Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

1

PENGARUH KEWAJIBAN MORAL, KUALITAS


PELAYANAN, PEMERIKSAAN PAJAK, DAN
SANKSI PERPAJAKAN PADA KEPATUHAN
WAJIB PAJAK PRIBADI DI KPP PRATAMA
JEPARA
DICKA CHRISTHA KOES FEBRINDA
Program Studi Akuntansi-S1, Fakultas Ekonomi & Bisnis
Universitas Dian Nuswantoro Semarang
URL :http://dinus.ac.id/
Email :212201202201@mhs.dinus.ac.id

ABSTRACT
Tax compliance is an attitude of obedience, obey, submit, in implementing the
provisions on taxation. Compliance has always been an important factor in the
increase of tax revenue. Factors affecting tax compliance among other moral
obligations, service quality, tax audits and tax penalties. The purpose of this study is
used to determine the influence of moral obligation, service quality, tax audits and
tax penalties on individual taxpayer compliance at KPP Pratama Jepara.The
population in this study are all individual taxpayer registered at KPP Pratama
Jepara and classified as effective taxplayer amounted to 6,470 people in 2016. The
selection sampling method used in this research is accidential sampling technique
that is based on chance. That is anyone who happened to meet with researcher can
be used as a sample, where the person who happened to be found suitable as a data
source. The analysis used is multiple linear regression.The results showed that there
is significant influence between moral obligations, service quality, tax audits, tax
penalties on taxpayer compliance.
Keywords: moral obligations, service quality, tax audits and tax penalties and
taxpayer compliance

ABSTRAK
Kepatuhan wajib pajak merupakan sikap taat, patuh, tunduk, dalam
melaksanakan ketentuan tentang perpajakan. kepatuhan juga selalu menjadi faktor
penting didalam meningkatan penerimaan pajak. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepatuhan perpajakan antara lain kewajiban moral, kualitas pelayanan, pemeriksaan
pajak, dan sanksi perpajakan. Tujuan dari penelitian ini digunakan untuk mengetahui
pengaruh kewajiban moral, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak, dan sanksi
perpajakan pada kepatuhan wajib pajak pribadi di KPP Pratama Jepara. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP
Pratama Jepara dan tergolong sebagai wajib pajak efektif yang berjumlah 6.470
orang pada tahun 2016. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan teknik accidential sampling yaitu teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan. Kebetulan yang dimaksud adalah siapa
saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
apabila orang yang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data. Analisis yang
digunakan adalah regresi linier berganda.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
2

terdapat pengaruh yang signifikan antara kewajiban moral, kualitas pelayanan,


pemeriksaan pajak, Sanksi perpajakan terhadap Kepatuhan wajib pajak.
Kata kunci : kewajiban moral, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak dan sanksi
perpajakan dan kepatuhan wajib pajak.
3

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk
membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Hal ini tertuang dalam
Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) dimana penerimaan pajak
merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar. Semakin besarnya pengeluaran
pemerintah dalam rangka pembiayaan negara menuntut peningkatan penerimaan
negara yang salah satunya berasal dari penerimaan pajak.
Penelitian tntang kepatuhan wajib pajak telah dlakukan oleh penliti-penliti
terdahulu. Hasil pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Layata dan
Setiawan (2014) menunjukkan bahwa variabel kewajiban moral, kualitas pelayanan,
pemeriksaan pajak, sanksi perpajakan berpengaruh signifikan pada kepatuhan wajib
pajak. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pranata dan
Setiawan (2015) juga mnunjukkan bahwa variabel sanksi perpajakan, kualitas
pelayanan, dan kewajiban moral brpengaruh signifikan pada kepatuhan wajib pajak.
Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan Surliani dan Kardinal (2014), Maryati
(2014) yang mnunjukkan variabel kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak, dan sanksi
pajak bepengaruh signifikan pada kepatuhan wajib pajak. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel kewajiban moral, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak, dan sanksi
perpajakan merupakan hal penting yang mmpengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam
kewajibannya membayar pajak.
Hasil berbeda ditunjukkan oleh penelitian Kenconowati (2015) yang
menunjukkan bahwa hanya variabel pelayanan pajak yang bepengaruh signifikan
terhadap kepatuhan wajib pajak sdangkan variabel sanksi perpajakan dan kemudahan
PP No. 46 tahun 2013 tidak bepengaruh signifikan tehadap kepatuhan wajib pajak.
Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Maryati (2014)
yang juga menyatakan bahwa variabel sanksi pajak tidak bepengaruh signifikan
terhadap kepatuhan wajib pajak.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Layata dan Setiawan, (2014) dengan judul Pengaruh Kewajiban Moral, Kualitas
Pelayanan, Pemeriksaan Pajak, dan Sanksi Perpajakan Pada Kepatuhan Wajib Pajak
Badan. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada
objek penelitian, tempat penelitian, dan periode penelitian. Pada penelitian
sebelumnya dilakukan dengan objek penelitian pada kepatuhan wajib pajak badan di
KPP Pratama Badung Selatan yang dilakukan pada tahun 2014 sedangkan penelitian
sekarang dilakukan objek penelitian pada kepatuhan wajib pajak pribadi di KPP
Pratama Jepara yang dilakukan pada tahun 2016. Penelitian ini dilakukan di KPP
Pratama Jepara karena berdasarkan data yang di peroleh dari KPP Pratama Jepara
menunjukkan bahwa jumlah wajib pajak yang terdaftar dengan yang membayar
jumlahnya tidak seimbang atau dapat di katakan tingkat kepatuhan wajib pajak di
kota Jepara masih sangat kurang. Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah
yang terjadi di atas maka penulis tertarik untuk mengajukan sebuah penelitian
dengan judul “PENGARUH KEWAJIBAN MORAL, KUALITAS
PELAYANAN, PEMERIKSAAN PAJAK DAN SANKSI PERPAJAKAN
PADA KEPATUHAN WAJIB PAJAK PRIBADI DI KPP PRATAMA
JEPARA”
4

Rumusan Masalah
Permasalahan pokok untuk penelitian ini adalah:
1. Apakah kewajiban moral berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan
wajib pajak pribadi?
2. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan
wajib pajak pribadi?
3. Apakah pemeriksaan pajak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan
wajib pajak pribadi?
4. Apakah sanksi perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan
wajib pajak pribadi?

