Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

23 Gangguan Pada Sistem Ekskresi Manusia

Manusia memiliki 4 sistem ekskresi di dalam tubuh, yakni ginjal, paru-paru, hati, dan
kulit. Sistem ekskresi berguna dalam proses metabolisme di dalam tubuh. Ginjal
membantu mengeluarkan urin, paru-paru mengeluarkan karbondioksida, hati
mengeluarkan cairan empedu, sedangkan kulit mengeluarkan keringat. Namun
keempat sistem ekskresi tersebut bisa mengalami gangguan. Adapun macam-macam
gangguan pada sistem ekskresi adalah:

Gangguan pada Ginjal

1. Batu Ginjal
Batu ginjal disebabkan oleh pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal,
saluran ginjal, atau saluran kemih. Batu ginjal biasanya dipicu oleh asupan garam
mineral yang terlalu banyak atau karena kurang mengkonsumsi air putih. Batu ginjal
selanjutnya akan menyebbkan hidronefrosis, yaitu membesarnya salah satu ginjal
karena urin tidak dapat dialirkan keluar tubuh. Kondisi tersebut terjadi karena aliran
ginjal tersumbat oleh batu ginjal. Batu ginjal bisa diatasi dengan pembedahan dan sinar
laser untuk emecah endapan garam kalsium. Pencegahan batu ginjal bisa dilakukan
dengan:

 Perbanyak minum air putih


 Hindari minum atau memasak menggunakan air dengan kandungan kapur tinggi

 Rutin olah raga

 Hindari duduk terlalu lama saat bekerja (Baca juga: bahaya duduk terlalu lama)

 Jangan menahan rangsangan buang air kecil (Baca juga: bahaya menahan kencing

terlalu lama)

 Hindari makanan dengan kandungan kalsium terlalu tinggi (Baca juga: makanan yang

mengandung kalsium tinggi)

(Baca juga: penyebab batu ginjal dan pengobatannya)

2. Nefritis
Nefritis merupakan kerusakan di glomerulus ginjal akibat alergi racun kuman. Nefritis
biasanya disebabkan oleh bakteri Streptococcus. Nefron yang rusak menyebabkan urin
kembali masuk ke dalam darah dan penyerapan air menjadi terganggu sehingga kaki
menjadi bengkak. Nefritis bisa disembuhkan dengan cara pencangkokan ginjal atau
cuci darah secara rutin. Cuci darah biasanya akan dilakukan hingga penderita
memperoleh donor ginjal yang memiliki kesesuaian jaringan dengan organ penderita.

(Baca juga: penyebab nefritis)

3. Glukosuria
Penyakit ini ditandai dengan adanya kandungan glukosa di dalam urin (sering disebut
dengan penyakit kencing manis). Kondisi ini terjadi karena tubuh kekurangan hormon
insulin, sementara itu nefron tidak mampu menyerap kelebihan glukosa sehingga
kelebihan glukosa akan dibuang bersama urin. Untuk mengobati glukosaria bisa
dilakukan dengan suntikan insulin, asupan obat hipoglikemik oral, juga melakukan diet
sehat. Untuk tindakan pencegahan bisa dilakukan:

 Mengontrol asupan makanan (jangan terlalu mengandung banyak gula)

 Mengendalikan berat badan (hindari obesitas)

 Rutin olah raga

 Mengelola faktor resiko lain seperti hipertensi, kadar lemak darah, dan lain sebagainya
 Lakukan pemeriksaan gula darah secara rutin

4. Albuminuria
Albuminuria ditunjukkan melalui adanya molekul albumin dan protein lain di dalam urin.
Penyakit ini disebabkan oleh kerusaan pada alat filtrasi. Untuk mencegah penyakit ini
Anda bisa meningkatkan asupan air mineral setidaknya 8 gelas per hari. Selain itu,
usahakan agar tidak mengkonsumsi hanya salah satu zat gizi saja secara berlebihan,
misalnya protein. Dengan kata lain, asupan gizi harus dikelola secara seimbang.

5. Hematuria

Hematuria ditandai dengan adanya sel darah merah di dalam urin. Hematuria
disebabkan oleh peradangan pada organ urinaria atau karena iritasi akibat gesekan
batu ginjal. Untuk mengatasi penyakit ini, pengobatan ataupun pencegahan bisa
dilakukan dengan mengatasi akar penyakit yang menyebabkan.

