Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 18

STRATEGI PSYWAR SULTAN MUHAMMAD II

DALAM MENAKLUKKAN KONSTANTINOPEL


(Studi Analisis Historis)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh
Syahadatu an-Najah

Oleh :
Abdullah Mukhlis Bin Sunardi
NIM : 435.424

Ma’had ‘Aly An-Nuur Li Ad-Dirosat Al-Islamiyah


Waru, Baki, Sukoharjo, Jawa Tengah
1438 H /2017 M

i
‫‪ABSTRAKSI‬‬

‫‪Nama : Abdullah Mukhlis bin Sunardi‬‬

‫‪Nim‬‬ ‫‪: 435.424‬‬

‫الحرب النفسية هو وسيلة لالتصال في محاولة مخططة ومنهجية لتغيير‬


‫المواقف واآلراء‪ ،‬أو سلوك شخص أو مجموعة من األشخاص في حالة العسكرية‬
‫والسياسية واالقتصادية وغيرها للفوز‪.‬‬
‫الحرب النفسية هو مزيج من أنشطة الدعاية وغيرها من األنشطة‪ .‬وبعبارة‬
‫أخرى‪ ،‬الدعاية وحدها ليست كافية للتأثير على عقول اآلخرين أو عقل الخصم‪.‬‬
‫ولكن‪ ،‬باإلضافة إلى أنشطة الدعاية نفذت أيضا بعض األنشطة مثل اإلجراءات في‬
‫المجاالت العسكرية واالقتصادية والسياسية والدبلوماسية‪ ،‬وغيرها بهدف ممارسة‬
‫مزيد من الضغط أو أكثر إلجبار الطرف اآلخر على الهدف المتضررين‪ ،‬وغير‬
‫رأيه‪ ،‬تغيير موقفه ‪ ،‬وتغيير سلوكه وفقا للحزب المطلوب الذين يؤدون الحرب‬
‫النفسية‪.‬‬
‫في أعمال الكاتب العلمي يناقش "استراتيجية الحرب النفسية سلطان محمد‬
‫الثاني القسطنطينية‪ ".‬أي ما هي أنشطة السلطان محمد الثاني في محاولة لتعزيز‬
‫صفوفه ومحاولة غزو القسطنطينية عن طريق تغيير أو إجبار الخصم على الخضوع‬
‫من قبل المعركة المادية إلى االنتهاء من المعركة‪.‬‬
‫في هذه الدراسة يستخدم المؤلف البحوث النوعية لجمع البيانات المختلفة من‬
‫األدب أن يتم بعد ذلك تجميع أساليب مكتبة البحوث في البيانات األولية والثانوية‪.‬‬
‫كيفية الحصول عليه هو قراءة الكتب األدب القراءة وملفات ‪ PDF‬واألوراق‬
‫والمجالت واإلنترنت وتقديم تقرير عن نتائج‪.‬‬
‫وتشير نتائج هذه الدراسة إلى أن سلطان محمد الثاني هو أفضل قائد‪ .‬أعد كل‬
‫اإلمكانيات وأجرى طريقة بسيوار في استراتيجيته لالستيالء على القسطنطينية على‬
‫حد سواء من قوة اإليديولوجية والسياسة واالقتصاد واالستراتيجية والقوات العسكرية‬
‫ومانيجيمن‪.‬‬
‫كلمات البحث‪ :‬الحرب النفسية ‪ ،‬محمد الثاني‪ ،‬القسطنطينية‪.‬‬

‫‪ii‬‬
MOTTO

Allah Swt berfirman di dalam al-Quran Surat Al-Anfaal / 8:60

َّ ‫اط ْال َخ ْي ِل ت ُ ْر ِهبُونَ ِب ِه َعد َُّو‬


ِ‫َّللا‬ ِ َ‫ط ْعتُم ِمن قُ َّوةٍ َو ِمن ِرب‬ َ َ ‫َوأ َ ِعدُّوا لَ ُهم َّما ا ْست‬
‫َّللاُ َي ْع َل ُم ُه ْم‬
َّ ‫َو َعد َُّو ُك ْم َوآخ َِرينَ ِمن دُو ِن ِه ْم َال ت َ ْعلَ ُمونَ ُه ُم‬
Artinya:

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu
sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan
persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang
selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya.”

