Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, Vol. 17, No.

1,Januari -April 2018


DOI: https://doi.org/10.24843/MITE.2018.v17i01.P15 107

Studi Analisis Governor sebagai Load Frequency Control


pada PLTG menggunakan Fuzzy Logic Controller
Gusti Made Ngurah Christy Aryanata1, I Nengah Suweden2, I Made Mataram3

Abstract─A good electrical power system is a system that can serve I. PENDAHULUAN
the load in a sustainable and stable voltage and frequency.
Changes in frequency occur due to the demand of loads that Sistem tenaga listrik yang baik merupakan suatu sistem
change from time to time. The frequency setting of the PLTG yang dapat melayani permintaan beban secara berkelanjutan
power system depends on the active power charge in the system. serta tegangan dan frekuensinya stabil. Kondisi sistem yang
This active power setting is done by adjusting the magnitude of the stabil sebenarnya tidak pernah ada. Adanya perubahan
generator drive coupling. The frequency setting is done by permintaan beban listrik pasti terjadi dalam sistem.
increasing and decreasing the amount of primary energy (fuel) and
carried on the governor. Simulation in governor analysis study as
Permintaan beban listrik yang selalu berubah dari waktu ke
load frequency control at PLTG using fuzzy logic controller is done waktu dapat menyebabkan frekuensi listrik menjadi tidak
by giving four types of cultivation that is 0,1 pu, 0,2pu, 0,3 pu and stabil [1].
0,4 pu. The simulation is done to compare the dynamic frequency Pengaturan frekuensi listrik dilakukan di governor dengan
response output and the resulting stability time using fuzzy logic cara mengatur jumlah bahan yang masuk ke ruang
controller with PI controller. Based on the results of comparative pembakaran (combuster) yang menerima sinyal dari
analysis conducted to prove that governor as load frequency perubahan frekuensi listrik. Bila beban listrik naik maka
control using fuzzy logic control is better than using PI controller. frekuensi akan turun, sehingga governor harus memperbesar
This can be seen from the output response frequency and time masukan bahan bakar ke mesin penggerak utama untuk
stability.
menaikan frekuensinya sampai dengan frekuensi listrik
Intisari─ Sistem tenaga listrik yang baik merupakan suatu kembali ke batas standar yang diijinkan yaitu 50Hz±2% [2].
sistem yang dapat melayani beban secara berkelanjutan serta Begitu juga sebaliknya bila beban listrik turun maka frekuensi
tegangan dan frekuensinya stabil. Perubahan frekuensi terjadi akan naik, governor mesin-mesin pembangkit harus
disebabkan oleh permintaan beban yang berubah-ubah dari mengurangi masukan bahan bakar ke mesin penggerak utama
waktu ke waktu. Pengaturan frekuensi pada sistem pambangkit untuk menurunkan frekuensinya sampai dengan frekuensi
PLTG tergantung pada pengisisan daya aktif dalam sistem. listrik kembali ke batas standar yang diijinkan.
Pengaturan daya aktif ini dilakukan dengan mengatur besarnya Saat ini berbagai usaha dan metode telah digunakan oleh
kopel penggerak generator. Pengaturan frekuensi dilakukan para ahli untuk menjaga kestabilan khususnya terkait dengan
dengan menambah dan mengurangi jumlah energi primer
(bahan bakar) dan dilakukan pada governor. Simulasi dalam
masalah perubahan frekuensi. Berbagai usaha ini dimulai dari
studi analisis governor sebagai load frequency control pada desain kontroler metode konvensional dalam load frequency
PLTG menggunakan fuzzy logic controller dilakukan dengan control. Penggunaan metode konvensional pada load
memberikan empat jenis pembebaban yaitu sebesar 0,1 pu, frequency control dapat menambah kontoler P (proposional), I
0,2pu, 0,3 pu dan 0,4 pu. Simulasi dilakukan untuk (integral), dan D (derivactive) dalam sistem. Berkembangnya
membandingkan output respon frekuensi dinamik dan waktu pemodelan modern terdapat metode kecerdasan buatan atau
kestabilan yang dihasilkan menggunakan fuzzy logic controller Artificial Intelegence (AI), metode ini meliputi fuzzy logic,
dengan PI controller. Berdasarkan hasil analisis perbandingan neural network, genetic algorithm, dan lain sebagainya [3].
yang dilakukan membuktikan bahwa governor sebagai load Metode yang akan digunakan penulis pada penelitian ini
frequency control menggunakan fuzzy logic control lebih baik
dibandingkan dengan menggunakan PI kontroller. Hal ini dapat
adalah fuzzy logic controller. Pada penelitian ini, penulis akan
dilihat dari output respon frekuensi dan waktu kestabilannya. membandingkan governor sebagai load frequency control
pada PLTG menggunakan fuzzy logic controller dengan PI
Kata Kunci : Governor, Load Frequency Control, PLTG, Fuzzy kontroller untuk mengetahui output respon frekuensi yang
Logic Controller lebih baik dan error steady state yang lebih kecil serta waktu
kestabilan yang lebih cepat diantara kedua metode tersebut.

