Bab Ii Tinjauan Pustaka: A. Dinas Kesehatan Kabupaten

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 25

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dinas Kesehatan Kabupaten


Dinas kesehatan kabupaten adalah unsur pelaksana pemerintah
kota yang berlangsung berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
bupati. Tugas dinas kesehatan kota/kabupaten yaitu melaksanakan
sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang kesehatan yang
menjadi tanggung jawabnya dan melaksanakan tugas perbantuan yang
diserahkan oleh bupati.
Dinas kesehatan kabupaten mempunyai fungsi merumuskan
kebijaksanaan teknis pemberian bimbinga dan pembinaan, pemberian
perizinan sesuai dengan perundang undangan yang berlaku,
melaksanakan tugas pokok dibidang kesehatan atas dasar peraturan
perundang-undangan yang berlaku, pengamanan dan pengendalaian
teknis atas pelaksanaan tugas pokok sesuai dengan kebijaksanaan
yang ditetapkan oleh bupati.

B. Seksi Pelayanan Medik


Berdasarkan Peraturan Bupati Penajam Paser Utara Nomor 14
Tahun 2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Dinas
Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara seksi Pelayanan Medik di
Dinas Kesehatan memiliki tugas pokok, fungsi dan rincian tugas yaitu :
a. Seksi pelayanan Medik dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
berkedududkan di bawah dan bertanggung jawab Kepala Bidang
Pelayanan Kesehatan.
b. Kepala Seksi Pelayanan Medik mempunyai tugas menyusun
program kerja dan melakukan segala kegiatan di bidang pelayanan
medik yan meliputi pelayanan puskesmas, pelayanan rujukan,
peningkatan mutu pelayanan rumah sakit, puskesmas, klinik dan
laboratoriu.
c. Rincian tugas Seksi Pelayanan Medik
1) Menyusun program kerja pada Seksi Pelayanan Medik sesuai
ketentuan yang berlaku;
2) Membagi tugas kepada bawahan sesuai jabatannya agar semua
pekerjaan dapat diselesaiakan dengan baik;
3) Menyusun rumusan pedoman pelaksanaan, bimbingan teknis
serta koordinasi dalam penerapan standar kegiatan
mengumpulkan bahan dan informasi berbagai peraturan untuk
menyusun pedoman pelaksanaan, norma, standar, prosedur
kerja dan bimbingan teknis sebagai dasar pelaksanaan kegiatan
pelayanan medik;
4) Melakukan kegiatan pengumpulan bahan analisis data
monitoring kegiatan upaya peningkatan mutu pelayanan di
puskesmas, rumah sakit pemerintah maupun swasta;
5) Melakuakan pengawasan dan bimbingan pada puskesmas,
rumah sakit pemerintah maupun swasta dalam pelaksanaan
pelayanan kesehatan dan rujukan;
6) Melaksananakan pengawasan, evaluasi dan fasilitas upaya
pelaksanaan kesehatan dasar, rujukan pada daerah rawan dan
terpencil;
7) Melaksananakan pengawasan dan evaluasi terhadap pelayanan
pengobatan tradisional dan praktek tenaga kesehatan
perorangan dan kelompok;
8) Melaksanakan pelayananan kesehatan haji;
9) Membina, menilai dan mengevaluasi pelaksanaan tugas
bawahan sebagai bahan pertimbangan atasan;
10) Melakauakan evaluasi dan pelaporan kegiatan Seksi
Pekalayanan Medik sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan
tugas;
11) Melalakukan tugas kedinasan lain yang diberikan atas sesuai
bidang tugas dan fungsinya.
C. Sistem Informasi
1. Definisi Sistem
Sistem dalam suatu institusi pemerintahan sangatlah penting,
karenasistem sangatlah menunjang terhadap kinerja perusahaan
atau instansi pemerintah, baik yang berskala kecil maupun besar.
Suatu sistem dapat berjalan dengan baik diperlukan kerjasama
diantara unsur-unsur yang terkait dalam sistem tersebut. Terdapat
berbagai pendapat yangmendefinisikan sistem ,seperti dibawah ini :
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang
saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan
suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang
tertentu”.(Jogiyanto,2005).
Penjelasan di atas menjelaskan bahwa sistem bekerja dalam
suatu jaringan kerja dari suatu prosedur nyang saling berhubungan
satu sama lain untuk menyelesainkan tujuan dan sasaran yang
dimaksud. Definisi sistem juga dapat dijelaskan oleh Jogiyanto dalam
bukunya Analisia dan Desain sistem informasi,
menerangkan:“Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.(Jogiyanto, 2005).
Sistem juga dapat dikatakan sebagai sekumpulan elemen yang
berinteraksi satu sama lain,untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem
juga dapat didefinisikan oleh para ahli dalam berbagai cara yang
berbeda. Perbedaan tersebut terjadi karena perbedaan cara
pandang dan lingkup sistem yang dituju.
Sistem juga diartikan sebagai sekumpulan elemen yang bekerja
sama dalam suatu kesatuan untuk melaksankan suatu fungsi yang
berguna. Dalam bukunya Jogiyanto sistem dapat didefinisikan
dengan pendekatan prosedur danpendekatan komponen. Definisi
sistem menurut Abdul Kadir adalah: ”sekelompok elemen-elemen
yang saling terintegrasi dengan maksud dan tujuan yang sama untuk
melaksanakan sasaran yang telah ditentukan”. (Kadir, 2003)
Penjelasan sistem informsasi menurut definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa suatu sistem merupkan sekelompok elemen
yang saling berhubungan dengan suatu maksud dan tujuan yang
telah ditentukan. Adapun model umum suatu sistem adalah terdiri
dari masukan (input), proses (process) dan keluaran (output). Model
umum sebuah sistem ini sudah merupakan sebuah sistem
yangsederhana, sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa
masukan dan menghasilkan keluaran yang dilakukan dalam suatu
proses. Suatu sistem terdiri dari subsistem-subsistem yang meliputi
subsistem-subsistem lainnya. Suatu sistem dalam teorinya dapat
dibedakan oleh jenis-jenis sistem. Menurut Gordon B. Davis dalam
buku Sistem informasi Manajemen terdapat beberapa jenis-jenis
sistem, sebagai berikut:
a. Sistem abstrak dan sistem fisik; Sistem abstrak adalah susunan
yangteratur dari gagasan yang satu sama lain berada dalam
ketergantungan. Sedangkan sistem fisik merupakan suatu
perangkat yang secara bersama-sama beroperasi untuk mencapai
tujuan.
b. Sistem deterministic dan sistem probabilistic; sistem deterministik
adalah sistem yang dalam operasinya dapat menentukan hasilnya
secara pasti sedangkan probabilistic adalah sistem yang dalam
operasinya tak dapat diduga hasilnya secara pasti.
c. Sistem tertutup dan sistem terbuka; sistem tertutup merupakan
suatu sistem dimana tidak terjadi pertukaran bahan, informasi
dengan lingkungan, sedangkan sistem terbuka adalah sistem
yang memungkinkan terjadinya pertukaran informasi dengan
lingkungan. (Effendy, 1996)
Penjelasan di atas dapat diartikan dalam bahwa terdapat
berbagai macam jenis sistem sesuai dengan tujuan atau sasaran
yang telah ditentukan. Seperti dalam sebuah organisasi dan dalam
proses informasi terdapat sistem-sistem yang secara relatif
terisolasikan dari lingkungan. Sebuah sistem dalam suatu organisasi
dapat berjalan secara baik apabila suatu masukan dapat diproses
menjadi keluaran yang berguna bagi yang membutuhkan.

