Stasiun Penumpang Kereta API Dumai Denga

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

STASIUN PENUMPANG KERETA API DUMAI DENGAN PENDEKATAN

ARSITEKTUR KONTEKSTUAL KONTRAS


Muhammad Hilman Rifqi1), Wahyu Hidayat 2), Sri Djuniati 3)
1)
Mahasiswa Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Riau
2)
Dosen Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Riau
3)
Dosen Program Studi Teknil Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Binawidya Jl. HR. Soebrantas
KM 12.5 Pekanbaru Kode Pos 28293
email: mhilmanr@gmail.com

ABSTRACT
Dumai city is one of the cities in Sumatra that traversed by the cross-Sumatra railway track.
To accommodate users of railway system, Dumai city requires facilities which is passenger
train station. The aim of this research is to produce concept design of train station in Dumai
city. The concept applied in this train station design is progressive. The concept of progress is
applied to the circulation of buildings with a clear orientation, no user congestion and the
formation of physical buildings that show movement images. Main strategies of this design has
several aspects such as survey, site analysis, concept, zoning, mass shape, room programing,
structure, utility, and facade. Process of train station design emphasis in contextual contrast
approach. The contextual approach is applied to the building physic which contrast with its
neighbor, but still focus on contextual itself. Finally train station present here will consolidate,
save, increase neighbor quality.

Key words: Dumai City, Train Station, Contextual Contrast, Neighbors Quality.
1. PENDAHULUAN Seluruh masyarakat Kota Dumai siap
memanfaatkan peluang dan potensi yang
Harapan seluruh lapisan masyarakat muncul akibat pembangunan jalur kereta
Kota Dumai untuk memiliki moda api Sumatera. Oleh karena itu masyarakat
transportasi kereta api akan segera terwujud Kota Dumai membutuhkan wadah seperti
sesuai dengan keputusan Kementrian bangunan stasiun dalam bentuk stasiun
Perhubungan tentang pembanguan sarana penumpang, stasiun barang dan stasiun
dan prasarana jalur kereta api Sumatra. langsiran untuk mendukung pemanfaatkan
Peranan sarana dan prasarana transportasi potensi dan peluang untuk memajukan
kereta api memang sangat kritis bagi perekonomian dan pembangunan Provinsi
kawasan sektor industri dan komersil Riau. Stasiun penumpang kereta api di Kota
seperti Kota Dumai, dimana mobilitas Dumai nantinya memiliki peran yang
sumberdaya akan melesat karena sarana efektif, dimana kebutuhan moda
dan prasarana transportasi kereta api transportasi darat semakin meningkat
memiliki efisiensi serta konsistensi yang berkaitan dengan kebutuhan sumber daya
tinggi dari segi muatan serta waktu tempuh. yang terjadi di dalam maupun diluar Kota
Melesatnya mobilitas sumberdaya dalam Dumai.
memenuhi kebutuhan Industri serta Stasiun penumpang kereta api Kota
komersil berbanding lurus dengan Dumai akan menjadi pintu gerbang baru
meningkatnya pembangunan dan sekaligus sebagai bentuk jati diri Kota
Perekonomian Kota Dumai. Dumai terhadap sumberdaya manusia yang
Wacana pembangunan jalur kereta datang maupun pergi dari Kota Dumai.
api Sumatera sudah memasuki tahap Letak Kota Dumai yang sangat strategis
pengerjaan khususnya di Kota Dumai. berbatasan langsung dengan Malaysia dan

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 1


Singapura, menjadikan Kota Dumai a. Bagaimana menerapkan pemecahan
sebagai pusat lalu lintas sumberdaya masalah dalam menyusun fungsi di
manusia dimana banyak kepentingan dalam bangunan Stasiun Kereta Api ini
bisinis maupun pariwisata yang terjalin sehingga dapat menentukan kebutuhan
antara ketiga negara tersebut. ruang yang efektif ?
Dengan menyediakan stasiun b. Bagaimana penerapan ciri dan karakter
penumpang kereta api, akan memudahkan Arsitektur Postmodern dengan aliran
sumberdaya manusia mencapai Kota Postmodern Kontekstual Kontras dalam
Dumai dengan waktu tempuh dan biaya merancang bangunan Stasiun
yang ekonimis sehingga akan Penumpang Kereta Api di Kota Dumai ?
meningkatkan pergerakan sumberdaya c. Bagaimana merumuskan konsep yang
manusia yang berpusat di Kota Dumai akan diterapkan pada Stasiun Kereta Api
Sebagai destinasi pertumbuhan ekonomi di Kota Dumai.
kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan permasalahan tersebut
Stasiun penumpang kereta api Kota didapatlah tujuan sebagai berikut :
Dumai melayani moda transportasi darat a. Mengidentifikasi penerapan fungsi dan
angkutan regional antara Rantauprapat, kebutuhan ruang yang diterapkan di
Duri, dan Kota Dumai sesuai dengan jalur dalam bangunan Stasiun Penumpang
rel kereta api Sumatra kordior Rantauprapat Kereta Api di Kota Dumai.
- Duri - Kota Dumai yang melalui wilayah b. Menerapkan ciri dan karakter Arsitektur
administratif Kota Dumai (Dishub Provinsi Postmodern dalam Stasiun Penumpang
Riau, 2015). Kereta Api di Kota Dumai.
Hubungan antar kota ketiga wilayah c. Menghasilkan konsep desain yang
tersebut akan memacu perkembangan diterapkan pada Stasiun Penumpang
distribusi sumberdaya manusia di Kota Kereta Api di Kota Dumai.
Dumai baik yang memiliki kepentingan di
wilayah Kota Dumai maupun sebagai 2. METODE PERANCANGAN
transit menuju wilayah strategis bisnis dan a. Paradigma
pariwasiata lain seperti Malaysia dan Perancangan Stasiun Kereta Api Kota
Singapura dengan biaya yang lebih Dumai diperlukan landasan konseptual
ekonomis. yang akan melandasi perancangan fisik
Dalam merealisasikan Stasiun bangunan. Pada perancangan ini
penumpang kereta api ini, menggunakan menggunakan metode tranformasi bentuk
pendekatan arsitektur postmodern arsitektur yang berbeda (kontras) terhadap
kontekstual (contextual postmodernism) bangunan di Kota Dumai sehingga
dengan penekanan kontektual kontras menghasilkan bangunan yang mencirikan
(contextual Contras) kedalam desain postmodern secara kontekstual kontras.
arsitekturnya. Yakni dalam desain nya Unsur-unsur yang ditransformasi
merepakan Pendekatan Fisik Bangunan berdasarkan jenis transformasi yang
yang berlawanan dengan lingkungan digunakan ialah sebagai berikut:
sekitar. Sehingga menghasilkan bangunan 1. Transformasi Dimensional
yang ’kontras’ dengan lingkungan sekitar Yaitu dengan merubah satu atau lebih
dengan tetap mengedepankan tujuan dari dimensinya namun masih
kontekstual itu sendiri, yaitu menghadirkan mempertahankan identitasnya
’kesesuaian’, dalam arti memperkuat, sebagai satu bentuk dasar tertentu.
memperbesar, memperbaiki, meningkatkan Pada proses perancangan
kualitas lingkungan yang ada (Jencks, menerapkan perubahan-perubahan
2005). pada bentuk serta dimensi bangunan.
Adapun yang menjadi permasalahan
yang akan dikaji adalah sebagai berikut:

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 2


2. Transformasi Substraktif pemilihan tapak, perletakan objek
Pengurangan sebagian volume, tetap lapangan, analisa aktifitas kegiatan,
terlihat bentukan dasarnya maupun kondisi dan potensi lahan, peraturan,
berubah dari bentukan dasar masa sarana, orientasi serta pemandangan
tersebut. Pada proses rancangan dan sirkulasi pengguna untuk
penyederhanaan salah satu elemen mendapatkan tata guna lahan yang
dari arsitektur Postmodern tepat untuk Stasiun Kereta Api Kota
Kontekstual Kontras Dumai.
ditransformasikan kedalam Stasiun 4. Konsep
Kereta Api Kota Dumai. Pada tahap perancangan, konsep
3. Transformasi Aditif merupakan hal yang paling terpenting
Penambahan bentuk dasar masa karena konsep merupakan dasar dari
tertentu dengan bentukan lain, sejenis penerapan beberapa prinsip desain
maupun yang berlainan. Penambahan terhadap perancangan Stasiun Kereta
elemen-elemen ruang luar pada Api Kota Dumai.
proses rancangan, seperti 5. Penzoningan
penambahan elemen ruang luar pada Penzoningan dilakukan bertujuan
bagian rekreasi dan lansekap. untuk membedakan yang mana zona
Privat, Semi Publik, Publik, maupun
b. Strategi Perancangan Servis. Hal ini dilakukan untuk
Langkah-langkah dalam melakukan mengetahui perletakan area-area
perancangan adalah sebagai berikut: sesuai dengan kondisi tapak.
1. Survei 6. Program Ruang
Untuk tahap awal dari perancangan Program ruang bertujuan untuk
Stasiun Kereta Api Kota Dumai memudahkan dalam pengelompokan
adalah melakukan survey terlebih ruang (baik ruang luar maupun ruang
dahulu terkait fungsi dari Stasin dalam) terkait kebutuhan ruang yang
Kereta dan lokasi perancangan yang akan ditentukan untuk
telah ditentukan. mengakomodasi berbagai kegiatan
2. Analisa Fungsi yang terjadi di Stasiun Kereta Api
Analisa fungsi bangunan dalam Kota Dumai.
tahap langkah perancangan dilakukan 7. Tatanan Massa
untuk mengetahui kegiatan apa saja Perancangan terhadap tatanan massa
yang akan akomodasikan dalam pada Stasiun Kereta Api Kota Dumai
perancangan. Dengan mengetahui dengan prinsip Arsitektur Post-
bermacam kegiatan yang akan Modern dan konsep desain yang
dilakukan dalam Stasiun Kereta Api diangkat, yang disesuaikan dengan
Kota Dumai ini, maka dapat fungsi ruang, alur kegiatan,
ditentukan hal-hal apa saja yang lingkungan sekitar, serta orientasi
dibutuhkan dalam perancangan. bangunan.
3. Analisa Site 8. Bentuk Massa
Analisa site merupakan analisa Bentuk massa pada perancangan
beberapa karakter-karakter yang Stasiun Kereta Api Kota Dumai ini
dimilki oleh lokasi terpilih untuk dibentuk berdasarkan konsep desain
dijadikan lahan yang dimilki oleh yang akan dipadukan dengan
lokasi terpilih untuk dijadikan lahan Arsitektur Postmodern Kontekstual
yang tepat dalam perancangan yang merupakan penggabunga antara
Stasiun Kereta Api Kota Dumai. kearifan lokal dan aspek modern
Analisa ini bertujuan untuk sehingga menghasilkan suatu bentuk
memudahkan dalam menentukan massa yang sesuai dengan konsep dan

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 3


tema perancangan. Bentukan yang baik pada Stasiun Kereta Api
berangkat dari tatanan massa yang Kota Dumai ini.
telah ditentukan sebelumnya dan 13. Hasil Desain
ditransformasikan sesuai dengan Pada proses ini melengkapi dari
konsep dan tema perancangan. gambaran-gambaran yang
9. Sistem Struktur dibutuhkan dalam perancangan, dari
Setelah mendapatkan bentukan massa proses penggambaran denah hingga
maka sistem struktur menjadi penggambaran detail-detail yang
pertimbangan berikutnya. Pemilihan diperlukan.
sistem struktur yang digunakan
dalam perancangan Stasiun Kereta c. Metode Pengumpulan Data
Api Kota Dumai akan berpengaruh Pengumpulan dan pengolahan data
pada penataan ruang yang akan yang dianalisis dalam perancangan ini ada
ditetapkan untuk mendapatkan dua macam, yaitu data primer dan data
efektifitas ruang terkait yang sekunder. Dalam pengumpulan data dari
diakomodasikan oleh ruang tersebut. informasi primer dan sekunder, digunakan
10. Denah dan Utilitas metode yang dapat dijelaskan sebagai
Setelah menentukan sistem struktur berikut, yaitu:
maka tahap selanjutnya ialah 1. Data Primer
menyusun denah ruang sesuai dengan Data primer menggunakan metode
standar ukuran ruang serta kebutuhan observasi yaitu metode pengumpulan
ruang yang akan digunakan dan data dengan cara melakukan
memikirkan dalam hal pembangunan pengamatan mengenai hal-hal
pada bangunan yaitu perancangan penting terhadap obyek serta
utilitas bangunan. pengamatan terhadap masalah-
11. Lansekap masalah yang ada secara langsung.
Lansekap merupakan elemen penting 2. Data Sekunder
dalam sebuah perancangan arsitektur. Data sekunder yaitu data yang bukan
Dengan adanya desain lansekap yang diusahakan sendiri pengumpulannya
menarik akan memberikan oleh peneliti, atau data yang diperoleh
ketertarikan pada bangunan yang dari literature atau data yang
dimana jika terdapat lansekap yang bersumber secara tak langsung.
baik pada bangunan. Terlebih pada Pencarian data sekunder ini meliputi:
bagian rekreasi pada kawasan ini 1) Studi Pustaka
yang harus memperhatikan terhadap Studi pustaka yaitu, metode
desain lansekapnya. pengumpulan data dengan
12. Fasad melakukan studi literatur terhadap
Setelah melakukan analisa Denah dan buku buku yang relevan. Studi
Utilitas serta desain lansekap maka pustaka meliputi: Data atau
tahap selanjutnya ialah menentukan literature tentang kawasan dan
bentuk fasad yang sesuai dengan tapak terpilih berupa peta wilayah,
konsep fasad dan tema yang diangkat. dan potensi alam dan buatan yang
Citra Arsitektur Postmodern ada dikawasan. Data ini
kontekstual kontras dan berbagai selanjutnya digunakan untuk
pertimbangan fungsi dan kegiatan menganalisis kawasan tapak.
baik yang berlangsung didalam 2) Literatur
mapaun diluar ruangan menjadi Teori-teori arsitektur yang relevan
beberapa hal yang harus dengan tema perancangan dan
dipertimbangkan dengan baik agar objek.
menghasilkan suatu fasad bangunan

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 4


3) Studi Banding
Studi ini dilakukan untuk
mendapatkan data dari bangunan
yang sama, baik secara obyek
maupun tema.

d. Bagan Alur

Gambar 2. Lokasi perancangan

Site bersebelahan dengan Jalan Gatot


Subroto. Sebelah utara jalan Arifin Ahmad,
sebelah timur Jalan Sultan Hasanudin dan
SMA Binaan Khusus, sebelah selatan Jalan
Budi Rukun dan sebelah barat Terminal
Dumai.
2. Kebutuhan Ruang
Total luas lantai pada bangunan
adalah 12.563 m2.
Tabel 1. Kebutuhan Ruang
No Kebutuhan Ruang Luas
(m2)
1 Total Luas Kebutuhan 546 m2
ruang pengelola
2 Total Luas Kebutuhan 905 m2
ruang Fasilitas Komuter
3 Total Luas Kebutuhan 728 m2
ruang kegiatan Komersil
4 Total Luas area Peron 834 m2
5 Total Luas Parkir dan 1925 m2
Area Luar
Strategi perancangan yang digunakan Total (m2) 9666,6 m2
dapat dilihat pada bagan alur perancangan Sirkulasi (30%) 2896 m2
berikut,
Total Kesluruhan (m2) 12.563 m2
Gambar 1. Bagan alur perancangan
3. Penzoningan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk mempermudah pembagian
Adapun hasil dan pembahasan
zona dalam tahap perancangan, maka
perancangan adalah sebagai berikut:
dilakukan pembagian berdasarkan aktifitas
1. Lokasi Perancangan
kegiatan tersebut.
Lokasi berada di Jalan Gatot
Subroto, Kecamatan Dumai barat. Data-
data fisik pada lokasi ini memiliki luas
lahan 7,7 Ha dengan KDB 60%, serta
memiliki kontur relatif datar dengan
kondisi eksisting lahan kosong yang
merupakan rencana emplasemen stasiun
Dumai.
Gambar 3. Penzoningan

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 5


diam ke bergerak, penumpang
4. Konsep yang saling bersilangan antara
Progressive yang berarti bergerak orang yang akan berangkat dengan
secara terus menerus dapat orang yang datang.
menggambarkan citra stasiun sebagai
bangunan transportasi. Konsep Progressive
tersebut kemudian diaplikasikan ke dalam
konsep sirkulasi dan konsep bentuk
bangunan.
1) Sirkulasi
Sirkulasi merupakan bagian yang
paling utama dalam merancang
bangunan-bangunan transportasi.
Konsep Progressive kemudian
diaplikasikan ke dalam prinsip
sirkulasi yang memiliki beberapa
kri teria yang harus dipenuhi seperti
orientasi yang jelas terhadap
lingkungan sekitar, terdapat aliran
penyusunan ruang-ruang yang
sesuai dengan tujuannya dan tidak
adanya antrian yang berlebihan
(penumpukan calon penumpang).

Gambar 5. Rumusan Konsep

(a) (b) 5. Pola Sirkulasi dan Parkir


Gambar 4. Perbandingan Stasiun Sirkulasi stasiun dibedakan menjadi
Konvensional (a) dan Progressive (b) dua yaitu sirkulasi pedestrian dan
kendaraan dengan tujuan untuk
2) Bentuk bangunan melancarkan pergerakan pengguna untuk
Stasiun merupakan tempat menghasilkan sirkulasi pada site yang
peralihan antara penumpang yang efisien dan progressive.
akan naik ke kereta dengan kereta Kendaraan masuk melalui entrance
yang bergerak membawa site diarahkan menuju area parkir dan
penumpang. Berdasarkan hal drop off. Sedangkan angkutan umum
tersebut maka stasiun dapat diintegrasikan menuju halte yang berada di
dikatakan sebagai tempat peralihan perbatasan site dengan jalan raya.
dari diam ke bergerak, sehingga Entrance untuk kendaraan servis
untuk mencitrakan sebuah digabungkan dengan entrance untuk
Progression ke dalam stasiun pengguna umum karena akses untuk
sebagai salah satu bangunan kendaran hanya bisa dicapai melalui Jalan
transportasi , bentuk bangunan yang Gatot Subroto saja. Setelah melalui
harus dibuat adalah bentuk yang entrance utama pada site, kendaraan servis
mampu mencitrakan transisi dari kemudian diarahkan ke area parkir servis.

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 6


Pada bagian tersebut, kendaraan servis
dapat melakukan loading dan unloading
barang.

Gambar 8. Perletakan Vegatasi

Gambar 6. Pola Sirkulasi

Parkir kendaraan yang disediakan dibagi


mejadi dua yaitu parkir kendaraan khusus Gambar 9. Vegetasi Peneduh, Pereduksi
pengunjung dan parkir kendaraan servis, dan Pengarah
Dimana bentuk dan pola parkir disesuaikan
dengan jenis kendaraanya, yaitu kendaraan 7. Bentukan Massa
roda dua, kendaraan roda empat dan Penerapan konsep progressive pada
kendaraan servis. bangunan stasiun di tandai dengan
pemilihan bentukan yang mencirikan
transisi dari diam lalu bergerak.

Gambar 7. Parkir Mobil, Motor, dan


kendaraan Servis

6. Lansekap
Rencana lansekap pada kawasan ini
meliputi area, pedestrian, taman dan plaza Gambar 10. Transformasi Bentuk
serta aspek-aspek lainya. Setiap pinggiran
site ditanami tumbuhan vegetasi yang
memilki fungsi sebagai peredam
kebisingan, sun shading serta petunjuk arah
bagi jalur pedestrian.
Jalur pedestrian mengunakan
perkerasan pavin blok berfungsi sebagai
petunjuk arah dan pembatas kerena
kesan yang ditimbulkan oleh perkerasan
dan perbedaan material. Gambar 11. Perspektif

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017


7
8. Tatanan Ruang Dalam rekreasi dimana terdapat restauran, food
Bangunan stasiun ini terdiri dari 3 court serta retail-retail yang dapat diakses
lantai dan 1 basement dengan fungsi ruang oleh pengunjung stasiun.
yang memilki peran penting terhadap
berjalanya aktifitas pada stasiun.
Area basement berfungsi sebagai area
parkir pengelola pengunjung dan loading
dock.
Gambar 15. Denah Lantai 3

9. Utilitas
Pada kawasan ini menggunakan
sistem utilitas air bersih, air kotor, air
kotoran, dan elektrikal.
10. Struktur
Struktur yang digunakan untuk
Gambar 12. Denah Basement menahan lantai dan atap masing-masing
dibuat agar dapat berdiri sendiri. Pada
Lantai 1 bangunan stasiun bangunan penghubung, modul struktur
difungsikan sebagai area pengelola disesuaikan dengan letak peron yang ada
bangunan stasiun, sirkulasi entrance dan diatas. Sistem struktur untuk atap yang
emplasemen stasin kereta api. digunakan adalah sistem portal, dan
bentang lebar khusunya pada bagian atap
utama stasiun dan pada area peron.

Gambar 13. Denah Lantai 1

Lantai 2 bangunan stasiun Gambar 16. Struktur Bangunan


difungsikan sebagai area komuter dimana
terdapat concourse dan sirkulasi utama 11. Fasad
bagi pengunjung melalui skywalk menuju Fasad Stasiun didesain dengan
emplasemen satisun. menggunakan elemen Folding sebagai
elemen pengisi. Karena penerapan fasad
berpermukaan datar sudah umum di
lngkungan bangunan sekitar. Folding
tersebut bertujuan untuk memanipulasi
cahaya yang datang maupun keluar
terhadap fasad bangunan.

Gambar 14. Denah Lantai 2

Lantai 3 bangunan stasiun


difungsikan sebagai area komersil dan

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 8


4. KESIMPULAN DAN SARAN
Perancangan Stasiun Kereta Api Kota
Dumai dengan pendekatan arsitektur
Kontekstualisme Kontras memperoleh
simpulan, diantaranya :
1. Stasiun penumpang kereta api kota
dumai dirancang dengan fungsi
sebagaimana mestinya yaitu Stasiun
penumpang yang memiliki fungsi
Gambar 17. Fasad sebagai tempat untuk naik turun
penumpang ke dan dari kereta api.
12. Hasil Desain Penerapan fungsi yang optimal
Setelah melakukan proses ditinjau dari aspek fungsional
penzoningan, sirkulasi ruang dalam, bangunan dengan kriteria
sirkulasi ruang luar, tatanan ruang dalam, Konstruksi, disain, ukuran dan
bentukan massa, tatanan massa, tatanan kapasitas bangunan sesuai dengan
ruang luar, struktur, utilitas, fasad, vegetasi, standar kelayakan.
dan detail lansekap maka dihasilkanlah 2. Stasiun penumpang menggunakan
desain Stasiun Penumpang Kereta Api tema arsitektur kontekstual kontras.
Dumai Dengan Pendekatan Arsitektur Penerapan kontekstual kontras
Kontekstual Kontras dilakukan penerapan Pendekatan
Fisik Bangunan berlawanan dengan
lingkungan sekitar. Sehingga
menghasilkan bangunan yang
’kontras’ dengan lingkungan sekitar
dengan tetap mengedepankan
tujuan dari kontekstual kontras itu
sendiri, yaitu menghadirkan
’kesesuaian dalam bentuk yang
Gambar 18. Perspektif Eksterior
lain’, dalam arti memperkuat,
memperbesar, menyelamatkan,
memperbaiki atau meningkatkan
kualitas lingkungan yang ada.
Penerapan kontekstual kontras
dilakukan penerapan Pendekatan
Fisik Bangunan.
3. Bangunan Stsiun menerapkan
Gambar 19. Perspektif Interiror konsep Progressive yang berarti
bergerak secara terus menerus dapat
menggambarkan citra stasiun
sebagai bangunan transportasi.
Konsep Progressive tersebut
kemudian diaplikasikan ke dalam
konsep sirkulasi dan konsep bentuk
bangunan.
Berdasarkan hasil Skripsi Stasiun
Penumpang Kereta Api Kota Dumai ini,

Gambar 20. Fotot Maket

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 9


penulis mengutarakan saran sebagai
berikut:
1. Saran untuk pengembangan
perancangan arsitektur terkait
stasiun penumpang kereta api,
haruslah memiliki pedoman dan
data standar yang kuat agar dapat
memaksimalkan pengerjaan
pengembangan desain stasiun
penumpang kereta api.
2. Konsistensi penulisan , interpretasi
tema dan pemahaman fungsi yang
baik harus dierhatikan dalam
perancangan stasiun penumpang
kereta untuk memaksimalkan
proses perancangan tahap lanjut.

DAFTAR PUSTAKA
Dishub Provinsi Riau, (2015), Percepatan
Pembangunan Perkeretaapia di
Provinsoi Riau, Data Kunjungan
kerja Akademi Perkeretaapian,
Pekanbaru
Jencks, Charles, (2005) The New Paradigm
In Architectur. Yale University
Press. London

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017


10

You might also like