Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.

3, November 2009

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEMAMPUAN SOSIALISASI PADA


ANAK PRASEKOLAH DI TK PERTIWI PURWOKERTO UTARA

Joko Tri Suharsono1, Aris Fitriyani2, Arif Setyo Upoyo3

1,3. Jurusan Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.


2 Prodi keperawatan, Poltekkes Depkes Purwokerto

ABSTRACT
The future and development of children would be really depends on experience they
have got, include the education and different kinds of parents care pattern that consist of
democratic, permissive, and authoritarian care pattern. The social ability is not just
intelligences and capabilities but also social adaptabilities, social skills, and social acceptance.
The mistakes in social adaptation have a consequence that the children could not adapt well,
even in social way or personal way.
The aim of this research is to know the correlation of parent’s care pattern with social
ability preschool children in Pertiwi Kindergarten North Purwokerto.The method was analytic
correlation with cross sectional approximation. The population in this research was 324 people
include every parent and every student in Pertiwi Kindergarten North Purwokerto. The sample
of this research was 76 respondents as long as the research from October until November
2008, inclusion and exclusion qualified. Data analysis method with Chi Square.
The univariate analysis showed 25 % with authoritarian care pattern, 30,3 % with
permissive care pattern, and 44,7% parents with democratic care pattern. The analysis in
children social ability showed 42,1 % substantial, 26,3 % moderate, and 31,6 % have limited
social ability. The children with authoritarian care pattern have 5,3 % children with substantial
social ability, 36,8 % moderate, and 57,9 % children with limited social ability. The children with
permissive care pattern have 17,4 % substantial, 43,5 % moderate, and 39,1 % children with
limited social ability.
The children with democratic care pattern have 79,4 % children with substantial social
ability, 8,8 % moderate, and 11, 8 % children with limited social ability. The bivariat analysis of
correlation between the parents care pattern to social ability in preschool children with p < 0,05
show that there is significant correlation the parent’s care pattern with social ability preschool
children in Pertiwi Kindergarten North Purwokerto with p = 0,000. There is significant
correlation between the parent’s care pattern with social ability preschool children in Pertiwi
Kindergarten North Purwokerto (p = 0,000).

Keywords: Care pattern, social ability, preschool children.

PENDAHULUAN
Mendidik anak pada hakekatnya meliputi kecerdasan dan keterampilan
merupakan usaha nyata dari pihak orang motorik tetapi juga hal lain seperti dapat
tua untuk mengembangkan totalitas menerima tokoh diluar orang tuanya,
potensi yang ada pada diri anak (Shochib, kesadaran akan tugas, patuh pada
2000). Masa depan anak dikemudian hari peraturan, dan dapat mengendalikan
akan sangat tergantung dari pengalaman emosi-emosinya.
yang didapatkan anak termasuk faktor Faktor yang mempengaruhi
pendidikan dan pola asuh orang tua. Di sosialisasi pada anak, yaitu pola
saat sekarang ini tidak sedikit orang tua pengasuhan orang tua, pengaruh teman
yang mengejar kepentingan mereka sendiri sebaya, penerimaan diri, dan lingkungan
dengan dalih untuk kesejahteraan anak, (Hurlock dalam Astuti, 2000). Usia
sehingga terkadang peran mereka sebagai prasekolah memberi kesempatan luas
orang tua yaitu mendidik dan mengasuh kepada anak untuk mengembangkan
anak terlalaikan (Habibi, 2007). keterampilan sosialnya. Di usia inilah anak
Menurut Hurlock (1993), salah mulai melihat dunia lain di luar dunia
satu hasil penting yang harus dimiliki rumah bersama ayah dan ibu.
seorang anak ketika akan memasuki usia Kemampuan bersosialisasi harus terus
sekolah (anak prasekolah) adalah diasah. Sebab, seberapa jauh anak bisa
kemampuan sosialisasinya, tidak saja meraih kesuksesannya, amat ditentukan

