem asli dan dili {i (Taman Nasional Sov Cog Al), Keen Spa io eon a ein Cama Na iwi: iya. Hal ini termasuk belajar/interpretasi operator ekowisata, eee Fk oe turis dalam ae ea dan sensitivitas terhadap ketegangan dengan pemilik dan penghuni komunitas setempat khususnya masyarakat lokal. Penyimpangan dari tyjuan keberlanjutan dan ekowisata itu senditi sering terjadi Beberapa 7 i Beak u as membesar-besarkan kerjasamanya dalam perencanaan dengan menjamin dan mendukung keberlanjutan kelestarian lingkungan, namun pada kenyataanya mengancam _budaya, perekonomian dan sumberdaya masyarakat lokal ; Hii aie He i it jf i Hi hi ti Het it il i Ht 1 ne a I ih HD | itt lil hia in HT iH! HN HN Lit Hie TERETE i leet ipl rE Peli paul He Hi ea i i i ul He ‘intl adda Mabe tid‘ oe.) ll CU UU UCU a ws wisatawan, kemudian ean dibanty keterlibatan pemerintah, Hasilnya terjadi im wisatawan dan mungkin tekanan pada publik untuk ngunan, an yang datang meningkat tajam, Pada musim puncak melebihi jumlah penduduk lokal. Investor tuar fasititas, Sejalan dengan meningkatnya jumlah dan popularitas n Regi Hi, tetapi juga nasalah rusaknya fasilitas mulai terjadi. Pereneanaan dan kontrol | menjadi dibutuhkan, bukan hanya untuk memecahkan masalah tuk pemasaran internasional, 9) Konsolidasi dan Interetasi Pada i wan nein ini, tingkat pertumbuhan sudah mulau menurun walaupun total jumlah Th dan stSib telatif meningkat. Daerah pariwisata belum berpengalaman mengatasi " dan kecenderungan terjadinya monopoli sangat kuat. ©) Kestabilan, Pada tahapan i lah wisatawan yang datang pada musim puncak wisatawan sudah tidak mampu Ia i dilayani oleh daerah tujuan pariwisata. Ini disadari bahwa kunjungan ulangan Wisatawan dan pemanfaatan bisnis dan komponen-komponen lain pendukungnya adalah dibutubkan untuk mempertahankan jumlah wisatawan yang berkunjung. Daerah tujuan Wisata mungkin mengalami masalah-masalah lingkungan, sosial dan ekonomi. 1) Penurunan kualitas (Decline) atau Kelahiran Baru (Rejuvenation), Pada tahapan ini, pengunjung kehilangan daerah tujuan wisata yang diketahui semula dan menjadi resort baru. Resort menjadi tergantung pada sebuah daerah tangkapan secara geografi lebih kecil untuk perjalanan harian dan kunjungan berakhir pekan. Kepemilikan berpeluang kuat untuk berubah, dan fasilitas-fasilitas pariwisata seperti akomodasi akan berubah pemanfuatannya. Akhimya pengambil kebijakan mengakui tingkatan ini dan memutuskan untuk dikembangkan sebagai “kelahiran baru”. Selanjutnya terjadi kebijaksanaan baru dalam berbagai bidang seperti pemanfaatan, pemasaran, saluran distribusi, dan meninjau kembali posisi daerah tujuan wisata tersebut. Relevansi tahapan tersebut di atas dalam konsep pembangunan pariwisata adalah bahwa setiap tahapan/tingkatan pembangunan mempunyai karakter yang berlainan, yang memerlukan perlakuan perencanaan yang berbeda pula. Bali misalnya yang telah berada pada tahapan stagnation oleh karenanya masalah-masalah evaluasi daya dukung (carrying capacity) memerlukan peneermatan kembali, di samping masalah manajerial lainnya yang secara keseluruhan perlu dituangkan dalam re-evaluasi tata ruangnya. Konsekuensi dari adanya perbedaan karakteristik dalam pembangunan atau perkembangan pariwisata menuntut seorang perencana pariwisata untuk selalu mencermati bentuk keterkaitan antara komponen kepariwisataan dengan karakteristik komponen lingkungan untuk menentukan lingkup pekerjaan

You might also like