1
II. STUDI LITERATUR
Mahasiswa, Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik A. Governor
Universitas Udayana, Br. Tegal Buah, Padang Sambian, Denpasar Governor merupakan peralatan mekanis yang digunakan
Barat, Denpasar, Bali, Indonesia (telp: 081239363730; e-mail:
caryanata@gmail.com)
sebagai ‘interface’ antara turbin penggerak dan generator.
2
Dosen, Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Pengaturan putaran turbin sejak turbin mulai bergerak sampai
Universitas Udayana, Jl. Batas Dukuh Sari, Gang Curik no. 3, steady state dilakukan oleh governor, jadi bukan diambil alih
Pedungan, Denpasar Bali, Indonesia (telp: 081558803160; e-mail: oleh governor. Fungsi utama pengaturan putaran ini adalah
suweden@ee.unud.ac.id) untuk menjaga kestabilan sistem secara keseluruhan terhadap
3
Dosen Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik adanya variasi beban atau gangguan pada sistem [4].
Universitas Udayana, Jl. Gajah Waktra Taman Wahana Asri Kavling
Baru no. 1, Peguuyangan Kaja, Denpasar, Indonesia (telp: B. Sistem Pengendalian Daya Aktif dan Frekuensi
085100419479; e-mail: mataram@unud.ac.id)
Gusti Made Ngurah Christy Aryanata: Studi Analisis Governor sebagai… p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372
108 Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, Vol. 17, No. 1,Januari -April 2018

Daya aktif mempunyai hubungan erat dengan nilai


frekuensi dalam suatu sistem, sedangkan beban sistem yang Jika persamaan di atas ditransformasikan ke dalam
berupa daya aktif selalu berubah dari waktu ke waktu. persamaan laplace menjadi
Sehubungan dengan hal ini, maka untuk mempertahankan
frekuensi dalam batas toleransi yang diijinkan, penyediaan ∆ ∆ ∆ (3)
daya aktif dalam sistem harus sesuai dengan beban daya aktif.
Pengaturan penyesuaian daya aktif ini dilakukan dengan cara
mengatur besarnya kopel penggerak generator [5]. Keterangan :
Pengaturan daya aktif dilakukan oleh LFC (Load ∆Ω(s) = Perubahan kecepatan (rad/s)
Frequency Control) seperti yang terlihat pada gambar 1. H = Konstanta inersia
∆Pm(s) = Perubahan daya mekanik (Watt)
∆Pe(s) = Perubahan daya akibat perubahan beban (Watt)

D. Model Beban
Beban pada sistem tenaga listrik terdiri dari gabungan
peralatan listrik yang dipasang pada sistem. Untuk beban
resistif, seperti pencahayaan dan beban pemanasan, daya
listrik tidak bergantung pada frekuensi. Dalam kasus beban
motor daya listrik sangat tergantung pada perubahan frekuensi
[5].
Komponen ΔPe(s) merupakan penjumlahan antara
komponen frekuensi sensitive (DΔω) dan non-frekuensi
sensitive (ΔPL), seperti pada persamaan berikut ini.

∆P ∆P D∆ω (4)
Gambar 1: Diagram blok load frequency control [5]
Keterangan :
Frekuensi merupakan faktor umum yang terdapat pada ΔPe : Perubahan nonfrequency-sensitive load
seluruh sistem, perubahan permintaan daya aktif akan DΔω : Perubahan frequency-sensitive load
menyebabkan perubahan pada frekuensi. Oleh karena itu D : Konstanta redaman beban
terdapat banyak generator mensuplai daya ke sistem. Maka Blok diagram beban dari persamaan diatas dapat dilihat
pada pembangkit harus disediakan alokasi perubahan pada pada gambar 3.
permintaan terhadap generator. Kecepatan governor pada tiap
pembangkit memberikan kecepatan pokok sebagai fungsi
pengaturan.

