Professional Documents
Culture Documents
Mengelola Manajemen Logistik Dengan Efektif Di Universitas Negeri Semarang
Mengelola Manajemen Logistik Dengan Efektif Di Universitas Negeri Semarang
Mengelola Manajemen Logistik Dengan Efektif Di Universitas Negeri Semarang
Abstract. This research aims at analyzing the logistic management and examining the
arising problems faced when managing the logistics at economics faculty of Semarang state
university. Logistics is one essential administration that should be made by an organization.
The logistic procedures consist of procurement, recording, storage, distribution,
maintenance, and elimination. At present, the logistic activities at economics faculty are
running quite well. However, based on the studies conducted by many researchers, the
logistic impacts require further examination and analysis. The pre-research study based on
interviews shows that no logistic staff handles the logistic management. For the time being,
the logistic activities are handled by the public utility staffs. Besides, the Standardized
Operational Procedures on logistic management are still unclear.This research uses a
descriptive-qualitative approach. Data are obtained from informants in the forms of words,
measures, and writings. Interview, observation, and documental analysis are techniques
used to collect the data. Samples are taken with a purposive sampling technique and then
data are analyzed using an interactive technique. Data validation is conducted using
triangulation techniques and methodologies. The research results show that the logistic
activities are not yet ideally running, such as poor conditioned inventory management of
goods, uncontrolled stock opname; not maximally utilized forms as the controlling devices;
limited warehouses for supply storage; unavailable warehouses for storage of the upcoming
goods to eliminate, unscheduled goods inventory maintenance, and too long waiting period
of elimination activities.
Keywords : administration, management, logistics, logistic management, organization
70 ------ JSSH P-ISSN:2579-9088 Vol. I Nomor 2, September 2017 | Wisudani R, Ismiyati, Hengky P 69 – 75
rangkaian aktivitasnya akan berlanjut Usaha, Wakil Dekan Bidang Administrasi
pada pendistribusian berdasarkan dan Keuangan, Kepala Bagian Sarana dan
permintaan dengan dicatat ke dalam bon Prasaran, Petugas Gudang, Operator
pengeluaran persediaan. Bon tersebut SIMAK BMN). Data juga diperoleh dari
dibuat rangkap dua, satu disimpan oleh hasil observasi aktivitas perbekalan, dan
sub bagian umum dan sisanya di bagian analisis dokumen yang berkaitan dengan
akuntansi, untuk dicatat ke dalam aplikasi kegiatan perbekalan. Teknik
persediaan yang dinamai SIMAK BMN. pengumpulan data menggunakan
wawancara mendalam, dokumentasi,
Pada kenyataanya dari hasil studi pra
observasi atau pengamatan dan analisis
penelitian menunjukkan bahwa aktivitas
dokumen. Teknik pengambilan
perbekalan telah berjalan namun masih
sampelnya adalah purposive sampling.
ada kesenjangan antara prosedur dengan
Validitas data menggunakan teknik
praktik. Terjadi pemangkasan tahapan
trianggulasi data atau sumber dan
prosedur pengelolaan perbekalan, dimana
trianggulasi metodologis. Teknik analisis
tiap-tiap individu ketika membutuhkan
datanya menggunakan analisis interaktif.
barang-barang inventaris tidak sesuai
Data narasumber dan pengkodeannya
standar operation procedure yang
bisa diamati pada tabel 1.
ditetapkan, kurang berjalannya
pemakaian formulir-formulir perbekalan, Tabel 1. Informan di Fakultas Ekonomi,
belum ada petugas pergudangan khusus. Universitas Negeri Semarang
Hasil penelitian menunjukkan masih ada No. Position Code
permasalahan terkait dengan manajemen
1. Kepala Tata Usaha K-TU
perbekalan. Permasalahan perbekalan
yang paling mendasar adalah tidak 2. Kasubbag. Sarana KSUB-UK
terpenuhinya tenaga terampil dibidang dan Prasarana
manajemen perbekalan (Utami, 2012). 3. Petugas Gudanag PG
Pengadaan barang-barang sulit, karena
4. Operator SIMAK OS-BMN
sistem pengadaan barang secara terpusat
BMN
atau sentralisasi (Arifai, 2014). Kendala
yang dihadapi dalam pengelolaan 5. Wakil Dekan Bidang WD-AU
Administrasi dan
manajemen perbekalan adalah kurangnya
Keungan
sumber daya manusia (Atsari, 2013).
