Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 1.

April 2013, 17-22

PENGARUH PENDEKATAN PICTORIAL RIDDLE JENIS VIDEO TERHADAP


HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI
GELOMBANG TERINTEGRASI BENCANA TSUNAMI
Ichy Lucya Resta1, Ahmad Fauzi2, dan Yulkifli2
1
Mahasiswa Pendidikan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang
2
Staf Pengajar Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang
chy_lucya@yahoo.com

Abstract — This research is motivated by the fact that the Padang city is in the area which allows suffered
tsunami that required to improve preparedness against disaster. The learning was applied is Pictorial Riddle
Approach video type in Inquiry Learning. The purpose of research is to determine the influence of Pictorial
Riddle Approach video type to learning results of student in inquiry learning on wave material integrated by
tsunami. The type of this research is Quasi Experimental research. The population in this research is all students
of class XII at SMAN 3 Padang are listed in academic year 2012/2013. Class sample was determined by cluster
random sampling technique. The instrument is used to collect data is written tests for the cognitive domain. The
result of the data analysis is the learning results of student to cognitive domain for the experiment class and
control class are 87.10 and 82.50. The hypothesis test for the cognitive domain is tcount > ttable at significance level
0.05 and dk 61. The conclusion is the hypothesis which states that there is influence of Pictorial Riddle
Approach video type to learning results of student in inquiry learning on the wave material integrated by the
tsunami in grade XII SMAN 3 Padang is acceptable.

Keywords — pictorial riddle, inkuiri, video, hasil belajar, gelombang, tsunami

TABEL I
I. PENDAHULUAN NILAI INDEKS KESIAPSIAGAAN STAKEHOLDERS UTAMA KOTA PADANG
Pendidikan memiliki peran penting dalam perkembangan DALAM MENGANTISIPASI BENCANA
IPTEK. Oleh karena itu, pemerintah selalu berupaya
Indeks Paramater Rumah Komunitas Pemeri
meningkatkan mutu pendidikan seiring dengan perkembangan Tangga Sekolah ntah
IPTEK diantaranya dengan penyempurnaan kurikulum Pengetahuan 72 72 80
menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kebijakan - 57 69
Kurikulum ini selanjutnya dikembangkan oleh satuan Rencana Tanggap Darurat 42 44 85
pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum. PP Peringatan Bencana 73 56 49
No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Kemampuan Mobilisasi 32 37 76
Pasal 17 menyebutkan bahwa salah satu pertimbangan dalam Sumber Daya
upaya mengembangkan kurikulum tingkat satuan SMA adalah Indeks Kesiapsiagaan 56 59 75
dengan memperhatikan karakteristik atau potensi daerah
khususnya pada daerah rawan bencana. Berdasarkan Tabel I, Kota Padang menunjukkan nilai
Salah satu daerah yang dikategorikan rawan bencana indeks kesiapsiagaan dalam kategori hampir siap. Namun jika
khususnya bencana tsunami adalah Kota Padang. Geografis dicermati lebih lanjut, nilai indeks masing-masing stakeholder
kota Padang terletak pada lempeng bumi yang labil sehingga menunjukkan perbedaan yang cukup berarti. Nilai indeks
mempunyai potensi besar terjadinya gempa bumi pada dasar pemerintah jauh lebih tinggi dibandingkan dengan nilai indeks
laut yang berpotensi menimbulkan tsunami[1]. Oleh karena itu, komunitas sekolah dan rumah tangga. Nilai indeks pemerintah
kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana merupakan dalam kategori siap, sedangkan indeks pada komunitas
indikator penting pengurangan risiko bencana tsunami. sekolah dan rumah tangga masuk dalam kategori hampir siap
Penelitian yang dilakukan oleh LIPI bekerja sama dengan dengan masing-masing nilai indeks 56 dan 59.
UNESCO pada warga Kota Padang menghasilkan data seperti Kesiapsiagaan komunitas sekolah berada pada tingkat
yang ditampilkan Tabel I[2]. hampir siap, namun jika dilihat dari segi tindakan yang
sifatnya action dalam kesiapsiagaan tsunami masih belum
banyak dilakukan[2]. Mereka berpendapat bahwa tindakan
yang dilakukan untuk kesiapsiagaan bencana tsunami adalah
dengan mendengarkan informasi tsunami dari TV dan radio.

