Professional Documents
Culture Documents
Bab I
Bab I
LAPORAN KASUS
1.2 Anamnesis
1. Keluhan Utama
Benjolan di Lipatan paha kiri
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli Bedah Umum pada tanggal 27 Maret 2017 Tn. M. A
datang ke Poli Bedah Umum dengan keluhan adanya benjolan pada lipatan
paha kirinya Benjolan tersebut dapat keluar masuk. Benjolan tersebut muncul
pada saat beraktivitas seperti mengedan, mengangkat beban berat, dan batuk.
Pasien juga menyatakan bila kambuh, sedikit nyeri pada perutnya.
Benjolan tersebut menghilang waktu pasien berbaring. Benjolan tersebut
tidak nyeri namun cukup mengganggu aktivitas pasien yang bekerja sebagai
petani. Tapi pasien tidak mengeluh mual atau muntah serta BAB dan BAKnya
teratur
1
Keluhan adanya benjolan pada selangkangan kiri sudah dirasakan sejak 2
tahun yang lalu.
a. Riwayat Penyakit Serupa : (-)
b. Riwayat Kencing Manis : (-)
c. Riwayat Darah Tinggi : (-)
d. Riwayat Penyakit Jantung : (-)
e. Alergi Obat : (-)
f. Alergi Makanan : (-)
g. Riwayat Asma : (-)
h. Riwayat Operasi : (-)
4. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat Keluarga Serupa : (+) Adik pasien
b. Riwayat Kencing Manis : (-)
c. Riwayat Darah Tinggi : (-)
d. Riwayat Penyakit Jantung : (-)
5. Riwayat Pengobatan
Sebelumnya tidak ada diberikan obat, langsung ke Poli Bedah Umum untuk
memeriksakan diri.
6. Riwayat Kebiasaan
Merokok (-), Alkohol (-).
4. Status Generalis
- Kepala : Bentuk simetris, deformitas (-)
- Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterus (-)
- Hidung : Pernafasan cuping hidung (-), deviasi (-)
- Telinga : Simetris telinga kanan dan kiri, nyeri tekan trangus (-)
- Tenggorokan : Faring hiperemis (-)
- Mulut : Mukosa mulut lembab (+)
- Leher : Pembesaran kelenjar throid (-), massa (-)
- KBG : Pembesaran KGB pada daerah aksilaris bawah (-), aksilaris
tengah (-), aksilaris atas (-), supraklavikular (-).
5. Thorax
a. Jantung
- Inspeksi : Bentuk dada simetris, retraksi (-), jejas (-), deformitas (-)
- Palpasi : Iktus kordis tidak teraba, thrill (-)
2
- Perkusi : Batas jantung normal
- Auskultrasi : S1 dan S2 reguler, tunggal, murmur (-), gallop (-)
b. Paru
- Inspeksi : Bentuk dada simetris, retraksi (-), gerak nafas tertinggal (-),
massa (-), jejas (-)
- Palpasi : Gerak dinding dada simetris, fremitus vokal paru kanan dan
kiri simetris, fremitus raba kanan dan kiri simetris
- Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru depan dan belakang
- Auskultrasi : Suara nafas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
6. Abdomen
- Inspeksi : Distensi (-), asites (-), jejas (-), massa (-)
- Auskultrasi : Bising usus (+) normal
- Palpasi : Supel, defans muskuler (-), nyeri tekan (-), hepar, lien, dan
ginjal tidak teraba
- Perkusi : Timpani
1. Pemeriksaan Laboratorium
Darah Lengkap
- Hematokrit : 43% (normal: 36-46%)
- Hemoglobin : 14,8g/dL (normal: 12-16 g/dL)
- Leukosit : 8,430/mm3 (normal: 4.000-11.000/mm3)
Hitung Jenis
- Eosinofil : 10% (normal: 0-8%)
- Basofil : 1% (normal: 0-3%)
- Neutrofil : 56% (normal: 45-70%)
3
- Limfosit : 30% (normal: 16-46%)
- Monosit : 3% (normal: 4-11%)
- Trombosit : 265,000/mm3 (normal: 150.000-350.000/mm3)
- Eritrosit : 4.8 juta/µL (normal: 4.1-5.1 juta/µL)
Hepatitis Marker
- HbsAg Kualitatif : Negatif
Voluntary Counseling and Testing (VCT)
- B24 : Non reaktif.