Nabi Muhammad saw bersabda:

‫ب َخ ْد َعة‬
ُ ‫ال َح ْر‬
Artinya:

“perang adalah tipumuslihat” HR. Bukhori dan Muslim

iii
PERSEMBAHAN

Karya ini kami dedikasikan kepada:

Ayahanda dan ibunda yang ananda cintai, juga kepada kakak-kakak ku


tercinta. Dewan Asatidzah Al-Izzah, Dewan Asatidzah Ma’had ‘Aly An-Nuur
Sukoharjo berikut panitia semester VII. Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat
dan hidayahnya kepada kita semua.

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt Rabb semesta alam yang telah mengajarkan kepada
manusia ilmu yang bermanfaat untuk kehidupan. Shalawat dan salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabai Muhammad saw sebagai penutup para Rasul.

Hanya dengan pertolongan Allah Swt semata skripsi dengan judul “Strategi psywar
Sultan Sultan Muhammad II dalam menaklukkan Konstantinopel” dapat terselesaikan
tepat pada waktunya. Besar harapan penulis semoga karya in dapat memberikan andil
dan kontribusi ilmiyah kepada kaum muslimin, dan khususnya dalam bidang sejarah.

Selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang
telah memberikan bimbingan dan motivasi, baik moril maupun materil, sehingga
penyusun dapat menghadapi berbagai problem yang berkaitan dengan penyusunan
skripsi ini dengan baik.

Oleh karena itu, penyusun tidak lupa menghaturkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:

1. Ustadz Imtihan asy-Syafi’i, M. IF. Selaku direktur Ma’had ‘Aly An-Nuur


Waru, Baki, Sukoharjo, Jawa Tengah.
2. Ustadz Abdurahman Mardavi, M. UD. Selaku pembimbing metodologi
sekaligus penitia semseter VII, jazakumullah khoiron, semoga Allah Ta’ala
memberikan balasan yang setimpal.
3. Ustadz Muhammad Jamaluddin, selaku pembimbing skripsi yang bersedia
meluangkan tenaga, waktu, dan pikiran untuk mengoreksi dan memberikan
masukan yang berharga. Semoga mendapat jazaa’ yang setimpal dari Allah
Ta’ala.
4. Seluruh Dosen Ma’had ‘Aly An-Nuur Sukoharjo yang telah mencurah banyak
ilmu serta menjadi uswatun hasanah.
5. Seluruh asatidzah Ma’had Al-Izzah Jombang yang dengan ketulusan selalu
mendukung ananda baik moril maupun materil, semoga Allah ta’ala
membalasnya dengan balasan yang lebih baik.
6. Ayahanda Sunardi dan ibunda sumiyem tercinta yang senantiasa mengalirkan
semangat dan motivasi untuk ananda, dan tidak pernah berhenti untuk

v
mendoakan dengan penuh keikhlasan serta dengan ketulusan memberikan
dukungan baik moril maupun materil. Juga ayundaku Ari Dina Wulandari.
S.Pd, Nurul Hidayah, Sholihah Hamidah, dan kakandaku Fadhil Kamil, dan
semua yang selau memberikan motivasi, cinta, dan kasih sayang serta
nasehatnya.
7. Saudara-saudaraku sealmamater angkatan XII (ANDALAS) yang senantiasa
saling mengingatkan untuk segera menyelesaikan skripsi dan saling
memotivasi.
8. Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas
dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga Allah ta’ala memberikan balasan yang setimpal atas usaha yang telah mereka
kerjakan. Semoga mereka mendapat keridhoan dari Allah ta’ala dan mendapat rizki
yang melimpah, lagi halal demi kelangsungan Islam dan Jihad di bumi Allah ta’ala
ini. Hanya kepada Allah ta’ala tempat kembali dan memohon ampun.

Sukoharjo, 8 Rabiul Awal 1439 H


27 November 2017

Penulis

Abdullah Mukhlis

vi
BAB I
1.1. Latar Belakang Masalah
Psywar merupakan salah satu strategi dari berbagai macam strategi perang.
Psywar adalah suatu metode komunikasi yang secara berencana dan sistematis
berupaya mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang atau sekelompok orang
dalam ajang kemiliteran, politik, ekonomi dan lain-lain untuk meraih kemenangan1. Ia
biasa digunakan sebagai proses komunikasi saling melakukan kegiatan propaganda.
Propaganda yang akan menguatkan jajaran sendiri dan melamahkan lawan.

