Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 14

LAPORAN PENDAHULUAN

KESIAPAN PERKEMBANGAN REMAJA

OLEH :

HARYANTI
070117A020

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Masa remaja sering disebut masa transisi. Sebab, di masa ini seseorang beralih dari
masa anak-anak ke masa dewasa. Masa ini terjadi pada usia belasan. Banyak sekali
perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang perubahan fisik.
Remaja terlibat dalam jaringan teman sebaya yang sangat kuat selama menggali jati
diri mereka. Di masa ini, selain mengalami perubahan pada diri seseorang yang
menginjak remaja, juga terjadi perkembangan-perkembangan terutama dari sisi
psikologis. Pada, tahap perkembangan remaja ini terdapat beberapa teori perkembangan
remaja termasuk konsep, tahap dan karakteristik remaja. Secara keseluruhan, teori-teori
ini membantu untuk melihat keseluruhan mengenai remaja.

B. Tujuan Penulisan
Untuk menjelaskan konsep asuhan keperawatan intervensi trauma dan krisis
kesiapan perkembangan remaja.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Remaja
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat.
Menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12
sampai 24 tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang
digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun
dan belum kawin.Sementara itu, menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan
Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia remaja adalah 10 sampai 21 tahun.
Masa remaja atau masa puber, merupakan masa penghubung antara masa anak-
anak dengan dewasa. Pubertas adalah perubahan menjadi dewasa yang ditandai adanya
perubahan fisik dan emosional (psikis). Pertumbuhan dan perkembangan pada masa
remaja sangat pesat, baik fisik maupun psikologis. Perkembangan yang pesat ini
berlangsung pada usia 11–16 tahun pada laki-laki dan 10–15 tahun pada perempuan.
Anak perempuan lebih cepat dewasa dibandingkan anak laki-laki. Perkembangan tubuh
remaja laki-laki dan perempuan berbeda karena pengaruh hormon yang dihasilkan.
Laki-laki menghasilkan hormon androgen, sedangkan perempuan menghasilkan
hormon estrogen. Organ-organ reproduksi pada masa puber telah mulai berfungsi.
Salah satu ciri masa pubertas adalah mulai terjadinya menstruasi pada perempuan.
Adapun pada laki-laki mulai mampu menghasilkan sperma. Ciri-ciri perubahan tubuh
pada masa remaja dapat dibedakan menjadi ciri kelamin primer dan ciri kelamin
sekunder (Sunaryo, 2014)

B. Ciri Perkembangan Usia Remaja


Mengenai ciri-ciri remaja tidak mesti dilihat dari satu sisi, tetapi dapat dilihat dari
berbagai segi. Misalnya dari segi usia, perkembangan fisik, phisikis, dan perilaku. Ciri-
ciri remaja usianya berkisar 12-20 tahun yang dibagi dalam tiga fase yaitu; Adolensi
diri, adolensi menengah, dan adolensi akhir. Penjelasan ketiga fase ini sebagai berikut:
1. Adolensi dini
Fase ini berarti preokupasi seksual yang meninggi yang tidak jarang
menurunkan daya kreatif/ ketekunan, mulai renggang dengan orang tuanya dan
membentuk kelompok kawan atau sahabat karib, tinggah laku kurang dapat
dipertanggungjawabkan. Seperti perilaku di luar kebiasaan, delikuen,dan
maniakal atau defresif.
2. Adolensi menengah
Fase ini memiliki umum: Hubungan dengan kawan dari lawan jenis mulai
meningkat pentingnya, fantasi dan fanatisme terhadap berbagai aliran,
misalnya, mistik, musik, dan lain-lain. Menduduki tempat yang kuat dalam
perioritasnya, politik dan kebudayaan mulai menyita perhatiannya sehingga
kritik…..tidak jarang dilontarkan kepada keluarga dan masyarakat yang
dianggap salah dan tidak benar, seksualitas mulai tampak dalam ruang atau
skala identifikasi, dan desploritas lebih terarah untuk meminta bantuan.
3. Adolesensi akhir
Masa ini remaja mulai lebih luas, mantap, dari dewasa dalam ruang lingkup
penghayatannya .Ia lebih bersifat ‘menerima’ dan ‘mengerti’ malahan sudah
mulai menghargai sikap orang/pihak lain yang mungkin sebelumnya ditolak.
Memiliki karier tertentu dan sikap kedudukan, kultural, politik, maupun
etikanya lebih mendekati orang tuanya. Bila kondisinya kurang
menguntungkan, maka masa turut diperpanjang dengan konsekuensi .imitasi,
bosan, dan merosot tahap kesulitan jiwanya. Memerlukan bimbingan dengan
baik dan bijaksana, dari orang-orang di sekitarnya.

Secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
1. Masa remaja awal (12-15 tahun)
Pada masa ini individu memulai meninggalkan peran sebagai individu yang
unik dan tidak tergantung pada orang tua.
2. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)
Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berfikir yang baru.
3. Masa remaja akhir (19-22 tahun)
Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang
dewasa.
Masa remaja dikenal sebagai salah satu periode dalam renteang kehidupan manusia
yang memiliki beberapa keunikan tersendiri. Keunikan tersebut bersumber dari
kedudukan masa remaja sebagai periode transisional antara masa kanak-kanak dan
masa dewasa. Kita semua mengetahui bahwa antara anak-anak dan orang dewasa ada
beberapa perbedaan yang selain bersifat bilogis atau fisiologis juga bersifat psikologis.
Pada masa remaja perubahan-perubahan besar terjadi dalam kedua aspek tersebut,
sehingga dapat dikatakan bahwa ciri umum yang menonjol pada masa remaja adalah
berlangsungnya perubahan itu sendiri, yang dalam interaksinya dengan lingkungan
sosial membawa berbagai dampak pada prilaku remaja. Secara ringkas, proses
perubahan tersebut dan interaksi antara beberapa aspek yang berubah selama masa
remaja bisa diuraikan sebagai berikut (Potter, 2011)

C. Ciri Masa Remaja


1. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang
dikenal dengan sebagai masa storm & stress.
Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama
hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi
ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari
masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada
remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak,
mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung
jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada
remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah.
2. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual.
Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan
kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik
perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun
perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat
berpengaruh terhadap konsep diri remaja.
3. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain.
Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari
masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal
ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja,
maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-
hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain.
Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang
sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.
4. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak
menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.
5. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi.
Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan
tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan
mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.

D. Perkembangan Remaja Dan Aspek-Aspeknya


1. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik sudah di mulai pada masa praremaja dan terjadi cepat
pada masa remaja awal yang akan makin sempurna pada masa remaja pertengahan
dan remaja akhir. Perubahan yang terjadi pada pertumbuhan tersebutdi ikuti masa
munculnya tanda-tanda sebagai berikut :
a. Tanda-tanda seks primer
Yang di maksud dengan tanda-tanda seks primer adalah orgn seks.
Pada laki-laki gonad atau testes.organitu terletak di dalam scrotum.pada
usia 14 tahunsekitardari 10% dari ukuran matang setelah itu terjadilah
pertumbuhan yang pesat selama satu atau dua tahu.kemudian pertumbuhan
menurun.testes berkembang penuh pada usia 20-21 tahun.sebagai tanda
bahwa fungsi organ-organ reproduksi pria matang lazimnya terjadi mimpi
basah,artinya ia bermimpi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
seksual,sehingga mengeluarkan sperma.
Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber.namun
tingkat kecepatan antaraorgan yang satu dengan yang lain berbeda.berat
uterus pada anak usia11-12 tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16 tahun
rata-rata beratnya 43 gram.
Sebagai tanda kematangan orgen reproduksi pada perempuan adalah
datang haid.ini adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah ,
lendir dari jaringan sel yang hancur dari uterussecara berkala,yang akan
terjadi kira-kira setiap 28 hari.hal ini berlansung terus sampai menjelang
masa menopause.
b. Tanda-tanda seks sekunder
2. Perkembangan Emosi Remaja
Emosi merupakan salah satu aspek psikologis manusia dalam ranah efektif.
Aspek psikologis ini sangat berperan penting dalam kehidupan manusia pada
umumnya, dan dalam hubungannya dengan orang lain pada khususnya.
Keseimbangan antar ketiga ranah psikologis sangat di butuhkan sehingga manusia
dapat berfungsi dengan tepat sesuai dengan stimulus yang di hadapinya.
Pada masa remaja, ekspresi emosi yang nampak kadang-kadang tidak
mengembangkan kondisi emosi yang sebenarnya, misalnya orang yang
marah seribu bahasa. Ekspresi emosi sifatnya sangat individual atau subjektif,
tergantung pada kondisi pribadi masing-masing orang.
Manifestasi emosi yang sering muncul pada remaja termasuk higtened
emotionality atau meningkatkan emosi yaitu kondisi emosinya berbeda dengan
keadaan sebelumnya. Ekspresi meningkatnya emosi ini dapat berupa sikap
binggung, emosi meledak-ledak, suka berkelahi, tidak ada nafsu makan, tidak
punya gairah apapun, atau mungkin sebaliknya melarikan diri membaca buku. Di
samping kondisi emosi yang meningkat, juga masih dijumpai beberapa emosi yang
menonjol pada remaja termasuk khawatir, cemas, jengkel, frustasi cemburu, iri, rasa
ingin tahu, dan afeksi, atau rasa kasih sayang dan perasaan bahagia.