2. Definisi Informasi
Informasi merupakan data yang telah diproses sehingga
mempunyai arti tertentu bagi penerimanya. Sumber dari informasi
adalah data, sedangkan Data itu sendiri adalah kenyataan yang
menggambarkan suatu kejadian, sedangkan kejadian itu merupakan
suatu peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu . Dalam hal ini
informasi dan data saling berkaitan. Pengertian informasi dalam
bukunya Sutanta yang berjudul Sistem Informasi Manajemen
informasi diartikan sebagai berikut: “Informasi merupakan hasil
pengolahan data sehingga menjadi bentuk yang penting bagi
penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara
langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat
mendatang.” (Sutanta, 2003)
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa
informasi diperoleh dan didapatkan dengan adanya data yang akan
diolah dan unit pengolahan data tersebut. Informasi yang telah
melalui dalam pengolahan data mempunyai kegunaan yang dapat
dirasakan dalam suatu kegiatan pada masa akan datang atau
sekarang. Definisi informasi menurut Jogiyanto dalam buku dapat
diartikan sebagai data yang diolah menjadi bentuk yang lebih
berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. (Jogiyanto,2005)
Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa informasi
merupakan sekumpulan data yang telah diolah menjadi suatu
informasi yang dapat berguna dan bermanfaat bagi yang
menerimanya. Menurut McFadden dalam bukunya Abdul Kadir
menjelaskan informasi adalah data yang telah diproses sedemikian
rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang
menggunakan data tersebut. (Kadir, 2003)
Penjelasan dapat disimpukan bahwa informasi sebuah data
yang diterima oleh seseorang ataupun kelompok yang berguna bagi
masa sekarang atau masayang akan datang. Informasi merupakan
suatu data yang masih bahan mentah apabila tidak diolah atau
diproses. Data akan menjadi berguna dan menghasilkan suatu
informasi apabila melalui suatu model.