TINJAUAN PUSTAKA
Teori Atribusi (Atribution Theory)
Alasan pemilihan teori ini adalah teori atribusi relevan untuk menjelaskan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak yang digunakan
dalam model penelitian ini. Kepatuhan wajib pajak dapat dikaitkan dengan sikap
wajib pajak dalam membuat penilaian terhadap pajak itu sendiri. Persepsi seseorang
untuk membuat penilaian mengenai orang lain sangat dipengaruhi oleh faktor
internal maupun eksternal orang lain tersebut.
Pengertian pajak
Pajak ialah kontribusi wajib untuk negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang sifatnya mmaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tdak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan sebagai kepeluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Kepatuhan Wajib Pajak


Kepatuhan untuk hal perpajakan berarti suatu ketaaatan untuk melakukan
ketentuan-ketentuann atau aturan-aturan perpajakn yang diwajibkan dan
dilaksanakan menurut perundang-undangan perpajakan. Menurut (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2001) kepatuhan berarti menurut, taat pada perintah, aturan dan
sebagainya. Wajib pajak ialah orang atau badan yang menurutt ketentuan undang-
undang perpajakan ditentukaan untuk melakukn kewajiban perpajakan
(Lumbantoruan, 1990).
Kewajiban moral
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia moral adalah integritas dan martabat
pribadi yang dimiliki manusia. sedangkan kewajiban adalah sesuatu hal yang harus
dilakukan. Oleh karena itu kewajiban moral adalah perbuatan atau tindakan yang
harus dilaksanakan oleh seseorang sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di
masyarakat.
Kualitas pelayanan
Kualitas dalam (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001) adalah tingkat baik
buruknya sesuatu , derajat atau taraf dan mutu. Sedangkan menurut Supadmi (2009)
secara sederhana kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan
pihak yang menginginkannya. Menurut Hadiati (2003), mendefinisikan kualitas
sebagai derajat sejauh mana produk memenuhi spesifikasi-spesifikasinya.
5

Pemeriksaan pajak
Pemeriksaan menurut pasal 1 ayat (25) Undang-undang Nomor 28 Tahun
2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Cara Perpajakan adalah serangkaian menghimpun dan mengolah data, keterangan
dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan professional berdasarkan suatu
standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
dan/atau untuk tujauan lain dalam rangka melaksanakan peraturan perundang-
undangan perpajakan.

Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini akan berusaha dijelaskan mengenai pengaruh kewajiban
moral, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak, dan sanksi perpjakan pada kepatuhan
wajib pajak pribadi. kewajiban moral, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak, dan
sanksi perpjakan diduga akan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Model
dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam kerangka pemikiran sebagai berikut:

Kewajiban Moral (X1)

Kualitas Pelayanan (X2)


Kepatuhan Wajib Pajak
Pemeriksaan Pajak (X3) (Y)

1.4Sanksi Perpajakan
Hipotesis (X4)
Penelitian

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

Hipotesis Penelitian

Hipotesis dari perumusan masalah yang diajukan oleh peneliti dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Pengaruh Kewajiban Moral terhadap Kepatuhan Wajib Pajak


Kewajiban moral adalah moral yang berasal dari masing-masing
individu yang kemungkinan orang lain tidak memilikinya (Ajsen, 2002). Dalam
kaitannya dengan kewajiban moral, tidak terlepas dengan integritas. Integritas berarti
bahwa prilaku seseorang konsisten dengan nilai yang menyertainya dan orang
tersebut bersifat jujur, etis dan dapat dipercaya. Integritas dapat diartikan sebagai
kesehatan moral, kejujuran yang terbebas dari pengaruh atau motif korupsi, dapat
dipercaya dan disukai, serta memiliki ketulusan.
Dalam teori atribusi menyatakan bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak
dapat dilihat dari perilaku wajib pajak dalam membuat penilaian terhadap pajak itu
6