E. Penyebab Perubahan Pubertas


1. Peran Kelenjar Pituitary
Kelenjar pituitary mengeluarkan dua hormon yaitu hormon pertumbuhan yang
berpengaruh dalam menentukan besarnya individu, dan hormon gonadotrofik yang
merangsang gonad untuk meningkatkan kegiatan. Sebelum masa puber secara
bertahap jumlah hormon gonadotrofik semakin bertambah dan kepekaan gonad
terhadap hormon gonadotrofik dan peningkatan kepekaan juga semakin bertambah,
dalam keadaan demikian perubahan-perubahan pada masa puber mulai terjadi.
2. Peran Gonad
Dengan pertumbuhan dan perkembangan gonad, organ-organ seks yaitu ciri-ciri
seks primer: bertambah besar dan fungsinya menjadi matang, dan ciri-ciri seks
sekunder, seperti rambut kemaluan mulai berkembang.
3. Interaksi Kelenjar Pituitary dan Gonad
Hormon yang dikeluarkan oleh gonad, yang telah dirangsang oleh hormon
gonadotrofik yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitary, selanjutnya bereaksi terhadap
kelenjar ini dan menyebabkan secara berangsur-angsur penurunan jumlah hormon
pertumbuhan yang dikeluarkan sehingga menghentikan proses pertumbuhan,
interaksi antara hormon gonadotrofik dan gonad berlangsung terus sepanjang
kehidupan reproduksi individu, dan lambat laun berkurang menjelang wanita
mendekati menopause dan pria mendekati climacteric.

F. Bahaya Pada Masa Puber


1. Bahaya Fisik
Meskipun sebagian besar anak puber secara fisik tidak merasa normal, namun
penyakit yang aktual tidak banyak dialami anak dalam periode ini dibandingkan
dengan periode-periode sebelumnya. Bahaya fisik utama masa puber disebabkan
kesalahan fungsi kelenjar endokrin yang mengendalikan pertumbuhan pesat dan
perubahan seksual yang terjadi pada periode ini.
2. Bahaya Psikologis
Terhadap banyak bahaya psikologis pada masa puber yang akibat panjangnya lebih
penting dari pada akibat berlangsungnya. Beberapa bahaya psikologis yang adalah
sebagai berikut :
a. Konsep diri yang kurang baik
Ada banyak hal yang menyebabkan perkembangan konsep diri kurang baik
selama masa puber, beberapa diantaranya alasan pribadi dan alasan lingkungan.
Anak yang mengembangkan konsep diri kurang baik pada masa remaja
cenderung menguatkan konsep tersebut dengan perilaku yang tidak sosial, dan
bukan memperbaikinya. Akibatnya, dasar-dasar untuk kompleks rendah diri
semakin tertanam dan kecuali dilakukan langkah-langkah perbaikan, maka
cenderung akan menetap dan mewarnai mutu perilaku individu sepanjang
hidupnya.
b. Prestasi Rendah
Cepatnya pertumbuhan fisik maka tenaga menjadi melemah, ini mengakibatkan
keseganan untuk bekerja dan bosan pada tiap kegiatan yang melibatkan usaha
individu.
c. Kurangnya persiapan untuk menghadapi masa puber
Anak puber tidak diberitahu atau secara psikologis tidak dipersiapkan tentang
perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada masa puber, pengalaman akan
perubahan itu dapat merupakan pengalaman traumatis.
d. Menerima tubuh yang berubah
Diantara tugas perkembangan masa puber yang penting adalah menerima
kenyataan bahwa tubuhnya mengalami perubahan. Hanya sedikit anak puber
yang mampu menerima kenyataan ini, sehingga mereka tidak puas dengan
penampilannya.
e. Menerima peran seks yang diharapkan
Sama halnya menerima tubuh yang berubah, menerima peran seks anak puber
yang diharapkan mendekati peran seks orang dewasa merupakan tugas
perkembangan utama pada tingkat usia ini. Terjadinya kematangan seksual atau
waktu yang diperlukan untuk pematangan.
f. Penyimpangan dalam pematangan sosial
Salah satu bahaya psikologis selama masa puber yang paling serius adalah
penyimpangan dalam usia terjadinya kematangan seksual atau waktu yang
diperlukan untuk pematangan.
g. Anak yang matang lebih awal
Anak yang matang terlalu dini dapat menunjukkan kesulitan pribadi. Kesulitan
ini timbul karena anak matang lebih awal yang kelihatannya lebih tua dari
usianya, biasanya diharapkan bertindak sesuai dengan penampilannya dan
bukan dengan usianya.

