Professional Documents
Culture Documents
Eksim Reborn
Eksim Reborn
Indonesia terkenal dengan kekayaan sumber daya alamnya, namun sebagian besar produksi
mineral tambangnya diekspor mentah-mentah.
Ada 5 komoditas mineral tambang yang harus segera diselamatkan Indonesia. Komoditas itu
dinilai mampu mencukupi dan menghidupi negara ini secara mandiri.
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM R. Sukhyar mengatakan setidaknya ada 5 komoditas
yang harus diselamatkan Indonesia, sehingga mampu mengolah sendiri komoditi tersebut sehingga
mendapatkan benefit dan value addict.
"Saya katakan ada lima komoditas yang harus diselamatkan Indonesia, yakni nickel ore (bijih
nikel), bauksit, tembaga, iron ore (bijih besi), dan batubara," ujar Sukhyar ditemui di 13th ASEAN
Senior Official Meeting on Minerals, Nusa Dua, Bali, Rabu (27/11/2013).
Sukhyar mengungkapkan lima komoditas tambang ini sangat banyak ditemukan di Indonesia, dan
dapat menghidupkan industri hilir dan bahkan dapat mencukupi kebutuhan energi listirk untuk
menerangi 100% masyarakat Indonesia.
"5 komoditas itu banyak di Indonesia, artinya kalau kita menghidupkan industri hilir kita cukup
dari sana, cukup strong kita, makanya itu harus ada hilirisasi. Hilirisasinya harus benar, artinya
kita nggak bergantung dari mana-mana karena ada di sini (industri hilirnya), tapi saat ini kita malah
menghidupi industri orang lain," katanya.
"Sekarang energi yang sudah siap dari 5 komoditas tersebut adalah batubara. Kalau kita
membutuhkan 5.000 megawatt (MW) per tahun untuk mencapai elektrifikasi 100% dan ditambah
9% permintaan listrik per tahun itu sangat cukup hanya mengandalkan batubara, ya bukan berarti
energi baru terbarukan tidak ada, tapi lebih cepat dari batubara," tutupnya.
1. Batubara
"Kita punya 26 miliar ton batubara, itu proven atau possible resources, sebagian besar ada
berada di underground, tapi underground ini belum banyak terekspose karena sebagian besar saat
ini sebagian besar tambang batubara dilakukan melalui open pit (tambang terbuka), sedangkan
sekitar 2 miliar ton berada di hutan lindung," kata Sukhyar.
"Pelarangan ekspor mineral mentah bertujuan untuk mendapatkan value addict (nilai
tambah), produksi mineral mentah akan memberikan banyak manfaat jika kita mengolahnya
sendiri, tidak mentah-mentah diekspor dan diolah negara lain dan kita sendiri yang impor barang
yang sebenarnya dasarnya dari Indonesia," ujar R. Sukhyar.
"Untuk value addict sudah menjadi isu global, sepuluh tahun terakhir 20 negara telah
memperbaiki undang-undang mereka, semua negara memperbaiki kebijakannya, salah satunya
meningkatkan peran state owned company-nya, meningkatkan manfaat tax, ingat Obama (Barack,
Presiden Amerika Serikat) saja menerapkan tambahan royalti kok untuk material building non
logam, tujuannya bagaimana cara meningkatkan benefit," jelasnya.
Sukhyar menegaskan jangan sampai Indonesia terkena kutukan sebagai negara yang kaya
akan hasil sumber daya alam baik minyak, mineral tambang dan lainnya namun tetap miskin.
"Negara yang tidak punya sumber daya alam justru maju, mereka berhasil memanfaatkan
bahan dasar dari negara pemilik SDA, mereka olah, kemudian dijual kembali dengan harga yang
tentu jauh lebih mahal," ungkapnya.
"Kalau kita tidak punya dana untuk mengolah sendiri mineral mentah, kita undang saja
investor negara maju, untuk olah mineral mentah kita tapi tentunya di Indonesia, sehingga ada
investasi di Indonesia, ada penyerapan tenaga kerja dan ada transfer ilmu dan teknologi," katanya.