17
Tindakan apa yang seharusnya dilakukan seperti tindakan merupakan suatu model pembelajaran yang melalui proses
penyelamatan diri dalam rangka kesiapsiagaan tsunami belum bertanya dan mencari tahu suatu gejala secara sistematis.
dipahami dengan baik. Berdasarkan fakta yang dipaparkan di Proses inkuiri yang dapat dilakukan siswa salah satunya
atas, disimpulkan bahwa komunitas sekolah masih kurang siap adalah dengan menggunakan pendekatan Pictorial Riddle
dalam hal kesiapsiagaan tsunami. dalam pembelajaran. Pictorial Riddle merupakan salah satu
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pembelajaran yang termasuk ke dalam pembelajaran inkuiri.
kesiapsiagaan komunitas sekolah terhadap bencana tsunami Pendekatan Pictorial Riddle adalah suatu proses pembelajaran
salah satunya adalah mengintegrasikan materi bencana yang menggunakan gambar atau peragaan di papan tulis,
tsunami ke dalam pembelajaran fisika. Pendidikan sekolah papan poster, atau layar kemudian guru mengajukan
diharapkan mampu menanamkan karakter siaga terhadap pertanyaan yang berkaitan dengan gambar untuk
bencana tsunami khususnya kepada generasi muda melalui membangkitkan motivasi belajar siswa dalam diskusi
pengintegrasian siaga terhadap bencana tsunami dalam kelompok kecil maupun besar[7]. Suatu riddle biasanya
pendidikan di sekolah. Pengintegrasian siaga bencana di berbentuk gambar yang diperlihatkan secara jelas kepada
sekolah adalah investasi jangka panjang yang akan melahirkan siswa kemudian diajukan pertanyaan berdasarkan riddle oleh
generasi pemikir dan pembuat kebijakan berkaitan dengan guru[5]. Penerapan pendekatan Pictorial Riddle meliputi
bencana sehingga dapat meminimalkan dampak fisik maupun beberapa langkah dimana penyajian masalah dalam bentuk
nonfisik. media grafis sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa
Fisika menjadi salah satu mata pelajaran yang dapat dalam belajar dan membantu siswa memahami materi
diintegrasikan dengan bencana tsunami. Materi yang pelajaran [5]. Siswa dapat melatih kemampuan berpikir melalui
dipandang sesuai dengan kajian ini adalah materi gelombang. riddle yang sudah dirancang oleh guru karena siswa terlibat
Dengan mengintegrasikan bencana tsunami dalam mata secara langsung dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat
pelajaran fisika khususnya materi gelombang diharapkan meningkatkan hasil belajar siswa.
dapat meningkatkan kesiapsiagaan komunitas sekolah Kelebihan pendekatan Pictorial Riddle antara lain:
terhadap bencana tsunami pada siswa. Siswa diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep; meningkatkan keaktifan
mengetahui tindakan apa yang seharusnya dilakukan jika sisaw dalam pembelajaran; meningkatkan daya ingat dan daya
terjadi tsunami. analisis siswa; meningkatkan motivasi belajar siswa;
Gelombang merupakan getaran yang merambat. Suatu memperkaya dan memperdalam materi yang dipelajari
gelombang memiliki amplitudo, periode, frekuensi, panjang, sehingga materi dapat bertahan lama. Penelitian relevan
dan cepat rambat. Sifat-sifat suatu gelombang adalah dapat pendekatan Pictorial Riddle oleh peneliti-peneliti