112
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.3, November 2009

oleh banyaknya relasi yang sudah dijalin sosialisasi yang dimiliki oleh anak
(Isye, 2006). prasekolah di TK Pertiwi Purwokerto Utara.
Secara umum penelitian ini Berdasarkan uraian diatas peneliti
bertujuan untuk mengetahui hubungan tertarik untuk mengetahui apakah ada
antara pola asuh orang tua terhadap hubungan antara pola asuh yang
kemampuan sosialisasi pada anak diterapkan oleh orang tua terhadap
prasekolah di TK Pertiwi Purwokerto Utara. kemampuan sosialisasi pada anak
Tujuan khusus penelitian ini adalah (1) prasekolah di TK Pertiwi Purwokerto
mengetahui karakteristik responden di TK Utara? Hipotesis penelitian ini adalah
Pertiwi Purwokerto Utara, (2) mengetahui terdapat hubungan antara pola asuh orang
tipe pola asuh yang diterapkan orang tua tua terhadap kemampuan sosialisasi pada
kepada anaknya di TK Pertiwi Purwokerto anak prasekolah di TK Pertiwi Purwokerto
Utara, dan (3) mengetahui kemampuan Utara.

BAHAN DAN CARA KERJA


Jenis penelitian yang digunakan dalam satu rumah, orang tua yang
adalah analitik korelasi dengan dominan dalam mengasuh anak.
menggunakan pendekatan cross sectional. Alat yang digunakan untuk
Penelitian ini dilakukan di TK Pertiwi di mengumpulkan data pola asuh orang tua
seluruh Kecamatan Purwokerto Utara yang adalah kuesioner, yang terdiri dari 30 item
yang terdiri dari tujuh (7) TK Pertiwi. pernyataan yang meliputi 10 pernyataan
Populasi dalam penelitian ini adalah tipe pola asuh demokratis, 10 pernyataan
semua anak (siswa) di TK Pertiwi pola asuh permisif, 10 pernyataan tipe pola
Purwokerto Utara yang berjumlah 324 asuh otoriter. Sedangkan untuk
anak dan seluruh orang tua dari anak yang mengumpulkan data tentang kemampuan
ada di TK Pertiwi yang berjumlah 324 sosialisasi anak dengan menggunakan
orang tua. Pengambilan sampel dilakukan lembar observasi yang terdiri dari 30 item
dengan teknik purposive sampling, perilaku yang meliputi 10 perilaku
dengan kriteria anak sebagai berikut : Usia penyesuaian sosial, 10 perilaku
anak adalah antara 4-6 tahun, anak keterampilan sosial, 10 perilaku
tersebut tercatat sebagai siswa di TK penerimaan sosial. Analisa data hubungan
Pertiwi yang ada di Kecamatan Purwokerto antara pola asuh orang tua terhadap
Utara, anak dalam kondisi sehat secara kemampuan sosialisasi menggunakan uji
fisik dan psikologis. Sedangkan untuk Chi Square (X2). Tingkat kesalahan pada
kriteria orang tua adalah: orang tua penelitian ini adalh 95 % dengan level
kandung dari anak, orang tua tinggal signifikan (p) > 0,05.

HASIL DAN BAHASAN


1. Karakteristik responden mempertahankan apa yang telah ia
Hasil penelitian didapatkan miliki yang akan berpengaruh pada pola
bahwa frekuensi umur responden orang pengasuhan kepada anak
tua paling banyak yaitu pada usia Umur responden anak yang
dewasa awal (21-35 tahun) sebanyak bersekolah di TK Pertiwi paling banyak
53 responden (69,7 %) sedangkan anak berumur 5 tahun (59,2 %),
untuk usia dewasa pertengahan (36-60 sedangkan anak yang berumur 4 dan 6
tahun) yaitu 23 responden (30,3 %). tahun sebanyak 31,6 % dan 9,2 %.
Usia dewasa awal (umur 21-35 tahun) Semakin bertambahnya usia anak
dalam perkembangan psikososialnya, maka akan berpengaruh juga pada
seseorang siap dan ingin untuk perkembangan kognitif dan
menyatukan identitasnya dengan orang perkembangan interpersonal anak,
lain serta membuka diri terhadap dunia anak tidak hanya berhubungan dengan
masyarakat luas untuk memberikan orang tua saja, namun menuju pada
sumbanganya yang berarti. Menurut hubungan sosial di luar rumah seperti
Marsidi (2007), pada usia dewasa awal saudara dan anak tetangga, anak mulai
seseorang memasuki situasi antara terlibat dalam permainan dengan teman
rasa kebersamaan sambil mengalahkan sebaya sehingga anak mulai berbagi
rasa kehilangan identitas dan rasa dan perhatian dengan temannya
memasuki taraf memelihara dan (Hurlock, 1993).