2. Tembaga
Indonesia berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM tahun 2012 memiliki
tembaga terukur berupa besi sebanyak 6,031 miliar ton dan 32 juta ton berupa logam. Indonesia
saat ini berupaya untuk menerapkan pelarangan ekspor raw materials (mineral mentah), tujuannya
agar industri hilir di Indonesia berkembang, diharapkan dengan berkembangnya industri hilir,
Indonesia bisa mengolah sendiri mineral tambang mentahnya.
"Ini gejala global, semua negara melakukan itu, tidak hanya Myanmar dan Laos saja, tapi
negara-negara di Afrika juga, kan poinnya negara-negara yang kaya resources pasti terbelakang,
lalu muncul lah sebutan resources curse (kutukan sumber daya alam), jadi bagaimana semuannya
fair business," ucapnya.
Sukhyar mencontohkan saat ini Indonesia mengekspor nickel ore ke China, sementara oleh
China diolah menjadi stainless steel.
"Sementara stainless steel-nya kita beli dari China, kenapa bukannya diolah di sini
(Indonesia) saja. Ini yang kita harapkan ada kerjasama antara negara-negara ASEAN, mbok China
jangan hanya serap nickel ore, mbok dia (China) investasi di Indonesia," tegasnya.
Indonesia saat ini berencana melarang ekspor mineral mentahnya pada 12 Januari 2014
sesuai amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara.
Namun rencana pelarangan ekspor ini mendapat tentangan berbagai pihak terutama dari
perusahaan mineral tambang yang beroperasi di Indonesia dengan alasan akan mengakibatkan
penerimaan negara turun, banyaknya pemutusan tenaga kerja, mengakibatkan dua daerah akan
bangkrut dan dampak lainnya lagi.
3. Bauksit
Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM pada 2012 Indonesia memiliki
cadangan bauksit terukur berupa biji sebanyak 340 juta ton dan berupa logam sebanyak 161 juta
ton.
4. Nikel
Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM pada 2012 Indonesia mempunya
sumber daya berupa nikel mencapai 1,091 miliar ton dalam bentuk bijih dan 15 juta ton berupa
logam.
5. Bijih Besi
Salah satu komoditas yang wajib diselamatkan Indonesia adalah pasir besi. Pada 2012
berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM, memiliki pasir besi terukur sebanyak 46
juta ton dalam bentuk bijih dan 9 juta ton dalam bentuk logam.Diperkirakan Indonesia mempunyai
potensi pasir besi sebanyak 182 juta ton berupa bijih dan 63 juta ton berupa logam.
"Sekarang energi yang sudah siap dari 5 komoditas tersebut adalah batubara. Kalau kita
membutuhkan 5.000 megawatt (MW) per tahun untuk mencapai elektrifikasi 100% dan ditambah
9% permintaan listrik per tahun itu sangat cukup hanya mengandalkan batubara, ya bukan berarti
energi baru terbarukan tidak ada, tapi lebih cepat dari batubara," tutupnya.
Organisasi Perdagangan Internasional
1. General Agreement on Trade and Tariff (GATT) dan Word Trade Organization (WTO)
Organisasi ini didirikan pada tahun 1960 oleh negara-negara pengekspor minyak untuk
mengatur pemasaran minyak bumi dengan cara menetapkan harga yang seragam. Anggota OPEC
antara lain Iirak, Iran, Uni Emirat Arab, Qatar, Libia, Nigeria, Venezuela, dan Indonesia. Saat ini
pengendalian harga ditempuh dengan cara menetapkan jatah produksi atau quota produksi.
3. Colombo Plan
Organisasi ini didirikan pada tanggal 1 Juli 1951 pada konferensi Colombo oleh negara-
negara yang tergabung dalam persemakmuran Inggris.
Anggotanya antara lain Kamboja, Srilanka, Pakistan, India, Selandia Baru, Australia,
Inggris, Kanada, Malaysia, Laos, Thailand, Filipina, Vietnam, dan Indonesia.
4. Consultative Group on Indonesia (CGI)
CGI berdiri pada tahun 1992 sebagai pengganti IGGI yang sudah dibubarkan. CGI
beranggotakan lembaga-lembaga keuangan internasional dan negara-negara donor bagi Indonesia.
