Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 27

Perkembangan Ekspor Indonesia Berdasarkan Sektor

(Dalam ribuan US$)


Jenis Bahan Galian Volume Produksi Pertambangan Bahan Galian (M3)
2011 2012 2013 2014 2015
Pasir 252746435 309448774 261691048 302439255 373022443
Batu 83668562 89590918 84113959 104276218 54413501
Andesit 5980898 15614556 15726758 13864769 7294371
Kerikil 18460348 16436700 30091653 37508536 18728619
Batu Kapur 12391563 5067234 7835405 13317839 23969459
Pasir Kwarsa 1145262 1217808 1828492 2446715 2944465
Marmer 865409 678610 754696 707163 529368
Tanah Liat 5643143 9867236 8545141 7729717 3476204
Tanah 40036033 19105218 21730810 27335816 23236082
Batu Lain 19457199 7784140 15007423 12332312 5683802
Batu Apung 169338 105732 433010 689208 433706
Feldspar 676504 285745 588685 566979 464105
Trass 402909 2589600 726189 2267872 347280
Kaolin 254592 239724 284583 706297 262707
Zeolite 114098 130592 116600 102000 92250

Barang Tambang Produksi Barang Tambang Mineral


Mineral 2011 2012 2013 2014 2015
Batu Bara 415765068 466307241 458462513 435742874 405871432
Bauksit 24714940 - - 2539274 -
Nikel 41193335 47106534 65047388 39034912 34063566
Emas 68220 69291 59804 69349 92339
Perak 227173 - - - -
Granit 3316813 - - - -
Pasir Besi 11814544 11545752 22353337 5951400 3838546
Konsentrat Tin 89600 44202 59412 51801 93180
Konsentrat Tembaga 1472238 2265865 1909548 1571596 2282831
Komoditi Ekspor Tambang Non Migas Unggulan yang Harus Diselamatkan

Indonesia terkenal dengan kekayaan sumber daya alamnya, namun sebagian besar produksi
mineral tambangnya diekspor mentah-mentah.

Ada 5 komoditas mineral tambang yang harus segera diselamatkan Indonesia. Komoditas itu
dinilai mampu mencukupi dan menghidupi negara ini secara mandiri.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM R. Sukhyar mengatakan setidaknya ada 5 komoditas
yang harus diselamatkan Indonesia, sehingga mampu mengolah sendiri komoditi tersebut sehingga
mendapatkan benefit dan value addict.

"Saya katakan ada lima komoditas yang harus diselamatkan Indonesia, yakni nickel ore (bijih
nikel), bauksit, tembaga, iron ore (bijih besi), dan batubara," ujar Sukhyar ditemui di 13th ASEAN
Senior Official Meeting on Minerals, Nusa Dua, Bali, Rabu (27/11/2013).

Sukhyar mengungkapkan lima komoditas tambang ini sangat banyak ditemukan di Indonesia, dan
dapat menghidupkan industri hilir dan bahkan dapat mencukupi kebutuhan energi listirk untuk
menerangi 100% masyarakat Indonesia.

"5 komoditas itu banyak di Indonesia, artinya kalau kita menghidupkan industri hilir kita cukup
dari sana, cukup strong kita, makanya itu harus ada hilirisasi. Hilirisasinya harus benar, artinya
kita nggak bergantung dari mana-mana karena ada di sini (industri hilirnya), tapi saat ini kita malah
menghidupi industri orang lain," katanya.

"Sekarang energi yang sudah siap dari 5 komoditas tersebut adalah batubara. Kalau kita
membutuhkan 5.000 megawatt (MW) per tahun untuk mencapai elektrifikasi 100% dan ditambah
9% permintaan listrik per tahun itu sangat cukup hanya mengandalkan batubara, ya bukan berarti
energi baru terbarukan tidak ada, tapi lebih cepat dari batubara," tutupnya.
1. Batubara

Sukhyar menyebutkan Indonesia memiliki cadangan batubara mencapai 26 miliar ton.

"Kita punya 26 miliar ton batubara, itu proven atau possible resources, sebagian besar ada
berada di underground, tapi underground ini belum banyak terekspose karena sebagian besar saat
ini sebagian besar tambang batubara dilakukan melalui open pit (tambang terbuka), sedangkan
sekitar 2 miliar ton berada di hutan lindung," kata Sukhyar.

Pemerintah segera memberlakukan pelarangan ekspor mineral mentah pada 12 Januari


2014. Hal ini perlu didukung karena jangan sampai Indonesia kena kutukan negara kaya energi
dan sumber daya alam tapi miskin terus.

"Pelarangan ekspor mineral mentah bertujuan untuk mendapatkan value addict (nilai
tambah), produksi mineral mentah akan memberikan banyak manfaat jika kita mengolahnya
sendiri, tidak mentah-mentah diekspor dan diolah negara lain dan kita sendiri yang impor barang
yang sebenarnya dasarnya dari Indonesia," ujar R. Sukhyar.

Sukhyar mengungkapkan, Indonesia baru akan mengolah sendiri mineral mentahnya,


negara-negara lain justru sudah sejak lama menerapkan kebijakan ini.

"Untuk value addict sudah menjadi isu global, sepuluh tahun terakhir 20 negara telah
memperbaiki undang-undang mereka, semua negara memperbaiki kebijakannya, salah satunya
meningkatkan peran state owned company-nya, meningkatkan manfaat tax, ingat Obama (Barack,
Presiden Amerika Serikat) saja menerapkan tambahan royalti kok untuk material building non
logam, tujuannya bagaimana cara meningkatkan benefit," jelasnya.

Sukhyar menegaskan jangan sampai Indonesia terkena kutukan sebagai negara yang kaya
akan hasil sumber daya alam baik minyak, mineral tambang dan lainnya namun tetap miskin.
"Negara yang tidak punya sumber daya alam justru maju, mereka berhasil memanfaatkan
bahan dasar dari negara pemilik SDA, mereka olah, kemudian dijual kembali dengan harga yang
tentu jauh lebih mahal," ungkapnya.

"Kalau kita tidak punya dana untuk mengolah sendiri mineral mentah, kita undang saja
investor negara maju, untuk olah mineral mentah kita tapi tentunya di Indonesia, sehingga ada
investasi di Indonesia, ada penyerapan tenaga kerja dan ada transfer ilmu dan teknologi," katanya.

2. Tembaga

Indonesia berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM tahun 2012 memiliki
tembaga terukur berupa besi sebanyak 6,031 miliar ton dan 32 juta ton berupa logam. Indonesia
saat ini berupaya untuk menerapkan pelarangan ekspor raw materials (mineral mentah), tujuannya
agar industri hilir di Indonesia berkembang, diharapkan dengan berkembangnya industri hilir,
Indonesia bisa mengolah sendiri mineral tambang mentahnya.

