66 102 1 SM

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vol. 2, No.

2, Desember 2015, hal 193 - 202


ISSN 2339 - 1545

Pemanfaatan teknologi Informasi, Sosialisasi Pajak, Pengetahuan Perpajakan, dan


Kepatuhan Pajak

Ajat Sudrajat1, Arles Parulian Ompusunggu2

¹,2 Universitas Pancasila, Jl. Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12640

INFO ARTIKEL A B S T R A C T
JEL Classification: The taxpayer compliance in Indonesia to convey annual tax return is still
H20 low that only by 53.70% in 2012. This is one of the causes that tax revenues in
K34 Indonesia is still low. This study was conducted to test the effect of Utilization
of Information Technology, socialization of taxes and Tax Knowledge on Tax
Keywords: compliance of individual taxpayer in The South Jakata Regional Office Directorate
utilization information General of Taxation (DGT). This reaserch analyzed the questionnaires of primary
technology, data from 400 respondends of taxpayer. The testing of these variable using multiple
socialization of taxes, regression analysis with SPSS version 21, with significance level of alpha 5%. The
tax knowledge, results showed that the Utilization of Information Technology, socialization of taxes
tax compliance. and tax knowledge has positive influence and significant effect on tax compliance
partially. While simultaneously affect on tax compliance. These findings contribute
to the General of Taxation (DGT) can add as an alternative method to improve the
taxpayer compliance. It can be concluded that tax compliance is affected by the
utilization of information technology, socialization of taxes and tax knowledge and
other variables not examined in this study.

A B S T R A K

Kepatuhan pajak Wajib Pajak di Indonesia dalam menyampaikan SPT


tahunan masih rendah yaitu hanya sebesar 53,70 % pada tahun 2012. Hal ini
merupakan salah satu penyebab masih rendahnya penerimaan pajak di Indonesia.
Penelitian ini dilakukan untuk menguji secara empiris pengaruh Pemanfaatan
Teknologi Informasi, Sosialisasi Pajak dan Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi yang ada di Kanwil DJP Jakarta Selatan. Penelitian
ini menganalisis kuesioner dari data primer yang berasal dari jawaban responden
sebanyak 400 Wajib Pajak. Pengujian variabel penelitian menggunakan analisis
regresi berganda dengan program SPSS versi 21 dengan tingkat kesalahan 5%.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pemanfaatan tekhnologi informasi, sosialisasi
pajak dan pengetahuan pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepatuhan Wajib Pajak secara parsial. Sedangkan pengujian secara bersama- sama
(simultan) berpengaruh terhadap kepatuhan pajak. Temuan ini dapat menambah
kontribusi kepada DJP sebagai metode alternatif untuk meningkatkan kepatuhan
Wajib Pajak. Dapat disimpulkan bahwa kepatuhan Wajib Pajak dipengaruhi oleh
Pemanfaatan tekhnologi Informasi, Sosialisasi Pajak dan Pengetahuan Pajak dan
variabel lain yang tidak diuji dalam penelitian ini.

