Health Communication Family Folder Program in Response TB Viewed of Precede-Proceed Theory

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

KOMUNIKASI KESEHATAN PROGRAM FAMILY FOLDER DALAM PENANGGULANGAN

TB DITINJAU DARI TEORI PRECEDE-PROCEED

Health Communication Family Folder Program in Response TB Viewed of Precede-


Proceed Theory

*Mury Ririanty
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember
Jl. Kalimantan I / 93 Jember, Email : muryririanty@yahoo.com

Abstract

Combating Tuberculosis ( TB ) in Indonesia is getting better. Many studies have led to the
success of the TB program but there is no strong public statement analysis in the
implementation. Therefore, researchers interested in studying in the library will be the
success of this program in terms of the Family Folder theory PRECEDE-PROCEED in
Indonesia. This research is a qualitative study using grounded theory type of approach
though this study also examines a study that emphasizes the meaning of an experience for
a number of individuals . The result of factors that affect the incidence of TB in patients not
only with regard to personal factors, but the environment of the patient , and the
administrative of TB also affects service. The success of the Family Folder for this still be a
local policy stakeholders from each respective region in the absence of the basic theory of
measuring the quality of life for patients with TB and the family. Model of Family Folders
offered by Grounded Theory researchers in previous studies featuring 9 stages in theory
PRECED-PROCEED are packed into a 3 stage process , namely the initial framework , the
focus of community development and evaluation of family programs folder . Need a full
commitment from the government and communities to implement the family's folder
including NGO.

Keywords : tb , Family Folder , precede – proceed

Abstrak

Penanggulangan Tuberculosis (TB) di Indonesia saat ini sudah lebih baik, hal ini terlihat
dari peringkat negara dengan kasus TB terbanyak yang menurun menjadi urutan ke-5,
sebelumnya urutan ke-3 (tahun 2007). Data tersebut berdasarkan laporan WHO Global
Tuberculosis Control, Short Update to the 2009 report. Banyak penelitian yang telah
mengarah pada keberhasilan dari program TB namun belum ada rumusan analisis
masyarakat yang kuat dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu peneliti tertarik mengkaji
secara pustaka akan keberhasilan program Family Folder ini ditinjau dari teori PRECEDE-
PROCEED di Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
menggunakan pendekatan jenis Grounded theory. Hasilnya keberhasilan Family Folder
selama ini masih menjadi kebijakan lokal dari setiap pemangku kebijakan wilayah masing-
masing tanpa adanya basic teori pengukuran kualitas hidup bagi penderita TB dan
keluarga. Model Family Folder yang ditawarkan peneliti dengan Grounded Teori dalam
mentelaah penelitian-penelitian terdahulu menampilkan 9 tahapan dalam teori PRECEDE-
PROCEED yang dikemas menjadi 3 proses yaitu pada tahap kerangka awal, fokus
* Mury Ririanty adalah Dosen Pengajar Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Jember

130
131 Jurnal IKESMA Volume 10 Nomor 2 September 2014

pemberdayaan masyarakat dan evaluasi program Family Folder. Perlu komitmen penuh
dari pemerintah dan masyarakat dalam melaksanakan Family Folder ini termasuk LSM.