113
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.3, November 2009

Karakteristik pendidikan orang ini selaras dengan hasil penelitian yang


tua di TK Pertiwi Purwokerto Utara dilakukan oleh Listyorini (2006) yang
pada penelitian ini lebih dari menyatakan bahwa, pada usia
separuhnya (56,6 %) orang tua prasekolah anak perempuan cenderung
berpendidikan SMA, 6 orang (7,9 %) lebih menyesuaikan diri dibandingkan
berpendidikan SD, 9 (11,8 %) dengan anak laki-laki. Anak perempuan
berpendidikan SMP , sedangkan orang mempunyai sikap sosial yang lebih
tua yang pendidikannya Perguruan baik, penuh kehangatan, dan mampu
Tinggi (PT) sebanyak 18 orang menyesuaikan tingkah laku, sikap, dan
(23,7%). Hasil penelitian ini nilainya sesuai dengan tuntutan
bertentangan dengan penelitian kelompok (Hurlock, 1997). Selain itu,
Romana (2005), di mana sebanyak jenis kelamin mempunyai pengaruh
45,6 % orang tua berpendidikan SD, secara langsung maupun tidak
18,9 % berpendidikan SMP, 32,2 % langsung terhadap perkembangan dan
berpendidikan SMA, dan 3,3 % orang pengaruh hormonal adalah faktor yang
tua berpendidikan PT. penting yang mempengaruhi perbedaan
Menurut Soetjiningsih (1998), perkembangan anak laki-laki dan
dengan tingkat pendidikan yang perempuan (Hurlock, 1997).
semakin tinggi maka dapat menerima 2. Pola Asuh Orang Tua
segala informasi dari luar, terutama Pola asuh yang diterapkan oleh
tentang cara pengasuhan yang baik, orang tua pada anak yang ada di TK
sedangkan Sekartini (1998) Pertiwi Purwokerto Utara didapatkan
menjelaskan bahwa, status pendidikan bahwa, orang tua yang menerapkan
ibu sangat menentukan kualitas pola asuh otoriter pada anaknya
pengasuhan. Shalahuddin (1990) juga sebanyak 19 orang tua (25%), permisif
menjelaskan bahwa, jenjang pendidikan 23 (30,3 %), sedangkan orang tua yang
juga mempengaruhi pola pikir, sehingga menerapkan pola asuh demokratis
dimungkinkan mempunyai pola pikir pada anaknya sebanyak 34 orang tua
yang terbuka untuk menerima informasi (44,7%). Hasil penelitian ini selaras