*Email Korespondensi:1sudrajat.gagnikel@gmail.com,2indotaxsolution@gmail.com

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


193
Ajat, Arles: Pemanfaatan teknologi Informasi...

1. Pendahuluan sedangkan kenaikan penyampaian SPT Tahunan


PPh hanya sebesar 3.991.723 Wajib Pajak. Hal
Kepatuhan pajak Wajib Pajak di Indonesia ini menunjukan bahwa kepatuhan wajib pajak
dalam menyampaikan SPT tahunan masih rendah masih relatif rendah jika dibandingkan dengan
yaitu hanya sebesar 53,70 % pada tahun 2012 jumlah wajib pajak yang mendaftar.
(Antaranews, 21 November 2013). Rendahnya Kepatuhan Wajib Pajak adalah salah satu
kepatuhan pajak merupakan salah satu penyebab faktor penting dalam sistem perpajakan modern.
masih rendahnya penerimaan pajak di Indonesia, Namun tidaklah mudah untuk diwujudkan,
hal ini ditunjukan dengan masih relatif kecilnya karena masyarakat belum patuh memenuhi
tax ratio (yaitu jumlah pajak yang berhasil kewajiban dalam hal mendaftar menjadi Wajib
dipungut dibandingkan dengan Produk Domestik Pajak, membayar dan melaporkan kewajiban
Bruto). Sejak diubahnya sistem perpajakan dari perpajakannya. Beberapa alasan yang menjadi
Official Assessment ke Self Assessment pada ketidakpatuhan (Yessi et al, 2012) yaitu:
tahun 1983, dituntut peran aktif dari masyarakat 1. keadilan sistem perpajakan,
dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya 2. norma sosial dan moral,
secara mandiri. Sebagai gambaran, dari data 3. sanksi legal
Direktorat Jenderal Pajak (Kompas, 6 Maret 4. religiulitas, dan
2014) bahwa potensi penerimaan pajak dari pajak 5. niat berprilaku tidak patuh.
orang pribadi belum tergali maksimal sedikitnya
Rp 150 triliun. Seperti yang dikemukakan oleh Nasucha
Masalah kepatuhan pajak adalah pada (2004) bahwa dalam sistem perpajakan self
pengenaan pajak itu sendiri Menggambarkan assessment, prosedur organisasi baik yang
dan menjelaskan pola – pola yang diamati mencakup prosedur dalam organisasi maupun
mengenai ketidakpatuhan pajak yang akhirnya prosedur yang berkaitan dengan pelayanan kepada
dapat menemukan cara untuk mengurangi Wajib Pajak perlu mendapatkan perhatian paling
ketidakpatuhan pajak tersebut sangat penting bagi besar dalam pelaksanaan reformasi administrasi
Negara di seluruh dunia. Ditambahkan bahwa perpajakan agar timbul kepatuhan Wajib Pajak.
ekonomi kepatuhan pajak dapat didekati dari Berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah
berbagai perspektif yaitu: kepatuhan pajak dapat agar dapat meningkatkan kepatuhan Wajib
dipandang sebagai masalah keuangan publik, Pajak yang masih rendah, seperti meningkatkan
penyelenggaraan hukum, struktur organisasi, pemanfaatan teknologi informasi, sosialisasi
tersedianya jumlah tenaga kerja atau budaya pajak, meningkatkan pengetahuan pajak kepada
atau kombinasi dari semuanya (Andreoni et all, masyarakat. Penelitian ini bertujuan menguji
2006). secara empiris pemanfaatan teknologi infromasi,
Kepatuhan pajak adalah suatu keadaan spsialisai pajak dan pengetahuan perpajakan
dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban terhadap kepatuhan pajak.
perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya Putri et al (2012) menyimpulkan bahwa
(Nurmantu,2006).. Berdasarkan data Kementrian sosialisasi perpajakan berpengaruh terhadap
Keuangan Republik Indonesia (2012) bahwa kepatuhan Wajib Pajak, hal ini berarti bahwa
kepatuhan wajib pajak Negara Indonesia tahun pemberian pemahaman kepadaWajib Pajak melalui
2012 adalah sebesar 53,70%. Berdasarkan Buku sosialisasi perpajakan merupakan hal penting
Kemenkeu Dasar-Dasar Praktek Penyusunan mengingat semakin maraknya aksi penghindaran
APBD di Indonesia, bahwa jumlah wajib pajak atau tax evasion yang berakibat akan
pajak yang terdaftar selama tahun 2007-2012 mengurangi masuknya dana pajak ke kas negara,
mengalami kenaikan setiap tahuan. Tahun atau bahkan tidak ada dana yang masuk ke kas
2012 Jumlah Wajib Pajak terdaftar mengalami negara. Hasil penelitian ini bertentangan dengan
kenaikan sebesar 7.118.252 Wajib Pajak, hasil penelitian yang dilakukan oleh Lidya (2013)

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


194
Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vol. 2, No. 2, Desember 2015, hal 193 - 202
ISSN 2339 - 1545

yang berjudul pengaruh sosialisasi perpajakan, Kanwil DJP Jakarta Selatan. karena berdasarkan
pelayanan fiskus, dan sanksi perpajakan terhadap data dari Kantor Pelayanan Pajak Hubungan
kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi pada Kantor Masyarakat (KP2 Humas) diketahui bahwa
Pelayanan Pajak Pratama Manado dan Kantor tingkat kepatuhan Wajib Pajak menurun dari
Pelayanan Pajak Pratama Bitung. Penelitian tahun ke tahun. Penelitian ini dilakukan dengan
yang dilakukan oleh Lidya menyimpulkan bahwa menggunakan beberapa variabel bebas yang juga
sosialisasi perpajakan, pelayanan fiskus dan pernah digunakan dalam penelitian sebelumnya
sanksi perpajakan tidak berpengaruh terhadap Seperti Pemanfaatan Teknologi Informasi,
kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Sosialisasi Pajak dan Pengetahuan Pajak terhadap
Pratama Manado dan KPP Pratama Bitung. Kepatuhan perpajakan.
Hal ini menunjukkan adanya upaya dari KPP Alasan memilih variabel pemanfaatan
Pratama Manado dan KPP Pratama Bitung untuk tekhnologi informasi, sosialisasi pajak dan
meningkatkan kesadaran masyarakat di kedua pengetahuan pajak karena pada zaman sekarang,
kota tersebut terhadap pentingnya pajak bagi Wajib Pajak telahmelek teknologi dalam
pembangunan, sehingga dapat meningkatkan melaksanakan pekerjaan-pekerjaan harian
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. ataupun keperluan bisnis seperti penggunaan
Hasil penelitian Witono (2008) internet, laptop maupun komputer. Dengan
menyatakan bahwa semakin baik pengetahuan demikian, diharapkan agar kewajiban perpajakan
Wajib Pajak dan konsultan pajak terhadap dapat dilakukan dengan mudah menggunakan
peraturan pajak maka semakin tinggi tingkat tekhnologi informasi. Sosialisasi pajak diperlukan
kepatuhan Wajib Pajak dengan Keadilan Pajak agar Wajib Pajak mengetahui secara universal
sebagai variabel intervening. Penelitian yang peran penting pajak untuk pembangunan Negara
serupa juga dilakukan oleh Nazir (2010) dengan sehingga mampu ikut serta dalam membangun
judul pengaruh pengetahuan pajak dan sistem Negara dengan membayar pajak. Selain itu,
administrasi perpajakan terhadap kepatuhan pengetahuan pajak diperlukan agar Wajib
Wajib Pajak. Hasil pengujian hipotesis dalam Pajak mengetahui tatacara perpajakan sehingga
penelitiannya menyatakan bahwa terdapat pelaksanaan dalam hal melakukan kewajiban
pengaruh positif dan signifikan antara variabel perpajakannya sesuai dengan undang-undang
tingkat pengetahuan pajak terhadap tingkat yang berlaku.
kepatuhan Wajib Pajak.
Penelitian yang serupa adalah penelitian 2. Telaah Teori dan Pengembangan
yang dilakukan oleh Anggraini (2012) dengan Hipotesis
judul pengaruh pengetahuan pajak, persepsi
Atribusi merupakan salah satu proses
tentang petugas pajak dan sistem administrasi
pembentukan kesan. Atribusi mengacu pada
pajak terhadap tingkat kepatuhan Wajib
bagaimana orang menjelaskan penyebab perilaku
Pajak orang pribadi yang dilakukan di Kantor
orang lain atau dirinya sendiri. Atribusi adalah
Pelayanan Pajak (KPP) Surabaya. Anggraeni
proses di mana orang menarik kesimpulan
menyimpulkan bahwa variabel pengetahuan
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
pajak memiliki pengaruh positif terhadap tingkat
perilaku orang lain (Fikriningrum, 2012). Teori
kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Selain
atribusi yang diperkenalkan oleh Weiner (1980)
itu peneliti juga ingin membuktikan model
menyatakan bahwa teori atribusi adalah teori
penelitian yang diungkapkan oleh Cristensen et
kontemporer yang paling berpengaruh dengan
al. (1994) bahwa Wajib Pajak yang memiliki
implikasi untuk motivasi akademik. Pada
pengetahuan yang baik, akan memiliki persepsi
dasarnya, teori atribusi menyatakan bahwa bila
keadilan yang positif terhadap sistem pajak yang
individu-individu mengamati perilaku seseorang,
berakibat tingkat kepatuhan pajak lebih tinggi.
mereka mencoba untuk menentukan apakah
Penelitian ini mengkaji tingkat kepatuhan WP OP

