Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 423

GAUNG KEHENINGAN

Eloquent Silence

by Sandra Brown

Bab Satu

"Menurutmu, suamimu tahu tentang hubungan kita,


Sayang?" Pria itu mengecup kening kekasihnya sambil
memeluknya dengan penuh kerinduan.

"Kalaupun dia tahu, aku tidak peduli," seru wanita itu.


"Aku capek sembunyi-sembunyi. Aku ingin
memberitahu semua orang tentang cinta kita."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Oh, cintaku, cintaku." Pria itu menunduk. Hidungnya
bertabrakan dengan hidung si wanita dengan cara yang
sama sekali tidak romantis.

"Cuti"

Lauri Parrish terlonjak mendengar perintah bernada


kesal dari pengeras suara.

"Ada apa sih kalian? Mengapa tidak bisa melakukan


semua adegan dengan benar? Sudah satu setengah jam
kita membuat adegan sialan ini." Suasana hening, para
artis dan kru jadi salah tingkah. "Aku akan turun."

Lauri mengamati dengan penuh minat waktu si aktris


menoleh ke arah pemeran utama pria dan berkata
sengit, "Aku yang seharusnya menghadap ke Kamera
Satu, Drake. Bukan kau."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Kalau begitu sebaiknya kau belajar berhitung dulu. Lois.
Itu Kamera Tiga. Lagi pula, apa kau tidak takut Kamera
Satu akan menampakkan bekas operasi plastik
mukamu?"

"Bangsat," desis si aktris sambil menerobos para juru


kamera yang tersenyum geli dan melangkah cepat
melintasi lantai beton studio televisi ke arah ruang ganti
pakaian.

Seluruh kejadian tadi menggelitik rasa tertarik Lauri


Parrish, yang takjub ketika mendapati dirinya berada di
lokasi syuting The Heart's Answer, sinetron siang yang
populer. Dia tidak pernah menonton televisi siang hari,
karena dia selalu bekerja, tapi semua orang di Amerika
tahu tentang acara ini. Banyak wanita karier sengaja
mengatur jam makan siang mereka bertepatan dengan
jam tayang drama ini supaya bisa tetap mengikuti
petualangan seksual dan krisis pribadi Dr. Glen
Hambrick.

Beberapa hari yang lalu, Dr. Martha Norwood, pendiri


Norwood Institute for the Deaf-Institut Tuna Rungu

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Norwood-tempat Lauri jadi guru, memberinya tawaran
pekerjaan menjadi tutor pribadi.

"Kita punya siswa di sini, Jennifer Rivington, yang ingin


dikeluarkan ayahnya dari sekolah."

"Saya tahu siapa Jennifer," kata Lauri. "Dia hanya


menderita tuli parsial, tapi sama sekali tidak mau
berkomunikasi."

"Karena alasan itu ayahnya sangat prihatin."

"Ayah? Tidak ada ibu?"

Dr. Norwood ragu-ragu sebentar sebelum berkata,


"Tidak, ibunya sudah meninggal. Pekerjaan ayahnya

tidak biasa. Pria itu terpaksa menitipkan Jennifer pada


kita sejak masih kecil. Anak itu tidak bisa menyesuaikan
diri. Sekarang si ayah ingin mempekerjakan tutor pribadi

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


untuk tinggal bersamanya di rumah. Kupikir kau
mungkin berminat, Lauri."

Lauri mengerutkan sedikit alisnya yang berwarna merah


kecokelatan. "Entahlah. Bisakah Anda lebih spesifik?"

Wanita yang sudah beruban dan memiliki mata biru


yang cerdas itu mengamati gurunya yang penuh
dedikasi. "Saat ini tidak. Aku bisa memberitahumu
bahwa Mr. Rivington ingin si tutor membawa Jennifer
ke New Mexico dan tinggal di sana. Dia punya rumah di
kota kecil di pegunungan." Dr. Norwood tersenyum
lembut. "Aku tahu kau ingin meninggalkan New York.
Dan kau jelas memenuhi syarat untuk menangani
pekerjaan seperti ini."

Lauri tertawa pelan. "Karena besar di Nebraska, saya


menganggap New York agak sesak dan ramai. Sudah
delapan tahun saya di sini, tapi tetap saja saya
merindukan tempat-tempat terbuka yang luas." Dia
menyibakkan seuntai rambut merah kecokelatannya
yang jatuh di kening. "Menurut pendapat saya, Mr.
Rivington seperti mengelak dari kewajibannya

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


mengurus anaknya sendiri. Apakah dia termasuk jenis
orangtua yang membenci anaknya karena tuli?"

Dr. Norwood menatap tangannya yang terawat rapi,


yang saling menggenggam di permukaan meja kerjanya.
"Jangan terlalu cepat menghakimi, Lauri." dia menegur
halus. Kadang-kadang pegawainya ini membiarkan
dirinya termakan emosi. Lauri Parrish hanya punya satu
kelemahan, yaitu terlalu cepat menarik kesimpulan.
"Seperti kataku tadi, situasinya tidak biasa."

Dia berdiri, menandakan pertemuan telah selesai. "Kau


tidak harus memutuskan hari ini, Lauri. Aku ingin kau
mengamati Jennifer selama beberapa hari. Bertemanlah
dengan dia. Setelah itu, kalau ada kesempatan, kurasa
sebaiknya kau dan Mr. Rivington bertemu dan bicara."

"Saya- akan berpartisipasi sebanyak mungkin, Dokter


Norwood."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Ketika Lauri sampai di pintu kaca buram, Dr. Norwood
menghentikannya. "Lauri, seandainya kau ingin tahu,
uang bukan masalah."

Lauri menanggapi dengan jujur. "Dokter Norwood, kalau


saya menerima tugas mengajar privat, itu karena
menurut saya itulah yang dibutuhkan si anak."

"Sudah kuduga," jawab Dr. Norwood, tersenyum.

Tadi pagi Dr. Norwood memberinya sepotong kertas


berisi sebuah alamat dan berkata, "Pergilah ke alamat
ini pukul tiga nanti. Cari orang bernama Mr. D. L.
Rivington. Dia akan menunggu kedatanganmu."

Lauri terkejut waktu sopir taksi berhenti di alamat yang


diberikannya dan dia melihat tempat itu berupa gedung
berisi studio-studio untuk sebuah jaringan televisi. Dia
memasuki gedung itu dengan perasaan penasaran
tentang Mr. Rivington yang misterius. Ketika
memberitahu resepsionis dia ingin bertemu pria itu,

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


wanita muda yang cantik itu tampak bingung sebentar
lalu mengikik ketika berkata, "Lantai tiga."

Lauri berjalan ke lift namun gadis tadi berkata, "Tunggu


sebentar. Siapa nama Anda?" Lauri memberitahunya.
Resepsionis itu menyusuri daftar yang diketik, lalu
berkata, "Ini dia. Miss L. Parrish. Anda bisa langsung
naik, tapi jangan berisik. Mereka masih mengambil
gambar."

Lauri keluar dari lift dan mendapati dirinya berada di


studio televisi luas. Dia terpesona melihat perlengkapan
dan aktivitas di sana.

Studio yang seperti lumbung itu dibagi menjadi berbagai


setting untuk sinetron itu. Satu setting dilengkapi
dengan tempat tidur rumah sakit dan peralatan medis
palsu. Setting yang lain berupa ruang tamu. Setting
dapur mungil terletak cuma empat kaki dari situ. Dia
berjalan ke sana kemari di studio, mengintip semua
setting dengan rasa ingin tahu, berusaha tidak
tersandung bermil-mil kabel yang terulur di lantai dan

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


bergulung di sekitar kamera-kamera dan monitor-
monitor studio.

"Hei, Manis, cari siapa?" tanya seorang juru kamera


bercelana jins ketat dengan riang.

Karena kaget Lauri menjawab tergagap, "Saya... uh... ya.


Mr. Rivington? Saya ingin bertemu dia."

"Mr. Rivington?" tiru juru kamera itu seolah Lauri


mengucapkan sesuatu yang lucu. "Hebat. Kau sudah
ditanyai di bawah?" Lauri mengangguk. "Kalau begitu
kau boleh menemuinya. Bisa kau menunggu sampai
kami menyelesaikan adegan ini?" "Saya... ya," kata
Lauri.

"Tunggulah di sana, jangan mengeluarkan bunyi apa


pun dan jangan menyentuh apa pun," juru kamera itu
memperingatkan.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri berdiri di belakang kamera-kamera yang
difokuskan pada setting yang menurutnya tampak
seperti ruang duduk rumah sakit.

Sekarang, selama jeda tak direncanakan ini, Lauri


mengamati aktor pujaan jutaan wanita Amerika itu. Pria
itu duduk santai di salah satu meja setting, sambil
makan apel yang diambilnya dari keranjang di meja itu.
Lauri ingin tahu apakah para penggemarnya akan tetap
terpikat padanya kalau mereka mendengar Drake Sloan
bicara begitu kasar pada sesama pemain. Tapi bukankah
sikap kasar merupakan bagian dari daya tariknya? Dia
adalah dokter macho yang bersikap seenaknya pada
semua orang di rumah sakit fiktif itu. Tapi ia membuat
setiap wanita bertekuk lutut dengan sikap dominan dan
penampilannya yang seksi.

Lauri berpikir objektif, yah, wanita sebanyak itu tak


mungkin salah. Pria itu memang memiliki daya tarik
karena macho-nya-kalau kau suka tipe seperti itu.
Penampilan fisiknya langsung menarik perhatian.
Rambutnya berwarna kelabu-cokelat yang ganjil, namun
disinari lampu studio warnanya jadi tampak hampir
perak. Kontras dengan rambut perak aneh itu, alisnya

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


tebal dan kumisnya berwarna gelap. Kumis itu cocok
dengan bibir bawahnya yang tampak kurang ajar tapi
seksi, yang menyebabkan para ibu rumah tangga,
wanita karier, dan bahkan nenek-nenek bergairah.
Bagian wajahnya yang paling memikat adalah matanya.
Matanya berwarna hijau mencolok. Dalam gambar-
gambar close-up, mata itu tampak bagai memancarkan
api yang mampu melumerkan hati wanita paling dingin
sekalipun.

Dari tempat pengamatannya di luar lingkaran lampu


studio yang terang benderang, Lauri memandangi Drake
Sloan ketika pria itu berdiri, menggeliat seperti kucing
malas, dan melemparkan sisa apel ke keranjang sampah
dengan jitu.

Lauri mencemooh kostumnya. Ia ragu dokter yang


memakai celana panjang seketat itu bisa sigap
mengobati orang sakit. Pakaian bedah berwarna
hijaunya dibuat khusus untuk tubuhnya yang jangkung
dan langsing. Leher kemejanya berbentuk V rendah
yang menampakkan dada berbulu hitam. Mana
mungkin pakaian seperti itu diizinkan di ruang operasi!
pikir Lauri.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Mendengar suara orang sedang menghibur rekannya di
belakangnya, Lauri berbalik. Pria yang diduganya tadi
berbicara dari ruang kontrol sedang berjalan menuju
setting sambil merangkul si aktris yang sakit hati.

"Dia tidak mau diarahkan," keluhnya. "Dia tahu masalah


blocking, tapi begitu kamera dinyalakan, dia berbuat
seenak perutnya."

"Aku tahu, aku tahu, Lois. Tidak bisakah kau menahan


diri dan mentolerirnya demi aku?" tanya si sutradara
dengan nada simpatik. "Mari kita selesaikan jadwal hari
ini, lalu kita bicarakan persoalannya sambil minum-
minum. Aku akan bicara dengan Drake. Oke? Nah.
sekarang coba tunjukkan senyum manismu."

Rayuan gombal, Lauri mengomel dalam hati.


Temperamen artis. Ia tahu sekali soal itu. Katakan pada
mereka apa yang ingin mereka dengar dan redakan
paranoia mereka sampai mereka kumat lagi.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Kedua orang itu bergabung dengan Drake Sloan di
setting, dan mereka bertiga berdiskusi singkat. Kru, yang
menikmati jeda dengan merokok, membaca majalah,
atau mengobrol, kembali ke posisi mereka di balik
kamera dengan mulai memasang headphone. Dari alat
inilah masing-masing menerima instruksi dari sutradara
di ruang kontrol.

Operator boom-microphone mengutak-atik


peralatannya yang rumit. Dengan gerakan kaku dan
tersendat-sendat, alat itu tampak seperti binatang
prasejarah.

Sutradara mencium pipi Lois dan menjauhi setting.


"Sebelum aku kembali ke atas, mari kita latih adegannya
sekali lagi. Cium dia dengan mesra, Drake. Dia
kekasihmu, ingat?"

"Pernah kekasihmu makan piza anchovy, Murray?"

Lois menjerit kesal.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Kru tertawa terbahak-bahak. Murray berhasil
menenangkannya lagi. Kemudian dia berkata, "Mulai."

Salah satu kamera pindah ke posisi baru yang menutupi


pandangan Lauri. Meskipun semula ia tidak suka,
ternyata sekarang dia tertarik pada sesi pengambilan
gambar ini. Ia mengambil tempat yang pas agar dapat
melihat dan mendengar dengan jelas. Kali ini setelah
dialog hambar mereka selesai, Drake Sloan memeluk
Lois dan menciumnya dengan ganas.

Jantung Lauri berdebar-debar ketika ia menatap bibir


pria itu menutupi bibir si aktris. Orang yang melihat
seperti bisa merasakan ciuman itu, seperti bisa
membayangkan... Lauri bersandar di meja seting supaya
pemandangannya lebih jelas. Suara benda pecah
mengalihkan pandangan semua orang dari para aktor di
setting. Mereka semua memandanginya!

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri melompat kaget, ketakutan karena telah menarik
perhatian. Dia tadi tidak melihat vas kaca tinggi di meja.
Sekarang benda itu pecah be-rantakan di lantai studio.

"Brengsek!" teriak Drake Sloan. "Apa lagi sekarang?" Dia


mendorong Lois dan melintasi lantai studio dalam tiga
langkah panjang dan mantap. Murray mengikutinya,
kesabarannya habis, tapi ia tetap tenang. Si aktor
memelototi Lauri dan wanita itu mengeret melihatnya.
"Siapa-"

"Dia kemari untuk menemui Mr. Rivington," potong juru


kamera yang tadi bicara dengan Lauri.

Mata hijau Drake Sloan yang gelap kini berkilat-kilat


membuat Lauri terpaku. Mata pria itu melebar karena
ingin tahu. "Mr. Rivington, heh?" Terdengar kru tertawa
pelan. "Murray, aku tidak tahu kau mulai mengizinkan
pramuka mengunjungi setting untuk acara jalan-jalan
mereka." Kali ini kru tertawa keras.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri tidak terkesan dengan selera humor Drake Sloan
dan marah besar karena dia jadi objek leluconnya.
Wajahnya sama merahnya dengan highlight rambutnya,
dan mata cokelatnya menyipit memandang pria itu
sementara dia merasa kemarahannya memuncak.

"Maaf saya telah mengganggu-kegiatan Anda," kata


Lauri angkuh. Dia tidak tahu istilah untuk sesi
pengambilan gambar ini, dan dia tidak peduli. Dia
berpaling dari tatapan sinis Drake Sloan dan bicara pada
Murray yang tampaknya sopan. "Saya Lauri Parrish dan
saya diminta menemui Mr. Rivington di sini pada pukul
15.00. Saya minta maaf atas penundaan yang saya
sebabkan."

"Cuma satu dari sekian banyak penundaan hari ini," kata


pria itu, menghela napas berat. Lalu sambil sembunyi-
sembunyi melirik Drake Sloan, ia berkata, "Mr. Rivington
sedang sibuk. Maukah kau menunggunya di kantorku?
Tidak lama lagi dia akan menemuimu."

"Ya, terima kasih," jawab Lauri. "Biar vas ini saya ganti
dengan uang."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Lupakan saja. Pergilah ke atas dan lewati ruang kontrol.
Kantorku persis di seberang koridor."

"Terima kasih," ulang Lauri sebelum berputar dan,


menyadari bahwa semua mata di studio
memandangnya, menaiki tangga putar. Ketika dia tiba di
atas, Murray sudah mengembalikan setiap orang ke
posisi masing-masing.

Lauri sebetulnya ingin berhenti dan melihat-lihat panel


kontrol-komputer yang menarik dan rumit. Berbagai
monitor yang dipasang di atasnya membuat sutradara
dapat melihat bagian mana yang disorot kamera-
kamera, dan dia melihat wajah Drake Sloan. Ingin sekali
rasanya dia menjulurkan lidah pada pria itu.

Lauri menjatuhkan diri ke satu-satunya kursi yang


tersedia di kantor itu selain yang terbuat dari vinil
pecah-pecah di balik meja kerja berantakan. Dia
memandangi foto-foto berdebu di dinding yang

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


menampakkan Murray bersama berbagai aktris,
sutradara, dan orang penting.

Siapa sih sebetulnya si Mr. Rivington ini? Apakah dia


eksekutif jaringan televisi? Teknisi? Bukan. Dia pasti
orang berduit, karena Norwood Institute mahal. Dan
Mr. Rivington mengasramakan Jennifer di sana, berarti
melipattigakan biayanya. Bermenit-menit berlalu, dan
Lauri sudah mulai tak sabar ketika mendengar pintu
dibuka di belakangnya.

Drake Sloan berjalan masuk dan menutup pintu dengan


tenang.

Lauri langsung berdiri. "Saya akan menemui-"

"Aku D.L. Rivington, ayah Jennifer."

Lauri merasa bibirnya membentuk huruf O kecil. Dia


memandangi Drake Sloan sementara pria itu bersandar
di pintu. Drake sudah berganti pakaian. Sekarang dia

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


mengenakan jins dan sweter panjang. Lengannya yang
longgar ditarik sampai siku.

"Kau tampak terkejut."

Lauri mengangguk.

"Dokter Norwood tidak memberitahukan nama


profesionalku padamu." Itu bukan pertanyaan. Pria itu
tak sadar menggaruk telinganya. "Tidak, kurasa dia
takkan berbuat begitu. Pantas saja dia takut kau punya
kesan salah tentang aku. Aktor memiliki reputasi buruk,
kau tahu." Sudut-sudut mulutnya naik seolah dia akan
tersenyum, tapi gerakan itu lenyap secepat timbulnya.
"Terutama kalau semua yang kaubaca di majalah
penggemar benar. Tahukah kau bahwa aku memaksa
pacarku yang sekarang melakukan aborsi minggu lalu?
Setidaknya begitulah yang kubaca," katanya sinis.

Lauri masih terlalu kaget untuk bicara. Dengan masam


dia memikirkan guru-guru lain di sekolah dan apa yang

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


akan mereka katakan kalau tahu dia seruangan dengan
Dr. Glen Hambrick/Drake Sloan.

Lauri selalu tenang dan kompeten-kecuali kalau


emosinya sedang tinggi. Kalau begitu, kenapa dia berdiri
di sini dengan tangan berkeringat yang saling
menggenggam? Dia belum bergerak sejak pria itu
memperkenalkan diri. Lidahnya seakan melekat di
langit-langit mulutnya.

"Siapa tahu kau akan merasa senang, Miss Parrish,


kuberitahu kau bahwa kau pun tidak sesuai dengan
gambaranku." Dia maju dari pintu dan Lauri secara
refleks mundur selangkah.

Pria itu melontarkan senyum yang membuat lesung pipi


di pipi kanannya yang terkenal itu makin nyata. Dia tahu
Lauri merasa canggung berduaan dengannya di kantor
kecil ini. Lauri jadi kesal: Memangnya dia siapa? Dia tak
mau terpesona bagai seorang penggemar fanatik di
hadapan bintang rock idola dan tergagap-gagap seperti
idiot. Toh Drake Sloan kalau melihat pakai mata juga.
"Nama saya Ms. Parrish."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Pria itu mengangkat sebelah alisnya dengan geli dan
bergumam, "Mestinya aku sudah tahu." Sikap soknya
membuat Lauri jengkel.

Dia berkata dengan suara paling profesional, "Dokter


Norwood mengutus saya kemari untuk membicarakan
masalah Jennifer, Mr. Rivington."

"Drake. Kau ingin minum kopi?" Dia menunjuk mesin


pembuat kopi tempat seteko kopi sehitam dan sepekat
malam sedang dihangatkan. Lauri sebetulnya tidak mau,
tapi sadar bahwa kalau memegang cangkir kopi, dia jadi
tidak bisa meremas-remas tangannya sendiri.

"Ya, tolong."

Pria itu berjalan ke meja kecil dan dengan sangsi


memandang cangkir yang kebersihannya diragukan. Dia
menuangkan kopi dan mengangkat alis sambil bertanya,
"Krim? Gula?"

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Krim."

Dia menambahkan produk berbentuk bubuk itu ke


dalam kopi dan mengaduknya dengan sendok plastik
bernoda yang jelas sudah pernah digunakan untuk
tujuan itu. Disodorkannya cangkir itu. Lauri
menerimanya. Mula-mula dia tidak melepaskannya,
melainkan terus memegangi cangkir sampai Lauri
mendongak memandangnya. Lauri menelan ludah
ketika untuk pertama kalinya menatap mata zamrud
yang sekarang memantulkan bayangannya sendiri.

"Belum pernah aku melihat orang yang warna matanya


sama dengan rambutnya," kata pria itu.

Lauri tahu rambut cokelatnya bagus. Warnanya


sebetulnya cokelat kemerahan yang memudar ketika
kena sinar matahari. Yang membuat dia lebih dari
sekadar cewek berambut merah bagus adalah warna
matanya. Warna cokelat matanya begitu muda sehingga
tampak hampir seperti topaz sampai orang

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


membandingkannya dengan rambutnya, ketika matanya
menampakkan rona cokelat kemerahan yang tak biasa.
Setelan linen kuning yang dipakainya menonjolkan
rambut dan matanya dan mencerahkan rona wajahnya
yang berwarna madu-apricot.

Terima kasih tidak bisa dibilang respons yang tepat


untuk pernyataannya barusan, karena itu bukanlah
pujian sungguhan. Lauri cuma tersenyum lemah dan
berusaha lebih keras untuk menarik cangkir kopi dari
tangannya. Pria itu menyerah dan berbalik untuk
menuangkan kopi bagi dirinya sendiri.

"Ceritakan tentang putriku, Ms. Parrish," katanya,


menekankan bentuk panggilan itu dengan sarkasme. Dia
pergi ke balik meja kerja, duduk di kursi yang berderit-
derit, dan menaikkan kaki ke meja.

Lauri duduk kaku dan tegak di kursi di hadapan pria itu.


Dia menyesap kopi. Rasanya seburuk yang diduganya.
Drake terkekeh melihatnya mengernyit. "Aku minta
maaf untuk kualitasnya."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Tidak apa-apa, Mr. SI-Rivington."

Lauri menatap cangkir kopi dan, waktu pria itu tidak


mengatakan apa-apa, mendongak ke arahnya. Dia kaget
waktu melihat Drake memakai bahasa isyarat untuk
mengeja namanya. D-R-A-K-E. Alis berwarna gelap pria
itu berkerut di atas matanya, yang tampak berkeras
agar Lauri menggunakan nama depannya.

Lauri menjilat bibir dengan gugup, tersenyum sedikit,


lalu menggunakan bahasa isyarat untuk mengucapkan
Lauri. Pria itu menurunkan kaki, mencondongkan tubuh
ke depan, menumpukan siku di meja, dan bertopang
dagu.

Lauri memutuskan sekaranglah saat yang tepat untuk


menguji keahlian Drake dalam bahasa isyarat. Dr.
Norwood dengan bijaksana tidak mau bercerita banyak
tentang Drake Rivington. Lauri sekarang mengerti
bahwa penyelianya ingin dia punya pendapat sendiri
tentang ayah Jennifer itu. Menggunakan gerakan

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


perlahan dan jelas, Lauri bertanya padanya dalam
bahasa isyarat, Apakah kau menggunakan bahasa
isyarat dengan Jennifer?

"Aku tahu Jennifer, itu saja," katanya ketika Lauri


berhenti.

Lauri mencoba lagi dan bertanya dalam bahasa isyarat,


Berapa umur putrimu? Pria itu sama sekali tak bereaksi.
Dia cuma duduk memandanginya dengan mata hijau
yang tiba-tiba tanpa ekspresi. Lauri memberi isyarat,
Apa warna rambutnya? Nihil. Apakah kau menyayangi
Jennifer?

"Jennifer lagi. Maaf aku tidak tahu yang selebihnya.


Kurasa ini artinya menyayangi" Dia menyilangkan
lengan di dada seperti Lauri tadi.

"Ya, benar, Drake. Mulai sekarang, ini akan jadi namamu


supaya kau tidak perlu mengejanya terus."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Dia membuat isyarat untuk huruf D dan menyen-
tuhkannya ke tengah kening. "Ini daddy," katanya,
menyentuh kening dengan ibu jari, jari-jari yang lain
mengembang. "Kita kombinasikan keduanya.
Mengerti?"

Pria itu mengangguk. "Ini Lauri." Lauri membuat huruf L


dan mengelus bagian samping wajahnya dari tulang pipi
sampai dagu. "Ini gadis" katanya, mengelus pipinya
dengan ibu jari sementara tangannya mengepal longgar.
"Kau lihat bagaimana kita mengkombinasi dua isyarat
untuk membentuk nama seseorang?"

"Yeah," kata Drake dengan nada bersemangat. "Untuk


Jennifer kita membuat huruf J dengan kelingking, lalu
isyarat ikal untuk menunjukkan rambut ikalnya."

"Persis!" Mereka saling tersenyum, dan sesaat mata


mereka bertemu. Lauri merasa jauh di dalam tubuhnya
ada perasaan menggelitik yang aneh namun
menyenangkan. Sedetik dia tahu bagaimana perasaan
wanita-wanita lain ketika menonton wajah tampan ini di
layar televisi mereka tiap siang. Drake memang

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


karismatik dan pria itu mengetahuinya, Jika dia tidak
berhati-hati, Drake bisa menghalanginya

mengatakan hal-hal yang ingin disampaikannya.


"Drake," dia menggunakan bahasa isyarat terus
sekarang, bahkan sambil mengucapkannya, kebiasaan
para guru yang mengajar para penderita tuna rungu.

"Dokter Norwood minta aku mengevaluasi kemajuan


Jennifer. Aku sudah mengamatinya selama beberapa
hari. Aku merasa pendapatku bersifat akademis, tapi
hanya itu, sekadar pendapat. Biarpun demikian, 'aku
akan berterus terang sepenuhnya padamu."

"Aku ingin kau begitu. Aku yakin kau sangat


menganggap rendah ayah yang mengasramakan
anaknya selama hampir tiga tahun, tapi aku
menyayanginya. Dan aku ingin melakukan yang terbaik
untuknya." Dia berdiri dan berjalan ke jendela.
Memunggungi Lauri, dia memandang ke balik kaca kotor
itu.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Tolong lihat aku menggunakan bahasa isyarat, Drake.
Itu akan membantumu mempelajarinya." Pria itu
menghadapnya lagi seolah akan membantah, namun
ternyata dia hanya mengangkat bahu dan kembali ke
kursi.

Lauri melanjutkan dengan tenang. "Kau beruntung


Jennifer tidak seratus persen tuli. Aku yakin kau
sekarang sudah tahu bahwa ketuliannya adalah tipe
saraf sensorik yang, pada saat ini, tidak bisa diobati. Dia
dapat mendengar beberapa suara keras. Misalnya dia
dapat membedakan suara helikopter dan siulan." Dia
berhenti sejenak untuk melihat apakah pria itu akan
berkomentar. Ternyata tidak, jadi dia meneruskan,
"Sayangnya dia tidak tahu nama untuk siulan atau
helikopter. Atau mungkin dia tahu dan cuma tidak
memberitahu kita bahwa dia tahu. Dia hampir sama
sekali tidak responsif terhadap komunikasi apa pun."

Garis-garis di kedua sisi mulut Drake menegang.


"Maksudmu dia terbelakang?"

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Tidak, sama sekali tidak," Lauri menekankan. "Dia luar
biasa pintar. Aku berpendapat bahwa dia kurang dalam
hal... Ada anak yang perlu diajar secara privat. Aku
pribadi merasa pengasramaan Jennifer merusak
kemampuannya. Dia butuh berada di lingkungan rumah
di mana dia secara terus-menerus ditemani seseorang
yang... yang..." suaranya menghilang, dia tidak ingin
mengatakan apa yang menurutnya mungkin akan
menyinggung perasaan Drake.

"Yang menyayanginya? Itukah yang sulit kaukatakan?


Sudah kubilang aku menyayanginya. Aku
memasukkannya ke asrama sekolah bukan karena malu
padanya."

"Aku tidak bermaksud-"

"Tentu saja iya!" bentak Drake. "Karena kau begitu


pandai, coba beritahu aku apa yang harus dilakukan
seorang duda terhadap anaknya yang masih kecil?
Terutama kalau si anak tuna rungu, hah? Sekolah
mewahmu itu mahal, kau tahu. Aku harus banting
tulang untuk membayarnya. Dan tagihan-tagihan medis

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


setelah puluhan tes yang tidak memberitahumu apa-
apa selain bahwa gadis kecilmu tuli, fakta yang sudah
kauketahui, karena kalau belum kau takkan
menyuruhnya menjalani tes-tes mengerikan itu."

Dia berhenti untuk menarik napas, mata hijaunya


berkilat menyeramkan. "Paling tidak kita menyepakati
satu hal. Jennifer perlu diajar secara privat."

Dia tiba-tiba berdiri, membuat kursi berdecit-decit


meluncur ke belakang. "Tapi gurunya bukan kau."

Ia menyerbu dari balik meja dan menumpukan


lengannya yang kuat di kedua sisi kursi Lauri,
membuatnya terperangkap di situ.

"Aku memberitahu Dokter Norwood kalau aku


menginginkan orang yang bertanggung jawab. Aku
mencari tipe guru yang keibuan yang memakai sweter
longgar berkantong besar-bukan cewek yang memakai
setelan buatan desainer." Matanya menyusuri tubuh
Lauri dengan pandangan melecehkan. "Orang yang

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


rambut berubannya disanggul rapi, bukan rambut
merah manyala berpotongan canggih yang melambai-
lambai. Orang yang agak gemuk dengan tubuh gempal,
keibuan, bukan payudara kecil menantang dan pantat
kencang." Lauri merah padam karena marah dan malu.
Berani-beraninya dia!

"Tutor Jennifer seharusnya memiliki pergelangan kaki


besar dan memakai sepatu datar, bukan-" Ia menunjuk
betis Lauri yang ramping, terbungkus stocking tipis, dan
sandal tali berhak tinggi yang dipakainya. "Kau tidak
kelihatan seperti tutor untuk anak tuna rungu. Kau
kelihatan seperti gadis yang membagikan contoh
parfum di Bergdorf's."

Pria itu makin mencondongkan tubuh sampai kepala


mereka nyaris bersentuhan. Sebelum Lauri sempat
bereaksi, pria itu membenamkan wajahnya di rambut
lembut di belakang telinga Lauri. "Kau juga wangi
seperti mereka," ia berbisik serak.

Sesaat Lauri tak bisa bernapas. Tapi ketika dia akhirnya


bisa, aroma Drake menyelimutinya. Aroma itu bersih,

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


khas, dan jantan. Kenapa dia ini? Dia menyentakkan
kepala dari pria itu.

"Kau-Biarkan aku bangkit sekarang juga," perintahnya,


mendorong dada bidang Drake. Pria itu menegakkan
tubuh dan menjauh dari kursi yang langsung
ditinggalkan Lauri. Ia menarik napas dalam-dalam
beberapa kali untuk menenangkan diri sebelum berkata,
"Mungkin aku memang tidak sesuai harapanmu, tapi
kau jelas sesuai dengan dugaanku, Mr. Sloan." Dia
mengucapkan nama pria itu dengan nada mengejek.

"Kau tidak pantas memiliki putrimu. Dia cantik, pintar,


dan manis. Tapi dia menderita. Kau dengar aku? Dia
menderita secara emosional karena satu-satunya
orangtuanya tidak mau berusaha mempelajari bahasa
yang dia mengerti, apalagi berusaha mengajarkan
bahasa itu padanya. Orangtua seperti kaulah yang
membuat pendidikan tuna rungu kembali ke zaman
Helen Keller. Aku guru-" "Kau masih muda." "Aku
wanita-"

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Ah, sekarang kita sampai ke poin berikut," katanya,
menuding Lauri dengan sikap menuduh. "Kau jangan
berpura-pura tidak suka aku menyentuhmu. Aku lebih
tahu. Bagaimana aku tahu bahwa kalau aku
mempekerjakanmu di New Mexico sana, kau takkan
kabur dengan bujangan pertama yang mendekatimu?
Itu kan yang sebenarnya diinginkan semua gadis karier
liberal? Suami?"

Lauri bisa merasakan amarahnya menyala sampai ke


akar rambutnya. "Aku pernah bersuami. Pernikahanku
tidak terlalu bahagia."

"Kau bercerai?"

"Dia meninggal." "Kebetulan sekali."

Dia berbalik dari pria itu sebelum melontarkan


omongan yang belakangan mungkin akan disesalinya.
Lagi pula, Dr. Norwood menyuruhnya melakukan misi ini
dan akan mengharapkan laporan darinya. Di pintu dia
berputar untuk melihat pria itu bersandar di meja

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


dengan bersilang kaki. Perasaan sok dan puasnya
tampak jelas di matanya yang mengejek, cara berdirinya
yang kurang ajar, dan bibirnya yang menyeringai di
bawah kumis tebalnya.

Perlahan-lahan Lauri berkata, "Kau orang paling


sombong, biadab, dan menyebalkan. Dasar-" Ia
mengucapkan kata terakhir dalam bahasa isyarat.

"Apa artinya itu?" bentak Drake, sambil dengan marah


meninggalkan meja.

"Tebak saja sendiri, Mr. Sloan."

Dia membanting pintu.

Bab Dua

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Lauri, kau takkan bisa menebak-" "Brigette, aku sedang
mengajar. Ada apa sih?" Guru yang menyerbu masuk ke
dalam kelas Lauri yang terdiri atas murid-murid
berumur tujuh tahun itu tampak betul-betul kacau. Ia
terbata-bata waktu berkata, "Kau takkan bisa menebak
siapa yang ingin menemuimu. Maksudku, sudah ribuan
kali aku melihatnya. Aku pasti mengenalinya di mana
pun. Tapi waktu melihatnya berdiri di koridor, bertanya
tentang kau-"

"Pelan-pelan, Brigette, kau membuat anak-anak gelisah.


Mereka mengira ada yang tidak beres." Lauri
mengetahui siapa yang dimaksud temannya, tapi dia
tidak mau orang lain tahu jantungnya seolah berhenti
berdetak karena memikirkan akan bertemu Drake
Rivington lagi. Di mata orang yang paling awas pun dia
tampak tenang dan tak peduli.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Sudah seminggu lebih waktu berlalu sejak pertemuan
mereka di studio televisi. Sekembalinya dia dari interviu
menjengkelkan itu, Dr. Norwood menanyakannya.

"Saya rasa saya tidak seperti yang diharapkan Mr.


Rivington, walaupun saya pikir kami sependapat bahwa
Jennifer membutuhkan perawatan dan pendidikan
spesial yang lebih pribadi."

"Oh, aku kecewa sekali, Lauri," ujar kepala sekolah


tersebut. "Aku mengira kalian berdua cocok dan kau
bisa membawa Jennifer ke New Mexico. Tentu saja, aku
tidak suka kehilangan kau."

Lauri tersenyum. "Yah, Anda takkan kehilangan saya


dalam waktu dekat. Saya rasa sebaiknya Anda punya
rekomendasi lain. Mr. Rivington pasti akan menelepon
Anda."

Lauri tidak bilang apa-apa lagi, dan Dr. Norwood tidak


mendesak. Wanita itu sangat perseptif. Apakah dia
menduga pertemuan mereka tidak berjalan lancar?

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Sepanjang minggu Lauri berusaha menyingkirkan Drake
Rivington dari benaknya. Akhir-akhir ini dia
menghabiskan begitu banyak waktu dengan Jennifer
sehingga merasa sulit untuk menghentikan kunjungan
hariannya itu. Jennifer tergabung dalam kelompok
murid yang lebih muda daripada murid-murid Lauri, dan
dia menemui putri Drake itu setelah jam sekolah.

Jennifer anak yang baik. Dia sopan-nyaris terlalu sopan,


pikir. Lauri. Rambutnya pirang pucat, dan ikal-ikal yang
sulit diatur memenuhi kepalanya yang kecil. Matanya-
persis mata ayahnya-berwarna hijau tua, dihiasi bulu
mata berwarna gelap. Dia halus dan cantik dan tidak
pernah kotor atau melakukan perbuatan yang bisa
membangkitkan kemarahan orang.

Lauri bangga pada sikap objektifnya namun gadis kecil


bermata besar dan sedih itu merebut hatinya. Dia cuma
butuh waktu beberapa hari untuk mengetahui bahwa
dia ingin menjadi tutor Jennifer. Dia ingin membawa
anak itu keluar dari asrama rapi dan berperabotan

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


bagus ini dan memasukkannya ke ruangan yang
semarak dan ramai.

Pikiran-pikiran seperti itu selalu kembali ke ayah


Jennifer, dan khayalannya pun langsung buyar. Dia
takkan bisa bekerja pada laki-laki seperti itu dan tinggal
di rumahnya. Tidak soal bila bahwa ayah Jennifer itu
akan dua ribu mil darinya. Dia telah menghinanya
sebagai wanita dan sebagai profesional. Lagi pula, pria
itu tidak mau Lauri menjadi tutor Jennifer.

Dia takkan mau mengaku pada siapa pun bahwa dia


mengikuti The Hearts Answer. Beberapa hari terakhir
ini, pada jam tayang drama konyol itu, dia dapat
ditemukan di depan pesawat televisi di ruang guru.
Setiap dia melihat Drake di layar dua belas inci itu, hal-
hal yang mengganggu terjadi padanya. Detak
jantungnya meningkat dan telapak tangannya basah; di
bagian tengah tubuhnya terasa perasaan berat dan
hangat yang menyebar ke tangan dan kakinya;
membuatnya lemas. Dia masih ingat jelas bagaimana
pria itu membungkuk dan mencium rambutnya.
Perbuatan-perbuatan sepele pria itu, yang pasti takkan
diperhatikannya jika dilakukan orang lain, terasa sangat

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


familier. Sinting! Dia kan bersama Drake tak lebih dari
lima belas menit. Tapi dia merasa akrab dengan setiap
nuansa kepribadiannya.

Sekarang Brigette menyerbu kelasnya, berkicau tentang


ketampanan dan pesona aktor tersebut Brigette tidak
tahu bahwa laki-laki itu sombong setengah mati, kasar,
dan kurang ajar.

"Kau percaya bahwa Drake Sloan ternyata ayah Jennifer


Rivington? Aku memang bertanya-tanya kenapa kita
tidak pernah melihat orangtuanya. Kalau mengunjungi
Jennifer, dia datang malam-malam melalui apartemen
Dokter Norwood. Kurasa dia takut dikeroyok penggemar
seperti aku." Brigette cekikikan. "Dan dia bertanya
tentang kau seolah mengenalmu!"

"Memang kenal."

Brigette terdiam mendengar informasi itu dan


memelototi Lauri seakan di punggung wanita muda itu

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


tumbuh sayap. "Kau kenal dia dan tidak pernah
memberitahu-"

"Brigette, kau mau apa sebenarnya?"

"A-aku mau apa?" tirunya. "Kan sudah kubilang bahwa


Dokter Glen Hambrick atau Mr. Rivington atau apa pun
panggilanmu untuknya ingin menemui-mu."

"Bilang aku sedang sibuk."

"Apa!" jerit Brigette, dan sesaat Lauri berharap ia tuna


rungu seperti murid-muridnya. Kadang-kadang ketulian
bisa dianggap karunia. "Kau tidak mungkin serius, Lauri.
Kau sudah gila? Laki-laki paling seksi sedunia sedang-"

"Kurasa kau berlebihan, Brigette," kata Lauri kering.


"Aku sibuk. Kalau Mr. Rivington ingin bertemu aku, dia
harus menunggu sampai kelas ini selesai."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Dengan senang hati."

Suara dalam dan pelan itu menggema di dalam ruangan


dengan nada teratur aktor profesional. Dia berdiri di
ambang pintu, menatap Lauri lurus-lurus. Jantung Lauri
bagai berhenti berdebar sebelum kembali berdetak
teratur, tapi lebih cepat.

Brigette kehilangan kemampuan bicaranya yang luar


biasa dan berdiri ternganga sambil memandangi Drake.
Tidak ingin menimbulkan kehebohan, yang detail-
detailnya Lauri yakin akan disebarluaskan Brigette ke
seluruh sekolah, dia berkata pelan, "Bisa kautinggalkan
kami, Brigette? Karena Mr. Rivington sudah
mengganggu kelasku, kurasa sebaiknya aku
menemuinya." Pria itu cuma nyengir mendengar
sindiran Lauri.

Brigette berjalan ke pintu bagai orang tersihir dan


berdiri di hadapan Drake seperti patung sampai pria itu
menyingkir dan mendorongnya ke koridor. Senyumnya
memikat, dan kumisnya bergerak-gerak geli ketika dia
melihat sikap Brigette.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Memuakkan sekaM, pikir Lauri. Apa sih yang dimiliki
pria ini sehingga bisa membuat wanita-wanita cerdas
jadi tidak waras? Dia kan cuma laki-laki biasa. Yah,
barangkali penampilannya sedikit lebih dari biasa, Lauri
mengakui ketika Drake ber-balik untuk memandangnya.

"Halo, Ms. Parrish. Kuharap aku tidak mengganggu."

"Kau menganggu, dan kau sama sekali tidak


menyesalinya." Cengirannya makin lebar dan lesung
pipinya makin dalam. "Kau benar, memang tidak. Tapi
aku diizinkan Dokter Norwood berada di sini. Dia
berpendapat tidak ada salahnya aku mengobservasi
teknik mengajarmu."

Bibir Lauri berkerut tidak suka. Lalu dia menghela napas.


Kali ini dia akan mengalah, tapi kan tidak harus
melakukannya dengan manis. "Anak-anak," katanya
menggunakan bahasa isyarat, "ini Mr. Rivington. Kalian
semua kenal Jennifer Rivington? Ini ayahnya."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Anak-anak tersenyum menyambutnya dan ada yang
memberi isyarat hai. Beberapa anak yang
pendengarannya lebih bagus bahkan mengucapkan kata
tersebut.

"Silakan duduk, Mr. Rivington." Lauri menunjuk kursi


rendah. Pria itu mengerutkan kening ketika
mendudukkan tubuhnya yang panjang di kursi yang
sangat kecil itu. Beberapa anak tertawa, dan Lauri sulit
menahan tawanya sendiri. Ketika Drake akhirnya bisa
duduk, lututnya nyaris menyentuh dagu.

Pria itu berpakaian rapi dengan celana panjang cokelat


dan blazer camel. Kemejanya putih, tapi bergaris-garis
aneka gradasi warna cokelat. Dasi cokelat tua melingkari
lehernya.

"Kami sedang membahas kata depan, Mr. Rivington.


Coba kemari, Jeff, dan tunjukkan pada ayah Jennifer apa
yang sudah kaupelajari."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri sudah menempelkan beberapa gambar apel di
papan buletin. Ulat-ulat kuning cerah bermata besar
dan tersenyum lebar diletakkan di atas, di bawah, di
belakang, di dalam, atau di depan apel-apel itu. Murid-
murid mempelajari konsepnya, dan harus menjawab
dengan kata depan yang tepat, tentu saja dengan
bahasa isyarat.

"Sekarang kau," kata Lauri, menoleh pada Drake setelah


semua murid mendapat giliran.

"Apa?" teriak Drake.

Anak-anak tertawa ketika Lauri memegang siku Drake


dan menariknya bangun, menyuruhnya berdiri di depan
papan buletin. Dia menunjukkan tongkat ke sebuah apel
dan bertanya dalam bahasa isyarat, "Di mana ulatnya?"

Mata hijau Drake menatapnya tajam seakan ia ingin


mencekik Lauri. Namun Lauri cuma tersenyum manis.
"Ini tidak terlalu sulit, kan, untukmu?" dia membujuk.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Pria itu mengisyaratkan kata depan yang tepat.

"Tolong dalam kalimat lengkap."

Jari-jari cokelat panjang itu mengisyaratkan kalimat


lengkap tepat ketika bel pulang berbunyi. Sebagian anak
dapat mendengar lengkingan suaranya, dan mereka
mulai bergerak-gerak resah di kursi.

"Oke, anak-anak, sekarang boleh keluar," kata Lauri


sambil menggunakan bahasa isyarat. Mereka langsung
berlarian ke pintu, dan Lauri tinggal berduaan dengan
Drake.

"Tadi itu tindakan yang pandai. Apa kau memberikan


perhatian khusus seperti itu pada setiap orangtua yang
datang?" Drake menggeram.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Sebagian besar orangtua yang datang tahu aturan
sehingga tidak masuk begitu saja ke dalam kelas dan
minta perhatian khusus."

"Sialan," kata Drake tanpa nada menyesal sedikit pun.


"Karena sudah telanjur masuk daftar hitammu, akan
kuamankan posisiku di situ dengan memberitahumu
bahwa kau akan makan malam denganku."

Lauri tercengang memandangnya. "Kau bukan cuma


kasar, Mr. Rivington, tapi juga tak punya otak. Aku tidak
mau pergi ke mana pun denganmu."

"Ya, kau mau. Dokter Norwood bilang begitu."

"Aku tidak tahu Dokter Norwood sekarang mendirikan


biro jodoh."

"Aku memberitahu dia bahwa aku ingin bicara


denganmu sambil makan malam. Dia bilang menurutnya
itu ide yang sangat bagus."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Itu sama sekali bukan perintah. Dia atasanku, bukan
ibuku."

"Kau mau?"

"Apa?"

"Makan malam denganku." Lauri menanggapi pria itu


sambil membereskan alat-alat mengajarnya. Pria itu
membuntutinya. Setiap kali Lauri berbalik, Drake berdiri
di dekatnya. Dia merogoh laci paling bawah meja kerja
untuk mengambil tas dan menutupnya kuat-kuat ketika
berdiri.

Drake menjulang di atasnya, dan Lauri mundur setengah


langkah untuk memperbesar jarak sempit di antara
mereka. "Telingamu tidak terlalu tajam, ya? Kubilang
aku tidak mau makan malam denganmu, jadi ya aku
tidak mau. Menurut pendapatku, tidak ada lagi yang
perlu kita bicarakan. Kau sudah mengatakan semua

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


yang harus kaukatakan pada pertemuan terakhir kita,
begitu juga aku."

Drake menyambar pergelangan tangannya waktu dia


berusaha melewatinya. Jari-jari pria itu memegangnya
dengan cengkeraman hangat dan mantap yang
menaikkan tempo denyut nadi di bawahnya.

"Aku minta maaf atas hal-hal tidak enak yang telah


kukatakan."

Dia aktor, kata Lauri dalam hati. Dia mampu


menampilkan sikap atau emosi apa saja dengan mudah.
Lauri meragukan ketulusannya, dan Drake tahu itu dari
ekspresi skeptisnya. "Aku bersungguh-sungguh," kata
Drake, mempererat cengkeramannya di pergelangan
tangan Lauri. "Waktu itu aku tidak mengetahui
kualifikasi luar biasamu. Aku tidak tahu kau sangat
berpengalaman bekerja dengan tuna rungu. Aku tidak
tahu kakakmu tuna rungu."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri menyentakkan tangannya. "Jangan pernah kau
mengasihani aku, keluargaku, atau kakakku, Mr.
Rivington."

"Aku-"

"Kakakku wanita yang cantik. Dia akuntan." "Aku-"

"Dia sudah menikah dan tinggal bersama dua putranya


yang manis dan suaminya yang sukses di Lincoln,
Nebraska. Percayalah, dia lebih tahu nilai-nilai hidup
sesungguhnya daripada kau."

Wajah Lauri merah padam dan dadanya naik-turun


karena marah. Mata cokelatnya yang memancarkan
kilat cokelat muda tampak begitu berapi-api ketika
menatap pria yang berdiri di dekatnya, sehingga Drake
dapat merasakan panas kemarahan yang memancar
darinya.

"Sudah?" Drake bertanya kering.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri menarik napas dalam-dalam beberapa kali dan
menunduk. Mata Drake telah melembut dan jauh lebih
mengancam daripada ketika berkilat-kilat marah.

"Aku tidak bermaksud mengasihani," Drake berkata.


"Malah mengagumi dan menghormati. Oke?" Napas
Lauri tertahan di tenggorokan waktu pria itu meletakkan
jarinya di bawah dagunya dan mengangkat kepalanya.
"Aku sudah mengubah pen-dapatku yang dulu.
Menurutku memang kaulah yang dibutuhkan Jennifer.
Yang kubutuhkan."

Kata-katanya diucapkan dalam bisikan lembut. Lorong-


lorong sudah sepi dari murid dan guru, dan ada suasana
akrab di sekeliling mereka. Perkataan yang kubutuhkan
tadi dapat mengandung arti yang sama sekali berbeda
dalam konteks lain. Jantung Lauri bereaksi terhadap
pilihan kata-kata bersayap itu dan berdentum-dentum
seakan menuntut dibebaskan dari dadanya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Drake terlalu dekat; ruangan terlalu gelap; gedung
terlalu sunyi; napas pria itu terlalu harum; dan jari-jari
yang masih memegang dagunya itu terlalu mantap dan
yakin. Lauri terjebak sensasinya sendiri. Bernapas jadi
terasa sulit. Dia berusaha menjauhkan dagunya, namun
Drake tidak membiarkannya. Pria itu memaksanya
memandangnya sebelum berkata, "Kau mau menerima
pekerjaan itu."

Itu bukan pertanyaan. Dia tahu Lauri menginginkan


tantangan dan keberhasilan dengan mengeluarkan
Jennifer dari dunianya yang senyap dan membawanya
ke dunia baru.

"Betul, kan?" Drake mendesak.

"Ya." desah Lauri antara sadar dan tidak. Pasti cuma


khayalan, karena pria itu melepaskannya sedetik
kemudian lalu meraih blazer Lauri yang tersampir di
sandaran kursi. "Ayo kita makan."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Sementara Lauri memakai blazer yang dipegangi Drake,
pria itu bertanya, "Kau menciut, ya? Waktu itu kau lebih
tinggi dari ini."

Lauri tersipu sedikit waktu berpikir bahwa Drake


ternyata memperhatikan dan mengingat tinggi
badannya. Dia tersenyum manis pada laki-laki itu. "Aku
sekarang memakai sepatu berhak rendah." Mata Drake
menyusuri, gaun linen putih Lauri yang sekarang
tertutup blazer biru laut, sampai ke sepatu sandal
sewarna yang berhak jauh lebih rendah daripada sepatu
yang dipakainya ke studio televisi.

"Wah, betul." Dengan serius dia mengusap rambut


perak-cokelatnya, lalu tertawa terbahak-bahak ketika
mereka berjalan di koridor.

Dengan mudah Drake memperoleh taksi, dan menyuruh


sopirnya mengantarkan mereka ke Russian Tea Room.
"Kau setuju?" dia bertanya setelah mereka duduk di
bangku belakang taksi.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Ya, aku suka sekali restoran itu," jawab Lauri jujur.

Ketika mereka tiba, kepala pelayan membawa mereka


ke ruang makan di atas yang lebih tenang, dan dengan
sangat sopan menarikkan kursi untuk Lauri. Dia bersama
Drake Sloan, dan rupanya itu ada pengaruhnya.

Lauri menyadari bahwa beberapa orang menoleh


karena mengenali pria yang bersamanya, dan mendadak
Lauri merasa tidak percaya diri karena mengenakan baju
yang sudah seharian dipakainya di sekolah. Dia tidak
menganggap ini kencan, dan karenanya tidak minta
diantarkan pulang untuk berganti pakaian sebelum
pergi makan malam.

"Maaf pakaianku kurang sesuai. Aku tidak mengira akan


punya acara malam ini."

Drake mengangkat bahu dan berkata, "Kau sudah


bagus," dan membenamkan kepala di balik buku menu.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Dasar laki-laki dingin, pikir Lauri sambil membuka buku
menu. Beberapa detik kemudian dia mendengar Drake
terkekeh. Dia mendongak dan melihat laki-laki itu
mengawasinya. Mata hijaunya menyipit geli.

"Apanya yang lucu?"

"Kau. Waktu kubilang kau cantik, kau marah. Dan waktu


aku tidak bilang kau cantik, kau marah. Sebaiknya kau
memperhatikan wajah ekspresifmu itu, Ms. Parrish." Dia
memelankan suara dan mencondongkan tubuh
mendekati Lauri. "Aku bisa memberitahumu bahwa
orang-orang di sekelilingmu melakukannya."

Lauri menganggap itu pujian dan mengangkat gelasnya


yang berisi air mineral Perrier yang dipesankan Drake.
Mereka menyesap minuman masing-masing-gelas Drake
berisi martini - sambil mengomentari suasana ruang
makan. Dinding hijau tuanya, hiasan merah gelap, dan
perabotannya yang dari kuningan memancarkan
keanggunan tanpa berlebihan.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Mereka memutuskan memesan ayam Kiev dan nasi.
Beberapa menit kemudian pelayan datang membawa
hidangan pembuka berupa salmon asap, kaviar, telur
rebus, dan aneka makanan kecil. Drake mulai makan
dengan lahap.

"Tunggu," kata Lauri. "Kau harus belajar dulu." Drake


kesal ketika Lauri memaksanya mempelajari bahasa
isyarat untuk semua makanan di piringnya dan semua
peralatan di meja sebelum memperbolehkannya
melanjutkan makan. Wanita itu malah sempat tertawa.
"Kalau ada bahasa isyarat untuk kaviar, aku tidak
mengetahuinya. Untuk saat ini kita eja saja," katanya.

Mereka mengobrol santai sambil makan. Setelah meja


dibersihkan dan mereka sedang menikmati kopi, Drake
mulai membicarakan Jennifer.

"Kau akan menerima pekerjaan sebagai tutor


pribadinya, bukan?"