baru serta mampu untuk mempelajari dengan penelitian Anjani (2006),
hal-hal yang dapat meningkatkan dimana 15,6 % orang tua menerapkan
kemampuan sosialisasi anaknya. Hal pola asuh otoriter, 18,8 % menerapkan
tersebut bertolak belakang dengan hasil pola asuh permisif, dan 65,6 % orang
penelitian Eka (2004) yang menyatakan tua menerapkan pola asuh demokratis
bahwa, tingkat pendidikan orang tua kepada anaknya.
tidak mempengaruhi dalam keputusan Menurut David dalam Shochib
orang tua untuk menerapkan pola asuh. (2000), keluarga dengan pola asuh
Walaupun pendidikan menengah demokratis dapat di jumpai pada
kebawah tidak menghalangi keputusan keluarga seimbang yang ditandai oleh
untuk menerapkan pola asuh yang keharmonisan hubungan (relasi) antara
cocok dan sesuai bagi anak-anaknya. ayah dan ibu, ayah dengan anak, serta
Karakteristik anak atau siswa di ibu dengan anak. Orang tua
TK Pertiwi Purwokerto Utara bertanggung jawab dan dapat
berdasarkan jenis kelamin didapatkan dipercaya, serta sebagai koordinator
bahwa siswa perempuan jumlahnya dan bersikap proaktif. Melalui teladan
lebih banyak jika dibandingkan dengan dan dorongan orang tua pula setiap
siswa laki-laki yaitu siswa perempuan masalah dihadapi dan diupayakan
berjumlah 48 (56,6 %) dan siswa laki- untuk dipecahkan bersama.
laki sebanyak 33 (43,4 %). Hasil Setiap tipe pola asuh
penelitian ini sesuai dengan jumlah mempunyai kelebihan dan kekurangan,
anak prasekolah yang ada di sehingga tidak semua orang tua
Purwokerto Utara, yaitu 50,04 % nyaman menerapkan pola asuh yang
berjenis kelamin perempuan dan 49,96 dianggap baik oleh orang lain, karena
% berjenis kelamin laki-laki. setiap orang mempunyai cara pandang
Kematangan sosial anak yang berbeda-beda dalam mengasuh
dipengaruhi oleh cara pengasuhan anaknya. Menurut Dewi (2008), anak
anak, keadaan keluarga dan jenis yang diasuh secara demokratis
kelamin (Firrin, 1993). Hasil penelitian cenderung aktif, berinisiatif, tidak takut