sendiri. Pada dasarnya teori atribusi menyatakan bahwa bila individu – individu
mengamati perilaku seseorang, maka mereka mencoba untuk menentukan apakah itu
ditimbulkan secara internal atau eksternal. Perilaku yang disebabkan secara internal
adalah perilaku yang diyakini berada dibawah kendali pribadi individu itu sendiri
atau berasal dari factor internal seperti cirri kepribadian, kesadaran dan kemampuan.
Menurut Wenzel (2005) moral wajib pajak, etika dan norma sosialnya
sangat berpengaruh terhadap perilaku wajib pajak. Penelitian yang telah dilakukan
oleh Layata dan Setiawan (2014) menunjukkan bahwa kewajiban moral berpengaruh
positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan hal tersebut muncul hipotesis
yang pertama sebagai berikut :
H1 : Kewajiban Moral berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Kualitas pelayanan tidak hanya dianggap penting oleh perusahaan komersial
saja tetapi saat ini instansi pajak juga telah merasakan betapa pentingnya kualitas
pelayanan karena instansi pajak juga memiliki pelanggan yakni wajib pajak (Alabede
et al, 2011).
Dalam teori atribusi dan teori pembelajaran social, teori atribusi menyatakan
bahwa kualitas pelayanan merupakan penyebab eksternal karena berasal dari luar
wajib pajak atau terpaksa berprilaku karena situasi, sedangkan dalam teori
pembelajaran sosial, wajib pajak dapat belajar mengamati dan mengalami langsung
bagaimana aparat pajak memberikan pelayanan kepada seluruh wajib pajak.
Pengamatan dan pengalaman langsung tersebut menjadi dasar bagib wajib pajak
untuk menilai kualitas pelayanan dan memilih berperilaku patuh atau tidak. Persepsi
wajib pajak mengenai kualitas pelayanan baik dari aparat pajak maupun dari fasilitas
kantor KPP akan mempengaruhi penilaian masing – masing wajib pajak untuk
berperilaku patuh dalam melaksanakann kewajiban pajaknya.
Hasil penelitian sebelumnya menurut Wuri (2009), mengatakan adanya
kualitas pelayanan yang dilaksanakan dengan baik akan mendorong wajib pajak
untuk lebih percaya dan lebih mudah dalam memenuhi kewajiban pajaknya.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Layata dan Setiawan (2014)
menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan
wajib pajak. Berdasarkan hal tersebut muncul hipotesis yang pertama sebagai
berikut :
H2 : Kualitas Pelayanan berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Sistem penetapan pajak memerlukan tindakan pemeriksaan dalam
peningkatan kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajibannya. Slemrod dan
Yitzhaki (2002) pemeriksaan pajak adalah suatu cara pemerintah untuk menekan
angka penggelapan pajak dan penghindaran pajakoleh wajib pajak. Pemeriksaan
merupakan salah satu cara dalam meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang
pribadi dan/atau badan usaha.
Dalam teori atribusi dan teori pembelajaran Sosial, teori atribusi
menyatakan bahwa pemeriksaan merupakan penyebab eksternal karena berasal dari
luar wajib pajak, Sedangkan dalam teori pembelajaran sosial mengamati model dan
mengulangi perilaku yang dilakukann oleh model bukanlah sekedar imitasi
sederhana, orang dapat belajar lewat pengamatan atau pengalaman langsung. Dengan
hal ini pemeriksa pajak dapat melakukan pengamatan terhadap wajip pajak yang
7

akan di periksa berdasarkan dengan pengalaman secara langsung yang pernah


dilakukan sebelumnya.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Layata dan Setiawan (2014)
menunjukkan bahwa pemeriksaan pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan
wajib pajak. Berdasarkan hal tersebut muncul hipotesis yang pertama sebagai berikut
:
H3 : Pemeriksaan Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Pengaruh Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Menurut Mardiasmo (2013), sanksi adalah tanggungan (tindakan dan hukuman)
untuk memaksa orang menepati perjanjian atau menaati ketentuan perundang-undangan.
Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan
dalam perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi. Dengan kata lain
sanksi perpajakan merupakan alat pencegah (preventif) agar wajib pajak tidak melanggar
norma perpajakan.
Dalam teori atribusi dan teori pembelajaran social, teori atribusi menyatakan
bahwa sanksi perpajakan merupakan penyebab eksternal karena berasal dari luar
wajib pajak atau terpaksa berperilaku karena situasi. Persepsi wajib pajak tentang
pelaksanaan pemberian sanksi akan mempengaruhi penilaian masing – masing wajib
pajak untuk berperilaku patuh dalam melaksanakan kewajiban pajaknya. Pemberian
sanksi pajak yang memberatkan wajib pajak dan pelaksanaannya yang disiplin akan
membuat wajib pajak untuk memilih berperilaku patuh dalam melaksanakan
kewajiban pajaknya.dalam teori pembelajaran social, wajib pajak dapat belajar
mengamati wajib pajak lain dan mengalami langsung pemberian sanksi yang
dikenakan aparat pajak pada wajib pajak yang melanggar norma perpajakan. Hal
tersebut menjadi dasar bagi wajib pajak untuk menilai pemberian sanksi
dilaksanakan dengan tegas dan memilih berperilaku patuh atau tidak. Pada
hakikatnya, pengenaan sanksi perpajakan diberlakukan untuk menciptakan
kepatuhan Wajib Pajak demi melaksanakan kewajiban perpajakannya.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Layata dan Setiawan (2014) menunjukkan
bahwa sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
Berdasarkan hal tersebut muncul hipotesis yang pertama sebagai berikut :
H4 : Sanksi Perpajakan berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Kewajiban Moral (X1)
Kewajiban moral adalah moral yang berasal dari masing-masing individu
yang kemungkinan orang lain tidak memilikinya (Ajsen, 2002). Kewajiban moral
di penelitian ini diukur dengan menggunakan indikator yang digunakan oleh
Mustikasari (2007) :
a. Melanggar etika.
b. Perasaan bersalah.
c. Prinsip hidup.
2. Kualitas Pelayanan (X2)
kualitas pelayanan merupakan perbandingan antara harapan yang diinginkan
pelanggan dengan penilaian terhadap kinerja aktual dari suatu penyediaan
8

pelayanan. Kualitas pelayanan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan


indikator yang digunakan oleh Ariastanti (2015) :
a. Mudah dijangkau dan strategis.
b. Fiskus diharapkan bersikap ramah dan sopan dalam melakukan pelayanan
publik.
c. Sistem informasi perpajakan merupakan sistem layanan prima kepada wajib
pajak menjadi semakin nyata.
d. Fasilitas pelayanan yang memadai dan baik merupakan layanan prima kepada
WP nmenjadi nyata.
e. Petugas melakukan pelayanan dengan cepat dan tepat.
f. Pelayanan professional untuk melayani segala kebutuhan wajib pajak dalam
urusan perpajakan.
g. Petugas pajak cepat tanggap atas keluhan dan kesulitan wajib pajak
dalamurusan perpajakan.
3. Pemeriksaan Pajak (X3)
pemeriksaan pajak adalah suatu cara pemerintah untuk menekan
angkapenggelapan pajak dan penghindaran pajakoleh wajib pajak. Pemeriksaan
merupakan salah satu cara dalam meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang
pribadi dan/atau badan usaha. Pemeriksaan pajak dalam penelitian ini diukur
dengan menggunakan indikator yang digunakan oleh (Peraturan Dirjen Pajak
Nomor PER-23/PJ/2013) :
a. Pemeriksa pajak memiliki pengetahuan dan keahlian pajak.
b. Pemeriksa pajak dituntut untuk selalu jujur dalam memeriksa WP.
c. Pemeriksa pajak tunduk kode etik yang berlaku.
d. Pemeriksa memiliki sikap independen.
e. Pemeriksa pajak memiliki pendidikan setara.
4. Sanksi Perpajakan (X4)
Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan
perundang-undangan dalam perpajakan (norma perpajakan) akan
dituruti/ditaati/dipatuhi. Dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat
pencegah (preventif) agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan. Sanksi
perpajakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan indikator yang
digunakan oleh Mutia (2014) :
a. Sanksi diperlukan untuk menciptakan kedisiplinan WP dalam membayar
pajak.
b. Sanksi dilaksanakan dengan tegas kepada WP yang melanggar.
c. Sanksi diberikan sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan.
d. Penerapan sanksi harus sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
5. Kepatuhan Wajib pajak (Y)
Kepatuhan wajib pajak adalah perilaku wajib pajak yang taat dan
melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan Nowak (1989). Kepatuhan wajib pajak dalam
penelitian inii diukur menggunakan indikator yang digunakan oleh Ummah
(2013) :
a. Melaporkan sebagai wajib pajak.
b. Mengisi SPT secara lengkap.
c. Membayar pajak terutang.
9

d. Membayar pajak sesuai dengan jumlahnya.


e. Tidak pernah memiliki tunggakan.

Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak orang pribadi yang
terdaftar di KPP Pratama Jepara dan tergolong sebagai wajib pajak efektif yang
berjumlah 6.470 orang pada tahun 2016. Metode pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik accidential sampling
yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, apabila orang yang yang
kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data (Amirin, 2009). Salah satu metode
yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel ialah menggunakan rumus Slovin,
sebagai berikut :

Keterangan :
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
e : batas toleransi kesalahan (10%)
n = 6.470
1 + 6.470 (10%)²
= 98,47 dibulatkan menjadi 100

Analisis Regresi Berganda


Analisis statistik dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda
(multiple liniear regression). Regresi berganda digunakan untuk mengukur kekuatan
hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara
variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali,2009). Variabel independen
terdiri dari kewajiban moral, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak, dan sanksi
perpajakan. Sedangkan variabel dependen adalah kepatuhan wajib pajak pribadi.
Model analisis regresi berganda yang digunakan di penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + e
Keterangan :
Y = Kepatuhan wajib pajak pribadi
α = Konstanta
β1 β2 β3 β4 β5 = Koefisien regresi
X1 = Kewajiban moral
X2 = Kualitas pelayanan
X3 = Pemeriksaan pajak
X4 = Sanksi perpajakan
e = eror
10

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Analisis Regresi Linier Berganda
Berikut hasil perhitungan regresi linier berganda antara variabel kewajiban
moral, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak dan sanksi perpajakan terhadap
kepatuhan wajib pajak (Y). Melalui proses perhitungan SPSS dapat diperoleh hasil
sebagai berikut :

Hasil Pengolahan Data Regresi linier berganda


a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .275 .199 1.387 .169
Kewajiban .112 .053 .142 2.110 .038
Pelayanan .187 .066 .218 2.835 .006
Pemeriksaan .532 .050 .590 10.620 .000
Sanksi .138 .045 .188 3.045 .003
a. Dependent Variable: Kepatuhan

Sehingga dari persamaan rumus regresi linier berganda dapat diperoleh hasil sebagai
berikut :
Y =0,275 + 0,112 X1 + 0,187 X2 + 0,532 X3 + 0,138 X4
Hasil persamaan regresi berganda tersebut diatas memberikan pengertian bahwa :
a. Nilai konstanta 0,275 mempunyai arti bahwa sebelum dipengaruhi oleh variabel-
variabel bebas yaitu kewajiban moral, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak
dan sanksi perpajakan bernilai positif.
b. b1 (nilai koefisien regresi X1 ) 0,112 mempunyai arti bahwa jika kewajiban
moral(X1) meningkat sedangkan variabel lain adalah tetap (konstan) maka
Kepatuhan wajib pajak juga akan meningkat.
c. b2 (nilai koefisien regresi X2) 0,187 mempunyai arti bahwa jika kualitas
pelayanan (X2) meningkat sedangkan variabel lain adalah tetap (konstan) maka
Kepatuhan wajib pajak juga akan meningkat.
d. b3 (nilai koefisien regresi X3 ) 0,532 mempunyai arti bahwa jika pemeriksaan
pajak (X3) meningkat sedangkan variabel lain adalah tetap (konstan) maka
Kepatuhan wajib pajak juga akan meningkat.
e. b4 (nilai koefisien regresi X4 ) 0,138 mempunyai arti bahwa jika sanksi
perpajakan (X4) meningkat sedangkan variabel lain adalah tetap (konstan) maka
Kepatuhan wajib pajak juga akan meningkat.