CGI dibentuk oleh Bank Dunia dan merupakan lembaga kerja sama yang membantu Indonesia
dalam melaksanakan pembangunan dan melakukan stabilitas dengan cara memberikan bantuan
pangan dan nonpangan, serta kredit dengan syarat lunak.
Negara anggota antara lain: Jerman, Inggris, Korea Selatan, AS, Jepang, Swiss, Italia, Perancis,
Belgia, Denmark, Austria, Kanada, Spanyol, Norwegia, Australia, Finlandia, dan Selandia Baru.
OECD (Organisasi untuk kerja sama dan pembangunan ekonomi) didirikan pada tanggal 4
Desember 1960 di Paris. Semula, tujuannya adalah untuk membantu memajukan produksi serta
meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan nasional negara-negara anggotanya (Eropa, AS,
dan Jepang).
Setiap enam bulan laporan dan peninjauan perkembangan ekonomi dunia dan negara-
negara anggotanya. Saat ini, anggota OECD meliputi negara-negara anggota MEE, AS, Jepang,
Yunani, Portugal, Spanyol, Austria, Australia, Islandia, Norwegia, Swiss, Turki, Finlandia,
Swedia, Kanada, Belgia, Belanda, Irlandia, Italia, Inggris, dan Luxemburg.
Di dalam organisasi itu terdapat sebuah panitia yang disebut DAC (Development
Assistance Committee) atau Panitia Bantuan Pembangunan.
Tugasnya ialah merumuskan pedoman pemberian bantuan luar negeri kepada negara-
negara berkembang. Tidak semua anggota OECD menjadi anggota Panitia. Anggota MEE ikut
bergabung dalam keanggotaan OECD.
6. AFTA (ASEAN Free Trade Area)
AFTA adalah salah satu jenis organisasi perdagangan internasional, namun tidak seluas
WTO cakupannya. Jika WTO mencakup seluruh dunia, namun dalam AFTA anggotanya
dikhususkan bagi negara-negara yang ada di kawasan Asia Tenggara, yakni Indonesia, Vietnam,
Myanmar, Singapura, Malaysia, Thailand, Kambodja, Brunei Darussalam, Laos dan Thailand.
Organisasi ini dibentuk pada KTT ke IV di Singapura tahun 1992. AFTA memiliki dua tujuan
utama yakni :
Untuk meningkatkan daya saing ekonomi terutama dalam bidang perdagangan dalam
upaya untuk menjadikan ASEAN sebagai basis produksi pasar dunia.
Untuk meningktkan perdagangan antar negara ASEAN dan dunia serta menarik para
investor asing untuk menanmkan modalnya di kawasan ASEAN.
7. APEC
APEC merupakan salah satu organisasi yang berfokus pada kerjasama ekonomi di Asia
Pasifik yang didirikan pada tahun 1989. Berbeda dengan organisasi perdagangan lain seperti WTO
dan AFTA yang mengharuskan adanya sebuah perjanjian atau kesepakatan, namun dalam APEC
yang ditekankan adalah komitmen dan sukarela dari para anggotanya. Keberadaan APEC
bertujuan untuk menguatkan atau mengukuhkan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi serta
mempererat komunikasi dan interaksi negara-negara di Asia Pasifik. Selain itu APEC bisa juga
disebut sebagai forum utama guna memfasilitasi kegiatan atau aktivitas perekonomian yang
dilakukan dalam upaya pertumbuhan ekonomi, kerjasama, perdagangan dan investasi di kawasan
Asia Pasifik. Pada dasarnya APEC merupakan salah satu organisasi perdagangan di kawasan Asia
Pasifik guna untuk menjamin kemajuan dan perkembangan ekonomi guna meningkatkan daya
saing ekonomi dengan negara di kawasan lain.
8. NAFTA
NAFTA merupakan sebuah kesepakatan atau perjanjian perdagangan bebas. Yang
menaungi negara-negara di bagian Amerika Utara. NAFTA bisa disebut sebagai sebuah organisasi
yang terdiri dari negara-negara bagian Amerika Utara seperti Amerika Serikat, Kanada, Meksiko.