Dalam panggung sejarah telah terukir kisah yang fenomenal, takluknya


Konstantinopel di bawah komando jihad sultan Muhammad II, karena prestasinya itu
ia dijuluki sebagai al-Fatih2. Konstantinopel merupakan sebuah ibu kota Romawi
pada saat itu, ia terletak pada posisi yang sangat strategis, terhampar di dataran yang
berbentuk segitiga seperti tanduk dan terletak di sebelah barat Selat Bosporus yang
memisahkan antara Benua Eropa dengan Benua Asia. Di sebelah utara kota ini
terdapat Teluk Tanduk Emas, sebuah pelabuhan alami yang sempurna. Di seberang
Selat Bosporus terhampar daratan yang kaya dengan hasil bumi, semenanjung Asia
Kecil atau lebih dikenal dengan nama Anatolia. Dari Selat Bosporus ini seseorang
dapat berlayar ke utara menuju Laut Hitam atau ke selatan melewati Selat Dardanela
lalu menuju Laut Mediterania. Posisinya yang berada di tengah dunia ini
menjadikannya sebuah kota pelabuhan paling sibuk di dunia pada masanya.

Pemandangan paling menonjol dari kota ini adalah sistem pertahanan yang
merupakan pertahanan terbaik pada masanya. Konstantinopel dilindungi tembok yang
mengelilingi kota dengan sempurna, baik wilayah laut maupun darat . keseluruhan
kota ini nampak seperti benteng kokoh. Nyali seseorang yang ingin menaklukkan kota
ini pun akan ciut tatkala melihat bagian benteng barat, satu-satunya benteng yang
berbatasan dengan daratan. Di sana terstruktur tembok dua lapis dengan dua
tingkatan, yang diperkuat dengan parit besar dan dalam di bagian depannya.
Begitupun dengan rantai yang menjaganya dari serangan laut. Lengkaplah

1
Prof. Drs. Onong U. Efendi MA, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung, PT Remaja
Rosdakarya, 2015), cet 26 hal. 160.
2
Ali Muhammad as-Sholabi, ad-Daulah al-Utsmaniyah, (Daar at-Tawzi’ wa an-Nasyr al-Islami, 1421 H-
2001), cet I hal. 87.

vii
Konstantinopel memiliki gelar yang lain “The City with Perfect Defence”3.
Konstantinopel berhasil bertahan pada kurun waktu seribuan tahun.

Dengan pertahanan yang begitu menakjubkan dan telah terbukti tidak jebol
meski telah banyak ekspedisi untuk menaklukannya membuat orang yang ingin
menginvasinya berpikiran ‘mustahil’ untuk menaklukkannya, mentalnya telah jatuh,
dan membuat orang yang bertahan di dalamnya pun akan berpikir ‘mustahil’ untuk
ditaklukkan sehingga mereka merasa di atas awan. Namun, berlandaskan sebuah janji
Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam "Konstantinopel pasti akan ditaklukkan
kalian, sebaik-baiknya panglima adalah panglima penaklukan itu, dan sebaik-baiknya
pasukan adalah pasukan itu." (HR Ahmad). Hadits Rasulullah tersebut mengobarkan
semangat kaum muslimin mulai dari sahabat, tabiin, tabiut tabiin berlomba dalam
mencapai gelar mulia 'Al-Fatih' - sang penakluk. Diantaranya Abu Ayyub al-Ansari
sang pemegang bendera perang nabi (80th), Yazid bin Muawiyah, Maslamah bin
Abdul Malik (Khilafah Umayyah), Harun Al-Rasyid (Khilafah Abbasiyyah), Sultan
Beyazid, Sultan Murad II (Khilafah Utsmaniyah). Mereka semua gagal atau gugur di
depan gerbang benteng Konstantinopel. Baru pada masa sultan Muhammad II lah
Konstantinopel berhasil ditaklukan.

Sejak kecil Muhammad II telah terobsesi menjadi seorang ghozi yang


dijanjikan oleh Rosulullah dalam haditsnya. Muhammad kecil adalah seorang anak
yang dipandang sebagai anak yang ‘bandel’, ia sangat aktif, memiliki sifat yang keras
dan gemar melakukan sesuatu diluar kebiasaan sehingga beberapa ulama’ mengaku
sulit untuk mengendalikannya. Namun, sifat yang keras itu justeru akan menjadi
modal utama dalam belajar dan menjadi seorang pemimpin. Maka ditugaskanlah dua
sosok ulama’ tersohor Syeikh Ahmad Al-Kurani dan Syeikh Aaq Syamsudin untuk
mengarahkan kekerasan wataknya dan membentuk kepribadiannya4.