3. Sistem informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi
yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang
mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial
dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat
menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang
diperlukan untuk pengambilan keputusan.
Perkembangan sistem informasi telah menyebabkan terjadinya
perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan
yang dilakukan oleh manajemen baik pada tingkat operasional.
Perkembangan ini juga telah menyebabkan perubahan-perubahan
peran dari para manajer dalam pengambilan keputusan, mereka
dituntut untuk selalu dapat memperoleh informasi yang paling akurat
dan terkini.
Meningkatnya penggunaan teknologi informasi, khususnya
internet, telah membawa setiap orang dapat melaksanakan berbagai
aktivitas dengan lebih akurat, berkualitas, dan tepat waktu. Setiap
organisasi dapat memanfaatkan internet dan jaringan teknologi
informasi untuk menjalankan berbagai aktivitasnya secara elektronis.
Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan
sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua
tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini
menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah dan
mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan
sistem informasi atau peralatan sistem lainnya. Definisi sistem
informasi dalam bukunya Abdul Kadir yang berjudul Pengenalan
Sistem Informasi, yaitu: “sistem informasi adalah kerangka kerja
yang mengkoordinasikan sumber daya (manusia,komputer) untuk
mengubah masukan (input) menjadi keluaran (informasi), guna
mencapai sasaran-sasaran perusahaan”. (Kadir, 2003)
Penjelasan di atas menerangkan bahwa sistem informasi dapat
mempermudah perusahaan dalam mencapai sasaran yang telah
ditargetkan dengan mengkoordinasikan manusia dan komputer
sebagai sumber daya untuk mengubah masukan menjadi
pengeluaran yang diinginkan. Sistem informasi juga dapat
memudahkan pekerjaan disuatu perusahaan-perusahaan.
Penggunaan sistem informasi ataupun teknologi informasi
dalah suatu institusi pemerintahan ditujukan agar suatu institusi
pemerintahan dapat berjalan efektif dan efisien. Aplikasi sistem
informasi dapat memberikan kemudahan kepada kepada masyarakat
dan aparatur itu sendiri. Kriterian dari sistem informasi antara lain
fleksibel, efektif, dan efisien.
Pernyataan di atas dapat disimpulkann bahwa suatu sistem
informasi merupakan suatu perangkat kerja yang dapat bekerja
untuk memproses suatu masukan ataupun data, kemudian data yang
telah diproses tersebut akan diproses dan menjadi suatu keluaran
yang berguna utuk mencapai suatu tujuan tertentu. Adapun
pendapat mengenai sistem informasi, dalam bukunya Al-Bahra Bin
Ladjamudin sistem informasi dapat didefinisikan sebagai berikut :
a. Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari
komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu
tujuan yaitu menyajikan informasi.
b. Sekumpulan prosedur yang pada saat dilaksanakan akan
memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan/ atau untuk
mengendalikan organisasi.
c. Suatu sistem didalam organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi,mendukung operasi, bersifat
manajerial, dan kegiatan strategi di suatu organisasi dan
menyediakan pihak luartertentu dengan laporan-laporan yang
diperlukan. (Ladjamudin, 2005)
Pernyataan tersebut disimpulkan bahwa sistem informasi
adalah suatu sistem, sekumpulan prosedur yang dibuat oleh
manusia dalam suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan yang
bersifat informasi. Definisi sistem informasi juga dapat dijelaskan
sebagai berikut: “Sistem informasi adalah suatu sistem didalam
suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian, mendukung operasi ,bersifat manajerial dan
kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar
tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan’. (Jogiyanto,2005)
Penjelasan di atas menyebutkan bahwa Sistem informasi
adalah aplikasi untuk mendukung operasi dari suatu organisasi:
operasi, instalasi, dan perawatan, perangkat lunak, dan data. Sistem
Informasi adalah kunci dari bidang yang menekankan finansial dan
personal manajemen. Sistem informasi yang mengorganisasikan
serangkaian prosedur dan metode yang dirancang untuk
menghasilkan, menganalisa, menyebarkan dan memperoleh
informasi guna mendukung pengambilan keputusan.
a. Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi dalam mendukung beberapa komponen
yang fungsinya sangat vital di dalam sistem informasi. Komponen-
komponen sistem informasi tersebut adalah Hardware, software,
prosedur, pengguna dan data base. Secara rinci komponen-
komponen sistem informasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Perangkat keras (Hardware), mencakup peranti-peranti fisik
sepertimonitor dan printer.
2) Perangkat lunak (software) atau program: sekumpulan intruksi
yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses
data
3) Prosedur: sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan
pemrosesan data dan pembamasyarakatn keluaran yang
dikendaki.
4) Pengguna: semua pihak yang bertanggung jawab dalam
pengembangan sistem informasi, pemrosesan, dan
penggunaan keluaran sistem informasi.
5) Data Base: merupakan kumpulan dari data yang saling
berhubungan dengan data lainnya, tersimpan diperangkat
keras komputer dan digunakan perangkat lunak untukl
memanipulsinya, diantaranya; data, user dan sistem.(Kadir,
2003)
Sistem informasi akan berjalan baik jika sistem informasi itu
telah memiliki 5 (lima) komponen di atas diantaranya hardware
dan software, prosedur,pengguna dan data base. Hardware atau
perangkat keras terdiri dari computer dan printer. Dalam suatu
komputer terdapat unit-unit yang bertujuan untuk memproses
sesuatu ataupun data yang maysarakat inginkan. Komponen-
komponen tersebut sangat penting dalam suatu sinstem informasi,
apabila salah satu komponen tidak ada maka sistem informasi
tidak akan berjalan. Penggunaan sistem informasi dalam suatu
organisasi atau sektor pemerintahan dapat meningkatkan kinerja
dalam pelayanan publik agar suatu pelayanan dapat berjalan
efektif dan efisien. Dalam prakteknya, tidak semua sistem
informasi mencakup semua komponen yang telah disebutkan si
atas.
b. Jenis-Jenis Sistem Informasi
Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-
beda, tergantung pada kebutuhan bisnis. Terdapat beberapa cara
untuk mengelompokan sistem sistem informasi. Klasifikasi yang
umum dipakai antara lain didasarkan pada:
1) Level organisasi
2) Area fungsional
3) Dukungan yang diberikan, dan
4) Arsitektur sistem informasi.(Kadir, 2003)
Berdasarkan ketiga pengklasifikasian tersebut sistem
informasi dibagi lagi menjadi beberapa bagian, ini dimaksudkan
agar jenis sistem informasi lebih jelas.Menurut level organisasi
sistem informasi dibagi menjadi 3 (tiga) jenis yaitu, sistem informsi
departemen, sistem informasi perusahaan dan sistem informasi
antarorganisasi. Sistem informasi organisasi adalah sistem
informasi yang hanya digunakan pada level organisasi saja,
misalnya salah satu aplikasi digunakan untuk memantau pegawai.
Jenis sistem informasi yang kedua adalah sistem informasi
area fungsional, adalah sistem informasi yang ditujukan untuk
memberikan informasi bagi kelompok orang yang berada pada
bagian tertentu dalam perusahaan. Sedangkan sistem informasi
berdasarkan dukungan yaitu berdasarkan dukungan yang diberikan
kepada pemakai, sistem informasi yang digunakan pada semua
areal fungsional.
Sistem informasi terkadang diklasifikasikan berdasarkan
aktivitas pada level manajemen. Berdasarkan hal ini terdapat
pengelompokan sebagai berikut: sistem informasi pengetahuan,
sistem informasi operasional, sistem informasi manajerial dan sistem
informasi strategis. (Kadir, 2003)

