Professional Documents
Culture Documents
Pembuatan Biogas Dari Rumput Laut Jenis Caulerpa Racemosa Dan Sargassum Duplicatum Sebagai Bahan Energi Alternatif
Pembuatan Biogas Dari Rumput Laut Jenis Caulerpa Racemosa Dan Sargassum Duplicatum Sebagai Bahan Energi Alternatif
http://masparijournal.blogspot.com
ABSTRACT
Seaweed has economic value that is very important for humans. Several years ago, only
seaweed used as human food ingredients. Given the many types of seaweed are still not
popular yet widely used and Along with the progress of science and technology, utilization of
seaweed has expanded in various fields, including one uses seaweed as an ingredient of biogas
alternative energy. The purpose of this study was to determine the potential of seaweed species
Sargassum duplicatum and Caulerpa racemosa for the manufacture of biogas as a new
alternative energy sources and to know the pressure of gas contained in a type of seaweed
Sargassum duplicatum and Caulerpa racemosa as a new alternative energy sources. This
research was conducted in June-September 2010. Samples were taken in waters around
Lampung Marine Aquaculture Development Center. Making biogas process is conducted at the
Laboratory of Marine Science. Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sriwijaya
University. The method used is a laboratory experimental methods. Making biogas is done by
collecting seaweed and beach sediments as seedman making, preparation of the digester and
the making of starter and stuffing, were examined by using biogas pressure manometer U for
three months, analyze the data descriptively biogas pressure. Based on the results of research
in getting the peak pressure for this type of seaweed Sargassum duplicatum is 15.47 psi, 16.05
psi and 16.43 while to get the type of Caulerpa racemosa in the peak pressure of 15.42 psi,
15.88 psi and 16, 43 psi.
ABSTRAK
Rumput laut memiliki nilai ekonomis yang sangat penting bagi manusia. Beberapa tahun
yang lalu, rumput laut hanya dimanfaatkan sebagai bahan makanan manusia. Mengingat
masih banyaknya jenis rumput laut tidak popular yang belum banyak dimanfaatkan dan
sering dengan kemajuan sains dan teknologi, pemanfaatan rumput laut telah meluas di
berbagai bidang, termasuk salah satunya pemanfaatan rumput laut sebagai bahan energi
alternatif yaitu biogas. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui potensi rumput laut jenis
Sargassum duplicatum dan Caulerpa racemosa untuk pembuatan biogas sebagai sumber
energi alternatif baru serta mengetahui tekanan gas yang terdapat dalam rumput laut jenis
Sargassum duplicatum dan Caulerpa racemosa sebagai sumber energi alternatif baru.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni – September 2010. Pengambilan sampel
dilakukan di sekitar perairan Balai Pengembangan Budidaya Laut Lampung. Proses
Pembuatan biogas itu sendiri dilakukan di Laboratorium Dasar Ilmu Kelautan. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya. Metode yang digunakan
adalah metode eksperimental laboratoris. Pembuatan biogas ini dilakukan dengan cara
pengumpulan rumput laut dan pengambilan sedimen pantai sebagai penyemai, penyiapan
digester serta pembuatan starter dan isian. Dilakukan pengamatan tekanan biogas dengan
menggunakan manometer U selama tiga bulan. Analisa data tekanan biogas dilakukan secara
deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan tekanan puncak untuk jenis rumput laut
Sargassum duplicatum adalah 15,47 psi, 16,05 psi dan 16,43 sedangkan untuk jenis Caulerpa
racemosa di dapatkan tekanan puncak 15,42 psi, 15,88 psi dan 16,43 psi.
