Professional Documents
Culture Documents
Jun Floress
Jun Floress
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Pengantar Teknologi Pertanian tentang “Teknologi Pengeringan” dengan
lancar dan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari tidak sedikit hambatan yang
dihadapi. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada Ir. Hj. Tri
Rahayuni, MP selaku dosen pengajar yang telah memberikan tugas dan
memberikan bimbingan kepada kami, serta seluruh pihak yang telah banyak
membantu sehingga kendala-kendala yang ada dapat teratasi.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengeringan merupakan salah satu unit operasi energi paling intensif dalam
pengolahan pasca panen. Unit operasi ini diterapkan untuk mengurangi
kadar air produk seperti berbagai buah-buahan, sayuran, dan produk
pertanian lainnya setelah panen. Pengeringan adalah proses pemindahan
panas dan uap air secara simultan yang memerlukan panas untuk
menguapkan air dari permukaan bahan tanpa mengubah sifat kimia dari
bahan tersebut. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya
penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan uap air antara udara
dan bahan yang dikeringkan. Laju pemindahan kandungan air dari bahan
akan mengakibatkan berkurangnya kadar air dalam bahan tersebut.
Tujuan dari pengeringan adalah menurunkan kadar air sehingga bahan tersebut
lebih aman disimpan, mudah ditransportasikan dan memudahkan penanganan
selanjutnya. Proses pengeringan pada beberapa produk selama ini dilakukan dengan
cara tradisional, yaitu penjemuran langsung dibawah panas matahari.
Proses pengeringan pada bahan makanan atau pangan bertujuan untuk mengurangi
pertumbuhan mikroba pada bahan makanan atau pangan tersebut atau yang lebih
dikenal sebagai fermentasi. Salah satu contoh fermentasi yang dilakukan dengan
teknik pengeringan adalah fermentasi pada biji kakao.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini ada beberapa masalah yang akan dikaji, diantaranya adalah
sebagai berikut :
C. TUJUAN
Tujuan penyusunan makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :
PEMBAHASAN
A. DEFINISI PENGERINGAN
Pengeringan adalah pengurangan sebagian kadar air dengan bantuan energi panas
alami atau buatan. Yaitu sampai mikroorganisme tidak dapat tumbuh /berkembang.
(Winarno 1980).
Pengeringan adalah proses perpindahan panas dan uap air secara simultan yang
memerlukan energi panas untuk menguapkan kandungan air yang dipindahkan dari
permukaan bahan yang dikeringkan oleh media pengeringan yang biasanya berupa
panas. (Thaib 1988).
Pegeringan adalah proses penurunan kadar air suatu bahan sampai dengan tingkat
K.A (kadar air) tertentu. (Hartulistiyoso 2003).
Pengeringan juga didefinisikan sebagai suatu proses perpindahan massa air atau
pelarut lainnya dari suatu zat padat atau semi padat dengan menggunakan
penguapan. Proses ini seringkali merupakan tahap akhir proses prduksi sebelum
dikemas atau dijual ke konsumen. Benda yang telah dikeringkan akan menjadi
benda yang padat dalam wujud bubuk (misal susu bubuk) maupun potongan besar
(misal kayu) meski bahan awal sebelum pengeringan adalah benda semi padat
(misal keju "hijau"). Sumber panas dan cara penghantaran panas dibutuhkan dalam
pengeringan.
Dalam pengeringan konveksi, aliran gas (misal udara) dipanaskan lalu dipaparkan ke
bahan yang akan dikeringkan sehingga gas tersebut membawa uap air. Pengeringan
vakum memanaskan bahan secara konduksi atau radiasi sementara uap air dihisap
keluar. Metode tidak langsung lainnya adalah pengeringan drum. Metode lain dalam
ekstraksi cairan seperti menggunakan sentrifugasi tidak disebut sebagai proses
pengeringan.
Beberapa bahan yang memiliki kadar air awal yang relatif tinggi, pengurangan kadar
air awal secara linear dapat dihitung berdasarkan fungsinya berdasarkan waktu
pada interval waktu tertentu, yang disebut dengan "periode laju pengeringan
konstan". Biasanya pada periode ini, kadar air permukaan di luar partikel sedang
berpindah dari bahan. Laju pengeringan pada periode ini bergantung pada laju
pindah panas dari bahan. Jika pengeringan dilanjutkan, kemiringan kurva akan
berubah menjadi lebih landai (laju pengeringan berkurang) dan tidak menjadi linear,
hingga akhirnya kurva menjadi datar. Kadar air produk lalu berada pada kondisi
konstan yang disebut dengan kadar air kesetimbangan. Selama periode
berkurangnya laju pengeringan, migrasi air dari bagian dalam ke permukaan bahan
terjadi secara difusi molekular di mana bagian yang lebih basah (bagian dalam)
memindahkan air ke bagian yang lebih kering (bagian permukaan). Bahan yang
dikeringkan umumnya akan mengalami perubahan bentuk dan ukuran yang
signifikan, kecuali pada proses pengeringan beku.
B. MACAM-MACAM PENGERINGAN
Jenis-jenis dari proses pengeringan dalam bahan pangan terbagi menjadi
dua,diantaranya adalah sebagai berikut :
Sun drying adalah suatu proses untuk mengurangi atau menghilangkan sebagian air
dari suatu bahan pangan dengan cara menguapkan air tersebut dengan
menggunakan energi panas yang berasal langsung dari sinar matahari.
