Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

Previous Post

Next Post
KHUTBAH JUM'AT
Posted by danil - March 8, 2013
Materi Khutbah Jumat Terkini : Keutamaan Hari Jumat
Materi Khutbah Jumat Terkini : Keutamaan Hari Jumat
Kini kita berada di Jum’at terakhir bulan Rabi’ul Akhir 1434 H. Tepatnya tanggal 25 Rabi’ul Akhir 1434 H.
Karena rutin setiap tujuh hari kita bertemu dengan hari Jum’at, sering kita merasa biasa-biasa saja menyambut
hari yang istimewa itu. Shalat Jum’at, kadang juga disikapi kurang tepat dengan datang terlambat atau ala
kadarnya. Padahal hari Jum’at memiliki banyak keutamaan, termasuk juga bagaimana menunaikan ibadah
Shalt Jum’at. Karenanya, dalam rangka saling mengingatkan kembali mengenai keutamaan hari Jum’at,
khutbah Jum’at edisi 25 Rabi’u Akhir 1434 H yang bertepatan dengan 8 FebruMaret 2013 ini mengambil tema
“Keutamaan Hari Jum’at”.

***
KHUTBAH PERTAMA
ُ‫ فَال َهادِي لَه‬،‫ضل ِْل‬ ْ ُ‫ ومن ي‬،ُ‫ض َّل لَه‬ ِ ‫ َم ْن يَ ْهدِه هللا فَال ُم‬،‫ت أ ْع َمالِنا‬ ِ ‫مِن سيئا‬ ْ ‫ َو‬،‫ور أنفُ ِسنَا‬ ِ ‫ ونعوذ ُ به مِ ن ش ُُر‬،ُ‫تغفره‬ ُ ‫ ونس‬،‫ ونستعينُه‬،‫ نَحْ َمد ُه‬،‫إن ال َح ْمد َ هلل‬ َّ .
ُ‫سوله‬ ُ ‫ور‬ َّ َ
َ ‫ وأشهد ُ أن ُم َح َّمدًا ع ْبد ُه‬،ُ‫أش َهد ُ أن ال إلهَ إال هللاُ َوحْ دَهُ ال ش َِريكَ له‬. َ ْ ْ َ
‫ص َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َع هُدًى‬ ْ َ ‫علَى ا َ ِل ِه َوأ‬
َ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو‬ َ ‫ص ِلِّى‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
َ‫يَاأَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنوا اتقوا َّللاَ َحق تقاتِ ِه َوال ت ُموتن إِال َوأنت ْم ُم ْس ِل ُمون‬
ُ ْ َ َّ ُ َ َ ُ َّ َّ ُ َّ ُ
َّ ‫ام إِ َّن‬
َ‫َّللا‬ َ ‫األر َح‬ْ ‫سا َءلُونَ بِ ِه َو‬ َ َ ‫َّللاَ الَّذِي ت‬ َّ ‫سا ًء َواتَّقُوا‬ ً ‫ث مِ ْن ُه َما ِر َجاال َكث‬
َ ِ‫ِيرا َون‬ ْ ‫اس اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّذِي َخلَقَكُ ْم‬
َّ َ‫مِن نَ ْف ٍس َواحِ دَةٍ َو َخلَقَ مِ ْن َها زَ ْو َج َها َوب‬ ُ َّ‫يَاأَيُّ َها الن‬
ُ َ
‫عل ْيك ْم َرقِيبًا‬ َ َ‫كان‬ َ
‫عظِ ي ًما‬ َ ‫سولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَ ْو ًزا‬ َّ ِ‫صلِحْ لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغف ِْر لَكُ ْم ذُنُوبَ ُك ْم َو َم ْن يُطِ ع‬
ُ ‫َّللاَ َو َر‬ ْ ُ‫سدِيدًا * ي‬ َّ ‫يَاأَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬
َ ‫َّللاَ َوقُولُوا قَ ْوال‬
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah,
Sungguh merupakan nikmat yang luar biasa bahwa Allah menganugerahi kita iman, dan dengan iman itu kita
menghadiri khutbah serta menunaikan shalat Jum’at. Namun, mungkin ada di antara kita yang menganggapnya
biasa-biasa saja, bahkan merasa berat dengan panggilan shalat Jum’at. Lebih asyik mengejar dunia dan
menumpuk harta.

Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala memanggil orang yang beriman agar meninggalkan aktifitas apapun di
kala waktu shalat Jum’at tiba.

َ‫َّللا َوذ َ ُروا ْالبَ ْي َع ذَ ِل ُك ْم َخي ٌْر لَ ُك ْم ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم ت َ ْعلَ ُمون‬


ِ َّ ‫مِن يَ ْو ِم ْال ُج ُمعَ ِة فَا ْسعَ ْوا ِإلَى ِذ ْك ِر‬
ْ ‫ص َال ِة‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َ َمنُوا ِإذَا نُود‬
َّ ‫ِي لِل‬
Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu
kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian lebih baik bagimu jika kamu mengetahui
(QS. Al Jumu’ah : 9)

Ketika menjelaskan ayat ini, Sayyid Quthb di dalam tafsir Fi Zhilalil Qur’an mengatakan, “Ayat ini
menganjurkan mereka untuk meninggalkan segala aktifitas kehidupan agar berkonsentrasi untuk berzikir di
waktu itu.”
“Hal itu mengisyaratkan bahwa sesungguhnya melepaskan diri dari urusan-urusan perdagangan dan kehidupan
untuk menyambut seruan dan menikmati shalat Jum’at itu di dalamnya terdapat pengajaran dan pendidikan
yang permanen dan terus menerus bagi jiwa-jiwa orang-orang beriman. Oleh karena itu harus ada periode-
periode tertentu di mana hati harus berlepas diri dari segala kesibukan dan aktifitas-aktifitas kehidupan dan
segala daya tarik bumi, agar jiwa itu benar-benar kosong, berkonsentrasi kepada Tuhannya, dan berzikir
kepada-Nya. Juga menikmati dan merasakan cita rasa khusus karena memurnikan diri dan berhubungan
dengan al Mala’ul A’la serta memenuhi hati dan dadanya dengan udara bersih dan harum lalu merasakan
ketenteraman dengannya.”

Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah,


Selain adanya shalat Jum’at yang merupakan ibadah pekanan bagi kaum muslimin untuk juga bersama
meningkatkan taqwa melalui khutbah sang khatib, hari Jum’at juga memiliki berbagai keutamaan sebagaimana
diterangkan Rasulullah dalam haditsya.

Pertama, bahwa hari Jum’at adalah hari yang paling baik diantara hari-hari lainnya. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:

‫س يَ ْو ُم ْال ُج ُمعَ ِة فِي ِه ُخلِقَ آد َ ُم َوفِي ِه أُدْخِ َل ْال َجنَّةَ َوفِي ِه أ ُ ْخ ِر َج مِ ْن َها‬ َّ ‫علَ ْي ِه ال‬
ُ ‫ش ْم‬ ْ َ‫طلَع‬
َ ‫ت‬ َ ‫َخي ُْر يَ ْو ٍم‬
“Hari yang terbaik di mana matahari terbit atasnya adalah hari Jum’at. Pada hari itulah Nabi Adam diciptakan.
Pada hari itulah ia dimasukkan ke dalam surga. Dan pada hari itu pula ia dikeluarkan dari surga.” (HR.
Muslim)

Hari Jum’at juga membawa peluang diampuninya dosa-dosa kita. Yakni dosa-dosa kecil yang terbentang
antara Jum’at lalu dengan Jumat saat ini.

‫ب ْال َكبَائ َِر‬


َ َ‫ضانَ ُم َك ِفِّ َراتٌ َما بَ ْينَ ُه َّن ِإذَا اجْ تَن‬ َ ‫س َو ْال ُج ُمعَةُ ِإلَى ْال ُج ُمعَ ِة َو َر َم‬
َ ‫ضانُ ِإلَى َر َم‬ ُ ‫صلَ َواتُ ْالخ َْم‬
َّ ‫ال‬
“Shalat lima waktu, Jum’at ke Jum’at, dan Ramadhan ke Ramadhan adalah kaffarah (penebus) dosa-dosa yang
dilakukan antara waktu-waktu itu, dengan syarat dosa-dosa besar dijauhi.” (HR. Muslim)

Bahkan di dalam hadits yang lain disebutkan, ditambah tiga hari lainnya. Sehingga jumlahnya menjadi 10 hari.
Dengan syarat ia tidak bermain-main ketika khutbah Jum’at disampaikan.

‫س يَ ْو ُم ْال ُج ُمعَ ِة فِي ِه ُخلِقَ آد َ ُم َوفِي ِه أُدْخِ َل ْال َجنَّةَ َوفِي ِه أ ُ ْخ ِر َج مِ ْن َها‬ َّ ‫علَ ْي ِه ال‬
ُ ‫ش ْم‬ ْ َ‫طلَع‬
َ ‫ت‬ َ ‫َخي ُْر يَ ْو ٍم‬
“Barangsiapa berwudhu dengan sempurna, kemudian ia ikut shalat Jum’at, mendengarkan (khutbah) dan diam,
maka dosa yang dia lakukan antara hari itu sampai Jum’at yang lalu ditambah tiga hari berikutnya diampuni
oleh Allah. Dan barangsiapa menyentuh kerikil(main-main pada waktu khatib berkhutbah), maka sangatlah
sia-sia.” (HR. Muslim)

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,


Keutamaan lain terkait hari Jum’at adalah adanya mandi sunnah, mandi Jum’at. Mandinya sama seperti mandi
jinabat namun ia mendapatkan pahala kesunnahan. Di samping, aktifitas itu juga menjadi salah satu pembuka
diampuninya dosa sejak Jum’at sebelumnya.

‫ ث ُ َّم‬، ‫ فَالَ يُف ِ َِّرقُ بَيْنَ اثْنَي ِْن‬، ‫ب بَ ْيتِ ِه ث ُ َّم يَ ْخ ُر ُج‬
ِ ‫س مِ ْن طِ ي‬ ُّ ‫ أ َ ْو يَ َم‬، ‫ َويَد َّ ِهنُ مِ ْن د ُ ْهنِ ِه‬، ‫ط ْه ٍر‬
ُ ‫ع مِ ْن‬ َ َ ‫ َويَت‬، ‫الَ يَ ْغت َ ِس ُل َر ُج ٌل يَ ْو َم ْال ُج ُمعَ ِة‬
َ َ ‫ط َّه ُر َما ا ْست‬
َ ‫طا‬
ُ ْ
‫غف َِر لَهُ َما بَ ْينَهُ َوبَيْنَ ال ُج ُمعَ ِة األ ْخ َرى‬ َّ
ُ ‫ إِال‬، ‫اإل َما ُم‬ َّ
ِ ‫صتُ إِذَا تَكَل َم‬ ُ
ِ ‫ ث َّم يُ ْن‬، ُ‫ِب لَه‬َ ‫ص ِلى َما ُكت‬ ِّ َ ُ‫ي‬
“Tidaklah seorang laki-laki mandi pada hari Jum’at dan bersuci semampu ia bersuci, memakai minyak atau
wewangian, kemudian ia pergi ke masjid, tidak mengganggu dua orang yang sedang duduk untuk dilewati, lalu
ia melakukan shalat sesuai yang ditentukan baginya, kemudian ia diam ketika imam (khatib) sedang
berkhutbah, niscaya dosanya yang ada diantara Jum’at itu dan Jum’at yang lalu diampuni.” (HR. Bukhari)