Pengujian Hipotesis
Uji Model Fit (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh antara kewajiban moral, kualitas
pelayanan, pemeriksaan pajak dan sanksi perpajakan secara bersama-sama (simultan)
terhadap Kepatuhan wajib pajak (Y). Adapun hasil SPSS adalah sebagai berikut :
11

Uji F
ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 20.094 4 5.024 94.777 .000a
Residual 5.035 95 .053
Total 25.130 99
a. Predictors : (Constant), Sanksi, Pemeriksaan, Kewajiban, Pelayanan
b. Dependent Variable: Kepatuhan

Hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai F hitung adalah


sebesar 94,777 sedangkan degree of freedom pada angka 4 dan 95 dalam tabel F
diperoleh nilai sebesar 2,46 sehingga nilai F hitung sebesar 94,777 > nilai F tabel
=3,21. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan secara bersama-
sama antara kewajiban moral, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak dan sanksi
perpajakan terhadap Kepatuhan wajib pajak (Y).

Uji t
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel kewajiban
moral, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak dan sanksi perpajakan secara parsial
terhadap kepatuhan wajib pajak.
a. Pengujian Hipotesis Kewajiban moral terhadap Kepatuhan wajib pajak
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk Kesadaran
perpajakan adalah 2,110 dengan df sebesar = 95 diperoleh nilai t tabel pada taraf
5% sebesar 1,985 dengan signifikansinya sebesar 0,038, sedangkan pada taraf
signifikansi sebesar 0,025. Dengan demikian H1 diterima.
b. Pengujian Hipotesis kualitas pelayanan wajib pajak terhadap Kepatuhan wajib
pajak .
Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan SPSS diperoleh nilai t hitung
untuk kualitas pelayanan wajib pajak adalah 2,835 dengan df sebesar = 95
diperoleh nilai t tabel pada taraf 5% sebesar 1,985 dengan signifikansinya sebesar
0,006. Dengan demikian H2 diterima
c. Pengujian Hipotesis pemeriksaan pajak terhadap Kepatuhan wajib pajak
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk pemeriksaan
pajak adalah 10,620 dengan df sebesar = 95 diperoleh nilai t tabel pada taraf 5%
sebesar 1,985 signifikansinya sebesar 0,000 sedangkan pada taraf sebesar 0,025.
Dengan demikian H3 diterima.
d. Pengujian Hipotesis Sanksi perpajakan terhadap Kepatuhan wajib pajak
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk Sanksi
perpajakan adalah 3,045 dengan df sebesar = 95 diperoleh nilai t tabel pada taraf
5% sebesar 1,985 signifikansinya sebesar 0,003 sedangkan pada taraf sebesar
5%. Dengan demikian H4 diterima

Analisis Koefisien Determinasi


Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar
variabilitas variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen yang
12

ditunjukkan oleh nilai R square (R2) yaitu sebesar 0,791 artinya variabilitas
variabel kewajiban moral, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak dan sanksi
perpajakan mampu menjelaskan Kepatuhan wajib pajak (Y) sebesar 79,1%,
sedangkan sisanya sebesar 20,9% dipengaruhi oleh variabilitas variabel lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil Output SPSS dari Koefisien
determinasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Koefisien Determinasi
Model Summaryb

Adjusted Std. Error of


Model R R Square R Square the Estimate
1 .894a .800 .791 .2302
a. Predictors: (Cons tant), Sanksi, Pemeriksaan,
Kewajiban, Pelayanan
b. Dependent Variable: Kepatuhan

Sumber : Hasil Output SPSS, 2016

Pembahasan
Pengaruh Kewajiban Moral terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kewajiban moral berpengaruh
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Signifikannya variabel kewajiban moral
terhadap kepatuhan wajib pajak artinya, jika semua wajip pajak memiliki moral yang
baik maka jumlah kepatuhan wajib pajak terhadap pajakpun akan meningkat. Oleh
karena itu Kewajiban moral dari wajib pajak yang baik akan menciptakan kemauan
untuk secara sukarela menghitung, membayar dan melaporkan pajaknya diikuti dengan
mematuhi aturan pajak yang berlaku maka secara langsung akan mempengaruhi
kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban pajaknya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari jawaban responden pada kuesioner,
secara keseluruhan wajib pajak memiliki persepsi yang tinggi mengenai kewajiban
moral tercermin pada besarnya nilai rata-rata total sebesar 3,77 (interval 3,40 – 4,19)
yang berkategori baik. Dalam penelitian ini kewajiban moral diukur dengan
menggunakan penilaian dari responden mengenai menurut saya kepatuhan pajak
merupakan tindakan yang tidak melanggar etika yang memiliki rerata sebesar 3,59
yang berkategori baik, menurut saya melakukan kepatuhan pajak adalah hal yang
benar yang memiliki rerata sebesar 3.89 yang memiliki kategori baik dan menurut
saya kepatuhan pajak merupakan prinsip hidup saya yang memiliki rerata sebesar
3,82 yang berkategori baik. Melihat penialian responden tentang kewajiban moral
tersebut, menunjukkan jika moral yang dimiliki oleh waajib pajak baik. Jika moral
yang dimiliki seluruh wajip pajak itu baik, maka kepatuhan wajib pajak akan lebih
meningkat.
Pada variabel kewajiban moral ini wajib pajak merasa bahwa moral yang
dimiliki oleh wajib pajak itu baik, ini dibuktikan dengan jawaban responden pada
variabel kewajiban moral memiliki nilai rata-rataa tertinggi sebesar 3,89 yang
terdapat pada butir pertanyaan nomor dua. Responden berpendapat bahwa
melakukan kepatuhan wajib pajak adalah hal yang benar.
Dalam kaitannya dengan kewajiban moral, tidak terlepas dengan integritas.
Integritas berarti bahwa prilaku seseorang konsisten dengan nilai yang menyertainya
13