C. Model Generator
Generator merupakan instrument pembangkitan tenaga
listrik yang mengubah energi mekanis sebagai input menjadi
energi listrik sebagai output. Generator terdiri dari dua bagian
yaitu bagian yang berputar yang disebut dengan rotor dan Gambar 3: Diagram blok beban (load) [5]
bagian yang diam disebut dengan stator [5]. Gambar
pemodelan generator dapat dilihat pada gambar 2. ∆Pm adalah daya mekanis yang disebabkan karena adanya
perputaran turbin, ∆Pe merupakan daya elektris yang
dihasilkan oleh adanya perubahan beban. Sedangkan D
(redaman) merupakan perubahan beban yang mempengaruhi
perubahan frekuensi [5]. Diagram blok beban (load) dapat
juga disederhanakan dalam bentuk gain dan time constant
dalam bentuk persamaan sebagai berikut.

Gambar 2: Diagram blok model generator [5] 1



Persamaan transfer function untuk blok diagram 2 (5)
generator di atas adalah.
Keterangan :

∆ ∆ (1) K = Power system gain (Hz/pu MW)
Dalam keadaan penyimpangan (deviasi) kecepatan kecil T = Area equivalent generating unit time constant (sec)
H = Inertia constant (sec)

∆ ∆ (2) E. Model Penggerak Mula

ISSN 1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372 Gusti Made Ngurah Christy Aryanata: Studi Analisis Governor sebagai…
Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, Vol. 17, No. 1,Januari -April 2018
DOI: https://doi.org/10.24843/MITE.2018.v17i01.P15 109
Pemodelan penggerak mula atau yang dimaksud dalam TB = Kopel Beban yang membebani Generator
hal ini adalah turbin gas adalah melihat adanya hubungan H = Momen Inersia
antara daya mekanik ΔPm dan perubahan posisi dari katup ω = Kecepatan Sudut perputaran Generator
(valve) ΔPV [5]. Model matematis turbin dapat dituliskan
dalam persamaan sebagai berikut. ∆T 0, 0, (10)
∆ ∆T 0, 0, (11)
G s (6)

Secara tidak langsung penyediaan daya reaktif dapat juga


Blok diagram penggerak mula dengan persamaan di atas mempengaruhi frekuensi sistem, karena penyediaan daya
dapat dilihat pada gambar 4. reaktif mempunyai pengaruh besar terhadap kenaikan
tegangan yang kemudian dapat menyebabkan kenaikan dari
beban daya aktif [7].

G. Fuzzy Logic
Logika Fuzzy (Fuzzy Logic) merupakan metode
Gambar 4: Diagram blok penggerak mula [5]
pemecahan masalah menggunakan operasi aturan dasar (rule
F. Model Governor base) yang dapat memproses sejumlah input dan output yang
Model matematis untuk suatu governor dapat dituliskan masuk akal pada sistem nonlinear dan sistem yang kompleks
sebagai berikut : [8].
Cara kerja fuzzy logic terdiri dari empat proses. Proses
tersebut adalah sebagai berikut
∆ s ∆ s ΔΩ s (7) 1) Fuzzyfikasi merupakan suatu proses pengubahan nilai

tegas atau real ke dalam fungsi keanggotaan [9].
Keterangan : 2) Penalaran (Interfrence Machine) merupakan proses
∆ : Daya output governor (Watt) implikasi penalaran nilai input guna menetukan nilai
∆ : Daya referensi/acuan (Watt) output sebagai bentuk pengambilan keputusan. Salah satu
R : Speed regulation (berkisar 5 – 6 persen) model penalaran yang biasa digunakan adalah metode
ΔΩ(s) : Perubahan kecepatan (rad/s) mamdani (min-max) [9].
3) Aturan dasar (Rule Base) merupakan suatu bentuk aturan
Daya output governor ∆ tersebut diubah dari penguat relasi atau implikasi “If-Then” seperti pada pernyataan
hidraulik ke sinyal input posisi katup (valve) ΔPV, sehingga berikut ini: “If” X=A and “If” Y=B “Then” Z=C [9].
hubungan antara keduanya menjadi persamaan berikut [6]: 4) Defuzzifikasi merupakan proses pemetaan himpunan
fuzzy ke himpunan tegas (crisp). Proses ini adalah
kebalikan dari proses fuzzyfikasi [9].
∆ s ∆ s (8)
Proses dalam fuzzy inference system dapat digambarkan
seperti pada gambar 6.
Persamaan di atas dengan τg merupakan konstanta waktu
governor. Sehingga persamaan (7) dan (8) dapat digambarkan Rule Base
dalam bentuk diagram blok pada gambar 5.