Bagi kita yang secara umum bekerja di zaman ini, terkadang mandi Jum’at tidak sempat. Karena keterbatasan
dan tuntutan pekerjaan yang seringkali sulit dikompromikan. Namun, Allah Subhanahu wa Ta’ala sungguh
Maha Pemurah. Dia memberikan kemudahan bahwa jika seorang muslim tidak bisa mandi Jum’at, berwudhu
pun sah-sah saja.
َ ‫س َل فَ ْالغُ ْس ُل أ َ ْف‬
‫ض ُل‬ ْ ‫َم ْن ت ََوضَّأ َ يَ ْو َم ْال ُج ُمعَ ِة فَبِ َها َونِ ْع َم‬
َ َ ‫ت َو َم ِن ا ْغت‬
“Barangsiapa yang wudhu pada hari Jum’at, maka beruntunglah dia dengan keringanan itu, dan barangsiapa
yang mandi, maka itu lebih baik baginya.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah,


Sunnah lainnya yang banyak ditinggalkan adalah menyegerakan waktu datang ke masjid pada hari Jum’at.
Nyatanya, banyak orang yang beralasan pekerjaan dan sebagainya, mereka tertinggal khutbah Jum’at, bahkan
terkadang baru sampai ke masjid ketika shalat Jum’at sudah dimulai.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

‫ع ِة الثَّا ِلث َ ِة‬َ ‫ َو َم ْن َرا َح فِى السَّا‬، ً ‫ب بَقَ َرة‬ َ ‫ع ِة الثَّا ِنيَ ِة فَكَأَنَّ َما قَ َّر‬
َ ‫ َو َم ْن َرا َح فِى السَّا‬، ً‫ب بَدَنَة‬ َ ‫غ ْس َل ْال َجنَابَ ِة ث ُ َّم َرا َح فَكَأَنَّ َما قَ َّر‬ ُ ‫س َل يَ ْو َم ْال ُج ُمعَ ِة‬ َ َ ‫َم ِن ا ْغت‬
‫ فَإِذَا‬، ً‫ضة‬ ‫ي‬ ْ ‫ب‬
َ َ َ َّ َ‫ب‬ ‫ر‬َ ‫ق‬ ‫ا‬‫م‬ َّ ‫ن‬َ ‫َأ‬
‫ك‬ َ ‫ف‬ ‫ة‬ ‫س‬ ‫خ‬ ْ
‫ال‬
ِ َ ِ‫َ ِ َام‬‫ة‬‫ع‬ ‫َّا‬
‫س‬ ‫ال‬ ‫ِى‬ ‫ف‬ ‫ح‬ ‫ا‬ ‫ر‬
َ َ َ َ ‫ن‬ْ ‫م‬ ‫و‬ ، ً ‫ة‬ ‫ج‬ ‫ا‬‫ج‬ ‫د‬ ‫ب‬ ‫ر‬
َ َ َ َ َّ ََ ‫ق‬ ‫ا‬‫م‬َّ ‫ن‬َ ‫َأ‬
‫ك‬ َ ‫ف‬ ‫ة‬ ‫ع‬ ‫ب‬‫ا‬‫الر‬ ‫ة‬
ِ َ ِ َّ ِ َ ‫ع‬ ‫َّا‬
‫س‬ ‫ال‬ ‫ِى‬ ‫ف‬ ‫ح‬ ‫ا‬‫ر‬ ْ
‫ن‬
َ َ َ َ َ‫َ ن‬ ‫م‬ ‫و‬ ، ‫ر‬ ْ
‫ق‬ َ ‫أ‬ ‫ًا‬
‫ش‬ ‫ب‬
ْ َ
‫ك‬ ‫ب‬ ‫ر‬ َ
َ َّ َ َ‫ف‬
‫ق‬ ‫ا‬ ‫م‬ َّ ‫ن‬َ ‫َأ‬
‫ك‬
‫ت ْال َمالَ ِئ َكةُ يَ ْستَمِ عُونَ ال ِذِّ ْك َر‬ ‫ر‬ ‫ض‬ ‫ح‬ ‫م‬ ‫ا‬‫م‬
ِ ََ َ ُ َ ِ َ َ ‫اإل‬ ‫ج‬ ‫َر‬ ‫خ‬
“Barangsiapa mandi pada hari Jum’at seperti mandi janabah, kemudian dia berangkat di awal waktu, maka
seolah-olah ia berkurban unta. Barangsiapa berangkat di saat kedua, maka seolah-olah berkurban seekor sapi.
Barangsiapa berangkat di saat ketiga, maka seolah-olah berkurban seekor kambing bertanduk. Barangsiapa
berangkat di saat keempat, maka seolah-olah berkurban seekor ayam. Dan barangsiapa berangkat di saat
kelima, maka seolah-olah berkurban sebutir telur. Apabila imam datang (untuk berkhutbah), maka para
Malaikat pun hadir mendengarkan zikir.” (Muttafaq ‘alaih)