Kata kunci : tb, Family Folder, PRECEDE-PROCEED

dilaksanakan dengan menerapkan


strategi DOTS sejak tahun 1995 dengan 5
PENDAHULUAN komponen kuncinya yaitu pertama,
komitmen politis dengan pendanaan
Penanggulangan Tuberculosis yang meningkat dan berkesinambungan.
(TB) di Indonesia saat ini sudah lebih Kedua, penemuan kasus melalui
baik, hal ini terlihat dari peringkat pemeriksaan dahak mikroskopis yang
negara dengan kasus TB terbanyak yang terjamin mutunya. Ketiga, tatalaksana
menurun menjadi urutan ke-5, Pengobatan standar, melalui supervisi
sebelumnya urutan ke-3 (tahun 2007). dan pengawasan. Ke empat, sistem
Data tersebut berdasarkan laporan WHO manajemen logistik obat yang bermutu
Global Tuberculosis Control, Short Update dan efektif. Dan kelima, sistem
to the 2009 report. Artinya insiden/kasus monitoring dan evaluasi, termasuk
baru penyakit TB mengalami penurunan penilaian dampak dan kinerja program.
yang signifikan, tahun 2007 total kasus Sedangkan 6 (enam) komponen strategi
TB 528.000 dan tahun 2008 sebanyak dan implementasi Stop TB yang
429.730 kasus1. dikeluarkan oleh WHO tahun 2006 yaitu
Hasil dan pencapaian program TB pertama, mencapai, mengoptimalkan dan
di Indonesia mengalami kemajuan yang mempertahankan kualitas DOTS. Kedua,
cepat dengan penemuan kasus 69,8% merespon masalah TB-HIV, MDR-TB dan
(2007) dan 73,1% (2009). Sedangkan tantangan lainnya. Ketiga, berkontribusi
angka keberhasilan pengobatan sebesar dalam penguatan sistem kesehatan. Ke
91% pada tahun 2008 (melebihi target empat, melibatkan semua pemberi
global 85% selama 7 tahun terakhir). pelayanan kesehatan baik pemerintah
Target pencapaian angka penemuan maupun swasta. Kelima,
kasus TB Paru Case Detection Rate (CDR) memberdayakan pasien dan masyarakat.
adalah 70%, dan tahun 2009 sudah Dan ke enam, melaksanakan dan
mencapai 73,1%. Untuk target mengembangkan riset1.
pencapaian angka keberhasilan Adanya tantangan besar dalam
pengobatan adalah 85%, tahun 2009 pengendalian TB yaitu pengobatan yang
sudah 86,4%. Insiden TB Paru sejak masih membutuhkan waktu yang cukup
tahun 1998 sampai tahun 2005 trennya lama (6 bulan), belum adanya vaksin
menurun dan rata-rata penurunan untuk penyakit TB, dan ketidakteraturan
insiden TB Paru positif tahun 2005-2007 minum obat bagi pasien sehingga
adalah 2,4%2. kemungkinan terjadi MDR. Oleh karena
Temuan kasus TB dengan HIV, itu, perlu penguatan manajemen
estimasi prevalensi berdasarkan WHO program dan layanan serta adanya
Global Reports 2009 yaitu 3% dari komitmen, respon dan keterpaduan
jumlah kasus TB menderita HIV. Untuk perencanaan, pelaksanaan, penilaian.
TB Multi Drugs Resistance (MDR), di Salah satu program dan layanan yang
Indonesia berada di urutan ke 8 dari 27 dinilai telah berhasil terutama dalam
negara dengan kasus TB MDR terbanyak. pemberadayaan kesehatan keluarga
Strategi pengendalian TB Nasional yaitu program Family Folder bagi
Mury Ririanty : Komunikasi Kesehatan Program Family Folder …….. 132