Fuzzyfikasi Penalaran Defuzzyfikasi

Input Output

Gambar 6: Proses fuzzy inference system [9]

III. METODE PENELITIAN


Gambar 5: Diagram blok model governor [6]
Penelitian ini dilakukan di Jurusan Teknik Elektro
Menurut hukum Newton ada hubungan antara Kopel
Fakultas Teknik Universitas Udayana Kampus Sudirman
mekanis penggerak generator dengan perputaran generator [6],
Denpasar, Proses penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei
yaitu:
tahun 2016. Adapun data yang digunakan diperoleh dari paper
oleh Yao Zhang yang berjudul Load Frequency Control of
(9) Multiple-Area Power System [10]. Data-data yang diperlukan
untuk penelitian ini dapat dilihat pada Tabel I sebagai berikut.
Keterangan :
TG = Kopel penggerak Generator
Gusti Made Ngurah Christy Aryanata: Studi Analisis Governor sebagai… p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372
110 Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, Vol. 17, No. 1,Januari -April 2018

TABEL I Mulai
PARAMETER VARIABEL NILAI INPUT

No. Spesifikasi Nilai Parameter pengaturan governoor yang


akan dimodelkan dan disimulasikan :
1 Frekuensi bias area (B1) 0.3483 pu/Hz a. Governor time constant (τg1, τg2)
2 Frekuensi bias area (B2) 0.3473 pu/Hz b. Turbine time constant (τt1, τt2)

3 Governor time constant (τg1) 0.08 sec c. Speed regulation governor(R)


d. Konstanta inersia
4 Governor time constant (τg2) 0.06 sec

5 Turbine time constant (τt1) 0.4 sec


Pembuatan blok diagram dan pemodelan governor sebagai load
6 Turbine time constant (τg2) 0.36 sec frequency control menggunakan fuzzy logic controller dalam
matlab simulink
7 Speed Regulation 0.05

8 Damping (D1) 0.0150 pu/Hz Menentukan membership function masing-masing input dan
output serta menentukan rule base
9 Damping (D2) 0.0140 pu/Hz

10 Konstanta inersia 0.1667


Proses penalaran pada fuzzy logic controller
11 Konstanta inersia 0.1200

12 Synchronizing coefficient (T12) 0.2 pu/rad

13 Frekuensi (f) 50 Hz Simulasi governor sebagai load frequency control menggunakan


fuzzy logic controller
14 P Load Change 0.1 pu, 0.2 pu, 0.3 pu, 0.4 pu

Output respon frekuensi


Data yang ada pada tabel I kemudian dianalisis dengan
prosedur yaitu membuat blok diagram dan pemodelan
governor sebagai load frequency control. Pemodelan dibuat N
dalam bentuk sistem tenaga listrik 2 area. Simulasi dilakukan 50HZ± 2%
dengan bantuan perangkat lunak yaitu Matlab, dimana
simulasi dilakukan menggunakan dua metode yaitu simulasi
menggunakan fuzzy logic controller metode mamdani dengan Y
lima membership function dan metode PI kontroller. Analisis hasil simulasi
Kemudian kedua hasil simulasi tersebut dibandingkan untuk a. Waktu puncak (peak time)
mengetahui output respon frekuensi yang lebih baik dan error b. Waktu penempatan (settling time)
steady state yang lebih kecil serta waktu kestabilan yang lebih c. Lewatan (overshoot)
cepat. Alur analisis dapat dilihat pada Gambar 7. d. Frekuensi dalam keadaan lewatan (overshoot)
e. Frekuensi dalam keadaan mantap (steady state)
f. Error steady state

Selesai

Gambar 7: Alur analisis

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Pemodelan dan simulasi Governor sebagai Load
Frequency Control menggunakan Metode PI Kontroller
Pemodelan dan simulasi governor sebagai load frequency
control menggunakan metode PI Kontroller dilakukan dengan
bantuan perangkat lunak (software) Matlab. Pada gambar 8
merupakan pemodelan sistem yang sudah dimasukan
parameter variabel nilai input yang telah tersedia pada tabel I
dan pada area 1 diberikan beban listrik sebesar 0.1 pu, 0.2 pu
0.3 pu dan 0.4 pu pada selang waktu 2 detik dari waktu
referensi.