Muhamad II telah selesai menghafal al-Quran pada umur 8 tahun, menguasai 6


bahasa sejak umur 21 tahun dan dikenal sebagai pakar dalam bidang kemiliteran,
sains, matematika dan ilmu lainnya. Satu hal yang menarik adalah strategi psywar
yang dilancarkan oleh Muhammad II mampu memberikan tekanan untuk
menjatuhkan mental lawan. Di awal kepemimpinannya ia menyembunyikan jadi
dirinya, menyembunyikan kekuatan dan menampakkan kelemahan namun sejatinya ia
3
Felix Y. Siauw, Muhammad Al-Fatih 1453, (Jakarta, AlFatih Press, 2013) cet V Hal. 3.
4
ibid

viii
bergerak layaknya ‘air tenang tanda kedalaman’, maka lawan mulai mengendurkan
kewaspadaan, ternyata tidak hanya lawan kawan pun terkecoh dengan strateginya
terbukti terjadi pemberontakan dalam negeri yang dipimpin oleh Ibrahim Bey
penguasa Karaman, berhasil diredam oleh pasukan Yeniseri yang selanjutnya dengan
kemenangan ini pasukan Yeniseri meminta ‘bagian’ lebih dari kemenangan
menggagalkan niat Ibrahim Bey dan mengancam akan membakar kota bila tuntutan
mereka tidak dipenuhi. Semua tuntutan selalu dipenuhi oleh Sultan Muhammad II
seolah ia tidak memiliki kemampuan dalam memimpin5.

Sultan Muhammad II berusaha dengan berbagai cara dan stategi untuk


menaklukan kota Konstantinopel. Diantaranya dengan cara memperkuat kekuatan
militer Utsmani dari segi personil hingga jumlahnya mencapai 250.000 mujahid6.
Jumlah ini merupakan jumlah yang sangat besar, jika dibandingkan jumlah tentara
dinegara lain saat itu. Dia juga memperhatikan pelatihan pasukannya dengan berbagai
seni tempur dan ketangkasan menggunakan senjata, yang bisa membuat mereka ahli
dan cakap dalam operasi jihad yang ditunggu-tunggu. Sebagaimana ia juga
memperhatikan sisi maknawi dan menanamkan semangat jihad didalam diri
pasukannya. Ia juga selalu mengingatkan mereka akan pujian Rasulullah SAW pada
pasukan yang mampu menaklukan Konstantinopel adalah tentaranya. Ini memberikan
dorongan moral yang sangat kuat dan tiada tara dikalangan pasukannya. Ditambah
kehadiran banyak ulama di tengah-tengah pasukan muslimin yang banyak memberi
dampak demikian besar dalam menguatkan tekad pasukan dan menguatkan semangat
jihad sesuai dengan perintah Allah SWT.

Semangat moral diperkuat dengan infrastruktur angkatan perang yang


mutakhir dan strategi yang canggih. Dimana, Sultan Muhammad II membangun
benteng Rumeli Hisari di wilayah selatan Eropa di Selat Bosphorus pada sebuah titik
yang paling strategis yang berhadapan dengan benteng yang pernah dibangun di masa
pemerintahan Bayazid di daratan Asia. Kaisar Romawi berusaha membujuk Sultan
Muhammad II untuk tidak membangun benteng dengan ganti uang yang akan dia
bayarkan pada sultan. Namun, Sultan Muhammad II tetap tidak bergeming dari
rencana awalnya, sebab dia tahu pembangunan itu memiliki arti yang demikian

5
Ibid
6
Ali Muhammad as-Sholabi, ad-Daulah al-Utsmaniyah, (Daar at-Tawzi’ wa an-Nasyr al-Islami, 1421 H-
2001), cet I hal. 87.

ix
strategis. Dan tidak ada yang lebih mengagetkan Constantine selain jawaban
Muhammad II kepada utusan kaisar:

”Apapun yang ada di dalam kota Konstantinopel yang dilindungi temboknya


maka itu adalah miliknya, selebihnya dari tembok maka ia tidak memiliki apapun!
Bila saya ingin membangun benteng di tempat itu maka Konstantinopel tidak dapat
menghalangiku. Pergi dan katakan kepada kaisar kalian hal ini, ‘sultan yang
sekarang memimpin tidaklah seperti sultan sebelumnya. Apapun yang tidak dapat
mereka capai, dapat dia capai dengan mudah dalam sekejap; dan segala sesuatu
yang tidak mereka inginkan, dia akan lakukan. Orang berikutnya yang datang dengan
tujuan seperti ini maka tidak akan pergi dalam keadaan hidup!’”7