D. Sistem Informasi Kesehatan


1. Pengertian Sistem Informasi Kesehatan
Pengertian Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah integrasi
antara perangkat, prosedur dan kebijakan yang digunakan untuk
mengelola siklus informasi secara sistematis untuk mendukung
pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh
dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Dalam literature lain menyebutkan bahwa SIK adalah suatu
sistem pengelolaan data dan informasi kesehatan di semua tingkat
pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung
manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Informasi kesehatan selalu
diperlukan dalam pembuatan program kesehatan mulai dari analisis
situasi, penentuan prioritas, pembuatan alternatif solusi,
pengembangan program, pelaksanaan dan pemantauan hingga
proses evaluasi terhadap pelaksanaan program-program kesehatan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
kesehatan merupakan sebuah sarana sebagai penunjang pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi
kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses
pengambilan keputusan di semua jenjang, bahkan di puskesmas
atau rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya data, namun juga
informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat
disajikan dengan adanya sistem informasi kesehatan yang tertata
dan terlaksana dengan baik.
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan
informasi di seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam
rangka penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat. Peraturan
perundang-undangan yang menyebutkan sistem informasi kesehatan
adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SKI/2003 tentang
kebijaksanaan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan
Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VII/2002 tentang petunjuk
pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatan
kabupaten/kota. Hanya saja dari sisi Kepmenkes mengandung
kelemahan dimana keduanya hanya memandang sistem informasi
kesehatan dari sudut pandang manajeman kesehatan, tidak
memanfaatkan state of the art teknologi informasi serta tidak
berkaitan dengan sistem informasi nasional. Teknologi informasi dan
komunikasi juga belum dijabarkan secara detail sehingga data yang
disajikan tidak tepat dan tidak tepat waktu.
Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis
komputer (Computer Based Hospital Information System) di
Indonesia telah dimulai pada akhir dekade 80’an. Salah satu rumah
sakit yang pada waktu itu telah memanfaatkan komputer untuk
mendukung operasionalnya adalah Rumah Sakit Husada.
Departemen Kesehatan dengan proyek bantuan dari luar negeri,
juga berusaha mengembangkan Sistem Informasi Rumah Sakit pada
beberapa rumah sakit pemerintah dengan dibantu oleh tenaga ahli
dari UGM. Namun, tampaknya komputerisasi dalam bidang per-
rumah sakit-an, kurang mendapatkan hasil yang cukup memuaskan
dari semua pihak.
Ketidakberhasilan dalam pengembangan sistem informasi
tersebut, lebih disebabkan dalam segi perencanaan yang kurang
baik, dimana identifikasi faktor-faktor penentu keberhasilan (critical
succes factors ) dalam implementasi sistem informasi tersebut
kurang lengkap dan menyeluruh. Perkembangan dan perubahan
yang cepat dalam segala hal juga terjadi di dunia pelayanan
kesehatan. Hal ini semata-mata karena sektor pelayanan kesehatan
merupakan bagian dari sistem yang lebih luas dalam masyarakat
dan pemeritah dalam suatu negara, bahkan lebih jauh lagi sistem
yang lebih global. Perubahan-perubahan di negara lain dalam
berbagai sektor mempunyai dampak terhadap sistem pelayanan
kesehatan.
Dalam era seperti saat ini, begitu banyak sektor kehidupan
yang terlepas dari peran serta dan penggunaan teknologi komputer,
terkhusus pada bidang-bidang dan lingkup pekerjaan. Semakin hari,
kemajuan teknologi komputer, baik dibidang piranti lunak maupun
perangkat keras berkembang dengan sangat pesat, disisi lain juga
berkembang kearah yang sangat mudah dari segi pengaplikasian
dan murah dalam biaya. Solusi untuk bidang kerja apapun akan ada
cara untuk dapat dilakukan melalui media komputer, dengan catatan
bahwa penggunaan juga harus terus belajar untuk mengiringi
kemajuan teknologinya. Sehingga, pada akhirnya, solusi apapun