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


195
Ajat, Arles: Pemanfaatan teknologi Informasi...

itu ditimbulkan secara internal atau eksternal memenuhi peraturan perpajakannya. Pengertian
(Robbins, 2007). Perilaku yang disebabkan secara kepatuhan Wajib Pajak menurut Safri Nurmantu
internal adalah perilaku yang diyakini berada menyatakan bahwa: Suatu keadaan dimana wajib
di bawah kendali pribadi individu itu sendiri, pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan
sedangkan perilaku yang disebabkan secara dan melaksanakan hak perpajakannya.
eksternal adalah perilaku yang dipengaruhi dari Nurmantu (2005) mengidentifikasi
luar, artinya individu akan terpaksa berperilaku kepatuhan menjadi dua yaitu 1. Kepatuhan
karena situasi. formal adalah suatu keadaan dimana Wajib
Teori Stewardship mengasumsikan bahwa Pajak memenuhi kewajiban secara formal
adanya hubungan yang kuat antara kepuasan dan sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang
kesuksesan organisasi (Donaldson & Davis, 1989, perpajakan. 2. Kepatuhan material adalah suatu
1991). Kesuksesan organisasi menggambarkan keadaan dimana wajib pajak secara substantif/
maksimalisasi utilitas kelompok principals dan hakikatnya memenuhi semua ketentuan material
manajemen. Maksimalisasi utilitas kelompok perpajakan yaitu sesuai isi dan jiwa Undang-
ini pada akhirnya akan memaksimumkan undang pajak. Kepatuhan material juga dapat
kepentingan individu yang ada dalam kelompok meliputi kepatuhan formal.
organisasi tersebut. Teori stewardship dapat Pemanfaatan teknologi informasi
diterapkan pada penelitian akuntansi organisasi khususnya dalam administrasi pajak menyebabkan
sektor publik seperti organisasi pemerintahan terjadinya berbagai macam perubahan seperti
(Morgan, 1996; David, 2006 dan Thorton, 2009) tugas yang dilakukan manusia digantikan oleh
dan non profit lainnya (Vargas, 2004; Caers tenaga mesin atau elektronik. Menurut Wardiana
Ralf, 2006 dan Wilson 2010) yang sejak awal (2002) teknologi informasi adalah: ”Suatu
perkembangannya, akuntansi organisasi sektor teknologi yang digunakan untuk mengolah data,
publik telah dipersiapkan untuk memenuhi termasuk memproses, mendapatkan, menyusun,
kebutuhan informasi bagi hubungan antara menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai
stewards dengan principals. Akuntansi sebagai cara untuk menghasilkan informasi yang
penggerak (driver) berjalannya transaksi bergerak berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat
kearah yang semakin kompleks dan diikuti dengan dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan
tumbuhnya spesialisasi dalam akuntansi dan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan
perkembangan organisasi sektor publik. Kondisi informasi yang strategis untuk pengambilan
semakin kompleks dengan bertambahnya tuntutan keputusan”. Penggunaan tekhnologi informasi
akan akuntabilitas pada organisasi sektor publik, dalam moderenisasi perpajakan yang berbasis
principal semakin sulit untuk melaksanakan e-system diharapkan dapat meningkatkan
sendiri fungsi-fungsi pengelolaan. Pemisahan kepatuhan pajak juga dapat meningkatkan
antara fungsi kepemilikan dengan fungsi kepercayaan masyarakat terhadap administrasi
pengelolaan menjadi semakin nyata. Berbagai perpajakan. Pujianti (2012) menyatakan bahwa
keterbatasan, pemilik sumber daya (capital tujuan penggunaan tekhnologi informasi
suppliers/principals) mempercayakan (trust dalam perpajakan adalah menghemat waktu,
= amanah) pengelolaan sumber daya tersebut mudah, akurat dan paperless. Adapun e-System
kepada pihak lain (steward = manajemen) yang perpajakan dibagi menjadi e- registration,
lebih capable dan siap. Kontrak hubungan antara e-filling dan e-Billing.
stewards dan principals atas dasar kepercayaan Salah satu faktor yang bisa ditekankan
(amanah = trust), bertindak kolektif sesuai oleh aparat dalam meningkatkan kesadaran
dengan tujuan organisasi, sehingga model yang dan kepatuhan pajak adalah dengan cara
sesuai pada kasus organisasi sektor publik adalah mensosialisasikan peraturan pajak baik itu
stewardship theory Kepatuhan pajak identik melalui penyuluhan, seruan moral baik dengan
dengan kesediaan seorang wajib pajak dalam media billboard, baliho, maupun membuka