dipantulkan, dibiaskan, dipadukan, dilenturkan dan memperlihatkan bahwa Pictorial Riddle Aproach dapat
dipolarisasikan. Tsunami juga memiliki amplitudo, periode, meningkatkan motivasi siswa sehingga dapat meningkatkan
frekuensi, panjang gelombang, dan cepat rambat gelombang. hasil belajar siswa[10]. Pendekatan Pictorial Riddle dapat
Selain itu, tsunami juga dapat dipantulkan, dibiaskan, dan meningkatkan keaktifan siswa dalam kelompok sehingga
dilenturkan. Jadi, tsunami merupakan salah satu contoh dapat meningkatkan hasil belajar siswa[5]. Jadi,
gelombang sehingga bisa dianalisis menggunakaan Kesimpulannya adalah penerapan pendekatan Pictorial Riddle
pengetahuan tentang gelombang secara umum. dalam pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan dan
Ilmu yang mempelajari fenomena alam seperti fisika motivasi belajar sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.
hendaknya dihadapkan langsung pada permasalahan secara Pengintegrasian materi bencana tsunami kedalam materi
nyata sehingga siswa bisa bekerja secara sistematis untuk gelombang membutuhkan media seperti video. Media video
mendapatkan jawaban dari fenomena yang diamati[3]. Siswa adalah media kombinasi antara audio dan visual yang
harus bekerja secara sistematis sehingga solusi yang diperoleh dikombinasikan dengan kaset audio yang mempunyai unsur
dari permasalahan dapat dipertanggungjawabkan. Proses ini suara dan gambar yang biasa dilihat, misalnya rekaman video,
akan membantu siswa dalam memahami materi pelajaran berbagai ukuran film, slide gambar dan sebagainya[9]. Manfaat
sehingga hasil belajar yang diharapkanpun bisa tercapai. Oleh media video adalah meningkatkan motivasi belajar sehingga
karena itu, model pembelajaran yang diperlukan adalah yang materi mudah dipahami, merubah prilaku perserta didik agar
menuntut siswa melaksanakan proses inkuiri dalam lebih berkonsentrasi, membawa kesegeraan, hasil belajar lebih
pembelajaran fisika. bermakna, memberikan umpan balik, menambah pengalaman,
Model pembelajaran yang digunakan guru dalam proses dan menambah wawasan[11]. Video diharapkan mampu
pembelajaran menggambarkan prosedur atau tahapan dalam menciptakan situasi yang sebenarnya ketika terjadi tsunami
pembelajaran yang sistematis. Inkuiri merupakan suatu model sehingga siswa lebih dapat memahami bagaimana bentuk
pembelajaran yang teridiri dari tahapan-tahapan yang gelombang tsunami dan berkonsentrasi dalam belajar.
sistematis[4]. Inkuiri dinyatakan sebagai model pembelajaran Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
fisika yang diawali dengan pertangaan, mencari tahu suatu pengaruh pendekatan Pictorial Riddle jenis video terhadap
informasi, atau mempelajari suatu gejala[5]. Inkuiri disebut hasil belajar siswa dalam pembelajaran inkuiri pada materi
juga sebagai proses pengembangan keterampilan penelitian[6]. gelombang terintegrasi bencana tsunami di kelas XII SMA N
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, inkuiri 3 Padang. Hasil belajar siswa yang diukur dibatasi pada ranah
kognitif.