penderita TB.Program Family Folder ini situasi tertentu. Situasi di mana individu
merupakan bagian dari pelayanan saling berhubungan, bertindak, atau
kedokteran keluarga yang lebih terlibat dalam suatu proses sebagai
mengutamakan upaya pencegahan respon terhadap suatu peristiwa. Inti
penyakit serta pelayanan yang dari pendekatan grounded theory adalah
menyeluruh, terpadu, dan pengembangan suatu teori yang
berkesinambungan. Kegiatan yang berhubungan erat kepada konteks
dilakukan adalah memberikan peristiwa dipelajari. Metode yang
penyuluhan, menilai status kesehatan digunakan dalam penelitian ini adalah
anggota keluarga pasien, menilai kondisi dokumen dari sejumlah besar fakta dan
sosial ekonomi keluarga serta data yang tersimpan dalam bahan yang
melaksanakan strategi Directly Observed berbentuk dokumentasi. Sebagian besar
Treatment Short Course (DOTS)3. Namun data yang tersedia adalah berbentuk
dalam pelaksanaannya ternyata hasil telaah kritis, penelitian, skripsi dan
dilapangan para petuags teknis tesis yang semuanya menggunakan
memerlukan analisis yang menyeluruh metode dala penyampaian tujuan
agar program berjalan sesuai dengan kajiannya. Sifat utama data ini tak
harapan yaitu meningkatnya kualitas terbatas pada ruang dan waktu sehingga
hidup penderita TB dengan tanpa memberi peluang kepada peneliti untuk
menularkan TB pada keluarganya. mengetahui hal-hal yang pernah terjadi
Banyak penelitian yang telah mengarah di waktu silam. Secara detail bahan
pada keberhasilan dari program ini dokumenter utama dalam penelitian ini
namun belum ada rumusan analisis yaitu Skripsi tentang Family Folder
masyarakat yang kuat dalam sebagai Model Pembinaan Kesehatan
pelaksanaannya. Oleh karena itu peneliti oleh Fakultas Kedokteran Universitas
tertarik mengkaji secara pustaka akan Indonesia, Skrips tentang Evaluasi
keberhasilan pelaksanaan komunikasi Kualitas Hidup Pasien Tuberkulosis Paru
kesehatan program Family Folder yang Di Instalasi Rawat Jalan Balai Pengobatan
telah berjalan selama ini ditinjau dari Penyakit Paru-Paru (Bp 4) Minggiran
teori PRECEDE-PROCEED di Indonesia Dan Kota Gede Yogyakarta, Desertasi
dan merumuskannya dalam sebuah tentang Model Kemitraan Antara
model pemberdayaan keluarga dari hasil Pemerintah dengan Dokter Praktik
kajian teori. Swasta dalam Program Pemberantasan
TB Paru strategi DOTS di kota
Palembang, Skripsi tentang Faktor-faktor
METODE PENELITIAN yang berhubungan dengan kejadian
penyakit TBC Paru di wilayah kerja
Jenis penelitian ini adalah Puskesmas Sumbersari Kabupaten
penelitian kualitatif dengan Jember, Telaah Kritis tentang Family
menggunakan pendekatan jenis Folder sebagai model pembinaan
Grounded theory meskipun penelitian ini kesehatan bagi pasien Tuberkulosis Paru
juga mengkaji suatu studi yang dan Keluarga di Kecamatan Pakusari
menekankan arti dari suatu pengalaman Kabupaten Jember, Skripsi tentang Peran
untuk sejumlah unit kerja. Tujuan Keluarga dalam Upaya Pencegahan
pendekatan grounded theory adalah Penularan Tuberkulosis (TB) di Wilayah
untuk menghasilkan atau menemukan Puskesmas Patrang Kabupaten Jember,
suatu teori yang berhubungan dengan Tesis tentang Kinerja Petugas Program
133 Jurnal IKESMA Volume 10 Nomor 2 September 2014

TB Paru Terhadap Cakupan Penemuan Teori yang dikemukakan oleh


Kasus Baru BTA (+) di Kota Tasikmalaya, Lawrence Green. Precede merupakan
Tesis tentang pengaruh perilaku akronim predisposing, reinforcing and
penderita TB Paru dan kondisi rumah enabling constructs in ecosystem
Terhadap pencegahan potensi penularan diagnosis and evaluation. Sedangkan
TB Paru pada Keluaraga di Kabupaten Proceed merupakan akronim policy,
Tapanuli Utara, Beberapa artikel dan regulating or resourcing, and organizing
berita terkait perkembangan TB di for educational and environmental
Indonesia yang dimuat pada website development evaluation. Model ini
resmi. mengkaji masalah perilaku manusia dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya,
serta cara menindaklanjutinya dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN berusaha mengubah, memelihara atau
Faktor-faktor yang berhubungan meningkatkan perilaku tersebut kearah
dengan kejadian TB paru di Indonesia yang lebih positif. Lawrence Green
merujuk pada teori PRECEDE menganalisis perilaku manusia dari
tingkat kesehatan4. Secara lengkap teori
ini seperti gambar di bawah ini :