114
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.3, November 2009

gagal karena anak diberi kesempatan dan kehangatan dari ayah, ibu dan
untuk berdiskusi dalam pengambilan nenek atau kakek akan berpengaruh
keputusan di keluarga. Orangtua positif bagi perkembangan sosial anak,
memberikan pengawasan terhadap jika lingkungan rumah secara
anak dan kontrol yang kuat serta keseluruhan memupuk dan
dorongan yang positif. Namun tidak mengembangkan sikap sosial yang
menutup kemungkinan akan baik, kemungkinan besar akan menjadi
berkembang pada sifat membangkang pribadi yang sosial yang akan
dan tidak mampu menyesuaikan diri. mempengaruhi anak dalam
Menurut Adek (2008), pola kemampuan sosialisasi baik dalam
asuh otoriter akan menghasilkan keluarga maupun di luar keluarga
karakteristik anak yang penakut, (masyarakat).
pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, Aspek kemampuan
gemar menentang, suka melanggar penyesuaian sosial anak yang diartikan
norma, berkepribadian lemah, cemas, sebagai keberhasilan seseorang untuk
dan menarik diri. Pola asuh ini akan menyesuaikan diri, tingkah laku, sikap,
menghasilkan anak dengan tingkah dan nilainya sesuai dengan tuntutan
laku pasif dan cenderung menarik diri. kelompok. Penyesuaian sosial menjadi
Sikap orangtua yang keras akan sulit bila anak tidak menyetujui cita-cita
menghambat inisiatif anak. Dewi (2008) kelompok. Anak akan berhasil dalam
menjelaskan bahwa, di sisi lain anak penyesuaian sosial dengan baik dan
yang diasuh dengan pola asuh otoriter dapat diterima sebagai anggota
cenderung memiliki kompetensi dan kelompok sosial ketika anak menyukai
tanggungjawab seperti orang dewasa. orang dan aktivitas sosialnya (Hurlock,
Pola asuh permisif merupakan 1997).
pola asuh yang serba bebas dan Berdasarkan hasil observasi
memperbolehkan segala sesuatunya pada anak ketika peneliti atau observer
tanpa menuntut anak. Menurut Lutvita datang dan mencoba untuk
(2008), anak yang diasuh secara berkomunikasi dan bersosialisasi,
permisif mempunyai kecenderungan respon anak cukup baik dan menerima,
kurang berorientasi pada prestasi, namun pada saat observer melakukan
egois, suka memaksakan keinginannya, tindakan kepada anak, anak
kemandirian yang rendah, serta kurang menunjukkan respon menolak pada
bertanggungjawab. Anak juga akan observer. Keadaan tersebut diperkuat
berperilaku agresif dan antisosial, oleh hasil penelitian Firrin (1993) yang
karena sejak awal tidak diajarkan untuk menyatakan bahwa, pada anak yang
mematuhi peraturan sosial, tidak disekolahkan maka tuntutan potensial
pernah diberi hukuman ketika yang harus dihadapi adalah mengatasi
melanggar peraturan yang telah suatu lingkungan yang baru, anak
ditetapkan orangtua. harus menyesuaikan diri dengan
3. Kemampuan Sosialisasi banyak orang asing yang baru
Kemampuan sosialisasi pada ditemuinya, sehingga terkadang anak
anak di TK Pertiwi Purwokerto Utara menjadi pemalu dan takut.
didapatkan bahwa, anak yang Keterampilan sosial ditunjukkan
mempunyai kemampuan sosialisasi dengan respon anak yang mampu
baik yaitu 32 (42,1 %), sedangkan anak untuk berperilaku positif dan kooperatif
yang mempunyai kemampuan terhadap orang lain dan lingkungannya.
sosialisasi cukup sebanyak 20 (26,3 Pada saat observer melakukan suatu
%), dan anak yang mempunyai tindakan seperti mengajak anak untuk
kemampuan sosialisasi kurang adalah bermain bersama banyak anak yang
24 anak (31,6 %). meminta penjelasan tentang tindakan
Kemampuan sosialisasi yang yang dilakukan oleh observer.
dimiliki anak dipengaruhi oleh faktor Sehingga anak lebih mengetahui dan
lingkungan, terutama oleh keluarga, faham tentang apa yang akan
yaitu peran dan keterlibatan orang tua dilakukan. Anak lebih mengerti bahwa
yang tercermin di dalam pelaksanaan tindakan yang dilakukannya bertujuan
pola asuh. Menurut Ekowati (1995), bila agar anak lebih banyak mengenal
anak mendapat stimulasi, penerimaan, teman-temannya.

