Sap + Leaflet KB

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

LAPORAN PRAKTEK PROFESI

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN KELUARGA DENGAN IBU HAMIL


DI DUSUN JEJERAN 2 MENGGUNAKAN PENDEKATAN KLIEN

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Profesi Ners


Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada

Stase Keperawatan Keluarga

Disusun Oleh:
Nella Sri Pujirahayu
17/420994/KU/20179

Dosen Pembimbing
Dwi Harjanto, S.Kp., M.Sc

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PEMILIHAN JENIS KB PADA IBU HAMIL

A. Latar Belakang
Masalah kependudukan masih merupakan tantangan yang cukup berat
bagi pembangunan Indonesia. Hal ini dikarenakan adanya hubungan yang
erat antara jumlah penduduk dengan masalah kebutuhan pangan, kesempatan
pendidikan, kesempatan kerja, perumahan, dan kesehatan, yang semuanya
merupakan hal-hal yang penting dalam kehidupan manusia. Untuk itu laju
pertambahan penduduk di masa datang amat penting untuk dikendalikan
(Notodihardjo, 2002).
Untuk mengendalikan jumlah penduduk Indonesia yang semakin
meningkat di setiap tahunnya, pemerintah melakukan upaya pencegahan
diantaranya dengan mencanangkan program Keluarga Berencana (KB).
Penyelenggaraan KB bukan hanya merupakan tanggung jawab pemerintah saja
tetapi juga merupakan tanggung jawab masyarakat. Gerakan KB Nasional
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta
mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang
menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera. Dalam rangka
perkembangan kependudukan dan untuk mewujudkan keluarga sejahtera,
program KB dipandang perlu untuk mengadakan pengaturan kelahiran
(Rukanda et al.,1993).
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang rawan akan masalah
gizi. Hal tersebut bisa berakibat fatal bukan hanya untuk ibu tapi juga
membahayakan anak di dalam kandungannya. Status kesehatan ibu dan
janin, nutrisi ibu hamil, aktivitas, dan persiapan persalinan hingga
perawatan bayi baru lahir perlu diketahui untuk meningkatkan persiapan
ibu hamil.
Berdasarkan data dari Puskesmas Pleret, cakupan penggunaan KB di
Dusun Jejeran 2 sendiri masih terbilang rendah. Faktor terpenting yang
dibutuhkan saat ini dalam pelayanan KB adalah pemberian informasi yang
jelas tentang kontrasepsi yang beredar, mengingat besarnya keinginan
masyarakat untuk berusaha mencari dan memperoleh pelayanan KB yang
sesuai dengan kondisi dan keinginannya (Awati, 2007). Berbagai macam
kontrasepsi bisa dipilih dan banyak hal yang harus diperhatikan dalam
pemilihan kontrasepsi contohnya usia, kesehatan, gaya hidup dll. Tentu
saja masyarakat harus tahu seberapa aman metode yang dipilih, tidak
hanya untuk mencegah kehamilan, tetapi juga berkaitan dengan kesehatan
mereka dan apakah metode tersebut menimbulkan efek samping untuk
jangka panjang atau pendek.
Berdasarkan hasil pengkajian kepada Ny. S klien belum menggunakan
alat kontrasepsi diantaranya karena kepercayaan, ketakutan akat efek
samping penggunaan KB tersebut dan memilih menggunakan metode alami
yaitu menggunakan sistem kalender.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan Ny. S dapat mengetahui pentingnya
penggunaan alat kontrasepsi dan jenis kontrasepsi yang sesuai.
b. Tujuan Khusus
Setelah pertemuan 3x50 menit, Ny. S dapat:
1. Memahami pentingnya pemeriksaan antenatal.
2. Memahami nutrisi sehat bagi ibu hamil.
3. Memahami pengertian KB
4. Mengetahui pengertian alat kontrasepsi
5. Mengetahui macam – macam alat kontrasepsi
6. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing – masing alat
kontrasepsi
C. Sasaran dan Target
Sasaran : Ibu hamil di Dusun Jejeran 2
Target : Ny. S
D. Strategi Pelaksanaan
1. Metode
Ceramah, diskusi
2. Isi/materi penyuluhan
Terlampir
3. Waktu dan tempat
a. Tanggal : Kamis, 31 Mei 2018; Jumat, 8 Juni 2018; Kamis, 28
Juni 2018
b. Waktu : 50 menit
c. Tempat : Rumah Ny. S
4. Setting Tempat
Setting tempat merupakan ruang tamu rumah Ny.S.
5. Media
Leaflet
6. Susunan acara
Kamis, 31 Mei 2018
No. Waktu Kegiatan Penyampai
1. 09.00-09.10 - Pembukaan Mahasiswa