6. Gagal Ginjal
Gagal ginjal terjadi ketika salah satu ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya. Kondisi
ini akan menyebabkan penimbunan cairan dan urea di dalam tubuh sehingga
penderitanya sering mengalami pembengkakan di kaki atau area organ lainnya. Untuk
mengobati penyakit ini, penderita harus melakukan cuci darah atau melakukan
pencangkokan ginjal. (Baca juga: penyebab gagal ginjal – pengobatan gagal ginjal)
Gangguan pada Paru-paru

1. Asma
Asma disebabkan oleh penyempitan saluran pernapasan utama pada paru-paru.
Gejalanya berupa sesak napas. Penyakit ini tidak menular dan bersifat menurun. Selain
itu, kondisi lingkungan atau udara yang tercemar juga bisa memicu asma. Hingga saat
ini asma belum bisa diobati. Pemberian obat hanya bersifat untuk menghilangkan
gejala, artinya penyakit ini bisa kambuh kapan saja. Untuk mencegah kambuhnya
penyakit ini penderita harus menghindari faktor resiko seperti lingkungan yang terlalu
dingin atau udara yang tercemar.

2. Tuberculosis (TBC)
TBC disebabkan oleh bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini
bisa ditularkan melalui percikan yang keluar ketika batuk. Gejala yang ditunjukkan
hampir menyerupai gejala asma namun kadang bisa disertai dengan batuk kering atau
berdahak atau bahkan batuk darah. Untuk menghindari penularan Anda sebaiknya
menghindari kontak dengan penderita TBC serta tidak menggunakan peralatan
terutama peralatan makan yang telah digunakan pendeirta TBC. Selain itu, anda juga
harus menghindari faktor resiko seperti udara yang tercemar oleh logam berat seperti
batu bara atau timbal. Pengobatan bisa dilakukan dengan mudah karena obat TBC
disediakan oleh pemerintah. Kadang penderita juga harus menjalani karantina untuk
mencegah penularan TBC.

3. Pneumonia
Pneumonia disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur yang menginfeksi paru-paru
khususnya di area alveolus. Kondisi ini akan menyebabkan penderitanya sesak napas
karena alveolus sudah dipenuhi dengan cairan (karena itu penyakit ini sering disebut
dengan paru-paru basah). Pneumonia biasanya tidak dapat disembuhkan secara total,
namun gejalanya dapat diringankan dengan mengkonsumsi antibiotik. Untuk mencegah
pneumonia, berikut beberapa metode yang bisa dilakukan:
 Menjaga kebersihan dan daya tahan tubuh agar bakteri, kuman, atau virus tidak mudah

menyerang dan menembus pertahanan tubuh.

 Atur asupan nutrisi makanan.

 Rutin membersihkan atau mencuci tangan sebelum makan.

 Rutin melakukan olah raga.

4. Emfisema
Emfisema disebabkan oleh hilangnya elastisitas pada alveolus. Penderita emfisema
biasanya akan memiliki paru-paru yang lebih besar dibandingkan orang sehat pada
umumy, sebab karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan oleh tubuh justru
terperangkap di dalam paru-paru. Emfisema disebabkan oleh asap rokok dan
kekurangan enzim alfa-1-antitripsin. Salah satu cara mencegah penyakit ini adalah
dengan menghindari asap rokok dan tidak merokok.

5. Bronkitis
Bronkitis adalah peradangan yang terjadi di bronkus dan disebabkan oleh infeksi
kuman, bakteri, atau virus. Faktor lain seperti debu, asap rokok, dan juga polusi udara
bisa memicu bronkitis. Bronkitis yang disebabkan oleh bakteri atau kuman biasanya
dapat diobati dengan mengkonsumsi antibiotik. Sementara bronkitis yang disebabkan
oleh virus akan diberi obat untuk meringankan gejala. Untuk mencegah bronkitis bisa
dilakukan dengan selalu menjaga atau meningkatkan daya tahan tubuh serta
menghindari asap rokok.
6. Asbestosis
Asbestosis terjadi karena penderita menghirup serat-serat asbes sehingga membentuk
adanya jaringan parut yang luas di paru-paru. Menghirup serat asbes juga bisa
menyebabkan penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-paru). Pengobatan
terhadap asbestosis dilakukan untuk mengurangi atau mengatasi gejala yang timbul.
Adapun pengobatan yang dilakukan adalah dengan membuang lendir atau dahak yang
ada di paru-paru. Pada kondisi yang parah mungkin akan dibutuhkan pencangkkan
paru-paru. Sedangkan upaya pencegahan bisa dilakukan dengan mengurangi kadar
serat dan debu asbes di lingkungan kerja.

Gangguan pada Hati

1. Hepatitis
Hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh virus (bisa virus hepatitis A atau
virus hepatitis B). Virus hepatitis B lebih berbahaya bila dibandingkan virus hepatitis A.
Upaya pencegahan hepatitis bisa dilakukan dengan:

 Melakukan vaksinasi

 Memastikan jarum untuk akupuntur atau tatto steril

 Hindari pemakaian alat-alat seperti alat cukur, sisir, dan sebagainya secara bergantian
 Hindari aktivitas seksual dengan berganti-ganti pasangan

 Hindari mendapatkan donor darah yang tidak resmi

Sementara itu, tindakan pengobatan bisa dilakkan dengan 2 metode. Pertama melalui
cara kimiawi untuk mematikan virus hepatitis. Kedua, metode suportif berguna untuk
melindungi sel hati serta membantu pemulihan sel hati yang rusak.