dan orang tersebut bersifat jujur, etis dan dapat dipercaya. Integritas dapat diartikan
sebagai kesehatan moral, kejujuran yang terbebas dari pengaruh atau motif korupsi,
dapat dipercaya dan disukai, serta memiliki ketulusan. Menurut Wenzel (2005)
moral wajib pajak, etika dan norma sosialnya sangat berpengaruh terhadap perilaku
wajib pajak.
Hasil ini sejalan dengan teori atribusi yang menyatakan bahwa tingkat
kepatuhan wajib pajak dapat dilihat dari perilaku wajib pajak dalam membuat
penilaian terhadap pajak itu sendiri. Pada dasarnya teori atribusi menyatakan bahwa
bila individu – individu mengamati perilaku seseorang, maka mereka mencoba untuk
menentukan apakah itu ditimbulkan secara internal atau eksternal. Perilaku yang
disebabkan secara internal adalah perilaku yang diyakini berada dibawah kendali
pribadi individu itu sendiri atau berasal dari factor internal seperti cirri kepribadian,
kesadaran dan kemampuan.
Hasil penelitian mendukung penelitian Layata dan Setiawan (2014), Pranata
dan Setiawan (2015) yang menunjukkan bahwa kewajiban moral berpengaruh positif
terhadap kepatuhan wajib pajak.
Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Signifikannya variabel kualitas pelayanan
terhadap kepatuhan wajib pajak artinya, jika kualitas pelayanan yang di berikan baik,
maka akan membuat wajib pajak merasa dihargai dan merasa diberikan fasilitas,
sehingga membuat wajib pajak merasa lebih dimudahkan dalam melakukan
pemenuhan pajaknya, maka dampak yang diberikan adalah peningkatan jumlah
kepatuhan dari wajib pajak.
Pada variabel kualitas pelayanan ini wajib pajak merasakan puas atas
pelayanan yang diberikan oleh KPP Pratama Jepara, ini dibuktikan dengan jawaban
responden pada variabel kualitas pelayanan memiliki nilai rata-rata tertinggi sebesar
4,06 yang terdapat pada butir pertanyaan nomor enam. Responden berpendapat
bahwa petugas pajak telah memberikan pelayanan secara professional. Hal ini
membuktikan bahwa ketika wajib pajak mengalami kesulitan dan belum mengerti
tentang pajak maka dengan mudah akan dibantu oleh petugas pajak yang mana sudah
disiapkan khusus untuk melayani wajib pajak sesuai dengan bagiannya.
Hasil ini sejalan dengan teori atribusi dan teori pembelajaran sosial. Dalam
teori atribusi, kualitas pelayanan merupakan penyebab eksternal karena berasal dari
luar wajib pajak atau terpaksa berprilaku karena situasi. Dalam teori pembelajaran
sosial, wajib pajak dapat belajar mengamati dan mengalami langsung bagaimana
aparat pajak memberikan pelayanan kepada seluruh wajib pajak. Kualitas pelayanan
tidak hanya dianggap penting oleh perusahaan komersial saja tetapi saat ini instansi
pajak juga telah merasakan betapa pentingnya kualitas pelayanan karena instansi
pajak juga memiliki pelanggan yakni wajib pajak (Alabede et al, 2011). Hasil
Hasil penelitian mendukung penelitian Surliani dan Kardinal (2014), Layata
dan Setiawan (2014), Pranata dan Setiawan (2015), Kenconowati (2015)
menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan
wajib pajak.
Pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeriksaan pajak berpengaruh
signifikan terhadap kepatuhan pajak. Signifikannya variabel pemeriksaan pajak
14

terhadap kepatuhan wajib pajak artinya, pemeriksaan pajak mempengaruhi


kepatuhan wajib pajak. Pemeriksaan merupakan salah satu cara dalam meningkatkan
Kepatuhan Wajib Pajak. Dengan diadakannya pemeriksaan pajak maka dapat
menekan angka penggelapan pajak dan penghindaran pajak oleh wajib pajak. Maka
dampak yang diberikan oleh pemeriksaan pajak adalah peningkatan jumlah wajib
pajak.
Berdasarkan data yang diperoleh dari jawaban responden pada kuesioner,
secara keseluruhan wajib pajak memiliki persepsi yang tinggi mengenai
Pemeriksaan pajak tercermin pada besarnya nilai rata-rata total sebesar 3,99
(interval 3,40 – 4,19) yang berkategori baik. Dalam penelitian ini pemeriksaaan
pajak diukur dengan menggunakan penilaian dari responden mengenai pemeriksa
pajak harus memiliki pengetahuan dan keahlian yang memadai dibidang perpajakan,
akuntansi dan pemeriksaan yang memiliki rerata sebesar 3.96 yang berkategori baik,
pemeriksa pajak harus dituntut untuk selalu jujur dan bersih dari tindakan tercela
serta mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi ataupun
golongan yang memiliki rerata sebesar 3,96 yang berkategori baik, pemeriksa pajak
harus tunduk kode etik yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jendral Pajak yang
memiliki rerata sebesar 3,76 yang berkategori baik, pemeriksa pajak harus bersikap
independen, yaitu tidak mudah dipengaruhi oleh keadaan/kondisi/perbuatan dan/atau
Wajib pajak yang diperiksanya yang memiliki rerata sebesar 3,85 yang berkategori
baik dan pemeriksa pajak harus mempunyai tingkat pendidikan formal Strata Satu
(S1) atau yang setara yang memiliki rerata sebesar 3.96 yang berkategori baik.
Melihat penialian responden tentang pemeriksaan pajak tersebut, menunjukkan
bahwa pemeriksaan pajak memiliki penilaian yang baik. tetapi jika pemeriksaan
pajak lebih ditingkatkan lagi, maka jumlah kepatuhan wajib pajak akan lebih
meningkat.
Pada variabel pemeriksaan pajak ini wajib pajak merasa pemriksa pajak
memiliki pengetahuan dan keahlian yang baik dalam pajak, ini dibuktikan dengan
jawaban responden pada variabel pemeriksaan pajak memiliki nilai rata-rata tertinggi
sebesar 3,96 yang terdapat pada butir pertanyaan nomor satu. Responden
berpendapat bahwa petugas pajak memiliki pengetahuan dan keahlian yang memadai
di bidang perpajakan, akuntansi, dan pemeriksaan. Hal ini membuktikan bahwa
ketika wajib pajak salah dalam melampirkan data saat diperiksa,maka pemeriksa
pajak akan memberitahu bahwa data yang lampirkan itu salah.
Artinya pemeriksaan pajak sangat mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib
pajak. Wajib pajak merasa bahwa pemeriksa pajak harus tunduk kode etik yang telah
ditetapkan oleh Dirjen Pajak. Wajib pajak juga merasa bahwa pemeriksapajak selain
tunduk kode etik juga harus memiliki pengetahuan dan keahlian yang memadai di
bidang perpajakan, akuntansi dan pemeriksaan. Selain itu, pemeriksa pajak dituntut
untuk selalu jujur dan bersih serta harus bersikap independen yang artinya tidak
mudah dipengaruhi oleh keadaan apapun.
Pemeriksaan Pajak menurut Mulyadi (2002) adalah Suatu Proses sistematik
untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan
tentang kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian
antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian
hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Pemeriksaan pajak adalah suatu
cara pemerintah dengan tujuan untuk menekan angka penggelapan pajak dan
15