Sukhyar mengungkapkan, pelarangan ekspor mineral mentah merupakan gejala global,


banyak negara yang melakukan ketentuan tersebut.

"Ini gejala global, semua negara melakukan itu, tidak hanya Myanmar dan Laos saja, tapi
negara-negara di Afrika juga, kan poinnya negara-negara yang kaya resources pasti terbelakang,
lalu muncul lah sebutan resources curse (kutukan sumber daya alam), jadi bagaimana semuannya
fair business," ucapnya.

Sukhyar mencontohkan saat ini Indonesia mengekspor nickel ore ke China, sementara oleh
China diolah menjadi stainless steel.

"Sementara stainless steel-nya kita beli dari China, kenapa bukannya diolah di sini
(Indonesia) saja. Ini yang kita harapkan ada kerjasama antara negara-negara ASEAN, mbok China
jangan hanya serap nickel ore, mbok dia (China) investasi di Indonesia," tegasnya.
Indonesia saat ini berencana melarang ekspor mineral mentahnya pada 12 Januari 2014
sesuai amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara.

Namun rencana pelarangan ekspor ini mendapat tentangan berbagai pihak terutama dari
perusahaan mineral tambang yang beroperasi di Indonesia dengan alasan akan mengakibatkan
penerimaan negara turun, banyaknya pemutusan tenaga kerja, mengakibatkan dua daerah akan
bangkrut dan dampak lainnya lagi.

3. Bauksit

Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM pada 2012 Indonesia memiliki
cadangan bauksit terukur berupa biji sebanyak 340 juta ton dan berupa logam sebanyak 161 juta
ton.

4. Nikel

Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM pada 2012 Indonesia mempunya
sumber daya berupa nikel mencapai 1,091 miliar ton dalam bentuk bijih dan 15 juta ton berupa
logam.

5. Bijih Besi

Salah satu komoditas yang wajib diselamatkan Indonesia adalah pasir besi. Pada 2012
berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM, memiliki pasir besi terukur sebanyak 46
juta ton dalam bentuk bijih dan 9 juta ton dalam bentuk logam.Diperkirakan Indonesia mempunyai
potensi pasir besi sebanyak 182 juta ton berupa bijih dan 63 juta ton berupa logam.

Sukhyar mengungkapkan lima komoditas tambang ini sangat banyak ditemukan di


Indonesia, dan dapat menghidupkan industri hilir dan bahkan dapat mencukupi kebutuhan energi
listirk untuk menerangi 100% masyarakat Indonesia.
"Lima komoditas itu banyak di Indonesia, artinya kalau kita menghidupkan industri hilir
kita cukup dari sana, cukup strong kita, makanya itu harus ada hilirisasi. Hilirisasinya harus benar,
artinya kita nggak bergantung dari mana-mana karena ada di sini (industri hilirnya), tapi saat ini
kita malah menghidupi industri orang lain," katanya.

"Sekarang energi yang sudah siap dari 5 komoditas tersebut adalah batubara. Kalau kita
membutuhkan 5.000 megawatt (MW) per tahun untuk mencapai elektrifikasi 100% dan ditambah
9% permintaan listrik per tahun itu sangat cukup hanya mengandalkan batubara, ya bukan berarti
energi baru terbarukan tidak ada, tapi lebih cepat dari batubara," tutupnya.
Organisasi Perdagangan Internasional

1. General Agreement on Trade and Tariff (GATT) dan Word Trade Organization (WTO)

Merupakan organisasi internasional mengenai persetujuan umum tentang tarif dan


perdagangan yang didirikan berdasarkan Havana Charter pada tahun 1948. Tujuan dari organisasi
ini adalah meningkatkan arus perdagangan internasional dengan prinsip-prinsip pokok dalam

GATT Clause, yaitu sebagai berikut :

a) Prinsip pasar dunia yang terbuka (liberalisme perdagangan)


b) Prinsip Free Trade, yaitu prinsip perdagangan bebas dan adil dengan menghilangkan
/mengurangi berbagai hambatan perdagangan internasional
c) Prinsip timbal balik dan tidak membeda-bedakan (non diskriminatif) dalam perlakuan
hubungan ekonomi/ keuangan/ perdagangan internasional.
d) Prinsip memberi perlakuan yang sama terhadap produk luar negeri maupun produk
dalam negeri. Misalnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang sama.
e) Menolak kebijakan pemerintah yang melindungi komoditas dalam negeri, anti
penetapan harga di dalam negeri yang lebih murah daripada kalau dijual di luar negeri
(dumping) dan anti subsidi.
Dalam prakteknya penyimpangan, proteksionisme terjadi dan umumnya dilakukan oleh negara
industri maju, dan sangat merugikan negara-negara yang sedang berkembang. Bentuk
proteksionisme antara lain :

a) Pembatasan quota hasil produksi negara sedang berkembang.


b) Dumping oleh negara maju terutama Jepang.
c) Pemberian subsidi produk pertanian dan subsidi ekspor hasil pertanian oleh MEE.
d) Perlakuan terhadap negara sedang berkembang dengan tarif yang tinggi.
e) Perlakuan diskriminatif dalam pelayanan pelabuhan dan sistem pembayaran.
Pada pertemuan di Marakesh, Maroko 15 April 1994 yang dihadiri oleh 115 negara, nama
GATT diubah menjadi World Trade Organization (WTO) dan mulai berlaku tanggal 1 Januari
1995. Saat ini anggota WTO mencapai 143 negara ditambah dengan 31 negara yang saat ini sedang
dalam proses perundingan untuk menjadi anggota. Negara-negara tersebut telah sepakat untuk
melaksanakan perdagangan bebas (free trade) secara bertahap sehingga tahun 2020.
Dengan menandatangani dan meratifikasi WTO, tiap negara anggota mempunyai hak
hukum untuk tidak diperlakukan secara diskriminatif oleh anggota WTO lainnya baik perlakuan
dibidang tarif, non tarif maupun perlakuan secara nasional.
Terlepas dari rencana besar tersebut, banyak komponen masyarakat yang sangat
mengkhawatirkan perdagangan bebas ini. Mereka berpendapat bahwa Negara-negera maju
semakin leuasa menguasai perdagangan internasional sementara negara miskin seperti Indonesia
semakin kalah bersaing. Oleh karena itu WTO sering sekali mendapatkan protes dari berbagai
komponen masyarakat Negara berkembang maupun Negara maju.