Dalam sebuah piagam yang disetujui dan diresmikan oleh seluruh anggota NAFTA berisi tentang
beberapa tugas yang harus dilaksanakan, antara lain hubungan perniagaan, komunikasi, kegiatan
kebudayaan, kewarganegaraan, paspor dan visa, kegiatan sosial dan kegiatan yang berhubungan
dengan kesehatan. Perlu anda ketahui bahwasannya markas NAFTA berada di Washington DC,
Ottawa dan Mexico City
Merupakan organisasi yang terdiri dari para produsen dan konsumen timah. Produsen
timah di ataranya adalah Malaysia, Indonesia, Australia, Bolivia, Zaire, dan Nigeria.
Sedangkan negara-negara konsumen terdiri dari 22 negara termasuk Amerika Serikat,
Jepang, Jerman, dan lain-lain. Organisasi ini mencoba untuk menstabilkan harga,
penawaran dan permintaan timah dunia.
Indonesia adalah salah satu negara anggota penghasil timah, karena memproduksi timah
yang cukup banyak yang terdapat di pulau Bangka, Belitung, Singkep, dan Bangkinang.
Anggota ITC yang paling banyak menghasilkan timah adalah Malaysia.
4. OPEC
OPEC yang merupakan salah satu jenis organisasi perdagangan dunia yang berfokus pada
ekspor minyak. Perlu anda ketahui bahwasannya OPEC berdiri atas inisiatif atau prakarsa dari lima
negara produsen minyak terbesar di dunia yakni Irak, Iran, Kuwait, Arab, dan Venezuela tepatnya
pada tanggal 14 September 1960 bertempat di Baghdad Irak. Saat itu kantor pusat dari OPEC
terletak di Wina Austria. OPEC memiliki beberapa tujuan antara lain :
Menyatukan kebijakan terhadap keberadaan minyak serta perdagangan minyak, agar terjadi
kesinambungan dan sinergi antar pihak sehingga potensi minyak bisa dikembangkan dan menjadi
alat pertumbuhan ekonomi bagi negara-negara yang bersangkutan.
Memenuhi segala bentuk kebutuhan minyak bumi. Dimana hal ini menjadi tanggung jawab penuh
yang hrus diemban oleh negara-negara yang terkait. Dimana mereka harus berupaya untuk selalu
memnuhi kebutuhan akan minyak.
Menjaga stabilitas harga minyak dunia. Harga menjadi salah satu aspek penting dimana akan
memberikan sumbangsih bagi kesejahteraan rakyat. Ketika harga minyak tinggi maka banyak
manusia yang akan berkeluh kesah, begitu juga ketika harga minyak murah para produksi juga
akan merugi. Untuk itulah keberadaan OPEC ini diharapkan mampu menstabilkan harga dan
menjaga harga minyak agar semua pihak diuntungkan.
Menerapkan berbagai kebijakan yang bertujuan untuk melindungi negara-negara anggota.
Sebagai sebuah organisasi tentunya harus melindungi dan menjamin kenyamanan bagi para
anggotanya. Suatu organsisai pasti akan membantu anggotanya ketika mendapatkan sebuah
masalah.
Pada dasarnya tugas OPEC adalah menjaga dan mempertahankan penawaran serta
permintaan minyak di pasaran. Dengan menerapkan berbagai kebijakan yang ada seperti
menentukan batas maksimal permintaan minyak dan lain sebagainya. Misalkan ketika terjadi
kenaikan harga atau ada salah satu negara anggota yang kurang maksimal dalam memperoduksi,
maka anggota lain diharapkan secara sukarela untuk meningkatkan produksi minyaknya. Dengan
begitu keberadaan dan harga minyak akan tetap stabil.
5. OECD
6. NAFTA
Sementara itu, volume perdagangan tahun ini diprediksi tumbuh sebesar 12,5 persen. “Tinggi
karena tahun lalu perdagangan turun akibat krisis global,” kata Wakil Menteri Perdagangan,
Mahendra Siregar, di Jakarta, Selasa 19 Oktober 2010.
Meski demikian, dia memperkirakan pertumbuhan perdagangan pada 2011 akan lebih rendah.
“Karena tahun ini tinggi sekali. Tahun depan kami mengharapkan pertumbuhan hanya 7,5 persen,”
ujar Mahendra. Sementara itu, pertumbuhan impor dunia pada 2011 sebesar 6,3 persen.