penghindaran pajak oleh wajib pajak. Pemeriksaan merupakan salah satu cara dalam
meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang pribadi dan/atau badan usaha.
Hal ini sejalan dengan teori atribusi dan teori pembelajaran Sosial. Dalam
teori atribusi, pemeriksaan merupakan penyebab eksternal karena berasal dari luar
wajib pajak. dalam teori pembelajaran sosial mengamati model dan mengulangi
perilaku yang dilakukann oleh model bukanlah sekedar imitasi sederhana, seseorang
dapat belajar lewat pengamatan dan pengalaman langsung. Dengan hal ini pemeriksa
pajak dapat melakukan pengamatan terhadap wajip pajak yang akan di periksa
berdasarkan dengan pengalaman secara langsung yang pernah dilakukan
sebelumnya.
Hasil penelitian mendukung penelitian Surliani dan Kardinal (2014), Layata
dan Setiawan (2014) menunjukkan bahwa pemeriksaan pajak berpengaruh positif
terhadap kepatuhan wajib pajak.
Pengaruh Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sanksi perpajakan berpengaruh
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Signifikannya variabel sanksi perpajakan
terhadap kepatuhan wajib pajak artinya, sanksi perpajakan mempengaruhi kepatuhan
wajib pajak. Semakin tegas sanksi yang di berikan, maka wajib pajak akan berpikir
apakah akan patuh terhadap kewajiban pajaknya atau tidak. Dengan demikian sanksi
perpajakan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kepatuhan wajib pajak.
Pada variabel sanksi perpajakan ini wajib pajak merasa sanksi perpajakan
yang diberikan sangat tegas dan wajib pajak sangat setuju dengan pemberian sanksi
tersebut, ini dibuktikan dengan jawaban responden pada variabel sanksi perpajakan
memiliki nilai rata-rata tertinggi sebesar 4,06 yang terdapat pada butir pertanyaan
nomor satu. Responden berpendapat jika wajib pajak terlambat atau tidak memenuhi
kewajiban pajaknya maka wajib pajak akan diberikan sanksi.
Demi menghindari sanksi perpajakan, wajib pajak akan berusaha untuk
menghindari masalah sehingga lebih memilih untuk mengikuti aturan pajak yang
berlaku. Dampaknya pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jepara adalah peningkatan
kepatuhan wajib pajak badannya. Menurut Mardiasmo (2013) sanksi adalah
tanggungan (tindakan dan hukuman) untuk memaksa orang menepati perjanjian atau
menaati ketentuan perundang-undangan. Sanksi perpajakan merupakan jaminan
bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan dalam perpajakan (norma
perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi. Dengan kata lain sanksi perpajakan
merupakan alat pencegah (preventif) agar wajib pajak tidak melanggar norma
perpajakan.
Hasil ini sejalan dengan teori atribusi dan teori pembelajaran social. Dalam
teori atribusi, sanksi perpajakan merupakan penyebab eksternal karena berasal dari
luar wajib pajak atau terpaksa berperilaku karena situasi. Persepsi wajib pajak
tentang pelaksanaan pemberian sanksi akan mempengaruhi penilaian masing –
masing wajib pajak untuk berperilaku patuh dalam melaksanakan kewajiban
pajaknya. Pemberian sanksi pajak yang memberatkan wajib pajak dan
pelaksanaannya yang disiplin akan membuat wajib pajak untuk memilih berperilaku
patuh dalam melaksanakan kewajiban pajaknya.dalam teori pembelajaran social,
wajib pajak dapat belajar mengamati wajib pajak lain dan mengalami langsung
pemberian sanksi yang dikenakan aparat pajak pada wajib pajak yang melanggar
norma perpajakan. Hal tersebut menjadi dasar bagi wajib pajak untuk menilai
16