G. Tugas Perkembangan Usia Remaja


Tugas perkembangan remaja antara lain :
1. memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa
dengan kawan sebaya, baik laki-laki maupun perempuan.
2. memperoleh peranan sosial.
3. menerima kebutuhannya dan menggunakannya dengan efektif.
4. memperoleh kebebasan emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya.
5. mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri.
6. memilih dan mempersiapkan lapangan pekerjaan.
7. mempersiapkan diri dalam pembentukan keluarga.
8. membentuk sistem nilai, moralitas dan falsafah hidup
H. Karateristik Perilaku
1. Karakteristik perilaku Normal
a. Menjalin interaksi yang hangat dan akrab dengan orang lain
b. Mempunyai hubungan yang dekat dengn orang-orang tertentu (pacar, sahabat)
c. Membentuk keluarga
d. Mempunyai komitmen yang jelas dalam bekerja dan berinteraksi
e. Merasa mampu mandiri karena sudah bekerja
f. Memperlihatkan tanggung jawab secara ekonomi, sosial dan emosional
g. Mempunyai konsep diri yang realistis
h. Menyukai diri dan mengetahui tujuan hidup
i. Berinteraksi baik dengan keluarga
j. Mampu mengatasi stress akibat perubahan dirinya
k. Menganggap kehidupan sosialnya bermakna
l. Mempunyai nilai yang menjadi pedoman hidupnya

2. Karakteristik penyimpangan perkembangan


a. Tidak mempunyai hubungan akrab
b. Tidak mandiri dan tidak mempunyai komitmen hidup
c. Konsep diri tidak realistis
d. Tidak menyukai diri sendiri
e. Tidak mengetahui arah hidup
f. Tidak mampu mengatasi stress
g. Hubungan dengn orangtua tidak harmonis
h. Bertindak semaunya sendiri dan tidak bertanggung jawab
i. Tidak memiliki nilai dan pedoman hidup yang jelas, mudah terpengaruh
j. Menjadi pelaku tindak antisosial (kriminal,narkoba,tindakan asusila)

I. Aspek Positif Remaja


1. Spontanitas
Mereka secara spontan melakukan suatu kegiatan tanpa pertimbangan rasional dan
analisa berpikir, ketika salah seorang teman mereka merokok dan terlihat
"Gentleman" di mata mereka maka secara mencuri - curi mereka akhirnya merokok.
Petualang, mereka senang sekali bereksplorasi dengan berbagai situasi dan keadaan,
ketika sedang hangatnya friendster mereka makai friendster, ketika lagi demam
facebook maka mereka ikut membuat account facebook.
2. Kebebasan
Mereka menuntut kebebasan dari orangtuanya untuk melakukan apa yang ingin
mereka lakukan, jika kebebasan ini terfasilitasi maka mereka akan menjadi generasi
kreatif yang mampu mengharumkan nama bangsa.
Tetapi tentu saja mereka memiliki beberapa kelemahan :
1. Tawuran, ketika melihat film Only The Strong maka mereka berkeinginan
menjadi jagoan, kemudian mereka mengumpulkan teman - teman mereka dan
akhirnya menyerang kelompok remaja lain untuk menunjukkan eksistensinya.
2. Sex Bebas, kurangnya kontrol orang tua dan terlalu mudahnya akses ke situs -
situs porno membuat mereka memiliki keinginan untuk mencoba, percobaan
pertama menjadi pengalaman menyenangkan akhirnya kecanduan menjadi sebuah
pengalaman yang berulang.
3. Penyalahgunaan obat, masa remaja adalah masa transisi, mereka membutuhkan
sebuah pembentukan identitas sehingga ketika ada masalah yang menekan
psikologis mereka, kemudian mereka tidak menemukan seseorang yang mau
membantu mereduksi tekanan psikologis mereka akhirnya mereka melarikan diri
ke obat - obatan terlarang, minuman keras bahkan narkotika.
4. Terlibat kegiatan kriminal ringan, karena mereka masih labil masih mudah
dibujuk maka bujukan untuk melakukan sebuah perbuatan kriminal bisa menjadi
ajang pembuktian siapa mereka, akibatnya mereka harus berurusan dengan aparat
akibat kesalahan mereka tersebut.