teknologi yang kita pakai, sangatlah ditentukan oleh sumber daya
manusia yang menggunakannya.
Rumah Sakit, sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan
masyarakat akan melayani transaksi pasien dalam kesehariannya.
Pemberian layanan dan tindakan dalam banyak hal akan
mempengaruhi kondisi dan rasa nyaman bagi pasien. Semakin cepat
akan semakin baik karena menyangkut nyawa pasien. Semakin
besar jasa layanan suatu rumah sakit, akan semakin kompleks pula
jenis tindakan dan layanan yang harus diberikan yang kesemuanya
harus tetap dalam satu kondisi terpadu. Karena selain memberikan
layanan, rumah sakit juga harus mengelola dana untuk membiayai
operasionalnya. Melihat situasi tersebut, sudah sangatlah tepat jika
rumah sakit menggunakan sisi kemajuan komputer, baik piranti lunak
maupun perangkat kerasnya dalam upaya membantu penanganan
manajeman yang sebelumnya dilakukan secara manual.
Departemen kesehatan telah menetapkan visi Indonesia Sehat
2010 yang ditandai dengan penduduknya yang hidup sehat dalam
lingkungan yang sehat, berperilaku sehat, dan mampu menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu yang disediakan oleh
pemerintah atau masyarakat sendiri, serta ditandainya adanya peran
serta masyarakat dan berbagai sektor pemerintah dalam upaya
kesehatan. Dalam upaya mencapai visi dan misi yang telah
ditetapkan tersebut, infrastuktur pelayanan kesehatan telah dibangun
sedemikian rupa mulai dari tingkat nasional, propinsi, kabupaten dan
seterusnya sampai ke plosok. Setiap unit infrastruktur pelayanan
kesehatan tersebut menjalankan program dan pelayanan kesehatan
menuju pencapaian visi dan misi Depkes tersebut. Setiap jenjang
tersebut memiliki sistem kesehatan yang saling terkait mulai dari
pelayanan kesehatan dasar di desa dan kecamatan sampai ketingkat
nasional.
Jaringan sistem pelayanan kesehatan tersebut memerlukan
sistem informasi yang saling mendukung dan terkait, sehingga setiap
kegiatan dan program kesehatan yang dilaksanakan dan dirasakan
oleh masyarakat dapat diketahui, dipahami, diantisipasi dan dikelola
dengan sebaik-baiknya. Departemen Kesehatan telah membangun
sistem informasi kesehatan mulai dari kabupaten sampai ke pusat.
Namun demikian dengan keterbatasan sumberdaya yang dimiliki,
SIKNAS belum berjalan sebagaimana semestinya.
Dengan demikian sangat dibutuhkan sekali dibangunnya sistem
informasi kesehatan yang terintegrasi baik di dalam sektor kesehatan
(antara program dan jenjang), dan di luar sektor kesehatan, yaitu
dengan sistem jaringan informasi pemerintah daerah dan jaringan
informasi di pusat.
Sistem informasi yang ada saat ini dapat digambarkan sebagai
berikut :
a. Masing-masing program memiliki sistem informasi sendiri yang
belum terintegrasi. Sehingga bila diperlukan informasi yang
menyeluruh diperlukan waktu yang cukup lama.
b. Terbatasnya perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software) di berbagai jenjang, padahal kapabilitas untuk itu dirasa
memadai.
c. Terbatasnya kemampuan dan kemauan sumber daya manusia
untuk mengelola dan mengembangkan sistem informasi
d. Masih belum membudayanya pengambilan keputusan
berdasarkan data/informasi.
e. Belum adanya sistem pengembangan karir bagi pengelola sistem
informasi, sehingga seringkali timbul keengganan bagi petugas
untuk memasuki atau dipromosikan menjadi pengelola sistem
informasi.
Di dalam Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan bagian
dari sub sistem ke 6 yaitu : Manajemen, Informasi dan Regulasi
Kesehatan. Subsistem Manajemen dan Informasi Kesehatan
merupakan subsistem yang mengelola fungsi-fungi kebijakan
kesehatan, adiminstrasi kesehatan, informasi kesehatan dan hukum
kesehatan yang memadai dan mampu menunjang penyelenggaraan
upaya kesehatan nasional agar berdaya guna, berhasil guna dan
mendukung penyelenggaraan keenam subsitem lain di dalam Sistem
Kesehatan Nasional sebagai satu kesatuan yang terpadu.
Sistem Kesehatan Nasional Indonesia terdiri dari 7 subsistem,
yaitu :
a. Upaya Kesehatan
b. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
c. Pembiayaan Kesehatan
d. Sumber Daya Mansuia (SDM) Kesehatan
e. Sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan
f. Manajemen, Informasi dan Regulasi Kesehatan
g. Pemberdayaan Masyarakat

2. Manfaat Sistem Informasi Kesehatan


Begitu banyak manfaat Sistem Informasi Kesehatan yang dapat
membantu para pengelola program kesehatan, pengambil kebijakan
dan keputusan pelaksanaan di semua jenjang administrasi
(kabupaten atau kota, propvinsi dan pusat) dan sistem dalam hal
berikut :
a. Mendukung manajemen kesehatan
b. Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan
c. Mengintervensi masalah kesehatan berdasarkan prioritas
Pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan kesehatan
berdasarkan bukti (evidence-based decision)
d. Mengalokasikan sumber daya secara optimal
e. Membantu peningkatan efektivitas dan efisiensi
f. Membantu penilaian transparansi

3. Peranan SIK dalam Sistem Kesehatan


Menurut WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah
satu dari 6 “building block” atau komponen utama dalam sistem
kesehatan di suatu Negara. Keenam komponen (building block)
sistem kesehatan tersebut adalah:
a. Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)
b. Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin,
dan teknologi kesehatan)
c. Health worksforce (tenaga medis)
d. Health system financing (system pembiayaan kesehatan)
e. Health information system (sistem informasi kesehatan)
f. Leadership and government (kepemimpinan dan pemerintah).
Dalam pengembangan Sistem Informasi Kesehatan, harus
dibangun komitmen setiap unit infrastruktur pelayanan kesehatan
agar setiap Sistem Informasi Kesehatan berjalan dengan baik dan
yang lebih terpenting menggunakan teknologi komputer dalam
mengimplementasikan Sistem Informasi Berbasis Komputer
(Computer Based Information System).
Melalui hasil pengembangan sistem informasi ini maka
diharapkan dapat menghasilkan hal-hal sebagai berikut :
a. Perangkat lunak tersebut dikembangkan sesuai dengan sesuai
dengan standar yang ditentukan oleh pemerintah daerah.
b. Dengan menggunakan sistem terbuka tersebut diharapkan
jaringan akan bersifat interoperable dengan jaringan lain.
c. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan
mensosialisasikan dan mendorong pengembangan dan
penggunaan Local Area Network di dalam kluster unit pelayanan
kesehatan baik pemerintah dan swasta sebagai komponen sistem
di masa depan.
d. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan
kemampuan dalam teknologi informasi video, suara, dan data
nirkabel universal di dalam Wide Area Network yang efektif,
homogen dan efisien sebagai bagian dari jaringan sistem
informasi pemerintah daerah.
e. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan,
mengembangkan dan memelihara pusat penyimpanan data dan
informasi yang menyimpan direktori materi teknologi informasi
yang komprehensif.
f. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan secara proaktif
mencari, menganalisis, memahami, menyebarluaskan dan
mempertukarkan secara elektronis data/informasi bagi seluruh
stakeholders.
g. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan memanfaatkan
website dan access point lain agar data kesehatan dan
kedokteran dapat dimanfaatkan secara luas dan bertanggung
jawab dan dalam rangka memperbaiki pelayanan kesehatan
sehingga kepuasan pengguna dapat dicapai sebaik-baiknya.
h. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan
pengembangan manajemen SDM sistem informasi mulai dari
rekrutmen, penempatan, pendidikan dan pelatihan, penilaian
pekerjaan, penggajian dan pengembangan karir.
i. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan
unit organisasi pengembangan dan pencarian dana bersumber
masyarakat yang berkaitan dengan pemanfaatan dan penggunaan
data/informasi kesehatan dan kedokteran.
j. Dapat digunakan untuk mengubah tujuan, kegiatan, produk,
pelayanan organisasi, untuk mendukung agar organisasi dapat
meraih keunggulan kompetitif.
k. Mengarah pada peluang-peluang strategis yang dapat ditemukan.
Dinas Kesehatan telah menetapkan visi yaitu tersusunnya
sistem informasi kesehatan di dinas kesehatan melalui ketersediaan
data dan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu di setiap
jenjang administrasi. Dalam upaya mencapai visi dan misi yang telah
ditetapkan tersebut, infrastruktur pelayanan kesehatan telah
dibangun sedemikian rupa agar setiap unit infrastruktur pelayanan
kesehatan tersebut menjalankan program dan pelayanan kesehatan
menuju pencapaian visi dan misi tersebut.