Family
Folder

Gambar Kerangka Teori PRECEDE – PROCEED9

a. Faktor Perilaku dan Lingkungan manusia mempunyai bentangan


Kajian mengenai analisis yang sangat luas, mencakup
perilaku di berbagai daerah di berbicara, berjalan, bereaksi,
Indonesia oleh para peneliti dan berpakaian dan lain sebagainya.
praktisi kesehatan menunjukkan Bahkan kegiatan internal seperti
bahwa perilaku tidak sehat telah berpikir, persepsi dan emosi juga
berkontribusi terhadap penyebab merupakan perilaku manusia.
dan keparahan penyakit TB. Perilaku Penelitian Aris dalam Syahdrajat
Mury Ririanty : Komunikasi Kesehatan Program Family Folder …….. 134

menunjukkan bahwa faktor-faktor kebiasaan merokok, beristirahat


yang mempengaruhi penularan TB cukup, mengkonsumsi makanan
paru adalah kebiasaan merokok. bergizi, dan menghindari kebiasaan
Sedangkan penelitian Musadad tidur dengan balita.
dalam Syahdrajat menunjukkan Faktor lingkungan di luar
bahwa faktor-faktor yang kendali individu memodifikasi
berhubungan dengan kejadian pengaruh hasil kesehatan. Pada
penularan TB paru adalah factor lingkungan selain lingkungan
keberadaan penderita TB lebih dari fisk yang berkaitan dengan
satu orang dalam rumah, masuknya kebersihan lingkungan dalam
sinar matahari dalam rumah, dan penelitian Limbu dan Marni5
kebiasaan tidur dengan balita. Untuk menunjukkan bahwa keluarga
itu, dalam penanganan TB tindakan adalah lingkungan social yang sangat
preventif lebih diutamakan. Pasien berpengaruh akan kesakitan
dan keluarganya dianjurkan untuk ataupun kesembuhan dari penderita
menjaga higiene, memperbaiki TB. Peran keluarga tersebut antara
ventilasi rumah, menghindari lain :
1) Peran keluarga dalam bentuk diminum secara teratur,
partisipasi terhadap proses pemenuhan kebutuhan penderita
pengobatan penderita TB Paru (pengaturan minum dan makan
yaitu merujuk penderita ke yang menunjang pengobatan),
puskesmas, membawa penderita serta menghaluskan obat untuk
di tenaga kesehatan, membantu memudahkan penderitadalam
penderita pada pemeriksaan di minum obat.
laboratorium, pemenuhan 3) Keluarga menjadi mengerti
kebutuhan penderita, tentang penyakit TB Paru yang
mengingatkan penderita untuk diderita oleh seorang anggota
minum obat dan memberi obat keluarga sehingga tidak
untuk diminum setiap malam dan mengurangi hubungan yang
melakukan pengambilan obat terjadi di dalam keluarga, namun
untuk pesediaan, serta ada pembatasan yang
mengantarkan penderita dikhususkan pada anak-anak
malakukan pengontrolan di yang ada dalam keluarga
puskesmas bila selesai minum mengingat penularan penyakit
obat fase intensif (2 bulan). tersebut melalui pernapasan.
2) Peran keluarga dalam
memotivasi penderita b. Faktor Predisposing, Reinforsing dan
ditunjukkan lewat penjelasan Enabaling
kepada penderita bahwa Faktor predisposisi adalah faktor
perubahan warna itu merupakan penguat dari dalam individu yang
proses kerja obat yang baik dan berupa karakteristik seseorang atau
tidak membahayakan diri populasi yang memotivasi perilaku
penderita, meyakinkan penderita sebelum atau selama terjadinya
tentang perubahan rasa sakit perilaku yang telah dijabarkan diatas.
yang perlahan mulai berkurang Mereka termasuk pengetahuan
dan memberi semangat kepada individu, keyakinan, nilai, dan sikap.
penderita bahwa obat harus terus Pada beberapa kajian terkait
135 Jurnal IKESMA Volume 10 Nomor 2 September 2014