Kata kunci : Rumput laut, Biogas, Sargassum Duplicatum, Caulerpa racemosa, Tekanan
Biogas
I. PENDAHULUAN
Beberapa tahun terakhir ini bumi merupakan bahan bakar fosil yang
energi merupakan persoalan yang tidak dapat diperbaharui, sehingga
penting sekali di dunia. Peningkatan eksploitasinya yang berlebihan
permintaan energi yang disebabkan menyebabkan cadangan minyak bumi
oleh pertumbuhan populasi penduduk semakin menipis. Penggunaan bahan
dan menipisnya sumber cadangan bakar minyak sebagai satu-satunya
minyak dunia serta permasalahan emisi sumber energi juga memberikan
dari bahan bakar fosil memberikan dampak yang sangat luas di berbagai
tekanan kepada setiap negara untuk sektor kehidupan. Harga dan suplai
segera memproduksi dan menggunakan minyak bumi yang berfluktuasi serta
energi terbarukan. Selain itu dampak negatif hasil pembakaran
peningkatan harga minyak dunia minyak bumi terhadap lingkungan dan
hingga mencapai 100 U$ per barel kesehatan, seperti adanya efek rumah
(Kompas, 2006) juga menjadi alasan kaca dan adanya senyawa beracun,
yang serius yang menimpa banyak membuat kita sadar akan pentingnya
negara di dunia termasuk Indonesia. alternatif bahan bakar pengganti
Pembakaran bahan bakar fosil minyak bumi. Pemakaian suatu bahan
menjadi kontributor utama terhadap bakar terbarukan yang lebih aman bagi
pemanasan global. Bahan bakar fosil lingkungan adalah suatu hal yang
telah digunakan selama beberapa mutlak dilakukan (LIPI, 2008 dalam
dekade dan merupakan sumber utama Susanto dan Abdillah, 2008).
untuk memperoleh energi. Sebagai Salah satu dari sekian banyak
informasi, konsumsi energi dunia pada jenis bioenergi adalah biogas. Biogas
tahun 2001: 31 % minyak, 25 % batu dapat dihasilkan dari berbagai macam
bara, dan 24 % gas alam (Jean, 2004 bahan organik seperti kotoran ternak,
dalam Hernandez and Kafarov, 2007 kotoran manusia, limbah kertas dan
dalam Maulana et al, 2009). Untuk tanaman air, seperti enceng gondok,
mengatasi isu tersebut, sejumlah alga berfilamen dan rumput laut.
kebijakan internasional telah dilakukan Kandungan utama dalam biogas adalah
seperti Protokol Kyoto pada Konvensi metana dan karbon dioksida. Gas
Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa- metana nantinya dapat digunakan
bangsa (PBB). Protokol Kyoto yang sebagai bahan bakar.
disetujui pada Desember 1997
menekankan pentingnya penggunakan
energi terbarukan (Aizawa et al, 2007
dalam Maulana et al, 2009).
Ketergantungan kita pada
bahan bakar minyak untuk produksi
energi adalah problematis. Minyak
32 A. Saputra et al. / Maspari Journal 03 (2011) 30-35
II. METODOLOGI
Pengamatan
Setelah sempel dimasukan didalam
1 5.53
1 5.53
1 5.53
1 5.53
1 5.53
1 5.53
1 5.53
15.6
1 5 .4 7
1 5 .4 7
1 5 .4 7
1 5 .4 7
1 5 .42
digester dilakukan pengamatan 15.4
1 5.24
1 5.24
1 5.24
tekanan biogas yang dihasilkan dengan
1 5 .1 8
1 5 .1 3
T e k a n a n B io g a s ( p s i)
15.2
menggunakan alat ukur manometer.
1 5 .04
1 4 .95
1 4 .95
1 4 .8 9
Pengamatan tekanan biogas dilakukan 15
1 4 .8 4
1 4 .8 4
1 4.78
1 4.78
kurang lebih selama tiga bulan.