- Perkenalan
- Penyampaian maksud dan tujuan

2. 09.10-09.30 - Pengkajian klien dan keluarga Mahasiswa

- Menanyakan keluhan klien dan


keluarga
- Melakukan pemeriksaan TTV
- Memberikan motivasi untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi dan
rajin melakukan antenatal care
selama kehamilan
3. 09.30-09.40 Diskusi & Tanya Jawab Mahasiswa
4. 09.40-09.50 Penutup Mahasiswa
- Menyimpulkan materi
- Salam

Jumat, 8 Juni 2018


No Waktu Kegiatan Penyampai
1. 14.00-14.10 - Pembukaan Mahasiswa

- Penyampaian maksud dan tujuan


- Menanyakan keluhan dan kondisi
terkini klien
- Melakukan pemeriksaan TTV
2. 14.10-14.30 Penyampaian materi Mahasiswa
1. Mengedukasi pentingnya pemeriksaan
antenatal care
2. Penyuluhan mengenai makan sedikit
tapi sering dan istirahat yang
cukup.
3. Menjelaskan tentang pengertian KB
4. Menjelaskan pengertian alat
kontrasepsi
3. 14.30-14.40 Diskusi & Tanya Jawab Mahasiswa
4. 14.40-14.50 Penutup Mahasiswa
- Menyimpulkan materi
- Membuat kontrak waktu pertemuan
selanjutnya
- Salam

Kamis, 28 Juni 2018


No Waktu Kegiatan Penyampai
1. 16.00-16.10 - Pembukaan Mahasiswa

- Penyampaian maksud dan tujuan


- Menanyakan kondisi terkini klien
dan keluarga
- Melakukan pemeriksaan TTV
2. 16.10-16.30 Penyampaian materi dengan leaflet Mahasiswa
- Menjelaskan jenis alat kontrasepsi
- Mengetahui kelebihan dan kekurangan
dari masing – masing alat kontrasepsi
- Follow up materi sebelumnya
- Memotivasi klien untuk menggunakan
KB
3. 09.30-09.40 Diskusi & Tanya Jawab Mahasiswa
4. 09.40-09.50 Penutup Mahasiswa
- Menyimpulkan materi
- Salam

7. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi persiapan
1) Satuan Acara Pembelajaran sudah dibuat sebelum kegiatan
dimulai
2) Materi telah disiapkan
3) Media telah disiapkan
4) Tempat telah disiapkan
5) Kontrak waktu telah disepakati
6) Mahasiswa hadir tepat waktu
b. Evaluasi proses
1) Mahasiswa mengkoordinir kegiatan penyuluhan Alat Kontrasepsi
kemudian dilakukan evaluasi
2) Peserta mendengarkan dan memahami edukasi yang diberikan
c. Evaluasi hasil
1) Peserta mampu mengikuti dan menyimak dengan baik.
2) Peserta dapat mengulang kembali materi yang sudah
disampaikan.
8. Referensi
Await, D E. 2007. Pengetahuan Dan Motivasi Tentang Kontrasepsi
Pada Akseptor KB Di 4 Taman Kanak-Kanak Di Kecamatan Sleman.
Universitas Sanata Dharma.
BEM FK UGM. 2014. Lengkapi Gizi Ibu hamil dengan 3M. Diakses di:
https://www.youtube.com/watch?v=c-yFuag7eU4.
Direktorat Bina Kesehatan Anak. 2008. Informasi Seputar Kesehatan
Bayi Baru Lahir. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Erfandi. 2008. Nutrisi Ibu Hamil. Diakses dari
http://forbetterhealth.wordpress.com/comments/feed. Tanggal 11
Maret 2009
Hartanto, H., 2004, KB Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Pustaka
Sinar Harapan, Jakarta.
Nadesul,H. 1997. Gizi ibu dan Bayi. Jakarta: Bhratara Karya Aksara
Notodihardjo, R., 2002, Reproduksi, Kontrasepsi dan Keluarga
Berencana, 19- 27, Penerbit kanisius Yogyakarta.
Raharja, K., dan Tjay, T.H., 2002, Obat-Obat Penting Khasiat,
Penggunaan dan Efek-Efek Sampingannya, 669, Edisi V, PT Elex
Media Komputindo, Jakarta.
Rukanda, A., Ryanto, H., Syarief, M.T., Hasjim, C., Saleng,
Muhasjim, 1993, Pengayoman Medis Keluarga Berencana, BKKBN,
Jakarta.
LAMPIRAN