4. Model Pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia


Pada saat ini di Indonesia terdapat 3 (tiga) model pengelolaan
SIK, yaitu :
a. Pengelolaan SIK Manual, dimana pengelolaan informasi di
fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan secara manual atau paper
based melalui proses pencatatan pada buku register, kartu,
formulir-formulir khusus, mulai dari proses pendaftaran sampai
dengan pembuatan laporan. Hal ini terjadi oleh karena adanya
keterbatasan infrastruktur, dana, dan lokasi tempat pelayanan
kesehatan itu berada. Pengelolaan secara manual selain tidak
efisien juga menghambat dalam proses pengambilan keputusan
manajemen dan proses pelaporan.
b. Pengelolaan SIK Komputerisasi Offline, pada jenis ini pengelolaan
informasi di pelayanan kesehatan sebagian besar/seluruhnya
sudah dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer, baik
itu dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen
(SIM) maupun dengan aplikasi perkantoran elektronik biasa,
namun masih belum didukung oleh jaringan internet online ke
dinas kesehatan kabupaten/kota dan provinsi/bank data
kesehatan nasional.
c. Pengelolaan SIK Komputerisasi Online, pada jenis ini pengelolaan
informasi di pelayanan kesehatan sebagian besar/seluruhnya
sudah dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer,
dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen dan
sudah terhubung secara online melalui jaringan internet ke dinas
kesehatan kabupaten/kota dan provinsi/bank data kesehatan
nasional untuk memudahkan dalam komunikasi dan sinkronisasi
data.
E. Metode Penentuan dan Penyelesaian Masalah
1. Penentuan Identifikasi Masalah
a. Focus Group Discussion (FGD)
Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan
data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan
tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman
sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap
pemaknaan dari suatu kelompok berdasarkan hasil diskusi yang
terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga
dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari
seorang peneliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti.
b. Wawancara
Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian
terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya.
Tehnik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif
adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in–depth
interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai,
dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di
mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial
yang relatif lama.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat
mewawancarai responden adalah intonasi suara, kecepatan
berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan
nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis
wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan
dengan subjek atau responden) dan aloanamnesa (wawancara
dengan keluarga responden). Beberapa tips saat melakukan
wawancara adalah mulai dengan pertanyaan yang mudah, mulai
dengan informasi fakta, hindari pertanyaan multiple, jangan
menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building raport, ulang
kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan positif, dan
kontrol emosi negatif.
c. Observasi
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi
adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan,
kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Alasan peneliti
melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik
perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk
membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu
melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan
umpan balik terhadap pengukuran tersebut.
Beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam
penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak
terstruktur, dan observasi kelompok tidak terstruktur. Observasi
partisipasi (participant observation) adalah metode pengumpulan
data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui
pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti
benar-benar terlibat dalam keseharian responden. Observasi tidak
berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa menggunakan
guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau pengamat harus
mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati
suatu objek. Sedangkan observasi kelompok adalah observasi
yang dilakukan secara berkelompok terhadap suatu atau
beberapa objek sekaligus.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam observasi
adalah topografi, jumlah dan durasi, intensitas atau kekuatan
respon, stimulus kontrol (kondisi dimana perilaku muncul), dan
kualitas perilaku.
d. Curah Pendapat (Brainstorming)
Curah pendapat adalah teknik mengembangkan ide dalam
waktu singkat. Alat tersebut digunakan untuk mengenali adanya
masalah, baik yang telah terjadi maupun potensial terjadi,
menyusun daftar masalah, menyusun alternatif pemecahan
masalah, menetapkan kriteria untuk monitoring, mengembangkan
kreativitas dan menggambarkan aspek-aspek yang perlu dianalisis
dari suatu pokok bahasan.
Hasil curah pendapat dapat berupa daftar masalah. Daftar
pendapat dari anggota tersebut ditulis di papan tulis. Pendapat
yang sama dikelompokan menjadi satu dan kepada setiap
anggota diberikan kesempatan untuk meminta penjelasan
terhadap apa yang disampaikan oleh anggota kelompok.
e. Metode SWOT
Secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kajian yang
dilakukan terhadap suatu organisasi sedemikian rupa sehingga
diperoleh keterangan dengan akurat tentang berbagai factor
kekuatan, kelemahan, kesempatan, serta hambatan yang dimiliki
dan dihadapi organisasi (Azwar, 2010).
Dalam analisis SWOT, ditemukan ada 4 unsur pokok yang
perlu dipahami. Keempat unsur yang dimaksud adalah:
1) Kekuatan (strength)
Berbagai kelebihan yang bersifat khas yang dimiliki oleh suatu
organisasi, yang apabila dapat dimanfaatkan akan berperan
besar tidak hanya memperlancar berbagai kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh organisasi, tetapi juga dalam mencapai
tujuan yang dimiliki organisasi.
2) Kelemahan (weakness)
Berbagai kekurangan yang bersifat khas yang dimiliki suatu
organisasi yang apabila berhasil diatasi akan berperan besar,
tidak hanya dalam memperlancar berbagai kegiatan yang akan
dilaksanakan tetapi juga dalam mencapai tujuan yang dimiliki
organisai.
3) Kesempatan (oppurtunity)
Peluang yang bersifat positif yang dihadapi oleh suatu
organisasi yang apabila dapat dimanfaatkan akan besar
peranannya dalam mencapai tujuan organisasi.
4) Hambatan (threat)
Kendala yang bersifat negatif yang dihadapi suatu organisasi,
yang apabila berhasil diatasi akan besar peranannya dalam
mencapai tujuan organisasi.
Dari uraian tentang keempat unsur ini, segera terlihat bahwa
unsur kekuatan dan kelemahan pada dasarnya bersifat internal,
dalam arti berada didalam organisasi. Sedangkan unsur
kesempatan dan hambatan bersifat eksternal, dalam arti berada
diluar organisasi. Kecuali itu, segera pula terlihat bahwa unsur
kekuatan dan kesempatan merupakan faktor positif yang bersifat
menguntungkan bagi organisasi. Sedangkan unsur kelemahan
dan hambatan merupakan faktor negatif yang bersifat merugikan
bagi organisasi. Untuk keberhasilan pekerjaan perencanaan,
keterangan lengkap tentang keempat unsur ini perlu dimiliki
(Azwar, 2010).
f. Fishbone (Metode Tulang Ikan)
Penyelesaian sebuah masalah akan efektif dan efisien jika
yang diselesaikan adalah penyebab masalah yang utama.
Penyebab masalah yang utama dapat diselesaikan dengan
metode fishbone (metode tulang ikan).
Diagram tulang ikan digunakan untuk memberikan gambaran
umum suatu masalah dan penyebabnya. Diagram tersebut
memfasilitasi tim untuk mengidentifikasi sebab masalah sebagai
langkah awal untuk menentukan fokus perbaikan,
mengembangkan ide pengumpulan data dan/atau
mengembangkan solusi, mengenali penyebab terjadinya variasi
proses, dan menganalisis masalah.
Bagan 2.1. Metode Fishbone