18
II. METODE PENELITIAN kognitif. Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian,
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen instrumen tes diujicobakan yang selanjutnya dianalisis untuk
semu (quasi experiment research). Penelitian jenis ini mendapatkan perangkat tes yang valid, reliabel, dan
mempunyai dua sampel yaitu kelas kontrol dan kelas mempunyai taraf kesukaran, serta daya pembeda soal yang
eksperimen. Desain Penelitian yang digunakan adalah baik.
Randomized Control-Group Only Design. Untuk lebih Validitas perlu dilakukan untuk mengetahui kualitas tes
jelasnya, rancangan penelitian dapat dilihat pada Tabel II. dalam kaitannya dengan hal yang seharusnya diukur. Tingka
validitas suatu instrumen diperlihatkan oleh besarnya nilai
TABEL II
DESAIN PENELITIAN
koefisien korelasi. Koefisien korelasi didapat dengan rumus
korelasi product moment menggunakan angka kasar seperti
Group Pretest Treatment Postest diperlihatkan persamaan 1.
Eksperimen - O T
Kontrol - - T N  XY  ( X )(Y )
rxy 
dimana O merupakan perlakuan yang diberikan pada kelas
N  X 2
 
 ( X 2 ) N  Y 2  ( Y 2 )
(1)

eksperimen yaitu penggunaan pendekatan Pictorial Riddle dimana rxy adalah koefisien korelasi antara variabel X dan
jenis video pada materi gelombang yang terintegrasi bencana variabel Y, N adalah jumlah siswa, X adalah skor siswa pada
tsunami, sedangkan T merupakan tes akhir yang diberikan butir soal yang diuji validitasnya, dan Y adalah skor total tiap
pada kelas kontrol dan kelas eksperimen pada akhir item soal.
pembelajaran. Suatu instrumen mempunyai reliabilitas yang tinggi apabila
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas memberikan hasil yang relatif konstan pada saat waktu dan
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik subjek yang berbeda[13]. Untuk menetukan reliabilitas tes
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan dipakai rumus KR-20 seperti pada persamaan 2.
kemudian ditarik kesimpulannya[12]. Populasi yang akan
diteliti harus didefinisikan dengan jelas sebelum penelitian  n   M (n  M )  (2)
r11    1  
dilakukan. Populasi penelitian adalah siswa kelas XII yang  n  1  nS 2 
terdaftar di SMAN 3 Padang pada semester 1 tahun ajaran
2012/2013. Populasi penelitian ini dapat dilihat pada Tabel III. M
X (3)
N
TABEL III
DISTRIBUSI POPULASI KELAS XII SMAN 3 PADANG TA 2012/2013 dimana r11 adalah reliabilitas instrumen, n adalah banyaknya
No. Kelas Jumlah Nilai Rata- butir soal atau pertanyaan, M adalah mean, N adalah jumlah
Siswa Rata peserta tes, dan S adalah standar deviasi atau simpangan baku.
1. XII IPA1 32 87,38 Ditinjau dari tingkat kesukaran, soal yang baik adalah soal
2. XII IPA2 31 87,48 yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Sukar dan
3. XII IPA3 39 86,85 mudahnya soal ditunjukkan oleh tingkat kesukaran soal. Taraf
4. XII IPA4 38 87,68 kesukaran suatu soal dapat dihitung menggunakan rumus pada
5. XII IPA5 38 85,79 persamaan 4.
6. XII IPA6 39 86,44
7. XII IPA7 38 85,32
p
x (4)
Jumlah 255 Sm N
Sampel dalam penelitian adalah siswa kelas XII IPA 1 dan dimana p adalah proporsi menjawab benar atau tingkat
XII IPA 2 SMAN 3 Padang. Pemilihan sampel penelitian kesukaran, Σx adalah banyaknya peserta tes yang menjawab
adalah dua kelas dari keseluruhan populasi yang dipilih secara benar, Sm adalah skor maksimum dari soal tes, dan N adalah
Cluster Random Sampling. jumlah peserta tes.
Suatu penelitian memiliki variabel. Variabel penelitian Soal yang baik juga dapat membedakan siswa kelompok
adalah suatu objek atau kegiatan yang mempunyai variasi atas dan siswa kelompok bawah. Angka yang menunjukkan
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi disingkat
kemudian ditarik kesimpulannya[12]. Variabel dalam penelitian D (indeks daya beda) yang dapat dihitung dengan persamaan
terdiri dari variabel bebas, terikat dan kontrol. Variabel bebas 5. Soal yang baik memiliki daya beda antara 0,30 dan 0,70.
dalam penelitian adalah pendekatan Pictorial Riddle jenis
video dalam pembelajaran inkuiri pada materi gelombang
D
 A  B (5)
yang terintegrasi bencana tsunami. Variabel terikat dalam nA nB
penelitian adalah hasil belajar siswa pada ranah kognitif.
Variabel kontrol penelitian adalah guru, materi pelajaran, LKS, dimana D adalah indeks daya beda, ΣA adalah jumlah peserta
dan alokasi waktu yang sama. tes yang menjawab benar pada kelompok atas, ΣB adalah
Penelitian menghasilkan suatu data atau informasi yang jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok
didapat dengan menggunakan instrumen. Instrumen yang bawah, nA adalah jumlah peserta tes kelompok atas, nB adalah
digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis untuk aspek jumlah peserta tes kelompok bawah.