2. Organisation of Petrol Exporting Countries (OPEC)

Organisasi ini didirikan pada tahun 1960 oleh negara-negara pengekspor minyak untuk
mengatur pemasaran minyak bumi dengan cara menetapkan harga yang seragam. Anggota OPEC
antara lain Iirak, Iran, Uni Emirat Arab, Qatar, Libia, Nigeria, Venezuela, dan Indonesia. Saat ini
pengendalian harga ditempuh dengan cara menetapkan jatah produksi atau quota produksi.

3. Colombo Plan

Organisasi ini didirikan pada tanggal 1 Juli 1951 pada konferensi Colombo oleh negara-
negara yang tergabung dalam persemakmuran Inggris.

Colombo Plan bertujuan untuk membantu negara-negara anggotanya untuk


mengembangkan sektor industri pertanian, pertambangan, dan perbaikan sarana lalu lintas.

Anggotanya antara lain Kamboja, Srilanka, Pakistan, India, Selandia Baru, Australia,
Inggris, Kanada, Malaysia, Laos, Thailand, Filipina, Vietnam, dan Indonesia.
4. Consultative Group on Indonesia (CGI)

CGI berdiri pada tahun 1992 sebagai pengganti IGGI yang sudah dibubarkan. CGI
beranggotakan lembaga-lembaga keuangan internasional dan negara-negara donor bagi Indonesia.

CGI dibentuk oleh Bank Dunia dan merupakan lembaga kerja sama yang membantu Indonesia
dalam melaksanakan pembangunan dan melakukan stabilitas dengan cara memberikan bantuan
pangan dan nonpangan, serta kredit dengan syarat lunak.

Negara anggota antara lain: Jerman, Inggris, Korea Selatan, AS, Jepang, Swiss, Italia, Perancis,
Belgia, Denmark, Austria, Kanada, Spanyol, Norwegia, Australia, Finlandia, dan Selandia Baru.

5. Organization for Economic Cooperation and Development (OECD)

OECD (Organisasi untuk kerja sama dan pembangunan ekonomi) didirikan pada tanggal 4
Desember 1960 di Paris. Semula, tujuannya adalah untuk membantu memajukan produksi serta
meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan nasional negara-negara anggotanya (Eropa, AS,
dan Jepang).

OECD kemudian berkembang menjadi organisasi penelitian ilmiah dan perundingan


mengenai masalah-masalah ekonomi, inflasi, konjungtur, pertumbuhan ekonomi, dan bantuan
internasional.

Setiap enam bulan laporan dan peninjauan perkembangan ekonomi dunia dan negara-
negara anggotanya. Saat ini, anggota OECD meliputi negara-negara anggota MEE, AS, Jepang,
Yunani, Portugal, Spanyol, Austria, Australia, Islandia, Norwegia, Swiss, Turki, Finlandia,
Swedia, Kanada, Belgia, Belanda, Irlandia, Italia, Inggris, dan Luxemburg.

Di dalam organisasi itu terdapat sebuah panitia yang disebut DAC (Development
Assistance Committee) atau Panitia Bantuan Pembangunan.

Tugasnya ialah merumuskan pedoman pemberian bantuan luar negeri kepada negara-
negara berkembang. Tidak semua anggota OECD menjadi anggota Panitia. Anggota MEE ikut
bergabung dalam keanggotaan OECD.
6. AFTA (ASEAN Free Trade Area)
AFTA adalah salah satu jenis organisasi perdagangan internasional, namun tidak seluas
WTO cakupannya. Jika WTO mencakup seluruh dunia, namun dalam AFTA anggotanya
dikhususkan bagi negara-negara yang ada di kawasan Asia Tenggara, yakni Indonesia, Vietnam,
Myanmar, Singapura, Malaysia, Thailand, Kambodja, Brunei Darussalam, Laos dan Thailand.
Organisasi ini dibentuk pada KTT ke IV di Singapura tahun 1992. AFTA memiliki dua tujuan
utama yakni :

 Untuk meningkatkan daya saing ekonomi terutama dalam bidang perdagangan dalam
upaya untuk menjadikan ASEAN sebagai basis produksi pasar dunia.
 Untuk meningktkan perdagangan antar negara ASEAN dan dunia serta menarik para
investor asing untuk menanmkan modalnya di kawasan ASEAN.

7. APEC
APEC merupakan salah satu organisasi yang berfokus pada kerjasama ekonomi di Asia
Pasifik yang didirikan pada tahun 1989. Berbeda dengan organisasi perdagangan lain seperti WTO
dan AFTA yang mengharuskan adanya sebuah perjanjian atau kesepakatan, namun dalam APEC
yang ditekankan adalah komitmen dan sukarela dari para anggotanya. Keberadaan APEC
bertujuan untuk menguatkan atau mengukuhkan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi serta
mempererat komunikasi dan interaksi negara-negara di Asia Pasifik. Selain itu APEC bisa juga
disebut sebagai forum utama guna memfasilitasi kegiatan atau aktivitas perekonomian yang
dilakukan dalam upaya pertumbuhan ekonomi, kerjasama, perdagangan dan investasi di kawasan
Asia Pasifik. Pada dasarnya APEC merupakan salah satu organisasi perdagangan di kawasan Asia
Pasifik guna untuk menjamin kemajuan dan perkembangan ekonomi guna meningkatkan daya
saing ekonomi dengan negara di kawasan lain.

8. NAFTA
NAFTA merupakan sebuah kesepakatan atau perjanjian perdagangan bebas. Yang
menaungi negara-negara di bagian Amerika Utara. NAFTA bisa disebut sebagai sebuah organisasi
yang terdiri dari negara-negara bagian Amerika Utara seperti Amerika Serikat, Kanada, Meksiko.
Dalam sebuah piagam yang disetujui dan diresmikan oleh seluruh anggota NAFTA berisi tentang
beberapa tugas yang harus dilaksanakan, antara lain hubungan perniagaan, komunikasi, kegiatan
kebudayaan, kewarganegaraan, paspor dan visa, kegiatan sosial dan kegiatan yang berhubungan
dengan kesehatan. Perlu anda ketahui bahwasannya markas NAFTA berada di Washington DC,
Ottawa dan Mexico City

9. Kerja sama International berdasarkan tujuan dan lapangan usaha lainnya


 International Tin Council (ITC)

Merupakan organisasi yang terdiri dari para produsen dan konsumen timah. Produsen
timah di ataranya adalah Malaysia, Indonesia, Australia, Bolivia, Zaire, dan Nigeria.
Sedangkan negara-negara konsumen terdiri dari 22 negara termasuk Amerika Serikat,
Jepang, Jerman, dan lain-lain. Organisasi ini mencoba untuk menstabilkan harga,
penawaran dan permintaan timah dunia.

Indonesia adalah salah satu negara anggota penghasil timah, karena memproduksi timah
yang cukup banyak yang terdapat di pulau Bangka, Belitung, Singkep, dan Bangkinang.
Anggota ITC yang paling banyak menghasilkan timah adalah Malaysia.