JSSH P-ISSN:2579-9088 Vol. I Nomor 2, September 2017 | Wisudani R, Ismiyati, Hengky P 69 – 75 ------- 71
barang, yang selanjutnya akan diajukan ke sehingga barang-barang yang rusak
pusat. Periode pengadaan barang-barang diletakkan pada area didepan kamar
perbekalan baik itu barang inventaris mandi dan bawah tangga. Selain itu untuk
maupun non inventaris dilakukan pada gudang persediaan, idealnya ada
periode-periode yang sudah ditentukan. pemisahan antara gudang untuk barang
Barang inventaris yang tahan lama berbentuk cair, padat dan mudah
periode pengadaannya setiap 1 tahun terbakar. Sistem penyimpanan
sekali, sedangkan barang yang habis pakai menggunakan LIFO (Last In First Out)
seperti ATK (Alat Tulis Kantor) yaitu ketika barang masuk akan
pengadaannya dilakukan setiap periode 4 diletakkan paling atas, kemudian ketika
bulan sekali. dibutuhkan, barang paling atas yang akan
diambil.
2. Pencatatan
4. Pemeliharaan
PG menyatakan bahwa seluruh
pecatatan barang masuk maupun keluar Pemeliharaan diaplikasikan untuk
baik itu barang persediaan maupun menjaga nilai guna barang sesuai
Barang Milik Negara (BMN) harus fungsinya. Berdasarkan informasi dari PG
diserahkan kepada bagian Akuntansi dan KSUB-UK, kegiatan pemeliharaan
untuk selanjutnya diinput ke dalam dilakukan saat barang mengalami
sistem. Selanjutnya OS-BMN mengatakan kerusakan, atau pada saat awal
Idealnya saat barang persediaan keluar perkuliahan setelah libur panjang.
dari gudang harus segera dicatat oleh Sedangkan WD-AU dan K-TU
operator SIMAK BMN, namun menjelaskan pemeliharaan dilakukan
realisasinya begitu barang keluar tidak setiap 4 bulan sekali.
segera dilaporkan operator SIMAK BMN.
5. Penghapusan
Sehingga sering dijumpai pencatatan pada
sistem tidak sesuai dengan pencatatan WD-AU dan K-TU mengungkapkan
pada buku persediaan manual. Kemudian, bahwa barang rusak yang diusulkan
WD-AU mengungkapkan bahwa Barang untuk dihapuskan sejak 2 sampai 3 tahun
Milik Negara seperti kursi pada tiap yang lalu belum dimusnahkan, sehingga
ruangan di catat dalam bentuk Daftar mengalami penumpukkan.
Inventaris Ruangan (DIR), hanya
persoalannya jumlah ruangan sangat
A. Implementasi Pengelolaan perbekalan
banyak, kemudian dalam banyak kasus
di Fakultas Ekonomi UNNES
barang-barang ini dipindahkan tidak
terkontrol sehingga DIR menjadi tidak 1. Pengadaan
valid untuk masa-masa yang dinamis.
Kegiatan pengadaan dilakukan
3. Penyimpanan dengan cara pembelian, meskipun
seringkali barang inventaris juga
Fungsi gudang adalah sebagai tempat
diperoleh dari hibah dan hadiah.
penyimpanan barang. Beberapa informan
Berdasarkan hasil wawancara dengan K-
yaitu K-TU, KSUB-UK, PG, dan WD-AU
TU pengadaan barang perbekalan yang
menyatakan bahwa Fakultas Ekonomi
habis pakai dilakukan setiap 4 bulan
memiliki 2 (dua) macam gudang, yaitu
sekali, dan barang tahan lama setiap 1
gudang persediaan dan gudang untuk
tahun sekali. Hal ini sesuai dengan
barang rusak atau rongsokan. Namun
pernyataan PG yang mengatakan bahwa
ruang gudang jumlahnya terbatas,
72 ------ JSSH P-ISSN:2579-9088 Vol. I Nomor 2, September 2017 | Wisudani R, Ismiyati, Hengky P 69 – 75
stock opname barang perlengkapan 5. Penghapusan
kantor dilakukan sertiap 4 bulan sekali.
Prosedur penghapusan dilakukan
Hasil observasi dan dokumen
secara sentralisasi, yaitu dilakukan oleh
mengungkapkan hal yang sama.
pusat atas persetujuan Kementerian Riset
2. Pencatatan dan Tekonogi Pendidikan Tinggi
(KEMENRISTEK DIKTI) sehingga
Wawancara dengan PD,OS-BMN, dan
membutuhkan waktu lama untuk
WD-AU menyatakan bahwa egiatan
penghapusannya (WD-AU dan PG).