115
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.3, November 2009

Hasil penelitian ini diperkuat %). Anak dengan pola asuh permisif
oleh penelitian yang dilakukan oleh mempunyai kemampuan sosialisasi
Listyorini (2006) yang menyatakan baik sebanyak 4 (17,4 %), cukup
bahwa, pengenalan alat-alat medis dan sebanyak 10 (43,5 %), dan kurang
teman-teman satu ruangan pada anak sebanyak 9 (39,1 %). Sedangkan anak
yang sedang dirawat membuat anak yang diasuh dengan pola asuh
menjadi familiar dengan prosedur demokratis lebih dari setengahnya
tindakan yang dilakukan padanya. Anak mempunyai kemampuan sosialisai yang
juga lebih mampu bersosialisasi baik yaitu 27 (79,4 %), sedangkan anak
dengan teman sosialnya, sehingga yang mempunyai kemampuan
anak memiliki kesempatan untuk sosialisasi cukup dan kurang sebanyak
mempelajari berbagai pola perilaku 3 (8,8 %) dan 4 (11,8 %). Hasil analisis
yang diterima secara sosial dan diketahui bahwa nilai p= 0,000, yaitu p
keterampilan sosial yang membantu < α (0,05) sehingga dapat dikatakan
keseimbangan mereka dalam sitiuasi bahwa, ada hubungan antara pola asuh
sosial. Dalam penelitian ini setelah orang tua terhadap kemampuan
observer menjelaskan tentang prosedur sosialisasi pada anak prasekolah di TK
(permainan) yang akan dilakukan Pertiwi Purwokerto Utara.
kepada anak, anak mau mengikuti Pola asuh demokratis
permainan yang akan dilakuakan merupakan pola asuh yang terbanyak
sesuai dengan yang dijelaskan oleh yang diterapkan oleh orang tua kepada
observer sebelumnya. anaknya karena pola asuh demokratis
Aspek terakhir tentang mempunyai prinsip kebebasan yang
kemampuan sosialisasi anak yaitu dijalankan dalam segala aspek kegiatan
tentang penerimaan sosial, pada keluarga, sehingga dengan pola
kemampuan ini merupakan suatu asuh demokratis membuat orang tua
keberhasilan anak untuk ikut berperan benar-benar memperhatikan anak
dalam kelompok sosialnya dan sebagai individu yang utuh lahir batin,
menunjukkan rasa suka terhadap dan tidak sedikitpun mengarahkannya
anggota kelompok lain untuk secara otoriter (Rinestaelisa, 2008).
bekerjasama dan bermain dengannya Walgito (2004) menjelaskan
(Hurlock,1997). Menurut Listyorini bahwa, anak dari orang tua yang
(2006), setelah dilakukan aktivitas mempunyai sikap otoriter menyebabkan
bermain pada anak yang sedang sakit, anak tidak mempunyai inisiatif karena
anak mampu mengekspresikan takut berbuat kesalahan, menjadi anak
kemarahannya tanpa melukai perawat penurut, dan anak kurang atau tidak
dan orang tuanya selain itu anak mempunyai tanggung jawab. Namun
mengalami peningkatan dalam aktivitas sebaliknya dari pihak orang tua anak
yang dilakukan oleh perawat. Pada dituntut untuk semakin bertanggung
penelitian ini terlihat bahwa anak mau jawab sesuai dengan perkembangan
bermain dan bekerjasama dengan umurnya, karena itu sering terjadi
teman-temannya ketika mereka sedang konflik antara orang tua dengan anak.
bermain bersama. Padahal anak sangat membutuhkan
4. Hubungan Pola Asuh Orang Tua hubungan sosial yang bagus dan baik
Terhadap Kemampuan Sosialisasi antara anggota keluarga atau dengan
Anak lingkungannya. Pada keluarga seperti
Hasil uji chi-square yang ini anak merasa kepentingan dan
dilakukan untuk mengetahui hubungan hobinya tidak diperdulikan atau
antara pola asuh orang tua terhadap dianggap tidak penting, ketika anak
kemampuan sosialisasi pada anak berusaha menarik perhatian kedua
prasekolah di TK Pertiwi Purwokerto orang tuanya atau berusaha
Utara didapatkan bahwa, anak yang di mengukuhkan dirinya, ternyata sosok
asuh dengan pola asuh otoriter otoriterlah yang dihadapinya, bahkan
mempunyai kemampuan sosialisasi terkadang hukumanlah yang
baik sebanyak 1 (5,3 %), cukup didapatkannya. Karena itu sikap dan
sebanyak 7 (36,8 %), sedangkan anak perlakuan orang tua banyak
yang mempunyai kemampuan menentukan keberhasilan anak dalam
sosialisasi kurang sebanyak 11 (57,9 belajar. Tuntutan orang tua yang terlalu