ISSN 1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372 Gusti Made Ngurah Christy Aryanata: Studi Analisis Governor sebagai…
Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, Vol. 17, No. 1,Januari -April 2018
DOI: https://doi.org/10.24843/MITE.2018.v17i01.P15 111

Gambar 8: Pemodelan governor sebagai load frequency control menggunaka metode PI kontroller

Tampilan hasil simulasi governor sebagai load frequency


control menggunakan PI kontroller pada area 1 dan area 2 Respon Dinamik Area 2
0.2
yang dilakukan pada gambar 8 dapat dilihat pada gambar 9 beban 0.1 pu
D eviasi Frekuensi (H z) beban 0.2 pu
dan 10. 0 beban 0.3 pu
beban 0.4 pu

Respon Dinamik Area 1 -0.2

0.2
Deviasi Frekuensi (Hz)

-0.4
0
-0.2
-0.6
-0.4
-0.6 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (detik)
beban 0.1 pu
-0.8
beban 0.2 pu Gambar 10: Hasil simulasi load frequency control pada Area 2
-1 beban 0.3 pu
beban 0.4 pu
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Berdasarkan hasil simulas yang ditampilkan pada gambar
Waktu (detik)
10 diperoleh hasil respon dinamik sebagai berikut:
Gambar 9: Hasil simulasi load frequency control pada Area 1
TABEL III
Berdasarkan hasil simulasi yang ditampilkan pada HASIL RESPON DINAMIK LOAD FREQUENCY CONTROL AREA 2
gambar 9 diperoleh hasil respon dinamik sebagai berikut:
0.1 pu 0.2 pu 0.3 pu 0.4 pu
TABEL II
HASIL RESPON DINAMIK LOAD FREQUENCY CONTROL AREA 1 Peak time (Tp) 3.5 detik 3.6 detik 3.6 detik 3.6 detik
0.1 pu 0.2 pu 0.3 pu 0.4 pu Settling time (Ts) 9 detik 9 detik 9 detik 9 detik

Peak time (Tp) 2.7 detik 2.8 detik 2.8 detik 2.8 detik Deviasi frekuensi
-0.13 Hz -0.27 Hz -0.41 Hz -0.56 Hz
overshoot
Settling time (Ts) 8.5 detik 8.5 detik 8.5 detik 8.5 detik Deviasi frekuensi
-0.14 Hz -0.27 Hz -0.41 Hz -0.55 Hz
steady state
Deviasi frekuensi
-0.28 Hz -0.56 Hz -0.84 Hz -1.13 Hz
overshoot Frekuensi overshoot 49.87 Hz 49.73 Hz 49.59 Hz 49.44 Hz
Deviasi frekuensi
-0.14 Hz -0.2 Hz -0.41 Hz -0.55 Hz Frekuensi steady state 49.86 Hz 49.73 Hz 49.59 Hz 49.45 Hz
steady state
Frekuensi overshoot 49.72 Hz 49.44 Hz 49.16 Hz 48.87 Hz %error steady state 0.28 % 0.54 % 0.82 % 1.1 %

Frekuensi steady state 49.86 Hz 49.73 Hz 49.59 Hz 49.43 Hz


Berdasarkan hasil respon dinamik load frequency control
%error steady state 0.28 % 0.54 % 0.82 % 1.1 % menggunakan PI kontroller pada tabel II dan tabel III
menunjungkan sistem bekerja masih dalam range frekuensi
yang diijinkan yaitu 49 Hz sampai dengan 51 Hz.

Gusti Made Ngurah Christy Aryanata: Studi Analisis Governor sebagai… p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372
112 Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, Vol. 17, No. 1,Januari -April 2018
B. Pemodelan dan simulasi Governor sebagai Load
Frequency Control menggunakan Fuzzy Logic Controller
Untuk dapat membuat pemodelan governor sebagai load
frequency control menggunakan fuzzy logic controller, data
yang diperlukan adalah area control error (ACE) sebagai
input 1, deviasi area control error (∆ACE) sebagai input 2
dan batas nilai frekuensi yang diijinkan sebagai output.
Sehingga dengan data tersebut dapat disusun membership
function serta rule base dari metode fuzzy logic. Pada
penelitian ini menggunakan 5 membership function. Berikut
adalah membership function masing-masing input dan output
yang digunakan.

Gambar 13: membership function output

Setelah menentukan membership function tahap


berikutnya adalah membuat rule base yang menampilkan
hubungan antara input 1, input 2 dan output yang disebut
interfancing. Hubungan antara membership function tersebut
menghasilkan 25 rule base yang dapat dilihat pada Tabel IV

TABEL IV
RULE BASE GOVERNOR SEBAGAI LOAD FREQUENCY CONTROL
MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC CONTROLLER

∆ACE Negative Positive


Negative Zero Positive
Medium Medium
ACE Big (NB) (ZE) Big (PB)
(NM) (PM)

Gambar 11: Membership function Input 1 Negative


NB NB NM NM ZE
Big (NB)

Negative
Medium NB NB NM ZE PM
(NM)
Zero
BM NM ZE PM PM
(ZE)
Positive
Medium NM ZE PM PB PB
(PM)

Positive
ZE PM PM PB PB
Big (PB)

Setelah menentukan ke 25 rule base tahap berikutnya


adalah membuat pemodelan governor sebagai load frequency
control menggunakan fuzzy logic controller. Pemodelan
Gambar 12: membership function Input 2 tersebut dapat dilihat pada gambar 14.