Masih banyak hal lain yang terjadi pada remaja, salah satu hal menyakitkan yang
menimpa remaja adalah gangguan jiwa, mengapa remaja bisa terkena gangguan jiwa
dan apa penyebabnya?
a. Sibling rivalry, persaingan dengan saudara kandung, "seorang anak yang
dibandingkan dengan sauadara kandungnya secara terus menerus dan dalam
jangka waktu lama maka dia bisa mengalami gangguan konsep diri harga diri
rendah".
b. Loneliness, kesepian atau kesendirian adalah sebuah situasi dimana anak tidak
memiliki teman, jarang bermain dengan teman sebaya karena berbagai alasan,
diharuskan mengasuh adik, diminta bekerja oleh orang tua, dipekerjakan oleh
orang lain dll, resiko yang mungkin muncul adalah halusinasi.
c. Salah pergaulan, jika anak salah berkumpul dengan grup yang salah maka
mereka bisa melakukan perilaku kekerasan secara kelompok.
d. Karena status orang tua, seorang anak yang memiliki seorang bapak yang
ditetapkan menjadi tersangka kasus korupsi kemudian ditahan maka anak
tersebut akan berusaha menghindar dari sosial atau melakukan isolasi social.

Banyak kejadian yang bisa terjadi pada remaja, peran kita sangat dibutuhkan
untuk mencegah hal - hal negatif terjadi pada remaja - remaja yang kita kenal. Remaja
- remaja yang kelak akan meneruskan tongkat estafet pembangunan, berikan contoh
positif kepada mereka lewat tayangan sinetron yang mendidik, tayangan televisi yang
mendidik, film - film yang mendidik. Karena semakin gencar bentuk - bentuk
penyimpangan memasuki alam bawah sadar maka ledakan emosi dan gangguan jiwa
hanya menunggu waktu. Gejala-gejala gangguan jiwa pada anak-anak atau remaja
berbeda dengan orang dewasa yang mengalami gangguan serupa.

J. Kemungkinan Diagnosa
1. Resiko trauma
2. Gangguan komunikasi verbal
3. Koping individu tidak efektif
4. Perubahan menjadi orang tua
5. Perubahan proteksi
6. Perubahan proses keluarga : Alkoholisme
7. Kesiapan peningkatan perkembangan remaja

K. Intervensi Keperawatan
1. Intervensi generalis :
a. Memfasilitasi remaja untuk mengikuti kegiatan yang posistif dan bermanfaat
b. Tidak membatasi atau terlalu mengekang remaja melainkan membibingnya
c. Menciptakan suasana rumah yang nyaman untuk pengembangan bakat dan
kepribadian diri
d. Menyediakan waktu untuk diskusi, mendengarkan keluhan, harapan dan cita-
cita remaja
e. Tidak menganggap remaja sebagai junior yang tidak memiliki kemampuan
apapun
2. Intervensi spesialis :
a. Terapi kelompok terapeutik : remaja

L. Peran Perawat
1. Pendidik tentang faktor-faktor resiko terhadap kesehatan
2. Pendidik dalam issu pemecahan masalah mengenai alkohol, merokok, diit dan
latihan
3. Fasilitator tentang keterampilan-keterampilan interpersonal dengan remaja dan
orang tua
4. Pendukung, konselor, perujukan langsung pada sumber-sumber kesehatan mental
5. Konselor pada keluarga berencana
6. Perujukan untuk penyakit hubungan seksual
7. Peserta dalam organisasi komunitas pada pengendalian penyakit
DAFTAR PUSTAKA

Glasier, Anna. Ed. 4. 2010. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.
Damaiyanti, Mukhripah. 2009. Komunikasi Terapeutik dalam Praktik Keperawatan.
Bandung:Refika Aditama.
Dorland, W.A. Newman. 2011. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta:EGC.
Potter, Patricia A. 2011. Fundamental Keperawatan Vol.1. Jakarta: EGC.
Sunaryo. 2014. Psikologi untuk keperawatan. Jakarta:EGC.

You might also like