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri menunduk memandangi meja dan menggambari
taplak linen putihnya dengan gagang sendok. "Aku
masih belum yakin, Drake."

"Apa yang bisa kulakukan supaya kau yakin?" Ada nada


menggoda dalam suaranya, tapi wajahnya serius.

"Kau bisa berjanji padaku bahwa kau akan ikut kelas


bahasa isyarat dan mulai menggunakannya secara
konstan. Mulailah berpikir dalam bahasa isyarat, bahkan
saat kau bicara dalam bahasa verbal. Kalau kuterima
pekerjaan itu, berarti selama beberapa waktu aku akan
jadi ibu asuh Jennifer. Dia akan tergantung penuh
padaku. Suatu hari nanti, kau harus mengambil alih
tanggung jawab itu. Apakah kau akan siap?"

"Akan kuusahakan. Aku berjanji akan mencoba," Drake


berkata serius. Pria itu mencondongkan tubuh,
perasaan cemasnya menimbulkan kerutan dalam di
antara alisnya. "Lauri, apa yang bisa kuharapkan dari
Jennifer? Akan seperti apa dia kalau sudah besar?" Itu
adalah pertanyaan seorang ayah yang tak berdaya dan
prihatin.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Di mata pria itu Lauri melihat rasa sakit yang sudah tak
asing baginya, keinginan mengetahui sesuatu yang
bahkan tak diketahui pakar paling hebat sekalipun.
Semua orangtua anak tuna rungu menanyakan hal itu.

Lauri menjawab dengan hati-hati. "Dia sangat cerdas,


Drake. Dia tahu lebih banyak daripada yang
diungkapkannya. Menurutku kekurangannya bersifat
emosional, bukan mental. Aku akan menggunakan
semua metode mengajar yang kuketahui. Dia akan
belajar bahasa isyarat untuk komunikasi dasar, tapi di
saat yang sama dia akan belajar huruf seperti anak lain.
Dan dia akan mempelajari suara yang ditimbulkan huruf
tertentu. Alat bantu pendengarannya akan
menolongnya membedakan huruf berdasarkan bunyi
dan tulisannya. Nantinya dia akan bisa bicara." Ketika
melihat mata pria itu berbinar penuh harap, dia
menjelaskan perkataan terakhirnya. "Aku ingin kau
mengerti, Drake, bahwa dia akan selalu tuli. Dia takkan
pernah mendengar seperti kita. Alat bantu
pendengarannya bukan alat korektif, melainkan alat
pengeras suara."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Aku pernah diberitahu begitu, tapi aku tidak bisa
memahaminya," Drake mengakui.

"Oke," kata Lauri. "Akan kucoba menjelaskannya.


Kacamata termasuk alat korektif. Dengan memakai
kacamata yang diresepkan dokter, kau akan punya visi
dua puluh-dua puluh. Alat bantu pendengaran cuma
mengeraskan apa yang memang mampu didengar
Jennifer. Umpamanya kau mendengarkan radio, tapi
yang ada cuma desis statis. Kalau kau tambah
volumenya, kau takkan mendengar apa-apa lebih jelas.
Kau cuma akan mendengar desis yang lebih keras.
Mengerti?"

Pria itu mengetuk gigi putih indah di bawah kumisnya


dengan kuku ibu jari. "Ya. Aku mengerti maksudmu."

"Aku ingin Jennifer tahu segalanya. Kalau kubawa dia ke


taman dan mendemonstrasikan kata jalan dengan
berjalan, dia akan mempelajari dan memahaminya, tapi
kata itu cuma akan berarti itu baginya. Aku ingin dia
tahu arti mesinnya tidak jalan, sekolahnya beralamat di

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


jalan anu, kami sedang berjalan-jalan naik mobil keliling
kota. Paham?"

"Dia akan mampu mempelajarinya?"

"Hanya kalau kita mengajarinya, Drake. Kita harus bicara


padanya-dalam bahasa isyarat-secara konstan, sama
seperti anak lain harus diajak bicara secara konstan.
Ellen, kakakku, begitu menguasai cara membaca bibir
dan berbicara sehingga jarang memakai bahasa isyarat."

"Jennifer akan mampu bicara sebaik itu?"

"Tidak akan pernah sebaik kita," Lauri menekankan. "Dia


takkan pernah mendengar seperti kita, jadi dia tidak
akan bicara seperti kita. Sebagai aktor, kau pasti pernah
mengalami saat-saat di mana kau tahu dialogmu tapi
tidak bisa mengucapkannya."

"Yeah."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Itulah yang dialami kaum tuna rungu. Setiap kata
merupakan kerja keras. Tapi dengan latihan yang tepat
dan kesabaran, mereka jadi cukup mampu. Jangan
berharap terlalu banyak, supaya kau tidak kecewa."

Drake memandangi tangannya, yang sekarang terlipat di


meja. Lauri merasa begitu bersimpati sehingga ingin
sekali menggenggam tangan itu dan menghiburnya. Dia
harus menenangkan hatinya. "Jennifer sudah bisa
menyebut namaku."

Drake mengangkat kepala dan tersenyum bangga.


"Dokter Norwood memberitahu aku bahwa hubungan
kalian berdua cukup dekat."

Sulit bagi Lauri untuk mengabaikan hatinya yang serasa


diremas tiap kali dia memasuki ruangan dan Jennifer
mendongak dan melontarkan senyumnya yang jarang
kelihatan. Dia merasa seperti itu sekarang ketika
menutup mata Drake, yang tampak seperti zamrud cair.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri merasa makin susah untuk tetap bersikap objektif.
Dan itu, dia tahu berbahaya.

Bab Tiga

Sejak mereka meninggalkan meja sampai masuk ke taksi


yang dipanggilkan kepala pelayan, tiga wanita yang
berbeda menghentikan Drake dan meminta tanda
tangannya.

Lauri takjub melihatnya bisa mengubah emosi secepat


dan setotal itu. Sesaat pria itu tampak sebagai orangtua
yang kebingungan dan prihatin.

Di saat lain dia bintang televisi yang penuh percaya diri


dan arogan, menguasai keadaan, dan dengan luwes

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


menampilkan senyum terkenalnya pada publik
pemujanya. Dia berbicara pada setiap wanita itu dengan
lembut dan akrab.

Cara berbicaranya yang begitu akrab dengan masing-


masing wanita itu pasti membuat si wanita merasa dia
betul-betul peduli padanya. Tuluskah Drake, atau
apakah dia cuma berakting? Itu dugaan yang
meresahkan, dan yang tidak ingin dipikirkan Lauri lama-
lama.

"Kau pernah merasa bosan dengan itu?" tanya Lauri,


menunjuk wanita yang terpana di trotoar. Si pengagum
berat itu masih memeluk erat-erat serbet yang sekarang
bertuliskan nama Drake Sloan.

"Ya, sering. Aku berusaha mengecilkan sindrom bintang


dan menghadapi para wanita dengan sabar dan sadar
diri. Aku bertanya pada diriku sendiri, 'Jadi apa aku
tanpa mereka?' Itu biasanya berhasil mencegahku
berbesar kepala."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri meminta Drake mengantarkannya kembali ke
sekolah, karena ada beberapa surat di sana yang harus
diambilnya sebelum pulang ke apartemennya yang
beberapa blok dari situ.

"Baik," ujar Drake. "Aku memang ingin bertemu Jennifer


sebentar."

Lauri cepat-cepat melihat jam tangan emas di


pergelangan tangannya. "Tapi sekarang sudah pukul
sembilan lebih. Dia pasti sudah tidur."

"Berarti kita harus membangunkannya," Drake


menanggapi dengan enteng.

"Tidak adakah peraturan yang harus kautaati, Mr.


Rivington?"

Pria itu tertawa. "Beberapa. Dokter Norwood tahu


bahwa kadang-kadang aku bekerja di studio sampai
pukul delapan atau sembilan malam, tergantung

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


kekacauan yang ditimbulkan Dokter Hambrick pada
hidupnya minggu itu. Jadi dia mengizinkan aku
menyelundup beberapa malam seminggu untuk
menemui Jennifer."

Lauri menggunakan kuncinya untuk membuka pintu


pribadi yang diset otomatis mengunci setelah hari gelap.
Mereka berjingkat-jingkat menyusuri koridor gelap
asrama sampai tiba di kamar yang ditempati Jennifer
bersama tiga gadis kecil lain yang seumur dengannya.

Drake membiarkan Lauri mendahuluinya memasuki


kamar, namun wanita itu menjauh ketika dia duduk di
samping anak yang pulas di tempat tidurnya itu. Drake
menyalakan lampu redup di meja sisi dan menepuk
bahu Jennifer pelan-pelan. Anak itu bergerak, lalu
membuka mata dan melihat Drake membungkuk di
atasnya. Dia berbisik senang dan langsung duduk tegak,
memeluk leher ayahnya kuat-kuat.

Lauri tidak tahu reaksi apa yang diharapkannya akan


dilihatnya, tapi yang jelas bukan reaksi spontan seperti
ini dari anak yang biasanya begitu tenang dan kalem.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Apa kabar anak kesayangan Daddy? Kau senang
bertemu aku?" Pertanyaan tersebut tidak
membutuhkan jawaban. Jennifer bergelung di dadanya
sementara Drake mengacak-acak rambut pirang ikalnya.

Ini satu lagi kepribadian Drake Rivington. Wajahnya


melembut dan sedikit pun tidak tersisa kesinisan yang
biasanya mengerutkan bibirnya dan menyelimuti
matanya. Matanya berbinar penuh kasih ketika
memandang putrinya.

Setelah acara cium dan peluk selesai, Jennifer mulai


memeriksa saku Drake satu per satu dengan jari-jari
mungilnya dan mengikik waktu pria itu pura-pura
menepis tangannya. Akhirnya dengan penuh
kemenangan dia memperoleh sebungkus permen karet
dan mulai membukanya.

"Tunggu sebentar, Nak. Kau tidak boleh memakannya


sekarang," tukas Drake. Lalu dia mengangkat bahu dan

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


berkata, "Yah, boleh deh," sementara Jennifer berhasil
melepas kertas pembungkus dari salah satu permen.

"Tidak, tidak boleh," kata Lauri tenang tapi tegas. Drake


memandangnya, tapi tentu saja Jennifer tidak
mendengar larangan Lauri. Anak itu akan memasukkan
permen karet ke mulut waktu Lauri menepuk ujung
tempat tidur untuk menarik perhatiannya.

Jennifer menengadah padanya dan tersenyum. Lauri


balas tersenyum dan dengan menggunakan bahasa
isyarat berkata, Halo, Jennifer. Siapa namaku coba?

Jennifer mengisyaratkan nama Lauri dan


mengucapkannya dengan suara pelan dan lembut.
Drake ternganga kaget.

"Sayangku, hebat sekali," Drake berteriak, makin erat


memeluk gadis kecil itu. Jennifer berseri-seri melihat
kegembiraan pria tinggi dan baik hati yang sering datang
ke kamarnya dan memberinya perhatian istimewa. Pria

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


itu tidak pernah bicara dengan anak-anak lain. Hanya
dengannya.

Lauri memanfaatkan situasi itu. Setelah menarik


perhatian Jennifer lagi, dia berkata, "Ini Drake," dan
menunjukkan pada Jennifer isyarat untuk namanya yang
telah mereka ciptakan. "Aku tidak yakin dia sudah
paham soal hubungan keluarga. Tidak lama lagi kami
akan belajar tentang ayah dan anak perempuan. Untuk
saat ini, kau cuma Drake" Lauri menjelaskan.

Jennifer mengisyaratkan nama Drake dan menunjuk pria


itu. "Ya," sambut Lauri, mengangguk. Dengan bangga
Jennifer mengulangi gerakannya berkali-kali sehingga
tampak lucu dan mereka bertiga tertawa. Ketika dia
akan memasukkan permen karet yang terlupakan sesaat
ke dalam mulut, Lauri menghentikannya dengan
menarik lembut lengannya. Dan dengan bahasa isyarat
Lauri memberitahu Jennifer agar membiarkan permen
karet itu di atas meja di sisi tempat tidur sampai ia
bangun.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Dengan penuh harap Jennifer memandang Drake untuk
mencari dukungan, namun pria itu menggeleng,
meletakkan bungkusan permen karet di meja, dan
mengisyaratkan tidur, yang dilihatnya digunakan Lauri
beberapa saat yang lalu.

Jennifer menguap dan berbaring di tempat tidur. Ia


tampak seperti bidadari dengan rambut pirang dan baju
tidur pink berendanya. Dia memeluk leher Drake waktu
pria itu mencoba menjauh. Drake mencium keningnya
sekilas dan berdiri. Tepat sebelum dia mematikan
lampu, Jennifer memandang ke kaki tempat tidur dan
mengulurkan lengannya yang gempal pada Lauri.

Lauri memandang Drake yang tersenyum lembut.


"Kurasa maksudnya cukup jelas," kata Drake. Lauri pergi
ke samping tempat tidur dan membungkuk untuk
menerima ciuman penuh semangat dari Jennifer.

Mereka menyelimutinya, mematikan lampu, dan


meninggalkan kamar. Lauri maju beberapa langkah, lalu
berhenti. Pikirannya begitu penuh sehingga rasanya dia

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


tidak mampu berpikir dan berjalan pada saat yang
sama. Dia berdiri diam di tengah koridor.

"Kurasa kalian berdua baru saja memerasku secara


emosional," dia berkata sambil merenung.

"Memang itu niat kami." Suara Drake meniru nada


lembut dan serius Lauri.

Lauri memandangnya. Dia mengucapkan apa yang ada


dalam pikirannya. "Dia menyayangimu. Kau akan
menjauhkan dirimu darinya dengan memindahkannya
ke ujung negeri. Dia masih sangat muda. Saat ini kaulah
orang paling penting dalam hidupnya. Drake, sadarkah
kau bahwa aku akan meng-gantikanmu dalam
menerima perasaan sayangnya?"

Pria itu memandang koridor yang sunyi senyap,


tatapannya kosong ketika dia memasukkan tangan ke
saku celana panjang. "Ya," jawabnya, menger-takkan
gigi. "Aku tidak menyukai keadaan ini-Kalau ada cara
lain-aku tidak mau dia tumbuh di kota besar. Saat ini

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


aku tidak bisa melakukan apa yang bisa kaulakukan
padanya." Lalu ia menghadap Lauri. "Aku tahu aku
memberimu tanggung jawab sangat besar. Tapi kupikir
ini tindakan yang tepat. Aku akan mengunjunginya
setiap ada kesempatan." Ia tersenyum masam.
"Hidupku sama sekali tidak sekacau yang digambarkan
majalah-majalah."

Lauri mengulurkan tangan dengan gaya resmi. "Aku


menerima pekerjaan yang kautawarkan." Drake
menjabat tangannya.

Pria itu berkeras mengantarnya sampai ke pintu ketika


mereka tiba di gedung apartemen yang nyaman-tapi
jauh dari luks-itu. Dia membayar taksi, mengatakan
akan memanggil taksi lain setelah Lauri masuk.

Waktu mereka naik lift ke lantai tempat tinggalnya,


Drake berkata, "Kurasa aku bisa membereskan semua
urusannya dalam waktu sekitar dua minggu. Cukup lama
untukmu?" Melihatnya mengangguk, dia melanjutkan,
"Rumahnya bagus, tidak mewah. Aku akan membeli
mobil untuk diantarkan padamu begitu kau tiba di

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Albuquerque. Aku juga akan mempekerjakan orang
untuk membersihkan seluruh bagian rumah. Ketika kau
sampai di Whispers, semua harus sudah beres untuk
kau dan Jennifer tempati."

"Whispers. Aku suka nama itu." Tangan Drake di bawah


sikunya ketika dia mendorongnya keluar lift. Pria itu
tidak menarik tangannya.

"Kota kuno tapi menarik. Banyak pensiunan tinggal di


sana, beberapa pekerja tambang dan keluarga mereka.
Suasananya tenang dan damai. Pemandangannya di
setiap musim luar biasa."

Mereka sekarang berdiri di depan pintu Lauri. Drake


berkata, "Aku akan menggajimu sebanyak yang
diberikan sekolah. Lalu tentu saja, kau akan bisa
memakai rumah dan mobil sesukamu. Dan aku akan
memberimu uang banyak untuk makanan, pakaian
Jennifer, apa pun yang kaubutuhkan."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Aku tidak khawatir soal uang," kata Lauri sambil
memasukkan anak kunci.

Dia berbalik untuk mengucapkan salam perpisahan yang


sopan, namun kata-kata itu tak pernah terucapkan.
Drake maju sampai Lauri terpaksa mundur, tapi ia tak
bisa mundur jauh, hanya sampai pada dinding koridor.
Lalu pria itu meletakkan telapak tangannya persis di
atas kepala Lauri dan membungkuk ke arahnya. Jarak di
antara mereka hanya beberapa inci, tapi Drake tidak
menyentuhnya.

"Aku menyukaimu seperti ini," Drake berbisik.

Ke mana suaranya? Lauri tidak bisa mengucapkan kata-


kata yang ada di pikirannya. Akhirnya dia berhasil
berbisik, "Seperti apa?"

"Tenang, menyenangkan, dan kooperatif. Tapi-" dia


terkekeh-"aku juga menyukaimu yang waktu itu, ketika
kau menyemprotku dan begitu marah sampai
rambutmu berkilau seperti api." Ia makin mendekat.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Sebetulnya, Ms. Parrish, aku sedang berusaha keras
menemukan sesuatu yang tidak kusukai pada dirimu."

Insting Lauri mengatakan pria itu akan menciumnya. Dia


tahu seharusnya tidak membiarkannya namun ia tak
sanggup bergerak ketika melihat wajah Drake makin
lama makin dekat. Sedetik sebelum bibir mereka
bertemu, Lauri memejamkan mata. Walaupun tahu ini
akan terjadi, dia tak siap merasakan gelombang emosi
yang melanda sekujur tubuhnya akibat sentuhan Drake.

Kumis Drake menggelitik bibir Lauri ketika pria itu


menyapukan bibirnya di atasnya. Pria itu terus
mendekat sampai tubuh mereka merasakan lekuk
pasangannya masing-masing.

Mereka cocok bagai potongan-potongan puzzle. Tinggi


badan Lauri tidak sampai dada Drake, namun mereka
seperti dua bagian dari satu kesatuan. Payudaranya
yang lembut menyatu dengan tubuh pria itu. Kaki Drake
mengapitnya, dan waktu pangkal pahanya yang mantap
dan keras menyentuh pangkal paha Lauri yang feminin

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


dan lembut, terdengar erangan tertahan dan nikmat
jauh di dalam tenggorokan pria itu.

Bibir Drake menyesapnya, berhenti, lalu menjauh


sampai Lauri ingin sekali mencengkeram kepalanya dan
menekannya. Dia hanya mampu mengumpulkan
keberanian untuk mengangkat tangan malu-malu ke
rusuk pria itu dan membelai lembut otot-otot yang
persis di atasnya. Otot-otot itu bergerak-gerak karena
menahan tubuh Drake yang bertumpu di dinding.

Pria itu mendesah panjang dan pelan waktu merasakan


tangan halus Lauri menyentuhnya. Bibirnya berhenti
menggoda dan mendekati bibir wanita itu, melumatnya
dengan ketepatan yang mengejutkan.

Mula-mula Lauri tidak menanggapi. Perasaan takut dan


waswas membuatnya tidak mau langsung bereaksi
terhadap laki-laki sejak pernikahannya yang berantakan.
Tapi Drake tidak memedulikan penolakan setengah hati
itu. Bibirnya dengan ganas beraksi sampai Lauri
menyerah. Wanita itu berusaha menenangkan diri,
mengembalikan segala sesuatunya ke perspektif yang

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


benar, tapi itu tak mungkin dilakukannya karena Drake
terus menciuminya.

Bahkan ketika mereka harus berhenti sebentar untuk


menarik napas, pria itu masih belum puas.

Dia menciumi telinga Lauri dan menggigitinya lembut.


Tangannya menuruni dinding untuk meng-elus bahu.
lengan, lalu kembali ke lehernya. Jari-jarinya seolah
menghitung denyut nadi Lauri sebelum bergerak naik
untuk memegangi wajahnya. Ibu jarinya membelai
miang pipinya.

"Apa kau mencium semua pemeran utama wanitamu


seperti ini?" tanya Lauri. tersenyum sayu.

Dia mengharapkan Drake tersenyum juga dan


membalas dengan jawaban lucu. Yang terjadi ternyata
berbeda. Dia bingung melihat wajah pria ini pucat pasi.
Mata hijaunya, yang tadi menyala karena api gairah,
berubah dingin, tak bisa ditembus, seolah mendadak
ada tirai menutupinya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Pelan-pelan Drake menjauhinya. Mula-mula tangan pria
itu turun dari wajahnya. Lalu dadanya terbebas dari
tekanan berat dada aktor itu. Ketika pria itu
meninggalkannya, dia merasa kehilangan dan
mengulurkan tangan untuk menariknya kembali.

Tapi ekspresi wajah pria itu mengejutkan dan


menakutkannya, dan dia cepat-cepat menarik
tangannya ke dada. Drake pucat pasi dan menatapnya
seolah dia melihat hantu. "Drake, apa-"

Pria itu komat-kamit beberapa lama sebelum mampu


mengucapkan kata-katanya. "S-Susan dulu sering bilang
begitu" Dia terdiam sebentar dan mengusap muka,
menggosok mata. menghapus bayangan. "Dia selalu
bilang begitu."

"Susan?" Lauri bertanya dengan suara melengking. Dia


tahu siapa Susan, dan tidak ingin mendengarnya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Susan istriku. Dia sudah meninggal."

Drake telah mengatakannya, dan dengan kesedihan


begitu nyata sehingga hati Lauri terasa hancur. Dia
masih mencintai istrinya! Dia tidak bilang istrinya
meninggal karena apa: itu tidak relevan.
Kematiannyalah. bukan penyebabnya, yang telah
membawa pergi cintanya.

"Ya. Aku turut bersedih." bisik Lauri. Komentarnya


begitu basi. hambar, karena dia tidak tahu mesti bilang
apa lagi, dan dia ingin sekali membuyarkan keheningan
menyesakkan yang mendadak menyelubungi mereka.

Drake menegakkan tubuh, sudah kembali dari masa


lalunya yang tadi timbul karena kata-kata Lauri. Dia
mengusap rambut perak-cokelatnya. lalu berkata
singkat. "itu tidak penting."

Tapi dia salah! Baru beberapa detik yang lalu Lauri


tenggelam dalam pelukan paling menyenangkan dan
paling hangat yang pernah dirasakannya. Sekarang pria

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


yang tadi membuat tubuhnya diliputi sensasi yang
dikiranya sudah lama mati itu bersikap seperti orang
asing-orang asing yang dingin.

Tangan pria itu masuk dalam-dalam ke saku celana


panjangnya waktu dia berbalik dari Lauri. Ketika Drake
berputar untuk menatap Lauri lagi. mulutnya menipis,
dan alis tebalnya berkerut di atas mata.

"Kurasa akan fair kalau kuberitahu kau, Lauri. bahwa


aku tidak mau ada keterlibatan emosional dalam
hidupku. Bertentangan dengan apa yang kaubaca di
majalah-majalah selebriti, aku tidak pernah tertarik
pada wanita mana pun. Aku menikahi dan mencintai
almarhumah istriku. Kebutuhanku hanya bersifat fisik.
Menurutku kau sebaiknya tahu itu sejak awal."

Kata-katanya bagai batu yang dijatuhkan ke kepala Lauri


sehingga meluluhlantakkannya. Kemarahan dan
perasaan terhina menggelegak dalam pembuluh
darahnya, dan rubuhnya menegang seperti kucing yang
siap menerkam. Dia berusaha mengontrol suaranya,

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


menahan kata-kata pedas yang mendidih di dalam
hatinya, dan mendesak untuk disemburkan.

"Seingatku aku tidak pernah memintamu 'terlibat', Mr.


Rivington." Dia gemetar menahan marah. "Tapi karena
kau sudah mengangkat topik itu dan salah menafsirkan
motifku, aku akan meluruskan masalahnya. Aku sama
sekali tidak berniat 'tertarik' padamu. Selain hal itu akan
merusak objektifitasku, aku juga menganggap kau besar
kepala. Aku pernah menikah dengan seniman-musisi-
dan dia, seperti juga kau, menganggap dirinya hebat
dan mengharapkan orang lain juga beranggapan begitu.
Kau bisa menenangkan dirimu karena aku menginginkan
hubungan yang perlu ada di antara kita ini betul-betul
profesional. Terima kasih untuk makan malam tadi."

Setelah berkata begitu Lauri cepat-cepat memasuki


pintu dan menutupnya rapat-rapat. Dia bersandar di
situ, menarik napas dalam-dalam, dan berusaha
menahan tangis kemarahan yang sudah menggenangi
matanya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Dia mendengar Drake melangkah ke lift, denting bel
ketika pintu lift membuka, lalu suara pintu itu menutup
lagi.

"Tolol!" Lauri memaki dirinya sendiri, mengentakkan


kaki seperti waktu kecil dulu. Dilemparkannya tasnya ke
kursi terdekat dan disentakkannya blazernya sampai
lepas.

"Dasar bangsat tidak tahu-" Lauri tidak tahu harus


marah pada siapa-Drake atau dirinya sendiri. Dia
berjalan cepat ke kamar, dan setelah menyalakan
lampu, menjatuhkan diri ke tempat tidur dan
membungkuk untuk mencopot sepatu sandalnya.

"Kau tidak pernah belajar, bukan, Lauri? Kau senang


dihukum, ya?"

Sambil membuka pakaian dia terus memarahi dirinya


karena tadi mau saja dicium Drake. Pria itu ayah
muridnya. Dia bertanggung jawab atas anak pria itu.
Mestinya dia tidak membiarkan keterikatan emosional

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


mengaburkan objektifitasnya. Dan hubungan asmara
dengan ayah Jennifer sama artinya dengan kehancuran
bagi anak itu. Berhubungan begitu akrab dengan
Jennifer saja sudah cukup membahayakan bagi
pendidikannya. Memiliki gairah seksual terhadap ayah
anak itu benar-benar perbuatan sinting.

Sebetulnya bukan tindakannya mencium Drake yang


meresahkan Lauri, melainkan perasaannya ketika dia
mencium pria itu. Ketika sedang mabuk kepayang pada
Paul pun dia tidak merasa sekacau ketika dicium Drake
tadi.

Dia seakan tenggelam, lalu pelampungnya dengan keji


dan tak berperasaan ditarik. Dan yang membuatnya
sakit hati dan tersinggung, Drake berani-beraninya
mengatakan dia yang duluan memeluk!

Dasar seniman! Semuanya sama. Mereka memuaskan


keinginan mereka, dan setelah ego mereka yang terluka
sembuh, mereka menginjak-injak hati para penolong
mereka.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri pergi ke kamar mandi dan mengoleskan krim di
wajah sambil mengingat-ingat pernikahannya dengan
Paul Jackson. Mereka bertemu di pesta. Dia belum lama
tinggal di New York, baru saja memperoleh pekerjaan
menjadi pengajar, yang diidamkannya, di Norwood
Institute for the Deaf.

Lauri kesepian, dan merindukan keluarganya, yang


terasa jauh sekali di Nebraska. Ketika salah seorang guru
yang masih muda dan ramah di sekolah itu
mengajaknya pergi ke pesta, dia mau karena kesepian.

Para tamu terdiri atas bujangan dan pasangan- sebagian


besar pekerja kantoran-dengan beberapa penari,
musisi, termasuk juga penulis. Paul Jackson bermain
piano sementara seorang gadis pirang berkaki indah
bernyanyi dengan suara yang sangat tidak sebanding
dengan kemampuan bermain Paul.

Pria itu melihat wanita muda berambut merah yang


berdiri jauh dari piano grand dan mendengarkan

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


musiknya dengan penuh minat itu. Ketika sedang
istirahat, pria itu memperkenalkan diri, dan mereka lalu
asyik mengobrol. Lauri memuji permainannya, terutama
waktu Paul memberitahunya itu bahwa lagu-lagu itu
ciptaannya sendiri.

Beberapa bulan kemudian barulah Lauri menganalisis


hubungan mereka. Dia sadar bahwa, bahkan pada
pertemuan pertama itu pun, mereka tidak
membicarakan pekerjaan, impian, atau rencananya.
Mereka cuma bicara tentang Paul dan ambisinya untuk
sukses di industri musik. Percakapan pertama mereka
itu seharusnya merupakan pertanda sifat egois dan rasa
tidak percaya diri pria itu.

Dia tampan dengan wajahnya yang serius dan tekun.


Rambut cokelatnya agak kepanjangan, tapi dia sering
lupa memangkasnya kalau tidak diingatkan Lauri dengan
lembut. Semua harus dikatakan dengan lembut, karena
takut perasaannya akan tersinggung atau harga dirinya
terluka.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Barangkali yang dirasakan Lauri terhadap Paul adalah
perasaan iba, namun dia meyakinkan dirinya, setelah
berbulan-bulan ia menjalin hubungan dengan Paul,
bahwa dia mencintai pria itu. Paul membutuhkannya.
Paul membutuhkan rasa percaya diri. Dia butuh
seseorang untuk mendengarkan musiknya dan
mengaguminya. Dorongan semangat. Kata-kata hiburan.
Pujian.

"Maukah kau tinggal bersamaku, Lauri? Aku


membutuhkanmu selalu bersamaku." Mereka di
apartemen Paul, baru pulang menonton film. Mereka
berbaring sambil berpelukan erat di sofa.

"Kau meminta aku menikah denganmu, Paul?" tanya


Lauri, tersenyum. Dia girang sekali. Paul mencintainya.
Dia akan mampu menolongnya, memberinya dorongan,
dan menjadi sandaran yang dapat diandalkannya.

"Tidak." Pria itu melepaskannya dan berdiri, melintasi


ruangan menuju meja tempat ia menyim-pan
persediaan minuman keras. "Aku memintamu tinggal

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


bersamaku." Dengan santai ia menuangkan wiski ke
dalam gelas.

Lauri duduk dan merapikan pakaian. Paul sering


memintanya tidur dengannya. Dia menolak, dan
penolakannya biasanya menimbulkan pertengkaran.
Sesudah itu Paul dengan kasar akan minta maaf karena
telah memintanya melanggar prinsip.

"Paul, kau tahu aku tidak bisa berbuat begitu. Kan sudah
pernah kubilang alasannya."

"Apa karena ayahmu pendeta?" Ia makin ngawur.


Matanya kosong dan tanpa ekspresi.

"Bukan cuma itu, tapi-"

"Oh, sudahlah," Paul mengerang.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Kau tahu aku ingin tidur denganmu!" jerit Lauri. "Lebih
dari apa pun. Tapi aku ingin jadi istrimu, bukan cuma
pasangan kumpul kebo."

Paul mengumpat pelan dan menenggak habis sisa


wiskinya. Dia meletakkan gelas di meja dan lama
menatap Lauri sebelum melintasi ruangan dan berlutut
di hadapannya.

"Dasar si rambut merah keras kepala," bisiknya,


mengulurkan tangan untuk membelai rambut Lauri.
"Kau tahu aku tidak sanggup hidup begini lebih lama."
Dia meletakkan tangannya di perut Lauri dan
memijatnya dengan sensual. Lalu ia membungkuk dan
mencium payudara Lauri dari balik blusnya. "Kurasa ini
berarti aku harus menikahi-mu."

"Oh, Paul," teriak Lauri, memeluk leher pria itu dengan


gembira.

Dengan sangat mengecewakan keluarganya, mereka


menikah beberapa hari kemudian di catatan sipil,

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


disaksikan hanya oleh dua teman musisi Paul. Keesokan
harinya Lauri memindahkan barang-barangnya ke
apartemen Paul.

Selama satu atau dua bulan, semua berjalan lancar, Paul


cuma beberapa kali mengamuk atau mengalami
depresi. Dia tengah menggarap sekumpulan lagu yang
sangat diyakininya akan sukses. Tiap hari sepulang kerja
Lauri mendapatinya duduk di depan piano. Dia
memasak makanan yang sambil lalu dinikmati Paul
sebelum kembali ke kertas-kertas lagunya.

Ketika Lauri naik ke tempat tidur, dia mengikuti hanya


untuk memuaskan kebutuhan seksualnya secara cepat,
kemudian bekerja lagi sementara Lauri berbaring
sendirian dalam gelap sampai akhirnya tertidur. Tiap
pagi Lauri pelan-pelan turun dari tempat tidur dan
berangkat kerja tanpa membangunkan suaminya.

Ketika lagu-lagunya ditolak produser, Paul mengalami


depresi hebat. Berulang kali dia mabuk, memaki-maki,
dan menangis.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Waktu Lauri berusaha menghibur dan membangkitkan
semangatnya, pria itu berteriak, "Kau tahu apa, hah?
Tiap hari kerjamu cuma bergaul dengan segerombolan
manusia tolol yang bahkan tidak bisa mendengarkan
musik, bagus atau tidak Jadi jangan sok tahu. Demi
Tuhan, tutup mulutmu!" Paul akhirnya berhasil
mengatasi depresinya, lalu mengalami periode
penyesalan mendalam yang bah kan lebih
menjengkelkan daripada kelakuannya sebelumnya. Dia
menangis tersedu-sedu sementara Lauri memeluk dan
menghiburnya seperti anak kecil. Pria itu meminta maaf
dengan sangat dan berjanji tidak akan bersikap kasar
lagi padanya Lauri menenangkan dan membuatnya jadi
manusia rasional kembali. Tapi keadaan itu tidak
bertahan lama. Selama delapan bulan berikutnya
berkali-kali Paul kumat, makin lama makin sering. Dia
mabuk karena tidak bisa menulis musik yang bagus. Dan
dia tidak bisa menulis musik yang bagus karena mabuk.
Dan Lauri yang menderita karenanya.

Ketika secara fisik pria itu mampu berhubungan seks,


Lauri mentolerir perbuatan yang dilakukan tanpa
kehangatan atau kasih sayang dan timbul, dari

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


kemarahan Paul terhadap dirinya sendiri. Lauri
dimanfaatkan sebagai tempat penyaluran frustrasinya.

Lauri merasa harus meninggalkan suaminya un tuk


mempertahankan kewarasannya sendiri dan su paya
tidak terjerumus ke dalam kondisi seperti itu Dia tidak
sanggup lagi menghadapi emosi suaminya yang cepat
sekali berubah, sikapnya yang tem peramental, egonya
yang perlu selalu dihibur dan paranoianya yang harus
ditenangkan.

Lauri pindah dan menyewa apartemen lain. Dia tidak


pernah minta cerai, masih berharap Paul mampu
mengatasi kelemahannya dan mereka bisa saling
mencintai sebagaimana mestinya.

Tiga bulan kemudian pria itu meninggal. Pacarnya saat


itu menelepon Lauri setelah mendapati Paul
tertelungkup di atas tuts piano. Autopsi menunjukkan
alkohol dan obat penenang dalam kadar mematikan;
kematiannya dianggap karena ketidak-sengajaan. Lauri
menerimanya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Dia sekarang menggeleng penuh penyesalan sambil
menyikat rambut. Cuma beberapa orang menghadiri
pemakaman Paul. Orangtua Lauri belum pernah
bertemu Paul. Mereka tidak bisa datang ke New York,
dan Paul tidak mau pergi ke "tempat udik seperti
Nebraska". Lauri menelepon ibu Paul, yang tinggal di
Wisconsin dan belum pernah dijumpainya. Wanita itu
mendengarkan sementara Lauri menceritakan kematian
anaknya, lalu tanpa berkata apa-apa menutup telepon.

Mula-mula Lauri menyalahkan dirinya sendiri atas


kematian Paul. Kalau saja dia lebih penuh pengertian,
lebih mendukung; kalau saja dia tidak meninggalkannya-
mungkin Paul bisa keluar dari lembah penderitaan yang
digalinya sendiri itu.

Hanya setelah beberapa kali mengobrol panjang dengan


ayahnya dan berlalunya waktu, Lauri berhenti menyiksa
diri dan bisa menerima kematian suaminya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Tapi pernikahan itu tetap mempengaruhinya. Dia jadi
berhati-hati dalam memilih pasangan. Eksekutif-
eksekutif muda yang lebih ambisius dalam mengejar
karier daripada cinta adalah tipe yang tidak mau
diterimanya. Setiap hubungan selalu tidak melibatkan
emosi, dan jika dia merasa ada pria yang lebih dari
sekadar tertarik padanya, dia cepat-cepat menjauh.

Dia mematikan lampu kamar mandi, membuka pakaian


dalam, dan menyusup ke balik selimut dalam keadaan
telanjang.

"Kau sangat beruntung dalam urusan laki-laki, Lauri


Parrish," dia mengomeli dirinya.

Selama lima tahun sejak kematian Paul, dia selalu


berhati-hati. Sampai hari ini, dengan menjaga jarak dan
bersikap dingin dia tidak membiarkan seorang pria pun
mencampuri kehidupannya. Ini bukan kekeliruan kecil;
ini kecerobohan besar.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Drake Rivington bukan cuma ayah muridnya, tapi juga
aktor! Apa yang lebih buruk daripada komposer selain
aktor? Apa dia belum yakin juga tentang temperamen
orang-orang seperti itu? Sedetik Drake menciumnya
dengan gairah yang meruntuhkan benteng pertahanan
dirinya dan mendidihkan darahnya. Detik berikutnya
pria itu dingin dan tanpa perasaan, menjauh karena
perkataannya mengingatkannya pada mendiang
istrinya.

Yang lebih menyebalkan adalah sikapnya yang sombong


bukan main. Dia terbiasa dipuja kaum wanita; yang
mengharapkan dipandang, diajak bicara, disentuhnya.
Persetanlah semua jtu, pikir Lauri kesal sambil meninju
bantal.

Dia akan mengerjakan proyek yang mungkin makan


waktu bertahun-tahun dan membutuhkan konsentrasi
penuh. Dia tidak mau atau membutuhkan apa pun,
terutama laki-laki. Abaikan sikap sombongnya. Jangan
pedulikan. Lupakan dia.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lupakan bahwa rambutnya berkilau keperakan di
bawah cahaya tertentu. Lupakan bahwa matanya
berwarna hijau sangat tua, dibingkai bulu mata
berwarna sangat gelap, dan mampu menusuk orang
dengan tatapannya. Lupakan bahwa tubuhnya tinggi,
tegap, dan kuat, dan bahwa gerakannya mantap tapi
anggun.

Lauri bergerak-gerak gelisah di balik selimut dan


mengabaikan debar jantungnya ketika teringat
bagaimana rasa ciuman Drake. Tak sadar tangannya
bergerak ke bibirnya, yang masih terasa seperti digelitik
akibat sentuhan manis pria itu. Jari-jarinya merayap ke
telinga dan lekuk di baliknya yang pernah merasakan
belaian lembut kumis Drake.

Dia mengerang ke bantal dan menelungkup. Bagian-


bagian lain tubuhnya ingin disentuh, dibelai, tapi dia
tidak mengacuhkannya, sama seperti ia tidak
mengacuhkan fakta bahwa ia sangat tertarik pada Drake
Rivington.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Bab Empat

"Jennifer. Jennifer."

Ikal-ikal pirangnya bergoyang ketika gadis kecil itu


menoleh ke arah suara yang tidak begitu jelas didengar
telinganya, yang diketahuinya sebagai namanya itu-alat
bantu dengarnya tersembunyi di balik rambutnya yang
mengilat.

"Pakai serbetmu," Lauri mengisyaratkan sambil bicara,


lalu tersenyum. "Enak?" tanyanya. Dia senang waktu
Jennifer mengisyaratkan ya dan berusaha
mengucapkannya.

Mereka berada di kafe di LaGuardia Airport, menunggu


pemberitahuan bahwa pesawat ke Albuquerque yang

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


akan mereka tumpangi siap berangkat. Jennifer sedang
menghabiskan sepiring es krim vanila sementara Drake
dan Lauri mengawasinya dengan cermat.

"Kemajuannya selama dua minggu ini begitu pesat,


rasanya sulit untuk dipercaya, Lauri."

Jantung Lauri seolah berhenti berdetak ketika Drake


mengucapkan namanya, namun ia menyembunyikan
reaksinya. "Ya, memang," jawabnya tenang menutupi
perasaan sebenarnya, ia akan pergi, ia tak akan bisa
bertemu pria itu lagi, untuk urusan bisnis sekalipun.
Sejak malam Drake menciumnya, dia sengaja bersikap
dingin dalam semua pertemuan mereka.

Mereka harus terus bercakap-cakap sampai dia dan


Jennifer boleh menaiki pesawat. Dia tak sanggup
menghadapi suasana diam yang kaku. "Ingat, jangan
terlalu berharap," Lauri memperingatkan.

"Baik," Drake berjanji dengan sungguh-sungguh.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Aku tahu kau akan berbuat sebaliknya," kata Lauri,
tertawa, dan pria itu membalas senyum manisnya.

Dua minggu terakhir ini berlalu cepat sekali. Drake


membereskan segala sesuatunya dengan sigap. Dia
membayar sewa apartemen Lauri, walaupun tanggal
jatuh temponya masih tiga bulan lagi. Dia
menyelesaikan semua urusan yang berhubungan
dengan perjalanan mereka, dan selalu memberitahu
Lauri tentang persiapan yang dilakukan di New Mexico.

Lauri sudah mengirim lebih dulu pakaian musim dingin


Jennifer dan miliknya. Sementara beberapa
perlengkapan rumah tangga yang dimilikinya, diberikan
atau dijualnya pada teman-temannya. Drake
memberitahunya bahwa rumah di New Mexico itu
berperabotan lengkap. Barang-barang pribadinya dipak
dalam beberapa kardus dan dimasukkan ke bagasi
pesawat bersama koper-kopernya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Dr. Norwood menyesali kepergian Lauri setelah dia
begitu lama mengajar di sekolahnya, namun tahu
betapa Lauri sangat sesuai mengajar secara privat dan
betapa Jennifer Rivington sangat membutuhkan
perhatian seperti itu. Dia mendoakan keberhasilan
Lauri.

Lauri sengaja bersikap formal kalau bertemu dan


berbicara di telepon dengan Drake. Topik pembicaraan
mereka selalu berkisar pada Jennifer atau pengaturan
yang dilakukan untuk perjalanan dan kenyamanan
mereka di Whispers.

Pada pertemuan pertama mereka setelah malam Drake


menciumnya, pria itu menggenggam tangannya dan
berkata perlahan, "Lauri, tentang malam itu-"

"Tidak usah dijelaskan, Drake." Lauri menarik


tangannya. "Kurasa kita berdua terhanyut suasana
emosional di sekolah. Tolong jangan disinggung-
singgung lagi."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Mata pria itu mengeras, dan kerut-kerut di kedua sisi
mulutnya menegang, tapi dia tidak mengatakan apa-
apa. Mulai saat itu, sikapnya sekaku dan sedingin Lauri.
Pernah, ketika mereka menyeberangi jalan ramai
Manhattan, pria itu memegang sikunya, tapi langsung
melepaskannya begitu mereka sampai di seberang.
Sampai sekarang dia tidak pernah menyentuhnya lagi.

Dengan putus asa Lauri berusaha menahan gairah liar


yang menderu di seluruh pembuluh darahnya tiap kali
dia melihat pria itu. Perasaannya baru akan tenang
kalau mereka terpisah jauh. Dia yakin dia cuma korban
pesona dan ketampanan Drake yang memang telah
merebut hati begitu banyak wanita. Dia akan mengatasi
mabuk kepayang ini seperti dia berhasil melupakan
semua cintanya sejak remaja.

"Kau mau Coke lagi?" tanya Drake padanya dan


membuyarkan lamunannya.

"Tidak, sudah cukup, terima kasih."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Aku ingin memesan sebotol bir lagi," katanya, lalu
memberi tanda pada pelayan. Gadis malang itu girang
sekali, dan waktu Drake mengalihkan perhatian
padanya, dia nyaris tersandung saking terburu-burunya
mengambilkan minuman pria itu. Drake menoleh pada
Lauri kembali dan berkata, "Kau pernah bilang ayahmu
pendeta." Lauri mengangguk. "Itukah sebabnya kau
tidak pernah minum alkohol?"

Lauri tertegun sesaat mendengar pertanyaan itu.

Lalu ia menjawab tenang, "Bukan. Aku dulu sesekali


minum alkohol, untuk pergaulan." Dia mengalihkan
pandangan dari pria itu dengan menghapus es krim dari
wajah Jennifer. "Aku telah melihat pengaruh buruk
alkohol," katanya perlahan.

"Suamimu?" Pertanyaan itu diucapkan dengan suara


pelan, namun Lauri merasa seperti disambar petir.
Pernikahannya tidak pernah disebut-sebut lagi sejak
malam di luar apartemennya dahulu.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Ya," katanya, membalas tatapan tajam pria itu. Dia
mendesah. Bagaimanapun dia memang harus
menceritakannya pada Drake. "Akan kuceritakan
pernikahanku padamu. Setelah ini aku tidak ingin
membicarakannya lagi." Dengan singkat dan tanpa
emosi Lauri menceritakan pernikahannya dengan Paul
yang singkat tapi kacau-balau. "Aku kembali memakai
nama gadisku setelah dia meninggal. Aku tidak pernah
merasa jadi miliknya begitu juga sebaliknya, jadi kupikir
aku munafik kalau memakai namanya."

Pelan-pelan dia memandang Drake. Pria itu menatapnya


lekat-lekat, menyentuh setiap inci wajahnya dengan
matanya. Mata itu berbinar sebentar di bibirnya, dan
Lauri merasa seolah dia merasakan ciumannya lagi. Lalu
mata pria itu beralih ke putrinya.

"Jennifer." Drake mengetuk pelan meja dan menarik


perhatian si anak. Dia mengulurkan tangan dan gadis
kecil itu melompat bangun dari kursi dan lari
mengelilingi meja untuk naik ke pangkuannya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Drake tidak memedulikan bir yang diletakkan pelayan
yang salah tingkah itu di hadapannya. Dia memeluk
Jennifer erat-erat, membenamkan wajah di rambut
ikalnya. Lauri membuang muka dan menahan air mata
yang menggenangi sudut matanya. Dia akan merasa
bersalah ketika berjalan ke pesawat bersama putri pria
itu, karena memisahkan mereka.

Sementara Drake memandangi wajah tanpa dosa


anaknya, Lauri berkata, "Kau bisa menyuratinya. Itu
akan membantunya menyadari kau masih jadi bagian
hidupnya. Aku juga dapat menggunakan surat-suratmu
sebagai alat bantu mengajar. Kami bisa pergi ke kantor
pos, dan sebagainya."

"Oke," Drake bergumam, membetulkan kaus kaki putih


selutut di kaki gemuk Jennifer.

"Tentu saja, kami akan jadi penggemar berat The Hearts


Answer."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Oh, Tuhan, jangan biarkan dia menontonnya," Drake
mengerang, tapi kembali tersenyum.

Para penumpang dipanggil melalui pengeras suara


dengan suara mendayu-dayu yang dibuat-buat. Lama
Lauri dan Drake berpandangan sementara Jennifer asyik
berceloteh pada ayahnya. Akhirnya Lauri membuang
muka dan membungkuk untuk mengambil tas besar
yang akan dibawanya ke pesawat.

Mereka berjalan tanpa bicara. Drake menggendong


Jennifer, yang masih belum menyadari fakta bahwa
sebentar lagi dia akan berpisah dari laki-laki ini, yang
disayanginya sepenuh hati.

Drake mengambilkan boarding pass mereka, lalu


menatap Lauri. "Kalau ada yang kaubutuhkan, kapan
saja, segera telepon aku. Kau lebih dari sekadar
pegawai, Lauri. Aku memasrahkan putriku padamu."

"Aku tahu. Aku akan berbuat sebaik mungkin untuknya.


Kau boleh percaya itu."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Para penumpang dan pegawai perusahaan penerbangan
mengenali Drake, berbisik-bisik dan mengangguk-
angguk. Beberapa wanita bersikap sangat konyol,
sementara yang lain cuma tersenyum pada pria itu dan
berjalan terus. Lauri sangat menyadari tatapan mereka.
Drake kelihatannya tidak.

Pria itu berjongkok dan mengeluarkan sebungkus


permen karet dari saku. Jennifer meraihnya, namun
Drake tetap memegangnya sampai anak itu
memintanya dalam bahasa isyarat. Dia memeluknya
sebentar, lalu mengisyaratkan Aku sayang padamu.
Jennifer membalasnya, tapi sebetulnya lebih tertarik
pada permen karet di tangan pria itu.

"Menurutmu dia mengerti?" Drake bertanya penuh


harap pada Lauri.

"Dia tidak menyadari bahwa dia akan meninggalkanmu


untuk waktu lama. Pemahamannya tentang kasih
sayang sama seperti anak-anak lain."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Drake tampak puas dengan jawaban Lauri dan
mengangguk tak sadar. Matanya bergerak ke sana-
kemari ketika memandangi kerumunan yang menunggu
giliran naik ke pesawat. Tapi sebetulnya dia dan Lauri
sama-sama hanya berpura-pura memperhatikan orang
lain. Akhirnya matanya kembali menatap wanita itu.

"Lauri," kata Drake ragu. Dia menyentuh tangan Lauri


yang menggenggam boarding pass. Dipandanginya lagi
wajah wanita itu. Mata hijaunya membuat Lauri
terpaku. Mata itu memohonnya untuk... apa? Mata
yang bagai tak berdasar itu seolah menariknya ke dalam
pusaran air. Lauri tenggelam.

Jangan pandang aku seperti itu kalau kau masih cinta


pada istrimu, dia ingin menjerit pada pria itu. Ketika
Drake bergerak untuk memeluknya, dia cepat-cepat
mundur dan menarik tangan Jennifer. "Sebaiknya kita
bergegas. Selamat tinggal, Drake." Sebelum pria itu
sempat menghentikannya, dia sudah melewati gerbang,
menunjukkan pass pada petugas.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Jennifer mengikuti Lauri setelah melambai penuh
semangat pada Drake. Anak itu tidak tahu dia takkan
bertemu dengan ayahnya lagi selama berbulan-bulan.
Lauri tidak menoleh.

Dia berjalan dengan kaki gemetar melalui koridor


portabel menuju pintu pesawat dan menemukan kursi
mereka di bagian kelas satu. Dengan gerakan lucu dia
memakai sabuk pengaman supaya Jennifer tidak takut
karena tiba-tiba harus diikat. Para pramugari segera
terpikat pada gadis kecil itu. Salah seorang dari mereka
tahu bahasa isyarat dan tak lama kemudian berbicara
pada Jennifer sesuai dengan perbendaharaan kata
terbatas anak itu.

Ketika pesawat mulai meluncur Lauri memandang


terminal bandara dan melihat di balik dinding kaca ada
siluet seorang laki-laki yang pasti Drake.

Dia berjuang menahan tangis, yang cuma akan


menggelisahkan Jennifer. Tenggorokannya serasa
tercekik karena emosi, dan dia tidak tahu apakah

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


sanggup menahan rasa sakit di hatinya yang seperti
tertusuk.

Aku harus melawan ini, kata Lauri sengit dalam hati. Aku
tidak boleh mencintainya. Aku bekerja padanya, itu saja.
Dia mencintai istrinya. Dia aktor. Bintang sinetron. Dia
telah mengakui bahwa kalaupun dia tertarik, itu karena
kebutuhan fisik, bukan emosional. Aku tidak
menginginkannya dalam hidupku.

Tapi, bahkan lama setelah pesawat menembus awan


dan berbelok ke barat daya, Lauri masih belum berhasil
meyakinkan dirinya.

"Aku tak percaya akhirnya akan punya tetangga.

Waktu Mrs. Truitt - wanita yang membersihkan rumah


ini untukmu-memberitahu aku bahwa kau dan gadis
kecil ini akan datang, aku gembira sekali. Ada yang bisa
kubantu?"

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri tersenyum pada wanita bertubuh montok yang
duduk di bangku dapur itu. Betty Groves tinggal di
sebelah rumah pegunungan Drake di Whispers, New
Mexico.

"Tidak ada, terima kasih. Kalau tidak kubereskan sendiri


barang-barang ini, aku tidak bakal tahu di mana
letaknya. Aku sudah hampir selesai kok."

Lauri tengah mengeluarkan buku-buku masak yang


dibawanya dari New York. Dia dan Jennifer baru sehari
tinggal di rumah baru mereka dan masih berusaha
menghafal segala sesuatunya.

Apa yang digambarkan Drake sebagai "tidak mewah",


ternyata jauh dari sederhana. Ketika dia dan Jennifer
tiba di rumah pondok bergaya Swiss berlantai dua,
setelah naik mobil baru yang dibelikan pria itu untuk
mereka, Lauri tak habis pikir mengapa ada orang yang
memiliki rumah sebagus itu tapi tidak mau tinggal di
situ.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Di lantai bawah terdapat ruang tamu luas, di satu sisinya
ada jendela besar yang menghadap pegunungan dan di
sisi lain ada perapian batu. Ruang tamu itu
berhubungan dengan ruang kecil berpanel yang
menurut Drake bisa digunakan sebagai ruang kelas
untuk Jennifer. Dan ketika Lauri melihatnya, ia sepakat
dengan laki-laki itu bahwa ruangan itu memang cocok
untuk dijadikan kelas. Ruang makan terletak di ujung
ruang tamu, dan bersebelahan dengan dapur modern
bersuasana cerah, yang juga memiliki area makan.

Di atas ada kamar tidur sangat luas, berisi tempat tidur


besar, kamar mandi mewah, kamar tidur lagi, lengkap
dengan kamar mandinya.

"Kita pakai saja semua kamar ini, ya, Jennifer?" kata


Lauri tadi malam ketika membongkar tas-tas Jennifer di
kamar yang lebih kecil. Dia akan tidur di kamar yang
lebih besar. "Tidak ada gunanya kita hidup sederhana,
padahal ada begini banyak kamar," dia berkata pada diri
sendiri sementara Jennifer memandangi rumah barunya
dengan takjub. Sejak dulu dia tinggal di asrama sekolah.
Di matanya, pikir Lauri, tempat ini pasti kelihatan
seperti istana.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Semua berjalan lancar dan sesuai rencana. Dia dan
Jennifer turun dari pesawat dan disambut pria setengah
baya ramah yang mengantarkan mobil yang telah
dipesankan Drake lewat telepon.