Keutamaan hari Jum’at berikutnya adalah adanya waktu yang sangat istijabah pada hari itu. Yakni ketika imam
duduk diantara dua khutbah hingga shalat selesai. Ironisnya, banyak jamaah yang justru tertidur pada momen
mustajabah seperti itu.

‫ع ِة‬
َ ‫سا‬َ ‫ فِى شَأ ْ ِن‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َّللا‬ ِ َّ ‫ول‬ ِ ُ‫ع ْن َرس‬ ُ ‫سمِ عْتَ أَبَاكَ يُ َح ِد‬
َ ‫ِّث‬ َ َ ‫ع َم َر أ‬
ُ ُ‫َّللا بْن‬
ِ َّ ُ ‫ع ْبد‬ ِّ ِ ‫سى األ َ ْشعَ ِر‬
َ ‫ى قَا َل قَا َل لِى‬ َ ‫ع ْن أ َ ِبى ب ُْردَة َ ب ِْن أ َ ِبى ُمو‬
َ
ُ ‫صالَة‬َّ ‫ضى ال‬ َ ْ
‫ق‬ ُ ‫ت‬ ْ
‫ن‬ َ ‫أ‬ ‫ى‬َ ‫ل‬‫إ‬ ‫م‬ ‫ا‬‫م‬ ‫اإل‬
ِ ُ َ ِ َ َ‫ِس‬
‫ل‬ ْ‫ج‬ ‫ي‬ ْ
‫ن‬ َ ‫أ‬ ‫ي‬
َ‫ْن‬ ‫ب‬ ‫ا‬
َ َ َ‫م‬ ‫ِى‬
‫ه‬ « ُ
‫ل‬ ‫و‬ ُ ‫ق‬َ ‫ي‬ -‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ - َّ
‫َّللا‬
ِ ‫ل‬
َ ‫و‬ ‫س‬
ُ ‫ر‬ ُ‫ت‬
َ ْ َ ‫ع‬ ِ‫م‬‫س‬ ‫ل‬ُ ‫و‬ ُ ‫ق‬َ ْ َ ْ َ َ‫ْال ُج ُمعَ ِة قَا َل قُ ْلتُ ن‬
‫ي‬ ُ ‫ه‬ُ ‫ت‬‫ع‬ ِ‫م‬‫س‬ ‫م‬ ‫ع‬
Abu Burdah bin Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu berkata: Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu
bertanya, “Apakah kamu pernah mendengar ayahmu menceritakan sabda Rasulullah tentang watu yang
mustajab yang ada di hari Jum’at?” Abu Burdah menjawab, “Ya, aku pernah mendengar ayah berkata, “Aku
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Waktu mustajab itu berada antara duduknya
imam (setelah khutbah pertama) sampai selesai shalat.” (HR. Muslim)