A. PENGERTIAN KEHAMILAN
Kehamilan adalah proses alami yang diawali dengan pertemuan
sel telur dan sperma yang kemudian bertumbuh dalam rahim seorang
wanita. Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka
melanjutkan keturunan yaitu dengan menghasilkan janin yang tumbuh
di dalam rahim ibu (Sarwono Prawirohardjo, 2002).
Masa kehamilan dimulai dari konsepesi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2002).
Kehamilan 28 dan 36 minggu disebut premature. Kehamilan 40 minggu
disebut kehamilan matur (cukup bulan) dan kehamilan lebih dari 43
minggu disebut post matur (lewat bulan) (Winkjo Sastro, 2005).
Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan (trimester) yaitu:
1. Trimester I (0-12 minggu)
2. Trimester II ( 12-28 minggu)
3. Trimester III (28-42 minggu)
B. PEMERIKSAAN SELAMA KEHAMILAN
Untuk menghindari risiko komplikasi pada kehamilan dan
persalinan, setiap ibu hamil dianjurkan untuk melakukan kunjungan
pemeriksaan selama kehamilan atau yang bisa disebut dengan
antenatal komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali, termasuk
minimal 1 kali kunjungan diantar suami/pasangan atau anggota
keluarga, sebagai berikut:
Table.1 Kunjungan Pemeriksaan Antenatal
Jumlah kunjungan Waktu kunjungan yang
Trimester
minimal dianjurkan
I 1x Sebelum minggu ke 16
II 1x Antara minggu ke 24-28
Antara minggu 30-32
III 2x
Antara minggu 36-38