"Jika Anda ingin melihat model-model lain, Mr.


Rivington bilang saya harus menemani Anda sampai
Anda menemukan pilihan Anda." Lauri menatap
Mercedes perak langsing yang masih baru itu- semua
aksesori yang tersedia ada di mobil itu-dan tertawa
pelan. "Saya rasa ini sudah cukup."

Penjual mobil itu membantunya memasukkan tas-tas


mereka ke bagasi dan menerangkan secara mendetail
jalan ke Whispers. Kota itu sekitar satu jam perjalanan
ke barat laut Albuquerque.

Rumah sudah siap ditempati ketika mereka tiba. Mereka


tidur cepat, setelah makan sekaleng sup dan beberapa
potong biskuit dan keju dan membongkar hanya
barang-barang yang mereka butuhkan malam ini.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Keesokan harinya Lauri terbangun ketika mendengar
kicau burung-burung, dan bergegas pergi ke kamar
Jennifer, tahu anak itu pasti akan menyukai suasana
pagi rumah barunya. Pemandangan di sini jelas berbeda
dari pemandangan Manhattan yang biasa dilihat
Jennifer. Seperti dugaan Lauri, gadis kecil itu gembira
sekali.

Setelah sarapan daging dan telur, yang ditemukan Lauri


di kulkas yang penuh makanan, dia memandikan
Jennifer dan memakaikan celana pendek dan T-shirt. Dia
juga berpakaian santai, lalu memulai kegiatannya,
mengenali rumah dan membongkar barang-barang
bawaannya yang cuma sedikit.

Betty datang bersama kedua anaknya menjelang siang.


Wanita itu lincah dan banyak omong, menyenangkan,
dan amat sangat ingin tahu.

"Aku tinggal di sini sudah tiga tahun dan tidak pernah


tahu siapa pemilik rumah ini. Setahuku tak seorang pun

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


pernah tinggal di sini. Bayangkan bagaimana perasaanku
waktu aku tahu si pemilik adalah Dokter Glen Hambrick-
tentu saja itu bukan nama aslinya. Siapa namanya tadi?"

"Drake Sloan nama profesionalnya. Rivington nama


aslinya " jawab Lauri sambil tersenyum geli. Betty
terpesona.

"Ya! Oh, aku nyaris semaput waktu Mrs. Truitt


memberitahuku! Aku senang sekali ketika mengetahui
akan punya tetangga yang memiliki anak kecil. Lalu
waktu tahu tetangga itu adalah Glen Ham-maksudku,
Drake Sloan, ia mungkin tidak bakal mau meninggalkan
aku sendirian di rumah lagi!" dia tertawa.

Kelihatannya Betty selalu mengakhiri kalimatnya


dengan tanda seru. Dia sudah bercerita pada Lauri
bahwa suaminya bekerja di pertambangan antara
Whispers dan Santa Fe. Pria itu pulang hanya di akhir
pekan, sehingga Betty sering kesepian karena tidak ada
orang dewasa di dekatnya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Kedua anak Betty seheboh ibunya. Berambut hitam dan
bermata cokelat, mereka bagai miniatur sang ibu. Anak-
anaknya itu bernama Sam, lima tahun, dan Sally,
seumur Jennifer. Mereka segera menyayangi Jennifer
dan sekarang sedang bermain-main di kamarnya di atas.
Sally mengagumi rambut ikal pirang Jennifer dan
menepuk-nepuknya seperti boneka kesayangan.

"Aku tidak ingin mengecewakanmu, Betty, tapi Drake


masih di New York. Dia takkan tinggal di sini."

"Oh, aku tahu. Tapi pasti dong dia akan berkunjung


kemari! Bisa kaumintakan tanda tangannya untukku?
Aku rela mati untuk mendapatkannya!"

"Aku yakin aku bisa mengusahakan pertemuanmu


dengan dia kalau dia datang. Kalau kau mau," goda
Lauri.

"Kalau aku mau-" Betty menertawakan dirinya sendiri


ketika melihat cengiran usil Lauri.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Anaknya manis, ya?" kata Betty setelah mereka
tertawa. "Sayang dia tuna rungu. Aku bahkan tidak
tahu! Dan kau gurunya. Persis seperti wanita di The
Miracle Worker! Kau pasti pandai, tahu segala macam
bahasa isyarat itu."

"Kakakku tuna rungu. Aku belajar bahasa isyarat


berbarengan dengan belajar bicara." "Ada bedanya?"

"Yah, begitulah," jawab Lauri sabar. "Bagaimana kalau


kau dan anak-anak belajar bahasa isyarat0 Kalian bisa
datang kemari tiap siang dan aku akan mengajarkan
kalian."

"Kau serius? Asyik sekali. Dengan begitu anak-anak akan


bisa ngobrol-hm, maksudku-" "Ngobrol tidak apa-apa,"
kata Lauri. "Oke, ngobrol dengan Jennifer juga." "Anak-
anakmu biasa tidur siang?" "Aku bakal kerepotan kalau
tidak." Lauri tertawa. "Bagaimana kalau tiap hari setelah
tidur siang?"

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Wah, hebat sekali, Lauri! Terima kasih." Betty
melompat turun dari bangku dan mengambil salah satu
buku masak, membalik-balik halamannya. "Aku yakin
kau tidak pernah makan makanan seenak ini. Kau sangat
kurus! Aku ingin sekali selangsing dan semungil kau. Kau
beruntung. Setelah melahirkan, berat badanmu
mungkin bakal turun, bukan naik lima belas kilo seperti
aku. Menurutmu kulitmu jenis yang berbekas setelah
kau hamil? Dokterku bilang kulitku akan tetap mulus.
Aku kesal sekali ketika kenyataannya tidak begitu. Kau
mungkin akan selalu mulus. Aku juga menyusui.
Temanku mengatakan menyusui sangat bagus untuk
bentuk tubuh. Dan memang benar waktu anak-anak
masih menyusu. Setelah itu, hih!" Dia melambai dengan
gerakan mengejek. "Payudara kita jadi kendor!
Menurutmu setelah kau punya anak nanti, tubuhmu
akan melar atau tidak?" Betty bertanya tanpa basa-basi.

Lauri takjub Betty bisa bicara sederas itu dan mengganti


topik pembicaraan begitu cepat, dan dia mendengarkan
dengan penuh kekaguman. Ketika menyadari - Betty
bertanya, dia tersipu dan berkata tenang, "Kurasa aku
tidak akan pernah punya anak."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"O, ya? Aku tidak bisa membayangkan tidak punya
anak! Memangnya Drake tidak mau punya anak?"

"Apa?" seru Lauri, dan menjatuhkan buku yang akan


diletakkannya di rak di atas kompor.

"Dia mungkin tidak mau punya anak lagi karena Jennifer


tuna rungu sejak lahir," kata Betty bersimpati. "Kurasa
kau tidak bisa menyalahkannya. Barangkali kalau kau
bujuk dia, dia akan mau punya anak lagi."

"Betty," Lauri tergagap, menelan ludah, dan akhirnya


bisa bicara lagi. "Aku-kami-Drake dan aku tidak... punya
hubungan apa-apa. Aku tutor Jennifer. Cuma itu."

"Yang benar!" Mata bulat Betty membelalak. "Wah,


maafkan aku, Lauri. Aku memang sering asal ngomong.
Kupikir kalian... yah, kau tahu.

Maksudku di zaman sekarang semua orang berbuat


begitu. Aku tidak bermaksud jelek. Sungguh."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Betty tampak begitu menyesal sehingga mau tidak mau
Lauri merasa kasihan padanya. "Tidak apa-apa. Betty.
Kurasa sebagian besar orang memang akan
menganggap aneh tindakan Drake menyuruh kami
tinggal di rumah ini."

"Tidak akan begitu aneh kalau kau tidak secantik ini."

Lauri tertawa terbahak-bahak mendengarnya, tapi


langsung teringat saat ia pertama kali bertemu Drake.
Kenangan itu begitu pedih sehingga hatinya serasa
teriris, dan tawanya mendadak hilang. Kapankah dia
berhenti merindukan laki-laki itu? Baru kemarin mereka
berpisah, tapi rasanya sudah lama sekali. Dia lega waktu
Betty mengganti topik pembicaraan.

Hari-hari diisi dengan berbagai kegiatan rutin. Di pagi


hari Lauri dan Jennifer menghabiskan beberapa jam di
ruang kelas. Lauri senang anak itu secerdas
perkiraannya sejak awal. Tiap hari membentangkan
horison baru bagi Jennifer karena dia belajar

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


berkomunikasi dengan gurunya, yang diyakininya
sebagai orang paling hebat di dunia selain Drake.

Setiap hari Jennifer menanyakan pria itu dan tidak


pernah melewatkan satu episode pun sinetronnya.
Ketika gambar Drake muncul di layar, dia berteriak
"Auwy, Auwy," dan dengan penuh semangat menunjuk
Drake sambil mengisyaratkan namanya. Lauri juga
sudah mengajarkan kata daddy, dan dia
menghubungkan keduanya. Ketika belajar kata ibu, dia
bertanya pada Lauri apakah dia ibunya. Lauri berusaha
menjelaskan kata ke-matian dengan menunjukkan dua
jangkrik; yang satu sudah mati dan yang lain masih
hidup. Jennifer menangkap penjelasannya, tapi Lauri
tidak yakin dia paham ibunya sudah meninggal. Anak itu
tidak memiliki gambaran yang mengasosiasikan kata itu
dengan seseorang. Mungkin dia harus minta foto Susan
pada Drake.

Mereka berjalan-jalan di kaki perbukitan yang dialiri kali


jernih. Lauri mengajari Jennifer bahasa isyarat untuk
segala hal. Biasanya dia cuma perlu mengajarkannya
sekali, dan anak itu dapat langsung mengingatnya,

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


biarpun begitu mereka tetap berkali-kali mengulangi
setiap isyarat.

Siang harinya Betty, Sam, dan Sally bergabung di kelas


bahasa isyarat Jennifer. Saat itu merupakan saat yang
menyenangkan, penuh tawa, dan anak-anak mengubah
pelajaran jadi permainan. Tak lama kemudian mereka
sudah berkomunikasi dengan Jennifer dengan keriangan
dan kewajaran yang hanya dimiliki anak-anak.

"Lihat, Jennifer," teriak Lauri ketika membuka kotak


surat. Mereka menuruni bukit sampai kota dan pergi ke
toserba untuk belanja keperluan dapur. "Ada surat!
Untuk siapa, ya?" Seperti biasa Lauri mengucapkan yang
diisyaratkannya.

"Jen-fa," kata anak itu dengan omongan yang tidak jelas


tapi menggemaskan. Dia menunjuk dirinya sendiri dan
tersenyum lebar.

sering menghabiskan waktu bersama-sama. Lau


mensyukuri persahabatan yang tumbuh di antara

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


mereka, walaupun latar belakang mereka begitu
berbeda.

"Hei," kata Betty, membuka sebungkus kue kering dan


memasukkan sebuah ke mulut, "aku mau mengajak
anak-anak menonton Sleeping Beauty siang nanti.
Disney, kau tahu? Kau dan Jennifer mau ikut?"

"Tentu. Kedengarannya seru."

Bani kali ini Betty ragu-ragu bicara. "Aku tidak tahu


apakah anak tuna rungu bisa menonton film atau tidak."

"Tentu saja bisa," kata Lauri. "Kami menonton Sesame


Street kok, dan dia belajar dari film itu. Dia tidak dapat
mendengar suaranya, tapi kan bisa menikmati cahaya,
warna, dan gerakannya. Dia akan senang sekali."

Jennifer memang menikmati film itu. Kalau ada yang


ingin ia tanyakan ia menyampaikannya pada Lauri
dengan bahasa isyarat, dan Lauri menjawabnya. Dia

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


betul-betul terpesona pada film kartun hebat itu. Ketika
si nenek sihir berubah jadi naga, dia ketakutan; lalu naik
ke pangkuan Lauri dan memeluknya kuat-kuat. Lauri
menjelaskan bahwa naga itu cuma bohong-bohongan.
Penjelasan itu tampaknya memuaskannya untuk saat
itu, tapi Lauri memutuskan akan mencoba mengajarinya
konsep sungguhan dan pura-pura pada pelajaran yang
akan datang.

Hari itu penuh kegiatan dan Lauri merasa capek.

Film tadi memang menghabiskan waktu hampir


sepanjang siang, tapi dia dan Betty tidak langsung
pulang. Jim Groves tinggal di pegunungan akhir pekan
itu, jadi Betty tidak terlalu bersemangat pulang karena
cuma ada Sam dan Sally.

Mereka menyusuri jalan-jalan kota Whispers yang


berbukit-bukit dan berpemandangan indah dengan
diikuti ketiga anak itu. Mereka mampir di beberapa toko
seni yang menarik minat Lauri. Jennifer memikat semua
orang yang melihatnya. Selama sebulan mereka tinggal
di komunitas kecil itu, dia sudah berteman dengan

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


beberapa pemilik toko. Semua orang tahu wanita cantik
berambut merah itu dan si anak kecil berambut pirang
ikal yang selalu bersamanya.

Dia dan Betty memutuskan untuk memanjakan anak-


anak dengan mengizinkan mereka menikmati
hamburger dan milk shake untuk makan malam, lalu
terseok-seok mendaki bukit menuju rumah-rumah
mereka dengan diganduli anak-anak yang sudah
kelelahan dan rewel.

Dalam beberapa menit Jennifer sudah dimandikan dan


ditidurkan di kamarnya. Lauri merasa dia pantas
berendam air hangat berlama-lama di bathtub mewah.

Ada suasana sensual dan memikat pada kamar mandi


ini. Lantai dan dinding marmernya putih bersih, sangat
kontras dengan tub-nya yang hitam pekat. Bak air dan
pancurannya terbuat dari material yang sama, dan pintu
pancurannya dari kaca bening, tidak buram seperti yang
biasa dilihat Lauri. Setiap kali mandi dia merasa
tergelitik karena bisa melihat bayangannya di cermin-
cermin yang berjajar di dinding seberang.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Ketika membenamkan diri dalam air tub yang
mengepul-ngepul dan berbusa, dia kembali mengagumi
ukurannya. Dalamnya paling tidak tiga kaki dan
panjangnya tujuh kaki. Dia menyelonjorkan tubuh dan
menikmati kehangatannya yang menenteramkan.

Selesai berendam, dia keramas dan membelitkan


handuk bagai sorban di kepala. Merasa lapar-
hamburger yang dimakannya tadi sudah habis karena
berjalan kaki-dia cuma melilitkan handuk di tubuhnya,
menyelipkan ujungnya di antara payudara, dan pergi ke
bawah, sengaja tidak menyalakan satu lampu pun.

Di dapur dia meletakkan di piring beberapa kue yang


dibuatnya bersama Jennifer tadi pagi, menuangkan
segelas susu, dan meletakkannya di piring lain, dan
berjalan melewati pintu ruang tamu.

Dia tak pernah tahu apa yang membuatnya melihat ke


arah kursi santai. Namun-jantungnya serasa melompat
ke tenggorokan, dan dia nyaris saja menjerit. Dia

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


terlonjak begitu kaget sehingga susu tumpah dari tepi
gelas, dan handuk yang menutupi tubuhnya merosot.

"Sebaiknya kau berhati-hati, kalau tidak kau takkan


punya rahasia lagi dariku," geram Drake.

Bab Lima

Lauri ingin percaya bahwa jantungnya berdentam-


dentam dan kaki serta tangannya lemas karena
perasaan takut. Tapi ketakutan cuma salah satu
penyebab. Penyebab lain, lebih kuat dan berpengaruh,
adalah kehadiran Drake Rivington.

Kaki pria itu terulur di depannya sementara dia duduk


santai di kursi. Topi koboinya dipasang rendah sampai di

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


atas alis, tapi matanya menembus keremangan dan
tampak seperti bersinar dari bawah tepi topi yang lebar.
Dia bangkit dari kursi pelan-pelan, malas-malasan, tidak
bergegas.

Pria itu memakai jins dan jaket denim. Anehnya, dia


tidak kelihatan seperti pria-pria yang berparade di Fifth
Avenue dengan mengenakan pakaian Western baru
yang trendi dan baru keluar dari toko Saks. Pakaian
Drake sudah pudar dan usang, dan dia tampak pantas
memakainya.

Pria itu maju bagai harimau yang siap menerkam dan


berhenti hanya beberapa inci dari Lauri. Kedekatannya
mendebarkan jantung. Tak sadar Lauri menarik napas
dalam-dalam, dan ketika dia mengembuskannya,
handuknya turun sedikit lagi. Dia tidak bisa meraih dan
menahannya. Satu tangan memegang piring kue, tangan
yang lain gelas susu. Jika dia berjalan ke meja untuk
meletakkan keduanya, dia takut handuknya malah akan
lepas dan jatuh ke bawah.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Drake menyadari kesulitannya dan lesung pipinya makin
dalam ketika dia tersenyum jail dan mendorong topi
koboinya ke belakang dengan ibu jari. "Wah, aku harus
berbuat apa, ya, ma'am?" ia bertanya geli. "Kalau
kuambil kuenya, kau pasti akan menumpahkan susu
karena buru-buru menyambar handuk. Kalau kuambil
susunya, kue-kue itu akan meluncur dari piring, dan
takkan bisa dimakan lagi. Sayang sekali, baunya enak."
Dia membungkuk dan membaui kue-kue itu. Kepalanya
sangat dekat dengan kepala Lauri, dan harum cologne-
nya mengalahkan aroma sedap kue-kue dan jauh lebih
menggiurkan.

Pria itu menegakkan tubuh dan maju selangkah. "Di lain


pihak aku bisa mengambil handuk itu dan
menyelesaikan semua masalah kita," dia berkata serak.

Napas Lauri tertahan di tenggorokan ketika tangan


Drake bergerak ke belahan dadanya, tempat ujung
handuk diselipkan sekadarnya. Pria itu menekan bagian
atas payudaranya dengan telunjuk. "Tahukah kau,"
suaranya cuma bisikan, "bahwa kau punya lima bintik
persis di sini?" Dia menunjukkan titik itu dengan
mengusapkan jarinya di kulit Lauri. "Aneh. Kulit orang-

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


orang berambut merah biasanya penuh bintik. Tapi kau
cuma punya lima. Tapi tempatnya begitu nakal dan
bagus."

Lauri terpesona mendengar nada merayu dalam suara


pria itu. Napas harum pria itu berembus di wajahnya,
seolah memberinya oksigen. Lauri ingin menghirup
napas itu ke dalam tubuhnya sendiri. Jari-jari yang
mengusap-usap itu terus bergerak ke balik handuk.
Ketika ia merasakan tekanannya di bagian lembut
tubuhnya, api gairah yang sejak tadi membakarnya
langsung padam. Kemarahan mengalahkan nafsu.

Dia cepat-cepat mundur dan mendesis, "Kau bikin aku


takut setengah mati! Kenapa tidak kau-beritahu aku
tentang kedatanganmu?"

"Yah, aku akan melakukannya, tapi kau sedang mandi.


Kau mau aku menyerbu kamar mandi untuk
memberitahumu tentang kedatanganku? Kau tak bakal
punya handuk untuk menutupi tubuhmu," ejek Drake
sementara matanya menjelajahi tubuh Lauri dengan
kurang ajar. "Aku tidak tahu kau berjalan ke sana kemari

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


di rumahku seperti ini. Kukira gadis baik-baik macam
kau setelah mandi selalu mengenakan mantel kamar
mandi atau sesuatu yang lebih sopan."

Lauri tidak memedulikan kata-kata pria itu dan kembali


ke pertanyaannya. "B-bagaimana kau tahu aku sedang
mandi?"

Drake mengangkat alis dengan penuh arti. "Nah,


menurutmu sendiri bagaimana?" dia bertanya dengan
mata berkilat geli. Lauri terkesiap dan merah padam.
"Aku mendengar suara air mengalir," Drake berkata
santai.

Reaksi Lauri persis seperti dugaannya. Wanita itu


mengentakkan kaki dengan marah, dan dia tertawa
ketika Lauri berteriak tertahan. Wanita itu sesaat lupa
soal handuknya, tapi diingatkan tentang keadaannya
yang gawat ketika merasa handuk itu makin melorot di
payudaranya sampai nyaris lepas.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Tolong berhentilah tertawa dan ambil ini dari
tanganku. Aku kedinginan."

"Tidak heran. Berjalan-jalan telanjang begitu," goda


Drake, tapi ia mengambil juga susu dan kuenya. Lauri
buru-buru mencengkeram handuk dengan tangan
terkepal. Ingin sekali dia meninju mulut mencibir laki-
laki itu.

"Mr. Rivington, aku mau pergi sebentar, setelah itu aku


ingin tahu untuk apa kau kemari."

"Sebaiknya kau berhati-hati kalau bicara denganku,"


Drake memperingatkan. "Kau masih harus naik tangga.
Handuk itu tidak menutupi semuanya. Aku bisa bersikap
sopan dengan memalingkan kepala atau aku bisa berdiri
di kaki t-"

"Mr. Rivington, maukah kau mengizinkan aku pergi


supaya aku bisa berpakaian lebih pantas sebelum
ditanyai orangtua muridku?" Lauri bertanya dengan
suara semanis madu.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Tentu, Ms. Parrish. Aku akan menunggumu di dapur."

"Aku takkan lama." Tanpa menunggu untuk melihat


apakah pria itu memandang ke atas tangga atau tidak-
dia tidak ingin tahu-Lauri berlari ke atas dan masuk ke
kamar.

Jari-jarinya gemetar ketika dia memakai celana panjang


jins dan kemeja flanel. Udara malam di pegunungan
sekarang makin dingin.

Apa yang dilakukan Drake di sini? Kenapa pria itu tidak


memberitahukan kedatangannya? Dia melepas handuk
dari rambut dan menyisirnya. Rambutnya terjuntai
basah di bahu, tapi sudah bergelung sesuai aslinya. Dia
tidak mau repot-repot mengeringkannya dengan hair
dryer. Dia ingin bertemu Drake-tapi cuma untuk
menanyakan mengapa dia datang, katanya dalam hati.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Kakinya seolah sudah berubah jadi jeli ketika Lauri
menuruni tangga. Ketika dia masuk dapur, Drake sedang
berdiri di depan kompor, membuat telur orak-arik. Kopi
menggelegak di alat pembuat kopi, dan ada dua iris roti
di panggangan. Jaket dan topi pria itu tergantung di
cantelan baju di belakang pintu.

"Aku lapar. Makanan di penerbangan kemari tidak enak,


dan aku tidak berhenti untuk makan sebelum tiba di
sini. Kau mau sesuatu?"

"Ya, aku ingin tahu apa yang kaulakukan di sini.

Drake menuangkan telur dari wajan antilengket ke


piring yang sudah tersedia. Dia berkacak pinggang dan
memandang Lauri beberapa detik sebelum berjalan
melewatinya ketika menuju ruang tamu. Lauri
mengikuti, kesal dan bingung.

Pria itu pergi ke pintu depan, membukanya, dan


melewatinya. Memandang ke atas pintu, ia berkata,
"Empat kosong tiga. Sudah kuduga. Ini rumahku." Dia

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


masuk kembali dan menutup pintu, tidak memedulikan
kemarahan Lauri ketika dia berjalan santai ke dapur.

"Lucu sekali," kata Lauri sambil membuntutinya.


"Kupikir juga begitu," Drake menoleh ke belakang
sambil membuka pintu kulkas. "Kita punya keju?"

"Kita?" tanya Lauri, menekankan kata itu.

"Oke. Kau punya keju, Ms. Parrish?"

Lauri tidak sanggup menatap mata menggoda yang


memandangnya dari atas pintu kulkas. "Di rak paling
bawah," gumamnya, memandang kakinya yang
telanjang. Apa dia tadi lupa memakai sepatu?

"Bagaimana kalau selai stroberi?"

Lauri betul-betul tidak mengerti. "Apa?" dia bertanya


tak sabar.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Kita-maaf, kau punya selai anggur, apricot, dan
stroberi. Menurutmu yang stroberi lebih enak?"

Cukup sudah.

"Bisakah kau berhenti berbasa-basi, menyelesaikan


makananmu, dan duduk supaya aku bisa bicara
denganmu?"

Lauri mengetuk-ngetukkan kaki dengan sebal dan


bersidekap. Saat itulah dia sadar tadi tidak sempat juga
memakai pakaian dalam.

"Oke, oke," kata pria itu ketus, menaruh piring di meja.


"Kau tidak pernah ramah, ya?" Dia menuangkan
secangkir kopi dan bertanya pada Lauri dengan
mengangkat sebelah alis apakah dia juga mau. Lauri
menggeleng.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Setelah pria itu duduk dan mulai melahap makanannya,
tanpa berusaha memulai percakapan, Lauri
mengempaskan diri kuat-kuat ke kursi di seberangnya.
Drake bahkan tidak memandangnya. Yah, pikir Lauri,
aku tidak sudi bicara duluan.

Sesudah piringnya licin, Drake membersihkan mulut


dengan serbet kertas dan berlama-lama meminum kopi
yang sudah dingin.

"Apa rumah ini memuaskan?" dia bertanya.

Lauri tidak menyangka dia memulai dengan


pembicaraan tentang rumah. "Ya," jawabnya singkat.
Ketika Drake mengangkat alis dengan kesal, sikapnya
agak melunak. Bagaimanapun, pria ini orangtua
muridnya. "Lebih dari memuaskan. Rumah ini indah,
dan kau tahu itu. Whispers lingkungan yang sempurna
untuk Jennifer. Dia mempelajari begitu banyak hal, dan
orang-orang sini baik dan tidak terburu-buru."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Bagaimana kabarnya, Lauri?" Semua godaan dan
kelakarnya telah berhenti. Dia serius. Lauri berusaha
mengabaikan sensasi yang menggelitik dirinya ketika
pria itu mengucapkan namanya. Dia berusaha sama
kerasnya untuk tidak terkagum-kagum memandangi
kumis pria itu. Kumis itu turut hadir dalam khayalannya.

Dia mengalihkan pandangan dan menjawab dengan


sungguh-sungguh, "Dia baik-baik saja, Drake. Betul. Dia
pintar dan cerdas. Pelajarannya berjalan lebih cepat
daripada yang kukira. Kemajuan kemampuan bicaranya
masih sangat lamban, tapi ada perubahan.
Perbendaharaan kata dalam bahasa isyaratnya dan
penguasaannya empat kali lipat dari sejak kami
meninggalkan New York." Ia lalu tersenyum dan
bertanya, "Kabarmu sendiri bagaimana?"

Pria itu mengisyaratkan bahwa dia ikut kursus tiga


malam seminggu dan belajar secepat yang bisa
dilakukan pria berumur 35 tahun yang sudah kelelahan.

Lauri tertawa. "Bagus sekali! Kau dan Jennifer bisa


mendiskusikan segala macam hal sekarang."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Kau merindukan New York?" tanya Drake dengan
kening berkerut.

"Tidak," Lauri menjawab perlahan. Aku cuma


merindukanmu, pikirnya. Ketika melihat ekspresi skeptis
Drake, dia menambahkan, "Kita punya tetangga sangat
baik yang ternyata penggemar beratmu dan mungkin
akan menyerbu rumah ini kalau tahu kau ada di sini. Dia
memiliki dua anak yang senang bermain dengan
Jennifer."

Drake tampak terkejut dan bertanya, "Apa me-reka-


maksudku, mereka tidak-" Dia mencari kata-kata yang
tepat, Lauri membantunya.

"Apakah mereka menganggapnya aneh? Tidak, Drake,"


dia menenangkan pria itu. "Mereka memperlakukannya
sebagai teman bermain biasa. Mereka bertengkar dan
berbaikan persis seperti anak-anak lain. Betty dan. anak-
anak itu sedang belajar bahasa isyarat. Mereka sekarang
sudah cukup lancar berbicara dengan Jennifer."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Baguslah," kata Drake, mengangguk ke cangkir kopi.
Mengharukan melihatnya begitu lega. Lauri menahan
keinginan untuk mengulurkan tangan dan menyentuh
rambut perak-cokelat yang berantakan karena lama
tertutup topi koboi. Kerut-kerut halus di sekeliling
matanya tampak makin nyata, seakan sudah beberapa
lama dia tidak bisa tidur nyenyak. Apakah dia begitu
merindukan anaknya? Ataukah kedatangannya ke
Whispers mengingatkannya pada saat-saat yang
dihabiskannya di sini bersama Susan? Pikiran
menyakitkan itu nyaris tak tertahankan. Lauri dapat
merasakan wajahnya menunjukkan emosinya, sehingga
dia cepat-cepat menyembunyikannya.

"Berapa lama kau akan tinggal di Whispers?" tanyanya.

Pria itu mendongak dan memandangnya sesaat sebelum


berdiri dan berjalan ke teko kopi untuk mengisi
cangkirnya lagi. "Tidak bisa dipastikan," kata Drake.
Lauri memandangnya kaget. Apa maksudnya dengan
tidak bisa dipastikan? "Aku tidak mengerti," katanya.
Drake minum kopi seteguk dan berbalik untuk

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


menatapnya. "Kepalaku sakit sekali. Maukah kau
memijat leherku?"

Pergantian topik pembicaraan yang secepat itu betul-


betul mengejutkan Lauri. Secara refleks dia mengangguk
dan pergi ke belakang kursi Drake ketika pria itu duduk.
Dengan hati-hati dia meletakkan tangan di bahunya
dekat leher dan memijat lembut otot-otot tegang di
balik kemeja katun yang menutupinya.

"Ah, terima kasih. Enak sekali." Drake menyesap


kopinya lagi. Ketika mulai berbicara, dia terdengar
merenung. "Aku bosan dengan omong kosong yang
harus kulakukan dan kuucapkan di sinetron Aku muak.
Selama tujuh tahun aku menikah empat kali dan sangat
sering berselingkuh, dan mengalami kecelakaan mobil
yang menyebabkan ingatanku lenyap. Aku hampir
menikahi adik perempuan-yang telah lama hilang
sebelum kami mengetahui hubungan darah kami.
Putraku meninggal karena" leukemia, dan izin praktekku
dicabut karena putri seorang pria kaya menuduhku
menggugurkan janin yang menurutnya adalah anakku.
Aku hampir muntah dengan Dokter Hambrick. Tujuh
tahun melakonkan skenario seperti itu sudah cukup."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Maksudmu kau mengundurkan diri?" Lauri bertanya
kaget, dan seketika berhenti memijat lehernya.

"Tidak juga. Tolong jangan berhenti." Setelah jari-jarinya


kembali bekerja, Drake melanjutkan, "Kuberitahu
Murray bahwa aku ingin pergi beberapa lama untuk
menjernihkan pikiran. Selama ini aku cuma memperoleh
libur beberapa hari, jadi aku berhak cuti beberapa
minggu. Hari Rabu minggu ini, kami membuat episode di
mana kepala Dokter Hambrick dipukul penodong waktu
dia dan kekasihnya sedang berjalan-jalan di Central
Park. Sang dokter koma. Kekasihnya diperkosa, jadi
untuk sementara waktu semua perhatian akan terpusat
padanya. Wanita itu pasti akan jatuh cinta setengah
mati pada dokter lain," dia berkomentar sambil
mendengus sebal.

"Mereka membungkus kepalaku dengan perban,


membaringkanku di tempat tidur rumah sakit dan
mengambil gambarku tergeletak tak bergerak di sana
sepanjang beberapa menit. Setiap adegan yang
berkaitan dengan Dokter Hambrick, mereka tinggal

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


memutar rekaman itu. Dan sementara mereka
melakukannya, aku di sini bersama Jennifer menikmati
musim gugur di New Mexico."

"Kau bisa berbuat begitu?" Lauri cuma samar-samar


tahu kekuatan jaringan televisi dan mengira Drake
mempertaruhkan kariernya.

Pria itu cuma mengangkat bahu. Ketika berbuat begitu,


kepalanya rebah ke payudara empuk Lauri. Jari-jari Lauri
menyusuri rahang pria itu, tiba di pelipis, dan
memijatnya dengan ritmis. Kesannya Lauri yang sengaja
menyandarkan kepala Drake di dadanya.

"Selama beberapa waktu," kata Drake, akhirnya


menjawab pertanyaannya. "Dengan segala kerendahan
hati aku membuat film itu bertahan selama bertahun-
tahun. Aku kenal beberapa orang berpengaruh. Lagi
pula, semua toh tahu betapa temperamentalnya sang
aktor." Dia bercanda, tapi kata-kata itu bagai menampar
wajah Lauri. Ya, aku tahu, pikirnya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Untuk mengganti topik pembicaraan dia bertanya, "Kau
akan tinggal di mana?"

Drake tertawa dan mencondongkan kepala ke belakang


untuk melihatnya-gerakan yang menyebabkan napas
Lauri tercekat di tenggorokan. Apakah Drake sadar
kepalanya menekan payudara Lauri?

"Di mana aku akan tinggal?" ejeknya. "Yah, kamar luas


di lantai atas itu kamarku. Yang memiliki tempat tidur
besar dan cermin-cermin di pintu lemari."

Lauri melompat menjauhinya seolah kena tembak


Suasana lembut hatinya beberapa menit yang lalu
lenyap sama sekali. "Tidak mungkin kau berniat tinggal
di sini!"

"Yang jelas aku tidak bakal menginap di Mountain View


Motel, Ms. Parrish," kata Drake sinis. 'Tentu saja, aku
akan tinggal di sini."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Tapi tidak bisa. Aku kan tinggal di sini. Kita akan-" Lauri
menjilat bibir dengan gugup dan menggenggam kedua
tangannya. "Pokoknya tidak bisa." Perkataannya
terdengar kekanak-kanakan, bahkan di telinganya
sendiri.

"Apa kau tadi mau bilang bahwa kita akan tinggal


serumah?" Drake nyaris tidak bisa menyembunyikan
nada geli dalam suaranya. "Ya, kurasa. Bisa dibilang
begitulah." "Itu mustahili" Lauri berteriak. "Kenapa?"
tanya Drake pura-pura tidak tahu. Kemudian mata
hijaunya menyipit mencurigakan. "Ms. Parrish, aku
terkejut padamu. Kau tidak bermaksud menimbulkan
konotasi tak pantas pada situasi ini, kan? Kau tidak akan
memanfaatkan aku, bukan? Apa aku dalam situasi
berbahaya?"

"Tidak. Jelas tidak!" seru Lauri dingin. "Paling tidak


bukan karena aku. Tapi kau bersiap-siap saja
dimasukkan ke rumah sakit jiwa kalau kaupikir aku mau
tetap tinggal di rumah ini selama kau ada. Kalau kau di
sini, aku akan pergi"

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Tidak, tidak akan," katanya yakin sambil berdiri dan
meregangkan otot-otot bahu yang barusan dipijat Lauri.
"Jennifer membutuhkanmu, dan kau terlalu
menyayanginya sehingga takkan tega meninggalkannya.
Ngomong-ngomong, aku ingin bertemu dia. Dia tidur di
kamar kecil di atas?"

Dengan kesombongan khasnya Drake mengabaikan


argumen-argumen Lauri dan berjalan tenang keluar
dapur, meninggalkannya berdiri di tengah ruangan,
menahan kemarahan menggelegak.

Drake benar, tentu saja. Dia takkan mau meninggalkan


Jennifer. Dia baru saja memperoleh kepercayaan utuh
dan kasih sayang anak itu. Jika dia pergi, Jennifer
mungkin akan mengalami kekacauan psikologis yang
tidak bisa diperbaiki. Vital bagi perkembangan dan
pendidikan anak itu jika Lauri tinggal bersamanya dan
melanjutkan kegiatan mereka selama ini.

Tapi dia tidak bisa tinggal di sini dengan Drake! Dia bisa
tetap bersikap dingin terhadap laki-laki mana pun. Tapi
tinggal di bawah atap yang sama dengan Drake, yang

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


sanggup meluluhkannya dengan satu sentuhan, satu
tatapan, sama sekali tak mungkin. Kesombongan Drake
yang menjengkelkan akan terus-menerus membuatnya
dongkol. Siksaan macam apa yang akan dihadapinya jika
tetap tinggal di sini?

Tapi dia akan tetap di sini. Sejak awal dia sudah tahu itu,
begitu juga Drake. Satu-satunya harapannya adalah pria
itu akan segera bosan dengan kehidupan tenang di
Whispers dan buru-buru pulang ke New York. Sampai
saat itu tiba, sebisa mungkin dia akan menjauhi pria itu
Pasti Drake takkan lama di sini. Seminggu? Dua minggu?

Pelan-pelan dia menaiki tangga dan masuk ke kamar


Jennifer, di mana lampu redup memberikan penerangan
lembut. Drake duduk di tempat tidur, memeluk Jennifer
erat-erat. Dia mengayun-ayunnya, menepuk-nepuk
punggungnya. Lauri menjauh dan masuk ke kamar yang
sekarang akan ditempati Drake. Dia mulai
mengumpulkan beberapa benda untuk dibawa ke
bawah.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Apa yang kaulakukan?" Suara dalam itu
mengejutkannya. Dia berbalik dan melihat pria itu
bersandar di ambang pintu.

Lauri menghindari tatapan dan pertanyaannya ketika


bertanya, "Dia sudah tidur lagi?"

"Yeah," pria itu terkekeh. "Kurasa dia tidak betul-betul


bangun, tapi sekarang dia tahu aku di sini."

Lauri mengangguk dan berpaling untuk mengambil


pakaian-pakaian yang diletakkannya di tempat tidur.
"Apa yang kaulakukan?" ulang pria itu.

"Aku tidak mau merecokimu," jawab Lauri. "Kalau kau


bersedia menunggu sampai besok pagi untuk
membongkar tasmu, saat itu aku akan memindahkan
barang-barangku ke bawah. Aku sekarang cuma
mengangkut apa-apa yang kubutuhkan."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Tidak perlu. Biarkan semua tetap di tempatnya," kata
Drake tegas.

"Tapi sudah kubilang-"

"Aku akan tidur di ruangan bawah. Masa kau harus


pindah lagi."

"Tapi ini kan kamarmu, Drake. Aku akan merasa tidak


enak menempatinya, karena kamar yang satu lagi begitu
kecil."

"Aku akan menyesuaikan diri. Lagi pula," kata Drake,


berjalan memasuki kamar, "aku senang memikirkan kau
ada di kamarku. Di tempat tidurku." Suaranya berubah
jadi serak ketika dia makin dekat. Suaranya seolah
mengatakan dia juga akan tidur di tempat tidur itu.
Darah Lauri menggelegak bagai lava cair, dan kakinya
nyaris tak mampu menopang tubuhnya ketika pria itu
mengulurkan kedua tangannya dan memegang
kepalanya, menyusupkan jari-jari ke dalam rambut
Lauri.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Rambutmu sudah hampir kering," bisik Drake. "Aku
juga suka waktu rambutmu dalam keadaan basah." Dia
membelai pipinya dengan bibirnya. "Jangan kaukira
kemeja gombrong itu menyembunyikan bentuk
tubuhmu. Aku tahu persis bagaimana bentuk
payudaramu karena telah melihatnya hanya ditutupi
handuk basah yang tak seberapa lebar itu."

Kemudian bibirnya mengulum bibir Lauri, bagai pemain


musik menyelaraskan alat musiknya sebelum konser,
mempersiapkannya sebelum dinikmatinya secara total.
Ketika dia akhirnya melumatnya, bibir Lauri sudah siap,
dan menyambut ciuman yang menggetarkan jiwanya
itu.

Tangan Drake perlahan-lahan menyusuri punggung


Lauri sampai ke bawah. Berhenti sebentar untuk
memijat, tangannya menyelinap ke pinggul Lauri dan
menariknya ke dekatnya. Lauri merasakan gairah Drake
bangkit. Ia membalas dengan kerinduan alamiah yang
sama. ia menggesekkan tubuhnya dan mendengar pria
itu mendesah nikmat

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


ia melepaskan sikap hati-hatinya, dan membalas ciuman
Drake dengan gairah berkobar-kobar. Bibirnya seolah
tak pernah puas. Ketika pria itu mengangkat kepala
untuk membelai pipinya dengan tangannya yang
sebelah lagi, Lauri berjinjit dan, dengan ujung lidah,
menyapu bibir atas pria itu, persis di bawah kumisnya.

"Lauri," erangnya, sebelum mencium bibir Lauri


berulang-ulang bagai tak terpuaskan.

Tangan Drake kemudian mengelus-elus tengkuk Lauri


dengan jari-jari yang sensitif. Lalu jari-jari itu bergerak
turun sampai dia menemukan kancing pertama kemeja
Lauri. Dia membukanya dengan lihai dan mengusap
bagian atas payudaranya, yang makin menonjol karena
tertekan dadanya. Jari-jari pria itu bagai beludru hangat
terasa di kulit Lauri yang semulus satin. Sambil melumat
bibir Lauri, Drake membuka kancing kedua semudah
yang pertama.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri mendesahkan namanya waktu Drake
membenamkan wajah di dasar leher Lauri dan mulai
membelai payudaranya. Ia membelai dan
menggelitiknya, sampai payudaranya menggelenyar dan
menimbulkan kenikmatan yang menyebar ke tubuh
Lauri.

Drake mengelus lagi dan mengeluarkannya dari kemeja


Lauri. "Aku mengagumi bintik-bintik ini," bisiknya dan
menundukkan kepala. Ciumannya membuat kepala
Lauri serasa berputar, dan dia mencengkeram rambut
pria itu, menariknya makin dekat.

Kumisnya yang menggelitik dan bibirnya yang


mengulum membuat Lauri tak mampu berpikir, tak
sanggup melawan. Dia tak ingin keluar dan lautan
kenikmatan ini. Dia ingin tinggal di dalamnya sampai
mencapai puncak kenikmatan bercinta dengan Drake.

Seolah membaca pikirannya, pria itu menjauhkan


bibirnya dari payudaranya yang mendambakan
sentuhannya, tapi harus puas dengan belaian kumisnya
saja.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Lauri, biarkan aku merasakan manisnya tubuhmu," dia
memohon. "Sekarang. Kumohon. Aku membutuhkan
kelembutanmu. Aku menginginkanmu."

Kata-kata pria itu membuyarkan belitan sensualitas


yang dirajutnya di sekeliling Lauri dan menusuk otaknya
bagai sinar laser.

Membutuhkan. Menginginkan. Ya, Drake memang


menginginkannya. Reaksi fisiknya terhadap pelukan
mereka sangat nyata ketika dia memeluknya seerat ini.
Kalau begitu, mengapa Lauri ragu untuk menyerah
seutuhnya?

Pengakuan bahwa Drake tidak menginginkan


keterlibatan emosional tidak perlu diragukan lagi. Yang
diinginkan dan dibutuhkannya bukanlah Lauri Parrish
sebagai manusia, sebagai sosok berperasaan; Drake
menginginkan tubuhnya-dan hanya itu. Dia hanya
membutuhkan penyaluran hasratnya yang tidak bisa
dibendung. Jika Lauri menurutinya, kebutuhan Drake

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


akan terpenuhi. Tapi yang tersalurkan bukanlah pikiran-
atau perasaan-pria itu.

Drake Rivington tidak mencintainya. pria itu masih


mencintai istrinya. Ketika bicara tentang Susan,
perasaan kehilangannya begitu jelas sehingga membuat
orang yang menyaksikannya jadi trenyuh dan tidak enak
hati.

Meskipun sangat menginginkannya, Lauri tidak dapat


menerimanya. Tapi bagaimana dia dapat menolaknya
sekarang? Gairahnya sudah tidak dapat disembunyikan
lagi. Bisa dibilang Drake telah memeluknya dalam
keadaan telanjang dan pasrah. Jari-jari ahli pria itu
tengah membuka kancing-kancing kemejanya. Dia
takkan percaya jika di-beritahu bahwa Lauri mendadak
sadar dan merasa bersalah. Satu-satunya jalan adalah
berpura-pura marah. Itu akan dipercayanya.

Dan Lauri memang marah. Dia membenci dirinya sendiri


karena tidak bisa menerima pria itu ketika tubuhnya
mendambakannya. Tapi dia sudah pernah merasakan
pengalaman berbahaya itu. Paul memanfaatkannya

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


secara seksual sebagai obat bagi penderitaannya,
kemarahannya. Bagaimana dengan penderitaan dan
kemarahannya sendiri? Siapa yang akan meringankan
kesengsaraannya?

Dia tidak mau melakukan kesalahan yang sama. "Drake,


Drake," Lauri berkata dengan susah payah dan
mengerahkan tenaganya yang masih tersisa untuk
mendorong laki-laki itu. "Tidak."

Mata pria itu bercahaya karena gairah, dan dia butuh


waktu sesaat untuk menjernihkan pikiran dan
menyadari bahwa Lauri melarangnya mengakhiri
siksaan fisik ini.

"Ada apa?" tanyanya, masih terpana dengan penolakan


tak terduga wanita itu.

Lauri mengancingkan kemeja dengan gemetar ketika


menjauh dari pria itu dan memunggunginya. "Aku tidak
bisa-aku tidak mau tidur denganmu," katanya tak jelas.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Sedikit pun aku tidak percaya," kata Drake,
menyerbunya. Lauri menghindar dan mengangkat
kedua tangannya sehingga pria itu berhenti. "Jangan
sentuh aku lagi. Aku tidak main-main," katanya cepat-
cepat.

Mata Drake mengilat bagai es hijau. Dia mengerti


sekarang. "Dan aku juga tidak main-main," geramnya.
"Kita saling menginginkan."

"Aku tidak," bantah Lauri sengit.

"Tubuhmu bilang sebaliknya, Lauri," kata Drake dengan


ketenangan menakjubkan. "Aku bisa merasakan betapa
kau sangat menginginkan aku. Tanganku telah
membuatmu mendidih, dan mulutku bisa berbuat lebih
dari itu."

"Tidak-"

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Dan aku ingin berbuat lebih dari itu. Aku ingin
melakukan segala hal. Aku ingin-"

"Seks!" potong Lauri dengan teriakan yang


diharapkannya bisa mengalahkan nada sensual pria itu.
"Aku tidak suka kau mengira aku akan pasrah
menyerahkan diriku padamu padahal kau terang-
terangan menunjukkan cuma menginginkan seks dari
wanita." Dia menarik napas dalam-dalam beberapa kali.

"Sudah kubilang aku tidak menginginkan keterlibatan


emosional. Itu tidak berarti kalau aku memeluk wanita
cantik dan menggairahkan aku tidak ingin bercinta
dengannya."

"Cinta!" teriak Lauri. "Kau bilang kau mencintai istrimu-"

"Jangan bawa-bawa istriku," geram Drake. Reaksinya


begitu garang sehingga Lauri mundur selangkah.
Mestinya dia tidak menodai kenangannya tentang
istrinya dengan melibatkan wanita itu dalam
pembicaraan tidak senonoh ini. Pikiran tersebut

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


membuatnya marah, dan dia mengangkat dagu dengan
gaya menantang.

"Aku bukan salah satu penggemar sintingmu," kata Lauri


pedas. "Aku pegawaimu-dan kuharap kau
memperlakukan aku sebagai pegawaimu." Dia berharap
kata-katanya terdengar lebih meyakinkan daripada
perasaannya. Sekarang pun, ketika rambut pria itu
berantakan dan pakaiannya kusut karena gerakan
tangannya, dia ingin berlari mendatanginya dan
memohon agar dicium lagi. Pria itu tidak boleh
mengetahui pikirannya barusan, jadi ia berusaha tidak
memperlihatkan hal itu di wajahnya.

"Baik," kata Drake kaku. "Dokter Hambrick pun tidak


akan sampai memerkosa, dan Drake Rivington tidak
perlu berbuat begitu." Dia berbalik dan berjalan cepat
ke pintu. Sebelum melewati pintu, dia memandang
wanita itu lagi sambil tersenyum mencemooh. "Jangan
merasa menang dulu. Kau menginginkan aku, dan aku
pasti akan men-dapatkanmu. Ini cuma masalah waktu."
Dia pun menutup pintu kuat-kuat.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Bab Enam

Berani-beraninya dia bicara seperti itu padaku! pikir


Lauri berulang kali.

Dia mengira kemarahannya akibat kata-kata perpisahan


Drake itu akan berkurang setelah tidur semalaman,
namun ternyata ketika dia bangun, amarahnya malah
bertambah. Pria itu memanfaatkan kondisinya yang
rapuh dan tidak siap karena ke-pergiannya yang
mendadak. Dia memikat, amat sangat tampan, gagah,
dan terbiasa dengan para wanita yang bertekuk lutut di
hadapannya.

Yah, dia akan segera tahu bahwa Lauri Parrish kebal


terhadap pesonanya. Setelah neraka membeku barulah
Lauri mau tidur seranjang dengan Drake Sloan.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri memasang tampang muram ketika menuruni
tangga dan berjalan menuju dapur. Lirikan selintas ke
dalam kamar Jennifer membenarkan ramalannya bahwa
gadis kecil itu pasti sudah bangun dan bersama sang
ayah.

Dia mendorong pintu ruang bar yang memisahkan


dapur dari ruang makan dan berjalan dengan gaya acuh
tak acuh ke ruangan yang bermandikan cahaya matahari
tersebut. Pemandangan yang me nyambutnya begitu
tenang dan menyejukkan sehingga kemarahannya
langsung lenyap, dan ke-kesalannya pelan-pelan
mencair.

"Selamat pagi," sapa Drake sambil tangannya


memperagakan bahasa isyarat. "Jennifer sarapan sereal,
dan aku makan roti panggang dan kopi. Kau mau apa?"
Ya Tuhan, dia tampan sekali, pikir Lauri. Rambutnya
berkilau karena cahaya perak sinar matahari yang
menerobos jendela. Lengan kemeja sportnya digulung
sampai siku dan ujung kemejanya mencuat dari jins.
Ancaman yang dilihatnya di wajah pria itu ketika dia

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


meninggalkannya tadi malam telah digantikan senyum
cerah yang bahkan lebih memperdaya.

"Selamat pagi," balas Lauri, lalu membungkuk untuk


memeluk Jennifer yang asyik menyendokkan sereal ke
dalam mulut.

Anak itu menoleh pada Lauri dengan penuh semangat


dan berkata dalam bahasa isyarat, "Ada Daddy, Lauri."

"Aku tahu," jawab Lauri. "Apa kau merasa sedih?"

"Tidaaak," kata Jennifer. Dia senang mengucapkan kata


itu dan kata itu mudah diucapkan, jadi dia
memanjangkan pengucapannya.

"Apa kau marah?" tanya Lauri. Beberapa hari yang lalu


mereka belajar tentang emosi-emosi dasar, jadi Lauri
sekarang menguji muridnya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Jennifer mengikik dan berkata, "Tidaaak."

"Kalau begitu bagaimana perasaanmu karena ada


Daddy?"

Jennifer diam sebentar dan mengingat-ingat bahasa


isyarat yang benar. "Aku bahagia," katanya, dan tertawa
waktu Lauri bertepuk tangan. Lalu ia bertanya pada
gurunya, Apa kau bahagia ada Daddy?

Lauri cepat-cepat menegakkan tubuh, berharap Drake


tidak mengawasinya. Harapan tinggal harapan. Alis
tebal dan ekspresif pria itu terangkat.

"Bagaimana? Jawab pertanyaan Jennifer. Apa kau


bahagia aku ada di sini?"

Pria itu memojokkannya. Jennifer mendongak


memandangnya dengan penuh harap. Dengan segan-
segan Lauri mengisyaratkan dan berkata, "Ya. Aku

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


bahagia ada Drake." Jennifer puas dan kembali
memakan sereal.

"Mungkin kau perlu mengecek alat bantu dengarnya.


Aku tidak yakin sudah memasangnya dengan benar,"
kata Drake. Lauri menyibakkan rambut ikal Jennifer dan
mengecek penempatan dan tombol volume alat itu,
yang dimasukkan ke dalam telinga Jennifer. "Benar
kok," katanya.

"Bagus. Kau mau sarapan apa?" Drake bertanya sambil


mengoleskan mentega banyak-banyak di roti.

"Aku tidak biasa sarapan," ujar Lauri. "Kopi saja sudah


cukup."

Mata Drake menyusuri tubuhnya dengan pandangan


menilai yang membuat Lauri merah padam. "Kau begitu
langsing apa karena menahan nafsu makan?"

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Untuk menghindari tatapan Drake yang tajam, Lauri
pergi ke meja dapur menuang kopi dengan tangan
gemetar. Ketika melewati Drake, pria itu menepuk
bokongnya dan selama beberapa detik tangannya
menempel di situ. "Menahan nafsu bisa membuatmu
gelisah, marah-marah, dan cepat tua."

Lauri sudah siap membalas omongannya, tapi Betty


memilih saat itu untuk membuka pintu bela. kang dan
berjalan masuk dengan riang seperti biasanya. Rol-rol
rambut warna pink mencuat ke berbagai arah dari
kepalanya. Mantel quilt diikat sekadarnya di
pinggangnya yang gemuk. Sandal bulu menyebabkan
ukuran kakinya jadi besar sekali.

Dia langsung berhenti dan terpaku ketika melihat Drake


duduk di meja. Mata cokelat lebarnya me-lotot dan
mulutnya membuka dan menutup seperti ikan
tercampak ke darat. Kalau saja ekspresinya tidak selucu
itu, Lauri pasti kasihan pada temannya.

Dia menahan tawa waktu mengenalkan mereka.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Betty Groves, ini Drake Rivington. Drake, ini tetangga
yang kuceritakan padamu."

"Selamat pagi, Mrs. Groves," kata Drake, berdiri dan


mendekati Betty dengan tangan terulur. Betty
mengangkat tangan bagai robot dan Drake
menjabatnya. "Lauri memberitahuku betapa kau banyak
membantu dia dan Jennifer. Aku ingin mengucapkan
terima kasih karena kau telah menjaga gadis-gadisku
selama aku tidak ada."