19
Pada prosedur penelitian diuraikan bagaimana langkah- 2
langkah penelitian diatur menjadi suatu prosedur yang dimulai S1
F 2
(8)
dari perencanaan atau persiapan tindakan yang dilakukan S2
dalam rangka pelaksanaan penelitian. Langkah-langkah yang
dilakukan dalam tahap persiapan meliputi: menentukan jadwal
penelitian; menyusun materi penelitian; menentukan populasi S2 

f i xi  x  (9)
dan sampel; mempersiapkan Rencana Pelaksanaan n  1
Pembelajaran (RPP) kelas eksperimen dan kelas kontrol;
mempersiapkan media pembelajaran yang digunakan; dan dimana F adalah varians kelompok data, S12 adalah varians
mempersiapkan instrument penelitian dan Lembar Kerja hasil belajar siswa kelas eksperimen, S22 adalah varians hasil
Siswa (LKS). Tahap pelaksanaan penelitian dilakukan belajar siswa kelas kontrol. Bila harga Fhitung yang didapat dari
berdasarkan RPP. Pada tahap akhir penelitian dilakukan perhitungan lebih kecil dari harga Ftabel maka kedua kelompok
kegiatan yang meliputi: analisis data yang diperoleh dari data mempunyai varians yang homogen, demikian juga
kedua kelas; mengambil kesimpulan dari hasil yang diperoleh sebaliknya.
dari kedua sampel; dan mengambil kesimpulan dari Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t seperti
hasil yang diperoleh sesuai dengan teknik analisis data yang persamaan 10.
digunakan. X1 X 2
Data dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dari 2 t
1 1
ranah yaitu ranah kognitif dinilai dari didapat dari hasil tes S  (10)
akhir dan ranah afektif dinilai hasil observasi sikap siswa n1 n 2
selama proses belajar-mengajar. Data yang didapat dari tes
dimana adalah nilai rata-rata kelas eksperimen, X 2 adalah
akhir yang dilakukan siswa selanjutnya di analisis. Analisis
data bertujuan untuk menguji kebenaran hipotesis yang nilai rata-rata kelas kontrol, S1 adalah standar deviasi kelas
diajukan dalam penelitian. Data diuji normalitas dan eksperimen, S2 adalah standar deviasi kelas kontrol, S adalah
homogenitasnya terlebih dahulu. Data yang terdistribusi standar deviasi gabungan, n1 adalah jumlah siswa kelas
normal dan homogen akan diuji hipotesisnya menggunakan eksperimen, dan n2 adalah jumlah siswa kelas kontrol. Kriteria
uji kesamaan dua rata-rata (uji t). pengujian adalah terima H0 jika t > t (1-α) pada taraf nyata
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel 0,05 dan tolak H0 jika t memiliki harga-harga lainya. Dimana
berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak. ttabel didapat dari daftar distribusi t dengan derajat kebebasan
Untuk ini digunakan uji Lilieford yang terdiri dari beberapa (dk) = (n1+n2-2) dan peluang (1–α).
langkah. Pertama, data Xi yang diperoleh diurutkan dari data
yang terkecil hingga yang terbesar kemudian dijadikan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
bilangan baku Zi dengan persamaan 6. Penelitian telah dilakukan pada tanggal 11 November 2012
sampai dengan 24 November 2012 di kelas XII SMAN 3
Xi  X Padang. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa hasil
Zi  (6)
S belajar siswa pada ranah kognitif. Data penelitian ini
diperoleh melalui penilaian yang dilakukan dalam proses
dimana Xi adalah skor yang diperoleh siswa ke-i, X adalah pembelajaran maupun pada akhir pembelajaran. Data
skor rata-rata, dan S adalah simpangan baku. Peluang F(Zi) = penelitian pada ranah kognitif ini diperoleh melalui penilaian
P (Z < Zi) didapatkan menggunakan daftar distribusi baku. pada akhir pembelajaran. Penilaian ini dilakukan melalui tes
Selanjutnya, proporsi dinyatakan dengan S(Zi) yang didapat akhir dengan teknik tes tulis berbentuk soal pilihan ganda
menggunakan persamaan 7. dengan 5 pilihan jawaban sebanyak 20 soal diberikan kepada
kedua kelas sampel.
S(Zi)= (7) Hasil belajar siswa yang diambil adalah hasil belajar siswa
setelah diberikan perlakuan yaitu dengan penerapan
pendekatan Pictorial Riddle jenis video pada pembelajaran
inkuiri. Dari tes akhir diperoleh nilai tertinggi 100 dan nilai
Dengan menghitung selisih F(Zi)-S(Zi) dengan harga mutlak, terendah 60 pada kelas eksperimen. Hasil belajar siswa yang
harga yang paling besar di antara harga mutlak selisih yang diambil pada kelas kontrol adalah hasil belajar siswa setelah
didapat disebut dengan Lo. Setelah mendapatkan Lo dan Ltabel penerapan pendekatan pembelajaran inkuri. Pada kelas kontrol
pada taraf nyata α = 0,05, kedua nilai tersebut dibandingkan. diperoleh nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 50. Gambaran
Kriterianya adalah jika Lo < Ltabel, maka sampel berasal dari hasil pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, terdistribusi
populasi yang terdistribusi normal, dan jika Lo > Ltabel, maka pada Tabel IV.
sampel berasal dari populasi yang tidak terdistribusi secara
normal.
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua
sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Untuk
mengujinya dilakukan uji F menggunakan persamaan 8.