ISSN 1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372 Gusti Made Ngurah Christy Aryanata: Studi Analisis Governor sebagai…
Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, Vol. 17, No. 1,Januari -April 2018
DOI: https://doi.org/10.24843/MITE.2018.v17i01.P15 113

Gambar 14: Pemodelan governor sebagai load frequency control menggunakan fuzzy logic controller

Tampilan hasil simulasi respon dinamik load frequency Respon Dinamik Area 2
0.2
Beban 0.1 pu
control menggunakan fuzzy logic controller pada area 1 dan

D e v iasi Frek u en si (H z)
Beban 0.2 pu
area 2 yang dilakukan pada gambar 14 dapat dilihat pada 0 Beban 0.3 pu
Beban 0.4 pu
gambar 15 dan 16.
-0.2

Respon Dinamik Area 1


-0.4
D ev ia si Frek u e n si (H z)

0
-0.6
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (detik)
-0.5 Gambar 16: Hasil simulasi load frequency control pada Area 2
beban 0.1
beban 0.2
-1 beban 0.3 Berdasarkan hasil simulasi yang ditampilkan pada
beban 0.4 gambar 16 diperoleh hasil respon dinamik sebagai berikut:
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (detik)
Gambar 15: Hasil simulasi load frequency control pada Area 1 TABEL VI
HASIL RESPON DINAMIK LOAD FREQUENCY CONTROL AREA 2
Berdasarkan hasil simulasi yang ditampilkan pada
gambar 15 diperoleh hasil respon dinamik sebagai berikut: 0.1 pu 0.2 pu 0.3 pu 0.4 pu

Peak time (Tp) 3.5 detik 3.5 detik 3.5 detik 3.5 detik
TABEL V
HASIL RESPON DINAMIK LOAD FREQUENCY CONTROL AREA 1 Settling time (Ts) 7.1 detik 7.1 detik 7.1 detik 7.1 detik
Deviasi frekuensi
-0.13 Hz -0.27 Hz -0.40 Hz -0.55 Hz
0.1 pu 0.2 pu 0.3 pu 0.4 pu overshoot
Deviasi frekuensi
Peak time (Tp) 2.7 detik 2.7 detik 2.7 detik 2.7 detik -0.11 Hz -0.22 Hz -0.34 Hz -0.47 Hz
steady state
Settling time (Ts) 5.9 detik 6 detik 6 detik 6.1 detik Frekuensi overshoot 49.87 Hz 49.73 Hz 49.60 Hz 49.45 Hz
Deviasi frekuensi Frekuensi steady state 49.89 Hz 49.78 Hz 49.66 Hz 49.53 Hz
-0.27 Hz -0.55 Hz -0.83 Hz -1.11 Hz
overshoot
Deviasi frekuensi %error steady state 0.22 % 0.44 % 0.68 % 0.94 %
-0.11 Hz -0.22 Hz -0.34 Hz -0.47 Hz
steady state
Frekuensi overshoot 49.73 Hz 49.45 Hz 49.17 Hz 48.89 Hz
Berdasarkan hasil respon dinamik load frequency control
Frekuensi steady state 49.89 Hz 49.78 Hz 49.66 Hz 49.53 Hz menggunakan fuzzy logic controller pada tabel V dan tabel VI
menunjungkan sistem bekerja masih dalam range frekuensi
%error steady state 0.22 % 0.44 % 0.68 % 0.94 %
yang diijinkan yaitu 49 Hz sampai dengan 51 Hz.

Gusti Made Ngurah Christy Aryanata: Studi Analisis Governor sebagai… p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372
114 Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, Vol. 17, No. 1,Januari -April 2018
C. Perbandingan Respon Dinamik Governor sebagai Load TABEL VII
PERBANDINGAN RESPON DINAMIK LOAD FREQUENCY CONTROL
Frequency Control menggunakan Fuzzy Logic Control PADA AREA 1
dengan PI Kontroller
Setelah dilakukan simulasi menggunakan metode PI 0.1 pu 0.2 pu 0.3 pu 0.4 pu
Kontroller dan metode fuzzy logic controller, selanjutnya akan
PI FLC PI LFC PI LFC PI LFC
dibandingkan respon dinamik dari kedua metode tersebut.
Perbandingan respon dinamik kedua metode tersebut akan Peak time 2.7 2.7 2.8 2.7 2.8 2.7 2.8 2.7
(Tp) detik detik detik detik detik detik detik detik
ditampilkan berupa kurva dan tabel.
Settling 8.5 5.9 8.5 6 8.5 6 8.5 6.1
time (Ts) detik detik detik Detik detik Detik detik detik
Respon Dinamik Area 1 Beban 0.1 pu Deviasi
0.05 -0.28 -0.27 -0.56 -0.55 -0.84 -0.83 -1.13 -1.11
Konvensional frekuensi
Deviasi Frekuensi (Hz)