karekteristik individu penderita TB program kesehatan. Saat ini


ternyata menunjukkan bahwa ada mungkin Indonesia terkait maslah
peningkatan kualitas hidup melalui TB masih dibantu oleh Global Found
berbagai intervensi pribadi. Salah terkait anggarannya namun nyata
satu penelitian yang jelas dan efektif lembaga pendonor ini
menyatakan hal tersebut adalah meningkatkan kinerja secara
penelitian dari Suminar6 yang administratif dan meningkatkan
menunjukkan bahwa kualitas hidup kebijakan kesehatan terkait layanan
pasien tuberkulosis paru dipengaruhi TB. Hal ini menunjukkan selain
secara signifikan oleh usia, jenis pemerintah sebagai stakeholder
kelamin, dan durasi atau lamanya utama, peran Civil Society sangat
pengobatan. Disini menuunjukkan membantu menginisiasi dan
bahwa tidak dapat dipungkiri melakukan pemberdayaan kepada
karakteristik individu terkait masyarakat. Beberapa LSM di luar
demografi dan kognitif masyarakat negeri telah berhasil melaksanakan
sangat mempengaruhi perilaku perannya dalam strategi DOTS.
kesehatan seseorang hingga Sebuah LSM dari Nepal yang
seseorang tersebut terjangkit bernama GENETUP berhasil
penyakit TB. merawat 400 pasien setiap tahunnya
Faktor Reinforcing adalah dan mencapai tingkat kesuksesan
faktor pendukung masyarakat yang hingga 85%. Di India, terdapat
berupa mereka karakteristik sebuah LSM internasional bernama
lingkungan yang memfasilitasi ACTIONAID yang telah menyediakan
tindakan dan setiap keahlian atau materi edukasi untuk TB.
sumber daya yang diperlukan untuk ACTIONAID bekerja sama dengan
mencapai perilaku tertentu. 275 LSM lokal dan berkonsentrasi di
Termasuk program-program, 138 distrik terbelakang India. Di
layanan, ketersediaan dan Bangladesh, sebuah LSM yang
aksesibilitas sumber daya, atau bernama BRAC telah menginisiasi
keterampilan baru yang diperlukan perawatan berbasis komunitas di
untuk memungkinkan perubahan thana (kabupaten) Manikonj pada
perilaku. tahun 1986. Setiap thana
c. Faktor Administrasi dan Kebijakan memiliki 200-250 desa dan populasi
Faktor ini adalah faktor 0,2-0,25 juta. BRAC berhasil
yang berkaitan dengan sumber mengembangkan proyek ini hingga
daya, pembangunan dan alokasi menjangkau 60 thana dengan
anggaran, melihat hambatan populasi mencapai 13-14 juta. Ada
organisasi, dan koordinasi program juga LSM yang memiliki fokus dalam
dengan semua departemen lain, penelitian seperti The Foundation for
termasuk organisasi eksternal dan Research in Community Health
masyarakat dalam pencegahan dan (FRCH). LSM ini telah melakukan
penangulangan TB. Diagnosa studi pada India Barat yang
Administrasi untuk menilai menghasilkan perhatian dari banyak
kebijakan, sumber daya, keadaan, orang tentang TB dan revisi dari
situasi organisasi yang berlaku yang program nasional pemberantasan
dapat menghambat atau TB6. Selain itu adanya program
memfasilitasi pengembangan DOTS juga dinilai oleh pemerintah
Mury Ririanty : Komunikasi Kesehatan Program Family Folder …….. 136