20
TABEL IV Setelah uji normalitas, dilakukan uji homogenitas untuk
DISTRIBUSI NILAI KEDUA KELAS SAMPEL PADA RANAH KOGNITIF
melihat apakah kedua kelas sampel memiliki varians yang
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol homogen. Pada uji homogenitas digunakan uji F. Setelah
Skor Nilai Jumlah Skor Nilai Jumlah dilakukan perhitungan pada kedua kelas sampel diperoleh
1 10 50 0 10 50 1 hasil pengujian homogenitas kognitif seperti Tabel VII.
2 11 55 0 11 55 1
TABEL VII
3 12 60 1 12 60 0 HASIL UJI HOMOGENITAS KELAS SAMPEL PADA RANAH KOGNITIF
4 13 65 1 13 65 1
5 14 70 1 14 70 2 Kelas Α Fhitung Ftabel Kesimpulan
6 15 75 1 15 75 3 Eksperimen
7 16 80 4 16 80 3 (XII IPA2)
0,5 1,26 1,83 Homogen
8 17 85 5 17 85 9 Kontrol
9 18 90 8 18 90 8 (XII IPA1)
10 19 95 7 19 95 4 Data pada Tabel IV.6 untuk kedua kelas sampel dengan α =
11 20 100 3 20 100 0
0,5 tampak bahwa Fhitung untuk kedua kelas sampel adalah
Dari data skor tes akhir diatas dilakukan perhitungan 1,26 sedangkan untuk Ftabel adalah 1,83. Dari analisis data
terhadap skor rata-rata, simpangan baku (S), dan Varians (S2) diatas dapat disimpulkan bahwa Fhitung kelas eksperimen dan
kelas eksperimen dan kontrol. Hasil yang diperoleh dapat kelas kontrol lebih kecil dari Ftabel (Fhitung < Ftabel). Dapat
dilihat pada Tabel V. disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol
memiliki varians yang homogen.
TABEL V
NILAI RATA-RATA, SIMPANGAN BAKU, DAN VARIANS KELAS SAMPEL PADA Dari uji normalitas dan homogenitas yang dilakukan
RANAH KOGNITIF diperoleh kedua kelas sampel terdistribusi normal dan
memiliki varians yang homogen, maka digunakan uji t untuk
Kelas N x S S2
menguji hipotesis. Berdasarkan uji t didapat perhitungan
Eksperimen 31 87,10 9,81 96,29 seperti pada Tabel VIII.
(XII IPA2)
Kontrol 32 82,50 11,00 120,97 TABEL VIII
(XII IPA1) HASIL UJI KESAMAAN DUA RATA-RATA PADA RANAH KOGNITIF