0 Hz Hz Hz Hz Hz Hz Hz Hz
Fuzzy Logic
Fuzzy Logic Controller overshoot
-0.05 Deviasi
frekuensi -0.14 -0.11 -0.27 -0.22 -0.41 -0.34 -0.55 -0.47
-0.1 steady Hz Hz Hz Hz Hz Hz Hz Hz
-0.15 state
-0.2 Frekuensi 49.72 49.73 49.44 49.45 49.16 49.17 48.87 48.89
-0.25 overshoot Hz Hz Hz Hz Hz Hz Hz Hz

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Frekuensi
Waktu (detik) steady
49.86 49.89 49.73 49.78 49.59 49.66 49.43 49.53
Hz Hz Hz Hz Hz Hz Hz Hz
state
(a)
%error
0.28 0.22 0.54 0.44 0.82 0.68 1.1 0.94
steady
Respon Dinamik Area 1 Beban 0.2 pu state
% % % % % % % %
0.1
Konvensional
0
Deviasi Frekuensi (Hz)

Fuzzy Logic Controller


-0.1 Berdasarkan perbandingan yang ditunjukan pada Tabel
-0.2
VII dapat dilihat bahwa governor sebagai load frequency
-0.3
control menggunakan fuzzy logic controller menghasilkan
-0.4
-0.5
output respon frekuensi yang lebih baik dan persentase error
steady state yang lebih kecil serta waktu kestabilan yang lebih
0 1 2 3 4 5
Waktu (detik)
6 7 8 9 10
cepat dibandingkan menggunakan metode PI kontroller.
(b)
Respon Dinamik Area 2 Beban 0.1 pu
Respon Dinamik Area 1 Beban 0.3 pu Konvensional
Deviasi Frekuensi (Hz)

0
Fuzzy Logic Controller
0 Konvensional
Deviasi Frekuensi (Hz)

Fuzzy Logic Controller -0.05


-0.2

-0.1
-0.4

-0.6 -0.15
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.8 Waktu (detik)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (detik) (a)
(c)
Respon Dinamik Area 2 Beban 0.2 pu
Deviasi Frekuensi (Hz)

Respon Dinamik Area 1 Beban 0.4 pu Konvensional


0.05
Fuzzy Logic Controller
0 Konvensional 0
Deviasi Frekuensi (Hz)

Fuzzy Logic Controller -0.05


-0.2
-0.1
-0.4
-0.15
-0.6
-0.2
-0.8 -0.25
-1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (detik)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (detik) (b)
(d)
Gambar 17: Perbandingan hasil simulasi load frequency control area 1 dengan
beban (a) 0.1 pu (b) 0.2 pu (c) 0.3 pu (d) 0.4 pu

Berdarkan perbandingan hasil simulasi yang ditampilkan


gambar 17 dapat diperoleh perbadingan respon dinamik load
frequency control area 1 yang dapat dilihat pada Tabel VII.

ISSN 1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372 Gusti Made Ngurah Christy Aryanata: Studi Analisis Governor sebagai…
Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, Vol. 17, No. 1,Januari -April 2018
DOI: https://doi.org/10.24843/MITE.2018.v17i01.P15 115
Respon Dinamik Area 2 Beban 0.3 pu overshoot dan kecenderungan ini dapat memperhalus operasi
0.1
Konvensional sistem dan menghasilkan output respon frekuensi dinamik
Deviasi Frekuensi (Hz)

0 Fuzzy Logic Controller


yang lebih baik.
-0.1

-0.2
V. KESIMPULAN
-0.3 Governor sebagai load frequency control dengan
-0.4 mengunakan kedua metode yaitu metode PI kontroller dan
-0.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
fuzzy logic controller menghasilkan output respon frekuensi
Waktu (detik) dinamik yang masih sesuai dengan standar yang diijinkan
(c) yaitu 50±2%, ini berarti sistem bekerja masih pada range
frekuensi 49 Hz sampai dengan 51 Hz. Governor sebagai load
Respon Dinamik Area 2 Beban 0.4 pu frequency control menggunakanan fuzzy logic controller
0.1
Konvensional
menghasilkan output respon frekuensi dinamik yang lebih
Deviasi Frekuensi (Hz)