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


196
Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vol. 2, No. 2, Desember 2015, hal 193 - 202
ISSN 2339 - 1545

situs peraturan pajak yang setiap saat bisa mensosialisasikan peraturan pajak baik itu
diakses oleh Wajib Pajak (Witono, 2008). melalui penyuluhan, seruan moral baik dengan
Sosialisasi yang diberikan kepada masyarakat media billboard, baliho, maupun membuka situs
dimaksudkan untuk memberikan pengertian peraturan pajak yang setiap saat bisa diakses oleh
kepada masyarakat akan pentingnya membayar Wajib Pajak (Witono, 2008:197)
pajak. Menurut Nasution (2009), Sosialisasi H2: Sosialisasi pajak berpengaruh positif
merupakan: ”Proses bimbingan individu ke terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang
dalam dunia sosial. Sosialisasi dilakukan dengan pribadi.
mendidik individu tentang kebudayaan yang
PengetahuanWajib Pajak tentang pajak
harus dimiliki dan diikutinya, agar ia menjadi
yang baik akan dapat memperkecil adanya tax
anggota yang baik dalam masyarakata dan alam
evation, Palil (2005). Hal senada juga ditemukan
berbagai kelompok khusus, sosialisasi dapat
oleh Kassipillai, ia menyatakan pengetahuan
dianggap sama dengan pendidikan”. Menurut
tentang pajak merupakan hal yang sangat
Meliono (2007) Pengetahuan adalah informasi
penting bagi berjalannya SAS (Self Assesment
atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh
System) . Pengetahuan tentang peraturan pajak
seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak
akan mempengaruhi sikap Wajib Pajak terhadap
dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori,
kawajiban pajak. Hal serupa juga dinyatakan
prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas
oleh Vogel, 1974, Spicer dan Lounstedh, 1976,
Bayesian adalah benar atau berguna. Pengetahuan
Song dan Yarbourgh, 1978, Laurin, 1976, Kinsey
seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor,
dan Grasmick, 1993. Mereka menemukan bahwa
diantaranya pendidikan, media dan keterpaparan
pengetahuan pajak akan bertambah dengan
informasi (Meliono dkk, 2007).
panjangnya masa pendidikan yang dilakukan dan
Kepatuhan Wajib Pajak merupakan aspek
kursus, walaupun secara tidak langsung tidak
yang penting dalam meningkatkan penerimaan
ditemukan adanya kaitan dengan sikap Wajib
negara dari sektor pajak. Apabila Wajib Pajak yang
Pajak Dalam Palil, (2005).
patuh dalam membayar dan melaporkan SPT terus
H3 : Pengetahuan pajak berpengaruh positif
meningkat maka akan semakin meningkatkan
terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang
rasio kepatuhan pajak sehingga berpengaruh
priadi
kepada pendapatan negara dari sektor pajak.
Selain itu terdapat faktor-faktor lain yang dapat Sebelum dilakukannya penelitian ini, telah
mempengaruhi tingkat kepatuhan Wajib Pajak ditulis beberapa penelitian mengenai pengaruh
dalam penelitian ini yaitu pemanfaatan teknologi, pemanfaatan teknologi informasi, sosialisasi
sosialisasi pajak dan pengetahuan pajak. Ditjen pajak, dan pengetahuan pajak terhadap kepatuhan
Pajak sebagai organisasi pemerintah yang Wajib Pajak orang pribadi. Penelitian-penelitian
diberi wewenang untuk mengelola perpajakan tersebut akan dikemukakan antara lain: Penelitian
menyadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya yang dilakukan oleh Palil (2013) yang berjudul
improvisasi di bidang teknologi informasi, The Perception of Tax Payers on Tax Knowledge
dinamika yang berkembang di masyarakat and Tax education with Level of Tax Compliance:
terutama dinamika bisnis tidak akan dapat A Study the influences of Religiosity dimana hasil
diantisipasi (Prawirodidirdjo , 2007) penelitiannya yaitu kepatuhan pajak responden
lebih rendah dibandingkan dengan pendidikan
H1:Pemanfaatan teknologi informasi
dan pengetahuan mereka terhadap pajak dan
berpengaruh positif terhadap kepatuhan
nilai-nilai agama memainkan peran yang sangat
Wajib Pajak orang pribadi.
penting untuk membuat Wajib Pajak bertanggung
Salah satu faktor yang bisa ditekankan
jawab atas kepatuhan pajak. Penelitian yang
oleh aparat dalam meningkatkan kesadaran
dilakukan oleh Oktaviane Lydia Winerungan
dan kepatuhan pajak adalah dengan cara
(2013) yang berjudul Sosialisasi Perpajakan,