Berdasarkan Tabel V terlihat bahwa pada kelas eksperimen Kelas N x S thitung ttabel
diperoleh x sebesar 87,10 sedangkan pada kelas kontrol Eksperimen 31 87,10
(XII IPA2)
diperoleh x sebesar 82,50. Data tersebut memperlihatkan 10,43 1,75 1,66
Kontrol 32 82,50
bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada ranah kognitif kelas (XII IPA1)
eksperimen lebih besar dari rata-rata hasil belajar siswa pada
ranah kognitif siswa kelas kontrol. Untuk mengetahui apakah Berdasarkan Tabel VIII didapatkan harga thitung = 1,75
perbedaan nilai kedua kelas sampel ini berarti apa tidak, maka sedangkan ttabel untuk taraf nyata α = 0,05 dan derajat
perlu dilakukan analisis statistik berupa uji kesamaan dua rata- kebebasan dk = 61 adalah 1,66. Hal ini menunjukan thitung >
rata. ttabel pada taraf nyata α = 0,05 dimana H0 ditolak dan Hi
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua diterima. Hasil ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh
kelas sampel terdistribusi normal. Uji normalitas yang Pictorial Riddle jenis video terhadap hasil belajar pada ranah
digunakan dalam penelitian ini adalah uji Lillifors. Hasil uji kognitif. Karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat
normalitas tes akhir dari kedua kelas sampel pada ranah pengaruh yang berarti pendekatan Pictorial Riddle jenis video
kognitif dapat dilihat pada Tabel VI. terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran inkuiri di
kelas XII SMA Negeri 3 Padang pada ranah kognitif.
TABEL VI
HASIL UJI NORMALITAS KELAS SAMPEL PADA RANAH KOGNITIF Peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen
karena pembelajaran Pictorial Riddle jenis video merupakan
Kelas N x α L0 Lt Kesimpulan pembelajaran yang menyenangkan, bersifat menantang dan
Eksperimen dapat memotivasi siswa dalam belajar sehingga hasil belajar
31 87,10 0,5 0,1136 0,1591 Normal
(XII IPA2) siswa meningkat. Penggunaan riddle dalam proses
Kontrol
32 82,50 0,5 0,1279 0,1566 Normal pembelajaran meningkatkan pemahaman siswa terhadap
(XII IPA1)
pelajaran fisika yang mana tidak terlepas dari gambar
Data pada Tabel VI untuk kelas eksperimen diperoleh L0 sehingga diperlukan media gambar yang dapat memperjelas
sebesar 0,1136 dan Lt sebesar 0,1591. Hal ini menunjukan pemahaman siswa sehingga bisa dengan cepat menangkap
bahwa L0 kelas eksperimen lebih kecil dari Lt kelas materi pelajaran [5].
eksperiman maka data kelas eksperimen terdistribusi normal. Penerapan Pictorial Riddle jenis video dalam situasi belajar
Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh L0 sebesar 0,1279 memacu semangat belajar dan daya ingat siswa. Penggunaan
dan Lt sebesar 0,1566. Hal ini menunjukan bahwa L0 kelas gambar didepan kelas memberikan gambaran umum tentang
kontrol lebih kecil dari Lt kelas kontrol maka data kelas konsep yang akan dipelajari dari bahan pelajaran sehingga
kontrol terdistribusi normal. membantu penciptaan, penyimpanan informasi, dan pencarian