Pesan Muhammad II kepada Constantine tidak bisa lebih jelas lagi daripada
itu, dia akhirnya menunjukkan kepada kaisar bahwa gertakan yang dilakukan
Byzntium adalah gertak sambal. Hingga akhirnya rampunglah satu benteng yang
demikian tinggi dan sangat aman. Tingginya sekitar 82 meter. Maka jadilah dua
benteng itu berhadapan yang dipisahkan jarak hanya 660 meter yang mampu
mengendalikan penyeberangan armada laut dari arah timur Boshporus ke arah sebelah
barat. Sedangkan nyala api meriam akan mampu mencegah semua armada laut sampai
ke Konstantinopel dari wilayah-wilayah yang berada di sebelah timurnya, seperti
kerajaan Trabzon dan wilayah-wilayah lain yang memungkinkan untuk memberikan
bantuan saat dibutuhkan. Rasa putus asa mulai menjangkiti penduduk
Konstantinopel,“sekarang kamu bisa mendengar kabar buruk tentang kehancuran
bangsa kita (Konstantinopel). Hari-hari anti Kristus telah datang. Apa yang akan
terjadi pada kita? Apa yang harus kita lakukan?”8. Rumeli Hisari pemotong
tenggorokan.

Sultan menaruh perhatian khusus untuk mengumpulkan senjata yang


dibutuhkan, dalam rangka menaklukkan Konstantinopel. Salah satu yang terpenting
adalah meriam. Dia telah mengundang seorang insinyur ahli meriam yang bernama
Orban. Kedatangannya disambut dengan hangat dan dia memberi semua fasilitas yang
dibutuhkan, baik kebutuhan materi maupun pekerja. Insinyur ini mampu merakit
sebuah meriam yang sangat besar. Diantara meriam yang sangat penting adalah

7
Felix Y. Siauw, Muhammad Al-Fatih 1453, (Jakarta, AlFatih Press, 2013) cet V Hal. 70.
8
Roger Crowley, 1453 The Holy War for Constantinople, penerj: Ridwan Muzir, (Tangerang, PT
Pustaka Alvabet, 2015), cet I hal. 71.

x
meriam Sultan Muhammad, basilica, yang sangat terkenal. Sultan memastikan agar
kabar meriam super itu sampai ke Konstantinopel: meriam ini menjadi senjata
psikologis sekaligus senjata sesungguhnya9.

Pada 6 April 1453 pasukan Utsmani memulai pengepungan benteng


Konstantinopel. Kota itu terkepung dari segala penjuru, baik darat maupun lautnya.
Perkemahan tertata dengan sangat teratur. Orang yang sedang bertahan di dalam
tembok hanya mengamati lautan aktivitas ini dengan gentar10. Dalam
pengepungannya Sultan Muhammad II melipatgandakan serangan pada tapal batas
dan dia fokuskan serangan sesuai rencana yang dia gariskan untuk melemahkan
musuh. Pasukan Utsmani melakukan serangan berkali-kali pada tembok dan selalu
berusaha untuk memanjatnya. Tidak hanya itu tentara Utsmani melakukan terobosan
baru dalam usahanya untuk memasuki ibu kota. Mereka menggali terowongan bawah
tanah dari tempat yang berbeda hingga ke dalam kota. Operasi ini telah menimbulkan
ketakutan demikian hebat dikalangan penduduk kota Konstantinopel. Ketakutan yang
tidak bisa digambarkan. Sehingga mereka mengira, bahwa suara langkah kaki mereka
pada saat mereka berjalan disangka sebagai suara halus dari penggalian terowongan
yang dilakukan pasukan Utsmani. Bahkan banyak diantara mereka yang
membayangkan bahwa bumi akan merekah dan darinya akan keluar tentara Utsmani
untuk memenuhi ibu kota. Setiap berjalan, mereka selalu menoleh ke kanan dan ke
kiri. Mereka selalu menuding kesana kemari dipenuhi ketakutan dengan mengatakan,
“Ini dia orang Turki …. ini orang Turki …” Mereka melarikan diri dari bayangan
yang mereka kira mengusir mereka. yang banyak terjadi adalah masyarakat membawa
satu rumor yang kemudian mereka anggap sebagai sesuatu yang benar yang terjadi
didepan mata mereka. demikianlah rasa takut melanda penduduk kota Konstantinopel
hingga menghilangkan kesadaran mereka. Sehingga membuat mereka “seakan-akan
mabuk padahal mereka tidak mabuk”. Satu kelompok ada yang lari, sebagian lagi ada
yang menatap langit, sebagaian yang lain mengetuk-ngetuk bumi. Ada pula sebagian
yang melihat wajah yang lainnya dengan pandangan yang berlebihan dengan rasa
putus asa11.

