Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Sri Hartini Putri
Jurnal Sri Hartini Putri
Jurnal Sri Hartini Putri
ABSTRACT
Intensive care patients have special conditions such as decreased consciousness,
getting nutrient with Naso Gastrict Tube (NGT), had physiological disorder that can increase
the production of stomach acid, and get Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs (OIANS)
that can damage the gastric mucous barrier. These conditions make patients susceptible to
had stress ulcer, so they need to given a prophylaxis gastric drug. The purpose of this study
was to overview of using gastric drug in intensive patients at Arifin Achmad General
Hospital Riau Province from January to December 2015. This study was a descriptive
retrospective study with secondary sample from medical record. There were 209 samples that
fulfilled the inclusion criteria. This study showed that (88%) ICU patients received gastric
drug, with most financing status through the National Health Insurance (JKN) (73.9%).
Gastric drug classes most often given is Histamin2 Receptor Antagonists (H2RA) type of
Ranitidine (42.6%). Gastric drugs mostly administered parenterally (91.3%). The most
frequent dose was the dose therapy (99.2%).
PENDAHULUAN
Pasien yang mendapatkan bekerja dengan cara menetralisir asam
perawatan di ruang perawatan intensif lambung, mengurangi sekresi asam
khususnya di ruangan Intensive Care Unit lambung, serta meningkatkan ketahanan
(ICU) sebagian besar mengalami mukosa melalui aktifitas sitoprotektif.2
penurunan kesadaran. Pemberian nutrisi Pasien yang dirawat di rumah sakit
pada pasien yang mengalami penurunan sering kali juga diberikan terapi
kesadaran ini diberikan secara Naso farmakologi yang terdiri dari berbagai
Gastric Tube (NGT).1 macam obat seperti Obat Anti Inflamasi
Pasien yang dirawat di ICU juga Non Streroid (OAINS) misalnya
memiliki risiko untuk terkena stress ulcer indometasin, ibuprofen, naproksen,
akibat penggunaan NGT dan kondisinya sulfonamid, steroid, dan digitalis. Obat-
yang tidak sadar. Oleh karena itu obatan tersebut dapat mengganggu sawar
sebaiknya diberikan pengobatan untuk mukosa lambung yang dapat
mencegah terjadinya stress ulcer. Stress mengakibatkan munculnya peradangan,
ulcer juga dapat terjadi karena adanya dan apabila kondisi semakin memburuk
gangguan fisiologis pada tubuh pasien dapat terjadi perdarahan mukosa lambung
yang mengakibatkan peningkatan asam yang bersifat akut, kronis, difus, atau
lambung secara berlebihan.2 lokal.3
Obat lambung yang umumnya Pasien rawatan intensif di ICU juga
digunakan pada pasien rawatan intensif mendapatkan perawatan dengan intevensi
terdiri dari golongan Proton Pump FASTHUG yang terdiri dari Feeding,
Inhibitor (PPI), Histamin2 Reseptor Analgesia, Sedasi, Tromboembolic
Antagonis (H2RA), dan sukralfat. Obat profilaksis, Head evaluasi, Ulkus stresser,
lambung yang diberikan pada pasien dan Glukosa kontrol. Dengan
METODE
Penelitian ini memiliki desain ini yaitu data rekam medik pasien ICU
deskriptif retrospektif menggunakan data RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
rekam medik pasien yang mendapat obat periode Januari – Desember 2015,
lambung di ICU RSUD Arifin Achmad sedangkan kriteria ekslusinya adalah data
Provinsi Riau periode Januari – Desember rekam medik pasien ICU RSUD Arifin
2015. Penelitian ini dilakukan pada bulan Achmad Provinsi Riau yang tidak dapat di
Desember 2016 - Maret 2017 di Instalasi proses (tulisan tidak jelas, terpotong,
Rekam Medik RSUD Arifin Achmad terbakar, basah, dsb)
Provinsi Riau. Kriteria inklusi penelitian
HASIL PENELITIAN
Tabel Persentase Penggunaan Obat Lambung yang Diberikan pada Pasien ICU di
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau dalam Periode Januari – Desember 2015
Tabel di atas menunjukkan bahwa Desember 2015 sebanyak 209 pasien, dan
pasien yang mendapatkan perawatan didapatkan bahwa 184 pasien (88%)
intensif di ICU RSUD Arifin Achmad mendapatkan obat lambung.
Provinsi Riau pada bulan Januari hingga
Golongan Obat Lambung yang Diberikan pada Pasien ICU di RSUD Arifin Achmad
Provinsi Riau dalam Periode Januari – Desember 2015
Cara pemberian obat lambung pada pada 168 pasien (91,3%), lalu secara
pasien ICU dari bulan Januari hingga kombinasi (parenteral dan enteral)
Desember tahun 2015 paling banyak sebanyak 10 pasien (5,4%), dan secara
diberikan secara parenteral yang diberikan enteral pada 6 pasien (3,3%).
Dosis Pemberikan Obat Lambung pada Pasien ICU di RSUD Arifin Achmad Provinsi
Riau dalam Periode Januari – Desember 2015
Jumlah (%)
Golongan Obat Dosis Dosis terapi Dosis
subterapi maksimal
PPI
Pantoprazol 24 (9,4)
Omeprazol 54 (21,2)
Lansoprazol 2 (0,8)
H2RA
Ranitidin 118(46,5)
Anti Emetik
Domperidon 1(0,4)
Ondansentron 39(15,4)
Metoclopramid 1(0,4)
Lain-lain
Antasida 9(3,5)
Sucralfat 2(0,8) 3(1,2)
Misoprostol 1(0,4)
Total 2(0,8) 252(99,2)
KESIMPULAN
1. Sebagian besar pasien yang dirawat 4. Cara pemberian obat lambung yang
ICU mendapatkan obat lambung yang paling sering diberikan kepada pasien
diberikan pada 184 pasien (88%). di ICU adalah secara parenteral
2. Pasien yang mendapatkan obat dengan jumlah 168 pemberian
lambung di ICU dari sisi pembayaran (91,3%).
paling banyak menggunakan JKN 5. Dosis pemberian obat lambung yang
yaitu sebanyak 136 orang (73,9%). paling sering diberikan kepada pasien
3. Golongan obat lambung yang paling ICU adalah dosis terapi yaitu
sering diberikan di ICU adalah sebanyak 252 obat (99,2%).
golongan H2RA jenis ranitidin yang
diberikan pada 117 pasien (46,2%).