2. Penyakit Kuning
Penyakit kuning disebabkan oleh saluran empedu yang tersumbat sehingga
menyebabkan cairan empedu tidak dapat dialirkan ke usus duabelas jari. Akibatnya
empedu masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan warna darah menjadi kuning.
Penyakit kuning akan ditunjukkan dengan gejala bola mata, kulit, dan kuku menjadi
berwarna kuning.

3. Sirosis Hati
Sirosis hati bisa muncul sebagai akibat dari hepatitis B atau hepatitis C yang
berkelanjutan, karena alkohol, kekurangan atau salah gizi, atau karena penyakit lainnya
yang menyebabkan saluran empedu tersumbat. Hingga saat ini belum ada obat yang
bisa menyembuhkan sirosis hati. Pengobatan dilakukan untuk komplikasi yang terjadi,
seperti muntah atau buang air besar berupa darah, perut membesar, mata kuning, serta
koma hepatikum.

4. Perlemakan Hati
Perlemakan hati disebabkan oleh penimbunan lemak yang melebihi 5% dari total berat
hati atau mengenai lebih dari separuh dari jarngan sel hati. Perlemakan hati ini sering
menyebabkan kerusakan hati lanjutan atau sirosis hati. Kondisi ini juga bisa dipicu oleh
kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol.
5. Kanker Hati
Kanker hati muncul karena adanya perkembangan sel kanker di jaringan hati. Kanker
hati yang sering diderita oleh kebanyakan orang adalah Hepatocellular
carcinoma (HCC). HCC muncul sebagai akibat dari komplikasi akhir yang serius dari
hepatitis kronis, terutama karena sirosis hati akibat hepatitis B, hepatitis C,
hemochromatosis.

6. Koletasis dan Jaundice


Kolestasis adalah terjadinya kegagalan produksi dan pengeluaran empedu. Terlalu
lama menderita kolestasis bisa menyebabkan gagalnya penyerapan lemak dan vitamin
A, D, E, dan K oleh usus. Selain itu, kondisi tersebut juga bisa menyebabkan
penumpukan empedu bilirubin, dan kolesterol di dalam hati. Apabila dalam sirkulasi
darah kelebihan bilirubin dan terjadi penumpukan pigmen empedu di dalam kulit,
mmebran mukosa, dan bola mata maka kondisi tersebut disebut dengan jaundice.
Kondisi ini sering ditandai dengan gejala kulit penderita berwarna kuning terang, warna
urin menjadi lebih gelap, sedangkan warna feses menjadi lebih terang.

Gangguan pada Kulit

1. Scabies
Scabies adalah penyakit kulit yang menular dan ditandai dnegan gejala gatal (akan
terasa parah saat malam hari). Penyakit ini sering muncul pada area kulit yang lembab,
seperti tangan, ketiak, pantat, paha, dan terkadang di antara sela-sela jari. Penyakit ini
dapat dicegah dengan cara menjaga kebersihan kulit dan juga lingkungan.

2. Kurap
Kurap adalah penyakit kulit yangmenular dan disebabkan oleh jamur. Gejala kurap
mudah dikenali yakni dengan adanya bagian yang kasar di kulit dan dikelilingi dengan
lingkaran merah muda. Penyakit ini dapat diobati dengan krim antijamur yang
mengandung mikonazol dan kloritomazol. Untuk mencegah penyakit ini Anda perlu
menjaga kebersihan tubuh dan juga menghindari kontak dengan penderita.

3. Panu
Panu adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur dan ditandai dengan adanya
bercak berwarna putih, coklat, atau merah (tergantung pada warna kulit) di kulit yang
disertai dengan gejala gatal ketika berkeringat. Panu dapat dicegah dengan menjaga
kebersihan diri, tidak memakai handuk atau pakaian yang lembab (jamur akan mudah
berkembang di lingkungan yang lembab), serta tidak menggunakan pakaian atau
handuk yang telah dipakai oleh penderita panu. Obat panu sendiri bisa Anda peroleh di
apotek atau toko-toko obat secara bebas.

4. Biduran
Biduran ditandai dengan munculnya bentol-bentol di kulit dan biasanya disertai dengan
rasa gatal. Kondisi tersebut biasanya disebabkan oleh alergi terhadap cuaca dingin
atau makanan tertentu. Untuk mencegah biduran Anda cukup menghindari faktor
penyebab alergi yang sering memicu biduran.

5. Psoriasis
Belum ada penelitian yang mampu mengungkapkan penyebab pasti psoriasis. Namun
banyak peneliti yang menduga bahwa penyakit ini disebabkan oleh ativasi limfosit T
yang tidak normal. Kondisi tersebut sering munjukkan gejala kulit kemerahan di area
kulit kepala, siku, punggung, dan juga lutut.

You might also like