9
Ibid hal. 120.
10
Ibid hal. 131.
11
Ali Muhammad as-Sholabi, ad-Daulah al-Utsmaniyah, (Daar at-Tawzi’ wa an-Nasyr al-Islami, 1421
H-2001), cet I hal. 87.

xi
Dari laut begitu sengit pertempuran terjadi, pasukan Utsmani kesulitan untuk
menembus rantai penjaga Selat Tanduk Emas. Namun, keajaiban dari strategi perang
sultan yang tak dapat diduga, sultan membuat kapalnya berlayar melewati bukit
Galata. Tepat pada tanggal 22 April 1453 kapal mulai memasuki selat Tanduk Emas.
Membuat pasukan bertahan terheran-heran atas kejadian yang tidak mereka duga
sedikitpun, “inilah akhir dari Konstantinopel” memberikan tekanan yang sangat bagi
pasukan bertahan meskipun belum ditaklukkan12. Akhirnya pada 29 Mei 1453
Konstantinopel jatuh ke tangan kaum Muslim dengan kemenangan yang nyata.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk membahas psywar yang


dilancarkan oleh Muhammad II untuk menguatkan jajarannya dan memusnahkan
semangat juang lawan.

1.2. Rumusan masalah


Untuk memfokuskan penelitian maka penulis merumuskannya dalam bentuk
pertanyaan:

Apakah upaya psywar yang dilakukan oleh Sultan Muhammad II untuk


melemahkan musuhnya dalam menaklukkan Konstantinopel?

1.3. Tujuan penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah:

Untuk menambah wawasan apakah psywar itu memang penting bahkan


dibutuhkan dalam strategi perang dan mengetahui strategi psywar Sultan Muhammad
II berhasil menguatkan jajarannya dan berhasil memusnahkan semangat juang
lawannya.

1.4. Kegunaan
Setelah penelitian ini selesai diharapkan mampu memberikan kontribusi yang
bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Secara teoritis

Sebagai kontribusi ilmiyah bagi perkembangan ilmu dan wacana


keIslaman di dunia akademik. Hasil penelitian ini diharapkan juga bisa

12
Felix Y. Siauw, Muhammad Al-Fatih 1453, (Jakarta, AlFatih Press, 2013) cet V Hal.182.

xii
dijadikan sebagai paijakan bagi para peneliti untuk melakukan penelitian
lebih lanjut.

2. Secara praktis

Sebagai kontribusi pemikiran dan wawasan khazanah Islamiyah yang


ilmiyah bagi masyarakat luas dalam bidang sejarah (tarikh). Hasil dari
penelitian ini juga diharapkan menjadi acuan bagi para thalibul ilmi dalam
mengkaji setiap jengkal sejarah peradaban Islamiyah. Semoga dengan itu
akan mepercepat kejayaan Islam.

1.5. Kajian pustaka


Setelah penulis menelaah terhadap data-data yang ada, penulis belum
mendapatkan pembahasan yang mengkaji mengenai “psywar sultan Muhammad II
dalam menaklukkan Konstantinopel”. Akan tetapi, terdapat beberapa tulisan atau
karya ilmiyah yang terkait dengan pembahasan ini, di antaranya:

1. Al-Harbu an-Nafsiyah, karya Dr. Fahmi an-Najjar. Buku ini menjelaskan


akan urgensi peran psikologi dalam peperangan terkhusus bagi umat
Muslim guna mengantisipasi dari serangan musuh. Penulis juga
memaparkan fakta sejarah penggunaan psywar pada sebelum hadirnya
Islam dan setelah datangnya Islam juga memaparkan apa saja alat yang
dapat digunakan sebagai senjata psywar; Propaganda, media, dan winning
mindset. Serta memberikan contoh-contoh dari setiap teorinya.
2. Psychological warfare, karya Paul M.A Linebarger. Buku yang
menjelaskan akan makna dari psywar itu sendiri, buku ini dibuat
berdasarkan pengalaman ketimbang penelitian dan konsultasi ketimbang
dari banyaknya bacaan. Dibuat pada Perang Dunia II. Memaparkan teori
dan contoh yang terjadi selama Perang Dunia II.
3. Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk, karya Dr. Ali Muhammad Ash-
Sholabi, buku dengan judul asli As-sulthan Muhammad Al-Fatih, Fatih Al-
Qostanthiniyah ini menguraikan tentang siapa Muhammad Al-Fatih,
diterangkan di dalamnya dengan jelas sejak ia masih belia hingga menjadi
pemimpin kaum muslimin dalam menaklukkan Konstantinopel.
4. Muhammad Al-Fatih 1453, buku karya Felix Y. Siauw. Buku yang
menjelaskan detik-detik jatuhnya Konstantinopel ke tangan Sultan