Lauri tersentak mendengar kata-kata yang bersayap itu,


tapi sebelum dia sempat memprotes, Betty mengerang
keras, "Oh, Tuhanku! Penampilanku berantakan! Aku
mampir cuma untuk meminjam secangkir gula. Aku
tidak tahu kau ada di sini, Dokter Ham-Mr. Sloan-Mr.
Rivington. Kenapa tidak kauberitahu aku dia akan
datang, Lauri?" tanyanya ketus. "Aku ti-"

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Kau cantik kok, Betty. Boleh kupanggil kau Betty?"
Drake menyela Lauri sebelum dia bisa membela diri.
"Mana gula kita, Lauri?"

Kita? Gula kita? Drake berusaha sekuat tenaga


menimbulkan kesan mereka sepasang kekasih yang
sudah tinggal serumah. Lauri memandang tajam pria itu
dari atas bahu Betty, namun mata Drake cuma berkilat
geli dan sama sekali tidak tampak bersalah.

"Ada di sepen," jawabnya dingin, yang tidak disadari


Betty maupun Drake.

"Tolong ambilkan untuk Betty, ya, sementara aku


menuangkan secangkir kopi untuknya," Drake berkata
santai sambil membimbing Betty yang terpesona ke
meja. Dia tengah memainkan perannya sebagai selebriti
dan Lauri jijik melihatnya.

"Kau tampan seperti biasanya," kata Betty lirih ketika


duduk di meja setelah disilakan Drake. "Aku tidak ingin
merepotkan. Anak-anakku sudah menunggu-"

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Kumohon, demi aku, minum kopi dululah dengan
kami." Senyum memabukkan Drake pasti mampu
membuat malaikat rela menyerahkan sayapnya. "Tadi
malam Lauri bercerita kau punya dua anak."

Tadi malam! Lauri marah sekali. Sementara Betty asyik


berceloteh tentang topik favoritnya, Drake melirik Lauri
dan tersenyum jail. Dia tahu dia telah menimbulkan
kesan bahwa malam itu mereka tidur seranjang, bukan
di kamar yang terpisah. Hati Lauri panas sekali ketika dia
membanting pintu lemari setelah mengambilkan gula
untuk Betty.

Wanita itu akhirnya pulang, berjanji pada Drake bahwa


dia, Sam, dan Sally akan kembali nanti untuk belajar
bahasa isyarat. Sekali ini Lauri senang melihat
tetangganya pergi. Dia kesal sekali melihat Betty tergila-
gila pada Drake, dan omongan-omongan pria itu yang
mengesankan bahwa hubungan mereka memang
seperti yang diduga Betty.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Sementara kau dan Jennifer belajar pagi ini, aku akan
membongkar barang-barangku." Lauri melihat ada
mobil lain diparkir di jalan masuk di sebelah Mercedes.
Drake menjelaskan dia menyewanya dan akan
mengembalikannya ke Albuquerque kalau Lauri dan
Jennifer bisa meluangkan waktu untuk pergi
bersamanya dan mengantarkannya pulang.

Dia sedang menyuruh Jennifer melakukan sesuatu di


kelas ketika Drake muncul di ambang pintu. "Lauri,
lemari-lemari dinding di kamar itu hanya cocok untuk
pakaian liliput. Bisakah kau memberi tempat untukku di
salah satu lemari di kamarmu?"

Lauri memandangnya dengan curiga. "Ini tipu muslihat,


atau kau benar-benar perlu tempat?"

"Aku betul-betul perlu tempat," kata Drake sepolos


malaikat. Lalu dia tersenyum cerah yang membuat
lesung pipinya kelihatan. Dasar aktor. Dia bisa
menampilkan ekspresi atau emosi apapun dengan
cepat. Tapi meskipun sudah menahan diri, Lauri
membalas senyumnya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Salah satu lemari kosong, cuma berisi setumpuk kotak
di ujung. Biar kupindah, kalau itu maumu."

"Jangan sentuh kotak-kotak itu," bentak Drake.

Lauri telah bangkit dari kursi dan terkejut mendengar


nada kasar dan melihat wajah pria itu sudah tidak
berseri-seri lagi. Wajahnya sekarang keras dan dingin.
Ketika melihat Lauri tercengang, dia berkata pelan,
"Beberapa barang Susan disimpan di situ. Jangan diutak-
atik."

Tubuh Lauri langsung kaku. Selama beberapa detik yang


menyiksa, dunia serasa berhenti berputar, lalu bergerak
lagi-tapi tanpa semangat, lamban, dan dengan susah
payah.

"Tentu, Drake," dia tergagap. "Aku cuma-"

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Dia bicara dengan angin. Ketika dia mengangkat kepala,
ambang pintu telah kosong.

Lauri dan Jennifer biasa berada di kelas sepanjang pagi,


cuma istirahat sebentar supaya Jennifer bisa makan
camilan. Lauri memanfaatkan saat itu untuk
mengajarinya juga. Jennifer mempelajari nama dan rasa
berbagai makanan.

Selama seminggu mereka belajar tentang ceri. Dia


mempelajari bahasa isyaratnya, tulisannya, dan dalam
pelajaran bicara Lauri mengajarkan bunyinya. Dia diberi
jeli ceri, jus ceri, dan permen ceri. Dia belajar
mengasosiasikan rasa dan bau tertentu dengan
namanya. Ketika Lauri dan Jennifer keluar kelas tak lama
setelah pukul 12.00 hari itu, Drake sudah menyiap, kan
makan siang untuk mereka berupa roti isi dan sup. Di
antara alas piring dan serbet di meja tampak sebuah
boneka bulu kelinci berwarna pink.

Jennifer memekik dan berlari melintasi ruangan, sambil


memeluk boneka itu dengan gembira. "Kurasa kau
berhasil merebut hatinya," komentar Lauri.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Sudah kuduga dia akan menyukainya," Drake
tersenyum pada putrinya.

Lauri berlutut di samping Jennifer. "Siapa nama


kelincimu?"

Jennifer memandangnya dengan bingung. Dibelainya


telinga panjang boneka itu dan bergumam. Lauri
mengeja Bunny.

Jennifer mengangguk dan tertawa, mengisyaratkan


huruf-huruf itu dengan jari-jarinya yang pendek dan
menepuk kepala si kelinci.

"Kurasa dia sudah dinamai," kata Drake.

Dia tetap penuh kasih sayang dan lembut terhadap


Jennifer, tapi dingin pada Lauri. Dia muram dan tidak
banyak bicara selama makan.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Memangnya apa yang diharapkannya? Secara tidak
sengaja dia telah mengingatkan Drake pada Susan dan
memicu depresinya. Dia sering melihat Paul menutup,
diri dan merenung-renung selama berhari-hari bagai
Hamlet atau pahlawan tragis lain. Suasana hati Paul
yang jelek memaksanya memikirkan setiap patah kata,
menimbang semua yang diucapkan atau dilakukannya
karena takut menyinggung perasaannya yang sensitif.

Yah, dia tidak sudi mengalami situasi seperti itu lagi.


Diperhatikannya Jennifer dan diabaikannya Drake.
Ketika Betty dan anak-anaknya datang siang itu untuk
belajar bahasa isyarat, Drake ikut duduk di meja dapur
bersama mereka.

Dia tidak lagi cemberut seperti waktu menghidangkan


makan siang. Pria itu melucu dan bercanda; senyumnya
memikat; matanya berkilat-kilat jenaka. Bagaimana dia
bisa berubah begitu drastis hanya dalam beberapa jam?

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lalu Lauri ingat kepandaiannya; untuk itulah Drake
dibayar. Pria itu mampu berganti emosi secepat orang
berganti pakaian. Paul bisa tampak serius dan enerjik
ketika bertemu agen atau produser rekaman, kemudian
tenggelam dalam depresi yang amat dalam ketika
pulang.

Lauri tidak menyukai suasana hati Drake yang berubah-


ubah ini; dia jadi bertanya-tanya yang mana yang asli.
Sampai seberapa dia dapat mempercayai omongannya?
Perbuatannya? Ketika pria itu menciumnya, apakah dia
bersungguh-sungguh ataukah cuma memainkan adegan
percintaan? Dia telah melihat Drake mencium aktris itu
di studio, dan aktingnya sangat meyakinkan.

Lauri bertekad takkan membiarkan peristiwa itu terjadi


padanya lagi. Pelukan mereka tak berarti apa-apa bagi
pria itu, namun baginya sangat penting. Dan anggapan
pentingnya terhadap pelukan itu menakutkan.

Pikiran-pikiran ini berputar di benaknya sementara dia


mengajarkan bahasa isyarat. Dia tak sadar bahwa dia
lama memandangi Drake, dan pria itu mengetahui

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


perbuatannya. Ketika dia menyadarkan diri, mata pria
itu menatapnya. Lauri berusaha membuang muka, tapi
tertahan tatapan tajam Drake Mata cokelat mudanya
terfokus pada pria itu, dan selama sepersekian detik, dia
tahu Drake bisa membaca kerinduan di dalamnya.

Pria itu mengatakan dalam bahasa isyarat, Aku belum


melupakan bintik-bintik itu. Mata Drake turun tanpa
ragu ke payudaranya dan Lauri merasakan dorongan
konyol untuk menutupinya.

Dia merah padam dan buru-buru memandang Betty dan


anak-anak, berharap mereka tidak melihat atau
mengerti. Mereka sedang berdiskusi tentang rencana
mereka membeli sepatu baru.

Tanpa sadar kepala Lauri berpaling kembali pada Drake,


bibir pria itu membentuk senyum kurang ajar di bawah
kumisnya. Kau punya bintik-bintik lain yang perlu
kuketahui? isyaratnya.

Tidak! Lauri menjawab tegas dengan gelengan kepala.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Aku ingin memastikannya sendiri, pria itu
mengisyaratkan dengan kemampuan bahasa isyarat
yang mendadak terasa meresahkan. Drake sekarang
terlalu pandai menggunakan bentuk komunikasi ini. Tapi
sebetulnya dia tidak membutuhkan tangannya untuk
menyampaikan pikiran-pikirannya. Matanya sudah
mengatakan semuanya.

Kapan kau akan menghentikan ini? desak Lauri dengan


tangannya.

Kapan kauizinkan aku mencari tempat-tempat rahasia di


tubuhmu itu? Dan setelah kutemukan, maukah kau
mengizinkan aku menyentuhnya? Menciumnya?

Gelombang panas melanda Lauri bagai air bab


mendidih. Jantungnya berdentam-dentam di dada dan
menggetarkan kaus yang menutupinya. Drake melihat
semua itu dan menatap payudaranya yang naik-turun
dengan cepat seirama napasnya. Mata pria itu kembali

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


ke mata Lauri, dan alisnya mendesak minta jawaban
dengan melengkung tajam di atas mata.

Tidak! Lauri menggeleng, menjilat bibir dengan gugup.


Gerakan itu membangkitkan gairah Drake ketika dia
mengamati lidah wanita itu menghilang ke dalam
mulutnya. Ekspresi wajahnya memberi-tahu Lauri
bahwa dia ingin mengikutinya dengan lidahnya sendiri.

Kalau begitu berarti aku harus membayangkan tempat-


tempat tersembunyi itu, Drake mengisyaratkan, dan
mata zamrudnya melumpuhkan Lauri. Daya khayalku
hebat.

Lauri bersyukur ketika Jennifer mengalihkan


perhatiannya dengan menarik lengannya. "Auwy,
Auwy," katanya dan menunjuk sepatu tenisnya, yang
talinya telah terurai.

"Ya," kata Lauri sambil lalu dan berpaling.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Auwy," kata Jennifer lebih keras dan agak marah.

Lauri cuma memandang sepatu itu dan mengangguk,


tapi tidak berbuat apa-apa dan sibuk menumpuk buku-
buku pelajaran yang barusan mereka gunakan.

"Auwy"" Kali ini tarikan di lengan Lauri kuat sekali dan


suara Jennifer tinggi dan melengking.

"Dia ingin kau mengikatkan tali sepatunya," kata Drake


tidak sabar.

Lauri memandangnya dengan tenang, walaupun


sebetulnya tidak menyukai campur tangan pria itu
dalam persoalan yang menurutnya merupakan
tanggung jawabnya.

"Aku tahu apa yang diinginkannya, Drake. Aku mau dia


meminta aku mengikatkan tali sepatunya dalam kalimat
lengkap."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Apakah itu selalu perlu?" tanya pria itu. Nada tajam
suaranya mengindikasikan dia berpendapat sebaliknya.

"Kau menginginkan dia belajar bicara atau kau ingin dia


seumur hidup cuma bisa menunjuk-nunjuk dan
mendengus?" sembur Lauri. Kerut-kerut di sekeliling
mulut pria itu mengeras, tapi dia tidak mengatakan apa-
apa lagi.

Jennifer sudah nyaris menangis dan masih menarik-


narik lengan Lauri Sam. Sally, dan Betty cuma bisa
memandangi situasi menegangkan ini. Kali ini mereka
kehabisan kata-kata.

"Mari kita lanjutkan pelajaran," kata Lauri tenang dan


tenis mengabaikan Jennifer, cuma melirik sepatunya
dan mengangguk untuk membenarkan bahwa talinya
memang terurai.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Jennifer, marah bukan main, duduk di lantai menendang
kaki kursi Lauri, dan membenamkan kepala.

"Sam, ceritakan soal anak anjingmu pada kami dalam


bahasa isyarat," perintah Lauri "Apa warna nya?"

Sam memandang Jennifer dengan perasaan kasihan,


lalu melirik ragu ibunya. Betty mengangguk dan dia
terpatah patah menggunakan bahasa isyarat untuk
bercerita tentang anjingnya. Perhatiannya terpecah.
Sebetulnya perhatian semua orang juga terpecah ke
gadis kecil yang tersedu-sedu di lantai.

"Lauri, demi Tuhan-" Drake mulai bicara tepat ketika


Jennifer mendadak bangun dan berdiri di samping kursi
Lauri lagi.

Lauri, ikatkan tali sepatuku, anak itu mengisyaratkan.


Ketika Lauri tetap tidak bergerak, Jennifer menggosok
dadanya dengan gerakan memutar yang merupakan
bahasa isyarat yang berarti tolong Kemudian ia
mengulangi lagi.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri tersenyum, memangkunya, dan memeluknya erat-
erat. "Aku ingin mengikatkan tali sepatumu, Jennifer.
Tapi kau harus memintaku. Bagaimana aku tahu apa
yang kauinginkan kalau kau tidak memintaku?" Jennifer
memahami isyaratnya dan mengalungkan lengannya
yang gemuk di leher Lauri. Ketika menarik tubuhnya, dia
mengisyaratkan, Aku sayang padamu, Lauri, dan
mengucapkan nama gurunya.

Aku juga sayang padamu, Lauri mengisyaratkan dan


mencium puncak kepala Jennifer.

Betty dan anak-anaknya tampak sangat lega dan mulai


berbicara serentak. Drake tidak berkomentar, tapi Lauri
menatap matanya di atas kepala anaknya. Mata hijau
itu kelihatan menantang dan samar-samar iri. Tapi di
mata Lauri tampak jelas pesannya: Jangan pernah ikut
campur lagi.

Ketika keributan berikutnya terjadi beberapa hari


kemudian, efeknya lebih hebat dari yang pertama.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri menulis surat untuk orangtuanya setelah sarapan.
Dia ingin memasukkannya ke kotak surat sebelum
tukang pos datang. Setelah menjelaskan pada Jennifer
bahwa pelajaran pagi ini agak terlambat, dia
menyuruhnya bermain di kamarnya. Drake sedang asyik
sendiri di halaman belakang.

Lauri menyelesaikan suratnya, memasukkannya ke


kotak surat, dan naik ke lantai atas untuk menjemput
Jennifer yang, dia mendadak sadar, telah menghilang
secara misterius dan tidak biasanya tenang selama
setengah jam terakhir.

Jennifer tidak ada di kamarnya, dan Lauri tahu anak itu


juga tidak ada di bawah. Ketika masuk ke kamarnya
sendiri dia mendengar gumaman pelan dari kamar
mandi. Dan ketika melewati pintu, dia terkesiap melihat
pemandangan di hadapannya.

Jennifer telah membuka semua wadah makeup Lauri,


mengambil isinya, memakainya di wajahnya, lalu

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


membiarkan wadah-wadah itu tetap terbuka dan
berserakan di meja rias. Wajah malaikatnya tampak
seperti palet pelukis. Pemulas mata, pensil alis, dan
maskara berlepotan di matanya. Pipi dan pelipisnya
diwarnai pemulas pipi, lip gloss, dan foundation aneka
warna. Berbagai lotion, krim, dan bedak berceceran di
permukaan meja rias marmer.

Ketika melihat wajah Lauri di cermin, Jennifer tahu saat


bermainnya sudah selesai. Dia berusaha menutup
kembali botol krim malam yang diusap-kannya banyak-
banyak ke lututnya, tapi gagal. Dengan sia-sia dia
mengambil tisu dan mencoba membersihkan meja.
Ketika dia tidak berhasil, malah membuat semuanya
makin berantakan, bibir bawahnya mulai bergetar, dan
dia memandang gurunya dengan pasrah.

"Jennifer," kata Lauri galak, "kau nakal! Ini bukan


perbuatan yang baik, dan aku marah padamu!" Dia
mengisyaratkan kata-kata itu dengan tegas, untuk
memastikan gadis kecil itu betul-betul mengerti. "Kau
tahu kenapa aku marah padamu?" dia bertanya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Jennifer mengangguk dan mulai tersedu-sedu malu.

Lauri memaksanya memandangnya. "Aku akan


memukulmu supaya lain kali kau ingat untuk tidak
mengutak-atik barang orang lain. Kau suka kalau aku
mengobrak-abrik kamarmu? Kau suka kalau aku
merusak mainanmu?"

Jennifer menggeleng.

Lauri memangku anak itu tengkurap di pangkuannya,


lalu memukul bokongnya tiga kali. Jennifer menangis
keras sekali.

"Astaga, apa-apaan kau ini?" tanya Drake marah dari


ambang pintu.

Lauri mengangkat Jennifer dan berusaha memeluknya,


tapi anak itu lari dari pelukannya, pindah ke sang ayah
tersayang, yang melotot pada Lauri.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri berkata tenang, "Menurutku cukup jelas. Aku
memukul Jennifer karena dia nakal."

"Jangan pernah kau memukulnya lagi," perintahnya


ketus sambil terus menepuk-nepuk punggung si anak.
Jennifer terisak-isak di bahunya.

"Aku akan memukulnya lagi kalau dia bandel dan aku


akan berterima kasih kalau kau tidak ikut-ikutan dan
menolongnya ketika aku sedang menghukumnya."

"Dia tidak bisa memahami kenapa kau memukulnya."

"Tentu saja bisa!" protes Lauri, sekarang jadi marah.


"Kaupikir aku akan membiarkannya melakukan
perbuatan seperti ini tanpa dihukum? Batasannya apa?"

Drake mengangkat Jennifer dan membiarkannya berdiri,


lalu memandang Lauri sambil berkacak pinggang.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Manusia macam apa sih kau? Manusia sadis? Kau
senang memukuli anak-anak kecil yang cacat, ya?"

Seumur hidup Lauri tidak pernah semarah ini dan dia


merasa kemarahan mendidih di sekujur tubuhnya
meskipun wajahnya pucat pasi. "Dasar sok tahu,"
desisnya dari balik gigi yang dikertak-kan. "Berani-
beraninya kau menuduhku seperti itu." Dia maju
selangkah dengan tangan siap menampar. "Berani-
beraninya kau-"

Perhatiannya terpecah karena Jennifer, yang menarik-


narik kaki jinsnya. "Auwy," dia memohon. Lauri melirik
dan melihat Jennifer mengacungkan tabung lipstik yang
sudah dibersihkan dan ditutup kembali. Anak itu
mengisyaratkan Aku menyesal.

Lauri melupakan ayah Jennifer dan berjongkok untuk


memeluk gadis kecil itu. Diusapnya rambut ikal dari
wajah bersimbah air mata itu. "Aku juga menyesali
kejadian itu. Maukah kau membantuku membersihkan
semua ini?" dia bertanya, dan Jennifer mengangguk

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


penuh semangat dan mulai memungut tisu-tisu kotor
yang bertebaran di lantai.

Lauri berdiri berhadap-hadapan dengan Drake, siap


melanjutkan amukannya, tapi wajah pria itu sudah
berubah. Dia tidak menantangnya. Dia tidak marah. Dia
memandangi anaknya. Pelan-pelan ditatapnya Lauri.

Matanya mengatakan sesuatu yang tidak bisa


ditangkapnya. Dia melihat kilau pemahaman di dalam
mata hijau itu. Drake tahu maksudnya, dan kurang-lebih
mengerti tujuannya. Tapi dia tidak seratus persen
mengerti, dan mencari-cari elemen yang tidak dapat
dimengertinya itu di wajah dan mata Lauri.

Sedetik kemudian, pria itu tampak malu dengan


kelemahannya ini. Lauri melihat kabut menyelubungi
matanya sebelum pria itu cepat-cepat membuang
muka. "Aku pergi dulu," gumam Drake pelan sebelum
dia meninggalkan kamar.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Bab Tujuh

Selama beberapa hari berikutnya tidak ada kejadian luar


biasa. Lauri terus mengajari Jennifer di pagi hari
sementara Drake sengaja tidak mau mengganggu.

Lauri senang karena kerut-kerut kelelahan di sekitar


mata pria itu sedikit demi sedikit menghilang, dan pria
itu tampak lebih rileks daripada ketika datang. Drake
tidak lagi memakai mantel gaya Eropa dan kemeja
bermonogram. Pakaiannya sekarang jins belel yang
malah menampilkan keperkasaannya. Kemeja dan topi
koboi membuatnya tampak seperti penduduk asli
pegunungan.

Drake menggodanya dan melontarkan berbagai


sindiran, tapi tidak lagi melakukan pendekatan terang-
terangan. Lauri merasa lega. Tapi kadang-kadang ia

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


kesal pada kemampuan pria itu mengabaikannya saat ia
sedang memperhatikan pria tampan itu.

Suatu pagi menjelang siang Betty meminta izin untuk


membawa Jennifer dan kedua anaknya piknik. Lauri
senang dengan tawaran itu dan tahu Jennifer pasti suka
jalan-jalan. Tanpa ragu sedikit pun dia mempercayakan
pengawasan Jennifer pada Betty.

Berjalan-jalan di hutan bukanlah ide yang jelek, pikir


Lauri sambil mengunyah roti isi yang merupakan makan
siangnya. Udara musim gugur menyenangkan, dan
pohon-pohon aspen berwarna keemasan. Dia
memutuskan untuk menikmati hari ini.

Lauri lalu ke ruang cuci untuk untuk memberi-tahu


Drake bahwa dia akan pergi, tapi ia terperangah ketika
melihat apa yang tengah dilakukan pria itu.

"Sedang apa kau?" Lauri terkesiap.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Mendengar suaranya, Drake berpaling dan meringis.
"Hai, mana Jennifer?"

"Pergi piknik dengan Betty," jawab Lauri sekena-nya.


Lalu dia menegakkan tubuh dan bertanya lagi dengan
nada tajam. "Sedang apa kau?" Pria itu tengah
memegang salah satu bra tipisnya.

"Kelihatannya sedang apa?" Drake bertanya kasar,


menekankan tiap kata. "Aku sedang memilah-milah
cucian. Rumah ini demokratis. Aku tidak keberatan ikut
bekerja." Dia mengangkat tali bra itu dan mengamatinya
dengan alis berkerut.

"Tapi-letakkan-itu punyaku-" Dia begitu terpana melihat


Drake memegang pakaian dalamnya sehingga tidak
sanggup bicara.

"Yah, aku tahu ini bukan milik Jennifer," ejek Drake.


"Dan aku tahu pasti ini bukan punyaku." Dia membaca
label bra itu. "Dusty rose. Kenapa mereka tidak
menamainya 'pink' saja sih? Dan ini," dia meraih celana

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


dalam tipis dan mungil "'daffodil'. Kenapa bukan
'kuning' saja? Begitu kan lebih gampang diucapkan."

"Berhentilah memegang-megang pakaian dalamku,


seperti psikopat!" teriaknya. "Akan kucuci sendiri
pakaianku."

"Tenang, Lauri," kata Drake dengan ketenangan


menjengkelkan. "Aku tahu pakaian-pakaian dalam
seperti ini tidak boleh dicuci dengan mesin. Aku bahkan
tahu semua ini harus dicuci dengan air dingin dan
deterjen lembut. Kau lupa aku bintang opera sabun?
Tidak percuma aku bertahan di situ sampai tujuh
tahun!" Dia mengolok-oloknya, dan Lauri mengentakkan
kaki dengan kesal.

"Drake-" Lauri menggeram.

Pria itu melihat label bra lagi. "'Tiga puluh empat B'.
Tidak terlalu besar, bukan?" dia bertanya. Matanya
berhenti di payudara Lauri dan memandangnya dengan
kritis. Kalaupun pria itu betul-betul menyentuhnya,

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


efeknya tak mungkin lebih terasa dari ini. "Tapi, kalau
dipikir-pikir," dia melanjutkan dengan objektif, "kurasa
kau akan kelihatan lucu kalau punya payudara besar.
Bisa-bisa kau terjungkal karena keberatan."

Drake berbicara dengan suara tak peduli, tapi kilat di


matanya menunjukkan sebaliknya. "Coba kita lihat,"
katanya, dan melemparkan pakaian dalam tadi ke mesin
cuci.

Sebelum Lauri dapat menebak maksudnya, Drake sudah


mendekat sambil memejamkan mata. Dengan
berpatokan pada perasaan, tangannya secara akurat
menemukan payudara Lauri dan diam di situ. Telapak
tangan Drake perlahan-lahan membuat gerakan
berputar. Dia membelainya dengan lembut, menekan
jari-jarinya. Ketika merasakankan reaksi yang
diharapkannya akibat godaan ibu jarinya, dia membuka
sebelah mata dan menatap Lauri.

"Persis dugaanku," bisiknya. "Tiga puluh empat B yang


sempurna." Bibirnya melumat bibir Lauri. Bibir wanita
itu merekah dan siap menerimanya, membalas dengan

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


gairah yang sama. Tangan Drake meninggalkan
payudaranya, dan lengannya melingkari punggung Lauri
dan menariknya dalam pelukan erat.

Otot-otot paha pria itu menegang di balik denim jinsnya


dan menekan Lauri ketika dia melengkungkan tubuh ke
arahnya. Punggung Lauri ditelusuri tangan yang
bergerak ke sana kemari sebelum berhenti di lekuk
pinggulnya.

Tangan Lauri memeluk leher Drake dan menarik


kepalanya. Dia memalingkan wajah dengan gerakan
perlahan supaya setiap sudut wajahnya dibelai kumis
sehalus sutra itu. Kumis Drake mengelus dagu, bibir, dan
hidung Lauri. Begitu juga dengan tulang pipi dan
kelopak matanya.

Pria itu membiarkan Lauri sampai gairahnya tak


tertahankan lagi. Diciumnya mulut Lauri dan
dilumatnya, membuat Lauri tergelitik oleh sensasi yang
baru kali ini dirasakannya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Lauri, kau tidak bisa membayangkan betapa
tersiksanya perasaanku karena ini," dia menggeram
setelah menghentikan ciumannya dan menempelkan
bibir di telinga Lauri. Untuk memperjelas ucapan nya,
Drake memegang bokong Lauri dan menekan nya ke
tubuhnya.

Api gairah begitu cepat membakar sekujur tubuhnya


sampai Lauri jadi takut sendiri memikir kan bagaimana
reaksinya nanti. Drake, Lauri tahu, sudah tidak bisa
diajak bicara, tapi salah satu dan mereka harus tetap
waras. Jika ini diteruskan, kerinduannya pada pria itu
mungkin akan tersalurkan, tapi konsekuensinya terlalu
berat. Dia tak boleh membiarkannya terjadi.

"Drake," kata Lauri terpatah-patah, "kita tidak boleh


melakukannya."

Napas pria itu menderu ketika dia berkata parau di


telinganya, "Ya, boleh. Kalau kita tidak melakukannya,
aku bakal meledak."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Drake, tolonglah," kata Lauri putus asa, dan berusaha
mendorongnya. "Tidak, tidak," dia memohon. Dia masih
dalam bahaya, karena sewaktu-waktu bisa kembali ke
alam impian di mana nafsu membutakan semua pikiran
rasional.

Drake mengangkat kepala dan menatapnya tajam.


Tangan yang mencengkeram lengan atas Lauri bagai
gelang baja. "Kenapa? Sialan, kenapa?" Dia
mengguncangnya sedikit. "Kau senang melakukan ini
terhadapku, ya?" Ditempelkannya pangkal pahanya lagi.

Lauri menelan ludah dengan malu dan mengalihkan


pandangan dari tatapannya yang menusuk. Dia telah
merasakan bangkitnya gairah pria itu, dan hal itu
membuat gairahnya sendiri timbul kembali. Dia ingin
bilang, "Kalau kau mencintaiku, aku akan langsung
bercinta denganmu. Tapi aku tidak mau jadi bayang-
bayang istrimu. Aku tidak mau disakiti lagi oleh orang
yang membutuhkan aku cuma kalau dia sedang ingin."
Dia tak sanggup mengatakan semua itu. Bahkan
kalaupun sanggup, tak ada bedanya; keadaan mereka
akan tetap sama. Dia tetap mencintai Susan.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Drake, kau tahu tidak bijaksana jika kita bermain api
seperti ini. Kalau kita menjalin hubungan asmara, aku
harus meninggalkan Jennifer. Aku tinggal bersamamu,
tapi hanya dalam pengertian kita memiliki alamat yang
sama. Paul berusaha membujukku supaya tinggal
bersamanya sebelum kami menikah. Aku tidak bisa
melakukannya saat itu. Sekarang juga tidak.
Pandanganku kuno, aku tahu, tapi begitulah aku
dibesarkan."

"Yeah?" desis Drake. "Yah, ngomong-ngomong soal


besar, akhir-akhir ini hasratku juga sering membesar."

Lauri terkesiap mendengar omongan kasarnya.


"Menjijikkan," semburnya. "Lepaskan aku!"

Dengan kasar Drake mendorongnya sambil mundur


selangkah. Mereka sama-sama kaget ketika Lauri
terseret dan menubruk dada Drake. Lengan pria itu
memeluknya supaya dia tidak jatuh.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Apa-" tukas Lauri sementara Drake tertawa terbahak-
bahak.

"Aku tidak tahu siapa yang salah, tapi kelihatannya kita


telah menyatu."

"Apa?" tanya Lauri bingung.

"Gesper ikat pinggang kita saling mengait," Drake


menjelaskan.

Lauri memandang sekilas pinggangnya dan melihat pria


itu memang benar. Drake memakai jins dengan ikat
pinggang koboi dari kulit dengan gesper besar berhiasan
banyak. Lauri juga memakai jins, dan walaupun
gespernya tidak bergaya koboi seperti pria itu, entah
bagaimana gesper mereka saling mengait waktu mereka
berpelukan.

Lauri memandang pria itu dengan kalut. "Apa yang


harus kita lakukan?" tanyanya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Drake geli memikirkan situasi mereka. "Kita bisa
bersenang-senang." Dia diam waktu melihat mata Lauri
membelalak cemas. "Atau kita bisa berusaha
melepaskannya," dia menambahkan dengan tenang.
"Yang mana pun, aku tidak bisa melihat apa yang
kulakukan. Miringkan tubuhmu ke kiri sedikit supaya
aku bisa melihat."

Ketika payudaranya bersentuhan dengan dada pria itu,


serentak Lauri menyentakkan kepala ke atas untuk
melihat apakah pria itu menyadarinya, dan cengiran
senang dan konyol Drake menunjukkan dugaannya
benar. "Betul, kan, ini mengasyikkan?" godanya.

"Tolong cepatlah," Lauri mengingatkan. "Bagaimana


kalau rumah ini terbakar?"

"Kita akan memberi para petugas pemadam kebakaran


bahan omongan selama bertahun-tahun."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Drake-"

"Oke, oke, pencemas." Dia mengamati gesper-gesper


logam mereka. "Masukkan tanganmu ke dalam jinsku,"
katanya akhirnya.

Lauri mendongak dengan skeptis. "Oh, memang itu


maumu," katanya ketus.

Pria itu tidak bisa menahan cengiran lebarnya. "Aku


tidak main-main. Masukkan tanganmu ke balik
gesperku, dan begitu kukomando, dorong tanganmu."

Lauri menghela napas dan memandangnya dengan


sebal sambil menyusupkan tangannya dengan ragu-ragu
ke balik jins ketat pria itu. Ujung kemejanya tersibak di
bawah pinggang, dan tangannya menyentuh kulit
hangat yang tertutup bulu sehalus satin. Tanpa sadar
matanya beralih ke bagian leher kemeja Drake, tempat
bulu-bulu ikal berwarna gelap itu kering dan
menggumpal. Kekontrasan keduanya terasa

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


mengejutkan. Secara refleks jari-jarinya bergerak di
balik jins ketat untuk menyelidik lebih jauh.

Mata pria itu menggelap sesaat, dan otot di rahangnya


berdenyut, tapi dia cepat-cepat memandang gesper-
gesper yang saling mengait itu. "Sekarang aku
melakukan ini," katanya sambil menyusupkan tangan ke
balik pinggang celana Lauri. Lauri terkesiap dan
napasnya tersentak, hingga menimbulkan cekungan di
perut, membuat tangan pria itu lebih leluasa bergerak.

"Aku cuma melakukan apa yang harus dilakukan,"


katanya sok polos. Namun jari-jarinya bergerak-gerak di
kulit mulus perut Lauri, dan Lauri dapat merasakan
jantungnya berdentam-dentam.

"Miringkan kepalamu ke kiri lagi," kata pria itu di dekat


kepalanya. Napasnya meniup helai-helai rambut merah
di pelipis Lauri. Sebagai reaksi terhadap jari-jari yang
terus bergerak di balik jinsnya itu, payudaranya
menegang. Dia tak sanggup menatap mata Drake.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Oke... sekarang dorong gesperku," kata Drake. Lauri
melakukan perintahnya sementara jari-jari pria itu
melakukan hal yang sama di gespernya. Beberapa detik
kemudian terdengar suara logam bergesekan, dan
gesper-gesper itu pun terpisah.

Lauri buru-bum menarik tangannya. Tangan Drake jauh


lebih lambat meninggalkan kehangatan di dalam
jinsnya, tapi dia cepat-cepat menjauhi pria itu.

Ia bertanya kesal sambil berkacak pinggang, "Apanya


yang sulit? Kenapa kita tidak bisa mendorong gesper
masing-masing serentak berbarengan?"

Pria itu mengangkat bahu dengan tak acuh dan


bersandar di mesin cuci. "Kurasa memang bisa, tapi siku
kita akan menghalangi, dan aku mungkin tidak dapat
melihat apa yang kulakukan." Matanya mulai berbinar.
"Dan rasanya pasti tidak seasyik tadi"

"Kau-kau-" Lauri tergagap, mengentakkan kaki dan


menyingkirkan pria itu untuk mengambil pakaian dalam

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


berendanya. "Mulai sekarang biar kucuci sendiri
pakaianku!"

Ketika dia bergegas keluar dari ruang cuci, tawa Drake


mengikutinya.

"Aku saja," seru Lauri sambil melintasi ruang tamu


untuk membuka pintu depan setelah terdengar bunyi
bel. Dia meninggalkan Drake di dapur untuk mencuci
piring-piring bekas sarapan sementara dia dan Jennifer
masuk ke kelas untuk mulai belajar.

Tiga hari sudah berlalu sejak insiden di ruang cuci,


namun ingatan tentang kejadian itu selalu dengan cepat
membuat napas terengah-engah dan jantung berdebar-
debar. Lauri sengaja sedapat mungkin sengaja
menghindari Drake. Dia kesal sekali karena pria itu
menganggap kelakuannya ini sangat menggelikan.

Drake mengawasinya. Dia mengamati setiap gerakannya


dan memperhitungkan reaksinya terhadap situasi apa
pun. Sebagai balasan, Lauri sering marah-marah

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


padanya, tapi pria itu cuma nyengir santai, membuatnya
makin kesal.

Lauri membuka pintu depan dan menyapa pria besar


berjanggut yang berdiri di depan pintu. "John!
Masuklah."

"Terima kasih, Lauri. Semoga aku tidak mengganggu."

"Tidak. Jennifer dan aku baru akan memulai pelajaran,


tapi bisa menunggu. Dia pasti ingin bertemu kau. Kau
salah satu favoritnya, kau tahu." Lauri tersenyum pada
pria yang diam-diam dijulukinya "si raksasa berhati
lembut".

Suatu siang dia dan Jennifer berjalan-jalan di jalanan


berbukit Whispers dan tertarik pada sebuah toko
kerajinan kayu. Pemiliknya John Meadows. Dia pria-
bertubuh besar dengan bahu lebar dan dada bidang.
Rambut cokelat tuanya tergerai hampir sebahu dan
membaur dengan janggutnya yang lebat.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Mata cokelatnya sayu dan alisnya berantakan.

Sikapnya lembut dan baik hati, juga suaranya yang


halus, kontras dengan tubuhnya yang bisa menakutkan
orang itu. Pria itu segera menyukai wanita muda
berambut merah yang masuk ke tokonya sambil
menggandeng seorang anak secantik bidadari.

Tokonya kecil, penuh sesak, dan berbau kayu dan


pernis. Selain kerajinan tangan indah dari kayu, John
juga membuat perabotan. Tangannya yang besar dan
berbulu dengan luwes memegang alat-alat kecil itu.

Lauri senang ketika John berbicara dalam bahasa isyarat


pada Jennifer, dan mereka bertiga langsung akrab.
Beberapa hari seminggu, kalau Lauri ada keperluan di
kota, dia dan Jennifer mengunjungi John.

Jennifer keluar dengan gembira dari kelas setelah Lauri


memberitahunya tentang tamu mereka. Dia berlari

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


mendatangi John, yang membungkuk dan mengangkat
gadis kecil itu tinggi-tinggi dengan lengannya yang
tegap. Jennifer menjerit senang.

Tawa melengkingnya membuat Drake keluar dari dapur.


Dengan mata menyipit dia mengamati pria bercelana
terusan yang begitu akrab menggendong putrinya.

Aku membawa hadiah untukmu, Jennifer, John


mengisyaratkan setelah meletakkan anak itu di lantai
dan bertumpu di satu lutut di sampingnya. Dia merogoh
saku besar celana terusannya dan mengeluarkan sebuah
kotak terbungkus tisu.

Jennifer menerimanya dengan malu-malu dan


memandang Lauri untuk minta petunjuk dan izin.

"Kau harus bilang apa padanya, Jennifer?" tanya Lauri.

Terima kasih, Jennifer mengisyaratkan. John


membalasnya dengan Sama-sama. "Bukalah," perintah

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri ketika Jennifer cuma mempermainkan pita merah
yang diikatkan di sekeliling kotak itu. Jennifer mengikik
sementara para orang dewasa memperhatikan.
Dibukanya pita dan kertas dari kotak dan diangkatnya
tutupnya. Di dalam terdapat tiga patung mini anggota
keluarga beruang. Jennifer mendesah kagum waktu
dengan hati-hati mengeluarkan patung-patung ukiran
kayu itu dari kotak.

"Kupikir kau bisa memanfaatkan mereka dalam suatu


cerita. Ada ayah, ibu, dan bayi beruang," kata John halus
sambil tersenyum lembut. "Oh, John, bagus sekali," puji
Lauri, mem-bungkuk untuk mengamati patung-patung
tersebut. "Aku pasti bisa menggunakannya, dan ikut
berterima kasih bersama Jennifer. Dia akan
menyukainya, aku yakin."

"Kurasa kita belum berkenalan," potong Drake dengan


suara bernada tajam.

Dia mendekati John dan mengulurkan tangan. "Drake


Rivington, ayah Jennifer."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Apakah cuma khayalan Lauri, atau betulkah dia
menekankan hubungannya dengan putrinya?

"Maafkan aku, Drake. Aku tadi tidak melihatmu, kalau


tahu kau ada pasti aku sudah memperkenal-kanmu,"
kata Lauri. "Ini John Meadows, temanku dan Jennifer.
Dia perajin kayu dan memiliki toko bagus di Whispers.
Jennifer dan aku berkenalan dengannya pada minggu
pertama kami di sini, dan sejak itu sering
mengunjunginya."

"Halo, Mr. Rivington." Tangan John menggenggam dan


menenggelamkan tangan Drake. "Senang berkenalan
dengan Anda. Anak Anda cantik. Aku senang berteman
dengannya, juga dengan Lauri." Alis cokelatnya
terangkat ketika dia memandang Lauri dengan hangat.
Baik dia maupun Lauri tidak melihat denyutan di rahang
Drake dan kilat kemarahan yang bersinar di mata
hijaunya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Sudah berapa lama Anda tinggal di Whispers?" Drake
bertanya.

John mengalihkan perhatiannya ke Drake dan dengan


sopan memandangnya. "Sejak lulus kuliah. Sekitar
delapan tahun yang lalu."

"Anda kuliah berapa tahun? Anda pasti memperoleh


beberapa gelar, ya." Lauri kaget mendengar kekasaran
Drake. Pria itu sengaja menyerang John, dan dia tidak
bisa menebak alasannya. Dipandangnya Drake dengan
kesal, tapi pria itu menatap John dan mengabaikannya.

John kelihatannya tidak marah diperlakukan begitu


kasar dan menjawab ramah, "Aku cuma memiliki satu
gelar, di bidang filosofi."

"Hmm," kata Drake, sengaja tidak mengatakan maksud


sebenarnya. "Pantas."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri marah sekali padanya, tapi menahan diri ketika
bertanya pada John, "Kau mau duduk dulu dan minum
kopi?"

"Tidak, aku harus pulang dan membuka toko. Aku sudah


terlambat satu jam, tapi aku ingin mengantarkan ini
pada Jennifer." Dia memandang si anak, yang duduk di
lantai bersama keluarga beruangnya dan mengobrol
dengan mereka, tak terpengaruh dengan ketegangan di
antara ketiga orang dewasa itu. "Aku juga ingin
memberitahumu bahwa aku tidak bisa menepati janji
kencan kita Selasa malam ini. Aku harus pergi ke Santa
Fe dan mengambil beberapa barang. Mungkin aku akan
di sana selama beberapa hari."

Dari sudut matanya Lauri melihat Drake makin


menegakkan tubuh dan menyilangkan tangan di dada
dengan gaya kesal.

"Tidak apa-apa, John. Kami akan mengunjungimu


setelah kau kembali."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Bagus." Dia tersenyum lembut, lalu menoleh pada
Drake. "Senang bertemu Anda, Mr. Rivington. Silakan
kapan-kapan mampir ke tokoku."

"Saya ragu akan punya waktu untuk itu, tapi akan saya
ingat tawaran Anda." Dia memandang licik pada Lauri
sebelum menambahkan, "Karena saya sekarang tinggal
di sini, saya rasa Lauri dan Jennifer tidak bisa sering-
sering menemui Anda lagi. Saya merencanakan untuk
membuat mereka sibuk."

Lauri sesak napas menahan marah dan malu. Maksud


terselubung Drake begitu jelas, dan John pun
mengetahuinya. Pria itu memandang Lauri dengan
ekspresi bertanya. Kemudian alis beranta-kannya
kembali lurus di atas mata cokelatnya. Di mata itu hanya
ada pengertian, tanpa celaan sedikit pun. Ingin Lauri
memeluknya karena begitu baik dan toleran.

John berjongkok supaya sama tinggi dengan Jennifer


dan mereka mengisyaratkan beberapa kalimat. Lauri
berusaha menarik perhatian Drake, tapi pria itu sengaja

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


tidak mau memandangnya dengan mengamati kuku ibu
jarinya.

"Aku minta maaf telah membuat pelajaranmu tertunda,


Lauri," kata John sambil berdiri, menjulang di atasnya.
"Aku berharap kita bisa segera bertemu lagi."

"Terima kasih sekali lagi karena kau telah mampir dan


membawakan hadiah untuk Jennifer. Kembalilah kapan-
kapan," kata Lauri tulus.

John memandang Drake dengan hati-hati, tapi pria itu


cuma mengangguk dan berkata singkat, "Mr.
Meadows," dan tidak menegaskan undangan Lauri pada
John.

John membalas anggukan Drake, dan berkata, "Lauri,"


kemudian melangkah melewati pintu dan berjalan pelan
menuruni tangga teras.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri menutup pintu pelan-pelan, menahan keinginan
untuk membantingnya dengan kemarahan menggelegak
yang ingin ditumpahkannya pada Drake. Dia perlahan-
lahan berbalik untuk menghadapi pria itu. Drake
menunggunya sambil ber-kacak pinggang.

Lauri marah sekali, dan suaranya bergetar ketika dia


berkata, "Kau tadi amal sangat kasar pada pria baik dan
penuh pengertian itu, dan aku ingin tahu sebabnya."

"Dan aku ingin tahu kenapa kau membawa putriku ke


mana-mana dengan hippie tua itu."

"Hippie!" teriak Lauri marah. "Dari buku sejarah mana


kau mengetahuinya?"

"Demi Tuhan, sudah jelas dia lahir tahun enam puluhan.


Jorok, gondrong. Ajaib di lehernya tidak ada kalung
manik-manik. Dan namanya pasti John. Sang Kekasih,"
ejek Drake. "Tipe seperti dia takkan berhasil di dunia
nyata, jadi mereka menjadi mahasiswa abadi atau
menyepi di kota-kota pegunungan dan menyebut diri

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


mereka seniman. Dia tampak seperti yeti. Atau Grizzly
Adams." "Kau sendiri berkumis, Mr. Rivington," seru
Lauri. "Kumisku tidak berlepotan pasta gigi, tahu,"
Drake balas berteriak.

"Sama saja. Barusan kau juga bilang dia jorok! Mana


yang benar?"

Drake melotot marah dan mendatanginya dalam dua


langkah panjang. Dicengkeramnya lengan atas Lauri dan
ditariknya wanita itu ke arahnya. "Apa maksudnya
dengan janji kencan Selasa malam, hah? Kau membawa
Jennifer juga?"

Lauri membebaskan diri dari cengkeramannya dan


menjauh. "Ya. Tiap Selasa malam John menutup
tokonya satu jam lebih cepat. Kami menemuinya ketika
dia menutup toko dan pergi makan malam bersama."
"Aku yakin, karena baik dan penuh pengertian"

cemooh Drake, "dia pasti mengantarkanmu pulang


Berapa lama dia di sini? Apa dia terlambat satu jam

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


membuka toko kecilnya keesokan harinya?" Suaranya
semanis madu meskipun wajahnya kaku. Kecurigaannya
itu begitu konyol sehingga, kalau saja Lauri tidak
semarah ini, dia pasti menertawa-kannya.

"Itu bukan urusanmu," bentak Lauri.

"Enak saja. Ini rumahku!"

"Tidak semua orang dikuasai nafsu birahinya- seperti


kau, Mr. Rivington," Lauri menuduh sengit.

"Akan kutunjukkan nafsu birahiku padamu," geram


Drake. "Sudah lama aku ingin melakukannya." Dia
memeluknya lagi, dan kali ini tak ada jalan untuk
meloloskan diri. Lengan pria itu menjepit lengannya.
Usaha untuk melepaskan pelukannya akan sia-sia saja,
tapi Lauri tidak mau menciumnya. Dirapatkannya
bibirnya, dilawannya keinginannya untuk menyambut
ciuman pria itu.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Beberapa saat kemudian Drake mengangkat kepala.
Lauri sejak tadi memejamkan mata rapat-rapat, tapi
rasa ingin tahunya menang, dan dia membuka mata
sedikit. Wajah pria itu tak jauh dari wajahnya. "Kau
takut menciumku, kan? Kau tahu apa yang terjadi
padamu tiap kali kau menciumku, dan kau melawan
keinginanmu, kan?"

Lauri tercengang mendengar kesombongannya. "Tidak!"


serunya. Drake tersenyum malas dan melepaskan
pegangannya.

"Kalau begitu, buktikan," tantang Drake. "Cium dan


yakinkan aku bahwa sekujur tubuhmu tidak akan jadi
bergairah." Matanya menantang ketika menjelajahinya,
berhenti di tempat-tempat yang dia tahu akan bereaksi
terhadap ciumannya.

Jika dia mencoba memaksanya untuk menciumnya,


Lauri pasti sanggup melawan. Tapi tantangan
mencemooh itu justru berhasil memancingnya. Dia
tidak bisa mengelak dari tantangan itu. Kemarahannya
sudah mencapai titik didih. Jelas Lauri takkan menang

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


jika berkelahi secara fisik dengannya, tapi dia bisa
mengalahkannya dengan cara lain. Dia akan
menunjukkan pada pria itu bahwa dia tidak takluk pada
pesonanya seperti wanita-wanita lain yang ditemuinya.
Akan ditunjukkannya pada Drake bahwa dia kebal
terhadap keseksiannya.

Matanya menyipit dan tampak seperti bara ketika dia


mengangkat tangan dan memegang kepala pria itu. Dia
ragu-ragu sesaat, tapi ketika Drake mengangkat sebelah
alis dengan ekspresi bertanya, Lauri melanjutkan
dengan tekad makin bulat. Ini tetap merupakan
permainan bagi pria itu.

dengan lembut bibirnya menyentuh bibir Drake. Pria itu


tidak bereaksi, menyerahkan semua inisiatif padanya.
Dikulumnya sudut bibir Drake, persis di bawah kumis.
Dia merasa tubuh pria itu bergetar sedikit, yang
membuatnya tambah berani. Pria itu mulai
terpengaruh.

Dia menenangkan diri bahwa cuma reaksi refleks dan


bukan gelombang kejut gairah yang membuat

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


tangannya makin kuat mencengkeram kepala Drake dan
menariknya makin dekat. Itu hanya reaksi fisik, bukan
kebutuhan emosional, yang mendekatkan tubuhnya ke
tubuh pria itu sampai payudaranya menekan dadanya
yang bidang.

Dia menjelajahi mulut Drake, merasakan dan menikmati


pria itu. Drake masih belum memeluknya. Dia tidak
memprotes, tapi juga tidak berpartisipasi.

Perasaan Lauri kacau-balau. Dia tadi menerima


tantangan pria itu tapi sekarang berjuang supaya tidak
jadi korban ulahnya sendiri. Sejauh ini dia belum
berhasil menggoyahkan Drake. Darahnya yang
menggelora; dan bukan kepala pria itu yang berdentum-
dentum bagai drum. Perasaan meng-gelenyar di
tubuhnya merupakan bukti yang sangat jelas bahwa dia
wanita yang memberikan respons terhadap laki-laki.

Lauri tidak boleh membiarkan Drake tahu. Dia harus


membuat pria itu bereaksi dan menyembunyikan
reaksinya sendiri. Tujuannya takkan pernah tercapai
kalau dia tidak memenangkan pertempuran ini.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Bibirnya terus menggoda mulut laki-laki itu, sebelum
bergerak ke dagu dan lehernya. Dengan malu-malu
tangannya turun dan mengusap leher Drake. Penuh rasa
ingin tahu Lauri menyusuri bulu-bulu di dadanya.
Melupakan semua rasa sungkan dan menegaskan
bahwa tindakannya didorong oleh tekad untuk menang-
dan bukan keinginan kuat untuk menyentuhnya-dia
menyusupkan tangan ke balik kemeja pria itu dan
mengusapkan jari-jarinya di otot-otot di bawah
hamparan bulu berwarna gelap itu.

Napas Drake makin cepat, dan dia mendengar desis


pelan. Bagus! pikir Lauri. Tekniknya berhasil. Tidak
mempercayai keberaniannya, bibirnya bergerak ke
cekungan di leher Drake yang sudah sangat dikenal jari-
jarinya dan menciumnya dengan mesra. Tangannya
terus mengusap-usap dada pria itu.

Geraman pelan terdengar dari tenggorokan Drake


sedetik sebelum lengan pria itu membelit Lauri dan
memeluknya dengan kekuatan yang menakjubkan.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lengan Lauri memeluk lehernya sementara bibir mereka
saling melumat. Tubuh mereka menyatu.

Drake menciumnya dengan ganas, membuyarkan segala


protes. Hilang sudah keinginan untuk membuktikan
ketidakpeduliannya. Lauri tahu pertandingan telah
berakhir, dan dia bersedia mengaku kalah kalau Drake
mau terus menciumnya seperti ini. Dengan senang hati
dia akan bertekuk lutut akibat serangan penuh
kenikmatannya.

Jennifer-lah yang menyadarkan mereka kembali. Tadi


dia asyik dengan mainan baru dari John, lalu melihat
ayahnya dan Lauri berciuman. Dia berdiri dan menarik-
narik kaki celana Drake, ingin merebut perhatian dan
ikut dalam permainan baru yang mengasyikkan ini.

Drake menjauh dari Lauri dan lama menatapnya. Mata


pria itu diselubungi gairah, dan Lauri sadar bahwa tak
satu pun dari mereka yang menang. Drake sama kacau
dan terangsangnya dengan Lauri.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Jennifer tidak mau diabaikan dan memprotes lebih
keras karena tidak dipedulikan. Drake mengalihkan
pandangan dari Lauri dan membungkuk untuk
menggendong anaknya.

"Siapa ini? Siapa ini yang terus merecoki aku, hah?"


tanya Drake bercanda, dan menggelitik perut Jennifer,
Sebelah tangan anak itu meraih leher ayahnya dan yang
sebelah lagi meraih leher Lauri, lalu menyatukan ketiga
kepala mereka dan mencium kedua orang dewasa itu
kuat-kuat. Dia tertawa melengking, kemudian
menyatukan mereka lagi. Upacara cium-mencium ini
diulang beberapa kali sampai mereka semua tertawa.

"Kurasa lupakan saja sekolah untuk hari ini, ya?" tanya


Drake pada Lauri dari atas rambut ikal pirang Jennifer.
"Mobil sewaan itu terus menguras uangku, padahal
cuma kuparkir di luar. Bagaimana kalau kita pergi ke
Albuquerque dan mengembalikannya ke agen
penyewaan mobil? Setelah itu kita makan malam dan
pulang. Menurutmu Jennifer sanggup melakukan
perjalanan itu?"

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Tentu. Dia memang butuh jalan-jalan. Aku mesti pakai
apa?" Lauri bertanya karena tidak tahu apakah akan
memakai jins saja karena nanti cuma makan hamburger
atau berpakaian rapi karena akan makan di restoran
yang lebih mahal.