 Assiciation of national Rubber producing countries (ANRPC)


Organisasi ini adalah asosiasi atau perhimpunan negara-negara produsen atas penghasil
karet. Indonesia bersama-sama dengan Malaysia, singapura, sri lanka adalah anggota-
anggotanya.
 The Asian Coconut Comunity (ACC)
Oraginisasi ini adalah badan kerja sama di bidang perdagangan dan kopra (kelapa sawit).
Negara-negara anggota adalah Indonesia, Malaysia, Filipina, Sri lanka, dan India.
 Pepper Comunity (PC)
Organisasi kerja sama ini bergerak di perdagangan lada. Anggota-anggotanya ialah
Indonesia, Malaysia, dan India.
 Copper Industry and Producer Exporting Countries (CIPEC)
CIPEC merupakan bentuk kerja sama negara-negara industri dan pengasil ekspor tembaga.
dengan ditemukannya tambang-tambang yang cukup besar di Irian Jaya, maka Indonesia
telah menjadi anggota-anggota indusrti dan penghasil ekspor tembaga

Manfaat Organisasi Perdagangan bagi Indonesia


1. ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA)
ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara
ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya
saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi
dunia serta serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya.AFTA dibentuk pada
waktu Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke IV di Singapura tahun 1992. Awalnya AFTA
ditargetkan ASEAN FreeTrade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-
negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan
daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi
dunia akan dicapai dalam waktu 15 tahun (1993-2008), kemudian dipercepat menjadi tahun 2003,
dan terakhir dipercepat lagi menjadi tahun 2002. Skema Common Effective Preferential Tariffs
For ASEAN Free Trade Area ( CEPT-AFTA) merupakan suatu skema untuk 1 mewujudkan AFTA
melalui : penurunan tarif hingga menjadi 0-5%, penghapusan pembatasan kwantitatif dan
hambatan-hambatan non tarif lainnya.Perkembangan terakhir yang terkait dengan AFTA adalah
adanya kesepakatan untuk menghapuskan semua bea masuk impor barang bagi Brunai Darussalam
pada tahun 2010, Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapura dan Thailand, dan bagi Cambodia,
Laos, Myanmar dan Vietnam pada tahun 2015.
Produk yang dikatagorikan dalam General Exception adalah produk-produk yang secara
permanen tidak perlu dimasukkan kedalam CEPT-AFTA, karena alasan keamanan nasional,
keselamatan, atau kesehatan bagi manusia, binatang dan tumbuhan, serta untuk melestarikan
obyek-obyek arkeologi dan budaya. Indonesia mengkatagorikan produk-produk dalam kelompok
senjata dan amunisi, minuman beralkohol, dan sebagainya sebanyak 68 pos tarif sebagai General
Exception.
Jadi, AFTA atau Asean Free Trade Area adalah bentuk kerjasama regional antaranegara
ASEAN untuk menciptakan kawasan bebas perdagangan yang hanya berlaku bagi negara-negara
ASEAN guna meningkatkan daya saing ekonomi demi pertumbuhan ekonomi yang terus meroket.
 MANFAAT AFTA BAGI INDONESIA :
a) Menciptakan peluang pasar baru
Yang semakin besar untuk menerjunkan produk-produk Indonesia. Dengan adanya
AFTA, peluang pasar bagi para pelaku bisnis Indonesia tentu lebih besar karena
pemasarannya ke seluruh negara ASEAN dan tentu dengan tingkat kompetisi yang juga
semakin besar.
b) Menciptakan biaya produksi dan pemasaran
Yang semakin rendah bagi pengusaha atau produsen Indonesia. Jika biasanya
bahan baku dari luar negri memakan biaya yang tidak sedikit, dengan adanya AFTA biaya
ini dapat diminimalisir sehingga biaya produksi dapat ditekan termasuk jika ingin
memasarkan produk di negara ASEAN.
c) Produk yang tersedia dipasar domestik Indonesia lebih bervariasi
Dikarenakan barang-barang dari negara-negara ASEAN ikut meramaikan pasar
domestik Indonesia, maka konsumen akan dimanjakan dengan berbagai variasi harga dan
mutu. Dengan kerja keras yang sungguh-sungguh, produk Indonesia akan tetap menjadi
primadona di negaranya sendiri.
d) Mendapatkan kemudahan dalam hal perijinan kerja di Negara ASEAN
Ini berarti, jika profesi anda seorang dokter, pengajar, akuntan dan aneka profesi
lainnya dan berhasrat untuk menjajali pengalaman bekerja di luar negri tentu akan menjadi
lebih mudah. Terlebih, gaji seorang profesional di negara-negara ASEAN lainnya seperti
Singapura ataupun Malaysia lebih besar daripada di Indonesia, umumnya empat kali lipat
lebih besar.
e) Peluang sumber devisa negara dari sektor pariwisata lebih besar
Indonesia kaya akan potensi pariwisata yang akan mendatangkan devisa yang besar
bagi negara. Dengan adanya AFTA serta pengelolaan tempat wisata yang terorganisir
dengan baik, dapat menarik banyak turis asing yang tertarik datang ke Indonesia.
f) Potensi menarik investor untuk menanam modal di Indonesia lebih besar
Dengan jumlah penduduk yang kurang lebih mencapai 252.370.792 jiwa, ditambah
dengan adanya kerjasama AFTA, tentu ini akan menjadi pangsa pasar yang luar biasa bagi
para investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
g) Memberi kemudahan dalam hal memasukkan produk asli Indonesia ke negara
ASEAN
Kemudahan-kemudahan yang didapatkan dalam kerjasama AFTA diperoleh karena
produk-produk Indonesia dapat masuk ke negara ASEAN tanpa syarat-syarat yang
menyulitkan berdasarkan perumusan untuk meniadakan kebijakan non tarif.
h) Memasarkan produk Indonesia ke luar negeri sekitar negara-negara ASEAN
AFTA merupakan jalan bagi Indonesia untuk memasarkan produknya ke luar negri
terlebih hambatan-hambatan berupa tarif diminimalisir dan hambatan non tarif ditiadakan.