Keutamaan hari Jum’at yang lain, adalah anjuran Rasulullah untuk memperbanyak shalawat kepada beliau.
Sebagaimana sabdanya:

‫ى‬ َ ٌ ‫ضة‬
َّ َ‫عل‬ َ ‫صالَت َ ُك ْم َم ْع ُرو‬
َ ‫صالَةِ فِي ِه فَإِ َّن‬ َ ‫ض ِل أَيَّامِ كُ ْم يَ ْو َم ْال ُج ُمعَ ِة فَأ َ ْكث ُِروا‬
َّ َ‫عل‬
َّ ‫ى مِ نَ ال‬ َ ‫ِإ َّن مِ ْن أ َ ْف‬
“Sesungguhnya hari yang paling utama adalah hari Jum’at, maka perbanyaklah membaca shalawat untukku
pada hari itu, karena shalawatmu pasti disampaikan kepadaku.” (HR. Abu Dawud)

‫وقل رب اغفر وارحم و انت خير الراحمين‬

KHUTBAH KEDUA

َ‫ِّين ُك ِلِّ ِه َولَ ْو ك َِرهَ ْال ُم ْش ِر ُكون‬ ِ ‫علَى ال ِد‬ َ ُ‫ق ِلي ُْظ ِه َره‬
ِ ِّ ‫ِين ْال َح‬
ِ ‫سولَه ُ بِ ْال ُهدَى َود‬ ُ ‫س َل َر‬ ِ َّ ِ ُ ‫ْال َح ْمد‬
َ ‫َلِل الَّذِي أ َ ْر‬
ُ‫سوله‬ ُ ‫ور‬ َ ‫أن ُم َح َّمدًا ع ْبد ُه‬ َ َ
َّ ُ ‫ وأشهد‬،ُ‫أش َهد ُ أن ال إلهَ إال هللاُ َوحْ دَهُ ال ش َِريكَ له‬. ْ ْ َ
َ‫َّللاَ َح َّق تُقَاتِ ِه َوال ت َ ُموت ُ َّن إِال َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُمون‬
َّ ‫يَاأَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬
‫عظِ ي ًما‬ َ ‫سولهُ فَقَ ْد فَازَ فَ ْو ًزا‬ َ َّ ‫صلِحْ لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغف ِْر لَكُ ْم ذ ُنُوبَ ُك ْم َو َم ْن يُطِ ِع‬
ُ ‫َّللاَ َو َر‬ ْ ُ‫سدِيدًا * ي‬ َّ ‫يَاأَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬
َ ‫َّللاَ َوقُولُوا قَ ْوال‬