xiii
Muhammad II, penulis menyebutkan setiap langkah baik dari pihak
Konstantanipel maupun pihak Utsmani sehingga jatuh kesimpulan wajar
jika Sultan Muhammad II bisa menang.
5. 1453 Detik-Detik Jatuhnya Konstantinopel ke Tangan Muslim, karya
Roger Crowley. Buku dengan judul asli 1453 The Holy War for
Constantinople and the Clash of Islam and the West, ini menceritakan
runtuhnya Konstantinopel ke tangan Muslim dengan memaparkan
pandangan Barat di dalamnya.
6. Penaklukan Konstantinopel, sebuah skripsi ilmiyah karya Riza Nur Fikri
Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta. Sebuah
skripsi yang mengkisahkan penaklukkan Konstantinopel serta analisa
penulis dalam mengorek apa yang menjadi alasan Umat Islam sehingga
tertarik ingin menaklukkan Konstantinopel serta apa makna penaklukan
Konstantinopel bagi Islam dan bagaimana jalannya penaklukkan yang
dilakukan oleh Sultan Muhammad Al-Fatih.
7. Peranan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Penaklukkan Konstantinopel
1451-1453, karya Deddy Eko Afriyanto, sebuah skripsi ilmiyah
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Jember. Dalam skripsi ini penulis memaparkan apa
saja yang melatar belakangi Sultan Muhammad Al-Fatih dalam
penaklukan Konstantinopel, dan memaparkan berbagai macam strategi
yang digunakan Sultan Muhammad Al-Fatih dalam penaklukan
Konstantinopel.
8. Peran Muhammad Al-Fatih dalam Penaklukkan Konstantinopel, sebuah
makalah ilmiyah karya Dian Mardiana, diajukan sebagai salah satu tugas
akhir kuliah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.
Dalam makalah ini penulis memamaparkan takluknya Konstantinopel
tidaklah lepas dari peran besar Sultan Muhammad II dengan ide dan
strateginya yang cemerlang. Juga memaparkan peristiwa-peristiwa yang
terjadi dan memberikan penilaian akan peristiwa-peristiwa tersebut dengan
pendekatan menurut sudut pandang sosial dan lingkungan pada tokoh yang
dibahas pada penelitian ini.
9. Peranan Muhammad Al-Fatih Dalam Penaklukan Konstantinopel Tahun
1453, sebuah makalah ilmiyah yang disusun oleh: Windianto, Drs.H.

xiv
Marwoto Saiman, dan Drs.H Kamaruddin, M.Si. pendidikan sejarah FKIP
Universitas Riau. Dalam makalah ini para penyusun menyajikan kajian
ilmiyah serta analisa penelitian berupa upaya Muhammad Al-Fatih dalam
menguatkan jajaran, upaya melemahkan pihak lawan, dan akhirnya
jatuhnya Konstantinopel ke tangan kaum Muslimin.

1.6. Metode penelitian


Metode penelitian bermakna seperangkat pengetahuan tentang lagkah-langkah
sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu
untuk diolah, dianalisis, diambil kesimpulan yang selanjutnya dicarikan pemecahan 13.
Dalam versi lain dirumuskan, metode penelitian adalah cara yang dipakai dalam
mengumpulkan data, sedangkan instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam
menggunakan data itu14. Maka metode penelitian skripsi dapat dijelaskan sebagai
berikut:

1.7. Jenis penelitian


Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yaitu jenis penelitian
yang tidak menggunakan angka-angka statistik, melainkan dalam bentuk kata-kata. Di
samping itu penelitian ini hanya menggunakan penelitian kepustakaan (library
research), yang dimaksud dengan penelitian kepustakaan adalah penelitian yang
menggunakan data-data dari buku sebagai sumber kajian.

1.8. Teknik pengumpulan data


Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan
jalan dokumentasi15. Dokumentasi diambil dari kata dokumen yang artinya adalah
barang-baran yang tertulis16, maksudnya adalah pengumpulan data tertulis baik
berupa journal, buku-buku, majalah, dan penerbitan-penerbitan lainnya. Dari sekian
data terkumpul kemudian dikelompokkan menjadi dua; data primer dan skunder.

1.9. Analisa data

13
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta, Logos Wacana Ilmu, 1997), hal. 1.
14
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2002)
Hal. 194.
15
Dokumentasi adalah satu dari sekian cara dalam teknik pengumpulan data. Beni Ahmad Siebaniy,
Metode Penelitian, (bandung, Pustaka setia, 2009), Hal. 109.
16
Heri Jauhari, panduan Menulis Skripsi Teori dan Aplikasi, (Bandung, Pustaka setia, 2009), Hal. 111-
112.

xv
Untuk meneliti dan menganalisa data-data tersebut, penulis berusaha
menerapkan penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis
dengan pendekatan deduktif, yaitu menggambarkan dan mengananlisis proses
takluknya Konstantinopel.