0 Fuzzy Logic Controller


-0.1 baik dan persentase error steady state yang lebih kecil serta
-0.2 waktu yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan steady state
-0.3 yang lebih cepat dibandingkan menggunakan metode PI
-0.4 kontroller.
-0.5

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 REFERENSI
Waktu (detik)
[1] Robandi, I. Desain System Tenaga Modern. Yogyakarta: Penerbit Andi.
(d) 2006.
Gambar 18: Perbandingan respon dinamik load frequency control area 2 [2] Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. 2007. Aturan Jaringan
dengan beban (a) 0.1 pu (b) 0.2 pu (c) 0.3 pu (d) 0.4 pu Sistem Tenaga Listrik Jawa-Madura-Bali. Jakarta: Departemen Energi
dan Sumber Daya Mineral.
Berdarkan perbandingan hasil simulasi yang ditampilkan [3] Kusumadewi, S. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya).
Yogyakarta: Graha Ilmu. 2003.
pada gambar 18 dapat diperoleh perbadingan respon dinamik [4] Patriandari. “Analisis Pengoperasian Speed Droop Governor sebagai
load frequency control area 2 yang dapat dilihat pada Tabel Pengaturan Frekuensi pada Sistem Kelistrikan PLTU Gresik”. Digilib
VIII. ITS Undergraduate. 2009.
[5] Saadat, H. Power System Control. London: Imperial Press. 1999.
TABEL VIII [6] Armada, I. N. A., Suweden, I. N., Amrita, A. A. N. “Studi Analisis
PERBANDINGAN RESPON DINAMIK LOAD FREQUENCY CONTROL Governor sebagai Load Frequency Control pada PLTG 2x42,5 MW PT.
PADA AREA 2 Indonesia Power UBP Bali”. E-Journal Spektrum, Vol 5 No 6. 2013.
[7] Meilandari, E. D., Hartati, R. S., Sukerayasa, I. W. “Analisa Aliran
Daya Optimal pada Sistem Kelistrikan Bali”. Teknologi Elektro, Vol 11
0.1 pu 0.2 pu 0.3 pu 0.4 pu
No 1 (Januari-Juni): 36-40. 2012.
PI FLC PI LFC PI LFC PI LFC [8] Mataram, I. M. “Unjuk Kerja Fuzzy Logic Static Syncronous
Compensator (FLSTATCOM) untuk Meningkatkan Tegangan Sistem”.
Peak time 3.5 3.5 3.6 3.5 3.6 3.5 3.6 3.5
(Tp) detik detik detik detik detik detik detik detik Teknologi Elektro, Vol 15 No 1 (Januari-Juni) : 34-37. 2016.
[9] Naba, A. Belajar Cepat Fuzzy Logic Menggunakan Matlab. Yogyakarta:
Settling 9 7.1 9 7.1 9 7.1 9 7.1
detik detik detik detik detik detik detik detik
ANDI Yogyakarta. 2009.
time (Ts)
[10] Zhang, Y. “Load Frequency Control of Multiple-Area Power System,”
Deviasi
frekuensi
-0.13 -0.13 -0.27 -0.27 -0.41 -0.40 -0.56 -0.55 M. Eng. thesis, Cleveland State University, Ohio, United States, August.
Hz Hz Hz Hz Hz Hz Hz Hz
overshoot 2009.
Deviasi
-0.14 -0.11 -0.27 -0.22 -0.41 -0.34 -0.55 -0.47
frekuensi
Hz Hz Hz Hz Hz Hz Hz Hz
steady state
Frekuensi 49.87 49.87 49.73 49.73 49.59 49.60 49.44 49.45
overshoot Hz Hz Hz Hz Hz Hz Hz Hz
Frekuensi 49.86 49.89 49.73 49.78 49.59 49.66 49.45 49.53
steady state Hz Hz Hz Hz Hz Hz Hz Hz
%error 0.28 0.22 0.54 0.44 0.82 0.68 1.1 1.1
steady state % % % % % % % %

Berdasarkan perbandingan yang ditunjukan pada tabel


VIII dapat dilihat bahwa governor sebagai load frequency
control menggunakan fuzzy logic controller menghasilkan
output respon frekuensi yang lebih baik dan persentase error
steady state yang lebih kecil serta waktu kestabilan yang lebih
cepat dibandingkan menggunakan metode PI kontroller. Hal
ini diperoleh karena metode konvensional dengan PI kontroler
pengaturannya yang lebih tetap sedangkan menggunakan fuzzy
logic controller pengaturannya cenderung meminimalkan
Gusti Made Ngurah Christy Aryanata: Studi Analisis Governor sebagai… p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372

You might also like