‫ َك َما‬،ٍ‫آل ُم َح َّمد‬ِ ‫علَى‬ َ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو‬ َ ‫ار ْك‬ ِ َ‫ َوب‬،‫آل إِب َْرا ِهي َْم‬ِ ‫علَى‬ َ ‫علَى إِب َْرا ِهي َْم َو‬ َ َ‫سلِّ ْمت‬َ ‫صلَّيْتَ و‬ َ ‫ َك َما‬،ٍ‫آل ُم َح َّمد‬ِ ‫علَى‬ َ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو‬َ ‫س ِلِّ ْم‬ َ ‫اللَّ ُه َّم‬
َ ‫ص ِِّل و‬
ْ‫عن‬ َ ‫ َو‬، َ‫ت ال ُمؤْ مِ نِيْن‬ ُ
ِ ‫اج ِه أ َّم َها‬ ْ َ
ِ ‫عن أز َو‬ ْ َ ‫ َو‬، َ‫الرا ِش ِديْن‬ َ
َّ ‫عن خلفَائِ ِه‬ُ ْ َّ
َ ‫ض الل ُه َّم‬ َ ‫ار‬ َّ َ
ْ ‫ َو‬،ٌ ‫ فِي العَالمِ يْنَ إِنكَ َحمِ ْيد ٌ َم ِج ْيد‬،‫آل إِب َْرا ِهي َْم‬ِ ‫على‬ َ َ َ‫ار ْكت‬
َ ‫علَى إِب َْرا ِهي َْم َو‬ َ َ‫ب‬
َ‫الراحِ مِ يْن‬ َ
َّ ‫عنا َمعَ ُه ْم بِ َرحْ َمتِكَ يَا أ ْر َح َم‬َّ َ
َ ‫ َو‬،‫ت إِلى يَ ْو ِم ال ِدِّي ِْن‬ ْ
ِ ‫عن ال ُمؤْ مِ نِيْنَ َوال ُمؤْ مِ نَا‬ َ
َ ‫ َو‬، َ‫ص َحابَ ِة أجْ َم ِعيْن‬َّ ‫سائ ِِر ال‬
َ .
‫‪.‬اللَّ ُه َّم اجْ عَ ْل َج ْمعَنَا َهذَا َج ْمعًا َم ْر ُح ْو ًما‪َ ،‬واجْ عَ ْل تَف َُّرقَنَا مِ ْن بَ ْع ِد ِه تَف َُّرقًا َم ْع ُ‬
‫ص ْو ًما‪َ ،‬وال تَدَ ْع فِ ْينَا َوال َمعَنَا َ‬
‫ش ِقيًّا َوال َمحْ ُر ْو ًما‬
‫َاف َوال ِغنَى‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬
‫‪.‬الل ُه َّم إِنَّا نَسْألكَ ال ُهدَى َوالتُّقَى َوالعَف َ‬

‫صا ِدقًا‬ ‫صا ِل ًحا زَ ا ِكيًا‪َ ،‬وع ِْل ًما نَافِعًا َرافِعًا‪َ ،‬وإِ ْي َمانًا َرا ِس ًخا ثَابِتًا‪َ ،‬ويَ ِق ْينًا َ‬ ‫صا ِدقًا ذَاك ًِرا‪َ ،‬وقَ ْلبًا خَا ِشعًا ُمنِ ْيبًا‪َ ،‬و َ‬
‫ع َمالً َ‬ ‫سانًا َ‬ ‫اللَّ ُه َّم إِنَّا نَسْأَلُكَ أ َ ْن ت َْر ُزقَ ُكالًّ مِ نَّا ِل َ‬
‫ْ‬
‫اإلك َر ِام‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ً‬ ‫ً‬
‫صا‪َ ،‬و ِر ْزقا َحالَالََ طيِِّبًا َوا ِسعًا‪ ،‬يَا ذَا ال َجالَ ِل َو ِ‬ ‫‪.‬خَا ِل ً‬
‫سالَ َم َواأل َ ْمنَ ِلعِبادِكَ أَجْ َمعِينَ‬ ‫ب ال َّ‬ ‫ق‪َ ،‬وا ْكس ِْر ش َْو َكةَ َّ‬
‫الظالِمِ ينَ ‪َ ،‬وا ْكت ُ ِ‬ ‫علَى ال َح ِّ ِ‬ ‫اإل ْسالَ َم َو ْال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪َ ،‬و َوحِ ِّ ِد اللَّ ُه َّم ُ‬
‫صفُ ْوفَ ُه ْم‪َ ،‬وأَجْ مِ ْع َك ِل َمت َ ُه ْم َ‬ ‫‪.‬اللَّ ُه َّم أَع َِّز ِ‬