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


197
Ajat, Arles: Pemanfaatan teknologi Informasi...

Pelayanan Fiskus dan Sanksi Perpajakan dari populasi yang sudah ditetapkan dalam
terhadap Kepatuhan WPOP di KPP Manado penelitian dan penelitian ini tidak hanya
dan di KPP Bitung dimana hasil penelitiannya menggambarkan dengan jelas fakta empiris yang
yaitu Pengaruh sosialisasi perpajakan, pelayanan diterima di lapangan tetapi mengalami pengaruh
fiskus dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan variabel yang satu dengan variabel yang lain.
Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Bitung lebih Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
besar dari pada pengaruh sosialisasi perpajakan, adalah data primer. Data ini dapat dikumpulkan
pelayanan fiskus dan sanksi perpajakan terhadap dengan beberapa cara, antara lain: kuisioner,
kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi di KPP observasi, dan hasil pengujian (Sekaran, 2006).
Manado. Penelitian yang sama pernah dilakukan Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh
oleh Kesdu(2012) yang berjudul Analisis langsung dari WP OP yang terdaftar pada KPP
Kepuasan Wajib Pajak: Pendekatan terhadap Pratama di Kanwil DJP Jakarta Selatan yang
Penggunaan Teknologi Informasi dan Self berupa kuesioner yang telah diisi oleh para WP
Assessment dimana hasil penelitiannya yaitu OP yang menjadi responden terpilih.
Pemanfaatan Teknologi Informasi dengan Sistem Disamping itu, data penelitian ini
self assesment berpengaruh secara signifikan termasuk data kualitatif. Data kualitatif ini
terhadap kepuasan Wajib Pajak. diperoleh melalui penyebaran kuisioner yang
kemudian diubah menjadi data kuantitatif,
3. Metode diangkakan berupa scoring untuk masing-
masing pernyataan dan skala yang digunakan
Penelitian ini menggunakan pendekatan
dalam penelitian ini untuk pembobotan item
kuantitatif, dengan fokus pada pengukuran dan
kuisioner adalah menggunakan skala Likert
deskripsi hubungan antara pemanfaatan teknologi
dengan menggunakan item pernyataan positif
informasi, sosialisasi pajak, dan pengetahuan
untuk keseluruhan pernyataan. Adapun tingkatan
pajak terhadap kepatuhan wajib pajak. Namun
scoring dapat dilihat pada Tabel 1.
tidak berarti sama sekali mengabaikan pendekatan
Populasi dalam penelitian ini adalah para
kualitatif, khususnya untuk menjelaskan hasil
Wajib Pajak orang pribadi (WP OP) yang ada di
pengukuran yang menggunakan instrumen
Kanwil DJP Jakarta Selatan. Berdasarkan data
analisis statistik. Penelitian ini mengkaji empat
dari Kanwil DJP Jakarta Selatan, hingga akhir
variabel, yaitu tiga independent variable dan satu
tahun 2012 tercatat sebanyak 647.739 yang
dependent variable. Independent variable terdiri
merupakan WPOP efektif. Tidak semua WP
atas pemanfaatan teknologi informasi (X1),
OP efektif ini menjadi objek dalam penelitian
sosialisasi pajak (X2), dan pengetahuan wajib
ini karena jumlahnya sangat besar dan guna
pajak (X3). Sedangkan dependent variable adalah
efisiensi waktu dan biaya. Dalam penelitian ini
kepatuhan wajib pajak (Y).
untuk memperoleh jumlah sampel dipergunakan
Jenis metode penelitian yang digunakan
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
adalah metode survei, yaitu penelitian yang
(Slovin dalam Umar, 2004).
memfokuskan pada data sampel yang diambil
Tabel 1. Skoring Jawaban Responden Item Pernyataan Positif
Item Pernyataan Negatif
Kriteria Nilai/Skor Kriteria Nilai/Skor
Sangat Setuju 5 Sangat Setuju 1
Setuju 4 Setuju 2
Tidak Tahu 3 Tidak tahu 3
Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 4
Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju 5