telah meningkatkan peran dari Kabupaten Jember di wilayah


Lembaga Swadaya Masyarakat7. kerja Puskesmas Pakusari dengan
beberapa kasus TB pada
Program Family Folder penderitanya yang mengalami Drop
Family Folder hingga saat ini Out (DO) juga telah mencoba
belum banyak diterapkan namun menerapkan Family Folder dengan
keberhasilannya sebagai comunity keberhasilannya menggunakan
partnership layak dilanjutkan model kemitraan puskesmas dan
sebagai model intervensi praktisi swasta yang menitik
pemberdayaan kesehatan beratkan pada pentingnya
masyarakat. Salah satu metode pemanfaatan pelayanan kesehatan
Family Folder yang sudah berhasi;l oleh keluarga dan predisposisi
dilakukan yaitu yang dilakukan oleh keluarga untuk menggunakan jasa
Syahdrajat di Cawang Jawa Barat. pelayanan kesehatan, kemampuan
Family Folder yang dilakukan melaui keluarga untuk mempraktikkan
metode pendekatan yang digunakan perawatan, pencegahan dan
yaitu metode pelayanan kesehatan pengobatan yang didampingi
yang menggabungkan pelayanan pelayanan kesehatan, serta
rawat jalan dengan kunjungan menggugah keluarga kebutuhan
rumah. Kegiatan ini mengambil mereka akan pelayanan kesehatan
contoh kasus seorang pasien Klinik akibat adanya salah satu keluarga
Menyehatkan Bangsa (KMB) Cawang mereka yang mengidap penyakit
dengan diagnosis tuberkulosis paru. menular TB8. Dimana semua
Kegiatan yang dilakukan adalah kelompok utama epidemiologi yaitu
memberikan penyuluhan, menilai kelompok tidak terinfeksi (Keluarga),
status kesehatan anggota keluarga Kelompok terinfeksi (Pasien),
pasien, menilai kondisi sosial Kelompok yang telah mendapatkan
ekonomi keluarga serta vaksinasi BCG, Kelompo yang
Melaksanakan Strategi Directly mendapat penyinaran radioaktif,
Observed Treatment Short Course Kelompok berbasik TB Paru positif
(DOTS). Hasilnya menunjukkan dan kelompok yang sudah sembuh
Family Folder berperan dalam bekerjasama secara aktif dengan
meningkatkan pengetahuan, sikap, pihak pelayanan kesehatan dengan
dan perilaku pasien dan keluarganya inisiasi para provider kesehatan.
terhadap tuberkulosis; mengenali Hasilnya didasarkan pada
gejala dini penularan tuberkulosis penggunaan analisis konversional
pada anggota keluarga; tentang manfaat biaya yaitu (a
memanfaatkan potensi pasien dan conventional cost benefit analysis)
keluarganya dalam menangani dibidang kesehatan, maka
masalah yang timbul; dan menunjukkan bahwa manusia sehat
mendukung pelaksanaan DOTS. yaitu disini keluarga penderita
Untuk menjamin kesinambungan menjadi proyek positif kesehatan
pelayanan kesehatan, program ini masa depan karena menilai “harga
tetap dilaksanakan setelah pasien manusia” atau dalam bahasa
menyelesaikan enam bulan terapi sederhananya tidak ada pengeluaran
dan mengalami kesembuhan3. biaya kesehatan karena tidak ada
keluarga yang mengidap penyakit
137 Jurnal IKESMA Volume 10 Nomor 2 September 2014

menular yang sama akibat bisanya penderita, kelompok beresiko, dan


keluarga dan pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan beserta regulasi
melakukan tindakan preventif. dan pelaksananya melalui Family Folder
dengan berbasis pada teori PRECEDE-
Model pemberdayaan keluarga adalah PROCEED. Dengan memperhatikan setiap
proses komunikasi kesehatan melalui tahap yang harus dilalui pada teori
program Family Folder dengan PRECEDE-PROCEDE maka pada model
berbasis teori PRECEDE-PROCEDE ini diformulasikan bagaimana mengukur
Kajian terkait faktor-faktor yang kualitas hidup pasien dan keluarga
berhubungan dengan kejadian Tb dan dengan tidak mengabaikan kebijakan dan
keberhasilan Family Folder telah banyak regulasi yang jelas pada pembentukan
dilaporkan, namun model Family Folder artinya, apapun bentuk
pengembangannya dengan berbasis teori aplikasinya semua aktivitas dinaungi
yang mengkombinasikan antara teori, hukum secara tertulis agar mulai datri
fakta kasus penderita TB, pelayanan perencanaann hingga pelaksannannya
kesehatan hingga memunculkan kualitas dapat dievaluasi dan dipertanggung
hidup penderita TB dan keluarga belum jawabkan secara yuridis, mengingar
banyak dikemukakan di Indonesia. Maka hingga saat ini Family Folder yang adalah
peneliti mencoba membangun model kebijakan lokal yang umumnya tanpa
pemberdayaan dengan melibatkan payung hukum.
semua komponen mulai dari keluarga,