Adapun penulis dalam menganalisa menggunakan teori pendekatan dari


tinjauan psychological warfare yang terdiri dari unsur ideologi, politik, ekonomi,
sosial, budaya dan militer.

1.10. Sistematika penulisan


Dalam melakukan penelitian dengan tema “psywar Sultan Muhammad II
Dalam Menaklukkan Konstantinopel” penulis berharap dengan ini menjadi sebuah
penelitian yang komprehensif. Maka penulis menyusun sistematika pembahasan
sebagai berikut:

Pada Bab I penulis membahas pendahuluan yang mencakup latar belakang


masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian pustaka,
metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Sedang pada Bab II yang membahas biografi Muhammad II, kondisi politik
Turki Utsmani, dan kondisi politik Konstantinopel.

Adapun pada Bab III yang merupakan inti penelitian, maka pembahasannya
meliputi psywar Sultan Muhammad II dalam menaklukkan Konstantinopel, ditinjau
dari aspek ideologi, politik, ekonomi, dan kekuatan militer.

Adapun pada Bab IV berisikan penutup, yang mencakup kesimpulan dari


uraian dan saran.

xvi
Strategi Psywar Sultan Muhammad II Dalam Menaklukkan
Konstantinopel

1. Bab I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Kegunaan Penelitian
1.5. Kajian Pustaka,
1.6. Metode Penelitian,
1.7. Sistematika Penulisan
2. Bab II Landasan Teori
2.1. Definisi psikologi, perang, dan psywar
2.1.1. Definisi Psikologi
2.1.1.1. Pengaruh Psikologi Sosial
2.1.1.2. Hal-Hal yang Dapat mempengaruhi psikologi
seseorang
2.1.2. Pengertian Perang
2.1.2.1. Macam-Macam Perang
2.1.3. Pengertian psywar
2.1.3.1. Urgensi psywar
2.1.3.2. Macam-Macam psywar
2.2.Biografi Muhammad II
2.2.1. Pendidikan Muhammad II
2.2.2. Kepribadian Muhammad II
2.3. Kondisi Politik Turki Utsmani
2.3.1. Keadaan Teritorial
2.3.2. Faktor Kemenangan Dalam Menaklukkan Konstantinopel
2.4. Kondisi Politik Konstantinopel
2.4.1. Keadaan Teritorial
2.4.2. Faktor Kekalahan Konstantinopel
3. Bab III Analisa keberhasilan psywar sultan Muhammad II dalam
menaklukkan Konstantinopel
3.1. Kekuatan Ideologi

xvii
3.1.1. Penanaman Ideologi kepada Prajurit
3.1.2. Menghidupkan spiritualitas prajurit
3.2. Kekuatan Politik
3.2.1. Membangun Kerjasama Politik dengan Hungaria
3.2.2. Membangun Kerjasama Politik dengan Venesia
3.2.3. Pembangunan Rumeli Hisari
3.2.4. Menolak Tawaran Uang dengan Jawaban Diplomatis yang
Tegas
3.3. Kekuatan Ekonomi
3.3.1. Menguasai Jalur Perdagangan
3.3.2. Membangun Kerjasama Dagang dengan Negara Sekitar
3.3.3. Perhitungan Logistik yang Tepat Selama Pengepungan
3.4. Kekuatan Strategi
3.4.1. Pengepungan Konstantinopel
3.4.2. Memutus Jalur Bantuan maupun Laut
3.4.3. Penggalian Terowongan
3.4.4. Benteng Berjalan
3.4.5. Berlayar di Daratan
3.5. Kekuatan Militer
3.5.1. Pasukan Terbaik
3.5.2. Senjata Terbaik
3.5.3. Armada Terbaik
3.6. Kekuatan Manejemen
3.6.1. Menempatkan Ulama’ pada Posisi yang Tepat
3.6.2. Membagi Divisi Militer Sesuai dengan Kedekatan Fungsi dan
Dikomandoi oleh Orang-Orang yang Kapabel
3.6.3. Menjadikan Musyawaroh Sebagai Sarana Wihdatul Quwah
3.6.4. Sentralisasi Komando pada Diri Sultan
4. Bab IV Penutup
4.1. Kesimpulan dan Saran
4.1.1. Kesimpulan
4.1.2. Saran

xviii

You might also like