2. ASIA-PASIFIC ECONIMIC COOPERATION(APEC)


APEC adalah singkatan dari Asia-Pacific Economic Cooperation atau Kerja Sama
Ekonomi Asia Pasifik. APEC didirikan pada tahun 1989. APEC bertujuan mengukuhkan
pertumbuhan ekonomi dan mempererat komunitas negara-negara di Asia Pasifik. Dengan kata lain
Asia-Pacific Economic Cooperation, atau APEC, adalah forum utama untuk memfasilitasi
pertumbuhan ekonomi, kerjasama, perdagangan dan investasi di kawasan Asia-Pasifik. APEC
adalah satu-satunya pemerintahan antar kelompok di dunia yang beroperasi atas dasar komitmen
yang tidak mengikat, dialog terbuka dan sama menghormati pandangan dari semua peserta. Tidak
seperti WTO atau badan-badan perdagangan multilateral lainnya, APEC tidak memiliki kewajiban
perjanjian yang diperlukan dari peserta. Keputusan yang dibuat dalam APEC yang dicapai dengan
konsensus dan komitmen yang dilakukan secara sukarela. APEC memiliki 21 anggota – disebut
sebagai “Member Ekonomi” – yang menyumbang sekitar 40,5% 1 dari populasi dunia, sekitar
54,2% 1 dari GDP dunia dan sekitar 43,7% 2 dari perdagangan dunia.

 Maksud dan Tujuan


APEC didirikan pada tahun 1989 untuk lebih meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
kemakmuran untuk wilayah dan untuk memperkuat komunitas Asia-Pasifik. Sejak awal, APEC
telah bekerja untuk mengurangi tarif dan hambatan perdagangan lain di wilayah Asia-Pasifik,
menciptakan ekonomi domestik yang efisien dan secara dramatis meningkatkan ekspor. Kunci
untuk mencapai visi APEC adalah apa yang disebut sebagai ‘Tujuan Bogor’ yang bebas dan
terbuka perdagangan dan investasi di kawasan Asia-Pasifik pada tahun 2010 untuk ekonomi
industri hingga 2020 untuk mengembangkan ekonomi.. Tujuan ini diadopsi oleh 1994 mereka Para
pemimpin di pertemuan di Bogor, Indonesia.Bebas dan terbuka membantu perdagangan dan
investasi ekonomi untuk tumbuh, menciptakan lapangan kerja dan memberikan kesempatan yang
lebih besar untuk perdagangan internasional dan investasiSebaliknya, proteksi harga tetap tinggi
dan mendorong inefisiensi dalam industri-industri tertentu. erdagangan bebas dan terbuka
membantu menurunkan biaya produksi dan dengan demikian mengurangi harga barang dan jasa –
manfaat langsung bagi semua. APEC juga bekerja untuk menciptakan lingkungan yang aman dan
efisien pergerakan barang, jasa dan orang di seluruh di wilayah perbatasan melalui kebijakan
ekonomi dan kesejajaran dan kerjasama teknis.
 Manfaat APEC Bagi Indonesia antara lain sebagai berikut :
a) APEC merupakan forum yang fleksibel untuk membahas isu-isu ekonomi
internasional.
b) APEC merupakan forum konsolidasi menuju era perdagangan terbuka dan sejalan
dengan prinsip perdagangan multilateral
c) Peningkatan peran swasta dan masyarakat Indonesia menuju liberalisasi
perdagangan.
Salah satu pilar APEC yaitu fasilitasi perdagangan dan investasi secara langsung
akan memberikan dampak positif bagi dunia usaha di Indonesia. Beberapa inisiatif APEC
yang memberikan manfaat kepada dunia usaha di Indonesia antara lain melalui
pelaksanaan APEC Business Travel Card (ABTC) serta penyederhanaan prosedur
kepabeanan.
d) Peningkatan Human and Capacity Building
Indonesia dapat memanfaatkan proyek-proyek APEC untuk peningkatan kapasitas
dan peningkatan sumber daya manusia, baik yang disponsori oleh anggota ekonomi
tertentu maupun melalui skema APEC.
e) Sumber peningkatan potensi ekonomi perdagangan dan investasi Indonesia.
Indonesia memiliki potensi untuk memanfaatkan potensi pasar APEC bagi
peningkatan ekspor maupun arus investasi, khususnya karena mitra dagang utama
Indonesia sebagian besar berasal dari kawasan APEC.
f) APEC sebagai forum untuk bertukar pengalaman
Forum APEC yang pada umumnya berbentuk policy dialogue memiliki manfaat
yang sangat besar terutama untuk menarik pelajaran dan pengalaman positif maupun
negatif (best practices) anggota APEC lainnya dalam hal pengambilan dan pembuatan
kebijakan liberalisasi perdagangan dan investasi.
g) Memproyeksikan kepentingan-kepentingan Indonesia dalam konteks ekonomi
internasional
h) APEC merupakan salah satu forum yang memungkinkan Indonesia untuk
memproyeksikan kepentingan kepentingannya dan mengamankan posisinya dalam
tata hubungan ekonomi internasional yang bebas dan terbuka.

3. WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO)


World Trade Organization (WTO) atau Organisasi Perdagangan Dunia merupakan satu-
satunya badan internasional yang secara khusus mengatur masalah perdagangan antar negara.
Sistem perdagangan multilateral WTO diatur melalui suatu persetujuan yang berisi aturan-aturan
dasar perdagangan internasional sebagai hasil perundingan yang telah ditandatangani oleh negara-
negara anggota. Persetujuan tersebut merupakan kontrak antar negara-anggota yang mengikat
pemerintah untuk mematuhinya dalam pelaksanaan kebijakan perdagangannya. Walaupun
ditandatangani oleh pemerintah, tujuan utamanya adalah untuk membantu para produsen barang
dan jasa, eksportir dan importer dalam kegiatan perdagangan. Indonesia merupakan salah satu
negara pendiri WTO dan telah meratifikasi Persetujuan Pembentukan WTO melalui UU NO.
7/1994.
I. Sejarah pembentukan
WTO secara resmi berdiri pada tanggal 1 Januari 1995 tetapi sistem perdagangan itu sendiri
telah ada setengah abad yang lalu. Sejak tahun 1948, General Agreement on Tariffs and
Trade(GATT) - Persetujuan Umum mengenai Tarif dan Perdagangan telah membuat aturan-aturan
untuk sistem ini. Sejak tahun 1948-1994 sistem GATT memuat peraturan-peraturan mengenai
perdagangan dunia dan menghasilkan pertumbuhan perdagangan internasional tertinggi. Pada
awalnya GATT ditujukan untuk membentuk International Trade Organization (ITO), suatu badan
khusus PBB yang merupakan bagian dari sistem Bretton Woods (IMF dan bank Dunia). Meskipun
Piagam ITO akhirnya disetujui dalam UN Conference on Trade and Development di Havana pada
bulan Maret 1948, proses ratifikasi oleh lembaga-lembaga legislatif negara tidak berjalan lancar.
Tantangan paling serius berasal dari kongres Amerika Serikat, yang walaupun sebagai pencetus,
AS tidak meratifikasi Piagam Havana sehingga ITO secara efektif tidak dapat dilaksanakan.
Meskipun demikian, GATT tetap merupakan instrument multilateral yang mengatur perdagangan
internasional.Hampir setengah abad teks legal GATT masih tetap sama sebagaimana pada tahun
1948 dengan beberapa penambahan diantaranya bentuk persetujuan “plurilateral” (disepakati oleh
beberapa negara saja) dan upaya-upaya pengurangan tariff. Masalah-masalah perdagangan
diselesaikan melalui serangkaian perundingan multilateral yang dikenal dengan nama “Putaran
Perdagangan” (trade round), sebagai upaya untuk mendorong liberalisasi perdagangan
internasional.
II. Putaran-putaran perundingan
Pada tahun-tahun awal, Putaran Perdagangan GATT mengkonsentrasikan negosiasi pada
upaya pengurangan tariff. Pada Putaran Kennedy (pertengahan tahun 1960-an) dibahas mengenai
tariff dan Persetujuan Anti Dumping (Anti Dumping Agreement). Putaran Tokyo (1973-1979)
meneruskan upaya GATT mengurangi tariff secara progresif. Hasil yang diperoleh rata-rata
mencakup sepertiga pemotongan dari bea impor/ekspor terhadap 9 negara industri utama, yang
mengakibatkan tariff rata-rata atas produk industri turun menjadi 4,7%. Pengurangan tariff, yang
berlangsung selama 8 tahun, mencakup unsur “harmonisasi” – yakni semakin tinggi tariff, semakin
luas pemotongannya secara proporsional. Dalam isu lainnya, Putaran Tokyo gagal menyelesaikan
masalah produk utama yang berkaitan dengan perdagangan produk pertanian dan penetapan
persetujuan baru mengenai “safeguards” (emergency import measures). Meskipun demikian,
serangkaian persetujuan mengenai hambatan non tariff telah muncul di berbagai perundingan,
yang dalam beberapa kasus menginterpretasikan peraturan GATT yang sudah ada. Selanjutnya
adalah Putaran Uruguay (1986-1994) yang mengarah kepada pembentukan WTO. Putaran
Uruguay memakan waktu 7,5 tahun. Putaran tersebut hampir mencakup semua bidang
perdagangan. Pada saat itu putaran tersebut nampaknya akan berakhir dengan kegagalan. Tetapi
pada akhirnya Putaran Uruguay membawa perubahan besar bagi sistem perdagangan dunia sejak
diciptakannya GATT pada akhir Perang Dunia II. Meskipun mengalami kesulitan dalam
permulaan pembahasan, Putaran Uruguay memberikan hasil yang nyata. Hanya dalam waktu 2
tahun, para peserta telah menyetujui suatu paket pemotongan atas bea masuk terhadap produk-
produk tropis dari negara berkembang, penyelesaian sengketa, dan menyepakati agar para anggota
memberikan laporan reguler mengenai kebijakan perdagangan. Hal ini merupakan langkah penting
bagi peningkatan transparansi aturan perdagangan di seluruh dunia.

III. Persetujuan-persetujuan WTO


Hasil dari Putaran Uruguay berupa the Legal Text terdiri dari sekitar 60 persetujuan,
lampiran (annexes), keputusan dan kesepakatan. Persetujuan-persetujuan dalam WTO mencakup
barang, jasa, dan kekayaaan intelektual yang mengandung prinsip-prinsip utama liberalisasi.
Struktur dasar persetujuan WTO, meliputi:
1. Barang/ goods (General Agreement on Tariff and Trade/ GATT)
2. Jasa/ services (General Agreement on Trade and Services/ GATS)
3. Kepemilikan intelektual (Trade-Related Aspects of Intellectual Properties/ TRIPs)
4. Penyelesaian sengketa (Dispute Settlements)

IV. Prinsip-prinsip Sistem Perdagangan Multilateral


1. MFN (Most-Favoured Nation):
Perlakuan yang sama terhadap semua mitra dagang
Dengan berdasarkan prinsip MFN, negara-negara anggota tidak dapat begitu saja
mendiskriminasikan mitra-mitra dagangnya. Keinginan tarif impor yang diberikan
pada produk suatu negara harus diberikan pula kepada produk impor dari mitra
dagang negara anggota lainnya.
2. Perlakuan Nasional (National Treatment)
Negara anggota diwajibkan untuk memberikan perlakuan sama atas barang-
barang impor dan lokal- paling tidak setelah barang impor memasuki pasar
domestik.
3. Transparansi (Transparency)
Negara anggota diwajibkan untuk bersikap terbuka/transparan terhadap
berbagai kebijakan perdagangannya sehingga memudahkan para pelaku usaha
untuk melakukan kegiatan perdagangan.
V. Fungsi WTO
WTO memiliki sejumlah fungsi, antara lain :
1. Mengatur perjanjian perdagangan WTO
2. Sebagai forum negosiasi perdagangan
3. Menyelesaikan sengketa perdagangan
4. Memonitor kebijakan perdagangan suatu negara
5. Memberikan bantuan teknis dan pelatihan bagi negara-negara berkembang
6. Bekerjasama dengan organisasi internasional lainnya

VI. Tujuan WTO


Tujuan WTO antara lain :
1. Mendorong lebih terbukanya perdagangan dunia
2. Menciptakan rangkayan aturan dan orinsio guna mengatur perdagangan internasional
3. Menyusun kewajiban anggotanya untuk menjamin berjalannya sistem internasional non
diskriminatif
4. Menyediakan forum untuk membicarakan isu-isu perdagangan unternasional
5. Menyediakan mekanisme penyelesaian sengketa perdagangan internasional

VII. Manfaat WTO


Manfaat WTO antara lain :
1. Dalam perdagangan multilateral wto mendorong terciptanya perdamaian
2. Persengketaan antar negara diatasi secara konstruktif
3. Peraturan yang seragam akan memudahkan perdagangan antar Negara
4. Sistem perdagangan yang lebih baik mendorong terjadinya pengurangan tarif dan
hambatan perdagangan non tarif sehingga biaya hidup lebih murah
5. Memberikan banyak pilihan atau produk dengan kualitas berbeda untuk kosumen
6. Meningkatkan pendapatan
7. Mendorong pertumbuhan ekonomi
8. Mendorong perdagangan berjalan lebih efisien
9. Negara anggota WTO akan terlindung dari praktek – praktek persaingan antar Negara yang
tidak sehat.
10. Mendorong terciptanya pemerintahan yang bersih.