Kebijakan dan Administrasi Fokus Komunikasi Kesehatan Evaluasi

Peningkatan Perilaku

Peningkatan Lingkungan
FAMILY Peningkatan Sosial Kemasyarakatan
FOLDE Peningkatan Pendidikan Keluarga
R
Pengorganisasian Keluarga

Gambar Model Family Folder dengan Framework


teori PRECEDE-PROCEED10

Pelaksana dari Family Folder ada di wilayah tersebut dikoordinasikan


melakukan kegiatan berupa menilai oleh Puskesmas ataupun praktik swasta
status kesehatan anggota keluarga tidak menjadi masalah. Kegiatan
pasien, menilai kondisi sosial ekonomi selanjutnya adalah pemantauan rutin
keluarga serta melaksanakan strategi baik dari pihak keluarga dan provider
directly observed treatment short course kesehatan dimana setiap pasien TB yang
(DOTS) dengan cara kunjungan rumah berkunjung di instansi kesehatan untuk
melalui kader kesehatan atau TB yang memeriksakan kesehatannya wajib
Mury Ririanty : Komunikasi Kesehatan Program Family Folder …….. 138

ditemani keluarga karena dipastikan kualitatif. Selain itu, Keberhasilan Family


akan ada peningkatan perilaku, Folder selama ini masih menjadi
peningkatan pendidikan, dan kebijakan lokal dari setiap pemangku
pengorganisasian keluarga melalui kebijakan wilayah masing-masing tanpa
pendidikan kesehatan keluarga oleh adanya basic teori pengukuran kualitas
provider kesehatan. hidup bagi penderita TB dan keluarga.
Setelah itu advokasi dan pendidikan Kegiatan Family Folder yang telah
kesehatan masayarakat melalui berhasil selama ini mengkombinasikan
peningkatan sosial kemasyarakatan bisa antara pelayanan Puskesmas selaku
dilakukan oleh kader TB agar tidak instansi pemerintah dan praktik swasta
terjadi stigma dan diskriminasi kepada dengan aktivitasnya rata-rata berkaitan
penderita TB dan keluarga, alangkah dengan memberikan penyuluhan,
baiknya jika ada testimoni pada setiap menilai status kesehatan anggota
perkumpulan masyarakat yang keluarga pasien, menilai kondisi sosial
dilakukan oleh penderita TB yang telah ekonomi keluarga serta melaksanakan
sembuh dengan didampingi oleh kader strategi directly observed treatment
TB. Dengan model pembelajran ini bisa short course (DOTS). Model Family
kita evalusi dalam kurun waktu setiap Folder yang ditawarkan peneliti dengan
kasus TB dirata-rata memungkinkan 6-8 Grounded Teori dalam mentelaah
bulan kualitas hidup keluarga dan penelitian-penelitian terdahulu
penderita TB bahkan masayarakat menampilkan 9 tahapan dalam teori
sekitar dapat terjamin dengan baik. PRECEDE-PROCEED yang dikemas
Asumsi waktu yang ada melihat menjadi 3 proses yaitu pada tahap
pengobatan Tb yang membutuhkan kerangka awal, fokus pemberdayaan
waktu sekitar 6 bulan. Pelaksanaan masyarakat dan evaluasi program Family
model ini tidak mengabaikan semua Folder. Peneliti membangun model
komponen termasuk pemerintah sebagai pemberdayaan dengan melibatkan
stakeholder yang bisa menginisiasi semua komponen mulai dari keluarga,
masyarakat melakukan pemberdayaan penderita, kelompok beresiko, dan
masyarakat. pelayanan kesehatan beserta regulasi
dan pelaksananya dengan mengukur
kualitas hidup pasien dan keluarga
SIMPULAN DAN SARAN dengan tidak mengabaikan kebijakan dan
Simpulan regulasi yang jelas pada pembentukan
Family Folder. Model ini menunjukkan
Faktor yang mempengaruhi dengan tegas bahwa kesehatan
kejadian TB pada penderita tidak hanya masayarakat berkaitan dengan penyakit
berkaitan dengan faktor pribadi dari TB di “masa depan” dapat diukur dengan
penderita namun lingkungan, dan awalan regulasi program yang jelas dan
admistratif dari pekayanan TB juga terarah dengan payung hukum yang jelas
sangat mempengaruhi. Pengukuran pula. Artinya Komunikasi yang dilakukan
kualitas hidup pada faktor-faktor yang pada program Family Folder terdapat
mempengaruhi dari kualitas hidup pada proses pemberdayaan masyarakat.
penderia TB itu sendiri belum ada di
Indonesia terutama yang dilakukan
dengan mengkombinasikan pengukuran
determinisnya secara kuantitatif dan
139 Jurnal IKESMA Volume 10 Nomor 2 September 2014