Market Material Money

Masalah

Time Method Machine Man

Langkah-langkah:
1) Penyebab utama paling dekat dengan kepala ikan
2) Penyebab merupakan sumber daya (6M+1T)
3) Panah-panah kecil merupakan penyebab dari (6M+1T)
(Subirman, 2008)

2. Penentuan Prioritas Masalah dengan Metode CARL


Dalam menentukan prioritas masalah dapat dilakukan dengan
metode CARL. Metode CARL merupakan metode yang cukup baru
di kesehatan. Metode CARL juga di dasarkan pada serangkaian
kriteria yang harus diberi skor 1-5. Kriteria CARL tersebut
mempunyai arti:
C : Capability
Ketersediaan sumber daya (dana dan sarana/peralatan)
A : Accesibility
Kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau tidak.
Kemudahan dapat didasarkan pada ketersediaan metode/
cara/ teknologi serta penunjang pelaksanaan seperti juklak/
peraturan.
R : Readiness
Kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran,
seperti keahlian/ kemampuan dan motivasi.
L : Leverage
Seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain
dalam pemecahan yang dibahas.
Setelah masalah atau alternatif pemecahan masalah
diidentifikasi, kemudian dibuat tabel kriteria CARL dan diisi skornya,
bila ada beberapa pendapat tentang nilai skor yang diambil adalah
rerata.
Nilai total merupakan hasil perkalian C x A x R x L, urutan
ranking atau prioritas adalah nilai tertinggi sampai nilai terendah.
Contoh Tabel :

NO MASALAH C A R L NILAI RANK


1 Masalah 1 3 2 1 2 12 5
2 Masalah 2 2 3 2 3 36 2
3 Masalah 3 3 1 3 1 9 7
4 Masalah 4 1 3 4 1 12 6
5 Masalah 5 1 2 3 4 24 3
6 Masalah 6 4 2 2 1 16 4
7 Masalah 7 5 3 1 3 45 1

3. Alternatif Pemecahan Masalah


Apabila prioritas masalah telah ditetapkan, langkah selanjutnya
yang dilakukan adalah menetapkan prioritas jalan keluar.
a. Menyusun alternatif jalan keluar
1) Menentukan berbagai penyebab masalah. Untuk dapat
menentukan berbagai penyebab masalah, lakukan curah
pendapat (brainstorming) dengan membahas data yang telah
dikumpulkan. Gunakan alat bantu diagram hubungan sebab
akibat (cause-effect diagram) atau popular pula dengan
sebutan diagram tulang ikan (fish bone diagram).
2) Memeriksa kebenaran penyebab masalah. Karena daftar
penyebab masalah yang disusun baru bersifat teoritis, perlu
dilakukan pemeriksaan tentang kebenaran penyebab masalah
(confirmation).
3) Mengubah penyebab masalah kedalam bentuk kegiatan.
Apabila daftar penyebab masalah yang hasil uji statistiknya
telah berhasil disusun, lanjutkan dengan mengubah daftar
penyebab masalah tersebut kedalam bentuk kegiatan.
b. Memilih prioritas jalan keluar
1) Efektivitas jalan keluar
a) Besarnya masalah yang dapat diselesaikan
b) Pentingnya jalan keluar
c) Sensitvitas jalan keluar
2) Efisiensi jalan keluar
3) Melakukan uji lapangan
Untuk menilai berbagai faktor penopang dan faktor penghambat
yang kiranya akan ditemukan, apabila jalan keluar tersebut
dilaksanakan.
4) Memperbaiki prioritas jalan keluar
Memanfaatkan berbagai faktor penopang, dan bersama dengan
itu meniadakan berbagai faktor penghambat yang ditemukan
pada uji lapangan.
5) Menyusun uraian rencana prioritas jalan keluar
Kegiatan terakhir yang harus dilaksanakan pada penetapan
prioritas jalan keluar adalah menyusun uraian rencana prioritas
jalan keluar selengkapnya.

You might also like