pencatatan dilakukan dengan 2 cara yaitu
secara manual dan secara sistem. Dari
hasil observasi memang benar kegiatan
B. Hambatan Pelaksanaan Pengelolaan
pencatatan dilakukan dengan kedua
Perbekalan
sistem tesebut. Petugas Gudang selalu
mencatat barang-barang yang masuk ke 1. Sumber daya manusia terampil
dalam buku manual kemudian Menurut pernyataan PG, ia
selanjutnya diteruskan kepada Operator menyadari kegiatan perbekalan yang
SIMAK BMN untuk diinput pada sistem. selama ini berjalan tidaklah ideal, ia
Pencatatan barang perbekalan cukup baik hanya menjalankan apa yang ia ketahui.
dibuktikan dengan dimilikinya Buku PG menyatakan ia bekerja pada bagian
Persediaan Barang, Formulir Pemakaian sarana dan prasarana yang mengurusi
Barang, dan penggunaan sistem SIMAK kebutuhan rumah tangga organisasi,
BMN. namun ia juga merangkap sebagai
3. Penyimpanan petugas gudang. Hal tersebut diperkuat
dengan pendapat WD-AU yang
K-TU, KSUB-UK, PG, dan WD-AU
menyatakan bahwa belum ada petugas
menyatakan bahwa gudang penyimpanan
gudang khusus, kita hanya mengambil
dibedakan menjadi gudang persediaan
satu pegawai dari bagian sarana dan
dan gudang barang rongsokan.
prasarana untuk diperbantukan menata
Berdasarkan hasil pengamatan kedua
dan mengelola barang-barang digudang.
gudang tersebut letaknya terpisah.
Hal ini diperkuat dengan dokumen
Gudang persediaan terletak di Gedung C6
kepegawaian yang mendeskripsikan
latai 2 sedangkan gudang barang tidak
bahwa PG adalah lulusan sarjana
terpakai atau rusak di Gedung C3 lantai 2
Pendidikan Akuntansi, sehingga
dan 3. Penataan gudang belum ideal,
keilmuan yang ia miliki tidak sesuai
karena tidak ada pemisahan antara barang
dengan pekerjaan yang sekarang ini ia
yang sifatnya cairan maupun padat.
tekuni.
4. Pemeliharaan
2. Kontrol barang inventaris baik dari
WD-AU dan K-TU menjelaskan segi pencatatan, penggudangan,
bahwa pemeliharaan dilakukan terjadwal pemeliharaan dan penghapusan.
yaitu 3 kali dalam satu tahun. namun
Barang inventaris merupakan
pada kenyataannya hanya ketika barang
barang milik negara yang usia pakainya
rusak saja yang dilakukan
lebih dari satu tahun dan dicatat dalam
perawatan/pemeliharaan. Cek list
buku inventaris. WD-AU menyatakan
perawatan barang inventaris diruang-
bahwa disetiap ruang terdapat DIR
ruang tidak menunjukkan adanya
(Daftar Inventaris Ruangan), pernyataan
perawatan secara berkala.
yang sama juga dilontarkan oleh PG
JSSH P-ISSN:2579-9088 Vol. I Nomor 2, September 2017 | Wisudani R, Ismiyati, Hengky P 69 – 75 ------- 73
menjelaskan bahwa DIR berada disetiap 1. Pengelolaan perbekalan yang berlaku
ruangan, bentuknya berupa kartu, yang pada Fakultas Ekonomi Unnes terdiri
berisi informasi tentang jenis dan jumlah dari serangkaian tahapan yang
barang inventaris. Akan tetapi terkadang kompleks dengan kebutuhan sumber
DIR tidak diupdate. Dibuktikan dengan daya manusia yang tidak sedikit.
banyak ruangan yang tidak terdapat Tahapan tersebut yaitu pengadaan,
Kartu DIR. Begitu juga dengan pencatatan,
pemeliharaan barang-barang inventaris penggudangan/penyimpanan,
juga belum terkontrol, berdasarkan hasil pemeliharaan, penghapusan.
wawancara dengan WD-AU, K-TU 2. Kendala yang dihadapi dalam
dilakukan secara terjadwal 3 kali dalam kegiatan penggudangan di Fakultas
satu tahun, berbeda dengan kondisi Ekonomi Unnes dilatarbelakangi oleh
dilapangan, barang-barang inventaris keterbatasan sumber daya manusia
seperti AC dan kipas angin tidak yang ada. Kendala keterbatasan
berfungsi secara maksimal. Barang- petugas gudang dijumpai pada
barang tersebut diperbaiki hanya ketika serangkaian aktivitas,pencatatan,
rusak atau bahkan tidak diperbaiki. penyimpanan dan perawatan barang
tidak terkontrol.
Penyimpanan barang-barang
a. Keterampilan petugas pengelola
inventaris disimpan di gudang
perbekalan belum memmenuhi
persediaan dan gudang barang bekas,
spesifikasi kegiatan pengurusan
pernyataan tersebut dikemukakan oleh
perbekalan.