SARAN 4 Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.


Promosi Kesehatan dan Ilmu
Saran dari kajian ini peneliti yang Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
lain selanjutnya diharapakan dapat 5 Limbu & Marni. 2007. Peran
memunculkan pengembangan model keluarga sebagai pengawas minum
pemberdayaan masayarakat dengan obat (PMO) Dalam mendukung
berbasis atau memodifikasi dengan teori proses pengobatan penderita TB
perilaku kesehatan sehingga akan lebih Paru Di wilayah kerja puskesmas
banyak lagi strategi komunikasi baumata Kecamatan taebenu
kesehatan melalui metode Kabupaten Kupang. Jurnal MKM Vol
pemberdayaan kesehatan TB. Selain itu 2 Juni 2007
pada penelitian ini perlu maping terkait 6 Suminar, D.M. 2006. Skripsi:Evaluasi
lembaga swadaya masyarakat yang Kualitas Hidup Pasien Tuberkulosis
memang berkompeten terkait dengan Paru Di Instalasi Rawat Jalan Balai
penyakit TB ataupun yang menyertai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp
sehingga akan lebih banyak lagi 4) Minggiran Dan Kota Gede
pelaksana yang bisa ikut terjun dalam Yogyakarta. [serial on line].
pelaksanaan Family Folder di Indonesia. http://repository.uii.ac.id [serial on
Sebelum program ini berjalan dengan line].
sempurna instansi kesehatan dapat 7 Departemen Kesehatan RI. 2007.
mengadopsi Family Folder tanpa melihat Pedoman Nasional Penanggulangan
kualitas hidup pasien dan Keluarga untuk Tuberkulosis. Edisi Kedua. Cetakan
sementara waktu. Pertama [serial on line]. http
://tbcindonesia.or.id/ [Sitasi
Februari 2014].
DAFTAR RUJUKAN 8 Putra, MAH. 2008. Family Folder di
Kecamatan Pakusari Jember. FKM
1 Departemen Kesehatan RI. 2002. Universitas Jember
Kriteria Rumah Sehat. Jakarta: 9 Green & Kauter. 2000. Health
Tidak dipublikasikan. Promotion Planning An educational
2 WHO. 2012. WHO report 2009 - and Enviromental Approach.
Global tuberculosis control. [serial Mayfield Publishing Company.
on line]. http://www.who.int London
[Sitasi Februari 2014 ] 10 Ririanty, 2014. Penerapan teori
3 Syahdrajat, Tantur. 2009. Skripsi: PRECEDE-PROCEED dalam
Family Folder sebagai Model keberhasilan Program Family Folder
Pembinaan Kesehatan.Fakultas mencegah penularan penyakit TB
Kedokteran Universitas Indonesia pada keluarga. Universitas Jember

You might also like