Mata Drake menyusuri tubuhnya dan naik kembali. "Aku


tak peduli," geramnya. Matanya mengatakan dia lebih
suka Lauri tidak memakai apa pun.

Meskipun baru beberapa saat yang lalu dia bersikap


penuh gairah, Lauri merah padam dan menarik Jennifer
ke dalam pelukannya. "kami akan siap setengah jam
lagi," katanya cepat-cepat, dan bergegas menaiki
tangga.

Bab Delapan

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Hari itu ternyata menyenangkan bagi mereka semua.
Jennifer bersama Drake menaiki mobil sewaan
sementara Lauri mengikuti mereka naik Mercedes.

Lauri mensyukuri kesempatan untuk sendirian. Dia jadi


punya waktu untuk menganalisis pikiran-pikirannya
yang kacau-balau. Berbahaya baginya dan Drake untuk
berciuman seperti tadi. Dia mem-beritahu pria itu
mereka tidak boleh bermain api, tapi ternyata mereka
tetap melakukannya.

Ribuan kali dia mengatakan pada dirinya sendiri bahwa


takkan ada akibat apa pun dari semua itu, cuma sekadar
ciuman. Tapi itu bukanlah sekadar ciuman, dan dia
mengetahuinya. Sejujurnya dia tidak tahu berapa lama
dapat menahan Drake atau apakah dia ingin berbuat
begitu. Jika mereka berpacaran, artinya dia tidak bisa
meneruskan mengajar Jennifer. Itu akan merupakan
situasi yang menyedihkan bagi mereka semua, terutama
bagi si anak. Jennifer akan jadi korban tak berdosa atas
kelakuan dua orang dewasa yang mestinya tahu mereka

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


tidak boleh mengacaukan masa depannya dengan cara
seperti ini.

Dalam ketenangan di dalam Mercedes yang meluncur di


jalan-jalan pegunungan menuju kota mudah baginya
untuk berjanji takkan mau jatuh ke dalam pelukan
Drake lagi. Kalau ia memang bertekad melawan bujukan
tangan dan bibir pria itu. ini hanya masalah disiplin, dan
Lauri Parrish selalu bangga pada dirinya karena memiliki
hal itu.

Takkan dibiarkannya Drake menyentuhnya lagi. Dia


sudah mengambil keputusan. Dan itu sama sekali tak
berarti apa-apa. Begitu mereka sampai di tujuan, pria
itu berjalan ke mobilnya dan membantunya turun.
Tangannya yang terulur disambut tanpa ragu, dan tubuh
Lauri menyentuh tubuhnya ketika mereka berjalan,
ingin sekali merasakan kekuatan mantap tubuh pria itu
di sampingnya.

Persoalan mobil selesai dengan cepat. Mereka belanja


di toko-toko paling eksklusif di Albuquerque. Drake
membelikan Jennifer jaket ski biru cerah, yang menurut

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri terlalu mahal. Pria itu tak menghiraukan protes
Lauri. Jennifer ingin memakainya dalam perjalanan
pulang, tapi meskipun udara di musim gugur itu dingin,
Lauri menjelaskan bahwa jaket baru itu terlalu tebal
untuk dipakai saaat itu. Anak itu baru mau membiarkan
jaketnya dimasukkan ke dalam kotaknya setelah Drake
membelikannya sweter cardigan dengan tudung berhias
bulu.

Seperti biasa, para gadis pramuniaga langsung sibuk dan


ramah berlebihan waktu melayani mereka Pembeli-
pembeli di toko berhenti belanja untuk memandangi
mereka dengan tatapan membuat Lauri merasa sangat
kikuk.

Beberapa wanita terang-terangan memelototinya


dengan iri. Ekspresi mereka penuh rasa permusuh an.
Drake tidak membantunya merasa lebih enak. Pria itu
terus-menerus minta pendapatnya dan mem
perlakukannya dengan cara yang bisa menimbulkan
dugaan macam-macam.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri merasa sangat senang karena satu hal: Drake
berbicara dalam bahasa isyarat pada Jennifer tanpa
perasaan malu atau tidak suka. Pria itu tampak sama
sekali tak peduli para penggemarnya melihatnya
bersama anaknya yang cacat.

Dalam penampilan kali ini Lauri mengambil jalan


tengah. Pakaiannya tidak terlalu santai ataupun terlalu
resmi. Dia mengenakan rok wol cokelat muda dan blus
sutra hijau giok. Ketika mereka keluar dari mobil untuk
masuk ke restoran, dia menganggap udara cukup dingin
sehingga ia memakai blazer wol putih.

Drake berjalan dengan memegangi blazernya,


sementara terus merangkul bahu Lauri ketika mereka
berjalan memasuki restoran. Lauri merasa mereka
seperti keluarga bahagia waktu kepala pelayan
mengantarkan mereka ke meja, lalu segera memarahi
dirinya sendiri karena mengkhayal ngawur begitu. Dia
tahu bagaimana perasaan Drake; pria itu sudah jelas-
jelas mengatakan tujuannya. Dia akan menikmati
hubungan fisik, tapi hatinya selalu milik Susan. Dalam
perjalanan pulang Jennifer mengantuk dan
membaringkan kepalanya di pangkuan Lauri. Bunny,

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


teman setianya, ikut dibawa, dan diselipkan di bawah
lengannya.

Drake mengulurkan tangan ke tombol radio dan


menemukan stasiun FM yang memutar musik tenang.
Tangannya lalu berhenti di rambut ikal lembut Jennifer,
dan ditepuk-tepuknya kepala anaknya beberapa menit
sampai dia tahu anak itu sudah pulas.

Lauri mengira pria itu akan kembali memegang kemudi,


dan jantungnya berdebar-debar waktu Drake
meletakkan tangannya di pahanya, di belakang kepala
Jennifer. Pria itu meremasnya lembut. Lauri. Lauri
menatap pemandangan remang-remang di luar,
dashboard mobil, anak yang tidur di pangkuannya-apa
saja selain pria di sebelahnya.

Tanpa bisa dikontrol matanya menyusuri interior mobil


dan memandang profil sempurna Drake. Pria itu
tampaknya bisa merasakan tatapannya dan menoleh
untuk menatap matanya. Dia melihat kehangatan yang
memancar dari mata cokelat muda Lauri dan tersenyum
lembut.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Tangannya bergerak ke atas paha wanita itu dan
menyentuhnya dengan keintiman yang menggoyahkan
tekad Lauri semula. Tangan itu tetap di tempatnya
sampai lampu-lampu kota Whispers kelihatan, dan ia
harus memegang kemudi dengan dua tangan supaya
bisa menyetir mobil dengan aman di jalan yang
berkelok-kelok dan naik-turun.

Tanpa kesulitan mereka mengangkat Jennifer ke tempat


tidur. Karena mengantuk, anak itu menurut saja ketika
Lauri membuka pakaiannya dan menye limutinya.
Setelah berdoa bersama dan menciumnya, Drake
mematikan lampu kamar.

"Kau mau duduk-duduk di depan perapian malam ini?"


tanya Drake ketika mereka berdiri di koridor.

"Kedengarannya asyik. Aku tidak keberatan bersantai


sebentar sebelum tidur. Hari ini melelahkan sekali."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Ada yang bisa kulakukan untuk membantumu lebih
nyaman?" tanya Drake sambil nyengir nakal.

"Dasar!" omel Lauri, tapi dia tersenyum. "Aku akan


mandi dulu, nanti aku bergabung denganmu di bawah."

"Waktu kau turun, apinya pasti sudah berkobar-kobar.


Aku dulu ikut Pramuka, kau tahu."

"Kau? Mustahil!" godanya tepat sebelum menutup


pintu kamar, membuat pria itu tak sempat membalas.

Setelah mandi Lauri memakai mantel flanel hangat dan


mengikatkan talinya di pinggang. Warna peach mantel
itu menonjolkan warna rambut dan kulit wajahnya, dan
kerah satinnya membuat kulit lehernya berkilau.

Perasaan sungkannya setelah dia tinggal bersama Drake


selama beberapa hari ini agak berkurang. Dia tidak lagi
terbirit-birit kalau pria itu memergokinya cuma
memakai mantel atau tanpa makeup. Semacam

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


keakraban telah tumbuh di antara mereka. Dengan
perasaan santai dia turun, sambil menyisir rambut
merahnya yang masih basah setelah mandi.

Dia melintasi ruang tamu dan menutup gorden. Saat


otomatis meraih sakelar lampu, dia terpaku ketika
mendengar suara Drake. "Bagaimana kalau lampunya
tidak usah dinyalakan? Cahaya api sudah cukup."

Pria itu datang dari dapur, membawa dua gelas anggur


dan sebotol anggur putih dalam wadah berisi es. Melodi
lembut balada yang dinyanyikan Johnny Mathis
berkumandang dari stereo system di lemari buku.
Sesuai janjinya, Drake sudah membuat api di perapian
berkobar-kobar.

"Begini memang rileks," kata Lauri gugup. Rileks dan


sensual, pikirnya waswas. Drake sudah mengganti
celana panjang kain dan jaket sportnya dengan jins lama
yang sudah pudar dan sweter putih berkerah tinggi.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri duduk melipat kaki di salah satu sudut sofa,
menghadap perapian. Drake meletakkan anggur dan
dua gelas yang dibawanya di meja kopi di depan Lauri.

"Kau mau minum satu gelas anggur denganku?" Drake


bertanya sambil duduk di sampingnya. "Aku-"

"Kumohon. Satu gelas? Efeknya bagus untukmu."

Karena dia toh sudah menuangkannya, Lauri ber-kata,


"Baiklah. Satu gelas." Jari-jari mereka bersentuhan
sesaat ketika Drake memberikan gelas anggur itu
padanya. Lauri menyesapnya dengan hati-hati. Pria itu
mengamatinya. Mengalihkan pandangan dari
tatapannya yang menghunjam, Lauri memandang api di
dalam perapian.

"Apinya bagus, Drake Terima kasih kau telah


menyalakannya."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Sama-sama. Tapi karena telah bersusah payah
menyalakannya, aku sekarang malah jadi kepanas-an.
kau keberatan?" Sebelum Lauri sempat menye-tujui
atau tidak, pria itu sudah membuka sweter putihnya
lewat kepala.

Lauri sering melihatnya bertelanjang dada dalam


beberapa hari ini, tapi setiap kali menatap dadanya yang
bidang dan berbulu, jantungnya selalu ber-debar lebih
cepat. Dada pria itu menyempit ke perut datar yang
kencang. Jinsnya dua inci di bawah pusar. Tenggorokan
Lauri serasa tercekik ketika dia melihat bentuk samar
kejantanan pria itu di balik celananya yang ketat. Cepat-
cepat dia meneguk anggurnya lagi.

"Kau harum," kata Drake, agak mencondongkan tubuh


ke arahnya. Dia tidak menyentuhnya, melainkan
mendekatkan wajah ke leher Lauri. "Wangi apa sih?"

"Aku-Mh-" Lauri tidak mampu berkata-kata. Dia


menelan ludah dan mencoba lagi. "Bukan parfum
istimewa atau mahal. Aku membelinya di toserba." "Tak
perlu panik. Baunya enak kok." Kata-kata pria itu-

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


ataukah kedekatan tubuhnya?-membuat seluruh tubuh
Lauri dialiri sensasi aneh. Dengan tangan gemetar dia
menyisir rambutnya untuk terakhir kali dan menaruh
sikatnya di meja kopi. Dia sudah dapat merasakan efek
anggur, walaupun baru minum setengah gelas. Dia
meneguk anggurnya lagi dan mengembalikan gelasnya
ke meja. Ketika dia bersandar kembali di sofa, Drake
sudah bergeser jauh lebih dekat dengannya.

Dia menoleh ke arah Drake dan melihat pria itu sedang


memandangi rambutnya. "Bagus sekali," bisiknya.
"Diterangi cahaya api, rambutmu tampak jualan indah."
Diletakkannya tangannya di puncak kepala Lauri dan
dielusnya rambut Lauri yang berkilauan sampai bahu.

Cahaya api menimbulkan bayang-bayang gelap di wajah


pria itu. Matanya nyaris tak kelihatan di bawah alisnya
yang tebal, tapi Lauri tahu matanya tengah mengamati
wajahnya. Dia seolah dapat merasakan sentuhannya
ketika mata Drake berhenti di mulutnya. Drake
mencelupkan telunjuk di gelas anggur dan
menempelkannya di bibir Lauri. Di-sapukannya cairan
keemasan itu, bergerak pelan di bibir atas, lalu bibir

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


bawah. Karena tekanan lembut jarinya, bibir Lauri
membuka.

Drake menunduk dan mencium bibirnya, menyesap


anggur yang menempel di situ, kemudian melumatnya
dalam ciuman menggetarkan yang menyebabkan Lauri
lemas dan terengah-engah.

"Kau lebih enak daripada anggur. Dan dua kali lebih


memabukkan," desah Drake ketika akhirnya
menjauhinya. Dia meletakkan gelasnya di samping gelas
Lauri di meja. Wanita itu mengira Drake akan kembali
padanya dan memeluknya.

Ternyata dia malah telentang di sofa, berbaring lurus,


dan meletakkan kepala di pangkuan Lauri. Diangkatnya
sebelah tangan wanita itu, diciumnya telapak tangannya
dengan mesra, dan ditekannya ke perutnya, ditutupinya
dengan tangannya sendiri. "Ini pasti surga," katanya,
mendongak memandang Lauri. "Pemandangan dari sini
tidak boleh dilewat-kan." Matanya berkilat ketika
menatap payudara Lauri yang menonjol dari balik
mantel. Dia tertawa waktu Lauri merah padam. Lalu dia

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


menarik napas dalam-dalam, puas. "Aku suka sekali
tempat ini. Kau juga, Lauri?" Lauri terkejut mendengar
suaranya mendadak serius.

"Whispers? Ya, memang indah. Tapi harus ku-akui,


kukira kau takkan bertahan selama ini di sini?"

"Kadang-kadang aku merindukan lampu-lampu dan


kamera-kamera. Aku bohong kalau bilang se baliknya.
Tapi aku betul-betul tidak senang kembali ke kehidupan
dan kisah-kisah cinta Dokter Glen Hambrick. Sebetulnya
sejak awal aku tidak pernah menginginkan peran itu."
"O, ya?"

Keheranannya pasti terdengar jelas karena pria itu


membuka mata, yang sejak tadi tertutup, dan
menjawab, "Ya."

"Kalau begitu kenapa-Kok bisa?" Lauri tergagap.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Susan membujukku supaya ikut audisi." Lauri langsung
bereaksi ketika Drake menyebut nama istrinya, tapi
tampaknya pria itu tidak sekalut dulu.

"Aku orang yang mereka cari," lanjut Drake "Kucium


aktris yang waktu itu jadi pemeran utamanya. Mereka
menganggap kami serasi. Aku langsung mendapat peran
itu."

"Apa yang sebenarnya ingin kaulakukan, Drake?"

"Aku bercita-cita terjun ke dunia teater. Tidak sekadar


berakting, aku ingin menyutradarai. Tapi, setelah
beberapa tahun tinggal d. New York, aku menyadari
bahwa orang harus membayar sewa apartemen, makan,
hal-hal seperti itulah," dia tertawa pahit. "Aku harus
bekerja selama masih bisa, bukan mengikuti kursus-
kursus yang kubutuhkan."

Tanpa sadar Lauri membelai rambut perak-cokelatnya.


Rasanya wajar sekali kepala Drake berbaring di
pangkuannya dan mereka menikmati suasana tenang

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


ini. "Dari mana asalmu, Drake? Kau punya keluarga?"
Aneh, Drake tidak pernah menyinggung-nyinggung
tentang masa lalunya.

"Aku besar di Illinois. Kau lihat, aku juga dari Midwest


seperti kau." Drake menggerakkan kepala untuk
mendongak memandang Lauri dan tekanan di paha
Lauri menimbulkan sensasi menyenangkan. "Ayahku
pegawai asuransi yang sukses, tapi kami tidak kaya.
Beliau meninggal waktu aku masih SMA. Ibu meninggal
dua tahun yang lalu. Aku punya saudara laki-laki yang
bekerja sebagai pengacara. Kurasa dengan caranya
sendiri dia juga aktor." Drake terkekeh. "Setelah kuliah
dua tahun di liberal arts college, aku pergi ke New York,
lulus dari American Academy of Dramatic Arts, aku
mulai mengikuti berbagai audisi, berharap mendapat
pekerjaan."

"Aku pernah menonton A Chorus Line. Kurasa aku


takkan sanggup menjalani semua itu dan tetap waras,"
komentar Lauri.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Drake tertawa. "Kurasa orang waras takkan mau
menjalani semua itu. Pengalaman yang sangat
melelahkan. Aku ingat waktu ikut audisi untuk peran
Danny dalam Grease. Aku yakin aku pas untuk peran itu.
Berminggu-minggu aku ke sana kemari memakai jaket
kulit hitam. Aku bicara dengan kata-kata kasar dan di
bibirku selalu tergantung sebatang rokok. Di audisi
waktu mereka memintaku bernyanyi dan menari, aku
mempermalukan diriku sendiri. Saat itulah aku tahu
komedi musikal bukan bidangku. Tapi mereka bahkan
tidak mengizinkan aku ikut audisi untuk peran salah satu
anak di adegan kerumunan anak muda. Kata mereka
ram-butku tampak keperakan di bawah cahaya lampu
dan mereka tidak butuh orang tua. Aku berjanji akan
mengecatnya jadi hitam kalau mereka mem
perbolehkan aku memainkan peran figuran apa pun.
Mereka sama sekali menolak."

Drake diam sejenak dan mengusap-usap punggung


tangan Lauri, yang masih menempel di perutnya yang
terbuka. "Di sanalah aku bertemu Susan-di audisi itu.
Dia mendatangiku sesudahnya dan mengatakan senang
aku tidak mendapat peran itu. Dia akan benci kalau aku
mengecat rambutku."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Perasaan sesak di dada Lauri makin terasa, Suara Drake
makin pelan. Susan masih memiliki hatinya, walaupun
telah tiga tahun meninggal. Lauri sudah tahu
jawabannya, tapi entah mengapa masih bertanya
perlahan, "Cantikkah dia?"

"Ya," jawab Drake tanpa ragu, dan memejamkan


kelopak mata seperti tirai yang menutupi mata
hijaunya. "Dia penari, siswa balet yang serius.

Audisi pertunjukan apa pun yang diikutinya, seperti tari


kelompok, tidak cocok dengan gayanya yang terlalu
klasik. Dia selalu kembali ke balet. Akhirnya dia terpilih
untuk bergabung dengan American Ballet Theatre."

Balerina! Itu lebih buruk daripada perkiraan Lauri.


Wanita itu pasti halus, feminin, anggun, dan, seperti
kata Drake tadi, cantik.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Dia harus mengubah topik pembicaraan. Tiba-tiba
terasa penting bahwa suasana beberapa waktu
sebelumnya harus dikembalikan secepatnya. "Siapa
karakter favoritmu, Drake? Peran apa yang paling ingin
kaumainkan?"

"Brick di Cat on a Hot Tin Roof, sudah pasti," kata Drake.


"Aku pernah memerankannya di kelas akting. Karakter
itu luar biasa. Semua hubungan dalam hidup Brick
dieksplorasi selama dua setengah jam itu. Hubungan
dengan istri, ayah, ibu, saudara laki-laki, temannya."
Suaranya makin bersemangat. "Tapi aku juga ingin
sekali menyutradarainya. Bisa kaubayangkan betapa
asyiknya mengeluarkan semua nuansa tokoh-tokoh
hebat itu? Ya Tuhan, tantangan yang luar biasa." Dia
diam sementara pandangannya menerawang, seakan
melihat para aktor siap menuruti arahannya. Lalu dia
melirik Lauri dan lama memandanginya.

Rambut Lauri membingkai wajahnya ketika dia menatap


pria itu. Cahaya api membuat rambutnya berkilauan.
Kulit lehernya di bagian mantelnya yang terbuka masih
lembap karena habis mandi, dan kini tampak lembut
dan mengundang.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Kau tidak kelihatan seperti guru," kata Drake lembut.

"Kau sangat kelihatan seperti aktor," bisik Lauri Drake


bangkit sedikit dan menopang tubuhnya dengan
meletakkan sebelah lengan di sisi lain pinggul Lauri.
"Bisa kau lebih spesifik?" tanyanya "Maksudku, Ernest
Borgnine seorang aktor, tapi Robert Redford juga
aktor."

Lauri tertawa. "Aku mengerti. Yah, sebentar," dia


memicingkan mata ketika mengamati wajah dan dada
pria itu. "Menurutku kau di antara mereka."

"Oh, yeah?" goda Drake. "Boleh saya beraudisi untuk


peran utama pria yang romantis, Ms. Producer? Saya
mohon? Saya pasti akan menikmati audisinya."

Sambil berbicara, dia menarik ikat pinggang mantel


Lauri, dan ikat pinggang itu pun terbuka. "Seperti Anda
bisa lihat saya sudah menjiwai peran saya." Tangannya

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


menyusup ke balik mantel Laun dan menggenggam
payudaranya. "Yang saya butuhkan sekarang cuma
pemeran pembantu," katanya, dan bibirnya mencium
bibir Lauri yang ternyata menyambutnya.

Ciumannya panas dan lama. Sementara tangan yang


satu membelai-belai payudara Lauri, tangan yang lain
mengelus rambut merah wanita itu. Lengan Lauri
memeluk bahu telanjang Drake dan mengusap otot-
ototnya yang keras. Tangannya yang sebelah lagi
menyusuri rusuknya sampai berhenti di lekuk pinggang
pria itu.

Drake akhirnya menghentikan ciumannya untuk


bergumam, "Kuharap di balik mantel ini cuma ada
tubuhmu" Dilepaskannya mantel itu dari bahu Lauri dan
diciuminya kulitnya yang harum. "Ketika kau bersikap
hangat, pasrah, dan tenang seperti ini, ada aura keibuan
pada dirimu yang kubutuhkan." Bibirnya menuruni dada
Lauri sampai ke bagian atas payudaranya, yang
diusapnya dengan kumisnya. Menyusupkan lengan ke
balik mantel, dia menariknya makin dekat. "Aku ingin
menjadi bayimu, Lauri," katanya parau.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Ketika mulut Drake mencium payudaranya, Lauri
mencengkeram kepala pria itu dan melengkungkan
rubuh ke arah pria itu. Lidah Drake beraksi dengan
panas. Lauri mengerang waktu pria itu menciumi bagian
bawah payudaranya sebelum kembali ke bagian yang
seakan tak pernah puas diciuminya itu.

Lauri menempelkan pipi di puncak kepala Drake dan


menyusuri dada dan perut pria itu dengan gerakan
lembut tapi penuh hasrat. Dengan takut-takut Lauri
meletakkan tangannya di pinggang jins pria itu. Drake
membenamkan kepala di antara payudara Lauri dan
menggerak-gerakkannya karena tersiksa sekaligus
merasa nikmat.

"Oh, ya," bisiknya serak dengan suara bergetar yang


makin tidak jelas karena tertutup payudara Lauri itu.
"Sentuhlah aku." Lauri membuka kancing jinsnya.
Denting bel pintu kedengaran seperti dentang lonceng
katedral di antara suara napas mereka yang terengah-
engah, suara biola dari stereo set, dan suara api yang
meretih di perapian.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Drake memaki-maki sambil berusaha duduk dan
menunduk kesal. "Siapa sih-"

"Mungkin mereka akan pergi kalau pintunya tidak


dibukakan," kata Lauri penuh harap.

Dering bel sekali lagi menunjukkan bahwa tamu mereka,


siapa pun orangnya, tidak mau menyerah Drake
memaki-maki lagi, tapi bersusah payah bangun dan
berjalan ke ruang depan, menyebabkan Lauri tidak bisa
melihat pintu. Dia akan mengingat, kan pria itu bahwa
dia tak berkemeja tapi tidak sempat karena sudah
mendengarnya membuka pintu.

"Oh! Kami tidak mengira akan melihatmu di sini. Ini


benar-benar kejutan."

Begitu mendengar suara familier itu Lauri melompat


dari sofa. Kakinya yang gemetar nyaris membuatnya tak
sanggup berdiri. Dengan jari-jari lemas, dia merapikan

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


mantel dan mengikat tali pinggang. "Oh, Tuhan,"
teriaknya dalam hati, dan nyaris menangis.

"Siapa-" Drake akan bertanya, tapi dipotong orang itu.

"Saya Pendeta Andrew Parrish, ayah Lauri. Dia ada?"

Bab Sembilan

"Uh, selamat malam," Lauri mendengar Drake bicara.


"Saya-"

"Kami tahu siapa kau, anak muda. Lauri sudah


menceritakan segalanya tentang kau pada kami. Istriku
sibuk ke sana kemari seperti kumbang, memberitahu

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


semua orang bahwa anaknya bekerja pada Drake
Sloan."

"Tak percaya rasanya aku bisa bicara dengan kau


langsung. Ibu-ibu di tempat kami pasti akan-"

"Sudahlah, pria ini tidak memakai kemeja dan kita


membuatnya kedinginan. Boleh kami masuk, Mr. SI-
maksudku, Mr. Rivington?"

Lauri terpana mendengarkan percakapan ini. Tubuhnya


terpaku di depan sofa. Reaksi pertamanya adalah ingin
lari ke atas dan bersembunyi, tapi tangganya kelihatan
dari pintu depan. Tak mungkin dia bisa mencapai tangga
tanpa terlihat orangtuanya.

Untuk apa mereka kemari? Mereka akan berpikir-


mereka akan tahu-Apa yang bisa dilakukannya?
Dirapikannya mantelnya sebisa-bisanya dan diusapnya
rambutnya yang berantakan. Tidak ada waktu lagi.
Drake sedang membawa orangtuanya ke ruangan ini.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Ibu! Daddy!" Lauri berseru dengan kegembiraan palsu
dan bergegas melintasi ruangan untuk menyambut
mereka. Dia harus bertebal muka. Jangan kelihatan
bersalah, dia memperingatkan dirinya.

"Lauri, anakku sayang. Apa kabar?" Alice Parrish


memeluk putrinya erat-erat, dan Lauri tahu ibunya
dapat merasakan bahwa dia tidak memakai apa-apa di
balik mantel. Diliriknya Drake dari atas bahu ibunya. Pria
itu mengangkat bahu dengan tak berdaya dan tampak
agak pucat juga. Rambutnya, Lauri melihat dengan
gugup, sama berantakan-nya dengan rambutnya sendiri.
Lebih dari itu, karena Drake cuma memakai jins yang
kancingnya terbuka, hasratnya yang tadi bangkit
kelihatan jelas. Oh, Tuhan!

Ibunya mencium bibirnya yang melembut akibat


ciuman-ciuman Drake barusan. Bisakah ibunya
merasakan Drake di bibirnya? Lauri bertanya-tanya
dalam hati. Lalu ayahnya memeluknya, dan Lauri
dengan pasrah menerima pelukan sepenuh hati
ayahnya itu. Keheningan tidak enak menyelimuti

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


mereka setelah berpelukan, sementara orangtua Lauri
mengamati ruangan. Suasana sensual terasa jelas,
seakan kata itu tertulis di dinding. Musik lembut masih
mengalun dari sound system, menimbulkan suasana
intim. Nyala api, memandikan ruangan dengan cahaya
lembut dan menciptakan bayang-bayang, bagai
merahasiakan sesuatu. Wadah berisi es untuk anggur
dan gelas-gelas setengah kosong menuding mereka
seperti jari-jari yang menuduh. Yang paling
mencurigakan adalah sofa yang berantakan. Satu alas
duduknya tertendang ke lantai waktu Drake
menjulurkan kakinya yang panjang.

Kalau saja tidak galau karena situasi ini, Lauri pasti


senang bertemu orangtuanya. Dia selalu akrab dengan
mereka dan tahu dia beruntung punya orangtua yang
selalu menyayanginya.

Dipandangnya ibunya, yang bertubuh mungil, tidak


sampai sebahu ayahnya. Rambut Alice Parrish cokelat
kemarahan seperti Lauri, tapi telah memudar karena
usia sehingga warnanya tidak terlalu cerah lagi.
Wajahnya bisa dibilang tanpa keriput, kalaupun ada

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


hanyalah keriput karena sering tertawa, menunjukkan
sifatnya yang periang.

Andrew Parrish selalu berdiri tegap dan menjaga sikap.


Rambutnya yang berwarna gelap dan mulai beruban
disisir rapi ke belakang dari keningnya yang tinggi. Dia
memiliki mata kelabu tajam yang tenang dan ramah,
dan berbicara dengan suara dalam dan menenangkan.
Dia mampu menenteramkan jemaatnya, tapi
pendapatnya tentang moralitas tak tergoyahkan, tak
peduli zaman sudah berubah.

Kegembiraan awal mereka karena bertemu si putri


bungsu berkurang karena pemandangan yang tampak di
hadapan mereka. Lauri bisa melihat kekecewaan
membayangi wajah orang-orang yang disayanginya itu.
Hatinya jadi sedih dan dia tahu apa yang ada di dalam
pikiran mereka. "Kalian sudah berkenalan dengan
Drake, kurasa," kata Lauri karena tidak tahu mesti
mengatakan apa lagi dan untuk memecahkan
keheningan yang mencekam. "Kenapa kalian kemari?
Bukannya aku tidak senang bertemu kalian," dia buru-
buru menambahkan. "Hanya saja aku-"

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Kami ingin memberimu kejutan. Sayang. Ibu dan aku
akan menghadiri konferensi pendeta yang dimulai besok
malam di Santa Fe. Kami memutuskan datang sehari
lebih cepat supaya bisa bersamamu." "Aku senang
kalian melakukannya," kata Lauri. "Kami tidak mengira
akan melihat Mr. Rivington di sini," kata Andrew,
memandang Drake. Pria itu telah mengambil sweternya
dari ujung sofa tempatnya tadi dicampakkan dan
memakainya lewat kepala.

Memang sudah sifat ayahnya untuk langsung ke pokok


permasalahan, meskipun Lauri berharap dia punya
waktu lebih banyak agar dapat memberikan penjelasan
yang masuk akal. Tapi bisakah dia melakukannya?
Rasanya tidak. Apakah cuma khayalannya, atau bibir
bawah ibunya memang mulai bergetar? Kenapa mereka
datang malam ini? Bagaimana kalau mereka tiba lima
belas menit lebih lambat? Lauri bergidik dan memeluk
tubuhnya sendiri. Kemungkinan itu terlalu mengerikan
untuk dipikirkan.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Dia menjilat bibir dan berkata setenang mungkin,
"Drake... dia datang beberapa hari yang lalu untuk
menjenguk Jennifer. Ibu harus melihat anak itu," kata
Lauri dengan suara gemetar. "Ibu pasti akan
menyukainya." Ketika tidak ada yang berkomentar, dia
melanjutkan, "Kalian tahu, Drake sangat
merindukannya... Dia beristirahat main sinetron...
Jennifer senang sekali bertemu dengannya..." Suara
Lauri menghilang. Omongannya ngawur dan mengelak
dari masalah yang dia tahu ada dalam pikiran setiap
orang.

Andrew menatap kedua gelas anggur di meja kopi. "Dia


tinggal di sini bersamamu." Lauri melihat ekspresi
terluka di mata ayahnya ketika pria itu bicara. Ingin
sekali dia menghilangkan perasaan terluka itu. Mereka
takkan pernah dapat memahami perbuatannya. Lauri
memejamkan mata supaya tidak melihat ekspresi
menuduh di wajah orang-tuanya.

"Lauri, Sayang, kita beritahu saja mereka," kata Drake


santai, lalu mendekatinya, memeluk mesra bahunya,
dan menariknya ke dekatnya. Lauri memandangnya,
ngeri membayangkan apa yang akan dikatakannya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Drake tersenyum lembut ketika menatapnya. "Aku tahu
kita telah sepakat untuk merahasiakannya dulu, tapi
waktu kita mengambil keputusan itu, kita kan tidak tahu
orangtuamu akan memberi kita kejutan seperti ini.
Kurasa mereka pasti sudah mengira yang tidak-tidak."
Dan mereka benar, Lauri ingin bilang begitu, tapi
terdiam karena kata-kata dan sikap sopan Drake. "Sir,"
kata Drake formal ketika berpaling pada Mr. Parrish.
"Lauri dan saya menikah hari ini di Albuquerque. Anda
memergoki kami sedang berbulan madu."

Lauri pasti sudah terduduk di lantai kalau saja lengan


Drake tidak menahannya. Semua darah di tubuhnya
mengalir deras ke kepala, dan dia dapat merasakan
setiap denyut nadi yang berdentam-dentam di
pembuluh darahnya. Telinganya menggemuruh dengan
bunyi hiruk-pikuk yang menenggelamkan seruan
orangtuanya, walaupun dia bisa melihat mereka
gembira dan lega mendengar berita itu.

Mereka tertawa dan ribut mengucapkan selamat.


Ibunya mendekati Drake dan tanpa malu-malu
memeluknya, mencium pipinya, dan berkata, "Selamat
datang di keluarga kami, Drake." Andrew menepuk-

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


nepuk punggungnya dan berkata, "Kau sempat
membuatku gundah. Aku bahkan tidak mau
memberitahumu apa yang ada dalam pikiranku tadi."

Lalu mereka memeluk Lauri. Rasa percaya mereka pada


putri mereka timbul kembali. Lauri pun hanyut dalam
gelombang kasih sayang orangtuanya. Ia masih terlalu
kaget untuk bicara atau bereaksi.

"Andrew, kau sadar bahwa sekarang kita punya satu


cucu lagi?" Alice bertepuk tangan ketika memikirkan
fakta menggembirakan itu. "Boleh kami melihatnya,
Lauri? Aku berjanji takkan membangunkannya, tapi kau
sudah bercerita padaku betapa manisnya dia. Aku
memang sangat ingin menemuinya, dan sekarang dia
jadi keluarga kita." Mata cokelat Alice berbinar-binar,
dan Lauri tidak tega untuk mengecewakannya lagi.

"Dia di atas, Ibu. Di kamar yang lebih kecil. Bagaimana


kalau Ibu dan Daddy naik dan melihatnya? Aku akan
membuat kopi. Kurasa kedatangan kalian begitu
mengejutkan sampai aku jadi lupa sopan santun," Lauri

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


berkata lemah. Otaknya nyaris tidak sanggup berpikir
jernih, apalagi mengutarakannya.

"Ayo, Andrew." Alice menarik tangan suaminya, dan


pria itu membelalak, pura-pura kesal. "Wanita ini
tergila-gila pada anak-anak, Drake. Kau harus
membiasakan diri dengan sikapnya yang terlalu
memanjakan anak-anak."

"Aku tidak keberatan, dan aku tahu Jennifer pun


begitu." Dia berbicara dengan tenang. Mengapa dia
tidak kelihatan kalut? Apa dia tidak sadar bahwa
kepura-puraan ini takkan bisa bertahan? Apa
motivasinya mengucapkan kebohongan tadi?

Ketika orangtuanya menaiki tangga dan menghilang di


koridor atas, Lauri menatap curiga pada Drake, yang
memandangnya tanpa perasaan bersalah. Tangan Lauri
mengepal. Gaya pria itu memiringkan kepala
membangkitkan kemarahannya. Drake menikmati
penderitaannya!

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Kenapa, Drake?" desak Lauri dengan bisikan tertahan,
tidak ingin orangtuanya mendengar pembicaraan ini.
"Kenapa kau memberitahukan kebohongan sekonyol itu
pada mereka?"

"Aktingku kelas Oscar, kan? Kukira kau bakal berterima


kasih karena aku telah menyelamatkan lehermu, Lauri.
Semua bukti memberatkanmu. Mereka menarik
kesimpulan yang benar, dan kurasa kau tidak
menginginkan hal itu, kan? Dan sekarang sudah
terlambat untuk membahasnya," balas Drake ketika
Lauri menyalakan lampu. "Sebaiknya kau terima saja.
Kelihatan sekali bahwa kau baru dicium habis-habisan
dan -"

"Bisa berhenti, tidak?" desis Lauri sambil mengentakkan


kaki. "Drake, aku mesti bagaimana? Orangtuaku
mengira aku sudah menikah denganmu! Apa yang akan
kita katakan kalau mereka mengetahui yang
sebenarnya?"

"Katakan kita ternyata tidak cocok dan terpaksa


berpisah," kata Drake datar.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri mengempaskan diri ke sofa dan menutupi
wajahnya dengan tangan. "Mereka kecewa sekali waktu
Paul dan aku berpisah. Aku tidak mau membuat mereka
susah lagi."

Drake terdiam beberapa lama, lalu berkata pelan,


"Kalau begitu akan kuberitahu mereka bahwa aku cuma
menggodamu. Kau bisa menjelaskan sebab-sebab aku
tinggal di sini bersamamu. Mereka pasti akan mengerti.
Bukankah ayahmu memang bertugas memaafkan
orang?" Nada bercanda dalam suara Drake lebih
membuat Lauri marah daripada kebohongannya.

"Tidak, Drake." Matanya menyorot marah, dan bukan


pantulan api di perapian yang menyebabkannya
berkilauan. "Jangan pernah kau mengolok-olok aku atau
mereka," Lauri memperingatkan dengan suara dalam
dan tegas.

Ketika melihat ekspresi dingin dan menakutkan wanita


itu, Drake langsung serius. "Maafkan aku. Aku tidak

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


bermaksud menganggap enteng kesulitan-mu atau
pekerjaan ayahmu."

Lauri melihat ketulusan di wajahnya, tapi dia mendesah


dan berkata pasrah, "Sudahlah. Aku yakin ini tampak
seperti adegan film romantis bagimu, tapi ini nyata
bagiku. Aku tidak sanggup melihat mereka kecewa."

"Lauri, kau kan sudah hampir tiga puluh tahun," Drake


membujuk. "Kau berhak mengatur hidupmu sendiri.
Mereka mungkin tidak menyukai semua yang
kaulakukan. Tidak ada orangtua yang suka. Tapi mereka
hidup sesuai standar mereka dan kau sesuai
standarmu."

"Kau tidak mengerti." Lauri mengerang. "Aku tidak


pernah mengkhianati kepercayaan mereka. Jika aku
memutuskan untuk melakukan sesuatu yang kutahu
takkan mereka setujui, aku akan merahasiakannya
untuk melindungi perasaan mereka, bukan perasaanku.
Aku takkan pernah membeberkan kecerobohanku di
depan batang hidung mereka."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Tapi kau kan tidak berbuat apa-apa!" kata Drake
marah, lalu memelankan suara. "Percayalah, aku tahu
betapa kau sangat menjaga dirimu. Aku sampai
menderita karenanya."

Meskipun sedang menghadapi konflik, kata-kata pria itu


membuat jantung Lauri bagai berhenti berdetak. Dia
membuang muka. "Aku memang tidak bersalah, dan
kalau kuceritakan fakta-fakta masalah ini pada mereka,
mereka akan mempercayaiku. hanya saja-" dia
melambaikan tangan seolah mencari kata-kata yang
tepat "-akan lain rasanya, itu saja. Mereka berasal dari
generasi yang berbeda.

Dalam keadaan bagaimanapun, mereka takkan pernah


setuju aku hidup bersama laki-laki di luar pernikahan.
Kau belum pernah begitu menyayangi orang sehingga
peduli pada pendapat mereka tentang dirimu."

Lauri mestinya tidak bicara begitu, dan dia


menyadarinya begitu kata-kata itu meluncur dari

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


mulutnya. Wajah Drake langsung kaku, dan mulutnya
mencibir di bawah kumisnya. Pria itu menjejalkan
tangannya ke dalam saku jins dan mendadak berbalik
untuk menatap api yang mulai padam.

Mereka mendengar suami-istri Parrish keluar dari kamar


Jennifer, dan Drake berkata tenang tanpa
memandangnya, "Kuserahkan segalanya padamu. Akan
kudukung semua omonganmu."

Alice sudah bicara sebelum sampai di anak tangga


paling bawah. "Drake, dia betul-betul malaikat. Aku
langsung sangat menyayanginya dan tidak sabar
menunggunya bangun besok pagi untuk bermain
dengannya." Wajah Alice berseri-seri, dan hati Lauri
bagai diremas ketika dia memikirkan harus melanjutkan
kebohongannya.

"Maafkan aku," kata Lauri cepat-cepat. "Aku belum


membuat kopinya." Dia akan berjalan ke dapur, tapi
ayahnya menghentikannya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Jangan bikin kopi hanya karena kami. Kami terlalu tua
untuk meminumnya malam-malam begini. Bisa-bisa
tidak tidur kami semalaman. Sebaiknya kami mencari
tempat menginap untuk malam ini. Kami akan kembali
besok pagi kalau boleh."

"Nonsens," tukas Drake. "Kalian akan tinggal di


rumahku. Di sini banyak tempat kok."

"Oh, jangan," protes Alice. "Kau dan Lauri kan sedang


berbulan madu."

"Aku tidak keberatan, kalau Lauri juga tidak," kata Drake


sambil mengangkat bahu. "Iya, kan, Sayang?"

"Aku-ya. Maksudku, tidak, aku tidak keberatan," Lauri


tergagap sambil berusaha menebak tujuan Drake.

"Ada kamar kecil di sisi lain dapur. Di sanalah aku tidur


beberapa hari ini. Malam ini aku memang akan pindah
ke kamar tidur utama kok."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Aku bisa memahami," kata Andrew menggelegar, dan
menepuk punggung Drake kuat-kuat. "Aku sendiri sih
lebih suka menginap di sini daripada di motel. Bu,
menurutmu bagaimana?" tanya Andrew pada Alice.
Semua orang seperti melupakan Lauri, yang nyaris
menolak mati-matian ketika Drake mengatakan akan
pindah ke kamar tidur utama. Sekarang dia menyadari
maksud pria. itu, dan jadi marah sekali karenanya.

"Yah, aku sebetulnya lebih senang di sini bersama


Lauri," kata Alice sungguh-sungguh.

"Kalau begitu masalahnya beres," kata Drake tegas.


"Biar kuambil dulu beberapa barangku sementara Lauri
mengganti seprai. Setelah itu kami persilakan kalian
tidur. Kalian pasti lelah sekali."

Setengah jam berikutnya penuh kebingungan. Drake


pergi ke kamar cadangan dan muncul kembali di ruang
tamu sambil membawa sekotak perlengkapan bercukur
dan barang-barang pribadi.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Mantel beludru tersampir di bahunya. Dia terang-
terangan mengedipkan mata pada Lauri ketika wanita
itu mendengarkan cerita mendetail orangtuanya
tentang penerbangan mereka ke Albuquerque dan
perjalanan bermobil ke Whispers. Lauri memelototi-nya
waktu orangtuanya tidak melihat.

Dia memasang seprai baru di tempat tidur, sengaja


berlambat-lambat dan berharap Drake kembali ke
kamar. Dia berniat mengomeli pria itu soal di mana
"suaminya" itu tidur malam ini, tapi Drake
menghindarinya. Waktu orangtuanya mengucapkan
selamat tidur, pria itu memeluk pinggangnya dan
dengan posesif merapatkan punggung Lauri ke dadanya.

"Aku senang punya menantu kau, Drake. Jaga putriku


dan cintailah dia. Cuma itu permintaanku," kata
Andrew.

"Baik, Sir," kata Drake serius. Ingin sekali Lauri


menendang tulang keringnya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Pasangan yang lebih tua itu masuk kamar. Dengan
manis Lauri mengikuti Drake menaiki tangga, tapi begitu
sudah menutup pintu kamar tidur luasnya, dia
memandang pria itu dengan marah. "Aku tahu apa yang
kaupikirkan, Drake, dan rencana licikmu itu takkan
berhasil."

"Apa yang kupikirkan?" Drake bertanya sambil


membuka sweter untuk kedua kalinya malam itu.

"Kaupikir aku akan tidur di ranjang itu bersama-mu.

"Pikiran itu tak pernah melintas di benakku," kata Drake


enteng dan membuka kancing jins.

"Apa yang kaulakukan?" tanya Lauri panik. "Membuka


pakaian. Kelihatannya apa?" Sambil melanjutkan
perbuatannya, Drake berkata, "Pada suatu musim panas
aku ikut tur kelompok drama yang mementaskan Hair,

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


dan sejak saat itu, tidak segan-segan telanjang. Kalau
kau tidak suka, berbaliklah saja."

Pakaian dalamnya berwarna biru muda, ketat, dan mini,


dan Lauri dengan susah payah menelan ludah waktu
pria itu menanggalkan jins dan dengan santai
melemparkannya ke kursi. Drake memunggunginya dan
mulai membuka tutup tempat tidur besar itu.

"Aku tidur di sofa saja," gumam Lauri sambil membuka


lemari tempat menyimpan selimut-selimut ekstra.

"Terserah. Ayahmu memang pendeta, tapi jelas dia


menyadari fakta-fakta kehidupan. Kau akan bilang apa
pada mereka kalau melihatmu di sana besok pagi? Kita
sedang bertengkar?"

Lauri ingin menampar mukanya yang sombong ketika


dia berbalik dan melihat pria itu bersandar santai di
bantal, berselimut sampai pinggang. "Aku akan bangun
lebih dulu dari mereka.". "Yah, aku senang kau sudah

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


memikirkan segala kemungkinan." Drake menguap dan
berbaring. "Selamat malam."

Supaya tidak melontarkan komentar pedas, Lauri cepat-


cepat keluar kamar sambil membawa selimut. Dia
mengendap-endap menuruni tangga dan, diterangi
cahaya perapian yang nyaris padam, berhasil sampai ke
bawah.

Dia terlonjak kaget ketika lampu di langit-langit


dinyalakan.

"Oh, Sayang, kuharap aku tidak mengejutkanmu. Aku


mau meminta selimut tambahan," Alice menjelaskan.
"Aku terpaksa tidur di sofa. Ayahmu mendengkur keras
sekali, aku takkan bisa tidur di dekatnya. Dia memang
begitu kalau kecapekan, kau tahu, kan. Mau kauapakan
selimut-selimut itu?" Alice melihat selimut-selimut yang
dibawa Lauri.

"Aku-uh-kupikir mungkin Ibu dan Daddy


membutuhkannya. Biarpun masih awal musim gugur,

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


udara malam di sini sangat dingin." Ibuku tidur di sofa!
jerit Lauri dalam hati.

"Yah, aku akan baik-baik saja. Biar nanti ku-tambah kayu


di perapian. Ayahmu takkan terbangun biarpun ada
badai salju, jadi kembalilah kau ke suamimu di atas dan
berhentilah mengkhawatirkan kami." Ibunya mencium
pipinya, lalu berbalik. Dia memakai mantel quilt yang
dihadiahkan Lauri Hari Natal lalu. Wangi krim wajahnya
mengingatkan Lauri pada masa kanak-kanaknya ketika
ibunya datang ke kamar Ellen dan kamarnya untuk
menyelimuti mereka sebelum tidur.

"Selamat malam, Ibu," kata Lauri lembut sambil berjalan


ke atas.

Lauri berhenti sebentar di depan pintu kamar tidur


utama. Dia menimbang-nimbang untuk pergi ke kamar
Jennifer dan tidur dengannya, tapi tempat tidur anak itu
kecil. Kalau dia membuat Jennifer terbangun tengah
malam begini, akan timbul lagi keributan yang harus
dijelaskan. Dia tidak punya pilihan selain bergabung
dengan Drake di tempat tidur luas itu.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Dibukanya pintu pelan-pelan, berharap pria itu sudah
pulas. Harapannya buyar ketika Drake me-nelentang
dan menatapnya dengan pandangan bertanya. Lauri
tidak menyalakan lampu, namun sinar bulan masuk dari
jendela, dan dia dengan mudah dapat melihat lekuk
tubuh pria itu di balik selimut. Jantungnya berdegup
kencang. "Berubah pikiran?"

"Tidak," katanya tegas. "Ibu tidur di sofa untuk


menghindari dengkuran Ayah."

"Kebiasaan yang kuharap tidak kauwarisi," gerutu


Drake, lantas memalingkan kepala di bantal dan
memunggunginya.

Oh! desis Lauri dalam hati. Dasar brengsek. Lauri


menimbulkan suara seribut mungkin ketika menyikat
gigi dan mencuci muka. Lalu dengan masih memendam
marah ia membuka mantel tidur, dan tanpa berpikir
berjalan ke kamar. Apa-apaan ini! Lauri tidak pernah

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


memakai baju ketika tidur, tapi tidak mungkin ia
seranjang dengan Drake seperti ini.

Ia lalu mengambil celana dalam dan bra dari laci dan


memakainya. Memang tidak terlalu berarti, tapi
daripada tidak memakai apa-apa sama sekali. Kalau ia
memakai mantel tidur, besok pagi bisa basah kuyup
karena mandi keringat. Lampu-lampu sudah dimatikan;
Drake tidak akan bisa melihatnya.

Dia berjingkat-jingkat ke tempat tidur dan menyusup ke


balik selimut, sengaja berbaring di pinggir.
Dibaringkannya kepala di bantal dan di-pejamkannya
mata rapat-rapat, diperintahkannya tubuhnya supaya
rileks. Dia nyaris berhasil waktu suara Drake terdengar
dalam kegelapan. "Sudah kaupakai baju besimu?"

"Tutup mulut dan jangan ganggu aku," ancam Lauri, tapi


tidak terlalu meyakinkan.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Aku berniat begitu," balas Drake. "Untuk saat ini. Tapi
kau akan menyerah." Dia menepuk bokong Lauri dari
balik selimut sebelum berbalik dan membelakanginya.

Yah, setidaknya dia tidak memaksakan kehendaknya.


Lauri senang. Benarkah?

Cahaya lembut fajar menerobos jendela. Tapi bukan itu


yang membangunkan Lauri dari tidur pulasnya. Dia
berbaring menelungkup, wajah terbenam di bantal.
Sesuatu yang hangat dan basah membelai punggungnya
perlahan. Dia bangun dengan enggan, menikmati kabut
menyenangkan antara keadaan sadar dan tidur. Dia
ingin perasaan melayang ini tak pernah berakhir.

Kait branya terbuka karena gerakan jari-jari yang lihai.


Dia langsung terjaga, dan otot-ototnya menegang akibat
pijatan nikmat yang membuatnya tetap pasrah.

"Drake?" bisik Lauri.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Hmm?" cuma itu tanggapannya.

Sulit untuk merasa marah sementara pria itu


melanjutkan pijatannya. "Apa yang kaulakukan?" Lauri
bertanya dengan napas tertahan.

"Sarapan," gumam Drake sambil menciumi kulit bahu


Lauri yang lembut. Tangannya mengusap-usap
punggung wanita itu dan meluncur di pinggulnya.
"Rasanya enak."

Suaranya tidak lebih keras dari embusan napas. Lauri


mengerang dan makin membenamkan wajah ke bantal
waktu merasakan tekstur basah lidah Drake yang
selembut beludru menjilati punggungnya.

Kaki berat berbulu menindih bagian belakang pahanya


supaya dia tidak bergerak sementara pria itu terus
membelai-belai punggungnya dengan mulut dan
tangan. Drake bergerak turun ke pinggangnya, lantas
naik lagi. Kali ini dia menciumi bagian samping tubuh
Lauri, di sepanjang tulang rusuk.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Ketika sampai di ketiak, dengan lembut dia membalik
Lauri sehingga tertelentang dan menatap mata cokelat
muda sayu wanita itu sambil mengusap rambutnya yang
berantakan di wajahnya.

"Selamat pagi," sapa Drake.

"Selamat pagi."

Diturunkannya tali bra Lauri dari lengannya,


dilepaskannya dengan sigap. Dipandangnya kulit wanita
itu, yang hangat dan kemerahan karena baru bangun
tidur. Lauri memejamkan mata, tidak sanggup
membalas tatapan tajam pria itu.

Drake mengangkat lengan Lauri ke atas kepala, dan


mulai mencium dan mengulum bagian dalam lengan
atasnya yang sensitif sehingga Lauri ingin berteriak
karena nikmat. Mulut Drake menyusuri tulang selangka

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


dan lehernya sampai dia berhenti di atas bibirnya yang
membuka dan menunggu.

Kesabarannya dalam membangkitkan gairah Lauri


memperoleh imbalan yang setimpal ketika wanita itu
membalas ciumannya dengan panas, membuat mereka
berdua hanyut. Lidah, gigi, dan bibir mereka bergerak
begitu serasi sehingga keduanya merasakan kenikmatan
yang luar biasa.

Gairah yang sudah lama dirasakan Drake terhadap Lauri


belum tersalurkan, dan dia jadi ganas. Mulut dan
tangannya memohon agar kerinduan yang
mencengkeramnya sejak dia pertama kali bertemu Lauri
dipuaskan.

"Kau luar biasa. Manis... hangat... lembut," bisiknya


sambil beringsut turun dan memusatkan perhatian pada
payudara Lauri, yang menunggu kenikmatan yang hanya
dapat diberikan bibir pria itu. Drake memberikan yang
ditunggu-tunggu Lauri, dan Lauri pun mendesahkan
namanya sambil mencengkeram bahunya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri menyingkirkan pikiran-pikiran yang bisa
melenyapkan saat penuh kebahagiaan ini, tapi pikiran-
pikiran itu muncul di benaknya tanpa bisa dicegah.
Bahkan ketika merasakan kejantanan pria itu
menekannya, dia teringat bahwa ini tidak punya arti
lain-cuma nafsu. Drake tidak-tidak bisa- mencintainya.
Setelah nafsunya tersalurkan, lalu apa? Apakah pria itu
akan pergi begitu saja, meninggalkannya dalam keadaan
patah hati? Tidak! Dia tidak boleh membiarkan ini
terjadi. Dia dapat mentolerir kesombongannya, kepura-
puraannya, ejekannya, kemarahannya, tapi dia takkan
sanggup jika pria itu meninggalkannya begitu saja.

Tapi, Lauri mendambakan pria itu. Pikirannya


membantah apa yang dirindukan tubuhnya. Dia
melengkungkan tubuh ke arah tubuh Drake yang
perkasa dan menggeliat ketika mulut pria itu membelai
perutnya.