pemberian sanksi dilaksanakan dengan tegas dan memilih berperilaku patuh atau
tidak.
Pada hakikatnya, pengenaan sanksi perpajakan diberlakukan untuk menciptakan
kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.
Hasil penelitian mendukung penelitian Surliani dan Kardinal (2014), Layata
dan Setiawan (2014), Maryati (2014), Pranata dan Setiawan (2015) memperlihatkan
bahwa sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. kewajiban moral secara signifikan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak,
hal ini menunjukkan bahwa semakin baik moral yang dimiliki oleh wajib pajak
maka hal tersebut akan meningkatkan jumlah kepatuhan wajib pajak .
2. Kualitas pelayanan secara signifikan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak, hal ini menunjukkan bahwa semakin baik kualitas pelayanan yang di
berikan kepada wajib pajak maka hal tersebut akan meningkat jumlah kepatuhan
wajib pajak.
3. Pemeriksaan pajak secara signifikan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak, hal ini menunjukkan bahwa jika pemeriksaan pajak lebih ditingkatkan
maka hal tersebut akan meningkatkan jumlah kepatuhan wajib pajak.
4. Sanksi perpajakan secara signifikan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak,
hal ini menunjukkan bahwa semakin tegas sanksi yang di berikan terhadap wajib
pajak yang melanggar maka hal tersebut akan meningkatkan jumlah wajib pajak.

Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian ini, maka saran-saran yang dapat peneliti
berikan adalah sebagai berikut :
1. Bagi responden/wajib pajak
Wajib pajak diharapkan lebih menyadari pentingnya pajak sebagai sumber
pembiayaan negara, sehingga wajib pajak bisa meningkatkan kewajiban
moral yang dimiliki wajib pajak itu sendiri agar dapat memenuhi
kewajibannya dalam membayar pajak.
2. Bagi KPP Pratama Jepara
Untuk meningkatkan jumlah kepatuhan wajib pajak, hendaknya KPP Pratama
Jepara lebih meningkatkan lagi dalam hal kualitas pelayanan. Karena hal
tersebut akan mempengaruhi kenyamanan wajib pajak dalam melaksanakan
kewajibannya. Kenyamanan disini dapat diartikan seperti, fasilitas yang
memadai dan baik, pemberian informasi yang jelas dan mudah dipahami oleh
wajib pajak, penampilan petugas yang rapi ramah dan sopan, proses
pelayanan yang cepat dan tepat, petugas pajak lebih cepat tanggap atas
keluhan dan kesulitan wajib pajak dalam urusan perpajakan. Hal tersebut
sangat berpengaruh terhadap penilaian wajib pajak terhadap kualitas
pelayanan yang di berikan KPP Pratama Jepara.
17

3. Bagi Peneliti Selanjutnya


Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu mendorong peneliti-peneliti
selanjutnya untuk memperluas wilayah penelitian dan penambahan variabel-
variabel lain yang dianggap dapat berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak
sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan.

DAFTAR PUSTAKA
Adriani, P.J.A, 2005. PengantarIlmuHukumPajak. Jakarta :Gramedia.
Amin Widjaja Tunggal, 1995, Pelaksanaan Pajak Penghasilan Perseorangan,
RinekaCipta, Jakarta.
Ghozali, Imam. 2013. AplikasiAnalisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19
(edisikelima.)Semarang: UniversitasDiponegoro.
Ho, Daniel. 2009. A Study of Hongkong Tax Complience Ethics. International
Business Research, 2 (4).
Ilyas, Wirawan 2004, HukumPajak, SalembaEmpat, Jakarta
Layata, Sherly dan Setiawan, PutuEry. 2014.Pengaruh Kewajiban Moral, Kualitas
Pelayanan, Pemeriksaan Pajak Dan Sanksi Perpajakan Pada Kepatuhan Wajib
Pajak Badan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana9.2 (2014): 540-556
ISSN: 2302-8556
Mardiasmo. 2011. Perpajakan. EdisiRevisi. Yokyakarta: Andi.
MaryatiEka. 2014. Pengaruh Sanksi Pajak, Motivasidan Tingkat Pendidikan terhadap
kepatuhan wajib pajak. Tanjungpinang.
Muqodim, 1999, Perpajakan, BukuSatu, Edisi 2, Yogyakta: UII Press.
Mustikasari, Elia. 2007. Kajian Empiris Tentang Kepatuhan Wajib Pajak Badan
Perusahaan Industri Pengolahan Di Surabaya. Makasar: Simposium Nasional
Akuntansi X Unhas Makasar.
Mutia, S.P.T. (2014). Pengaruh Sanksi Perpajakan, Kesadaran Perpajakan, Pelayanan
Fiskus, dan Tingkat Pemahaman Terhadao Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi. Fakultas Ekonomi: Universitas Negeri Padang.
Robbins, Stephen P. (1996) Perilaku Organisasi :Konsep, Kontroversi dan Aplikasi,
Jakarta : Prenhallindo.
Soemitro, Rochmat 2012.Perpajakan Teoridan Teknis Pemungutan. Bandung: Graha
Ilmu.
Sumadi. 2005. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasaan Wajib Pajak
(StudipadaObyekPajakPenghasilan di KPP Yogyakarta). Jurnal Bisnis dan
Manajemen. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
Supadmi, Ni Luh. 2009. Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kualitas
Pelayanan. Audi Jurnal Akuntansi dan Bisnis, 4 (2): h:214-219, Denpasar:
Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Surliani dan Kardinal. (2012). “ Pengaruh pemahaman, kualitas pelayanan, ketegasan
sanksi pajak, dan pemeriksaan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak
pada KPP Ilir Barat”.Jurnal. : STIE MDP.
Wenzel, Michael. 2002. The Impact of Outcome Orientation and Justice Concern on
Tax Compliance: The Role of Tax Payers Identity. Journal of Applied
Psychology, 87: p:629-645.

You might also like