Biaya ekonomis
Praktis
Tidak tepat waktu atau kurang efisien, karena kenaikan suhu tidak dapat diatur
sehingga waktu penjemuran sukar untuk ditentukan dengan tepat.
Tergantung musim.
Lebih efisien karna suhu dan aliran udara dapat diatur sehingga waktu
pengeringan dapat ditentukan dengan tepat.
Biaya mahal.
1. Luas Permukaan
Makin luas permukaan bahan makin cepat bahan menjadi kering. Air menguap
melalui permukaan bahan, sedangkan air yang ada di bagian tengah akan merembes
ke bagian permukaan dan kemudian menguap. Untuk mempercepat pengeringan
umumnya bahan pangan yang akan dikeringkan dipotong-potong atau di iris-iris
terlebih dulu. Hal ini terjadi karena:
Potongan-potongan kecil atau lapisan yang tipis mengurangi jarak dimana panas
harus bergerak sampai ke pusat bahan pangan. Potongan kecil juga akan
mengurangi jarak melalui massa air dari pusat bahan yang harus keluar ke
permukaan bahan dan kemudian keluar dari bahan tersebut.
Semakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan bahan pangan
makin cepat pemindahan panas ke dalam bahan dan makin cepat pula penghilangan
air dari bahan. Air yang keluar dari bahan yang dikeringkan akan menjenuhkan
udara sehingga kemampuannya untuk menyingkirkan air berkurang. Jadi dengan
semakin tinggi suhu pengeringan maka proses pengeringan akan semakin cepat.
Akan tetapi bila tidak sesuai dengan bahan yang dikeringkan, akibatnya akan terjadi
suatu peristiwa yang disebut "Case Hardening", yaitu suatu keadaan dimana bagian
luar bahan sudah kering sedangkan bagian dalamnya masih basah.
Makin tinggi kecepatan udara, makin banyak penghilangan uap air dari permukaan
bahan sehinngga dapat mencegah terjadinya udara jenuh di permukaan bahan.
Udara yang bergerak dan mempunyai gerakan yang tinggi selain dapat mengambil
uap air juga akan menghilangkan uap air tersebut dari permukaan bahan pangan,
sehingga akan mencegah terjadinya atmosfir jenuh yang akan memperlambat
penghilangan air. Apabila aliran udara disekitar tempat pengeringan berjalan
dengan baik, proses pengeringan akan semakin cepat, yaitu semakin mudah dan
semakin cepat uap air terbawa dan teruapkan.
4. Tekanan Udara
Semakin kecil tekanan udara akan semakin besar kemampuan udara untuk
mengangkut air selama pengeringan, karena dengan semakin kecilnya tekanan
berarti kerapatan udara makin berkurang sehingga uap air dapat lebih banyak
tetampung dan disingkirkan dari bahan pangan. Sebaliknya jika tekanan udara
semakin besar maka udara disekitar pengeringan akan lembab, sehingga
kemampuan menampung uap air terbatas dan menghambat proses atau laju
pengeringan.
5. Kelembapan Udara
Makin lembab udara maka Makin lama kering sedangkan Makin kering udara maka
makin cepat pengeringan. Karena udara kering dapat mengabsobsi dan menahan
uap air Setiap bahan mempunyai keseimbangan kelembaban nisbi masing-masing.
kelembaban pada suhu tertentu dimana bahan tidak akan kehilangan air (pindah) ke
atmosfir atau tidak akan mengambil uap air dari atmosfir (Supriyono, 2003).
1. Ukuran bahan
d) Sel hidup, untuk mempertahankan daya hidupnya dalam jangka waktu yang
lama.
Pengeringan beku bahan pangan masih jarang dilakukan, karena biaya pengeringan
yang relatif mahal dibandingkan harga bahan pangan tersebut. Salah satu
penyebabnya adalah tingginya resistensi terhadap perpindahan panas selama
periode akhir pengeringan yang menyebabkan lambatnya laju pengeringan dan,
sebagai konsekuensinya, meningkatnya biaya operasi. Akan tetapi, disamping
pembuatan kopi instan dengan pengeringan beku, yang sejak lama telah dilakukan
secara komersil, akhir-akhir ini produk hasil pengeringan beku semakin marak di
pasar internasional, seperti udang kering beku dan durian kering beku.
Ada satu hal yang perlu diperhatikan dalam pengeringan yaitu penggunaan panas,
jika pengeringan dilakukan dengan suhu yang terlalu tinggi maka bahan akan
menyebabkan case hardening yaitu dimana keadaan bahan dibagian luar sudah
kering tapi dibagian dalam masih basah, hal ini terjadi karena pengunaan suhu yang
terlalu tinggi sehingga permukaan bahan menjadi cepat kering dan mengeras,
sehingga akan menghambat pengeringan/penguapan dibagian tengah bahan karena
terhalang oleh bagian luar bahan yang sudah keras, case hardening juga bias terjadi
karena adanya perubahan-perubahan kimia tertentu misalnya terjadi pengumpalan
protein dipermukaan bahan karena panas atau terbentuknya dekstrin dari pati yang
jika dikeringkan akan menjadi bahan yang masif (keras), pada bahan case hardening
dibagian dalam bahan mikroba masih dapat tumbuh dan berkembang biak sehingga
bahan dapat menjadi busuk, untuk mencegah case hardening adalah dengan
mengunakan suhu yang tidak terlalu panas atau mengunakan tahapan-tahapan
dalam pengunaan suhu panas, misalnya memberikan pemanasan awal dengan suhu
rendah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN