Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Asmaul husna

Bab 7
Dari 71 - 80
71 Al - muqaddim
•Al Muqaddim (Maha Mendahulukan)

Allah mendahulukan segala sesuatu dengan kekuasaan, ilmu, dan kebijaksanaan yang dimiliki-Nya. Dia berhak mengutamakan siapa
saja yang Dia kehendaki. Allah tidak akan menunda sesuatu, kecuali karena mengandung hikmah dan kebaikan. Allah juga tidak akan
mempercepat segala sesuatu, kecuali ada kebaikan di balik itu. Allah mendahulukan peringatan sebelum menurunkan azab.

‫ﻮﻥ‬
َ‫ُﻣ‬ ‫ْﻘ‬
‫ِﺪ‬‫َﺘ‬
‫ْﺴ‬‫ًﺔَﻭﻻ‬
‫َﺗ‬ َ‫ُﻪَﺳ‬
‫ﺎﻋ‬ ‫ْﻨ‬
‫ﻭﻥَﻋ‬
َ‫ُﺮ‬‫ِﺧ‬
‫َﺘ ﺎ‬‫َﺗ‬
‫ْﺴ‬‫ٍﻡ ﻻ‬
‫ْﻮ‬
‫َﻳ‬ُ‫ﻴﻌ‬
‫ﺎﺩ‬ ُ
َ‫ْﻢِﻣ‬‫ْﻞ ﻟ‬
‫َﻜ‬ ‫ُﻗ‬

Katakanlah, "Bagimu ada hari yang telah dijanjikan (hari kiamat), kamu tidak dapat meminta penundaan atau percepatannya sesaat pun."
[Q.S. Saba': 30]

Akhlak Kita Terhadap Sifat Al Muqaddim:

1. Selalu mendahulukan diri dalam berbuat kebaikan.


2. Tidak mengerjakan sesuatu yang sia-sia tanpa tujuan yang bermanfaat.
3. Tidak suka menunda-nunda pekerjaan.
4. Tidak mendahulukan kepentingan satu orang dengan merugikan kepentingan orang banyak.

Kesimpulan:

Allah Maha Mendahulukan segala sesuatu yang dikehendaki-Nya. Allah mendahulukan peringatan sebelum mendatangkan azab. Allah
mendahulukan anugerah kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Jika Allah menghendaki sesuatu mendahului yang lain, tidak ada
yang mampu menghalangi.
72. Al - muakhir
•Allah yang menciptakan alam raya dan seluruh makhluknya, Dia menghidupkan dan
mematikan, Dia yang memulai kehidupan bagi makhluknya dan Dia pula yang
mengakhirinya, Dia berkuasa atas segala sesuatunya tanpa dikuasai oleh yang lain. Bila
kehidupan makhluknya akan berakhir maka tidaklah dapat didahulukan oleh siapapun
dan tidak pula tidak dapat diundurkan waktunya, semuanya dibawah kekuasaan Khaliq,
sebagaimana firman-Nya dalam surat Hud 11;104
”Dan Kami Tiadalah mengundurkannya, melainkan sampai waktu yang tertentu”.

Karena kematian itu hanya Allah saja yang tahu kapan terjadinya sehingga banyak orang
yang lupa bahkan melupakannya padahal sudah banyak
• contoh yang tampil di depan matanya tentang kejadian kematian, tapi seolah-olah
kejadian itu hanya untuk orang saja, dia merasakan tidak akan tersentuh dengan
akhirnya kehidupan. Itulah makanya seorang mukmin agar mewaspadai akhir dari
kehidupan ini sebelum datang waktunya, ketika Al Muakhir memerintahkan untuk
berakhir kehidupan hamba-Nya maka tidak dapat untuk mengelak apalagi menolaknya,
upaya untuk mengingat kematian itu adalah berziarah.
•Rasulullah bersabda;"Perbanyaklah mengingat akan pemusnah segala kenikmatan
[Kematian] [HR.Turmuzi] "Siapa yang mau berziarah kubur hendaklah berziarah, sebab
ziarah kubur bisa mengingat kematian".

Pada kesempatan lain Rasulpun menyatakan bahwa orang yang mengingat mati adalah
orang yang pintar, karena pandangannya jauh ke depan yaitu hari yang lebih baik
kedepan selain itu juga berupaya mempersiapkan bekal di dunia ini dengan amal ibadah.
Umar bin Khattab bila dia teringat akan kematian maka badannya gemetar bagai burung
kedinginan dan menangis, sedangkan Abu Darda punya kegemaran duduk dekat kuburan
dalam rangka mengingat mati.

Akhir kehidupan makhluk di dunia ini termasuk manusia adalah kematian yang
dialaminya, hal itu tidak dapat lari darinya, semua akan mengalami kematian tanpa
membedakan satu sama lain. Karena hal itu pasti akan dilalui oleh manusia maka
persiapan yang perlu dilakukan adalah menyuburkan rohani dengan ritual yang
meringankan perjalanan kematian itu.
73- 76 Al - awal , al - akhir , azh -
zhaabir dan al - baatin
•Al-Awwal, Al-Aakhir, Azh-Zhaabir dan Al-Baatin.

Firman Allah SWT dalam QS Al Hadiid 2 – 4 yang artinya

Artinya:

2. Kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu.

3. Dialah yang Awal dan yang akhir, yang Zhahir dan yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

4. Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian dia bersemayam di atas ´arsy Dia
mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa
yang naik kepada-Nya dan dia bersama kamu di mama saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu
kerjakan.

Penjelasan:

Asmaul Husna dalam ayat 3 langsung mencakup empat sifat yaitu yang awal, yang akhir, yang zhahir dan yang bathin.
Pemaknaan secara qur’ani. Secara gamblang dua sifat Allah digambarkan oleh ayat sebelumnya dan dua sifat
berikutnya digambarkan oleh ayat sesudahnya.
77 .Al-Waali
• Al-Waali adalah yang mengatur urusan makhluk-Nya dan memimpinnya
• Waali artinya yang mengatur urusan makhluk dan menindaklanjuti mengukur semua urusan terhadap
wilayah/daerah kekuasaaannya, baik dalam pengertian wilayah makhluk atau pun kekuasaan. Seakan-
akan makna kata dari wilayah ini pengaturan kekuasaan dan perbuatan. Jadi dalam pengawasan
pengaturan perbuatan tindakan, kalau tidak ada sifat-sifat di dalamnya (mengatur berkuasa dan
betindak -bisa berbuat-) maka tidak bisa disebut sebagai wali, oleh karena itu tidak ada wali yang
mengatur alam semesta ini kecuali Allah swt.

Hal itu disebabkan karena beberapa hal;

Allah sendiri yang mengatur tidak ada campur tangan.


Allah sendiri juga yang merealisasikan menerapkan perencanaan dan pengaturannya itu, artinya Dia
yang mengatur dan Dia pula yang melaksanakan.
Dia juga yang melakukan apakah ini diteruskan ataukah dikekalkan atau disudahi itu adalah urusan
Allah juga.
Makanya ‫ُﻮﺍ‬ ‫َﻣﻨ‬‫َﺁ‬
‫ﻳﻦ‬
َ‫ِﺬ‬ ‫( ﺍَُﻭ‬Allah adalah walinya orang-orang beriman). Sebagai manusia maka wali kita
‫ِﻟﻲ ﺍﻟ‬
adalah Allah swt, Dialah yang mengatur kita dari lahir sampai kita meninggal, Allah juga yang
merealisasikan kelahiran kita. Setelah Dia rancang, atur kemudian Dia realisasikan, Dia berkehendak
mutlak. Allah tentukan sampai kapan umur kita di dunia dan kita tidak bisa ikut campur, karenanya Laaa
Haula walaa quwwat illa billah.
78.AL MUTA’ALI
• Allah ituMahaTinggi, tidakada yang mampumenyamaiketinggian-
Nya, Allah Itu Al Muta’ali, Diaberhakuntukmeninggikanhamba-
Nyadengansebab-sebabtertentu;
”Yang mengetahui semua yang ghaib dan yang nampak; yang
Maha besar lagi Maha Meninggikan.”[Ar Ra’d 13;9]
• Allah meninggikan manusia karena keimanan yang dimilikinya,
imanlah yang membedakan manusia satu dengan lainnya, tanpa
iman maka tidak ada bedanya manusia itu dengan binatang
melata bahkan lebih rendah lagi dari itu, iman yang diiringi
dengan amal shalehlah yang bermanfaat bagi seorang mukmin,
karena iman bukanlah sebatas mimpi dan angan-angan saja;
79 Al - barru
•Al-Barru (Yang Mahadermawan)

Al-Barru (‫ )ﺍﻟﺒﺮ‬ialah Yang Mahadermawan,yang memberikan kebaikan dan kebajikan kepada


makhluk-Nya yang dikehendaki tanpa pamrih dari makhluk-Nya. Sebagaimana Firman Allah
SWT:
ّ‫ُﻢ }ﺍ‬
{ ٢٨:‫ﻟﻄ ﻮ ﺭ‬ ‫ُﻪُﺣ ﻮﺍْﺍﻟﺒﺮ ﺍ ﻟﺮِﺣ‬
‫ْﻴ‬ ‫ّﻧ‬
‫ْﻮُﻩِﺍ‬ ْ ‫ُﻞ‬
‫ﻧﺎﺩُﻋ‬ ‫ْﺑ‬
‫ْﻦ ﻗﺎ‬
‫ِﻣ‬ ‫ّﻧ ﺎﻛ‬
ُ
‫ّﻨ ﺎ‬ ‫ﺍ‬
Artinya:
“Sesungguhnya kami menyembah-Nya sejak dahulu. Dialah Yang Maha Melimpahkan kebaikan,
Maha Penyayang.” (Q.S. at-Tur, 52: 28)

Cara kita untuk meneladani sifat Allah Al-Barru adalah memberikan manfaat kepada hamba-
hamba Allah SWT. Kita senantiasa selalu bersikap kasih sayang untuk sesama manusia
utamanya Orang miskin,Anak yaim,dan orang yang membutuhkan dan khususnya orang
orang terdekat kita seperti Ayah, Ibu, Adik, Guru, dan lainnya.
Tidak hanya lewat uang kita bisa termasuk orang yang dermawan tapi bisa juga memberikan
kebaikan dengan hal lain. Bersikap dermawan tanpa pamrih akan memberi penilaian baik
masyarakat atas kita. Dan insyaallah kita bahagia dunia akhirat Amin.
80 . At tawwaabu
•Nama Allah, At Tawwaabu ( ‫ ) ﺍﻟﺘﻮﺍﺏ‬dibaca At Tawab termasuk Al-Asma`ul Husna, firman Allah :
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah
Maha Penerima Taubat lagi maha Penyayang. (Al-Baqarah [2]: 37)
Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima Taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat dan
bahwasanya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang? (At-Taubah [9]: 104)

Makna Kata

Nama Allah, At Tawaabu bermakna Yang memberi taubat dan kembali berbuat baik yaitu memberi nikmat terhadap
orang-orang yang berdosa sesudah bertaubat.

Penutup Kata

Demikian pengertian yang terkandung di dalam tiap-tiap nama dari Asmaul-Husna yang amat masyhur itu. Pengertian
yang kita terangkan secara ringkas seringkas-ringkasnya. Bila dibentangkan atau diuraikan dengan panjang, maka
nama Allah, At Tawwaabu tidak cukup dengan sebuah buku tebal seribu halaman, Allah tidak terbatas keagungan,
ketinggian, kemuliaan dan kesempurnaa-Nya.

Cara berdoa dengan Nama Allah, At Tawwaabu dengan ditambahkan kata Jalla Jalaaluhu yang artinya : Mulia
kemuliaan-Nya. Misalnya "Ya Tawwab Jalla Jalaaluhu"
Terimakasih

You might also like