‫ق َوأَيِِّ ْد بِ ِه ْال َح َّق يَا َربَّ العَالَمِ يْنَ‬ ‫طانَنَا َوأَيِِّ ْدهُ بِ ْال َح ِّ ِ‬ ‫س ْل َ‬‫طانَنَا َوأَع َِّز ُ‬ ‫اللَّ ُه َّم َربَّنَا احْ ف ْ‬
‫َظ أ َ ْو َ‬
‫ار‬ ‫َ‬
‫ي َواأل ْس َح ِ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ار‪ ،‬ال ُم ْستَغف ِِريْنَ لكَ بِالعَ ِش ِِّ‬ ‫ْ‬ ‫ْضكَ ْالمِ د َْر ِار‪َ ،‬واجْ عَ ْلنَا مِ نَ الذاك ِِريْنَ لكَ في الل ْي ِل َوالن َه ِ‬
‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫اللَّ ُه َّم َربَّنَا ا ْس ِقنَا مِ ْن فَي ِ‬
‫اإلك َر ِام‬‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫ارنَا َوز ُر ْو ِعنَا وك ِِّل أرزَ اقِنَا يَا ذا ال َجال ِل َو ِ‬ ‫ُ‬ ‫ارك لنَا في ثِ َم ِ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ض‪َ ،‬وبَ ِ‬ ‫َ‬
‫ت األ ْر ِ‬ ‫س َماء َوأ َ ْخ ِرجْ لنَا مِ ن َخي َْرا ِ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ت ال َّ‬ ‫‪.‬اللَّ ُه َّم أ َ ْن ِز ْل َ‬
‫علَ ْينَا مِ ْن بَ َركَا ِ‬
‫ار‬ ‫َّ‬
‫اب الن ِ‬ ‫َ‬
‫عذ َ‬‫سنَة َوقِنَا َ‬ ‫ً‬ ‫سنَة َوفي اآلخِ َرةِ َح َ‬ ‫ً‬ ‫ْ‬
‫‪.‬ربَّنَا آتِنَا في الدُّنيَا َح َ‬ ‫َ‬
‫الو َّهابُ‬ ‫‪َ .‬ربَّنَا ال ت ُ ِز ْغ قُلُ ْوبَنَا بَ ْعدَ إِ ْذ هَدَ ْيتَنَا‪َ ،‬وهَبْ لَنَا مِ ْن لَد ُ ْنكَ َرحْ َمةً‪ ،‬إِنَّكَ أ َ ْنتَ َ‬
‫سنَا َوإِ ْن لَ ْم ت َ ْغف ِْر لَنَا َوت َْر َح ْمنَا لَنَ ُك ْون ََّن مِ نَ الخَاس ِِريْنَ‬ ‫ظلَ ْمنَا أ َ ْنفُ َ‬
‫‪.‬ربَّنَا َ‬ ‫َ‬
‫عاءِ‬‫سمِ ْي ٌع ق ِريْبٌ ُم ِجيْبُ الدُّ َ‬‫َ‬ ‫‪.‬اللَّ ُه َّم ا ْغف ِْر ل ِْل ُمؤْ مِ نِيْنَ َو ْال ُمؤْ مِ نَاتِ‪َ ،‬و ْال ُم ْسلِمِ يْنَ َو ْال ُم ْس ِل َماتِ‪ ،‬األحْ يَاءِ مِ ن ُه ْم َواأل ْم َواتِ‪ ،‬إِنكَ َ‬
‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬

‫ع ِن ْالفَحْ شَاءِ َو ْال ُم ْنك َِر َو ْالبَ ْغي ِ يَ ِعظُ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ‬
‫ان َوإِ ْيتَاءِ ذِي القُ ْربَى َويَ ْن َهى َ‬
‫س ِ‬ ‫ِعبَادَ هللاِ ‪:‬إِ َّن هللاَ يَأ ْ ُم ُر بِ ْالعَد ِْل َو ِ‬
‫اإلحْ َ‬
‫‪[Khutbah Jum’at edisi 25 Rabiul Akhir 1434 H bertepatan dengan 8 Maret 2013 M; Bersama Dakwah‬‬

‫‪Materi – Materi Khutbah Jumat Terkini : Keutamaan Hari Jumat sumber diambil dari :‬‬
‫‪www.bersamadakwah.com‬‬

You might also like