1 4.6 9
1 4.6 9
1 4.6 9
1 4.6 9
1 4.6 9
14.8
14.6
p1 − p 2
h= s
1 6 .0 5
1 6 .0 5
1 6 .0 5
1 6 .0 5
1 6 .0 5
1 6 .0 5
1 6 .0 5
1 6 .0 5
1 6 .0 5
1 6 .0 5
1 6 .0 5
1 6 .0 5
1 6 .0 5
16.1
ρ .g
1 5 .9 4
1 5. 9 4
16
15.9
1 5 .7 9
1 5 .7 9
T e k a n a n B io g a s ( p s i)
p1 − p 2 = h . ρ . g
1 5 .7 3
15.8
1 5 .7 1
1 5 .7 1
1 5 .6 5
1 5 .6 5
15.7
1 5 .5 9
1 5 .5 9
1 5 .5 9
1 5 .5 6
1 5 .5 3
1 5 .5 3
1 5 .5 3
15.6 1 5 .5 3
p1 = h . ρ . g + p 2 15.5
15.4
15.3
Dimana : 15.2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
16.4
1 6.29
1 6.29
1
1 6.2
1 6.2
1 6.14
1 6.14
16.2
Tekanan Biogas pada Jenis Sargassum
1 6.11
1 6.11
1 6.05
1 6.05
1 6.05
1 6.05
16.1
duplicatum
Gambar 4. Tekanan Biogas Sargassum
Pengamatan secara fisik dapat 16
1 5 .4 2
1 5 .4 2
1 5 .4 2
1 5 .4 2
1 5 .4 2
1 5 .4 2
1 5 .4 2
1 5 .4 2
1 5 .4 2
1 5 .3 9
1 5 .3 9
15.4 sebagai bahan baku penghasil biogas.
1 5 .1 8
Ini dapat ditunjukan dengan
1 5 .1 5
1 5 .1 5
T e k a n a n B i o g a s (p si )
15.2
1 5 .0 7
1 5 .0 7
1 5 .0 1 didapatkanya tekanan biogas selama
1 4 .9 5
1 4 .9 5
15
1 4 .8 6
1 4 .8 4
1 4 .8 4
14.8
kedalam digester dan ketika dicobakan
14.6
ke kompor gas dibuktikanya dengan
14.4
menghasilkan api biru seperti kompor
14.2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
gas. Ini bisa dilihat pada Gambar 8 dan
Waktu Pengukuran (hari) 9
16
1 5 .8 8
1 5 .8 8
1 5 .8 8
1 5 .8 8
1 5 .8 8
1 5 .8 8
1 5 .8 8
1 5 .8 8
1 5 .8 8
1 5 .8 8
15.9
1 5.82
1 5.82
1 5.79
1 5.79
1 5.79
15.8
T e k a n a n B i o g a s ( p si )
1 5.65
1 5.65
15.7
1 5.59
1 5.59
1 5 .5 6
1 5 .5 3
1 5 .5 3
15.6
1 5 .4 7
1 5 .4 7
1 5.44
15.5
1 5.42
1 5.42
1 5.42
1 5.42
1 5.42
15.4
15.3
15.2
15.1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Gambar 8. Hasil api dari biogas
Watu Pengukuran (hari) Sargassum duplicatum
Gambar 6. Tekanan Biogas Caulerpa
racemosa pengukuran II
1 6 .4 3
1 6 .4 3
1 6 .4 3
1 6 .4 3
1 6 .4 3
1 6 .4 3
1 6 .4 3
1 6 .4 3
1 6 .4 3
1 6 .4 3
16.5
1 6 .3 4
16.4
1 6 .3 1
1 6 .3 1
1 6 .2 5
1 6 .2 5
16.3
T e k a n a n B io g a s ( p s i)
16.2
1 6 .1 1
1 6 .0 8
1 6 .0 8
16.1
1 6 .0 2
1 6 .0 2
1 6 .0 2
1 5 .9 7
1 5 .9 4
1 5 .9 4
16
1 5 .8 8
1 5 .8 8
1 5 .8 8
1 5 .8 8
1 5 .8 8
1 5 .8 8
15.9
15.8
15.7
15.6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Waktu Pengukuran (hari)
Gambar 9. Hasil api dari biogas
Sargassum duplicatum
Gambar 7. Tekanan Biogas Caulerpa
racemosa pengukuran III
35 A. Saputra et al. / Maspari Journal 03 (2011) 30-35
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
pembuatan biogas dari rumput laut
Sargassum duplicatum dan Caulerpa
racemosa sebagai bahan bakar alternatif
dapat dismpulkan bahwa