116
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.3, November 2009

tinggi akan menjadikan beban bagi sifat kurang mendorong atau melatih
anak dan dapat menimbulkan beban anak mentaati peraturan yang berlaku.
putus asa dan rendah diri (Mighwar, Korelasi antara pola asuh
2006). orang tua dengan kemampuan
Membebaskan anak memang sosialisasi anak usia prasekolah
membuat anak menjadi mudah menunjukkan terdapat hubungan yang
melakukan suatu hal yang berguna sangat signifikan (p= 0,00). Hasil
untuk anaknya kelak, namun apabila penelitian ini juga didukung oleh
tanpa adanya kontrol dari orang tua penelitian dari Eka (2004) yang
malah akan membuat anak menjadi menyatakan bahwa, apabila orang tua
sulit diatur. Menurut Hurlock (1997) menerapkan pola asuh yang tepat
menyatakan bahwa, orang tua yang maka akan mempengaruhi kemampuan
permisif jarang melarang keinginan sosialisasinya, karena anak hidup
anak, memberikan kebebasan yang dalam keluarga yang selalu
longgar pada anak, jarang menuntut mendukungnya dalam cinta kasih
dan menghukum anak, serta kurang dengan pola pengasuhan yang tepat
menanamkan disiplin dan nilai-nilai dan interaksi keluarga yang harmonis,
yang patut atau tidak untuk dilakukan. sehingga anak bisa tumbuh dan
Hal ini didukung oleh pendapat berkembang secara optimal. Interaksi
Baumrind (1991) yang menjelaskan orang tua dan anak dalam mengasuh
bahwa, orang tua dengan pola asuh dan memberikan stimulasi kepada anak
permisif biasanya orang tua mempunyai mempengaruhi perkembangan sosial
anak.
SIMPULAN DAN SARAN kemampuan sosialisasi pada anak
Analisis hasil dan pembahasan prasekolah di TK Pertiwi Purwokerto
penelitian mengenai hubungan pola asuh Utara (p= 0,000).
orang tua terhadap kemampuan sosialisasi Hasil dan pembahasan mengenai
pada anak prasekolah di TK Pertiwi penelitian hubungan pola asuh orang tua
Purwokerto Utara yang telah diuraikan, terhadap kemampuan sosialisasi pada
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : anak prasekolah di TK Pertiwi Purwokerto
1. Karakteristik responden orang tua di Utara yang telah diuraikan, maka peneliti
TK Pertiwi Purwokerto Utara meyarankan sebagai berikut :
didapatkan bahwa dari 76 responden 1. Orang tua memegang peranan penting
69,7 % responden merupakan usia dalam kemampuan sosialisasi anak
dewasa pertengahan dengan 56,6 % dan pengasuhan yang baik sangat
berpendidikan SMA. penting untuk dapat menjamin tumbuh-
2. Karakteristik responden anak di TK kembang anak yang optimal, sehingga
Pertiwi Purwokerto Utara di dapatkan orang tua perlu lebih banyak menggali
bahwa, paling banyak anak berumur 5 informasi tentang pola asuh yang tepat
tahun (59,2 %) dengan 56,6 % berjenis untuk diterapkan kepada anak.
kelamin perempuan. 2. Kemampuan sosialisasi di pengaruhi
3. Pola asuh yang diterapkan oleh orang oleh faktor keluarga (orang tua) dan
tua di TK Pertiwi Purwokerto Utara lingkungan disekitarnya. Orang tua
kepada anaknya di dapatkan bahwa, sebagai orang yang paling mengerti
44,7 % orang tua menerapkan pola tentang keadaan anak, tetap
asuh demokratis, sedangkan untuk memberikan dukungan kepada anak
pola asuh permisif sebanyak 30,3 % khususnya dalam hal kemampuan
dan otoriter 25 %. sosialisasi yang nantinya akan sangat
4. Hasil observasi tentang kemampuan berguna untuk masa depan dan
sosialisasi pada anak prasekolah di TK lingkungannya, sehingga diharapkan
Pertiwi Purwokerto Utara didapatkan semua anak dapat mempunyai
bahwa 42,1 % anak mempunyai kemampuan sosialisasi yang baik.
kemampuan sosialisasi yang baik, 3. Perlu penelitian lebih lanjut untuk
26,3 % cukup, 31,6 % anak mengetahui pola asuh yang paling
mempunyai kemampuan sosialisasi dominan terhadap kemampuan
yang kurang. sosialisasi anak dan faktor-faktor yang
5. Terdapat hubungan yang signifikan mempengaruhi kemampuan sosialisasi
antara pola asuh orang tua dengan pada anak prasekolah.