Selain itu, ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan diri ke


dokter setidaknya 1 kali untuk deteksi kelainan medis secara umum.
Untuk memantau kehamilan ibu, petugas kesehatan menggunakan buku
KIA. Buku diisi setiap kali ibu melakukan kunjungan antenatal,
lalu berikan kepada ibu untuk disimpan dan dibawa kembali pada
kunjungan berikutnya. Pada saat pemeriksaan, ibu hamil diberikan
informasi mengenai perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi (P4K) serta ibu hamil dianjurkan mengikuti Kelas Ibu.
C. GIZI IBU HAMIL
Jenis makanan yang perlu di konsumsi oleh ibu hamil, tentunya
makanan yang dapat memenuhi kebutuhan zat gizi sesuai dengan
ketentuan gizi seimbang, sedangkan makanan yang tidak dianjurkan,
dikonsumsi selama hamil antara lain adalah minuman beralkohol,
minuman yang mengandung zat berkafein misalnya kopi, makanan yang
mengandung zat tambahan seperti pengawet, makanan yang tercemar
(pestisida, logam berat). Masa kehamilan ini sangat penting untuk
menentukan kualitas anak.
Kecukupan gizi selama kehamilan digunakan untuk pertumbuhan
dan perkembangan janinnya maupun aktivitas ibu. Pada Trimester I
(0-12 minggu) pertumbuhan janin masih lambat, kebutuhan gizi
belum besar. Biasanya Ibu mengalami ngidam, mual & muntah. Pada
Trimester II (12-28 minggu) & III (28-40 minggu) pertumbuhan
janin cepat, sehingga perlu pemenuhan gizi yang cukup besar.
Manfaat makanan yang dimakan oleh ibu hamil:
1.Untuk mencukupi kebutuhuan gizi tubuh ibu hamil sendiri agar
tidak terjadi Kurang Energi Kronis (KEK)
2.Untuk pertumbuhan dan perkembangan janin
3.Untuk perkembangan plasenta
4.Untuk mempersiapkan pembentukan air susu ibu
Dampak kekurangan gizi pada ibu hamil yang paling sering
adalah anemia yaitu kondisi dimana berkurangnya sel darah merah
dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu
memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan.
Pencegahan Anemia selama kehamilan dengan cara mengkonsumsi
makanan gizi seimbang dan khususnya banyak makan makanan yang
mengandung zat besi serta minum tablet besi. Sedangkan dampak
kekurangan gizi pada janin yaitu dapat mengakibatkan beberapa hal
seperti kecacatan mental dan fisik, bayi berat lahir rendah
(BBLR), Prematur, atau bahkan kematian janin.
Cakupan gizi ibu hamil dan pertumbuhan kandungan dapat
diukur berdasarkan kenaikan BB.Pertambahan Berat Badan selama
kehamilan:
Trimester I: >1 Kg
Trimester II: ±3 kg
Trimester III: ±6 kg
Total penambahan berat badan 10-12 kg.
D. Keluarga Berencana
Keluarga Berencana adalah program yang bertujuan membantu
pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak
dinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu
saat kelahiran (dalam hubungan dengan suami istri), dan menentukan
jumlah anak dalam keluarga. Menurut UU RI Nomor 52 Tahun 2009,
Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan
usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi,
perlindungan, serta bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas.
Keluarga Berencana merupakan suatu cara yang efektif untuk
mencegah mortalitas ibu dan anak. Hal tersebut dapat dicapai
dengan cara menghindari kehamilan resiko tinggi, mengurangi angka
kesakitan, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur jarak kehamilan,
dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (Raharja & Tjay, 2002).
Definisi KB menurut World Health Organisation (WHO) adalah
tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran
yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri, dan
menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hartanto, 2004).
Menurut UU RI Nomor 52 Tahun 2009, kebijakan Keluarga
Berencana diarahkan untuk:
a. Mengatur kelahiran yang diinginkan
b. Menjaga kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan
anak
c. Meningkatkan akses dan kualitas informasi, pendidikan, serta
konseling Keluarga Berencara dan Kesehatan Reproduksi
d. Meningkatkan partisipasi dan kesertaan pria dalam praktek
Keluarga Berencana
e. Mempromosikan penyusuan bayi sebagai upaya menjarangkan jarak
kehamilan.
Manfaat Keluarga Berencana
1.Perbaikan kesehatan badan ibu
2.Adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anaak, beristirahat,