K-TU, KSUB-UK, PG, dan WD-AU.
b. Pencatatan tidak terkontrol, seperti
Barang-barang inventaris yang sudah
Daftar Inventaris Ruang (DIR)
siap untuk dihapuskan disimpan di
tidak disesuaikan dengan kondisi
gudang barang bekas, akan tetapi karena
dimasing-masing tuang
kekurangan ruang gudang maka
c. Pencatatan barang inventaris yang
disimpan pada ruang-ruang yang
dilakukan oleh petugas gudang
kosong, seperti depan kamar mandi dan
terkadang tidak sama dengan yang
bawah tangga. Kondisi ini disebabkan
dicatat oleh operator SIMAK BMN
karena sistem penghapusan barang
d. Pemelihataan barang tidak
secara terpusat, sehingga setiap barang
dilakukan secara berkala dan
yang akan dihapuskan harus menunggu
terjadwal,
persetujuan pusat yaitu KEMENRISTEK
DIKTI. Saran
Berdasarkan simpulan di atas yang
dapat disarankan dari peneliti adalah :
IV. PENUTUP
1. Pelatihan dan pendampingan bagi
Kesimpulan
petugas gudang secara
Berdasarkan analisis terhadap hasil berkesinambungan.
wawancara dan pengamatan terhadap 2. Pengecekan dan pemutakhiran data
serangkaian proses perbekalan yang DIR, buku induk barang inventaris
berlangsung di Fakultas Ekonomi dan SIMAK BMN harus dilakukan
Universitas Negeri Semarang, hasil terjadwal dan setiap ada pengurangan
penelitian dan pembahasan dapat ditarik dan penambahan barang logistik.
kesimpulan sebagai berikut :
74 ------ JSSH P-ISSN:2579-9088 Vol. I Nomor 2, September 2017 | Wisudani R, Ismiyati, Hengky P 69 – 75
3. Pemelihataan barang dilakukan setiap [5] Dwiantara, Lukas dan Rumsari Hadi
satu bulan sekali guna meminimalisir Sumarto.2009. Manajemen Logistik
terjadinya kerusakan barang Pedoman Praktis Bagi Sekretaris dan Staf
inventaris. Administrasi. Jakarta: Grasindo.
[6] Gitosudarmo, Indriyo. 2000. Perilaku
Pengorganisasian. Yogjakarta : BPFE.
V. REFERENSI
[7] Hasibuan, Malayu S.P. 2003.
[1] Arifai, R., Roeliana, L., & Suharto, S.
Manajemen Dasar, Pengertian, dan
(2014). ANALISIS MANAJEMEN
Masalah. Jakarta: Bumi Aksara
PERBEKALAN ALAT-ALAT
KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT [8] Moh, Nazir. 1999. Metode Penelitian.
TINGKAT IV DETASEMEN Jakarta : Ghalia Indonesia.
KESEHATAN WILAYAH 02.07. 01
[9] Moleong, Lexy. J. 2006. Metodologi
KOTA BENGKULU (Doctoral
Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
dissertation, Universitas Bengkulu).
Rosda Karya.
[10] Murwaningsih, Tri. 2005. Ilmu
[2] Astari, R. (2013). Manajemen Administrasi. Surakarta : FKIP UNS.
pengelolaan inventarisasi guna
[11] Richardus Eko, Richardus
menunjang aktivitas perbekalan di
Djokopraptono.2003. Manajemen
program pasca sarjana universitas negeri
Persediaan. Jakarta : PT. Grasindo.
semarang (Doctoral dissertation,
Universitas Negeri Semarang). [12] Robbins, Stephen P dan Mary
Coulter. 2010. Manajemen.
[3] Bowersox, Donald J. 2009. Manajemen
Terjemahan Bob Sabran, M.M dan
Logistik Intergrasi Sistem-Sistem
Devri Barnadi Putera. Jakarta:
Manajemen Distribusi Fisik dan
Erlangga.
Manajemen Material. Jakarta: Bumi
Aksara. [13] Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian
[4] Dwiantara, Lukas dan Rumsari Hadi Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta
Sumarto.2004.Manajemen Logistik [14] Utami, N. A. P., Wagimin, I., &
Pedoman Praktis Bagi Sekretaris dan Staf Widodo, J. (2012). Manajemen
Administrasi. Jakarta: Grasindo. Perbekalan Kantor Palang Merah
Indonesia. -.
JSSH P-ISSN:2579-9088 Vol. I Nomor 2, September 2017 | Wisudani R, Ismiyati, Hengky P 69 – 75 ------- 75