Glukosa Darah
- Glukosa darah acak : 98 mg/dl (normal< 200)
Fungsi Ginjal
- Ureum : 14mg/dl (15-40)
- Kreatinin : 0,9 mg/dL (0,5-1,7)
1.7 Planning
Pre Operasi:
- Inform Concent
- Puasa 8 jam
- Infus RL
- Pemberian antibiotik profilaksis
Operasi:
- Pro Herniorrhaphy
Post Operasi:
- Monitoring keluarnya darah dari drain
- Antibiotik
- Analgesik
- Follow up pasien
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hernia berasal dari kata latin yang berarti rupture. Hernia didefinisikan adalah
suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah (defek)
yang diliputi oleh dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai tempat dari
tubuh kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen pada umumnya daerah inguinal.
Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan atau kongenital dan hernia
dapatan atau hernia akuisita. Sekitar 75% hernia terjadi di sekitar lipat paha, berupa
hernia inguinal direk, indirek, serta hernia femoralis. Pada hernia di abdomen, isi perut
menonjol melalui defek dari lapisan muskulo- aponeurotik dinding perut. Hernia
terdiri atas cincin, kantong, da nisi hernia.
Menurut sifatnya, hernia disebut hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar-
masuk. Usus keluar ketika berdiri atau mengedan, dan masuk lagi ketika berbaring,
atau bila di dorong masik ke perut. Selama hernia masih reponible, tidak ada gejala
keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus. Bila kantong hernia tidak dapat kembali ke
dalam rongga perut maka disebut hernia ireponibel, ini biasanya disebabkan oleh
perlekatan isi kantong kepada peritoneum kantong hernia. Hernia ini disebut hernia
akreta (perlekatan karena fibrosis), masih tidak ada keluhan nyeri dan sumbatan usus.
Hernia inkarserata atau hernia strangulata adalah hernia yang isinya terjepit oleh
cincin hernia sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam
rongga perut. Akibatnya, terjadi gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis
hernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia ireponibel yang disertai gangguan
pasase sedangkan hernia strangulate digunakan untuk menyebut hernia ireponibel
yang disertai gangguan vaskularisasi.
5
Klasifikasi Hernia :
1. Hernia Reponibel Isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar ketika
mengedan atau berdiri, dan masuk lagi ketika berbaring.
2. Hernia ireponibel Isi kantong tidak dapat kembali lagi kedalam rongga
perut.
a. Kanalis Inguinalis
6
b. Kanalis Femoralis
Kanalis femoralis terletak medial dari vena femoralis di dalam lakuan vasorum,
dorsal dari ligamentum inguinalis, tempat vena safena magna bermuara dalam vena
femoralis. Foramen ini sempit dan dibatasi oleh tepi yang keras dan tajam. Batas
kranioventeral dibentuk oleh ligamentuminguinalis, kaudodorsal oleh pinggir os pubis
dari ligamentumiliopektinale( ligamentum Cooper), sebelah lateral oleh sarung vena
femoralis, dan di sebalah medial oleh ligamentum lakunare Gimbernati. Hernia
femoralis keluar melalui lacuna vasorumkaudal dari ligamentum inguinale. Keadaan
anatomi ini sering mengakibatkan inkarserasi hernia femoralis.
7
2.3 Hernia Inguinalis
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anamoli kongenital atau karena sebab yang
didapat. Pada orang yang sehat, ada tiga mekanisme yang dapat mencegah terjadinya
hernia inguinalis, yaitu kanalis inguinalis yang berjalan miring, adanya struktur
m.oblikus internus obdominis yang menutup annulus inguinalis internus ketika
bekontraksi, dan adanya fasia transversa yang kuat menutupi trigonum Hasselbach
yang umunya hampir tidak berotot. Faktor paling kausal yaitu adanya proses vaginalis
(kantong hernia ) yang terbuka, peninggian tekanan didalam rongga perut, dan
kelemahan otot dinding perut karena usia.
. Hernia dapat dijumpai pada segala usia, dan lebih banyak pada laki-laki daripada
perempuan. Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia
di annulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isis
hernia. Selain itu diperlukan pula factor yang dapat mendorong isi hernia melewati
pintu yang sudah terbuka lebar. Factor lain yang berperan juga adalah prosesus
vaginalis yang terbuka, peninggian tekanan di dalam rongga perut dan kelemahan otot
dinding perut karena usia. Normalnya ketika otot dinding perut berelaksasi, bagian
yang membatasi annulus internus turut kendur, pada saat itu tekanan intraabdomen
tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal. Sebaliknya bila otot dinding
perut berkontraksi, kanalis inguinalis berjalan lebih mendatar dan annulus inguinalis
tertututp sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis inguinalis.
Kelemahan otot dinding perut tersebut bisa diakibatkan oleh factor usia, kerusakan
nervus iloinguinalis, dan nervus iliofemoralis. Hernia inguinalis di bedakan menjadi
hernia inguinalis medialis dan hernia inguinalis lateralis.