VIII. Peran Indonesia di WTO


Keterlibatan dan posisi Indonesia dalam proses perundingan DDA didasarkan pada
kepentingan nasional dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengentasan
kemiskinan. Dalam kaitan ini, untuk memperkuat posisi runding, Indonesia bergabung
dengan koalisi Negara berkembang seperti G-33, G-20, NAMA-11, yang kurang lebih
memiliki kepentingan yang sama. Indonesia terlibat aktif dalam kelompok-kelompok
tersebut dalam merumuskan posisi bersama yang mengedepankan pencapaian

IX. Manfaat WTO bagi Indonesia


Manfaat WTO bagi Indonesia antara lain :
1. Menghindari tindakan unilateral Negara kuat
2. Prosedur penyelesaian sengketa memungkinkan Indonesia memperkarakan praktek
yang tidak sesuai dengan vpersetujuan WTO, walaupun dilakukan oleh Negara
kuat Liberalisasi perdagangan yang dipromosikan
3. WTO membuka peluang produk eskpor Indonesia untuk mengases para asing
4. Menciptakan aturan main yang jelas dalam praktek dalam perdagangan internasional
5. Perlakuan khusus yang berbeda bagi Indonesia sebagai Negara berkembang yang
memungkinkan penyelesuaian dalam industry dalam negri

4. OPEC
OPEC yang merupakan salah satu jenis organisasi perdagangan dunia yang berfokus pada
ekspor minyak. Perlu anda ketahui bahwasannya OPEC berdiri atas inisiatif atau prakarsa dari lima
negara produsen minyak terbesar di dunia yakni Irak, Iran, Kuwait, Arab, dan Venezuela tepatnya
pada tanggal 14 September 1960 bertempat di Baghdad Irak. Saat itu kantor pusat dari OPEC
terletak di Wina Austria. OPEC memiliki beberapa tujuan antara lain :
 Menyatukan kebijakan terhadap keberadaan minyak serta perdagangan minyak, agar terjadi
kesinambungan dan sinergi antar pihak sehingga potensi minyak bisa dikembangkan dan menjadi
alat pertumbuhan ekonomi bagi negara-negara yang bersangkutan.
 Memenuhi segala bentuk kebutuhan minyak bumi. Dimana hal ini menjadi tanggung jawab penuh
yang hrus diemban oleh negara-negara yang terkait. Dimana mereka harus berupaya untuk selalu
memnuhi kebutuhan akan minyak.
 Menjaga stabilitas harga minyak dunia. Harga menjadi salah satu aspek penting dimana akan
memberikan sumbangsih bagi kesejahteraan rakyat. Ketika harga minyak tinggi maka banyak
manusia yang akan berkeluh kesah, begitu juga ketika harga minyak murah para produksi juga
akan merugi. Untuk itulah keberadaan OPEC ini diharapkan mampu menstabilkan harga dan
menjaga harga minyak agar semua pihak diuntungkan.
 Menerapkan berbagai kebijakan yang bertujuan untuk melindungi negara-negara anggota.
Sebagai sebuah organisasi tentunya harus melindungi dan menjamin kenyamanan bagi para
anggotanya. Suatu organsisai pasti akan membantu anggotanya ketika mendapatkan sebuah
masalah.

Pada dasarnya tugas OPEC adalah menjaga dan mempertahankan penawaran serta
permintaan minyak di pasaran. Dengan menerapkan berbagai kebijakan yang ada seperti
menentukan batas maksimal permintaan minyak dan lain sebagainya. Misalkan ketika terjadi
kenaikan harga atau ada salah satu negara anggota yang kurang maksimal dalam memperoduksi,
maka anggota lain diharapkan secara sukarela untuk meningkatkan produksi minyaknya. Dengan
begitu keberadaan dan harga minyak akan tetap stabil.

 MANFAAT OPEC BAGI INDONESIA :


1. Sebagai negara importir, pasokan minyak untuk Indonesia akan lebih terjamin. Jaminan ini
perlu mengingat Indonesia harus bersaing dengan Cina, Jepang, Taiwan, dan Korea dalam
mendapatkan minyak. “Kita bisa mengamankan lebih banyak lagi sumber-sumber impor
kita,” kata dia di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis, 19 November 2015.
2. Pemerintah harus bisa menarik anggota OPEC seperti Kuwait dan Qatar yang memiliki
dolar banyak untuk menanamkan modal di Indonesia. Dengan begitu, investasi yang masuk
akan lebih banyak lagi.
3. Dari segi diplomasi politik luar negeri, peluang Indonesia untuk mendapat sokongan
semakin besar bila tertimpa masalah. Solidaritas antaranggota OPEC memang sangat
besar.

5. OECD

OECD merupakan singkatan dari Organization for Economic Cooperation dab


Development. Sesuai dengan namanya OECD merupakan salah satu organisasi yang bergerak dan
menaungi segala bentuk upaya atau kegiatan yang bertujuan untuk kerjasama dan pegembangan
perekonomian. OECD berdiri pada tahun 1948 dan dipimpin oleh seorang tokoh yang bernama
Robert Marjolin. Dimana organisasi ini bertugas untuk menjalankan Marshal Plan pada saat
rekontruksi Eropa setelah Perang Dunia II, namun seiring berjalannya waktu tepatnya pada tahun
1961 anggota OECD bertambah dan sudah merambah negara-negara non Eropa. Jumlah anggota
OECD kurang lebih terdiri dari 30 negara yang menerima prinsip-prinsip demokrasi dan ekonomi
pasar bebas. MANFAAT OECD BAGI INDONESIA, Mendapatkan kerjasama dan
pembangunan ekonomi

6. NAFTA

NAFTA merupakan sebuah kesepakatan atau perjanjian perdagangan bebas. Yang


menaungi negara-negara di bagian Amerika Utara. NAFTA bisa disebut sebagai sebuah organisasi
yang terdiri dari negara-negara bagian Amerika Utara seperti Amerika Serikat, Kanada, Meksiko.
Dalam sebuah piagam yang disetujui dan diresmikan oleh seluruh anggota NAFTA berisi tentang
beberapa tugas yang harus dilaksanakan, antara lain hubungan perniagaan, komunikasi, kegiatan
kebudayaan, kewarganegaraan, paspor dan visa, kegiatan sosial dan kegiatan yang berhubungan
dengan kesehatan. Perlu anda ketahui bahwasannya markas NAFTA berada di Washington DC,
Ottawa dan Mexico City
Peran Indonesia bagi Organisasi dibidang Ekspor Hasil Tambang Non Migas
Kegiatan ekspor non migas Indonesia pada tahun 2010
Kementerian Perdagangan memperkirakan nilai ekspor non migas akan mencatat rekor tertinggi.
Nilai ekspor itu diperkirakan mencapai US$120 miliar tahun ini.

Sementara itu, volume perdagangan tahun ini diprediksi tumbuh sebesar 12,5 persen. “Tinggi
karena tahun lalu perdagangan turun akibat krisis global,” kata Wakil Menteri Perdagangan,
Mahendra Siregar, di Jakarta, Selasa 19 Oktober 2010.