Mahendra menjelaskan, ekspor Indonesia saat ini bergeser ke China, India, dan Afrika dari
sebelumnya Amerika Serikat. China misalnya, ekspor Indonesia ke negara Tirai Bambu itu saat
ini sebesar 50 persen.
China menyalip Amerika Serikat sebagai negara tujuan ekspor produk-produk nonmigas
Indonesia. Pada Agustus, nilai ekspor ke China mencapai US$1,24 miliar atau lebih tinggi
dibanding ke AS sebesar US$1,14 miliar.
Namun, hingga kini, negara tujuan utama ekspor Indonesia masih didominasi Jepang dengan nilai
transaksi US$1,38 miliar. Sementara itu, total ekspor nonmigas Indonesia sepanjang Agustus 2010
sebesar US$10,6 miliar.
Tingginya ekspor ke China terutama disebabkan meningkatnya permintaan komoditas batu bara.
Meski secara nilai menurun, volume ekspor komoditas batu bara ke Negeri Tirai Bambu itu
semakin besar.
Kendati menggeser AS sebagai negara kedua tujuan ekspor nonmigas, sepanjang Januari-Agustus
2010, nilai ekspor ke China masih kalah dibandingkan AS. Selama periode itu, nilai ekspor ke
China tercatat US$8,21 miliar, sedangkan ke AS lebih tinggi yaitu US$8,66 miliar.
Pada periode yang sama, Jepang masih menjadi tujuan ekspor terbesar dengan nilai US$10,4 miliar
atau 12,73 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Agustus 2010 sebesar US$13,71
miliar. Angka ini merupakan rekor sepanjang sejarah bagi perdagangan Indonesia.
Sebelumnya, rekor ekspor tertinggi terjadi pada Desember 2009. Saat itu, nilai ekspor mencapai
US$13,35 miliar. Nilai ekspor Indonesia pada Agustus naik 9,76 persen dibandingkan Juli 2010.
Sedangkan bila dibandingkan Agustus 2009, kenaikan ekspor mencapai 29,99 persen.
Dari total ekspor itu, sektor nonmigas memberikan sumbangan sebesar US$11,77 miliar atau naik
32,35 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Sesuai dengan prinsip politik luar negeri yang bebas aktif, negara kita selalu berusaha untuk
berperan aktif dalam berbagai kerja sama ekonomi antarnegara, baik kerja sama tingkat regional
maupun internasional. Peran Indonesia dalam Kerja Sama Antarnegara Bidang Ekonomi yaitu
sebagai berikut.
1). Indonesia sebagai Pelopor dan Pendiri Organisasi Kerja Sama Ekonomi Antarnegara
Berikut ini contoh peranan Indonesia sebagai pelopor dan sekaligus pendiri organisasi kerja sama
ekonomi antarnegara.
2). Indonesia sebagai Anggota Aktif Berbagai Organisasi Kerja Sama Ekonomi Antarnegara
Indonesia juga sebagai anggota aktif dalam organisasi kerja sama ekonomi antarnegara, seperti
APEC dan AFTA. Berikut adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan indonesia sebagai anggota
aktif dalam organisasi kerjasama ekonomi antarnegara.
Indonesia sebagai pelaku dalam kerja sama ekonomi antarnegara dapat dibuktikan dengan adanya
kegiatan ekspor-impor yang dilakukan oleh Indonesia. Contoh kegiatan ekspor dan impor
indonesia adalah:
1. Produk Ekspor Indonesia
Di Bidang Pertanian; Kopi, Kelapa Sawit, Cengkeh, Karet, Lada, Kina, Tembakau,
Cokelat, Teh
Di Bidang Kehutanan ;Barang setengah jadi/ Barang jadi dari : Kayu, Rotan
Di Bidang Perikanan; Tuna, Cakalang, Udang, Bandeng
Di Bidang Pertambangan; Timah, Alumunium, Batu Bara, Tembaga, Emas.
Di Bidang Industri; Semen, Pupuk, Tekstil, Pakaian Jadi.
Di Bidang Jasa; Indonesia mengirim TKI/ TKW ke malaysia dan negara-negara di
timur tengah.
Indonesia mengimpor barang-barang konsumsi bahan baku dan bahan penolong serta bahan
modal.