21
informasi secara visual[14]. Hal ini terbukti dengan keterbatasan riddle yang sesuai dengan materi pelajaran bisa
meningkatnya hasil belajar siswa setelah penerapan Pictorial teratasi. Kedua, penerapan pendekatan Pictorial Riddle jenis
Riddle jenis video dalam pembelajaran inkuiri. video dalam pembelajaran inkuiri sebaiknya dilakukan dalam
Hasil belajar siswa pada ranah kognitif pada kedua kelas kelompok kecil sehingga semua siswa bisa aktif dalam
juga memperlihatkan hasil yang baik walaupun memang kelas pembelajaran. Ketiga, penggunaan waktu untuk penerapan
eksperimen memiliki rata-rata lebih tinggi daripada kelas pendekatan Pictorial Riddle jenis video dalam pembelajaran
kontrol. Penerapan pembelajaran inkuiri pada kedua kelas inkuiri perlu diperhatikan sehingga pembelajaran dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa pada ranah kognitif berjalan dengan baik. Keempat, percobaan yang sesuai dengan
khususnya. Kegiatan siswa berpikir kritis, mengeluarkan materi pelajaran perlu dirancang sehingga aspek psikomotor
pendapat, mengajukan hipotesis, menganalisis masalah, dan siswa dapat dinilai.
menarik kesimpulan pada pembelajaran mampu meningkatkan
hasil belajar siswa kedua kelas sampel. Inkuri dapat DAFTAR RUJUKAN
menambah pengetahuan sains, menghasilkan kemampuan [1] Rasul, Djuharis. 2009. Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan
berpikir kreatif, keterampilan dalam memperoleh dan Risiko Tsunami. Jakarta: Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan
Pengembangan Kemendiknas.
menganalisis suatu data sehingga kemampuan belajar siswa [2] Hidayati, Deni, dkk. 2006. Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam
meningkat[8]. Mengantisipasi Bencana Gempa Bumi& Tsunami. Jakarta : Lembaga
Penerapan pendekatan Pictorial Riddle jenis video dalam Ilmu Pengetahuan Indonesia.
pembelajaran inkuiri pada materi gelombang yang terintegrasi [3] Supriyono, Koes H. 2003. Strategi Pembelajaran Fisika. Malang. JICA-
IMSTEP.
bencana tsunami pada kelas eksperimen mengalami beberapa [4] Lufri, Fadilah,Muhyatul. 2010. Biology Learning Strategy. Padang:
kendala. Kendala pertama disebabkan oleh kesulitan dalam UNP Press.
mendapatkan riddle yang sesuai dengan materi pembelajaran. [5] Kristianingsih, D.D., Sukiswo, Khanafiyah, S. 2010. “Peningkatan Hasil
Riddle yang dibutuhkan adalah riddle yang dapat membantu Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiri dengan Metode
Pictorial Riddle Pada Pokok Bahasan Alat-Alat Optik Di SMP”. Jurnal
siswa dalam melakukan proses inkuiri sehingga dapat Pendidikan Fisika Indonesia 6. ISSN: 1693-1246 tahun 2010. Hal. 10-
memahami materi pelajaran. Kendala yang kedua adalah 13.
jumlah siswa yang banyak membuat proses pembelajaran [6] Trianto. 2007. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.
menjadi terganggu. Ketika melakukan diskusi ada beberapa Jakarta: Prenada Media Group.
[7] Amien, Mohammad. 1987. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
siswa yang tidak serius. Jumlah siswa yang banyak juga dengan Menggunakan Metode “Discovery dan Inquiry”. Jakarta:
menyebabkan tidak semua siswa aktif dalam pembelajaran. DEPDIKBUD.
Kendala yang ketiga adalah waktu pembelajaran yang terbatas. [8] Joyce, Bruce, Weil, M., Calhoun,E. 2009. Model-Model Pengajaran
Waktu yang tersedia tidak cukup untuk melakukan (Ahmad Fawaid, Ateilla Mirza). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
[9] Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
pembelajaran dengan pendekatan Pictorial Riddle jenis video Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
dalam pembelajaran inkuiri dengan baik. Diskusi hanya bisa [10] Yanti, Novi. Pengaruh Penerapan Pictorial Riddle Aproach Terhadap
dilakukan dalam waktu beberapa menit saja. Hasil Belajar Fisika Siswa di SMP 10 Padang. Skripsi S1 FMIPA UNP:
Penilaian aspek psikomotor dilakukan melalui lembar tidak diterbitkan.
[11] Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo.
observasi psikomotor siswa pada saat melakukan praktikum. [12] Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Namun, penilaian ini belum bisa dilakukan karena tidak [13] Sudjana. 2002. Metoda Statistik. Bandung : Tarsitos.
adanya kegiatan praktikum yang dilakukan. Keterbatasan alat [14] DePorter, Bobbi, Reardon, Mark, dan Singer-Nourie, Sarah. 2000.
labor menyebabkan kegiatan praktikum tidak bisa dilakukan. Quantum Teaching. Bandung: PT Mizan Pustaka.

IV. SIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan penelitian ini adalah hipotesis yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang berarti pendekatan
Pictorial Riddle jenis video terhadap hasil belajar siswa dalam
pembelajaran inkuiri pada materi gelombang terintegrasi
bencana tsunami di kelas XII SMA N 3 Padang dapat diterima
pada taraf signifikan 0,05. Kesimpulan ini didukung oleh
bukti data hasil belajar pada ranah kognitif pada kelas
eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata hasil belajar pada
ranah kognitif kelas eksperimen adalah 87,10 sedangkan
kelas kontrol adalah 82,50. Berdasarkan uji t pada ranah
kognitif didapat bahwa thitung>ttabel yaitu 1,75>1,66.
Peneliti menghadapi beberapa kendala dalam proses
pembelajaran dikelas selama penelitian berlangsung. Oleh
karena itu peneliti member beberapa saran untuk mengatasi
kendala tersebut. Pertama, riddle yang digunakan sebaiknya
dibuat sendiri sesuai dengan materi pembelajaran sehingga

22

You might also like