Meski demikian, dia memperkirakan pertumbuhan perdagangan pada 2011 akan lebih rendah.
“Karena tahun ini tinggi sekali. Tahun depan kami mengharapkan pertumbuhan hanya 7,5 persen,”
ujar Mahendra. Sementara itu, pertumbuhan impor dunia pada 2011 sebesar 6,3 persen.

Mahendra menjelaskan, ekspor Indonesia saat ini bergeser ke China, India, dan Afrika dari
sebelumnya Amerika Serikat. China misalnya, ekspor Indonesia ke negara Tirai Bambu itu saat
ini sebesar 50 persen.

China menyalip Amerika Serikat sebagai negara tujuan ekspor produk-produk nonmigas
Indonesia. Pada Agustus, nilai ekspor ke China mencapai US$1,24 miliar atau lebih tinggi
dibanding ke AS sebesar US$1,14 miliar.

Namun, hingga kini, negara tujuan utama ekspor Indonesia masih didominasi Jepang dengan nilai
transaksi US$1,38 miliar. Sementara itu, total ekspor nonmigas Indonesia sepanjang Agustus 2010
sebesar US$10,6 miliar.

Tingginya ekspor ke China terutama disebabkan meningkatnya permintaan komoditas batu bara.
Meski secara nilai menurun, volume ekspor komoditas batu bara ke Negeri Tirai Bambu itu
semakin besar.
Kendati menggeser AS sebagai negara kedua tujuan ekspor nonmigas, sepanjang Januari-Agustus
2010, nilai ekspor ke China masih kalah dibandingkan AS. Selama periode itu, nilai ekspor ke
China tercatat US$8,21 miliar, sedangkan ke AS lebih tinggi yaitu US$8,66 miliar.

Pada periode yang sama, Jepang masih menjadi tujuan ekspor terbesar dengan nilai US$10,4 miliar
atau 12,73 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Agustus 2010 sebesar US$13,71
miliar. Angka ini merupakan rekor sepanjang sejarah bagi perdagangan Indonesia.

Sebelumnya, rekor ekspor tertinggi terjadi pada Desember 2009. Saat itu, nilai ekspor mencapai
US$13,35 miliar. Nilai ekspor Indonesia pada Agustus naik 9,76 persen dibandingkan Juli 2010.
Sedangkan bila dibandingkan Agustus 2009, kenaikan ekspor mencapai 29,99 persen.

Dari total ekspor itu, sektor nonmigas memberikan sumbangan sebesar US$11,77 miliar atau naik
32,35 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Peran Indonesia dalam Kerja Sama Antarnegara Bidang Ekonomi

Sesuai dengan prinsip politik luar negeri yang bebas aktif, negara kita selalu berusaha untuk
berperan aktif dalam berbagai kerja sama ekonomi antarnegara, baik kerja sama tingkat regional
maupun internasional. Peran Indonesia dalam Kerja Sama Antarnegara Bidang Ekonomi yaitu
sebagai berikut.
1). Indonesia sebagai Pelopor dan Pendiri Organisasi Kerja Sama Ekonomi Antarnegara

Berikut ini contoh peranan Indonesia sebagai pelopor dan sekaligus pendiri organisasi kerja sama
ekonomi antarnegara.

a) Indonesia bersama Malaysia, Brunei Darusalam, Singapura, Thailand, dan Filipina


menandatangani Deklarasi Singapura sebagai tonggak berdirinya kawasan perdagangan
bebas di Asia Tenggara yang disingkat AFTA.
b) Indonesia bersama Amerika Serikat, Australia, Jepang, Malaysia, Selandia Baru, Brunei
Darusalam, Singapura, Thailand, Filipina, Korea Selatan, dan Kanada, ikut serta
memprakarsai terbentuknya APEC pada tahun 1993.
c) Indonesia juga memprakarsai hubungan perdagangan bilateral dengan beberapa negara,
seperti dengan Jepang, RRC, Rusia, dan Kanada.

2). Indonesia sebagai Anggota Aktif Berbagai Organisasi Kerja Sama Ekonomi Antarnegara

Indonesia juga sebagai anggota aktif dalam organisasi kerja sama ekonomi antarnegara, seperti
APEC dan AFTA. Berikut adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan indonesia sebagai anggota
aktif dalam organisasi kerjasama ekonomi antarnegara.

a) Aktif menghadiri setiap pertemuan dalam konferensi APEC dan AFTA.


b) Mengikut sertakan menteri atau pejabat setingkat menteri dalam berbagai konferensi kerja
sama ekonomi, baik tingkat regional maupun internasional.
c) Menyelenggarakan pertemuan tingkat menteri di bidang ekonomi dan perdagangan di
Indonesia.

3). Indonesia sebagai Pelaku dalam Kerja Sama Ekonomi Antarnegara

Indonesia sebagai pelaku dalam kerja sama ekonomi antarnegara dapat dibuktikan dengan adanya
kegiatan ekspor-impor yang dilakukan oleh Indonesia. Contoh kegiatan ekspor dan impor
indonesia adalah:
1. Produk Ekspor Indonesia

 Di Bidang Pertanian; Kopi, Kelapa Sawit, Cengkeh, Karet, Lada, Kina, Tembakau,
Cokelat, Teh
 Di Bidang Kehutanan ;Barang setengah jadi/ Barang jadi dari : Kayu, Rotan
 Di Bidang Perikanan; Tuna, Cakalang, Udang, Bandeng
 Di Bidang Pertambangan; Timah, Alumunium, Batu Bara, Tembaga, Emas.
 Di Bidang Industri; Semen, Pupuk, Tekstil, Pakaian Jadi.
 Di Bidang Jasa; Indonesia mengirim TKI/ TKW ke malaysia dan negara-negara di
timur tengah.

2. Produk Impor Indonesia

Indonesia mengimpor barang-barang konsumsi bahan baku dan bahan penolong serta bahan
modal.

 Barang Konsumsi; Makanan, Minuman, Susu, Mentega, Daging, Beras


 Bahan Penolong; Kertas
 Bahan-bahan Kimia; Obat-obatan, Kendaraan Bermotor
 Barang Modal; Alat Berat, Pesawat Terbang, Mesin Suku Cadang, Komputer
 Hasil Pertanian; Beras, Terigu, Kacang Kedelai, Buah-buahan
 Hasil Peternakan; Daging, Susu
 Hasil Pertambangan; Minyak Bumi, Gas Alam
 Hasil Industri; Barang-barang Elektronik, Bahan Kimia, Kendaraan
 Di Bidang Jasa; Indonesia biasa mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri.

You might also like