Jari-jari Drake mengusap kulit perutnya dan terus ke


bawah. Napas Lauri tersentak. Tindakan pria itu
melontarkannya kembali ke alam nyata. Apakah Drake

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


sadar bahwa dialah yang berbaring di bawahnya?
Apakah dia memikirkan Susan? Membayangkan-

Lauri memegang bahu Drake, lalu mendorongnya


dengan kekuatan yang timbul dari perasaan panik dan
tidak suka. "Tidak, Drake. Kumohon. Jangan." Pria itu
mengangkat kepala dan melihat wajah Lauri yang
memelas dan basah dengan air mata- yang tidak
disadari Lauri. Air matanya mengalir dari sudut matanya
dan menghilang di antara helai-helai rambut cokelat
kemerahan kusut yang terhampar di bantal.

"Lauri?" Drake bertanya lembut. Ia menumpukan tubuh


di siku dan membungkuk ke arahnya, menghentikan
sebutir air mata Lauri yang hendak jatuh dengan jarinya.
Air mata di pipi yang satu lagi diciumnya dengan mesra.

"Aku tidak akan memaksamu, Lauri," katanya lembut.


Tidak ada nada mengejek dalam suaranya.

"Aku tahu bahwa aku, juga merasa ada yang


mengganjal. Orangtuamu menerimaku dengan tulus.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Aku akan merasa tidak enak jika bercinta denganmu-
meskipun sangat menginginkannya-sementara mereka
di bawah, mengira kita sudah menikah." Dibelainya
pelipis Lauri dan berbisik, "Jangan kau pernah merasa
takut padaku." Diciumnya bibirnya dengan lembut.

Lauri dapat merasakan napas Drake di hidungnya, di


mulutnya, waktu pria itu berkata, "Kumohon. Izinkan
aku menikmati tubuhmu sekali lagi." Dia menyentuh
payudara Lauri dan menciumnya. Tindakannya sama
sekali tanpa nafsu, tapi penuh dengan kerinduan. Lauri
bisa merasakannya di setiap sel tubuhnya.

Drake bangun dan meninggalkan tempat tidur. Ketika


memakai jins, dia berkata sambil menoleh, "Rasanya
aku mendengar Jennifer bangun. Biar kuganti
pakaiannya dan kita ketemu lagi di bawah." Dia berhenti
di pintu. "Setelah apa yang kurelakan pagi ini, aku tidak
boleh dimarahi atau dihukum." Dia tersenyum lembut
sebelum keluar kamar. Untuk sementara semua beres.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Bab Sepuluh

Tapi itu tidak benar, dan tidak ada gunanya berpura-


pura sebaliknya. Lauri merasa seperti hipokrit ketika
duduk di meja makan untuk sarapan bersama
orangtuanya, Drake, dan Jennifer. Alice berkeras
membuatkan sarapan bermacam-macam untuk
menghormati si pengantin baru. Untuk alasan itu saja
Lauri sudah merasa bersalah.

Alice bercerita penuh semangat pada mereka tentang


keluarga Ellen, menunjukkan foto-foto kedua putranya,
yang dengan patuh diamati Drake. Dia menceritakan
pada Drake kisah-kisah lucu masa kecil Lauri yang
membuat anaknya tersipu-sipu dan pria itu tertawa.
Kalau saja tidak mengenal sifat pria itu, Lauri pasti
mengira Drake menikmati semua ini. Pria itu bersikap
seperti menantu baru yang ingin sekali menyenangkan
keluarga mempelainya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Drake memuji ibu Lauri dan mendengarkan cerita ayah
Lauri yang membosankan dengan penuh perhatian.
Karena desakan mereka, Drake mengungkapkan gosip-
gosip seputar sinetronnya. Alice ingin tahu tentang
semua kisah cinta di balik layar-siapa yang menikah,
siapa yang tidak. Apakah aktris ini aslinya secantik di
film? Apakah mereka boleh memiliki pakaian yang
mereka kenakan? Siapa yang memasak makanan yang
mereka pakai di setting? Dan seterusnya. Drake
menjawab semuanya dengan sabar, bahkan
membumbui beberapa ceritanya supaya lebih seru.

Percakapan mereka dilakukan dalam bahasa isyarat


untuk melibatkan Jennifer, meskipun mereka tahu tidak
semuanya dipahami anak itu. Karena Ellen, suami-istri
Parrish biasa memakai- bahasa isyarat dan secara
otomatis menggunakannya. Jennifer segera menerima
mereka, dan orangtua Lauri pun membalasnya.

Jika Jennifer punya kakek-nenek lain, Lauri tidak


mengetahuinya. Orangtua Drake sudah meninggal.
Sangat sedikit yang diketahuinya tentang Susan

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


sehingga dia tidak tahu apakah orangtua wanita itu
pernah melihat cucu mereka atau tidak.

Drake berkeras membantu Alice mencuci piring-piring


bekas sarapan sementara Lauri membereskan tempat
tidur. Andrew pergi ke ruang tamu untuk membaca
koran. Jennifer duduk di pangkuannya dan melihat-lihat
komik.

Lauri pergi ke atas untuk melakukan tugas-tugas


paginya. Tenggorokannya terasa seperti tercekik dan
dengan susah payah dia menahan air mata yang
membasahi matanya. Alangkah indahnya jika semua ini
memang nyata. Tapi ini hanya pura-pura, kebohongan.
Drake mengerahkan segenap kemampuan beraktingnya
untuk peran sulit ini dan tampil dengan cemerlang. Dia
berhak bangga pada dirinya sendiri.

Merapikan tempat tidur besar yang semalam mereka


tiduri membangkitkan kenangan-kenangan yang terpatri
dalam ingatannya. Sikap Drake mesra dan lembut; dan
seumur hidup tidak pernah Lauri menanggapi pria
seperti dia menanggapi pria itu.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Pada malam pengantinnya dulu Lauri naik ke tempat
tidur Paul dalam keadaan perawan. Dengan bimbingan
tidak sabar pria itu, pengalaman bercinta pertamanya
tidak menyenangkan, tapi waktu itu dia berasumsi
orang terlalu melebih-lebihkan seks. Apakah seks
kehilangan daya tariknya karena harapan yang terlalu
tinggi? Apakah keadaan yang sebenarnya meredup
akibat antisipasi yang berlebihan?

Dia dapat mengingat dengan jelas suatu malam ketika


Paul uring-uringan karena lagu yang tengah digarapnya.
Sesuai kebiasaannya kalau sedang frustrasi, suaminya
itu naik ke tempat tidur untuk menyalurkan
kekesalannya. Paul membangunkannya, dan Lauri
dengan mengantuk melayaninya. Setelah nafsunya
terpuaskan, pria itu bangun dan memakai jinsnya sambil
berkata marah, "Kau sama sekali tidak mau repot, ya?"

Lauri tersinggung mendengar kata-katanya. Paul tadi


tidak menunjukkan kelembutan ataupun cinta. Tidak
ada belaian, tidak ada usaha untuk membangkitkan
gairahnya. Tapi pria itu mengharapkan Lauri langsung

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


menanggapi dengan penuh gairah. Saat itu dia sudah
terjaga sepenuhnya, dan duduk tegak di tempat tidur
lalu berkata sengit, "Paul, aku bukan lampu yang bisa
langsung dinyalakan ketika kau ingin berhubungan seks.
Kalau kau betul-betul peduli, kau akan menyempatkan
diri untuk-"

"Jangan mengajari aku cara bercinta!" "Kalau begitu


ajari aku!" teriak Lauri. "Aku ingin mempelajari cara
memberimu kenikmatan. Ajari aku." Dia sangat
menginginkan cinta Paul. Tubuh dan jiwanya berteriak
memintanya mencintainya.

Pria itu mengancingkan jinsnya dengan gerakan tegas.


"Apa gunanya? Kau akan tetap jadi si anak pendeta yang
polos." Dia membelakangi Lauri dan meninggalkan
kamar; Lauri menangis sampai tertidur kecapekan.

Sekarang, ketika merapikan tutup tempat tidur Drake,


dia bergidik waktu teringat bagaimana rasanya
sentuhan pria itu. Drake membelai dari mengelusnya
dengan cara yang tak pernah dilakukan Paul. Pria itu
memandangi tubuhnya, mengamatinya,

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


mengaguminya, bukan cuma menggunakannya. Dia
selalu takut saat-saat ketika Paul dengan kasar dan
mendadak menyatukan tubuh mereka. Baginya
percintaan mereka merupakan inyasi, pemaksaan.

Instingnya tahu, dengan Drake tidak akan seperti itu.


Pria itu akan memperlakukannya bagai hadiah yang
dihargainya. Setelah mengagumi hadiah itu habis-
habisan dan memperkayanya dengan penerimaannya,
dia akan membalasnya dengan cara yang tak pernah
dirasakan Lauri sebelumnya. Disingkirkannya pikiran-
pikiran yang seakan meremas-remas hatinya itu, lalu
cepat-cepat berganti pakaian, dan pergi ke bawah.
Jennifer tidak suka ketika harus turun dari pangkuan
Andrew dan mengikuti Lauri ke kelas. Lauri berkeras
mereka belajar hari ini karena kemarin waktu pergi ke
Albuquerque mereka tidak belajar. Betulkah itu
kemarin?

Andrew membuat murid yang ogah-ogahan itu lebih


bersemangat dengan meminta izin untuk ikut belajar.
Lauri setuju, tahu ayahnya dulu berpartisipasi dalam
pendidikan Ellen dan akan membantunya menangani
Jennifer.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Drake bertanya pada Alice apakah wanita itu ingin
melihat-lihat kota dan Alice senang dengan tawarannya.
Mereka pergi setelah berjanji akan kembali saat makan
siang.

Makan siang ternyata lebih meriah dan rileks daripada


sarapan. Semua orang merasa gembira, kecuali Lauri.
Dia diliputi perasaan bersalah karena kebohongan ini,
yang tidak berusaha diungkapkannya. Ini tidak boleh
diteruskan! Tapi bagaimana caranya menghentikannya?

Alisnya berkerut karena pikirannya yang galau, dan


ketika Drake menatap matanya, wajah pria itu tampak
bingung. Kau seperti tidak tahu masalahku saja, pikir
Lauri sambil memandangnya tajam.

"Kau pernah memancing di salah satu kali itu, Drake?"


tanya Mr. Parrish, membuyarkan pikiran-pikiran marah
putrinya. "Ya, Sir. Anda ingin memancing sebentar siang
ini?"

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Aku tidak membawa pakaian yang cocok, walaupun
aku pasti akan menyukainya." Suaranya menunjukkan
kekecewaannya.

"Kita tidak usah seserius itu," Drake tertawa. "Kita kan


bisa berdiri di tepi dan melemparkan kail dari sana.
Bagaimana?" Senyum Drake amat memikat dan Lauri
jengkel pria itu bisa menangani situasi ini begitu
gampang sementara dia gelisah dan bingung.

"Kenapa tidak, Sayang?" komentar ibunya. "Kau akan


sibuk ikut konferensi tiga hari yang akan datang. Udara
pegunungan ini baik untukmu."

Andrew mengusap-usap hidung dengan ibu jari dan


telunjuk ketika berusaha memutuskan. Matanya
memandang Jennifer. Dia mengulurkan tangan dan
menepuk-nepuk kepala anak itu. "Aku mau asal Jennifer
ikut dengan kami," katanya. Kau mau pergi? dia
mengisyaratkan.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Anak itu memandang Lauri penuh semangat. Seperti
anak-anak lain, dia tahu persis kata pergi Pergi ke mana,
Lauri? tanyanya, secepat tangannya bisa bergerak.

Pergi memancing, Lauri menjelaskan, tapi dia tahu dari


tatapan bingung Jennifer bahwa anak itu tidak
memahami kata yang terakhir.

"Ikutlah, Lauri. Acara ini akan jadi pelajaran yang bagus


untuknya," kata Drake.

"Tidak, aku harus tinggal di sini bersama Ib-" "Jangan


tinggal karena aku," Alice cepat-cepat menukas,
memotong omongannya. "Aku akan merajut, setelah itu
rasanya aku ingin tidur sebentar.

Karena telepon di rumah selalu berdering, aku jarang


punya kesempatan untuk tidur siang."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Kalau begitu semua beres," kata Drake, seraya berdiri.
"Ayo, Andrew, mari kita periksa peralatan. Semua
disimpan di gudang belakang."

Andrew tidak perlu diajak dua kali, dia bergegas


mengikuti Drake, dan Jennifer membuntuti mereka.

"Lauri sayang, sebaiknya kau berganti pakaian. Biar aku


saja yang mencuci piring," kata Alice sambil mulai
membersihkan meja.

"Oke," kata Lauri lesu. Situasi berkembang di luar


kontrol, dan dia tidak berdaya menghentikannya.

Dia lalu mengenakan jinsnya yang paling tua, dan sepatu


yang tidak akan rusak karena lumpur. Dia mengambil
jaket untuk Jennifer dan dirinya sendiri, mengumpulkan
beberapa selimut lama, dan pergi ke bawah. Alice sudah
memasukkan kue-kue, buah-buahan, dan minuman
dingin, juga se-termos kopi ke dalam tas besar.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Ibu, kami kan cuma pergi sekitar satu jam," protes
Lauri.

"Aku tahu. Tapi kau juga tahu bagaimana laparnya


orang kalau berada di alam terbuka," Alice membela
diri. "Ibu yakin tidak apa-apa sendirian?" tanya Lauri.
"Ya Tuhan, ya! Aku malah akan menikmati
kesendirianku. Beberapa hari yang akan datang ini aku
bakal harus ngomong terus." Mereka berempat
melambaikan tangan padanya

sambil berjalan kaki ke arah kaki bukit dengan dipimpin


Drake. Pria itu membawa sebagian besar peralatan
memancing, tapi karena Andrew ngotot ingin membawa
juga, dia kebagian selimut dan kotak joran. Jennifer
memegang keranjang anyaman kecil dan Bunny, sedang
Lauri menenteng tas berisi makanan yang disediakan
ibunya.

Tidak sulit untuk menemukan tempat memancing yang


menyenangkan. Kaki bukit bagai menyala dengan
pepohonan aspen keemasan. Daun-daun yang
berguguran berkeresak di bawah kaki waktu mereka

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


berjalan menerobos hutan. Kali yang dipilih Drake
berdeguk dari pegunungan dan berkilauan disinari
cahaya matahari sementara airnya yang sebening kristal
berdesir di atas bebatuan yang terhampar di dasar
sungai. Langit tampak seperti mangkuk biru yang
terbalik ke bumi; udara segar dan sejuk. Betul-betul hari
musim gugur yang sempurna.

Kedua pria itu asyik memancing, meskipun seperti kata


Drake tadi, mereka tidak terlalu serius melakukannya.
Mereka menikmati acara ini dengan melemparkan tali
pancing ke kali dan menggulungnya. Hanya beberapa
kali ikan trout kecil terkait di kail mereka, dan ikan-ikan
ini pun mereka lemparkan kembali ke kali begitu
Jennifer selesai mengamatinya dengan hati-hati.

Anak itu haus ilmu pengetahuan. Dia menanyakan nama


segala macam hal pada Lauri, dan gurunya harus
bekerja keras untuk memuaskan rasa ingin tahunya
yang tak ada habis-habisnya.

Acara memancing ini menarik minatnya, tapi waktu


Lauri menjelaskan bahwa ikan-ikannya biasanya

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


diawetkan dan dimakan, bibir bawahnya mula)
bergetar, dan Lauri buru-buru mengalihkan perhatian
anak itu ke tingkah tupai yang melompat dari pohon ke
pohon. Mereka belajar tentang dari mana asal
makanan, tapi rupanya melihat makanan dalam
keadaan hidup membuat hati gadis kecil itu trenyuh.
Mereka akan membicarakannya di lain waktu kalau
Jennifer tidak seemosional sekarang.

Para pria bergabung dengan mereka untuk menikmati


makanan kecil dan beristirahat di atas selimut-selimut,
yang untung tadi dibawa Lauri. Ketika Drake berdiri dan
berjalan kembali ke arah kali, Andrew berkata, "Kurasa
untukku sudah cukup. Bagaimana kalau kubawa Jennifer
pulang, dan kami akan membaca buku atau melakukan
sesuatu yang tidak terlalu melelahkan." "Aku ikut," kata
Lauri cepat. "Tidak, tidak," tukas ayahnya. "Aku tahu
jalan kok, lagi pula aku ingin bersama cucuku. Kau
tinggal di sini dengan suamimu. Aku belum lupa bahwa
kalian sedang berbulan madu. Aku tahu kapan harus
menyingkir."

Andrew mengedipkan sebelah mata pada Drake, yang


menanggapi dengan cengiran jail. Ingin sekali Lauri

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


menamparnya. Dia tidak bisa berbuat apa-apa selain
setuju untuk berduaan dengannya di hutan ini. Dia
sengaja pelan-pelan mengancingkan sweter Jennifer,
memperlama kepergian mereka. Andrew menerangkan
soal daun-daun di musim gugur ketika mereka berjalan
di antara pepohonan dan meninggalkan Lauri dengan
Drake.

"Asyik, ya?" kata pria itu, bergeser mendekatinya di atas


selimut. "Ayo kita bergulung di balik selimut."

Lauri mengusirnya dengan mendorong bahunya.


"Jangan sok manis dan lucu denganku. Kau boleh
berhenti berakting sekarang. Di sini tidak ada lagi orang
menonton aktingmu yang menakjubkan sebagai
pengantin dimabuk asmara. Jangan ganggu aku."

"Aku betul-betul membuatmu sebal, ya?" Wajah Drake


terlalu dekat. Lauri dapat melihat bintik-bintik berwarna
emas dan cokelat di mata hijaunya.

"Ya, betul!" sembur Lauri.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Sebaiknya kau berhati-hati," Drake memperingatkan
dengan suara berirama dan menggoyang-goyang
telunjuknya di depan batang hidung Lauri. "Itu
berbahaya."

"Bicara apa kau ini?"

Dicengkeramnya rahang Lauri dengan jari-jari yang kuat


dan dipaksanya wanita itu memandangnya. Ditariknya
wajah wanita itu makin dekat. Dengan suara sangat
pelan Drake berbisik, "Kalau kau tidak begitu bernafsu
padaku, tidak mungkin aku bisa membuatmu semarah
ini." Sebelum Lauri dapat membalas omongannya, pria
itu menciumnya dengan ganas dan cepat, lalu
melompat berdiri.

Lauri duduk di atas selimut dan mengamati ketika pria


itu berjalan santai kembali ke pinggir kali dan
memungut alat pancingnya. Dalam hati Lauri marah
sekali, tapi kata-kata Drake benar Kenapa ia menyiksa
dirinya sendiri? Kemarahan cuma salah satu dari sekian

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


banyak emosi yang dibangkitkan pria itu, dan dia terlalu
gampang dan sering menunjukkan semuanya padanya.

Dengan gaya pura-pura tidak peduli, Lauri berbalik dari


Drake dan berbaring di atas selimut. Ia berbaring
telentang, sehingga bisa merasakan hangatnya sinar
matahari yang menyirami wajahnya. Di-pejamkannya
matanya supaya tidak silau karena cahaya terangnya.
Drake tidak mungkin tahu bahwa dia menikmati
kenangan setiap ciuman, setiap sentuhan. Pria itu tidak
mungkin tahu bahwa jantungnya berdebar-debar setiap
dia memikirkan pagi itu ketika berbaring telanjang di
bawah tangan dan bibirnya yang lihai. Tangannya...
bibirnya... matanya.

Lauri tersentak bangun ketika sesuatu menggelitik


telinganya. Dia berusaha menepisnya, tapi tangan Drake
mencengkeram pergelangan tangannya dan menahan
tangannya di dada sementara pria itu melanjutkan
menciumi telinganya. Bibirnya bergerak menyusuri
leher Lauri, menghujaninya dengan ciuman-ciuman
singkat dan ringan yang membuatnya merasa melayang-
layang.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Pria itu berbaring telungkup, tubuhnya memanjang di
belakang kepala Lauri sehingga mereka membentuk
garis lurus dengan kepala saling bertemu.
Disingkapkannya kerah kemeja wanita itu supaya dia
bisa leluasa menciumi lehernya. Tak sadar Lauri
melengkungkan leher dan memberikan lebih banyak
mang untuk dijelajahinya. Akhirnya Drake mengangkat
kepala dan menatapnya.

"Membangunkanmu lama-lama jadi kebiasaanku.


Terbalik begini pun kau luar biasa cantik," kata Drake.

"Dan kau pembohong. Aku berantakan. Aku selalu


berantakan kalau baru bangun."

"Tidak benar," bantah Drake mesra. "Aku


menganggapmu luar biasa cantik pada hari pertama aku
melihatmu berdiri dengan tampang ketakutan-tapi tidak
gentar-di samping meja perlengkapan syuting."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri tertawa, teringat. "Kau jahat pada... Lois? Itu
namanya?" Drake mengangguk. "Kau jahat padanya hari
itu ketika mengatakan dia terasa seperti piza anchovy"

"Aku tidak pernah mengatakan hal sejahat itu!" Drake


kedengaran tersinggung.

"Jelas pernah. Murray sampai harus-" Dia terdiam


waktu melihat pria itu ternyata cuma menggodanya.
Mereka berdua tertawa. "Aku bisa melihat kapan orang
sulit mencium seseorang yang tidak disukainya padahal
harus membuatnya tampak sungguh-sungguh. Aku tidak
pernah mengerti bagaimana para aktor melakukannya."

"Oh, kau bisa mempelajarinya di pelajaran Dasar-dasar


Mencium," kata Drake. "Itu pelajaran wajib di sekolah
akting."

"O, ya?" tanya Lauri naif.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Tentu," jawab Drake seenaknya. "Sini, duduklah
sebentar."

Lauri duduk, dan mereka berhadap-hadapan di atas


selimut.

"Nah," pria itu bicara dengan nada profesional, "ciuman


pertama yang kaupelajari adalah ciuman sekadarnya
yang dilakukan suami sembrono atau tak pedulian.
Biasanya tidak betul-betul kena. Seperti ini." Dia
mendemonstrasikan dengan mencium udara di dekat
pelipis Lauri. "Atau seperti ini," katanya, dengan ringan
menyapu pipinya sebelum cepat-cepat memalingkan
kepala. "Ciuman itu bisa dilakukan dengan sedikit lebih
berperasaan untuk menyambut bibi yang masih gadis
waktu ada reuni keluarga atau menyambut teman akrab
keluarga."

"Kau tidak main-main?" Lauri bertanya datar.

"Tidak. Kami diuji melakukan ciuman itu."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Ujian mencium?" "Aku dapat nilai sempurna." Giginya
mengilat dari balik kumis.

"Aku yakin begitu."

"Bisa kita lanjutkan pelajarannya?" Drake bertanya


kesal. Lauri mengangguk.

"Ada ciuman yang terburu-buru dan brutal. Biasanya


timbul karena emosi kuat seperti ketakutan atau
kemarahan atau keputusasaan. Ciumannya seperti ini."
Jari-jarinya menghunjam lengan atas Lauri, dan wanita
itu tenggelam dalam pelukannya

ketika dia menciumnya dengan kasar.

Lauri terpana ketika pria itu mendorongnya menjauh.


"Mengerti maksudku? Mulut selalu tertutup dalam
ciuman itu," kata Drake mantap.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Untung saja," gumam Lauri sambil dengan hati-hati
menyentuh bibirnya yang barusan dilumat pria itu.

"Ciuman yang paling penting, tentu saja, adalah ciuman


sepasang kekasih," dengan tenang Drake melanjutkan.
"Butuh latihan berjam-jam supaya sempurna. Ciuman
itu harus meyakinkan. Semua penonton harus bisa
merasakannya.

"Si aktor biasanya memeluk si gadis seperti ini."


Dipeluknya Lauri dengan hangat. "Lalu bibirnya berhenti
di atas bibir gadis itu sampai penonton menahan napas
menunggu bibir mereka bersentuhan. Lalu si aktor-" Dia
tidak menyelesaikan kalimatnya karena bibirnya telah
mencium bibir Lauri. Semangat Lauri bangkit untuk
mengikuti permainan ini, Lauri mengangkat tangan dan
memeluk leher pria itu. Drake menciumnya tapi tidak
meningkatkan intensitasnya.

Pria itu mengangkat kepala dan menatapnya dengan


mata hijaunya, yang lurus-lurus menghunjam mata

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri. Suaranya parau. "Kemudian ada ciuman yang
tanpa ragu mengatakan, 'Mari kita akhiri omong kosong
ini dan langsung ke pokok masalah.' Ciumannya seperti
ini."

Dia bersandar di tubuh Lauri sampai wanita itu


telentang di selimut karena ditindih tubuhnya yang
tegap. Lidahnya menjilat sudut mulutnya dan membelai
bibir bawah sebelum menjelajahi rongga mulutnya.
Lauri membalas ciumannya dengan sama panasnya,
menggoda, dan menyelidik sampai mereka memisahkan
diri dan terengah-engah karena kehabisan napas.

Kau bukan cuma murid Dasar-dasar Mencium yang


pandai, tapi juga guru yang hebat," kata Lauri dengan
suara bergetar.

"Hanya kalau mengajari murid-murid paling berbakat,"


pria itu nyengir.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri menyusupkan jari-jarinya di antara helai-helai
perak-cokelat rambut Drake. "Dan sudah berapa orang
muridmu?" dia bertanya cemburu.

"Ribuan, paling tidak." Ditelusurinya bibir wanita itu


dengan jari yang provokatif. "Ketika sedang belajar
akting, Susan-"

Jarinya menghentikan siksaan mesranya, dan nama itu


menggantung di antara mereka, tidak tampak namun
sangat berpengaruh. Di mata hijau yang tadi lembut dan
hangat tampak tatapan keras dan dingin. Selama detik-
detik yang penuh ketegangan, mereka berbaring tak
bergerak sedikit pun. Lalu Drake bergeser.

"Mungkin sebaiknya kita pulang sekarang," katanya,


bergerak bangun.

Lauri tidak mampu menjawab. Tenggorokannya yang


bagai tercekik tak sanggup mengeluarkan suara sepelan
apa pun. Dia mengangguk setuju.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Mereka mengemasi barang-barang dalam keheningan.
Hilang sudah semua kegembiraan tadi; Lauri merasa
tenggelam dalam kegelapan. Susan. Selalu Susan.

Mereka menyusuri jalan setapak yang tertutup


dedaunan menuju rumah. Drake berusaha memulai
pembicaraan, tapi ketika merasakan suasana hati Lauri,
dia menyerah.

Ketika mendekati rumah, mereka melihat ada station


wagon kecil di jalan masuk. Mobil itu diparkir di
samping Mercedes dan mobil sewaan suami-istri
Parrish.

"Siapa, ya?" tanya Drake sementara mereka berjalan di


trotoar. "Entah. Itu bukan mobil Betty." Drake
membuka pintu dan menyilakannya masuk. Lauri
disambut kilatan lampu blitz kamera. Terperanjat dan
sesaat tak bisa melibat apa pun akibat cahaya terang
itu, dia tersentak mundur dan bersandar di dada tegap
Drake. Lengan pria itu secara refleks memeluk

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


pinggangnya. "Apa-apaan ini?" serunya. Blitz kamera
menyambar lagi. "Cukup dulu untuk sekarang, Nak.
Biarkan mereka masuk ke rumah," tegur Andrew.

Setelah mata mereka menyesuaikan dengan bagian


dalam rumah yang temaram, dan titik-titik ungu terang
di hadapan mereka telah memudar jadi kuning pucat,
barulah Lauri dan Drake dapat melihat pria muda yang
memegang kamera itu. Dia memakai jins dan sepatu
lari, dipasangkan asal-asalan dengan jaket sport, kemeja
sport, dan dasi.

"Hai, Mr. Sloan. Saya Bob Scott dari The Scoop Sheet.
Wow, ini hebat sekali!" Rambut keritingnya bergerak-
gerak seperti spons raksasa di kepalanya ketika dia
mengangguk-angguk gembira.

Lauri tidak bisa membayangkan mengapa pria muda ini


berada di sini bersama orangtuanya dan Jennifer, yang
duduk di pangkuan Andrew dan mengamati situasi
dengan penuh minat. Tapi Lauri tahu nama penerbitan
yang disebutkan Bob Scott tadi. Jtu nama majalah
mingguan yang dijual berjuta-juta copy di berbagai

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


toserba di seluruh negeri. Judul-judul berita majalah itu
sensasional, berita-beritanya miring, sering merugikan
subjek berita mereka. Para editornya menyukai
kebocoran skandal dan rahasia, serta gosip-gosip. Apa
yang dilakukannya di sini?

Ketika pria penuh semangat itu mengarahkan kamera


lagi, Drake berkata galak, "Tolong singkirkan-" dia tidak
jadi mengucapkan kata itu setelah melirik cepat Andrew
dan Alice "-tolong singkirkan kameramu dan beritahu
aku apa yang kaulakukan di rumahku."

Untuk pertama kalinya semangat Bob Scott berkurang


sedikit. Lauri tidak terkejut. Ekspresi Drake bisa
membuat Attila the Hun gentar.

"Saya-uh-yah, Sir, sudah berminggu-minggu saya


mencari Anda. Orang-orang ribut berspekulasi tentang
sebab Anda tidak berada di lokasi syuting The Hearts
Answer. Produser atau sutradara itu atau apa pun
jabatannya-Murray?-yah, dia tidak mau mengatakan
apa-apa. Dia sebisu patung. Saya akhirnya berhasil
mengorek informasi dari juru kamera bahwa Anda pergi

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


ke New Mexico untuk menghabiskan waktu bersama
putri Anda. Saya melacak jejak Anda-bandara, mobil
sewaan, hal-hal semacam itu-dan menemukan Anda di
sini hari ini."

"Well, karena sudah menemukan aku, apa yang ingin


kau ketahui?" Drake sudah lama mengetahui bahwa
para reporter media sensasional ini bisa ulet sekali dan
bahwa, jika tidak dituruti, mereka bisa berbuat keji.

"Yah, Anda harus mengakui bahwa berita tentang


pernikahan Anda bakal membuat para wanita menangis
sampai terkencing-kencing!" Dia nyengir, tapi Drake
cuma menatapnya tanpa ekspresi. Sadar omongannya
keterlaluan, pemuda itu menelan ludah dan bergumam,
"Maaf," pada Alice dan Lauri.

Lauri tak habis pikir. Bagaimana ini bisa terjadi? Drake


pasti akan membantah soal hubungan mereka, tapi apa
yang akan dikatakannya pada orangtuanya?

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Alice berdiri dan mendekati Drake, memegang
lengannya untuk menyabarkannya. "Drake, kuharap kau
tidak marah padaku. Dia datang ke rumah ini tidak lama
setelah kalian pergi. Dia bicara begitu cepat dan
mengajukan begitu banyak pertanyaan sehingga tanpa
sadar aku mengungkapkan fakta bahwa kau dan Lauri
telah menikah. Aku tahu kau pernah bilang ingin
merahasiakannya dulu." .Suaranya mulai bergetar. "Aku
minta maaf-"

"Sudah, sudah," kata Drake sambil mengitari Lauri dan


memegang bahu Alice supaya wanita itu tenang. "Aku
tahu bagaimana kelakuan reporter kalau mencium
adanya berita eksklusif. Anda membuatku tidak perlu
repot-repot memberitahu pers."

Jika sebelum saat ini dia tidak mencintainya, maka


sekarang Lauri mencintainya. Drake bisa saja memarahi
ibunya, karena di balik sikap tenang itu, dia tahu pria itu
pasti marah besar karena perkembangan ini.

Bob Scott tampak lega melihat sikap santai Drake dan


berkata, "Jika saya boleh berkomentar, Anda menikahi

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


wanita yang cantik, Mr. Sloan." Dia mengedipkan mata
pada Lauri, yang masih belum sanggup bereaksi
terhadap apa yang tengah terjadi. "Kau boleh
berkomentar, tapi jangan disebarluaskan," geram
Drake, dan mengerutkan alis untuk memperingatkan.
"Aku ingin memilikinya untuk diriku sendiri dulu." Dia
menggunakan kemampuan aktingnya lagi. Reporter
muda yang berani itu sekarang sudah takluk padanya.
"Kurasa kau sudah bertemu orangtua istriku?" kata
Drake sopan. Bob Scott mengangguk. "Dan ini putriku,
Jennifer." Drake menggendong anak kecil itu dan
menepuk punggungnya dengan penuh kasih sayang.
"Kami semua tahu Anda punya anak, tapi Anda selalu
menjauhkan kami darinya. Apakah karena dia tuli?"

Lauri terkesiap dan mengira Drake akan menghajar


reporter itu. Ternyata dia cuma melihat otot di rahang
pria itu berdenyut ketika menjawab tenang, "Tidak. Aku
ingin melindunginya dari orang-orang pers yang tidak
sesensitif kau, Mr. Scott. Aku memasukkannya ke
sekolah swasta berasrama bukan karena malu."

Reporter itu menjilat bibir dengan gugup dan berkata,


"Wah, Mr. Sloan. Saya tidak-maksud saya-"

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Bilang halo pada Bob," kata Drake, memotong
perkataan terbata-bata si reporter sambil
mengisyaratkan perintahnya pada Jennifer.

Jennifer menurut, melontarkan senyum manis yang


memikat semua orang yang melihatnya. Bob Scott
bertanya, "Bagaimana cara saya bilang hai juga?"

Drake menunjukkannya, dan Jennifer tertawa waktu


pria itu dengan kaku mengisyaratkannya. Duduklah di
samping Kakek, Drake mengatakannya dalam bahasa
isyarat setelah menurunkan Jennifer di sebelahnya dan
menepuk bokongnya ketika anak itu mematuhi
perintahnya. Waktu berdiri tegak lagi, dia berkata, "Dan
ini Lauri. Dia guru Jennifer." Dia pindah ke samping Lauri
dan memeluk pinggangnya dengan posesif, menarik
wanita itu ke dekatnya.

"Wow. Bisa Anda beritahu saya bagaimana kalian


bertemu?"

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Drake membumbui ceritanya habis-habisan, tapi begitu
lancar dan penuh perasaan ketika mengisahkannya
sehingga Lauri sendiri jadi hampir mempercayai
kebohongannya. Setelah Drake selesai bicara, reporter
itu bertanya, "Boleh saya memotret lagi?"

"Sebentar saja, lalu aku harus memintamu pergi.


Orangtua Lauri akan pergi ke Santa Fe sore ini, dan kami
ingin bersama mereka selama mungkin."

"Yeah, tentu. Terserah apa kata Anda, Mr. Sloan."


Karena sekarang sudah punya berita besar, Bob Scott
mendadak jadi penurut.

Selama beberapa menit berikutnya Lauri merasa


tersiksa ketika difoto bersama Drake, lalu bersama
Jennifer. Dia merasa konyol karena bersandiwara
seperti ini dan risau memikirkan cara mengoreksi akibat
yang ditimbulkan berita ini.

Tepat ketika si reporter tengah mengemasi


peralatannya, Betty Groves berlari memasuki ruangan

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


dari dapur. "Ada apa, Lauri?" tanyanya heboh seperti
biasa. "Aku melihat banyak mobil di jalan masuk. Kami
baru pulang dari Albuquerque." Tadinya Lauri bersyukur
Betty pergi mengunjungi keluarganya selama beberapa
hari. Dia jadi tidak perlu memperkenalkan wanita itu
pada orangtuanya, yang, dalam situasi seperti sekarang,
bisa menimbulkan kekacauan.

Saat ini, ketika Betty memandangnya dengan mata bulat


berbinar-binar sambil nyengir gembira campur
penasaran, rasanya Lauri seperti berada dalam mimpi
buruk yang tak pernah berakhir. Apa lagi yang bisa
terjadi? Seolah menjawab pertanyaannya, Sam dan Sally
berlari memasuki ruangan bagai tornado mini dan
menyerbu Jennifer, yang sama riangnya dalam
menyambut teman-temannya.

"Siapa orang-orang ini?" tanya Betty di antara jeritan


anak-anak.

Drake mengangkat tangan pasrah dan tertawa keras.


Andrew dan Alice berdiri dan mendatangi Betty untuk
memperkenalkan diri. Suasana tambah kacau ketika

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


cahaya blitz menyambar-nyambar karena Bob Scott
sibuk memotret mereka.

"Orangtua Lauri?" Lauri mendengar Betty berseru.


"Wah, senang berkenalan-"

"...pernikahan mereka..." Dia mendengar suara ibunya.

"...sudah menikah..." Itu ucapan Andrew. "Ya Tuhan,


betul-betul kacau." Ini omongan Drake, diucapkan
pelan.

Lalu Lauri tenggelam dalam pelukan Betty. "Kalian


sudah menikah! Oh, Lauri! Drake! Oh, aku bahagia
sekali! Sejak dulu aku sudah bilang- tanya Jim kalau
kalian tidak percaya-bahwa kalian berdua berjodoh. Aku
tahu kalian saling mencintai! Dan Jennifer kecil!
Bagaimana pendapatnya? Oh, aku jadi ingin menangis!"
Dan setelah mengatakan itu, tangis Betty pecah dan dia
menangis tersedu-sedu sampai lama sesudah Drake
mengantar Bob Scott ke mobilnya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Reporter yang gembira itu menjanjikan foto di halaman
depan dan berita di halaman tengah yang komplet
dengan foto-foto berwarna "pasangan yang berbahagia"
itu. Drake menanggapi dengan kalimat-kalimat singkat
sambil dengan ramah, tapi tegas, menyilakan Mr. Scott
masuk mobil.

Betty menawarkan untuk membawa Jennifer ke


rumahnya sebentar supaya Lauri, Drake, dan suami-istri
Parrish bisa menenangkan diri setelah keriuhan tadi.
Orangtua Lauri pergi ke kamar mereka untuk mulai
berkemas-kemas. Mereka harus berangkat satu jam lagi
supaya bisa menghadiri pertemuan pertama konferensi
pendeta yang dijadwalkan untuk malam itu.

Lauri kembali ke atas dan membuka pakaian. Dia masuk


ke bilik pancuran dan berdiri di bawah siraman air
panas, berharap air bisa mengurangi ketegangan
ototnya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Ketika akhirnya mematikan keran dan membuka pintu
kaca bening untuk mengambil handuk, dia tersentak
kaget waktu melihat Drake berdiri di ambang pintu,
memandanginya.

Disambarnya handuk dan dipeluknya erat-erat. "Jangan


repot-repot. Aku sudah melihat semuanya," pria itu
berkata serak dan berjalan mendatanginya.

"Baik. Tidak akan kulakukan," balas Lauri ketus sambil


mulai mengeringkan tubuh. Kemarahan yang tampak di
sikap bahu dan dagunya menghentikan langkah Drake.
Lauri menghanduki tubuhnya sampai kering, sampai
tuntas, tidak memedulikan Drake, dan itu lebih
membuat pria itu merasa tidak keruan daripada kalau
dia lari bersembunyi.

"Aku pernah memperingatkanmu soal berjalan ke sana


kemari di dalam rumah dalam keadaan seperti itu," kata
Drake.

"Aku tadi kan mandi. Aku tidak mengira ada penonton."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Setelah selesai mengeringkan tubuh, Lauri mengambil
celana dalam dari laci dan mengenakannya,
melewatkannya di pahanya yang mulus dan langsing.
Drake bersandar di meja rias, tidak sedetik pun
mengalihkan pandangan darinya.

Lauri merogoh laci dan mengeluarkan bra berenda.


Sebelum dia sempat memakainya, Drake menyentak-
kannya dari tangannya dan melemparkannya ke lantai.
Reaksi Lauri cuma mengangkat bahu tidak peduli dan
sebagai gantinya mengambil dan mengenakan sweter.
Tetap mengabaikan pria itu, dia mengenakan celana
panjang yang tadi dibawanya ke kamar mandi.

Begitu dia selesai mengancingkan ritsletingnya, Drake


menyerbu dan memeluknya kuat-kuat. Bibir pria itu
melumat bibirnya. Tangannya bergerak tanpa henti di
punggungnya. Lauri berusaha setengah mati untuk tidak
menanggapi dan membuat tubuhnya kaku. Akhirnya
pria itu mengangkat kepala dan berkata, "Kau marah."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri menjauh. "Boleh dibilang begitu." Mengambil sikat
rambut, dia mulai menyisir rambutnya.

"Semua berkembang tak terkendali, ya?" tanya Drake


setelah lama terdiam.

"Ya, memang." Lauri meletakkan sikat rambut di meja


rias dan menghadap pria itu. "Kau punya gambaran
tentang kekacauan yang kautimbulkan dalam hidupku?
Hidup orangtuaku? Apa kau cuma peduli pada dirimu
sendiri?" Dia menarik napas panjang dan bergetar. "Aku
minta maaf atas kecerobohan ibuku, meskipun
sebetulnya itu kesalahan tak disengaja. Semua ini
takkan terjadi kalau kau tidak mengucapkan
kebohongan besar itu." Dagunya naik dengan gaya
membangkang.

"Memangnya aku menyalahkan orang lain?" tanya


Drake tenang. "Apakah saat ini aku seharusnya
mengatakan 'Siapa yang menabur angin, akan menuai
badai'?"

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Kau selalu tahu cara menjawab, ya?" Lauri
melewatinya ketika berjalan marah keluar kamar mandi,
tapi tangan Drake mencengkeram lengannya dan
menariknya.

"Lauri, si darah panas. Selalu defensif, selalu siap


berkelahi. Bagaimana kalau sekali-sekali kau
menyerah?" Bibirnya menyapu pelipis wanita itu.
"Pernahkah terlintas di benakmu bahwa aku suka kalau
orang-orang mengira kau istriku? Itu jelas akan
melindungiku dari biang gosip. Dan kita bisa-"

Lauri begitu ngotot memberontak darinya sehingga pria


itu tercengang. "Kita bisa apa?" teriaknya. "Kita bisa
terus hidup dalam dunia pura-pura yang kau bangun
ini?" Dia tertawa pahit. "Arogansi, kecongkakan, dan
ketidakpekaanmu selalu membuatku takjub, Drake.
Kaupikir aku mau berpura-pura jadi istrimu meskipun
cuma sedetik?"'

Drake memunggunginya dan menjejalkan tangan ke


saku dengan gerakan yang sudah dikenal Lauri. Pria itu
berbuat begitu untuk menutup diri.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Aku pernah punya istri," gumamnya. "Aku pernah
bercerita padamu-"

"Oh, ya," ejek Lauri. "Kau sudah bercerita banyak


tentang istrimu. Kau mencintainya. Dan sekarang kau
tidak menginginkan keterlibatan emosio-nal."

Dihampirinya Drake dari belakang dan dipaksanya pria


itu berbalik supaya mau tidak mau menghadapinya.
"Yah, sekarang giliranku memberitahu-mu. Aku tidak
mau jadi istrimu, pura-pura atau tidak. Menurutku
lamaranmu tidak menarik, Mr. Sloan. Dan aku tidak
mengerti kenapa kau ngotot berusaha tidur denganku.
Tidakkah menurutmu tempat tidurmu akan sesak
karena ada kau, aku, dan hantu istrimu di sana?"

Kulit pipi Drake begitu tegang dan kerut-kerut di


sekeliling mulutnya menegang begitu jelas sehingga
Lauri takut pria itu menyerangnya. Drake
mencengkeram bahu Lauri dan menyentakkannya ke

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


dekatnya. Lauri dapat merasakan kemarahan yang
mendidih di dalam tubuh pria itu.

"Lauri, Drake, kalau boleh aku ingin bicara sebentar


dengan kalian berdua." Suara Andrew mengikuti
ketukan ragu-ragu di pintu kamar.

Baru beberapa detik kemudian suara itu bisa menembus


kemarahan Drake, tapi pelan-pelan Lauri merasa
cengkeraman di lengannya mengendur sampai pria itu
menarik tangannya.

"Daddy," kata Lauri dengan suara bergetar, "ada apa?"

"Aku tidak ingin mengganggu kalian, tapi masalah ini


penting. Setidaknya begitu bagi Ibu dan aku."

Lauri menoleh pada Drake dengan pandangan waswas


sambil masuk ke kamar dan berkata, "Masuklah."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Andrew bergegas masuk dan minta maaf lagi karena
mengganggu mereka. "Kami harus segera berangkat,
dan aku ingin tahu apakah kalian bersedia mengabulkan
permintaan orang tua ini."

Dari sudut matanya, Lauri melihat Drake berjalan untuk


berdiri di dekatnya. Lauri bersidekap seakan ingin
melindungi diri. "Ada apa, Daddy?" Lauri bertanya
dengan suara tenang.

"Aku selalu merasa kau dan Paul bisa punya


kesempatan yang lebih baik jika kalian kunikahkan di
gereja kita. Aku tahu ini kuno," katanya buru-buru
waktu Lauri akan memprotes. "Kumohon, Lauri, Drake,
izinkan aku melaksanakan upacara pernikahan singkat
untuk kalian sebelum aku pergi."

Bab Sebelas

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri menatap ayahnya, mencerna makna kata-katanya.
Drake berdiri di dekatnya. Lauri nyaris dapat merasakan
tatapan matanya di puncak kepalanya. Ayahnya
menunggu tanggapannya. Dia tertawa gugup dan
berkata, "Daddy, itu tidak perlu."

"Aku tahu, Lauri, tapi tolong penuhi permintaanku.


Ibumu dan aku tidak senang kau menikahi orang yang
tidak pernah kami jumpai dalam upacara di catatan sipil
yang dingin. Ketika pernikahanmu ternyata begitu tidak
membahagiakanmu- dan jangan coba-coba bilang
sebaliknya, aku tahu yang sebenarnya-kami merasa
bertanggung jawab sebab tidak lebih mendekatkan diri
dengan kau dan suamimu. Kali ini, aku ingin jadi bagian
dari pernikahanmu, keluargamu."

Tatapan matanya melunak, dan dia mengulurkan tangan


dan menggenggam tangan anaknya yang terasa dingin.
"Sejak dulu aku amat sangat berharap dapat
menikahkan kau dan Ellen. Aku memimpin upacara

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


pernikahan Ellen, ingat?" Tenggorokan Lauri serasa
tercekik ketika dia mengangguk.

"Kumohon izinkan aku memimpin upacara per


nikahanmu dengan Drake."

Lauri mencoba bicara, tapi dadanya terlalu sesak; air


mata memburamkan pandangannya. Betapa bencinya
dia menipu pria baik hati dan penyayang yang telah
memberinya kehidupan dan selalu menginginkannya
bahagia. Dia membuka mulut untuk memberitahukan
yang sebenarnya, namun bibirnya terasa kaku dan tidak
bisa digerakkan.

Dia merasakan dukungan kuat lengan Drake ketika pria


itu merangkul bahunya. "Kami akan merasa tersanjung,
Sir. Aku bicara atas nama kami berdua."

"Bagus. Bagus," kata Andrew, menggenggam kedua


tangan Drake dengan penuh perasaan. Mata kelabunya
bersinar gembira. "Biar kuberitahu Ibu. Dia pasti akan

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


senang sekali. Kami akan menunggu kalian di bawah."
Dia cepat-cepat keluar dari kamar dan menutup pintu.

Tidak jelas siapa yang memulai, tapi Lauri tiba-tiba


sudah berada dalam pelukan Drake, wajahnya
tersembunyi di lekuk bahu pria itu. Semua perasaan
frustrasi, marah, dan bersalah tertumpah dalam
tangisan deras sampai bagian depan kemeja pria itu
basah karenanya.

Drake tidak berkata apa-apa, melainkan terus


memberinya dukungan dan hiburan. Mengusap-usap
rambut cokelat kemerahan dan menepuk-nepuk
punggungnya, dia menunggu sampai air mata Lauri
kering dan wanita itu bersandar padanya, kelelahan dan
putus asa.

kata-katanya tidak jelas ketika dia bicara, dan Drake


menunduk supaya bisa mendengarnya. "Aku orang
paling munafik sedunia. Aku mencercamu karena
kebohonganmu, tapi ternyata aku malah
mempertahankannya dengan segala yang kulakukan."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri terisak keras. "Aku tidak sanggup melukai
hatinya."

"Terserah kau mau percaya omonganku ini atau tidak,


dan aku ragu kau mau, tapi aku juga tidak ingin melihat
mereka kecewa gara-gara aku. Waktu kulihat kau
berusaha memberanikan diri untuk mengatakan yang
sebenarnya padanya, aku tidak bisa membiarkan itu
terjadi. Aku harus ikut campur."

Dengan lembut didorongnya Lauri, dan dihapusnya air


mata yang membasahi pipinya. "Mari kita jalani upacara
pernikahan ini dengan tenang. Kita tahu pernikahan ini
tidak berarti apa-apa. Pernikahan ini tidak sah. Nanti
kita cari jalan untuk memberi tahu mereka." Dia melihat
kilatan marah di mata wanita itu dan menebak
sebabnya. "Aku tidak akan meninggalkanmu. Aku juga
akan ikut bertanggung jawab. Sekarang, cucilah
mukamu. Mereka sudah menunggu kita." Dia mencium
sekilas kening Lauri sebelum wanita itu pergi untuk
membersihkan muka.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Dengan ini kunyatakan kalian sebagai suami-istri. Apa
yang telah disatukan Tuhan, tidak boleh dipisahkan
manusia." Andrew mengucapkan kata-kata yang, jika
saja pernikahan ini sah, akan menyatukan hidupnya
dengan Drake. "Kau boleh mencium mempelaimu, Nak."

Drake memegang bahu Lauri dan memutarnya ke


arahnya. Matanya menjelajahi wajah wanita itu,
berusaha membacanya sebelum menunduk dan
mencium mesra bibirnya. Ciumannya sebentar, tapi
penuh perasaan, dan Lauri merasakan efeknya di
sekujur tubuhnya.

Mereka dikelilingi Andrew dan Alice, juga Betty dan


ketiga anak-anak, yang diminta Alice supaya hadir juga.
Dia menelepon Betty dan mengundang-nya datang ke
upacara ini. Betty menangis selama upacara singkat ini,
namun anak-anak berdiri tenang, mendengarkan
dengan terpesona dan mengamati tangan Andrew
ketika pria" itu dengan hikmat mengisyaratkan kata-
katanya untuk Jennifer. Lauri dan Drake pun
menggunakan bahasa isyarat untuk janji perkawinan
mereka.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Di lain waktu, Lauri pasti menganggap ini upacara
pernikahan paling indah. Meskipun tempat dan
pakaiannya bukan seperti dalam upacara konvensional,
dia tahu bahwa ketika mengucapkan janji perkawinan
pada Drake, dia bersungguh-sungguh. Kesadaran itu
sangat menyentuh. Pada pria itu dia menjanjikan
cintanya dan kesetiaan lahir maupun batin, dan itu
bukan karena para saksi mengharapkan dia
mengucapkan kata-kata yang tepat. Dia
mengucapkannya karena ingin mengatakannya pada
Drake dan memberitahu pria itu bahwa dia serius.
Bibirnya mengejawantahkan apa yang sudah diketahui
hatinya. Kerinduan mendalam, tak tertahankan, dan
menyenangkan yang dirasakannya terhadap Drake ini
pasti cinta. Cinta. Ya, dia mencintai Drake. Dia
mengetahui kelemahan-kelemahan pria itu, dan
mengenal temperamennya, tapi semua itu tidak
mengubah perasaannya. Drake bisa membuatnya
sangat marah, tapi dia tetap mencintainya.

Semua ini sia-sia, Lauri memperingatkan dirinya. Karena


Drake pernah mencintai seseorang, cintanya dalam dan
abadi, dan tak ada tempat di hatinya bagi wanita lain

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


selain mendiang Susan. Dia jujur pada Lauri; Lauri tidak
bisa berbuat lain. Dia mengakui cintanya; jika bukan
pada pria itu, maka pada dirinya sendiri.

Drake mencium Betty, dan wanita itu pura-pura akan


pingsan. Lalu Drake tertawa dan memeluk Alice,
bersalaman dengan Andrew yang menepuk-nepuk
punggungnya. Dia berlutut dan menggendong Jennifer,
menggelitik pipi gadis kecil itu dengan kumisnya,
perbuatan yang selalu membuat si anak mengikik.

Orang-orang pasti percaya ini acara gembira bagi semua


orang sampai mereka melihat wajah mempelai wanita.
Wajahnya pucat, dan berkali-kali sekujur tubuhnya
bergetar, seolah berusaha keras menahan emosi.

Tak berapa lama kemudian suami-istri Parrish


berangkat. Tas-tas mereka sudah dimasukkan ke bagasi
mobil sewaan, dan mereka berdiri di teras depan untuk
mengucapkan salam perpisahan. Mata Alice berkaca-
kaca waktu dia mencium Jennifer, yang membalas
ciumannya tanpa malu-malu. Lauri memeluk
orangtuanya satu per satu, begitu erat seolah mereka

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


pelampung yang dapat menyelamatkannya. Setelah
masuk mobil dan meluncur di jalan masuk yang curam,
mereka melambai dan berseru-seru mengucapkan
salam perpisahan dan janji untuk menelepon dan
mengirim surat. Selama itu Drake berdiri di samping
Lauri, berperan sebagai suami penuh cinta. Di tangan
yang satu dia menggendong Jennifer. Tangan yang lain
memeluk pinggang Lauri.

"Wah, hari yang luar biasa, Jennifer," kata Drake sambil


menghela napas, menjatuhkan diri ke sofa dan
memangku anaknya. "Lauri, jangan masak apa-apa
untuk makan malam. Kita makan seadanya saja malam
ini. Aku tahu kau pasti lelah juga."

"Baiklah, Drake. Biar kusiapkan dulu beberapa


makanan." Lauri masuk ke dapur cepat-cepat. Kenapa
dia mendadak gelisah berada semangan dengan pria
itu?

Setelah mereka menikmati makanan seadanya, Jennifer


dimandikan dan dibaringkan di tempat tidur. Anak itu
kecapekan karena berbagai peristiwa hari ini. Ia sudah

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


mulai menampakkan kelelahannya saat makan tadi,
ketika dia jadi gampang marah.

Lauri lega ketika anak yang sedang rewel itu akhirnya


tidur. Dia kembali ke dapur untuk mencuci piring, tapi
melihat Drake telah mendahuluinya. Pekerjaan itu
sudah hampir selesai.