117
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.3, November 2009

DAFTAR PUSTAKA
Adek 2008, ‘Pengaruh pola asuh orang tua Hurlock, EB 1997, Psikologi
terhadap karakteristik anak’ perkembangan suatu pendekatan
viewed 15 September, sepanjang rentang kehidupan,
http://valmband.multiply.com/journ Edisi Kelima, Erlangga Press,
al/item/31/pengaruh_ Jakarta.
pola_asuh_orang_tua_terhadap_k Isye, W 2006, Sampai di mana
arakteristik_anak kemampuan anak prasekolah?,
Anjani, D 2006, Hubungan antara pola Klinik Pela, Jakarta.
asuh dengan masalah perilaku Listyorini, D 2006, Pengaruh bermain
sulit makan pada anak TK Aba terhadap kemampuan sosialisasi
Lempuyungan dan TK Aisyiyah anak selama menjalani perawatan
Miliran. Fakultas Kedokteran di RSUP dr Sardjito Yogyakarta.
UGM, Tesis. Fakultas Kedokteran UGM,
Astuti, M 2000, Peningkatan sosialisasi Skripsi.
anak melalui pelatihan permainan Lutvita 2008, ‘Anak sehat keluarga
tradisional, Fakultas Psikologi bahagia’ viewed 15 September
UGM, Skripsi. 2008,
Baumrind, D 1991, Current patterns of http://209.85.175.104/search?q=ca
parental authority, Development che:JaulJcaW1kJ:keluargabahagia
Psychology Monograph. .epajak.org/vcd/polaasuh+pola+as
Dewi, I 2008, ‘Mengenal bentuk pola asuh uh+orang+tua&hl=id&ct=clnk&cd=
orang tua’, viewed 15 September 36&gl=id&client=firefox-a
2008, Marsidi, A 2007, ‘Konsep dan metode
http://www.kabarindonesia.com/be pembelajaran untuk orang
rita.php?pil=13&dn=2008 dewasa’, viewed 6 January 2009,
0706135419 http://elearn.bpplsp_reg5.go.id/?pil
Eka, A 2004, Hubungan antara pola asuh ih=news& aksi=lihat&id=14
orang tua dengan kemampuan Mighwar, M 2006, Psikologi remaja
sosialisasi anak retardasi mental di petunjuk bagi guru dan orang tua,
SLB C Negeri II Gondomanan Pustaka Setia, Bandung.
Y ogyakarta, Fakultas Kedokteran Rinestaelisa, UA 2008, Hubungan pola
UGM, Skripsi. asuh orang tua dengan prestasi
Ekowati, M 1995, Perbedaan kemasakan belajar siswa SMA Negeri 3
sosial antara anak prasekolah Yogyakarta, Fakultas Kedokteran
ditinjau dari keikutsertaan ibu UGM, Skripsi.
dalam program bina keluarga Romana, A 2005, Faktor-faktor yang
balita di Kecamatan Mlati mempengaruhi tingkat sosialisai
Kabupaten Sleman Yogyakarta, anak usia sekolah di Panti Asuhan
Fakultas Psikologi UGM, Skripsi. Yatim Piatu Puteri ‘Aisyiyah
Firrin 1993, Kemasakan sosial pada anak Yogyakarta, Fakultas Kedokteran
berintelegensi tinggi dan anak- UGM, Skripsi.
anak berintelegensi normal, Sekartini, 1998, ‘Manfaat Poster Aksi
Fakultas Psikologi UGM, Skripsi. Kalender Bulanan Bayi dan Balita
Habibi, M 2007, Program bimbingan bagi untuk Pemantauan Status Gizi’,
orang tua dalam penerapan pola viewed 6 December 2008,
asuh untuk meningkatkan http//www.gatra.com
kematangan sosial anak (studi Shalahuddin, M 1990, Pengantar psikologi
kasus anak dan orang tua di TK pendidikan, Bina Ilmu, Surabaya.
Islam T erpadu Anak Sholeh Shochib, M 2000, Pola asuh orang tua,
Mataram), Universitas Pendidikan Rineka Cipta, Jakarta.
Indonesia, Bandung. Soetjiningsih 1998, Tumbuh kembang
Hurlock, EB 1993, Psikologi anak, EGC, Jakarta.
perkembangan: suatu pendekatan Walgito, B 2004, Bimbingan dan konseling
sepanjang rentang kehidupan, di sekolah, Edisi 1, Andi Offset,
Erlangga Press, Jakarta. Yogyakarta.

118

You might also like