8
2.4 Hernia Inguinalis Lateralis
Hernia inguinalis merupakan kasus bedah digestif terbanyak setelah appendicitis.
Sampai saat ini masih merupakan tantangan dalam peningkatan status kesehatan
masyarakat karena besarnya biaya yang diperlukan dalam penanganannya dan
hilangnya tenaga kerja akibat lambatnya pemulihan dan angka rekurensi. Dari
keseluruhan jumlah operasi di Perancis tindakan bedah hernia sebanyak 17,2 % dan
24,1 % di Amerika Serikat.
Hernia disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral pembuluh epigastrika
inferior, dan disebut indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran yaitu annulus
dan Kanalis Inguinalis, berbeda dengan hernia medialis yang lansung menonjol
melalui segitiga Hesselbach, dan disebut sebagai hernia direk. Hernia inguinalis
lateralis mempunyai nama lain yaitu hernia indirecta yang artinya keluarnya tidak
langsung menembus dinding abdomen. Selain hernia indirek nama yang lain adalah
Hernia oblique yang artinya Kanal yang berjalan miring dari lateral atas ke medial
bawah.Kanalis inguinalis normal pada fetus karena pada bulan ke-8 kehamilan terjadi
desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis menarik peritoneum ke daerah
skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut prosesus vaginalis
peritonei. Pada bayi yang sudah lahir biasanya prosesus ini mengalami obliterasi. Bila
prosesus terbuka terus akan timbul hernia inguinalis lateralis kongenital. Pada orang
dewasa, kanal telah menutup namun karena merupakan lokus minoris resistensie,
maka pada keadaan yang meningkatkan tekanan intraabdominal, kanal tersebut dapat
terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis akuisita. Jika isi dan kantong hernia
lateralis turun hingga skrotum disebut hernia skrotalis.
9
Etiologi HIL
1. Peninggian tekanan intra abdomen yang berulang. Overweight Mengangkat
barang yang berat yang tidak sesuai dengan ukuran badan Sering mengedan
karena adanya gangguan konstipasi atau gangguan saluran kencing Adanya
tumor yang mengakibatkan sumbatan usus Batuk yang kronis dikarenakan
infeksi, bronchitis, asthma, emphysema, alergi Kehamilan Ascites
2. Adanya kelemahan jaringan /otot.
3. Tersedianya kantong
4. Batuk kronis
Patofisiologi HIL
Ligamentum gubernaculum turun pada tiap sisi abdomen dari pole inferior
gonad ke permukaan interna labial/scrotum. Gubernaculum akan melewati dinding
abdomen yang mana pada sisi bagian ini akan menjadi kanalis inguinalis. Processus
vaginalis adalah evaginasi diverticular peritoneumyang membentuk bagian ventral
gubernaculums bilateral. Pada pria testes awalnya retroperitoneal dan dengan
processus vaginalis testes akan turun melewati canalis inguinalis ke scrotum
dikarenakan kontraksi gubernaculum. Pada sisi sebelah kiri terjadi penurunan
terlebih dahulu sehingga ,yang tersering hernia inguinalis lateralis angka
kejadiannya lebih banyak pada laki-laki dan yang paling sering adalah yang sebelah
kanan. Pada wanita ovarium turun ke pelvis dan gubernaculum bagian inferior
10
menjadi ligamentum rotundum yang mana melewati cincin interna ke labia majus.
Processus vaginalis normalnya menutup, menghapuskan perluasan rongga
peritoneal yang melewati cincin interna. Pada pria kehilangan sisa ini akan
melekatkan testis yang dikenal dengan tunika vaginalis. Jika processus vaginalis
tidak menutup maka hidrokel atau hernia inguinalis lateralis akan terjadi.
Sedangkan pada wanita akan terbentuk kanal Nuck. Akan tetapi tidak semua hernia
ingunalis disebabkan karena kegagalan menutupnya processus vaginalis dibuktikan
pada 20%-30% autopsi yang terkena hernia ingunalis lateralis proseccus
vaginalisnya menutup.
11
BAB III
ANALISIS KASUS
A. S (Subjective)
Tn. M.A datang ke Poli Bedah Umum dengan keluhan adanya benjolan pada lipatan
paha kirinya. Benjolan tersebut munjul pada saat beraktivitas seperti mengedan,
mengangkat beban berat, dan batuk. Pasien juga menyatakan bila kambuh, sedikit nyeri
pada perutnya. Benjolan tersebut menghilang waktu pasien berbaring. Benjolan tersebut
tidak nyeri namun cukup mengganggu aktivitas pasien yang bekerja sebagai petani. Tapi
pasien tidak mengeluh mual atau muntah serta BAB dan BAKnya teratur.