"Mestinya kau tidak usah repot-repot begitu, Drake.


Aku pasti akan membereskan semua ini."

Pria itu tersenyum sambil menoleh. "Kau kan harus


mengurus Jennifer. Aku memilih pekerjaan yang
gampang."

"Dia kecapekan. Tidak biasanya dia bandel begitu,


terutama kalau ada kau. Kuharap dia tidak sakit."

Drake tertawa ketika mendatanginya dan memeluknya.


"Omonganmu persis omongan seorang ibu," bisiknya
serak di rambut Lauri.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"O, ya?" dia bertanya tak acuh, lalu menjauh dari pria
itu dan pergi ke wastafel. Ia pura-pura sibuk ketika
mengisi gelas dengan air dan meminumnya.

Drake tak gentar dengan sikap dingin wanita itu dan


mendekatinya dari belakang, menopangkan tubuhnya di
permukaan konter dengan meletakkan kedua
tangannya di kiri dan kanan Lauri. Dengan hidungnya dia
disibakkannya rambut di leher wanita itu dan mulai
menggodanya dengan gigitan-gigitan mesra. "Drake-"

"Ini lembut sekali," gumam. Drake. Perasaan nikmat


menyambar sekujur tubuh Lauri ketika dia merasakan
ujung lidah pria itu membelai bagian belakang
telinganya.

"Kumohon, Drake-" Dia berusaha berbalik, dan pria itu


mengizinkannya cuma supaya mereka berhadap-
hadapan. Sekarang bokong Lauri menekan konter, dan
Drake memenjarakannya dengan tubuh tegapnya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Pria itu meraih tangan Lauri dan meletakkannya di
dadanya, menekan telapak tangannya sampai Lauri bisa
merasakan debar jantungnya, kehangatan yang
memancar dari kulitnya, dan tekstur kasar bulu dadanya
di balik kemeja.

"Lauri, tahukah kau bahwa dalam masyarakat tertentu


suatu pernikahan tidak dianggap sah kalau pasangan itu
tidak menikah di gereja dan diberkati Tuhan? Kalau
begitu kita sudah menikah. Upacara formal sering tidak
ada artinya."

Tangannya menyisir rambut Lauri. Drake menghentikan


jari-jarinya di kulit kepala wanita itu dan memijat
pelipisnya dengan ibu jari dengan ritme yang
membuatnya terbuai.

Mulai dari kening, dia mencium Lauri lembut sebelum


bergerak di atas kelopak matanya yang terpejam
menuju pipi. Setiap ciuman perlahan dan penuh
perasaan, seakan dia ingin melekatkan bibirnya di kulit
wanita itu.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Dia menempelkan bibirnya di bibir Lauri, menggodanya,
memikatnya, sebelum betul-betul menciumnya. Drake
menggesekkan tubuhnya ke tubuh wanita itu. Secara
fisik jelas ciumannya cuma melambangkan sebagian
kecil gairah yang menggelegak dalam dirinya, untuk
memiliki Lauri secara total.

Kaki Lauri tak berdaya karena perangkap tubuh Drake;


otot-ototnya seakan lumer. Namun lengannya terasa
bertenaga ketika dia menyusuri dada pria itu dan
memeluk lehernya. Dia bergerak makin dekat,
merasakan tubuh keras pria itu kontras dengan kontur
lembut tubuhnya sendiri. Sekali lagi dia jadi menyadari
betapa serasinya tubuh mereka, tubuh jantan Drake
berpadu dengan tubuh femininnya.

"Lauri," kata Drake parau, "kau membuatku berada di


antara surga dan neraka. Tapi aku berani bersumpah
bahwa neraka ini lebih nikmat dari apa pun yang pernah
kuketahui." Diciumnya leher Lauri, tapi wanita itu tidak
melawan, menyerah pada bibir, gigi, dan lidah Drake,
yang seakan lebih mengetahui tubuhnya daripada Lauri

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


sendiri. Dia tidak mencari titik-titik yang sensitif,
melainkan tahu secara instingstif dan langsung
menyerangnya dengan gairah yang tak ada habis-
habisnya.

Lauri bisa menjadi istrinya dalam setiap arti kata itu. Dia
ingin menjadi istrinya, dan dalam hati dia sudah menjadi
istrinya. Secara moral perasaannya tanpa beban. Di
hadapan Tuhan dan pendeta yang berhak menikahkan,
dia telah menjanjikan hidup dan cintanya pada pria ini.
Tidak ada yang dapat menggoyahkan keyakinannya
bahwa janji-janji yang diberikannya pada pria ini sahih
dan mengikat.

Namun Drake tidak memberikan janji-janji seperti itu.

Dia mengucapkan kata-kata puitis itu, mengulangi


kalimat-kalimat familier itu, tapi semua itu tidak berasal
dari hatinya. Untuk melindungi Lauri dan karena
menghormati orangtuanya, Drake memainkan perannya
dan melakukannya dengan meyakinkan. Tapi Lauri tahu
motivasinya, yang jelas bukan cinta. Cintanya telah

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


hilang, terkubur, dan Lauri tidak bisa berbuat apa-apa
untuk mengubahnya.

Drake membutuhkannya sekarang. Dia dapat


merasakan keputusasaan dalam cara pria itu
memeluknya. Ciumannya yang panas mengindikasikan
gairahnya. Jika dia mau bercinta dengannya sekarang,
berapa lama gairah itu akan sanggup bertahan? Berapa
lama sebelum Drake menarik diri ke dalam dunianya
sendiri seperti Paul dulu? Ketika dia membutuhkan cinta
Drake untuk mengobati lukanya, apakah pria itu akan
memberikannya? Dia tidak mau mengambil risiko. Lebih
baik dia hidup tanpa cintanya sama sekali daripada
cuma memperoleh jiplakannya.

Drake butuh waktu beberapa detik untuk menyadari


bahwa gerakan-gerakan Lauri bukan karena gairah.
Wanita itu memberontak. Dia begitu kaget sehingga
segera membebaskannya. Lauri mendorongnya dan
berlari keluar ruangan. Ketika wanita itu sudah menaiki
setengah tangga, dia memanggilnya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Suaranya lembut, tapi justru jadi lebih berpengaruh.
"Lauri."

Lauri langsung berhenti. Dia tidak berbalik. Jika dia


melihat pria itu, tekadnya pasti akan buyar. Sekarang
pun, kalau saja Drake mengatakan bahwa dia
mencintainya, dia akan terbang ke pelukan pria itu -dan
menemukan akhir dari siksaan yang mencengkeramnya
ini. Katakan kau mencintaiku! jeritnya dalam hati.

"Lauri-" Drake tidak melanjutkan kalimatnya dan


tampak ragu-ragu. Akhirnya dia cuma mengatakan
"Selamat malam", hingga membuat Lauri kesal sekali.

Sesuatu membangunkan Lauri. Dia tersadar dari tidur


nyenyak karena instingnya memberitahu ada yang tidak
beres. Memasang telinga sebentar, dia tidak mendengar
sesuatu yang bisa membangunkannya, meskipun begitu
dia tetap menyibakkan selimut dan turun dari tempat
tidur. Mantelnya tergeletak di kursi, dan dia
memakainya sebelum melangkah ke koridor gelap.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Yang pertama dipikirkannya adalah Jennifer. Dia pergi
ke pintu kamar gadis kecil itu. Tempat tidurnya kosong.
Lauri menahan panik yang melandanya dan melintasi
kamar menuju kamar mandi di sebelahnya. Jennifer
tidak ada juga di sana.

Lauri menuruni tangga, dengan tersandung-sandung


karena menginjak ujung mantel, untuk memeriksa
kamar-kamar di lantai dasar. Tidak ada Jennifer.
Berpikir-berharap-anak itu bangun karena haus atau
ingin makan kue, dia pergi ke dapur dan menyalakan
lampu. Jennifer tidak ada di ruangan itu, tapi pintu
belakang terbuka lebar, memasukkan udara malam
yang dingin. Jantung Lauri bagai berhenti berdetak.
Diculik!

Itulah pikiran yang langsung muncul di benaknya. Drake


selebriti. Dia dan anaknya merupakan sasaran sempurna
bagi orang sinting yang mencari kekayaan atau
ketenaran seketika.

Keinginan pertamanya adalah berlari ke luar dan


menemukan sendiri anak itu, namun di tengah ruangan

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


dia berhenti. Bagaimana kalau mereka masih ada di luar
sana? Mereka bisa mengalahkannya. Di luar gelap dan
dingin. Dia tak bersenjata.

Dia berlari ke kamar Drake dan tanpa ragu memegang


bahu telanjang pria itu dan mengguncangnya.

"Drake, bangun." Suaranyakah itu yang bergetar


ketakutan? Kedengarannya mirip isakan. "Drake,
kumohon bangunlah."

Pria itu langsung duduk tegak dan memandangnya


dengan tatapan liar, kosong, dan kaget seperti layaknya
orang yang mendadak dibangunkan. "Lauri? A-ada
apa?"

"Jennifer. Dia tidak ada. Aku terbangun-mendengar


sesuatu, kurasa-pintu belakang. Kupikir, barangkali
penculik-"

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Dia tergagap-gagap dan omongannya tak jelas, namun
Drake tahu wanita itu ketakutan, dan dia cukup
memahami kata-katanya sehingga bisa menebak
sisanya.

Drake menendang selimut dan berlari meninggalkan


tempat tidur dengan gerakan sigap bak binatang.

Ia menyambar mantel dari cantelan di belakang pintu


dan buru-buru mengenakannya sambil bergegas
menyusul Lauri, yang sudah kembali ke dapur.

Dia langsung pergi ke pintu dan memandang kegelapan


pekat di luar. "Kita telepon polisi?" tanya Lauri gemetar
sambil meremas-remas tangan. "Drake, apa-" Dia tidak
sanggup melanjutkan. Dia menangis tersedu-sedu.

"Tenanglah, Lauri. Tidak ada gunanya histeris. Ya,


telepon polisi. Aku akan ke gudang di luar dan
mengambil senter-"

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Tapi mereka mungkin saja masih di luar sana. Oh,
Drake, tidak-"

"Siapa 'mereka'? Kita bahkan tidak tahu apa yang


terjadi. Tapi demi Tuhan aku bersumpah kalau terjadi
apa-apa pada Jennifer, akan kubunuh-" "Kalian berdua
mencari si Pengelana Malam?" kedua orang panik yang
berdiri di tengah ruangan itu menoleh dan ternganga
memandang Betty, yang menggendong Jennifer.

"Oh, Tuhan," kata Lauri, menutup mulut dengan tangan


karena lega, lalu cepat-cepat mengambil anak itu dari
pelukan Betty. Didekapnya Jennifer dan dibuainya,
masih tidak percaya dia sudah pulang dalam keadaan
selamat.

"Apa yang terjadi?" tanya Drake, dan Lauri mendengar


suara pria itu bergetar. Drake memegang punggung
Jennifer dengan sikap melindungi.

"Aku sedang tidur nyenyak," Betty menjelaskan, "ketika


mendengar ada orang di pintu belakang. Tentu saja, aku

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


langsung mengira itu pasti pencuri atau pemerkosa dan
nyaris panik. Aku takkan pernah bisa membiasakan diri
dengan Jim yang selalu pergi dan aku harus sendirian."
Mata cokelat bulatnya lalu kembali ke dada telanjang
Drake yang amat menggoda, yang kelihatan karena
bagian leher mantelnya rendah.

"Yah, begitulah," Betty melanjutkan, "kuputuskan


bahwa pemerkosa itu tidak terlalu pandai karena dia
ribut sekali waktu berusaha membuka pintu. Kurasa aku
lebih penasaran daripada takut. Aku pergi ke dapur dan
mengintip ke luar jendela. Jennifer berdiri di tangga,
mencoba membuka pintu. Ketika kusilakan masuk, dia
langsung ke kamar Sally. Tadi siang dia meninggalkan
Bunny di sana. Setelah memperoleh apa yang
diinginkannya, dia berjalan pulang. Kupikir sebaiknya
kutemani dia dan memastikan anak itu sampai di sini
dengan selamat. Bisa kalian bayangkan bandit kecil ini
keluar sendirian tengah malam tanpa seizin kalian?"

"Dia lelah sekali ketika tidur, sehingga mungkin tidak


merasa kehilangan Bunny. Ketika terbangun tengah
malam dan menyadari boneka itu tidak ada, dia pergi
untuk mengambilnya." Lauri meneruskan cerita itu. Dia

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


tersenyum pada Jennifer, yang memeluk Bunny dan
menguap. Lauri menyibakkan helai-helai rambut ikalnya
dari pipi ketika menciumnya.

Drake meraih anaknya dan mengangkatnya ke


depannya, sementara dia berjongkok. "Jennifer, kau
nakal sekali!" dia mengisyaratkan dengan tegas untuk
menekankan maksud omongannya. "Jangan pernah
pergi tanpa seizin aku atau Lauri. Kami jadi-" Dia tidak
tahu bahasa isyarat takut dan memandang Lauri untuk
meminta pertolongannya. Lauri memberitahukannya
dan dia melanjutkan, "Kami jadi takut dan sedih. Kami
tidak tahu kau ada di mana. Kalau kau pergi tanpa izin
lagi, aku terpaksa harus memukulmu."

Bibir bawah Jennifer mulai bergetar, dan dia tahu


ayahnya tidak main-main. Lalu tangan Drake
merangkulnya dan pria itu memeluknya erat-erat,
memejamkan mata karena ngeri memikirkan kejadian-
kejadian buruk yang bisa menimpa Jennifer. Tangan
Jennifer memeluk lehernya, meskipun dia tetap
memegang Bunny kuat-kuat. Drake mengangkatnya dan
mereka berjalan keluar dapur. "Ya Tuhan, aku-"

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Terima kasih, Betty. Tidak bisa kukatakan betapa
leganya aku melihatmu bersamanya. Aku baru saja
membangunkan Drake, dan kami tadi sudah
membayangkan yang tidak-tidak." Dia berterima kasih
pada tetangganya itu tapi sedang tidak ingin mendengar
celotehan Betty.

"Aku harus pulang. Selamat malam. Kembalilah ke


keluargamu di atas." Dia menyentuh lengan Lauri untuk
menenangkannya dan bergegas keluar lewat pintu
belakang. Lauri menguncinya. Ketakutannya masih
belum hilang.

Di kamar Jennifer, Drake duduk di tepi tempat tidurnya,


mengusap-usap kening anaknya, walaupun gadis kecil
itu sudah tidur pulas. Digenggamnya tangan Lauri ketika
wanita itu membungkuk dan mencium Jennifer.

Mereka meninggalkan kamar itu bersama-sama. Ketika


mereka sampai di koridor, Drake berkomentar, "Kau
gemetar."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Aku tidak tahu apakah karena dingin atau takut."

"Kau mau segelas anggur?"

"Tidak, aku akan baik-baik saja," katanya waktu mereka


tiba di depan pintu kamar tidur utama. Dia mendongak
dan tersenyum, tapi senyumnya memudar waktu
melihat kerinduan yang tampak jelas di wajah pria itu,
yang terlalu memikat untuk diabaikan. Mereka saling
berhadapan dan lama berpandang-pandangan. Drake
tidak menyentuhnya, tapi memang tidak perlu. Lauri
sangat menyadari keberadaan tubuh pria itu, yang
tampak seperti tertarik ke arahnya, walaupun Drake
tidak bergerak. Bagai magnet yang kutubnya
berlawanan, mereka saling mendekat. Hasrat naluriah
yang tak bisa dibantah mereka, merupakan kekuatan
dan datang begitu mendadak hingga tak bisa dilawan.
Ketika akhirnya bergerak bersama, mereka berpelukan
erat, menyatu karena takut dipisahkan.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri tidak melawan waktu Drake menggendong dan
membawanya ke kamar, dan membaringkannya dengan
lembut di atas bantal. Dengan sigap Drake melepas
mantel dan pakaian dalamnya. Telanjang bulat ia
berbaring di samping Lauri, dan dengan gerakan sensual
bagai dewa purba melaksanakan upacara cinta itu.

"Lauri, jangan bicara. Jangan berpikir. Kumohon, jangan


berpikir. Rasakan saja. Rasakan."

Tangannya menyusuri kembali lekuk-lekuk tubuh Lauri.


Drake tidak terburu-buru, pelan-pelan ia membuka
mantel Lauri. Tapi dia ingin melihat dan mengetahui
semuanya. Disibakkannya mantel itu, diangkatnya bahu
Lauri ketika melepaskannya dari tubuhnya.

Ditariknya wanita itu dan dipeluknya dengan penuh


perasaan. Mulutnya mencium sementara tangannya
membelai, menggoda, membangkitkan kenikmatan di
tubuh Lauri.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Bahu, dada, dan perut Lauri mengenali sentuhannya
dan menikmatinya. Drake menghujani dada Lauri
dengan ciuman-ciuman panas. Kemudian dengan
sentuhannya, Drake mendapati Lauri telah siap
menyambutnya.

Sentuhannya sangat lembut dan begitu intim sehingga


Lauri tersentak lalu mencengkeram bahu Drake karena
merasakan sensasi yang belum pernah dirasakannya.

"Lauri. Kau wanita... cantik... yang diciptakan untukku."


Ucapannya terputus-putus. Tapi kalaupun dia tidak
bicara, Lauri bisa mengetahui apa yang dipikirkannya.
Bibir Drake yang membelai dan sentuhannya yang luar
biasa sudah mengatakan semua yang perlu
diketahuinya.

Kata-kata Paul terngiang. Lauri tidak pernah


membuatnya senang. Sekarang dia sadar bahwa dulu
dia tidak peduli sehingga tidak ingin memberi suaminya
itu kenikmatan. Tapi sekarang dia ingin membuat tubuh
Drake merasakan kenikmatan seperti yang dirasakan
tubuhnya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Tangannya menjelajahi tubuh tegap itu, memijat otot-
otot di bawah tangannya. Disingkirkannya perasaan
malu dan segan dan disentuhnya pria itu, dibelainya.

"Lauri... ya, Sayang. Kenalilah aku," kata Drake sambil


menahan napas ketika membenamkan kepala di leher
Lauri dan mencengkeramnya kuat-kuat.

Reaksinya membangkitkan kepercayaan diri Lauri, dan


kata-kata menghina Paul terlupakan waktu dia
mendengar erangan-erangan nikmat tertahan Drake.
Pria itu membisikkan namanya berkali-kali, napasnya
mengembus telinganya.

Drake memegang wajah Lauri dengan dua tangan dan


melumat bibirnya dengan ganas. Setelah ragu-ragu
sejenak ia berhenti sebelum menyatukan tubuh mereka.
Dia mengangkat kepala dan memandang Lauri. Lauri
menyentuh wajahnya dan menyusuri bagian-bagian
yang dicintainya itu. Jari-jarinya mengelus kumis pria itu
dan mengitari bibirnya. Mata mereka terus bertatapan.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Lauri?" desah Drake.

Lauri merasakan sentuhan awalnya. Sambil


memejamkan mata, ia menarik kepala Drake ke bantal.
Dia mendesahkan nama pria itu dengan takjub ketika
tubuh mereka melebur jadi satu.

Dan hebatnya, kenikmatan ini tidak berhenti sampai di


situ, seperti biasanya selama ini. Drake membisikkan
rayuan-rayuan, dan menikmatinya. Sensasi di dalam
tubuh Lauri menyebar, memacu jantungnya, dan
melanda jiwanya. Drake meneriakkan namanya ketika
mencapai puncak. Lauri mendengarnya sedetik sebelum
tubuhnya serasa meledak.

Dan ledakan itu berlanjut terus....

"Aku belum pernah merasa seperti ini," bisik Lauri


lemah dalam kegelapan.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Kepalanya bersandar di dada Drake ketika pria itu
memeluknya, kaki mereka saling membelit di balik
selimut. Drake mengusap-usap punggungnya.

"Tidak pernah?" tanya Drake lembut, bangga. "Tidak


dengan-"

"Paul? Tidak," kata Lauri sambil tersenyum sedih dan


menggeleng pelan. Bulu-bulu di dada Drake menggelitik
hidungnya. "Tak kusangka aku bisa," dia mengaku.

Tawa menggemuruh di dada pria itu dan terdengar


keras di telinga Lauri. "Yah, sekarang kita sudah tahu,
bukan?" Ditepuknya bokong Lauri, lalu tangannya
berhenti di sana dan membelai-belai.

Lauri mestinya merasa bersalah atas apa yang telah


terjadi, namun dia tidak bisa membangkitkan perasaan
itu. Dia malah sama sekali tidak menyesalinya. Dan dia
tahu dia akan terus bercinta dengan Drake. Hal itu
sekarang tak bisa dihindari, dan dia tidak lagi memiliki

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


keinginan atau tekad untuk melawannya. Dia bergelung
makin rapat pada pria itu.

"Kau kedinginan?" tanya Drake lembut.

"Sedikit," jawabnya.

"Semua selimut tertendang ke kaki tempat tidur," kata


Drake pura-pura bingung. "Kok bisa, ya?" Lauri terkikik.

Mereka segera menarik selimut-selimut itu. Drake


menciumi telinganya sambil menarik Lauri. "Aku berjanji
kali ini tidak akan membuat selimut-selimut
tercampak."

"Kali ini?" tanya Lauri terkesiap. "Maksudmu... lagi?


Sekarang?"

"Kau tidak mau?" Drake bertanya. Dalam kegelapan pun


Lauri bisa melihat alisnya naik.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Yah, aku-"

Namun kepala pria itu sudah menunduk dan bibirnya


membujuk. Lauri mendengar dirinya me-nyetujui
dengan suara pelan tapi mendesak.

Bab Dua Belas

Beberapa hari berikutnya berlalu dengan indah. Drake


ternyata kekasih yang menggebu-gebu dan jarang
merelakan Lauri jauh darinya. Tidur sekamar tidak
cukup. Pria itu harus menyentuhnya, kalau tidak dengan
tangannya, dengan matanya. Malam-malam mereka
diisi dengan gairah yang membuat mereka berdua
takjub. Di siang hari, kalau Jennifer sedang bersama

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


mereka, mereka menceritakan kebahagiaan mereka
pada anak itu, dan ia ikut gembira.

Mereka sering pergi ke desa, berjalan di antara toko-


toko yang mengapit jalan-jalan berbukit yang indah.
Suatu siang mereka mengunjungi John Meadows di toko
kerajinannya. Pria itu menerima mereka dengan hangat
dan tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa dia ingat
kekasaran sikap Drake etika mereka terakhir bertemu.
Lauri bersyukur ketika Drake betul-betul ber-inat pada
karya John dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
sopan tentang berbagai benda yang dipajang di etalase.
Kedua pria itu, meskipun berbeda bagai bumi dan langit,
ternyata bisa juga asyik mengobrol. Meskipun demikian,
Drake selalu memeluk bahu Lauri dengan posesif. Itu
merupakan pernyataan kepemilikan yang disadari John.

Mereka menikmati acara jalan-jalan mereka, tapi saat


favorit mereka adalah malam-malam tenang di rumah,
duduk di dekat perapian, bertukar pikiran sambil minum
sebotol anggur.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri biasanya duduk di sudut sofa sementara Drake
telentang dengan kepala di pangkuan Lauri seperti yang
dilakukannya ketika orangtua Lauri tiba-tiba datang
berkunjung. Drake menceritakan ambisi-ambisinya,
tangannya bergerak-gerak ekspresif, matanya berbinar-
binar penuh semangat.

Tapi tidak peduli seberapa serius topiknya, pembicaraan


mereka selalu pelan-pelan berakhir. Tangan Drake yang
tadi menegaskan omongannya mulai mengusap dan
membelai Lauri sampai api di perapian tidak ada apa-
apanya dibandingkan lautan api yang berkobar-kobar di
antara mereka.

Ketika orangtuanya menelepon sebelum kembali ke


Nebraska, Lauri tidak perlu berpura-pura bahagia. Dia
meminta mereka mampir ke Whispers, namun berbagai
kewajiban mengharuskan mereka pulang segera setelah
konferensi pendeta usai. Lauri menutup telepon,
memberitahu mereka bahwa dia sangat bahagia. Karena
saat itu memang begitulah perasaannya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Mereka berjalan-jalan jauh ke tengah hutan setelah
Lauri dan Jennifer menyelesaikan pelajaran dan
sebelum Betty dan anak-anaknya datang untuk belajar
bahasa isyarat. Sering Lauri membawa bekal untuk
makan siang, dan mereka duduk di selimut tua dan
makan dengan santai di tepi kali dan di bawah pohon-
pohon aspen yang sekarang gundul karena sebentar lagi
musim dingin.

Suatu siang yang cerah saat berjalan-jalan seperti itu,


setelah mereka selesai makan, Jennifer mengantuk dan
tidur, bergelung di atas selimut. Drake bersandar di
pohon dan menarik Lauri di antara kakinya yang
menekuk, menekan punggungnya ke dadanya yang
bidang.

"Bisa-bisa aku mengikuti jejak Jennifer kalau aku merasa


makin nyaman," gumamnya mengantuk sambil
menyandarkan kepala di dada pria itu.

"Silakan saja," kata Drake di rambutnya dan


menghamparkan selembar selimut lagi di atas tubuh
mereka.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Napas teratur Drake bagai lagu pengantar tidur yang
tidak sanggup dilawannya, dan tak lama kemudian Lauri
sudah tidur. Dalam keadaan antara pulas dan sadar,
pikiran-pikiran meresahkan mengganggu ketenangan
yang menyelimutinya. Selama berhari-hari dia berhasil
menyingkirkan Susan dari benaknya. Perasaan sayang
Drake tidak perlu diragukan, tapi ketika sedang bercinta
pun, tidak pernah sekali pun pria itu mengucapkan
cintanya.

Pernahkah dia dan Susan duduk seperti ini? Apakah


percintaannya dengan Susan lebih panas? Bisakah dia
mencintai Lauri seperti ia mencintai Susan? Lauri pasti
bergerak-gerak resah karena berbagai pikiran
mengganggu itu. Drake memeluk nya lebih erat dan
berbisik, "Mimpi buruk?"

Lauri menggeleng, namun lamunannya telah


membuyarkan kebahagiaan hari ini dan menimbulkan
secercah keraguan dalam hatinya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Tepat ketika akan menegakkan tubuh dan menjauh dari
Drake, dia merasakan tangan pria itu menjelajahinya.
Drake menghentikan tangannya di pinggangnya dan
menyusupkannya di antara sweter dan pinggang
jinsnya. Gerakan itu sudah cukup untuk menimbulkan
gelenyar gairah yang membuatnya pasrah dan tak
berdaya.

Sweternya terangkat sedikit ketika Drake memasukkan


tangan ke dalamnya. Lauri merasakan sentuhan pria itu
di payudaranya; mengelus, memijat. Belaiannya sama
lembut dan penuh gairahnya dengan ketika ia pertama
menyentuhnya. Drake sudah sangat mengenal
tubuhnya, namun dia membuat Lauri merasa seakan
setiap kali Drake menyentuhnya, itu adalah yang
pertama.

"Drake?"

"Jangan ganggu pria yang sedang sibuk," geram Drake di


telinga Lauri.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Tiba-tiba Lauri merasa malu. Jika dia tidak bisa
memberitahu pria itu bahwa dia mencintainya, dia ingin
mengatakan sesuatu yang membuat pria itu tahu
seberapa dalam perasaannya terhadapnya. "Aku cuma
ingin kau tahu bahwa setiap kali kau-kita-bersama-aku-
rasanya sangat istimewa bagiku."

Tangan Drake berhenti bergerak dan memegang lembut


payudaranya. Lauri diam sama sekali. "Lauri," katanya
serak. "Pandang aku."

Lauri menyandarkan kepala di bahunya dan me-


miringkannya ke belakang supaya bisa melihatnya.
"Bagiku juga sangat istimewa," kata pria itu. Dia
menciumnya begitu penuh gairah sehingga pembuluh-
pembuluh darah Lauri berdenyut akibat aliran darahnya
yang seakan mendidih.

Tangan Drake turun ke pinggang melewati rusuknya,


kemudian kembali melalui perut untuk menggenggam
payudaranya. Pria itu membelai-belainya sambil
menciumi telinganya. Lauri menjerit pelan dan

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


menggeliat-geliat sementara tangan Drake telah
bergerak ke pahanya.

Ketika suaminya itu sibuk membuka kancing jinsnya,


Lauri menyadari apa yang akan terjadi dan kaget dengan
kelakuannya sendiri. Dia dilanda perasaan malu dan
minder.

"Drake, tidak," Lauri terkesiap dan meronta. "Jangan di


luar sini," katanya marah, merapikan pakaian di balik
selimut.

"Kenapa?" tanya pria itu, matanya berkilat nakal. "Di


hutan asyik, kau tahu. Pikirkan orang-orang Viking,
Romawi, Robin Hood dan Lady Marian-" "Yah, aku
bukan mereka. Lagi pula, anakmu berbaring di sana."
Dengan memiringkan kepala dia menunjuk Jennifer
yang tidur nyenyak. Lauri masih menjauhkan tangan
Drake darinya dan tidak berani melepaskannya.

"Dia kan tidur," bantah Drake. "Ayolah, Lauri.


Kumohon." Dia merengek sekarang dan

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


mencondongkan tubuh untuk menyapu bibir Laun
dengan kumis. Itu senjata yang berbahaya, dan dia tahu
cara menggunakannya. "Tidak. Bagaimana kalau ada
yang datang?" "Mereka akan malu dan membuang
muka." "Aku akan malu setengah mati!" teriak Lauri.
Lalu dilembutkannya nada suaranya dan dibuatnya
terdengar penuh janji. "Bagaimana kalau kau menunggu
sampai nanti malam?" dia bertanya dengan gaya
menggoda.

"Yah," gerutu Drake. "Kurasa mau tidak mau harus


begitu. Kau cium aku sekali, aku membalasnya, lalu kita
pulang." Lauri tidak melihat kilatan di mata Drake, dan
permintaannya terdengar masuk akal.

Dia berpaling untuk menghadapnya dan mencium


bibirnya. Ciumannya tanpa nafsu, tapi mengandung
semua cinta yang dirasakannya terhadap pria itu. Ketika
akhirnya bibir mereka berpisah, Drake berkata,
"Sekarang giliranku."

"Apa-apaan kau?" Lauri kaget ketika Drake mengangkat


bagian depan sweternya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Aku akan menciummu. Aku tadi kan tidak bilang apa
yang akan kucium."

Drake mengangkat bahan rajut lembut itu dan mencium


payudara Lauri. Ketika memandang wanita itu lagi, dia
melihat mata cokelat muda itu berlinang air mata cinta.
"Sekali lagi, ya?" katanya dan mulai mencium bibirnya.

Lauri yakin tentang satu hal. Drake tidak memikirkan


Susan.

"Ada beberapa urusan di kota yang harus kubereskan,"


kata Drake, mengulurkan kepala dari luar kelas
keesokan paginya. "Bagaimana kalau aku
membereskannya, lalu membeli tamale buatan sendiri
untuk makan siang? Kemarin aku bertemu seorang
wanita yang membuat tamale sendiri. Aku
mencicipinya, rasanya fantastis."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri tertawa ketika pria itu berdecap-decap. "Yah,
kalau kau suka wanita gemuk, kurasa aku tidak
keberatan makan tamale"

"Aku menyukaimu," katanya tegas, dan memandang


sekujur tubuh Lauri dengan tatapan nakal. "Sampai
ketemu nanti," katanya jail. "Selamat tinggal, Jennifer,"
dia bicara pada putrinya, yang sibuk menumpuk balok-
balok yang tadi digunakan untuk pelajaran berhitung.
Anak itu membalas dan Drake pergi.

Kira-kira setengah jam sebelum Drake kembali, Lauri


membawa Jennifer ke dapur.

"Kau akan menyukai ini, Jennifer," katanya dan


mendudukkan anak itu di meja dapur.

"Kita akan melakukan permainan untuk melihat apakah


kau bisa membedakan susu putih dengan cokelat."
Seperti biasa, Lauri mengisyaratkan setiap kata. Jennifer
mengamati dengan penuh minat. Pelajaran tentang
makanan adalah pelajaran favoritnya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Oke," lanjut Lauri, "aku akan mengisi dua gelas. Kau
lihat? Yang satu berisi susu putih dan yang lain cokelat.
Aku ingin melihat kau mengatakannya." Setelah Jennifer
dengan benar mengisyaratkan susu putih dan susu
cokelat dan mengucapkannya sebisanya, Lauri berkata,
"Sekarang aku akan memberimu sedotan. Akan
kuletakkan tiap gelas di hadapanmu, dan beritahu aku
susu yang mana yang kau minum. Kau mengerti?"

Jennifer mengangguk, dan ikal-ikal pirangnya bergerak-


gerak.

"Tutup matamu supaya kau tidak bisa melihat,"


perintah Lauri. Setelah yakin Jennifer tidak curang, Lauri
memasukkan sedotan ke gelas berisi susu putih.
Jennifer minum seteguk, lalu mengisyaratkan jawaban
yang benar. Mereka mengulangi latihan itu sampai Lauri
yakin anak itu sudah memahami kata-kata tadi dan
dapat mengasosiasikan rasanya dengan namanya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Mereka baru saja selesai belajar ketika Drake masuk
dari pintu belakang sambil membawa sebungkus tamale
yang baunya menggiurkan.

"Apa yang kalian lakukan?" tanya Drake, menaruh


bungkusan itu di permukaan meja dan membuka jaket.

Coba kita lihat apa Drake bisa melakukannya, Lauri


mengisyaratkan pada Jennifer, dan anak itu bertepuk
tangan gembira. Lauri menjelaskan aturan permainan,
dan untuk membuat Jennifer senang Drake pura-pura
tidak yakin bisa melakukannya dengan benar.

Pria itu memejamkan mata dengan gaya berlebihan,


tapi akhirnya menyesap susu dan berkata dalam bahasa
isyarat, Itu susu putih. Tapi ketika Lauri meraih gelas
susu cokelat, dia melihat Jennifer hampir menghabiskan
isinya.

"Jennifer!" tegurnya, tapi mereka semua tertawa.


Jennifer menunjuk bibir atasnya, di sana tampak kumis

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


susu berwarna cokelat tua. Dia membandingkannya
dengan kumis Drake.

Kau juga, Lauri, Jennifer mengisyaratkan. Kau juga.

Lauri protes keras, tapi Jennifer dan Drake tidak mau


tahu. Dia mengambil gelas berisi susu cokelat dan
meneguknya banyak-banyak, memastikan ada yang
menempel di bibir atasnya. Jennifer menjerit girang dan
melompat-lompat. Setelah mereka akhirnya bisa
menenangkannya, Lauri memerintahnya, "Pergilah ke
atas, cuci muka dan tanganmu sementara aku
menyiapkan makan siang." Jennifer pergi dengan
melompat-lompat riang.

"Kau tidak akan mencuci mukamu?" tanya Drake sambil


tersenyum geli. "Kumismu tidak cocok dengan
rambutmu."

"Oh. Aku lupa," jawab Lauri dan berbalik ke arah


wastafel.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Izinkan aku," kata Drake, memegang bahunya.

Lidahnya yang bagai beludru dengan cepat


membersihkan kumis susu Lauri, tapi seperti ciuman-
ciuman mereka, pelukannya berlanjut. Lauri
memeluknya dan mereka lama berciuman sampai
keduanya memisahkan diri dengan napas terengah-
engah.

"Kalau kita teruskan ini, bisa-bisa kau tidak jadi makan


siang," gumam Lauri sementara bibirnya menciumi dagu
pria itu.

"Aku mungkin ingin mengubah menunya," balas Drake


parau. Diciumnya leher Lauri.

"Tamale-nya bisa dingin." Lauri mendesah ketika Drake


menemukan titik yang sensitif.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Itu sebabnya orang menciptakan microwave. Masa kau
tidak tahu itu?" gumam Drake di telinga Lauri.

Lauri menarik napas pasrah dan dengan lembut


melepaskan diri dari pelukan Drake. "Kita harus
menjaga sikap. Sebentar lagi Jennifer datang untuk
minta makan."

"Di mana bandit kecil itu?" tanya Drake. "Kuharap dia


tidak kabur lagi." Sorot matanya menghangat waktu
memandang Lauri. Drake ingat, seperti dia juga, bahwa
pada malam Jennifer kabur, mereka bercinta untuk
pertama kalinya.

"Biar kutengok dia," kata Lauri cepat-cepat. "Kalau kau


tidak keberatan menata meja." Drake menggeleng, dan
Lauri melesat keluar ruangan supaya tidak dipeluk pria
itu lagi.

Dia menaiki tangga dan tengah berjalan ke kamar


Jennifer waktu melihat gerakan di kamarnya sendiri. Oh,
jangan ada keributan lagi, pikir Lauri ketika mendorong

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


pintu supaya terbuka lebih lebar. Lalu jantungnya bagai
berhenti berdetak. Benda pertama yang dilihatnya
adalah sepasang sepatu balet dari satin pink. Sepatu itu
pasti pas di kaki mungil dan langsing dengan cekung
tinggi. Benda itu jelas kelihatan sering dipakai untuk
latihan, karena bagian jarinya yang membulat dan datar
tampak usang, dan pita satinnya berkerut-kerut karena
sering dibuka dan diikat.

Sepatu itu tergeletak di antara foto-foto, pakaian-


pakaian, beberapa buku acara teater, dan sebuah buku
kliping besar bersampul kulit. Mata kaget Lauri yang
terkejut melihat pintu lemari terbuka dari sanalah
kotak-kotak barang itu berasal.

Jennifer duduk di lantai memandangi salah satu foto


dengan konsentrasi penuh. Pelan-pelan, kakinya seperti
diganduli bola besi, Lauri mendekatinya dan menarik
perhatiannya.

Lauri, lihat? Wanita cantik, Jennifer mengisyaratkan dan


menunjuk foto yang dipegangnya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Dengan tangan gemetar Lauri mengambil foto itu dan
menatap wanita yang diabadikan dalam foto itu. Dia
cantik. Dia mengenakan baju latihan. Warmer kaki dari
bahan wol yang hampir selalu dipakai para penari
membungkus betis indahnya dan menonjolkan
kesempurnaan pahanya.

Wanita itu bersandar di palang seakan sedang


beristirahat setelah melakukan plie dan tendus. Dia
memandang lurus ke kamera, tak acuh dan tidak
berpose, menantang lensa fotografer untuk mendeteksi
kekurangannya. Rambutnya berwarna gelap, dibelah
tengah, dan disanggul di dasar leher angsanya. Mata
hitamnya besar dan merupakan bagian yang paling
menarik di wajahnya yang berbentuk hati.

"Ya, dia cantik," kata Lauri dengan suara nyaris tidak


terdengar. Tanpa sadar dia duduk di lantai di samping
Jennifer. Bahunya turun karena kecewa setelah melihat
untuk pertama kalinya wanita yang masih memiliki hati
Drake.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Hei, kalian, aku kelaparan nih. Ada apa sih di atas?"
Teriakan gembira Drake menyentakkan Lauri dari
lamunannya. Tapi sebelum dia sempat menenangkan
diri, pria itu sudah berdiri di ambang pintu. Mata dan
wajahnya cerah karena senyumnya, tapi waktu dia
melihat kamar Lauri yang be-rantakan-kotak-kotak yang
isinya berserakan tanpa menghargai pemiliknya dahulu,
anak dan wanita yang telah mencemari kenangannya
pada istrinya- wajahnya berubah menyeramkan.

Lauri membuang muka supaya tidak melihatnya; dia tak


sanggup menyaksikan penderitaan hebat itu.
Diambilnya sepatu balet dari tangan Jennifer, yang
berusaha dipakainya.

Jennifer, cucilah wajah dan tanganmu, kata Lauri


setenang mungkin. Jennifer akan memprotes dan
mengambil sepatu itu lagi, tapi Lauri memerintahkan,
"Ayo!" Sikapnya yang mendesak menghilangkan
bantahan apa pun, dan Jennifer berjalan melewati
ayahnya, yang berdiri di atas foto dan memandanginya,
tidak menyadari keadaan di sekelilingnya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Setelah anak itu meninggalkan mangan, Lauri berkata,
"Maafkan aku, Drake. Dia mengacak-acak. Biar
kubereskan-"

"Tidak, jangan," bentak Drake. "Biarkan apa adanya. Aku


akan merapikan dan menyimpan semuanya."

Lauri menjatuhkan sepatu satin pink itu seolah


tangannya terbakar. "Baik," katanya, dan berlari keluar
kamar.

Drake masih berdiri di tengah ruangan, menatap foto-


foto yang berserakan.

Lauri membuatkan roti isi selai kacang untuk Jennifer.


Anak itu mengobrol dengan Bunny, yang duduk di meja
di samping piringnya sementara dia makan. Lauri
memberinya semua yang diendusnya dan ditunjuknya.
Kebiasaan ini biasanya tidak diperbolehkan, tapi saat ini
Lauri kehabisan energi untuk memedulikannya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Setelah Jennifer selesai makan siang, Sam dan Sally
datang lewat pintu belakang untuk mengajaknya
bermain di rumah mereka. Lauri memakaikan sweter-
yang dibelikan Drake waktu mereka pergi ke
Albuquerque-dan minta Sam mengantarkannya pulang
setengah jam lagi.

"Tentu. Kami juga harus tidur siang kok," kata Sam


sambil membantu Jennifer menuruni tangga sampai
halaman.

Lauri mengawasi mereka berlari melintasi halaman, tapi


sebetulnya dia tidak melihat mereka. Di benaknya
terbayang foto-foto balerina yang menatap kamera
dengan begitu percaya diri.

Apa penyebab kematiannya? Drake tidak pernah


mengatakannya. Pria itu betul-betul menghindari
pembicaraan tentang istrinya. Lauri tidak tahu apa-apa
tentang wanita itu, kecuali bahwa dia dulu balerina
klasik yang ikut audisi Grease, dan di audisi itu bertemu
laki-laki yang kemudian menikahinya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Apakah dia meninggal karena kecelakaan? Pesawat
terbangnya jatuh? Apakah dia mengidap penyakit
mengerikan yang men ambil nyawanya? Stroke"? Pasti
bukan, dia masih semuda itu. Apa yang terjadi padanya?

Lauri membereskan piring-piring yang tadi dipakai


Jennifer. Dibawanya bungkusan tamale itu ke tong
sampah besar di luar. Rumah sepi. Dia keluar-masuk
kamar-kamar, mencari sesuatu untuk dikerjakan untuk
mengisi kekosongan hatinya, tapi tidak ada apa-apa. Dia
menghitung menit demi menit sampai Jennifer pulang,
dan setelah itu Lauri mengusulkan mereka membaca
buku. Jennifer masuk ke kelas dan memilih buku
tentang macam-macam alat transportasi.

Mereka duduk di sofa dan berdiskusi tentang berbagai


mobil, bus, pesawat, dan boat di dalam buku bergambar
itu. Sudah dua jam Jake di atas sampai Lauri mendengar
langkahnya di tangga.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Dia bersiap-siap menghadapi apa pun. Seperti apa sikap
Drake sekarang? Bagaimana reaksinya terhadap semua
yang telah terjadi? Ketika memandang pria itu, dia tahu.

Drake memakai celana panjang, jaket sport, dan dasi:


pakaian yang jarang dikenakannya sejak datang ke New
Mexico. Di tangan kirinya ada koper kecil. Jas hujan
tersampir di bahu kanannya.

Lauri berdiri dan meremas-remas tangan ketika pria itu


menghampirinya. Waktunya telah tiba.

"Lauri, aku akan kembali ke New York," katanya singkat.

"Ya."

Drake mengalihkan pandangan darinya. "Sudah terlalu


lama aku di sini," katanya. Pria itu ingin meyakinkan dia
atau dirinya sendiri? "Ada hal-hal yang harus
kukerjakan. Aku tidak bisa tinggal di sini selamanya."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Betul." Jika Drake menginginkan persetujuannya, pria
itu harus bersiap-siap kecewa. Lauri tidak mau
mempermudah situasi ini baginya. Dia pernah
memohon pada Paul supaya mengizinkannya
membantunya. Tawarannya ditolak mentah-mentah.
Satu penolakan sudah cukup. Dia takkan membiarkan
Drake mengorek luka lamanya.

"Kau akan menjelaskan kepergianku pada Jennifer?"


tanyanya, tidak terlalu mengharapkan Lauri menjawab.
Ketika yang terjadi sebaliknya, jawaban wanita itu
mengejutkannya.

"Tidak. Jelaskan saja sendiri padanya." Dia mengenali


apa arti dagunya yang terangkat dengan angkuh itu dan
tahu percuma saja mendebatnya.

Drake meletakkan kopernya di lantai dan berjongkok di


depan putrinya, yang masih asyik melihat-lihat buku.
"Jennifer," kata Drake. Cuma itu yang didengar Lauri.
Dia cepat-cepat pergi ke pintu depan dan menekankan

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


keningnya di kayu dingin keras itu. Aku tidak sanggup
menghadapi ini, teriaknya dalam hati. Aku akan mati
kalau dia pergi, erangnya. Tapi waktu mendengar
langkah kaki Drake mendekat, dia menegakkan tubuh
dan menghadapi pria itu dengan keberanian yang sama
sekali tidak dirasakannya.

"Dia ngambek. Tolong tenangkan dan hibur dia demi


aku," kata pria itu. Dan siapa yang akan menghiburku?
Lauri ingin bertanya padanya. Dia melihat Drake sendiri
pun goyah. Jika tidak mengenalnya, dia pasti mengira
kilau aneh di mata pria itu disebabkan oleh air mata.
Apakah dia begitu galau karena akan meninggalkan
anaknya? Atau apakah ini cuma adegan perpisahan
menyedihkan yang dimainkannya dengan andal?

"Aku harus membawa mobilmu, tapi akan kuatur


supaya ada yang mengantarkannya kembali kemari
besok."

Lauri mengangguk.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Yah, kalau begitu selamat tinggal. Nanti kuhubungi."
Drake bersikap seolah masih ada yang ingin
dikatakannya. Atau-Tidak, tidak mungkin dia ingin
menciumnya, walaupun Lauri merasa kepala pria itu
menunduk sedikit untuk mencoba-coba.

"Selamat tinggal, Drake," kata Lauri datar, dan


membukakan pintu depan.

Kerut-kerut di sekeliling mulut Drake menegang, dan


alis tebalnya berkerut. Pria itu mendesah kesal sebelum
melewatinya. Lauri menutup pintu begitu pria itu
keluar.

Seolah mengetahui suasana mendung ini, awan-awan


kelabu bergulung dari puncak pegunungan dan
menggantung di atas Whispers. Awan-awan itu
menaburkan salju pertama musim ini. Entah mengapa
selimut putih bersih itu tidak mampu menghilangkan
kemuraman yang menyelubungi rumah.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Jennifer tidak mau terlibat dalam aktivitas apa pun, dan
Lauri membiarkannya menonton televisi sepanjang hari
ini.

Ketika waktu tidur akhirnya tiba, gadis kecil itu memeluk


Bunny dan dengan suaranya yang manis tapi nyaris
tidak jelas berkali-kali mengatakan, "Daud-y." Air mata
mengalir di pipinya yang ber-

semu merah. Emosi Lauri yang sedang kacau-balau


membuatnya tidak sanggup melihatnya. Dia berbaring
di samping Jennifer dan memeluk anak itu erat-erat.

Mereka menangis sampai tertidur.

Bab Tiga Belas

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Waktulah yang mengobati kesedihan Lauri dan Jennifer
karena kepergian Drake, walaupun mereka masih terus
mengingat pria itu. Dengan keriangan khas anak-anak,
Jennifer sudah kembali gembira ketika bangun keesokan
paginya, senang melihat salju, dan bersemangat untuk
memulai hari baru. Untuk menenangkan pikiran Jennifer
dan pikirannya sendiri, Lauri merencanakan beberapa
proyek yang akan menguras energi dan menghabiskan
waktu hari ini. Waktu seolah berjalan lebih lambat sejak
Drake pergi.

"Aku tak habis pikir dia meninggalkanmu begitu cepat


setelah pernikahan kalian," komentar Betty dari tempat
duduknya di dapur. Lauri sedang mengawasi pembuatan
popcorn. Anak-anak ber-lepotan dari ujung jari sampai
siku dan memasukkan makanan lengket itu ke dalam
mulut sebelum gula panasnya dingin.

Lauri tidak menanggapi komentar itu, mengangkat bahu


tak acuh dan berkata, "Dia kan punya pekerjaan, Betty.
Dia harus kembali ke New York."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Aku tahu, tapi kau harus mengakui, perbuatannya tidak
lazim untuk pria yang sedang berbulan madu."

tapi Drake tidak betul-betul sedang berbulan madu,


kata Lauri dalam hati, sementara Betty membaca lagi
The Scoop Sheet untuk ketiga kalinya.

Dia membeli majalah itu tadi pagi waktu berbelanja di


toserba dan bergegas menunjukkannya pada Lauri. Foto
berwarna di halaman depan yang menampakkan
pasangan yang sedang tertawa itu seakan mengolok-
olok Lauri. Dia tidak ingin mengetahui apa isi artikelnya,
tapi Betty membacakannya keras-keras, tidak melihat
air mata yang menetes di wajah Lauri. Apa pendapat
Drake tentang berita bohong itu? Apakah dia bahkan
melihatnya?

Karena alasan yang tidak bisa dipahaminya, Lauri tidak


mau mengungkapkan bahwa dia dan Drake tidak benar-
benar menikah. Betty takkan dapat memahami
kerumitan masalahnya, ia menghujani Lauri pertanyaan-
pertanyaan yang terlalu menyakitkan untuk dijawab.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Seperti orangtuanya, Betty belum boleh mengetahui
situasi yang sesungguhnya.

Cepat atau lambat mereka semua akan tahu yang


sebenarnya. Lauri akan merasa sangat tolol, tapi takkan
lebih tolol dari yang dirasakannya sekarang. Selama
berhari-hari setelah pernikahan palsu mereka, Lauri
hampir berhasil meyakinkan dirinya bahwa cinta Drake
padanya sebesar cintanya pada pria itu. Drake begitu
mesra, begitu bertekad membuatnya bahagia.

Dia mestinya ingat pekerjaan pria itu. Drake dibayar


sangat tinggi untuk menampilkan berbagai emosi setiap
hari. Perannya menuntut dia berakting sebagai
pengantin baru yang mesra, dan dia memainkan peran
itu dengan baik. Dia juga memperoleh imbalan. Tiap
malam dia dibayar kontan di atas tempat tidur. Sejak
dulu memang cuma itulah yang diinginkan Drake
darinya.

Sekarang Lauri merah padam karena marah dan malu.


Di awal hubungan mereka Drake telah memberitahukan
apa yang bisa diharapkan Lauri darinya. Tapi dia malah

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


menipu diri dengan berpikir bahwa dia bisa mengubah
perasaan pria itu padanya, bisa mengubahnya menjadi
sesuatu yang lebih dalam daripada sekadar hubungan
fisik.

Dia tidak berniat membuat Drake melupakan Susan. Pria


itu takkan pernah melupakan istrinya, dan memang
tidak perlu berbuat begitu. Lauri cuma ingin Drake bisa
mencintai lagi-mencintainya. Dia mengira dirinya
hampir berhasil. Lalu dilihatnya wajah pria itu ketika dia
memandang foto-foto mendiang istrinya. Pakaian-
pakaian yang berserakan di lantai kamar itu pasti sangat
mengingatkannya pada .wanita yang pernah memakai
semua itu dan menari dengan bersepatu satin.
Penderitaannya terlihat jelas. Apakah dia merasa
mengkhianati Susan karena telah tidur dengan Lauri?
Itukah sebabnya dia pergi?

Meskipun Lauri sudah berusaha keras menyingkirkan


pikiran-pikiran meresahkan itu, Lauri tetap tidak
berhasil. Kalau tidak ada Jennifer yang begitu manis, dia
pasti sudah sinting. Paling tidak Jennifer menerima kasih
sayangnya dan membalasnya. Lauri bahkan tidak mau

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


memikirkan apa dampak kepergiannya nanti bagi
dirinya sendiri dan Jennifer.

Pergi? Ya, Lauri harus pergi kalau Drake kembali. Dia


tidak mampu meneruskan lagi hubungan mereka seperti
dulu. Dia juga takkan sanggup jadi wanita simpanannya,
dan tidur dengannya kalau Drake sedang ingin saja. Dia
dulu seperti itu dengan Paul, dan seperti yang sangat
diketahuinya, itu merupakan jalan buntu.

Kelihatannya dia harus menunggu untuk bisa melihat


apa yang diharapkan Drake darinya. Jennifer menerima
satu atau dua surat pendek tiap minggu, tapi pria itu
tidak mengirimi Lauri apa-apa. Sepatah kata pun tidak.
Dia tidak pernah menelepon. Apakah dia telah
melupakannya sama sekali?

Dua minggu bertambah jadi tiga, lalu empat. Cuaca


sering membuat mereka tidak bisa berjalan-jalan seperti
biasa, jadi Lauri merancang proyek-proyek di dalam
ruangan. Mereka menggambar dengan cat air; mereka
merangkai manik-manik; mereka membuat kue sampai
kulkas penuh dengan kue dan cake.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Suatu hari, ketika mereka sedang menghias cake
cokelat, Lauri bertanya pada Jennifer apakah dia ingin
membaginya dengan John Meadows. Dengan penuh
semangat anak itu mengiyakan.

Udara cerah tapi sangat dingin. Mereka memakai


mantel tebal dan berjalan kaki ke desa. John tengah
bekerja di tokonya yang sepi. Akhir-akhir ini dia tidak
sibuk. Whispers bukan lokasi main ski, dan turis-turis
pergi ke desa-desa lain yang memiliki tempat untuk
olahraga tersebut.

John senang bertemu mereka. Merasa takkan ada


pembeli, John menutup toko dan mengajak mereka ke
tempat tinggalnya di bagian belakang toko.

"Ini, Jennifer," kata Lauri, memberi gadis kecil itu


sepotong besar cake. "Sulit untuk merancang kurikulum
pelajaran di musim dingin," katanya, menjelaskan soal
oleh-oleh mereka. "Jennifer suka membuat kue, tapi

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


berat badan kami bisa naik dua puluh kilo musim ini saja
kalau tidak mengurangi acara masak-memasak ini."

