Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

Jurnal Mikrobiologi Indonesia, September 2002, hlni.

39-43
ISSN 0853-35SX

Keragaman Genetika Bakteri Tanah dari Rizosfer Kapas


Transgenik dan Nontransgenik di Soppeng, Sulawesi Selatan
Soil Bacterial Genetic Diversity from Rhizosfev of Transgenic and
Nontransgenic Cotton Plantation in Soppeng, South Sulawesi
MUHAMMAD WSUF', YUSMINAH HALA2 & ANTONIUS SUWANTO'."

'Seameo-Biotrop, Jalam Ray4 Tajur, Bogor 16001


2Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Makassar, Jalan Daeng Tat4 Raya, Makassar 90224
'Jurusan Biologi, FMIPA, Institut Pertatrian Bogor, Bogor 16144

Techniques based on amplification o f 16s-rRNA genes for comparing bacterial communities are now widely used
i n microbial ecology. I n this study, we compared bacterial genetic diversity o f transgenic and nontransgenic cotton
plantation soil samples to examine the effect of transgenic cotton on soil bacterial divsrsity. The primer 6 3 f and 1387r
specific for bacteria were used to amplify D N A extracted from two soil samples. T h e P C R products were cloned into
p C E M - T Easy and transformed into Escherichia coli DH5-a. Total transformants o f transgenic and nontransgenic
obtained from cotton plantation soil samples were 138 and 123 respectively. Twenty trat~sformantscontaining 16s-
r R N A genes were selected random!y from each library to reveal their amplified ribosomal D N A restriction analysis
(ARDRA) patterns employing restriction enzymes Hhal, Rsal, and H a e l l l . The results indicated that there were 16 and
14 different A R D R A profiles derived from transgenic and nontransgenic cotton plantation, respectively.

Key words: bacterial diversity, ARDRA, transgenic and nontransgenic cotton

Pada umumnya untuk mempelajari bentuk morfologi, Analisis keragaman genetika yang cepat, sederhana, dan
struktur sel, dan sifat biokimia bakteri yang berasal dari murah, dapat dilakukan dengan teknik amplified ribosomal
lingkungan dilakukan dengan cara isolasi dan karakterisasi DNA restriction analysis (ARDRA)atau restriction fragment
melalui kultur (Reeve 1994). Masalah yang dihadapi ialah tidak length polymorphism (RFLP). ARDRA dapat digunakan unb*
semua jenis mikrob dapat dikulturkan. Hanya 1% mikrob dari analisis populasi bakteri dan perkiraan perubahan genetika
sampel tanah diperkirakan dapat dikulturkan (Suwanto 1994). dalam waktu tertentu di antara dua lokasi dengan kondisi
Kegagalan teknik kultivasi, terutama disebabkan karena lingkungan yang berbeda (Deya et al. 1995). Analisis ini
kebutuhan nutrisi dan kondisi pertumbuhan bakteri tanah dilakukan dengan cara mengamplifhsi gen 16s-rRNA dengan
sangat beragam dan kebergantungan intrinsik dari banyak menggunakan primer yang disesuaikan dengan sampel DNA
mikroorganisme (Felske et al. 1998). Padahal jenis mrkrob yang yang akan diamplifikasi (Borneman et al. 1996). Marchesi et
belurn dapat dikulturkan juga merupakan komponen utarna dari al.(1998) telah mendesain primer 63f dan1387r untuk amplifikasi
komunitas mikrob secara keseluruhan. Oleh karena itu, teknik gen 16s-rRNAyang memungkinkan untuk menduga keragaman
kultivasi tidak dapat dijadikan standar untuk mempelajari bakteri yang berasal dari lingkungan.
keragaman bakterl (Borneman et al. 1996). Hasil amplifikasi 16s-rRNA ini kemudian dipotong dengan
Aplikasi teknik molekuler untuk menganalisis keragaman enzim restriksi. Pola hasil pemotongan dengan enzim restriksi
rnikrob, seperti analisis gen 16s-rRNA dengan polymerase ini dapat digunakan untuk memperkirakan jurnlah bakteri yang
chain reaction (PCR) rnampu menampilkankeragaman genetika ada. Metode ini didasarkan pada prinsip pemotongan enzim
mikrob, baik yang dapat dikulturkan maupun tidak. Gen 16S- restriksi yang sangat spesifik pada bagian tertentu dari gen
rRNA merupakan pilihan karena gen ini terdapat pada semua 16s-rRNAsehingga dapat menunjukkan pola filogenetlka yang
prokariota dan memiliki bagian atau sekuen konservatif dan berbeda untuk setiap jenis prokariota (Deya et al. 1995). Dari
sekuen lainnya yang sangat bervariasi (Madigan et al. 1997). penelitian Moyer et al. (1996) yang menggunakan 10 enzim
restriksi tetramerik pada analisis RFLP gen 16s-rRNA bakteri,
diperoleh tiga enzim yang paling diskriminatifuntuk mendeteksi
* Penulis untuk korespondensi, Tel. +62-251-323848, dan mernbedakan gen 16s-rRNA bakteri. Ketiga enzirn tersebut
Fax. +62-251-3 15107, E-mail: asuwanto@indo.net.id ialah k a I , HhaI, dan BstUI yang kemudian direkomendasikan
untuk penapisan pada studi keragaman genetika bakteri.

You might also like