Pembahasan :
Benjolan pada lipatan paha kiri yang bisa keluar masuk, disebabkan karena
terjadinya peningkatan tekanan intraabdomen dan melemahnya dinding abdomen karena
faktor usia sehingga terjadi penonjolan yang abnormal dari organ intraabdomen. Mengapa
benjolan tersebut tidak nyeri karena isi dari hernia belum terjepit oleh cincin hernia.
Sedangkan nyeri yang dirasakan pada perutnya berupa nyeri viseral karena regangan pada
mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk kedalam kantong hernia.
B. O (Objective)
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum pasien baik dan kesadaran compos mentis, menunjukkan
bahwa pasien tidak mengalami keluhan kesakitan/nyeri pada selangkangan
kirinya.
Pada waktu inspeksi benjolan tersebut: kemerahan (-), luka (-), darah (-),
Pada waktu melakukan palpasi benjolan tersebut teraba seperti benjolan
yang lonjong dengan diameter, serta tidak di temukan nyeri tekan
Tes Visibel : Pasien diminta untuk mengedan
Hasilnya : Benjolan keluar dari kraniolateral ke kaudomedial,
keluarnya lambat dan berbentuk lonjong
Tes okulsi : Ibu jari menutup angulus inguinalis sinistra, pasien
diminta untuk mengedan.
Hasilnya : Benjolan tidak keluar.
12
Tes Taktil : Jari telunjuk masuk menyusuri kanalis ingunalis.
Sambil mengambil kulit setebal-tebalnya dan pasien diminta untuk
mengedan.
Hasilnya : Massa Dirasakan di ujung jari
Pemeriksaan laboratorium, yaitu darah lengkap dan hitung jenis serta
hepatitis marker (-), dan B24 non reaktif menunjukkan bahwa semua
normal.
C. A (Assesment)
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang maka
pasien ini menerita Hernia Inguinalis Lateralis Sinistra.
D. P (Planning)
Pre Operasi:
Inform Concent
Pernyataan persetujuan tindakan medis atau izin dari pasien yang diberikan
dengan bebas, rasional, tanpa paksaan tentang tindakan kedokteran yang
akan dilakukan terhadapnya sesudah mendapatkan informasi yang cukup
tentang tindakan yang dimaksud.
Puasa 8 jam
Lamanya puasa berkisar antara 7 sampai 8 jam (biasanya puasa dilakukan
mulai pukul 24.00 WIB). Tujuan dari pengosongan lambung dan kolon
adalah untuk menghindari aspirasi (masuknya cairan lambung ke paru-paru)
dan menghindari kontaminasi feses ke area pembedahan sehingga
menghindarkan terjadinya infeksi pasca pembedahan.
Infus Ringer Laktat (RL)
Ringer laktat merupakan cairan yang isotonis dengan darah dan
dimaksudkan untuk cairan pengganti.
Pemberian antibiotik profilaksis (intravena)
Pemberian antibiotik sebelum operasi pada kasus yang secara klinis tidak
didapatkan tanda-tanda infeksi dengan tujuan untuk mencegah terjadi
infeksi luka operasi. Diharapkan pada saat operasi antibiotik dijaringan
target operasi sudah mencapai kadar optimal yang efektif untuk
menghambat pertumbuhan bakteri. Prinsip penggunaan antibiotik
profilaksis selain tepat dalam pemilihan jenis juga mempertimbangkan
13
konsentrasi antibiotik dalam jaringan saat mulai dan selama operasi
berlangsung.
Operasi:
Oprasi Herniorrhaphy yaitu dengan pembebasan kantong hernia sampai ke
lehernya, kantong hernia dibuka, kemudian isi hernia dibebaskan dan di
jahit setinggi-tingginya dan di potong, kemudian di pasang mesh yang
berfungsi untuk memperkuat fasia transversalis yang membentuk dasar
kanalis inguinalis.
BAB IV
PENUTUP
14
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
1. Jangan mengangkat beban berat di atas 10 kg. Mengangkat beban yang berat dapat
menyebabkan tekanan pada perut yang dapat menyebabkan hernia kambuh lagi.
2. Kontrol berat badan anda. Jika mengalami obesitas segera lakukan diet, olahraga
ringan, dan terapkan pola hidup sehat.
15
DAFTAR PUSTAKA
& Jong. Buku Ajar Ilmu bedah, Edisi Revisi. Jakarta: EGC . 1997.523-538
Mann CV. The Hernias, Umbilicus, Abdominal wall, In : Mann Russel RCG,
Williams NS.Bailey & Love’s Short Practice Of Surgery. 22nd Edition London: ELBS
With Chapmann & Hall, 1995, 1277-1290
16