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


198
Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vol. 2, No. 2, Desember 2015, hal 193 - 202
ISSN 2339 - 1545

n=N dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala


1+N (e) 2 heteroskedastisitas, gejala multikolinearitas, dan
Keterangan: n = Sampel gejala autokorelasi. Model regresi akan dapat
N = Populasi Wajib Pajak dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah
e = error (kesalahan) 5% memenuhi persyaratan BLUE (best linear unbiased
estimator) yakni tidak terdapat heteroskedastistas,
Berdasarkan data dari Kantor Wilayah
tidak terdapat multikolinearitas, dan tidak terdapat
DJP Jakarta Selatan per tanggal 13 maret 2014
autokorelasi.
bahwa hingga akhir tahun 2012 tercatat sebanyak
Uji multikolinearitas adalah untuk
647.739 WP OP yang merupakan WP OP efektif.
menguji apakah pada model regresi ditemukan
Maka Jumlah sampel untuk penelitian dengan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
margin of error max ditentukan 5 % adalah:
Apabila terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat
Diketahui : problem multikolinearitas (Ghozali, 2011).
647.739 Menurut Ghazali (2011) uji autokorelasi
n= bertujuan menguji apakah dalam suatu model
1+ 647.739 (0,5)2 regresi linier ada korelasi antara kesalahan
n = 399,75 pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
n = 400 periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi,
Sehingga jumlah sampel yang diambil dalam maka dinamakan ada problem autokorelasi.
penelitian ini adalah sebanyak 400 sampel Autokorelasi muncul karena observasi yang
yang merepresentasikan populasi yang ada. berurutan sepanjang waktu berkaitan satu
Perhitungan jumlah sampel yang diambil untuk sama lain. Masalah ini timbul karena residual
setiap KPP berdasarkan Proportional Sampling. (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu
Dari hasil penyebaran kuesioner sebesar observasi ke observasi lainnya.
400 sampel, maka dibuat rentang klasifikasi untuk Uji normalitas digunakan untuk menguji
menentukan skala pembobotan pada skala likert apakah dalam model regresi, kedua variabel
(Supranoto, 2009).Alasan pemakaian pembobotan (bebas maupun terikat) mempunyai distribusi
pada penelitian ini adalah karena setiap variabel normal atau setidaknya mendekati normal
mempunyai lebih dari satu indikator pernyataan, (Ghozali, 2011). Pada prinsipnya normalitas
sehingga untuk mengetahui tinggi rendahnya dapat dideteksi dengan menggunakan Uji
tanggapan responden untuk setiap variabel, maka Kolmogorov-Smirnov. Dasar pengambilan
dibuat rentang klasifikasi untuk pembobotan keputusannya adalah (Ghozali, 2011) persamaan
indikator untuk setiap variabel. regresi linier berganda dari penelitian ini adalah
Uji validitas digunakan untuk mengukur sebagai berikut:
sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu Y = α + β1X1 + β2 X2 + β3 X3 +e
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
dalam hal ini:
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan
Y = Kepatuhan Wajib Pajak
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut
α = Konstanta
sedangkan Uji reliabilitas merupakan alat untuk
β = Koefisien Regresi
mengukur suatu kuesioner yang merupakan
X1 = Pemanfaatan Teknologi Informasi
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
X2 = Sosialisasi pajak
kuesioner dikatakan reliable atau handal jika
X3 = Pengetahuan Pajak
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
e = error
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
(Ghozali, 2011).
Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk
mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


199
Ajat, Arles: Pemanfaatan teknologi Informasi...

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan seperti e-SPT, e-Filing, e-Payment, Taxpayer‟s


Account, e-Registration, dan e-Counceling.
Agar dapat mengetahui seberapa besar
Melalui reformasi tersebut diharapkan mekanisme
pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi,
kontrol menjadi lebih efektif yang ditunjang oleh
Sosialisasi Pajak, Pengetahuan Pajak Terhadap
adanya penerapan kode etik pegawai Direktorat
Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan
Jenderal Pajak yang mengatur perilaku pegawai
Pajak Pratama di Kantor Wilayah DJP Jakarta
dalam melaksanakan tugasnya (Rahayu,2009).
Selatan secara parsial, maka dilakukan pengujian
terhadap garis regresi tersebut melalui hipotesis. Pengaruh Sosialisasi Pajak terhadap
Hasil pengujian terangkum dalam Tabel 2. Kepatuhan Wajib Pajak.

Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi Nilai thitung lebih besar daripada ttabel
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. yaitu sebesar 1,690. Karena thitung > ttabel, maka
maka Ho ditolak yang artinya dapat disimpulkan
Berdasarkan hasil pengujian, Nilai
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
tersebut lebih besar daripada ttabel yaitu sebesar
variabel Sosialisasi Pajak dan Kepatuhan Wajib
1,690. Karena thitung > ttabel, maka Ho ditolak
Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di
yang artinya dapat disimpulkan bahwa terdapat
Kantor Wilayah DJP Jakarta Selatan. Temuan
hubungan yang positif dan signifikan antara
ini konsisten dengan hasil penelitian Putri, dkk
variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
(2012) menunjukan bahwa sosialisasi pajak
Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan
berpengaruh terhadap kepatuhan pajak. Suatu
Pajak Pratama di Kantor Wilayah DJP Jakarta
informasi pajak yang disampaikan kepada Wajib
Selatan. Temuan ini konsisten dengan hasil
Pajak melalui sosialisasi dapat meningkatkan
penelitian Hervyani (2011) dan Kesdu (2012)
kepatuhan Wajib Pajak.
yang juga menunjukan bahwa pemanfaatan
Sosialisasi Pajak yang mempunyai
tekhnologi informasi berpengaruh terhadap
indikator peraturan perpajakan, media,
kepatuhan pajak. Pemanfaatan tekhnologi
penyuluhan dan seminar, informasi langsung,
informasi dengan e-system dapat mempermudah
talkshow, dan wawasan sudah dapat meningkatkan
Wajib Pajak dalam melaporkan pajak sehingga
kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan
kepatuhan Wajib Pajak meningkat.
Pajak Pratama di Kantor Wilayah DJP Jakarta
Seperti yang dikemukakan Nasucha (2004)
Selatan yaitu sebesar 60.5%. Sosialisasi yang
dalam Rahayu (2009), bahwa dalam menilai
diberikan kepada masyarakat dimaksudkan untuk
keberhasilan penerimaan pajak perlu diperhatikan
memberikan pengertian kepada masyarakat akan
pencapaian sasaran administrasi perpajakan yang
pentingnya membayar pajak sehingga masyarakat
salah satunya adalah meningkatkan kepatuhan
menjadi mengerti dan paham tentang manfaat
pajak. Program kegiatan penerapan sasaran
membayar pajak. Dengan demikian sosialisasi
administrasi perpajakan diwujukan melalui
perpajakan dapat berpengaruh meningkatkan
pemanfaatan tekhnologi yang berbasis e-system
kepatuhan wajib pajak (Winerungan ,2012)
Tabel 2. Hasil Pengujian
Keterangan Std. Beta Std. Error t-hitung Sig.

Pemanfaatan TI 0.059 0.031 4.164 0.000


Sosialisasi Pajak 0.225 0.786 4.314 0.000
Pengetahuan Pajak 0.017 0.177 4.334 0.000
R-Square 0.599
Adjusted R-Square 0.053
F-hitung 18.416
Sig. F 0.000

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


200
Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vol. 2, No. 2, Desember 2015, hal 193 - 202
ISSN 2339 - 1545

Pengaruh Pengetahuan Pajak Terhadap 2. Sosialisasi Pajak memiliki pengaruh positif


Kepatuhan Wajib Pajak. dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak.
Nilai thitung lebih besar daripada ttabel
3. Pengetahuan Pajak memiliki pengaruh positif
yaitu sebesar 1,690. Karena thitung > ttabel, maka
dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib
maka Ho ditolak yang artinya dapat disimpulkan
Pajak.
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
Penelitian selanjutnya disarankan untuk
variabel Pengetahuan Pajak dan Kepatuhan
meneliti tentang variabel lain seperti masalah
Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak
kepatuhan dapat dilihat dari segi keuangan
Pratama di Kantor Wilayah DJP Jakarta Selatan.
publik (public finance), penegakan hukum (law
Temuan ini mendukung hasil penelitian Witono
enforcement), struktur organisasi (organizational
(2008) dan Nazir (2010) yang menunjukan
structure), tenaga kerja (employees), etika (code
bahwa pengetahuan pajak berpengaruh terhadap
of conduct), atau gabungan dari semua segi
kepatuhan pajak. Dimana, wawasan seseorang
tersebut.
mengenai konsep pajak sesuai dengan Undang
Peningkatan kualitas pelayanan yang
Undang perpajakan dapat meningkatkan
diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama
kepatuhan Wajib Pajak.
di Kantor Wilayah DJP Jakarta Selatan yang
Variabel Pengetahuan Pajak yang
berkaitan dengan pemanfaatan teknologi
mempunyai indikator subjek pajak, objek pajak,
informasi dengan langkah konkrit yaitu
penghasilan kena pajak, penghasilan tidak
perlu adanya kerjasama antara Kementrian
kena pajak, tarif pajak penghasilan, biaya, dan
Komunikasi dan nformasi dengan Kementrian
perhitungan dimana pengetahuan pajak sudah
Keuangan dalam hal pengadaan internet yang
dapat meningkatkan kepatuhan pajak pada Kantor
mudah dijangkau oleh masyarakat, sehingga
Pelayanan Pajak Pratama di Kantor Wilayah DJP
Wajib Pajak diharapkan lebih mudah mengakses
Jakarta Selatan yaitu sebesar 43.4%. Seperti
dan melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai
yang dikemukakan oleh Palil (2013) bahwa
Peraturan dan Undang Undang Perpajakan yang
the level of tax education and taxknowledge is
berlaku.
significant to ensure that the tax administration
Peningkatan aktivitas sosialisasi pajak
to be going well. As a result, taxpayers will able
terhadap wajib pajak yang terdaftar pada Kantor
to assess their tax liability correctly and to file
Pelayanan Pajak Pratama di Kantor Wilayah DJP
tax return forms on time ( tingkat pendidikan
Jakarta Selatan khususnya informasi langsung
dan pengetahuan pajak begitu signifikan untuk
yang diberikan oleh Petugas Pajak. Dalam
meyakinkan bawhwa administrasi pajak berjalan
rangka meningkatkan kesadaran dan kepatuhan
dengan baik. Sebagai hasilnya, Wajib Pajak akan
Wajib Pajak mengenai pentingnya pajak untuk
mampu menilai kewajiban pajaknya secara benar
pembangunan negara yaitu melakukan promosi
dan untuk mengajukan formulir pengembalian
tentang pajak melalui sosial media, sehingga
pajak tepat waktu).
tumbuh tax minded ditengah masyarakat.
Ditumbuhkan kesadaran bahwa membayar pajak
5. Kesimpulan, Keterbatasan, dan Implikasi
adalah kewajiban yang melekat kepada setiap
Hasil Penelitian
individu untuk kesejahteraan bersama.
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah diuraikan pada bab Daftar Pustaka
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan
Andreoni, James, B. Erard and Feinstein, J.
sebagai berikut:
(2006). Tax Compliance. Journal of Economic
1. Pemanfaatan Teknologi Informasi memiliki
Literature.Vol 36. Issue 2, June 2006. page
pengaruh positif dan signifikan terhadap
818-860.
Kepatuhan Wajib Pajak.