dan menikmati waktu luang serta melakukan kegiatan-kegiatan
lain.
3.Perkembangan fisik, mental dan sosial anak lebih sempurna.
4.Perencanan kesempatan pendidikan yang lebih baik.
Di masa kehamilan umpamanya, KB dapat mencegah munculnya
bahaya-bahaya akibat:
1) Kehamilan terlalu dini
Perempuan yang sudah hamil dimana umurnya belum mencapai 17
tahun sangat terancam oleh kematian sewaktu persalinan, karena
tubuhnya belum sepenuhnya tumbuh dan belum cukup matang atau
siap untuk dilewati oleh bayi. Selain itu, bayinya pun
dihadang oleh resiko kematian sebelum usianya mencapai 1 tahun
2) Kehamilan terlalu “telat”
Perempuan yang usianya sudah terlalu tua untuk mengandung dan
melahirkan terancam berbagai bahaya, khususnya bila ia
mempunyai problema-problema kesehatan lain, atau sudah terlalu
sering hamil dan melahirkan
3) Kehamilan yang terlalu berdekatan jaraknya
Kehamilan dan persalinan menuntut banyak energi dan kekuatan
tubuh perempuan. Kalau ia belum pulih dari satu persalinan
tapi sudah hamil kembali, tubuhnya tak sempat memulihkan
kebugaran, sehingga timbul berbagai masalah bahkan ancaman
kematian yang mungkin terjadi
4) Terlalu sering hamil dan melahirkan Perempuan yang sudah punya
lebih dari 4 anak terancam bahaya kematian akibat pendarahan
hebat, serta macam-macam kelainan, apabila ia terus hamil dan
bersalin kembali.
E. Macam-Macam Metode Kontrasepsi
1. METODE AMENORE LAKTASI (MAL)
Memberikan ASI tanpa makanan tambahan apapun selama 6 bulan
penuh.
Kelebihan :
- Mengurangi pendarahan paska persalinan
- Mengurangi resiko anemis
- Meningkatkan hubungan psikologi antara ibu - bayi
Kekurangan :
- Harus konsisten dalam memberikan ASI eksklusif
- Tidak melindungi dari penularan infeksi menular seksual
(IMS).
2. PIL
PIL berisi hormon estrogen dan progesteron sebanyak 28 tablet.
Diminum setiap hari pada waktu yang sama.
Kelebihan :
- Mencegah kehamilan diluar kandungan, kanker rahim, dan
kanker payudara
- Mudah dihentikan setiap saat
- Kesuburan dapat segera kembali
Kekurangan :
- Berat badan bertambah
- Mual
- Jerawat
3. Suntik
Suntikan berisi hormone untuk menghambat sperma bertemu sel
telur. Disuntikkan setiap 3 bulan sekali, dapat digunakan
sebelum 6 minggu setelah melahirkan.
Kelebihan :
- Tidak mempengaruhi hubungan suami istri
- Tidak mempengaruhi produksi ASI
- Membantu mencegah kehamilan diluar kandungan
Kekurangan :
- Berat badan bertambah
- Terlambat dalam pemulihan kesuburan
- Gangguan pada menstruasi
4. Kondom
Sarung karet tipis penutup penis yang menampung cairan sperma
pada saat pria berejakulasi.
Kelebihan :
- Dapat mencegah dari IMS dan HIV/AIDS
- Murah dan mudah didapat
Kekurangan
- Mengganggu hubungan suami-istri
- Dapat menimbulkan alergi
5. IUD
IUD merupakan alat kontrasepsi dalam Rahim yang terbuat dari
plastic berbentuk “T” dilapisi tembaga yang dapat dipakai 8
tahun.
Kelebihan :
- Tidak mengganggu pemberian ASI
- Kesuburan dapat segera kembali
Kekurangan
- Siklus haid terganggu
- Nyeri haid dan darah bertambah banyak
6. Implant
Implant merupakan alat kontrasepsi bawah kulit (lengan atas)
dalam bentuk batang kecil berisi hormone yang akan menghambat
sperma mencapai sel telur, dapat mencegah kehamilan selama 3
tahun.
Kelebihan :
- Tidak mengganggu pemberian ASI
- Kesuburan dapat segera kembali
- Tidak mempengaruhi hubungan suami istri
Kekurangan :
- Siklus haid terganggu
- Menyebabkan penurunan/kenaikan berat badan
7. MOW
Metode operasi bagi wanita dengan mengikat/ memotong saluran
telur (Tubektomi), agar sel telur tidak dapat dibuahi oleh
sperma
Kelebihan :
- Tidak ada efek sampng jangka panjang
- Permanen
- Tidak mengganggu hubungan suami istri
Kekurangan :
- Nyeri beberapa hari pasca tindakan, dapat diminimalisir
dengan kontrol jika ada keluhan/masalah
8. MOP
Metode operasi bagi pria dengan mengikat/memotong saluran
benih (Vasektomi), agar air mani tidak mengandung sperma
Kelebihan:
- Tidak mengganggu hubungan suami istri dan tidak mengganggu
libido/ ereksi/ ejakulasi
- Tidak ada efek sampng jangka panjang
- Permanen
Kekurangan :
- Tidak dapat dilakukan pada pria masih ingin punya anak
- Tidak mencegah IMS dan HIV

You might also like