John tersenyum lembut ketika berbalik dari depan


kompor, tempat dia tadi menuangkan secangkir kopi
untuk Lauri dari ceret enamel biru.

"Aku bisa makan kue itu selama berhari-hari. Terima


kasih lagi, walaupun kunjungan kalian saja sebetulnya
sudah cukup."

"Kami juga ingin bertemu denganmu. Sejak Drake-"


Lauri menghentikan apa yang akan dikatakannya. Sejak
Drake pergi, kami jadi tidak bersemangat melakukan
apa pun. Dia menyibukkan diri dengan meniup kopi
supaya dingin.

"Lauri, bagaimana perasaanmu tentang kepergian-nya?"


Pertanyaan tersebut diucapkan dengan suara pelan, tapi
Lauri tidak bisa mengabaikannya. Diliriknya John ketika
pria itu bergabung dengan mereka di meja, sementara
tangan raksasanya memegang segelas kopi.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Dia -aku-" Lauri tidak sanggup melanjutkan dan
berusaha menutupi emosinya dengan meraih Jennifer
dan menyibakkan rambutnya yang nyaris kena krim
cokelat di sekeliling mulutnya. Anak itu memandang
gurunya dengan mata Drake- hijau, berbulu mata hitam.
Mata itu sangat mengingatkannya pada Drake, dan Lauri
merasa air mata mengalir dari matanya dan bergulir di
pipi.

"Kau ingin membicarakannya?" tanya John. Disentuhnya


tangan Lauri, yang tergeletak lemas di atas taplak meja
kotak-kotak. Matanya kelam, hangat, dan
membangkitkan rasa percaya diri. Lauri mulai bicara,
dan mengalirlah seluruh cerita.

John tidak menyelanya. Dia tidak berkomentar waktu


Lauri harus berhenti dan membersit hidung atau
menahan tangis. Jennifer, menunjukkan kelembutan
dan pengertian jauh melebihi usianya, mendatangi Lauri
dan naik ke pangkuannya. Di-sandarkannya kepalanya di
dada wanita itu dan ditepuk-tepuknya bahunya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Kami tidak benar-benar menikah," kata Lauri serak.
"Upacaranya sih sungguhan, tapi janji perkawinannya
palsu. Janji itu tak berarti bagi Drake." "Tapi bagimu
sebaliknya?" tanya John mengerti. Lauri berusaha
menjawab tapi tidak bisa. Dia cuma memandangnya dan
mengangguk nelangsa. "Aku mencintainya, John. Sejak
pertama melihatnya aku tahu aku akan mencintainya,
dan kulawan perasaan itu. Aku melawan ketika tahu
bahwa di matanya aku tidak bisa lebih dari sekadar
tubuh hangat di tempat tidur." Dia tidak merasa malu
mengungkapkan semua ini. John tidak akan mencela
orang karena mencintai seseorang. "Sebetulnya dia
sudah memperingatkan aku bahwa dia mencintai
istrinya dan tidak mau menjalin hubungan jangka
panjang dengan siapa pun."

Dia menghapus air matanya dengan tisu, yang sekarang


sudah basah dan robek-robek. Jennifer memandangnya
dengan tatapan prihatin sehingga Lauri menggosok
punggungnya dan tersenyum menenangkan. Anak itu
tidak boleh melihatnya segalau ini; Lauri satu-satunya
tempatnya bersandar. Dunia Jennifer pasti sangat
terguncang ketika dia melihat guru/ibunya begini
menderita.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Kurasa kau salah menilai Drake, Lauri," John
menanggapi. "Jangan terlalu yakin bahwa baginya kau
cuma 'tubuh hangat di tempat tidur'. Dia
meninggalkanmu dengan tanggung jawab
membesarkan anaknya. Dia tidak mungkin selalu
bersamanya. Pria mana pun pasti sulit membesarkan
anak kecil sendirian."

"Aku dibayar untuk itu, John. Dia bisa saja dengan


gampang mempekerjakan orang lain."

"Mungkin jauh lebih gampang. Tapi dia tidak


melakukannya. Meskipun ada fakta bahwa seorang
wanita cantik yang tinggal di rumah pria pasti akan
menimbulkan problem yang tak terhitung banyaknya,
dia tetap memilihmu."

"Bukan, aku terpilih untuk dia. Aku sangat


direkomendasikan."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Baik," John menghela napas. "Aku tidak mau seharian
mempermasalahkan hal itu denganmu. Ada hal lain."
Suaranya berubah, dan nadanya membuat Lauri
memandangnya. "Aku telah melihat Drake bersamamu.
Aku sudah melihat ekspresi matanya ketika
menatapmu."

"Yang kaulihat itu nafsu. Ada gairah menggebu-gebu di


antara kami. Aku tahu dia... menginginkan aku."

"Bukan, Lauri. Aku tahu seperti apa pandangan


bernafsu," John tertawa pelan. "Bukan, ada perbedaan
nyata. Apa kau tidak mengenali cinta ketika
melihatnya?" Senyumnya sedih, dan matanya
mengungkapkan lebih dari satu makna dalam kata-
katanya barusan. Lauri membuka mulut, bermaksud
bicara, tapi tidak sanggup. Tidak ada yang perlu
dikatakannya. John tahu itu, karena dia cepat-cepat
melanjutkan, "Dan aku tidak pernah melihat laki-laki
secemburu Drake ketika aku datang ke rumahmu hari
itu."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Dia cemburu karena Jennifer menyayangimu," tukas
Lauri. "Menurutnya sangat tidak pantas jika kau dan aku
berpacaran." Dia tertawa pahit. "Kalau mengingat apa
yang ada dalam pikiran Drake tentang aku, reaksinya
terhadap kencan seminggu sekali kita bersama Jennifer
juga terasa lucu. Kalau bukan menyedihkan."

"Istrinya ini, dia meninggal tiga tahun yang lalu?"

"Ya. Dokter Norwood memberitahu aku bahwa wanita


itu meninggal waktu Jennifer baru berumur beberapa
bulan. Cuma itu fakta yang kuketahui, dan Drake tidak
menjelaskan lebih lanjut. Istrinya merupakan topik yang
sama sekali tabu dibicarakan."

"Hmm," kata John. "Aneh bahwa pria yang begitu


cerdas dan percaya diri seperti Drake ber-kabung begitu
lama."

Lauri menarik napas dalam-dalam. "Aku juga tidak bisa


memahaminya, John. Tapi dia memang berkabung. Aku
tidak meragukannya sedikit pun."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri dan Jennifer pulang tidak lama kemudian. Air
matanya ternyata bisa menyalurkan depresinya sedikit,
dan dia merasa lebih baik ketika meninggalkan rumah
John.

Di pintu John memegang bahunya. "Lauri, jika ada yang


bisa kubantu, tolong jangan ragu meng-hubungiku. Aku
tahu bagaimana rasanya memendam sakit, dan kadang-
kadang rasanya lebih enak jika berbagi cerita."

John, di suatu masa dalam hidupnya, pernah merasakan


penderitaan yang menyakitkan. Insting Lauri
mengetahuinya. Itukah sebabnya John tidak pernah
mencela orang lain? Itukah sebabnya dia begitu penuh
pengertian? Apakah dia sadar perbuatan keji biasanya
merupakan akibat hati yang terluka?

Tiga minggu setelah kunjungan mereka ke tempat John,


badai salju pertama musim dingin tahun ini menyerang
dengan kekuatan penuh. Meskipun hari-hari
berlangsung monoton, Lauri merasa lebih bisa

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


menerima dirinya dan situasinya yang menyedihkan. Dia
mencoba berbagai metode untuk mengajar Jennifer
bicara, dan gembira ketika anak itu mulai menampakkan
kemajuan. Di siang hari ketika badai salju datang, angin
meraung-raung sementara mereka duduk di depan
cermin di kelas, berusaha menyempurnakan
pengucapan huruf p. Lauri meletakkan kapas di tangan
dan menunjukkan bagaimana benda itu terbang ketika
dia mengucapkan huruf itu dengan benar. Jennifer
meniru perbuatannya dan berseri-seri bangga ketika
bisa menyuarakannya.

Lauri meninggalkannya untuk berlatih dengan kapas dan


pergi ke ruang tamu karena ingin menyelidiki suara di
luar yang tadi didengarnya. Ketika sampai di jendela-
jendela lebar, dia memandangi salju yang berputar-
putar dari balik gorden tebal. Jantungnya seakan
berhenti berdetak ketika dia melihat Drake keluar dari
mobil dan menundukkan kepala untuk melindunginya
dari angin sambil bergegas menaiki tangga licin menuju
teras.

Pria itu mengangkat tangan untuk mengetuk, tapi Lauri


buru-buru lari ke pintu dan membukanya supaya dia

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


bisa masuk. Drake menggeleng-gelengkan kepala, yang
diselimuti salju, dan melipat kerah mantel kulitnya
sebelum menoleh untuk memandangnya. "Lauri,"
sapanya.

Lauri berusaha menyebut namanya, tapi cuma sanggup


komat-kamit.

"Apa kabar?" tanya pria itu.

"B-baik," Lauri tergagap. Lalu dia menggeleng sedikit,


berusaha menjernihkan pikiran, dan berkata lebih tegas,
"Aku-kami baik-baik saja. Semua baik." Dia tidak akan
menanyakan kenapa pria itu datang kemari. Mereka
sudah pernah memainkan adegan itu.

"Mana Jennifer?" tanya Drake.

"Dia di kelas. Kami mengubah sedikit jadwal kami sejak


kau..." Suara Lauri menghilang. "Begini lebih enak,"
katanya tidak jelas.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Drake tidak berkomentar, cuma berbalik menuju kelas
dan memasuki pintunya. Sebelum tiba di sana, Lauri
sudah mendengar jeritan senang Jennifer.

Drake berdiri di tengah ruangan sambil menggendong


Jennifer. Lengan anak itu memeluk leher ayahnya dan
kakinya memeluk dadanya. Tangan Drake menahan
bokongnya. Bunny, yang jarang dilepaskannya sejak
Drake pergi, sekarang tergeletak di samping kursi.

Jennifer mencondongkan tubuh ke belakang dan


menatap wajah ayahnya. "Jen-fa, Jen-fa," katanya,
menepuk dada. "Dau-dy. Dau-dy," katanya, memeluk
Drake lagi.

"Oh, Sayang, hebat sekali," puji Drake, tapi gadis kecil


itu tidak bisa mendengar pujiannya. Dia cuma
melihatnya di mata ayahnya. Drake memandang Lauri,
yang masih berdiri di pintu, dan tersenyum lebar pada
wanita itu. "Menakjubkan, Lauri. Dia pintar, ya?" Drake
yang sekarang sama seperti Drake yang duduk di

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


hadapannya di Russian Tea Room dulu; seorang ayah
yang khawatir, dan Lauri mengiyakan, "Ya, Drake. Dia
sangat pintar."

Drake membebaskan sebelah tangannya untuk


mengeluarkan dua bungkus permen karet dari saku.
Jennifer langsung menyambarnya dan ayahnya
mengizinkannya membuka sebungkus. Jelaslah
pelajaran hari ini telah berakhir.

Ribuan pertanyaan berputar-putar di dalam kepala


Lauri, tapi dia menahan keinginan untuk
menanyakannya. Tidak lama lagi dia pasti akan tahu
mengapa Drake muncul pada hari paling buruk
sepanjang tahun ini. Dia cuma bertanya, "Kau mau
cokelat atau kopi? Kau pasti kedinginan."

"Ya, terima kasih. Aku ke kamar mandi dulu, setelah itu


kutemui kau di dapur."

Tangan Lauri gemetar ketika dia membuat cokelat


panas, minuman yang dipilih Drake. Diambilnya dari

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


kulkas beberapa kue bikinannya dan Jennifer, lalu
dimasukkannya ke oven microwave. Aroma khas kue
dipanggang memenuhi dapur.

"Kalau tidak tahu yang sebenarnya, bisa-bisa aku


mengira kau sudah menunggu kedatanganku," kata
Drake, masuk ke dapur dan menyisir rambutnya yang
berantakan dengan jari. Jins ketatnya melekat di
pinggul, dan sweter biru muda yang dikenakannya
membuat mata hijaunya bercahaya. Lauri menelan
ludah. Pria itu seksi sekali. Berbagai kenangan, eksplisit
dan jelas, memenuhi benaknya. Dipaksanya matanya
memandang ke arah lain.

"Jennifer dan aku sering membuat kue akhir-akhir ini.


Beberapa minggu yang lalu, kami membuatkan cake
cokelat untuk John." Pemberitahuan itu dimaksudkan
untuk menyakiti hati Drake, dan Lauri tahu itu
perbuatan yang tidak pantas.

Jika pria itu tadinya berniat menanggapi, dia tidak jadi


melakukannya karena Jennifer datang, minta dipangku
sementara si ayah menyesap cokelat. Mereka

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


berkomunikasi dalam bahasa isyarat selama beberapa
menit, dan Lauri senang melihat Drake tidak melupakan
kemampuan bahasanya Pria itu malah tampak makin
mahir.

"Yah," gumamnya, dan bersandar di kursi setelah


menghabiskan cokelat dan Jennifer asyik mewarnai
gambar, "kami telah mengistirahatkan Dokter Glen
Hambrick."

"Apa!" seru Lauri kaget. "Apa maksudmu?"

"Maksudku," jawab pria itu sambil tersenyum, "dia tidak


pernah siuman setelah kepalanya dipukul di taman,
ingat?" Setelah Lauri mengangguk, dia meneruskan,
"Dia meninggal dalam tidur tanpa pernah sadar. Laki-
laki yang malang," kata Drake dengan gaya kasihan
berlebihan.

"Apa yang akan kaulakukan, Drake?" Lauri sudah lupa


pada tekadnya tadi untuk tidak mengajukan pertanyaan
apa pun.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Dau-dy." Jennifer menarik perhatiannya supaya dia
mengomentari gambarnya. Setelah memuji-mujinya,
Drake menoleh kembali pada Lauri yang tidak sabar
menunggu penjelasannya.

"Aku ingin ambil bagian dalam film televisi yang


sebentar lagi dibuat. Pembuatnya perusahaan produksi
yang bagus. Aku mendengarnya melalui selentingan dan
menyerbu agenku supaya bergerak dan mendapatkan
peran itu untukku. Aku terbang ke Hollywood dan
mengikuti tes peran. Mereka menyukaiku. Kelihatannya
sih prospeknya bagus." Dia membuang muka dengan
malu. "Ceritanya tentang anak autistik yang tuli. Mereka
membutuhkan orang yang tahu bahasa isyarat untuk
berperan sebagai ayahnya."

"Oh, Drake, bagus sekali," kata Lauri hangat dan


bersungguh-sungguh.

"Kau tahu drama Broadway berjudul Children of a


Lesser God? Kisahnya tentang kaum tuna rungu dan

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


memperoleh bermacam-macam penghargaan." "Ya,
tentu saja. Aku pernah menontonnya." "Yah, orang yang
memproduksi drama itu sedang bekerja sama dengan
seorang penulis naskah dalam rangka membuat naskah
lain yang mirip. Dia mencari sutradara baru dan andal
yang tidak takut menerima tantangan seperti itu. Aku
makan siang dengannya kemarin." "Drake, aku sangat
gembira mendengarnya." "Jangan. Banyak
rintangannya. Semua bisa berkembang jadi kacau."
Wajahnya serius, lalu tampak senyum berlesung pipi
yang terkenal dan mampu meluluhkan hari para wanita
itu. "Tapi sulit sekali untuk tidak gembira, ya?"

"Aku berharap semua berjalan sesuai keinginanmu. Kau


takkan merindukan Dokter Hambrick?"

"Mungkin aku akan merasa kecewa sedikit, tapi kurasa


takkan lama. Yang paling menyenangkan adalah aku
akan punya waktu lebih banyak bersama Jennifer.
Selama beberapa waktu mungkin aku harus sering
bepergian, dan jarang ada di rumah, tapi di sela-sela
pekerjaan kita bisa berlibur seperti keluarga lain." Dia
mengulurkan tangan untuk menepuk kepala anaknya
dan tidak melihat ekspresi Lauri.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Wanita itu tiba-tiba meninggalkan meja dan
menyibukkan diri dengan mengeluarkan casserole-salah
satu proyek mereka saat hari hujan -dari kulkas dan
memasukkannya ke oven untuk makan malam.

Drake terus bercerita. "Untuk sementara kita mungkin


harus agak prihatin. Aku harus mengontrol keuangan,
hal yang tidak perlu kulakukan beberapa tahun terakhir
ini. Tapi aku sudah menabung cukup banyak untuk
membiayai hidup kita kalau situasi memburuk." Dia
tertawa. "Boleh percaya atau tidak, agenku sangat
gembira. Dia bilang klien-klien menginginkan wajahku
terpampang di berbagai benda, mulai dari pasta gigi
sampai pantyhose. Kau bisa memperoleh banyak uang
dalam sehari kalau muncul di iklan berskala nasional.
Sebelum ini aku tidak pernah berminat membintangi
iklan, tapi sekarang aku akan memanfaatkan
ketenaranku."

Lauri mencuci selada di bawah keran. "Aku yakin kau


pasti akan sukses, Drake. Apa pun yang kau-kerjakan."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Dia bersyukur ketika pria itu menawarkan untuk
membawa pergi Jennifer sementara dia menyiapkan
makan malam. Begitu mereka keluar ruangan, dia
bersandar lemas di permukaan meja dan menutupi
wajah dengan tangan.

Drake telah memecatnya, biarpun tidak terang-terangan


mengatakannya. Dia tidak menyinggung-nyinggung
tentang pernikahan palsu dan hubungan asmara
mereka, malah mengatakan akan punya waktu lebih
banyak untuk Jennifer, membuat Lauri merasa tak
berguna. Drake menggajinya mahal. Di masa yang akan
datang uangnya tidak lagi sebanyak sekarang. Pria itu
harus berhemat, dan Lauri yakin dia termasuk salah satu
yang digusur.

Dia takkan sulit mencari pekerjaan lain. Guru untuk


kaum tuna rungu selalu dibutuhkan, tapi tidak akan ada
kegembiraan dalam menerima pekerjaan lain. Dia akan
selalu memikirkan murid yang telah dianggapnya
sebagai anaknya sendiri itu.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Kau kan sudah mengetahui bahayanya kalau terlalu
dekat, terlalu terlibat, Lauri, dia memarahi dirinya.
Sekarang rasakanlah akibatnya.

Sebuah pikiran menghiburnya. Jennifer terlalu muda


untuk lama mengingatnya. Anak itu mula-mula memang
akan kehilangan Lauri, tapi dia akan segera
melupakannya. Lauri meyakinkan dirinya bahwa pikiran
itu menenangkan. Kalau begitu, mengapa dia merasa
sakit sekali ketika memikirkannya?

"Lauri?" Dia terlonjak ketika Drake memanggil namanya


dari ambang pintu dapur. Setelah me-nenangkan diri,
dia memandang pria itu. "Ya?"

"Kotak-kotak berisi barang-barang Susan masih di dalam


lemari itu?"

Tangan Lauri mengepal di balik punggung, dan dia dapat


merasakan kuku-kukunya menusuk telapak tangannya.
Tenggorokannya tercekat, tapi dia berhasil menjawab
cukup tenang, "Ya. Aku tidak menyentuhnya."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Cuma "Oke" yang dikatakan Drake sebelum memukul
kusen pintu dan pergi.

Lauri butuh waktu beberapa detik untuk menenangkan


diri. Teganya Drake menanyakan hal seperti itu
padanya, tanpa memedulikan perasaannya sedikit pun.
Apakah dia mengira Lauri menyerahkan diri padanya
dengan gampang? Apakah malam-malam di tempat
tidur pria itu harus dilupakan seolah tak pernah terjadi?

Apakah Drake berpikir Lauri bisa melupakan sentuhan


tangan dan mulutnya yang lihai? Ia teringat kata-kata
cinta yang dibisikkan pria itu ketika mengajarinya
berbagai cara untuk menyenangkannya. Drake
menggumamkan dorongan semangat dan pujian tiap
kali dia membawa Lauri kembali dari tempat di mana
semua tampak berkilauan. Berulang kali, dan dengan
cara yang selalu berbeda, pria itu membawanya ke
sana. Tapi dia selalu menunggu di sisi lain untuk
memeluk, membelai, dan merayunya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Saat makan malam Drake terus bicara, memuji makanan
buatan sendiri yang, katanya, baru kali ini dirasakannya
lagi sejak kembali ke New York. Dia menceritakan
semua gosip: siapa yang terlihat dengan siapa di
diskotek mana. Lauri menanggapi cuma kalau diminta.
Ketika Drake menanyakan kabar Betty dan keluarganya
dia menceritakan anekdot tentang Sam dan sekaleng
cat yang disambut Drake dengan tawa terbahak-bahak.
Jennifer bisa memahami bahasa isyarat yang
digunakannya dan menambahkan ceritanya tentang
kejadian tersebut. Anak itu ikut tertawa bersama Drake.

Setelah makan Drake membantu mengangkat piring-


piring, tapi Lauri menyuruhnya pergi. "Lebih baik
kautemani Jennifer," katanya.

"Oke. Aku memang ingin menyampaikan suatu masalah


penting padanya," kata Drake, mengikuti saran Lauri
dan meninggalkan dapur untuk menemukan anaknya.

Piring-piring sudah dicuci, dan Lauri tidak tahu harus


melakukan apa lagi untuk menyibukkan diri. Dia sengaja
berlama-lama ketika menyiapkan makan malam dan

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


bersih-bersih, tapi sekarang dia tidak punya pilihan
selain bertemu Drake.

Tuhan, beri aku kekuatan, dia berdoa ketika masuk


ruang tamu. Bagaimana dia bisa bersama Drake tanpa
jadi bagian dari pria itu? Bisakah dia dekat dengannya
tanpa menyentuhnya? Sejak Drake datang,
mengibaskan salju dari mantelnya, dia ingin sekali
mendekati dan merasakan pelukannya lagi. Itu sama
sekali tak mungkin. Dalam beberapa hari ini dia
kemungkinan besar akan menyingkir dari kehidupan
pria itu.

Dia sedang memeriksa kunci pintu depan ketika


mendengar suara Drake datang dari kelas. Suara itu bisa
didengarnya meskipun angin menderu-deru dan butiran
es berdetik-detik mengenai jendela.

"Mom-my," kata Drake jelas dan menekan setiap suku


kata. "Pegang di sini, Jennifer," Lauri mendengarnya
berkata. "Letakkan jari-jarimu di tenggorokanku. Mom-
my. Mom-my. Mengerti? Kau bisa melakukannya?"

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Mau-my," Lauri mendengar Jennifer mengatakannya
dengan susah payah.

"Ya!" Didengarnya Drake berseru sambil menepuk


punggung si anak. "Hampir benar," katanya.

"Tulisannya seperti ini. M-O-M M-Y, Mom-my. Coba


lagi," dorongnya.

Lauri menutup mulut untuk menahan seruan sedih yang


keluar dari tenggorokannya. Foto-foto itu! Drake tadi
bertanya apakah barang-barang Susan masih di atas. Dia
pasti mengambil beberapa benda untuk membantu
menjelaskan pada Jennifer hubungan anak itu dengan
wanita di foto-foto tersebut.

"Aku tidak sanggup lagi," desis Lauri, dan lari ke atas.


Begitu membuka pintu kamar, dia melihat pintu lemari
tempat kotak-kotak itu disimpan, sekarang terbuka.
Drake telah memeriksa isi kotak-kotak itu dan

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


mengambil apa yang ingin ditunjukkannya pada
anaknya.

Oh, Tuhan, Lauri tersedu. Drake masih mencintai Susan.


Sampai kapan pun. Di alam bawah sadarnya Lauri
berharap kepulangan pria itu menandakan Drake telah
mempertimbangkan kembali hubungan mereka.
Mungkin Drake ingin pernikahan pura-pura mereka
dijadikan sungguhan. Sekarang dia tahu yang
sebenarnya.

Dia juga tahu apa yang harus dilakukannya.

Tanpa pikir panjang, Lauri mengeluarkan koper dari


kolong tempat tidur dan mulai berkemas-kemas. Dia
membawa yang perlu saja. Dia akan minta Betty
mengirimkan barang-barangnya yang lain belakangan.
Saat ini dia bahkan tidak punya alamat.

Setelah selesai, dikuncinya koper dan disorong-nya lagi


ke kolong tempat tidur. Dia tidak ingin Drake
mengetahui rencananya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri parrish seorang pejuang. Menyerah bukan-lah
sifatnya. seumur hidup hanya sekali dia terpaksa
mundur-waktu pernikahannya tidak bisa diperbaiki lagi.

Dia pejuang, tapi kalau kekalahan sudah tak terelakkan,


kalau kemenangan di luar jangkauannya, dia tahu cara
menyerah dengan terhormat meskipun hatinya terluka.
Dia bisa menerima kenyataan bahwa Drake takkan
pernah membalas cintanya. Dia pergi-sekarang.
Mumpung dia masih memiliki harga diri.

Bab Empat Belas

Sulit sekali menyuruh Jennifer tidur. Anak itu gembira


dengan kehadiran Drake di rumah dan melakukan

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


kenakalan-kenakalan yang di lain waktu pasti tidak akan
ditolerir Lauri.

Akhirnya dia bisa dimandikan, dicium, dan dibaringkan


di tempat tidur. Ketika dia mengucapkan doa yang
diajarkan Lauri dalam bahasa isyarat, mata Lauri
berkaca-kaca. Dia berlutut dan memeluk anak itu,
menikmati wanginya yang bersih dan segar, serta
kelembutan kulitnya. Aku menyayangimu, Jennifer, dia
mengisyaratkan sebelum keluar kamar, meninggalkan
Drake untuk mematikan lampu.

Dia pergi ke kamar tidur utama dan menutup pintu, tapi


beberapa detik kemudian, Drake mengetuknya. "Ya?"

"Layanan kamar," kata Drake riang sebelum membuka


pintu. "Bagaimana kalau kau turun dan minum segelas
anggur denganku di depan perapian? Malam ini
sempurna untuk melakukannya." Maksud tersembunyi
ucapannya adalah malam ini sempurna untuk
melakukan hal-hal lain juga.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Kata-katanya membuat Lauri marah, dan dia harus
bersusah payah menahan kemarahannya. Drake masih
beranggapan bisa memanfaatkannya sesuka hati. Yah,
pria itu akan segera tahu bahwa dia bukan wanita
gampangan!

"Aku sedang sakit kepala," kata Lauri datar. "Kurasa


karena angin yang bertiup seharian. Yah, pokoknya aku
sedang tidak enak badan. Kurasa aku mau tidur saja.
Aku lebih membutuhkan tidur nyenyak daripada segelas
anggur." "Menurut saya, Anda terlalu banyak protes."
"Maaf, Drake. Pokoknya aku tidak kepingin turun," kata
Lauri ketus.

Pria itu memandangnya beberapa lama, kemudian


berkata, "Baiklah. Sampai besok pagi."

Lauri mendengar suara samar pesawat televisi ketika dia


mondar-mandir di kamar. Akhirnya televisi dimatikan,
dan dia mendengar Drake masuk ke kamar di sebelah
dapur. Air berkecipak di kamar mandi waktu pria itu
bersiap-siap tidur.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Akhirnya rumah senyap. Lauri berjingkat-jingkat ke
puncak tangga dan memasang telinga. Semua lampu
sudah padam. Kembali ke kamar, dia menunggu dua
puluh menit lagi sebelum memakai mantel, mengambil
koper dari kolong tempat tidur, dan mengendap-endap
menuruni tangga.

Angin sudah berhenti, tapi salju masih turun dengan


deras ketika Lauri melangkah ke teras depan. Setelah
tanpa suara meletakkan koper, dia menutup pintu.
Dengan hati-hati dia menuruni tangga berlapis es, dan
setengah meluncur setengah berjalan ke mobil
Mercedes-nya.

Pintu mobil itu beku sehingga sulit dibuka. Setelah


berkali-kali mencoba membukanya dengan satu tangan,
dia terpaksa meletakkan tas sandang dan kopernya di
salju dan menarik dengan dua tangan sampai pintu itu
terbuka, nyaris membuatnya terjungkal.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Dimasukkannya tas-tas ke bangku belakang dan duduk
di balik kemudi. Dari balik sarung tangan kulitnya, dia
dapat merasakan kemudi itu sedingin les, dan dia
menggigil meskipun sudah memakai mantel tebal.
Bagaimana kalau mobil ini tidak mau menyala?

Dia menginjak pedal gas beberapa kali, kemudian


memutar kunci mobil. Mesinnya menggeram, terbatuk-
batuk, lalu diam.

"Sialan!" gumamnya sambil mencoba lagi. Ketika dia


akan menyerah, mesin hidup dan derumnya terdengar
bagai suara paling merdu di telinganya. Selama
berusaha menyalakan mobil tadi, dia terus memandang
pintu depan dengan gelisah, takut Drake mendengar
suaranya. Rupanya desir angin me-nenggelamkan suara-
suara lain. Sambil memandang rumah untuk terakhir
kali, dia memasukkan persneling, dan roda-roda mobil
berjuang untuk bisa berputar di tanah yang licin.

Pikirannya begitu kacau sehingga dia tidak


mempersiapkan diri untuk mengemudi dalam badai
salju. Di Nebraska dia sudah biasa menyetir mobil di

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


jalanan bersalju. Tapi pegunungan di New Mexico ini
berbeda dari tanah datar kampung halamannya.

Panik melandanya ketika roda-roda tidak bisa dikontrol


dan meluncur ke tepi jalan. Dia berhasil meluruskan
mobil lagi, tapi dengan gugup dia menggigit-gigit bibir
bawahnya. Lebih erat mencengkeram kemudi, dia
bertekad takkan kembali. Drake mengemudi dari
Albuquerque dalam badai ini. Jika pria itu bisa
melakukannya, begitu juga dia. Kalau dia menunggu
sampai besok pagi, jalanan akan lebih beku.

Dia butuh waktu hampir sepuluh menit untuk keluar


dari jalan kecil yang menuju rumah itu. Ketika sampai di
kaki bukit tempat jalan kecil itu bertemu dengan jalan
ke desa, dia menginjak rem, tapi mobil tidak mau
berhenti. Mengira dia bisa masuk ke jalan itu tanpa
perlu betul-betul berhenti, dia memutar kemudi tidak
lebih dari sepersekian inci saja. Tapi itu sudah cukup.

Sebelum dia sempat memegang kontrol lagi, mobilnya


sudah meluncur tak tentu arah. Mobil itu berputar tak
terkendali, roda belakangnya mula-mula bergerak ke

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


satu sisi jalan, kemudian ke sisi yang satu lagi. Lauri
refleks menginjak rem. Roda-roda mengunci, dan bagian
belakang mobil menghunjam tumpukan empuk salju di
dalam selokan. Lauri duduk menghadap ke atas seperti
di kursi periksa dokter gigi. Dia tidak terluka. Mobilnya
tidak mungkin rusak berat, karena terjunnya ke selokan
tadi tidak keras dan dia tidak mendengar bunyi logam
berderak. Tapi mobil itu terbenam dalam-dalam di salju.
Dimatikannya mesin.

Sebelum dia sempat memikirkan jalan keluar dari


masalah ini, pintu di sisi pengemudi disentakkan sampai
terbuka, dan dia nyaris menjerit sampai melihat wajah
Drake. Wajahnya tidak seramah biasanya, melainkan
berkerut marah. "Kau terluka?" bentak Drake.

Lauri menggeleng, tidak tahu apakah harus merasa


gembira karena selamat dari kecelakaan ini atau tidak.
Saat ini dia lebih takut pada Drake dibandingkan pada
kemungkinan kecelakaan mobil.

Pria itu menyambar lengan atasnya dan menyeretnya


keluar dari balik kemudi. Ketika Lauri memberontak dan

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


berusaha mengambil tas-tas di bangku belakang, Drake
berteriak, "Biarkan saja." Dia memakai mantel kulitnya,
tapi tidak mengancing-kannya, dan mantel itu berkibar-
kibar ketika dia berusaha menaiki tepi selokan yang
tertutup salju setinggi lutut. Salju yang berputar-putar
dan kegelapan makin menyulitkan mereka. Drake
menarik Lauri, tidak peduli bahwa salju mencapai
setengah paha wanita itu.

Lauri memanggilnya sekali waktu merasa mata kakinya


akan terkilir, tapi pria itu tidak mendengarnya. Atau dia
sengaja tidak memedulikannya.

Ketika akhirnya mereka berhasil keluar dari selokan,


Lauri bersyukur punya kesempatan beristirahat, tapi
Drake berpendapat lain. Makin kuat mencengkeram
lengannya, pria itu mulai menyusuri jalanan,
tersandung-sandung, terpeleset, dan memaki-maki
sambil berjalan. Seingat Lauri tidak pernah dia
melihatnya semarah ini. Drake tidak memakai topi, tapi
tampaknya sanggup menahan angin dan salju dingin
yang menyelimuti rambutnya yang awut-awutan ditiup
angin.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri segera kehabisan tenaga dan ketinggalan. Pria itu
menyentakkannya dan mendesis di telinganya, "Kalau
kau tidak segera bergerak, jejakku tadi akan tertutup
salju. Jika itu sampai terjadi, kita akan tersesat di luar
sini. Itu yang kau mau?" Dia mengguncangnya sedikit
dan Lauri ketakutan memandangnya. Dia menggeleng,
dan mereka melanjutkan mendaki bukit.

Lauri terpeleset di tangga yang menuju teras depan dan


tersungkur. Ditahannya tubuhnya dengan tangan. Drake
memegang tubuhnya dan menariknya berdiri tanpa
basa-basi atau kelembutan. Pria itu membuka pintu
depan dengan bahunya dan mendorong Lauri ke dalam.

Kaki Lauri beku dan terasa seperti kayu ketika dia


berjalan terseret-seret menuju tangga. Dia bermaksud
kabur dari Drake. Pria itu pasti mengetahui niatnya,
karena dia membuntutinya, dan mencengkeram
pergelangan tangannya kuat-kuat, lalu menariknya ke
arah perapian.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Awas kalau kau bergerak," ancam Drake dengan suara
galak. Dia berjongkok dan mengaduk-aduk bara api
sebelum menambahkan kayu ke perapian. Setelah api
menyala sesuai keinginannya, dia memandang Lauri.

Kalau tadi Lauri belum kedinginan dan menggigil, maka


tatapan Drake pasti bisa membuat darahnya beku. Mata
hijau itu berkilat-kilat marah. Rahangnya keras dan tak
kenal kompromi.

Lauri mengernyit ketika pria itu mengangkat tangan.


Bukan menghajarnya seperti dugaannya, Drake malah
memegang bahu Lauri dan menariknya tke dekatnya
sampai dia harus mendongak supaya bisa melihat pria
itu.

"Kalau kauulangi kelakuanmu tadi, akan kupukul


pantatmu. Kau dengar?" Dia mengguncangnya lagi, dan
kepala Lauri bergoyang-goyang tak berdaya. "Apa sih
maumu?" desaknya. "Hah?" dia menambahkan ketika
wanita itu tidak menjawab.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Api sedikit demi sedikit menghangatkan Lauri dan
bersamaan dengan itu timbul kemarahannya. Apa hak
Drake memarahinya? Dia kan manusia merdeka. Dia
bisa pergi kalau mau, tanpa perlu memberikan
penjelasan pada pria itu.

Lauri melepaskan diri dari pegangannya dan menjauh,


kemarahan mereka kini sebanding. Mereka sekarang
saling mengawasi seperti petinju, masing-masing
mengira-ngira kekuatan lawan.

"Kalau kau mencemaskan mobilmu, aku meninggalkan


surat di atas untuk memberitahumu bahwa mobilmu
akan kutinggalkan di lapangan parkir bandara supaya
bisa kauambil." Dagunya naik sedikit dengan sikap
membangkang.

"Aku tidak mencemaskan mobil sialan itu!" geram


Drake. "Apakah kau meninggalkan surat juga untuk
Jennifer, menjelaskan kepergianmu yang diam-diam?
Aku yakin dia akan bertanya-tanya di mana kau berada,"
ejeknya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


kata-katanya itu membuat Lauri terdiam sesaat dan dia
bergumam tidak jelas.

"Aku tidak mendengar omonganmu barusan," kata


Drake, bersidekap dengan gaya arogan yang
menjengkelkan Lauri.

"Aku bilang" kata Lauri penuh tekanan, "aku akan


membiarkan kau yang menjelaskannya." "Dan apa yang
harus kukatakan padanya?" Kilau rambutnya bagai
mencerminkan kemarahan yang makin memuncak di
dalam hatinya. Cuma itu caranya membela diri terhadap
kekurangajaran sikap Drake. "Katakan padanya aku
menghargai diriku lebih dari sekadar simpanan aktor
yang mengharapkan setiap wanita bertekuk lutut di
hadapannya. Katakan padanya bahwa meskipun sangat
menyayangi dan peduli pada masa depannya, aku tidak
bisa tetap bersamanya dan dihina serta direndahkan
gara-gara hubungan asmara hambar yang tanpa makna.
Aku dibayar untuk menjadi gurunya, bukan untuk
menghangatkan tempat tidur ayahnya."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Payudaranya naik-turun karena kesal, dan tubuhnya
setegang senar biola. "Aku akan pergi dari sini walau
harus jalan kaki sekalipun! Aku tidak peduli apakah akan
bertemu kau lagi atau tidak, Drake Sloan." Lauri
berbalik.

"Tidak," kata pria itu serak.

Lauri begitu kaget ketika mendengar emosi dalam suara


Drake sehingga langsung berhenti. Penasaran tentang
perubahan suasana hatinya yang sangat cepat, dia
memandang pria itu lagi. Mata Drake, yang baru
beberapa saat yang lalu penuh kemarahan, sekarang
tampak muram, putus asa, dan memelas.

"Takkan kubiarkan kau meninggalkan aku, Lauri.


Katakan kau tidak akan pergi." Sementara Lauri
memandangnya dengan takjub, Drake berlutut dan
memeluk pinggangnya. Wajahnya menekan perutnya
dan dengan lembut pria itu menciumnya. "Aku pernah
bersumpah takkan mencintai wanita lain. Tapi
kenyataannya lain. Ya Tuhan, aku mencintaimu. Aku
takkan membiarkanmu pergi," ulangnya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Tangan Lauri bergerak otomatis ke puncak kepala
Drake, dan diusapnya titik-titik air dari rambut
keperakan itu. Menjauh darinya, dia berlutut untuk
menatap pria itu.

"Drake? Apa maksudmu?" Dipandanginya wajah Drake


untuk melihat apakah pria itu berbohong. Berpura-
purakah dia? Apakah ini adegan mengharukan dan
tragis di akhir sandiwara ketika masa depan sepasang
kekasih terancam? Bukan. Ekspresi sakit, rindu, dan
putus asa yang dilihatnya di wajah Drake amat nyata.
Pria itu tidak sedang berakting.

Drake menyibakkan helai-helai rambut merah Lauri


yang basah karena salju dari pipinya dan berkata
lembut, "Kaupikir aku seenaknya datang kemari hari ini
dan mengira bisa melanjutkan hubungan kita, kan?"
Lauri mengangguk. "Dan kaukira waktu aku
mengajakmu turun dan minum segelas anggur
denganku, aku akan merayumu, bukan?" Lauri
mengangguk lagi. "Yah, kau benar,"

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


dia malu-malu mengakui. "Tapi pertama-tama aku akan
memintamu menjadikan pernikahan kita pernikahan
sungguhan. Atau tepatnya pernikahan yang sah di mata
hukum. Sejak dulu aku sudah merasa upacara
pernikahan yang dipimpin ayahmu itu sungguhan."

"Drake," bisik Lauri, "kenapa baru sekarang kau


memberitahukan hal ini padaku?"

"Kenapa?" tanyanya. "Memangnya kau akan


mempercayai aku? Kau selalu begitu defensif, mencari
motif-motif tersembunyi, tidak pernah mempercayai
emosi jujur ketika melihatnya." Dia mencondongkan
tubuh ke depan dan mencium kening Lauri.

"Aku lebih memahami dirimu daripada kau sendiri, Lauri


Parrish Rivington," kata Drake. "Aku memberitahumu
pada pertemuan kedua kita bahwa wajahmu terlalu
ekspresif sehingga kau tidak bisa menyembunyikan
perasaanmu." Dia menelusuri wajah Lauri dengan
penuh kasih sayang.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Paul pasti bajingan. Dari ceritamu yang cuma sedikit,
kurasa aku bisa menebak seperti apa hidupmu
dengannya. Dia pemurung dan emosional, dan kau
merasa seperti selalu berjalan di atas kulit telur karena
tidak ingin merusak perasaannya yang rapuh. Betul?"

"Ya," kata Lauri. Bagaimana Drake bisa mengetahui


semua itu?

"Yah, aku juga pemurung dan emosional. Malah, aku


bisa jahat sekali. Tapi kau jelas tidak pernah ragu-ragu
untuk menunjukkan kegalakanmu kalau aku kelewatan.
Kau tahu, entah menyadarinya atau tidak, aku tidak
seperti Paul. Aku lebih kuat. Aku tidak serapuh dia. Aku
takkan pernah butuh bantuan alkohol untuk
menghindari rintangan.

"Hidup bersama orang yang selalu diperhatikan


masyarakat memang sulit. Aku menyadarinya. Tapi apa
pun yang dikatakan orang atau kaubaca tentang aku,
jangan kaupercayai kecuali aku mengatakan itu benar.
Kalau situasinya terasa terlalu sulit untuk diatasi, aku
akan pergi dan melakukan hal lain. Bagiku, akting

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


merupakan profesi, bukan kegemaran. Kau dan Jennifer
akan selalu menjadi prioritasku."

Dia menarik napas dalam-dalam. "Nah, kalau kau


sanggup menghadapi temperamen artis ini, aku
sanggup menghadapi sifat pemarahmu "

"Sifat pemarah!" teriak Lauri, langsung menunjukkan


sifatnya itu. Dia terpancing, dan pria itu tertawa.
Dengan perasaan malu Lauri ikut tertawa, kemudian
bersandar padanya dan berkata, "Tidak, kau sama sekali
tidak seperti Paul. Dan aku sekarang mempercayaimu."
Jantungnya berdebar-debar senang, tapi dia harus
menghilangkan semua keraguan dan... bayang-bayang
masa lalu.

"Drake, bagaimana dengan Susan?" "Susan?" tanya


Drake, mengangkat kepala dan memandangnya. "Sudah
kukira kau akan bertanya padaku tentang dia." Pria itu
menarik napas.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Oh, Tuhan, tidak! jerit Lauri dalam hati. "Kau masih
mencintainya, kan?" dia bertanya, terkejut dengan
keberaniannya sendiri.

Drake menatapnya kaget. "Itu yang kaukira?"

Lauri mengangguk. "Ketika pertama kali menciumku,


kau bilang kau mencintai istrimu."

"Dahulu, ya. Aku dahulu mencintainya. Waktu kami


pertama bertemu, aku sangat mencintainya. Kami
menikmati hidup. Kehidupan seks kami lebih dari
memuaskan."

Lauri tercekik perasaan cemburu, dan hal itu pasti


kelihatan. Sudut-sudut mulut Drake naik ketika dia
nyengir, lalu kembali serius.

"Dia cantik dan berbakat. Tapi dia tidak memiliki hati


yang baik; dia tidak punya jiwa. Meskipun aku benci
mengakuinya, dia manja, egois, dan dangkal. Ambisinya

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


nyaris membuatku terpengaruh, karena melibatkan aku
juga." Sambil bicara dia membuka mantel dan
membantu Lauri melepas mantelnya.

"Dia memaksaku menerima peran yang tidak kuinginkan


di sinetron itu. Dia tidak mau berkorban dan
mengizinkan aku terus belajar. Dia ingin menikah
dengan selebriti, seakan itu penting saja," katanya pahit.
"Tapi dia menikmati kehidupan selebriti itu-dan menari.
Ketika dia hamil, kupikir dia akan membunuhku. Dia
tidak mau minum pil KB karena itu membuatnya gemuk,
tapi ketika dia hamil, aku yang disalahkannya."

Mereka bersandar di perapian, lengan Drake


menyangganya. Pria itu memegang tangannya dan
menyusuri setiap pembuluh darah dan tulangnya
dengan jemarinya. "Tangan yang indah sekali,"
gumamnya dan mendekatkan satu tangan ke mulutnya,
mencium telapaknya sebelum melanjutkan ceritanya.

Aku sudah takut saja dia akan melakukan aborsi, tapi


setelah mengamuk dan mengomel tanpa henti selama

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


sembilan bulan, dia melahirkan Jennifer, dan aku
bahagia sekali."

Dia diam lagi dan berdiri, menghadap ke api. Bayangan


yang bergerak-gerak menonjolkan setiap sudut
wajahnya. "Jennifer baru berumur enam bulan ketika
kami mengetahui dia tuna rungu. Bisa kaubayangkan
betapa tersiksanya jiwaku, Lauri? Bagaimana aku
bertanya-tanya dalam hati? Apakah aku dihukum
karena dosa yang kurahasiakan? Mencuri apel waktu
aku berumur sepuluh tahun? Sekarang aku menyadari
betapa konyol pikiranku itu, tapi itulah reaksi
pertamaku. Tapi reaksiku tidak seberapa dibandingkan
reaksi Susan. Seolah perasaan bersalahku sendiri belum
cukup, Susan menyalahkan aku juga. 'Sejak awal aku kan
memang tidak menginginkan anak ini,' teriaknya
padaku. Kau tahu, Jennifer tidak sesuai dengan standar
Susan, yaitu kesempurnaan. Susan harus menari dengan
sempurna; dia menginginkan suami yang sempurna. Dia
tidak sanggup punya anak yang tidak sempurna."

Lama dia tidak bicara, kakinya menyepak-nyepak kayu-


kayu dengan ujung sepatu, mendorongnya ke tengah
bara. "Suatu hari aku pulang terlambat dari studio. Aku

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


mendengar Jennifer menangis di kamarnya. Waktu
masuk ke sana, aku nyaris muntah. Dia berbaring di
tengah kotorannya. Dia kedinginan dan kelaparan. Aku
marah sekali pada Susan dan mencarinya di seluruh
penjuru apartemen. Dia... dia-"

Drake tidak sanggup melanjutkan, dan hati Lauri


dipenuhi perasaan iba waktu pria itu menutupi
wajahnya dengan dua tangan. Dia tahu apa yang akan
terjadi. Dia tidak mau berbicara atau menghiburnya.
Drake harus merasakan penderitaan ini sendirian. Orang
lain takkan bisa ikut merasakannya. Dia dulu tidak
mendapati mayat Paul, tapi dapat berempati dengan
kenangan Drake yang mengerikan.

"Dia di bathtub, kedua nadinya teriris. Jelas dia sudah


cukup lama meninggal." Setelah lama berdiam diri, dia
kembali ke samping Lauri dan duduk di karpet,
memeluknya erat.

"Aku tidak pernah memaafkannya. Kubiarkan


orangtuanya mengurus pemakamannya, yang tidak mau
kuhadiri. Keluarganya jelas-jelas mengatakan tidak ingin

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


berurusan dengan aku atau Jennifer lagi. Kami telah
membunuh kebanggaan mereka, putri mahkota
mereka. Lauri-"dia menjauhkannya supaya bisa
menatap matanya-"waktu itu aku bersumpah takkan
mencintai siapa pun lagi. Aku pernah mencintai Susan,
tapi di saat aku sangat membutuhkannya, di saat kami
membutuhkan dukungan dan cinta masing-masing, dia
meninggalkan aku. Tapi aku jatuh cinta padamu. Itu
sebabnya kau tidak boleh meninggalkan aku sekarang.
Aku membutuhkanmu, tidakkah kau tahu?" Dia
menciumnya dengan putus asa. Bibirnya tidak perlu
menuntut respons dari Lauri. Lauri dengan senang hati
memberitahunya betapa dia sangat mencintainya.

Ketika akhirnya mereka memisahkan diri, Drake


berkata, "Aku pergi ke New York untuk membereskan
masalah karier, juga untuk mengusir bayangannya dan
menziarahi makamnya. Aku tidak pernah ke sana. Tidak
bisa kukatakan padamu betapa aku membencinya.
Sekarang kusadari bahwa, seperti kita semua, dia tidak
bisa menolak sifatnya. Sampai aku belajar mencintai,
aku tidak bisa memaafkan. Sekarang aku tahu: seorang
wanita mungil berambut merah telah mengajariku. Aku
mulai menyadari apa yang terjadi pada hari Jennifer
mengacak-acak makeup-mu. Kau marah dan

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


menghukumnya, tapi kau juga memaafkannya. Dia tidak
pernah meragukan perasaan sayangmu. Aku harus
kembali dan memaafkan Susan sebelum bisa
menawarkan cintaku padamu. Aku tidak ingin ada yang
menodai cintaku."

Mereka berciuman lagi, lalu Lauri berkata, "Tadi siang


kau bertanya tentang kotak-kotak di dalam lemari itu.
Kupikir kau akan menunjukkan foto-foto Susan pada
Jennifer. Aku mendengarmu mengajarinya bilang
Mommy"

"Jadi itu penyebab kau kabur!" Drake mendongak dan


tertawa. "Aku menanyakan kotak-kotak itu karena
sekarang aku sanggup melihat isinya. Sebelum ini, aku
benci menyentuh apa saja yang me-rupakan miliknya.
Aku memilih apa yang ingin kusimpan untuk Jennifer.
Suatu hari nanti, kalau dia sudah cukup umur untuk
memahami, kita harus memberitahu dia tentang
ibunya."

Dia memegang dagu Lauri dan mengangkatnya sehingga


wanita itu mau tidak mau memandangnya.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Dan aku mengajari Jennifer bilang Mommy sebagai
kejutan untukmu. Mulai sekarang aku ingin dia
memanggilmu Mommy. Begitu kita menikah secara sah,
kau akan jadi ibunya."

"Drake-" Lauri mulai bicara tapi bibir Drake


membungkamnya.

"Kau sudah merasa lebih hangat?" tanya Lauri.


Kemudian, dengan terkesiap, "Drake-" Dengan tangan-
tangan lihai pria itu menjelajahi tubuh Lauri di balik
busa di bathtub yang dalam itu. Meskipun dia
memprotes, Drake tidak berhenti. Pria itu
menyentuhnya sedemikian rupa sehingga dia
melengkungkan leher dan mendesah panjang. Lauri
melirik bayangan mereka di cermin di depan bath-tub,
dan meskipun ruangan cuma diterangi cahaya lilin-lilin,
bayangan mereka tampak jelas.

"Kapan kau merencanakan aktivitas tidak senonoh ini?"


tanya Drake.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


"Waktu aku pertama kali masuk kamar mandi ini," Lauri
mengikik. "Aku melihat kita berdua di dalam sini seperti
ini. Aku ingin menutup mata Jennifer sebelum sadar
bahwa bayangan itu cuma khayalanku. Tentu saja," dia
menambahkan dengan serius, "kurasa dia bisa saja
mewarisi sifat tidak malu-malumu."

"Aku tidak malu-malu?"

"Kau memberitahu aku bahwa sejak ikut tur bersama


Hair, kau sama sekali tidak punya perasaan malu."

"Aku bilang begitu?" tanya Drake terkejut. "Aku


berbohong. Aku tidak pernah ikut Hair. Aku cuma butuh
alasan untuk berbaring telanjang di tempat tidur itu
bersamamu."

"Oh, kau!" Lauri memercikkan air ke mukanya, tapi


perlahan-lahan menjilatinya. Ketika dia berbuat begitu,
jari-jari Drake menggodanya tanpa ampun. Pria itu

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


bertanya serak, "Kau tahu kapan aku pertama kali jatuh
cinta padamu?"

"Drake," desah Lauri ketika pria itu menemukan titik


sensitif. "Tidak, kapan?" tanyanya cepat-cepat, takut
sebentar lagi tidak bisa bernapas.

"Waktu kita di Russian Tea Room dan kau jujur padaku


tentang Jennifer dan apa yang bisa kuharapkan
darinya." Dia nyengir nakal. "Walaupun aku sudah
tertarik pada naga kecil yang menyembur Drake Sloan,
tidak peduli dia bintang top atau tidak. Kau tampak
memesona hari itu. Di benakku aku menelanjangimu.
Tapi kenyataannya rupanya jauh melebihi khayalan."
Tangannya menegaskan ucapannya.

"Kapan kau tahu kau mencintaiku?" tanyanya setelah


mencium Lauri dengan ganas.

"Memangnya aku pernah bilang mencintaimu?" Lauri


bertanya usil.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Reaksi Drake mengejutkan. Dia menindihnya, tidak
peduli air bak jadi tumpah. "Apakah kau mencintaiku.
Lauri?"

Dengan jari-jari berlumuran busa, Lauri mengisyaratkan,


Aku mencintaimu dengan segenap hatiku. Dia berbicara
dengan keheningan tak bergaung yang lebih ekspresif
daripada bahasa verbal. Pahanya yang mulus bergerak
sensual di atas paha Drake di dalam air yang hangat,
menyampaikan pesan tersendiri. Pandangan Drake
tertuju ke payudaranya yang timbul-tenggelam di air,
menggodanya sampai Lauri tidak tahan lagi.

Diciumnya payudaranya. Tubuh mereka berpadu serasi.

Menciumi kulit basah Lauri, dia berkata, "Jalanan akan


tidak bisa dilewati selama beberapa hari yang akan
datang. Sampai kita bisa pergi ke Albuquerque atau
Santa Fe untuk menikah secara sah, bersediakah kau
hidup bersamaku di luar nikah?"

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Lauri menjilati dada, dagu, dan kumis pria itu sementara
tangannya mencengkeram bagian belakang paha Drake
dan menekannya sampai ia dapat merasakan hasrat pria
itu.

"Apa yang akan kaulakukan kalau aku bilang tidak?"


Lauri bertanya jail.

"Akan kusiram kau," geram Drake, menundukkan kepala


lagi.

"Ya, siramlah aku, Drake," katanya, melengkung-kan


tubuh. "Dengan cintamu."

-end-

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi

You might also like