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


201
Ajat, Arles: Pemanfaatan teknologi Informasi...

Anggraeni, M.D. 2012. Pengaruh Pemanfaatan Berbasis Administrasi Modern di Lingkungan


Fasilitas Perpajakan Sunset Policy Terhadap Kantor Wilayah Jakarta Khusus. Tesis
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak. Skripsi Magister Manajemen, Program Pascasarjana,
Universitas Diponegoro Universitas Diponegoro. Tidak Dipublikasi.
Antaranews.com. 25 September 2013. Legislator: Raharjo, Eko. 2007. Teori Agensi dan Teori
rasio pajak Indonesia masih relatif rendah. Stewarship Dalam Derspektif Akuntansi
Jakarta Semarang: STIE Pelita Nusantara.
Aryobimo, Putut, T & Nur, C. (2012). Pengaruh Rahayu. 2010. Perpajakan Indonesia-Konsep
persepsi wajib pajak tentang kualitas dan Aspek Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib Palil., Rizal., & Mohd. (2013). The Perception
pajak dengan kondisi keuangan wajib of Tax Payers on Tax Knowledge and Tax
pajak dan preferensi risiko sebagai variabel Education with Level of Tax Compliance: A
moderating (Studi empiris terhadap wajib Study the Influences of Religiosity. Malaysia:
pajak orang pribadi di kota Semarang). Universiti Kebangsaan Malaysia..
Jurnal Akuntansi Vol.1 No.2. Semarang: Putri, Emilya. (2012). Pengaruh motivasi,
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas sosialisasi dan kesadaran wajib pajak pribadi
Diponegoro Semarang. dalam membayar pajak. Skripsi. Program
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Studi Ekonomi Manajemen. Universitas
Multivariate dengan SPSS. Semarang: Badan Gunadarma. Jakarta
Penerbit Undip Semarang. Soebagyo, Ivan. (2005). Pengaruh sosialisasi
Kementrian Keuangan Republik Indonesia oleh Dirjen Pajak terhadap kepatuhan wajib
Direktorat Jenderal Anggaran Direktorat pajak pada KPP Jakarta Kemayoran. Tesis
Penyusunan APBN. 2013. Dasar – Dasar Pasca Sarjana Universitas Indonesia Jawa
Praktek APBN di Indonesia. Jakarta. Barat: Depok.
Kompas.com. 11 Februari 2013. Sensus Pajak Soekanto, S. (2002). Kesadaran Hukum dan
Digiatkan Lagi. Jakarta Kepatuhan Hukum. Jakarta: Rajawali.
Meliono, I., dkk. 2007. Pengetahuan. Dalam: Susanto, H. (2012). Membangun Kesadaran dan
MPKT Modul 1. Jakarta: Lembaga Penerbitan Kepedulian Sukarela Wajib Pajak. http://
FEUI; 33-35. www.pajak.go.id
Nazir, Nazmel. 2010. Pengaruh Pengetahuan Widodo, Widi, dkk. (2010). Moralitas, Budaya
Pajak dan Sistem Administrasi Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak. Bandung:
terhadap Kepatuhan Wajib pajak (Survey ALFA BETA
atas WP OP PBB di KPP Pratama Jakarta Winerungan, O.L. (2013). Sosialisasi perpajakan,
Pasar Rebo) pelayanan fiskus, dan sanksi perpajakan
Nasucha, Chaizi. 2004. Reformasi Administrasi terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi
Publik: Teori dan Praktik. Jakarta: Penerbit pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Manado dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Nurmantu, Safri. 2005. Pengantar Perpajakan, Bitung. Jurnal EMBA Vol.1 No.3 September
Jakarta: Granit 2013, Hal. 960-970.
O‟Brien, James A. 2007. Pengantar Sistem Witono, Banu. (2008). Peranan pengetahuan
Informasi. Jakarta: Penerbit Salemba pajak pada kepatuhan wajib pajak. Jurnal
Empat,. Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7, No. 2, hal
Prawirodidirdjo., Suharto Arto. (2007). Analisis 196-208
pengaruh perubahan organisasi dan
budaya organisasi terhadap kepuasan dan
kinerja pegawai Direktorat Jenderal Pajak
(Penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


202

You might also like