Professional Documents
Culture Documents
Departemen Biostatistika Dan Kependudukan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Kampus C UNAIR Mulyorejo Alamat Korespondensi: Alvita Brilliana R.A
Departemen Biostatistika Dan Kependudukan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Kampus C UNAIR Mulyorejo Alamat Korespondensi: Alvita Brilliana R.A
ABSTRACT
Breast cancer is cancer with the number of new cases and deaths highest in Indonesia. According
to the Data Center and Information Ministry of a health Indonesia in the year 2013, the number of new
cases of breast cancer of 819 and the number of deaths amounted to 217. In general, breast cancer
known after stepping on an advanced stage. So the methods of early detection of breast cancer are
focused on the detection of early stage tumors that are usually small with self-breast examination
(SADARI). The purpose of this research is to predict the factors related to the behavior of self-breast
examination (SADARI) the housewives aged 40–50 years. This research is an observational study
with cross sectional approach. Sample research totaling 100 people housewife in Kelurahan Sidotopo
Wetan Kenjeran Subdistrict Surabaya. The measurement was done by providing a questionnaire to
obtain information about the research variables. Variable independent research is knowledge, attitudes,
information accessibility, support health providers and descent with breast cancer. The results of this
research showed the variables that are associated with the SADARI behavior of the housewifes is attitude
(p = 0.000), accessibility of information (p = 0.000), and health care providers support (p = 0.010).
The majority of housewives in Kelurahan Sidotopo Wetan Kenjeran Sub-district Surabaya showed a
good attitude and support toward SADARI. In the area surrounding the residence housewife get access
information easily. There are no support for doing SADARI from health care providers.
ABSTRAK
Kanker payudara merupakan kanker dengan jumlah kasus baru dan kematian tertinggi di
Indonesia. Menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2013, jumlah kasus
baru kanker payudara sebesar 819 dan jumlah kematian sebesar 217. Pada umumnya, kanker payudara
diketahui setelah menginjak stadium lanjut. Sehingga metode deteksi dini kanker payudara difokuskan
pada deteksi tumor stadium awal yang biasanya berukuran kecil dengan pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memprediksi faktor yang berhubungan dengan
perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) ibu rumah tangga berusia 40–50 tahun. Penelitian
ini merupakan studi observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah
100 orang ibu rumah tangga di Kelurahan Sidotopo Kecamatan Wetan Kenjeran Surabaya. Pengukuran
dilakukan dengan memberikan kuesioner untuk mendapatkan informasi tentang variabel penelitian.
Variabel penelitian independen adalah pengetahuan, sikap, aksesibilitas informasi, dukungan penyedia
layanan kesehatan dan keturunan dengan kanker payudara. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel
yang berhubungan dengan perilaku SADARI ibu rumah tangga adalah sikap (p = 0,000), aksesibilitas
informasi (p = 0,000), dan dukungan penyedia layanan kesehatan (p = 0,010). Mayoritas ibu rumah
tangga di Kelurahan Sidotopo Kecamatan Wetan Kenjeran Surabaya menunjukkan sikap dan dukungan
yang baik terhadap SADARI. Di daerah sekitar rumah tinggal ibu rumah tangga mendapatkan akses
informasi dengan mudah. Dukungan untuk melakukan SADARI tidak didapat dari penyedia layanan
kesehatan.
Pencegahan kan ker pay udara salah satu faktor risiko penyebab kanker
difokuskan pada deteksi tumor stadium awal payudara. Menurut penelitian sebelumnya,
yang biasanya berukuran kecil. SADARI tidak selalu riwayat dalam keluarga ada
merupakan salah satu metode deteksi dini yang menderita kanker payudara menjadi
untuk menemukan kanker payudara stadium penyebab kanker payudara, karena tanpa ada
awal yang akan lebih efektif jika dilakukan riwayat keluarga juga bisa terkena kanker
sedini mungkin. SADARI dilakukan setiap payudara.
kali selesai menstruasi yaitu hari ke-7 sampai Faktor informasi yang digunakan
ke-10 terhitung hari pertama haid, karena dalam penelitian ini adalah aksesibilitas
pada saat ini pengaruh hormonal estrogen informasi. Aksesibilitas Informasi adalah
dan progesteron sangat rendah dan jaringan keterjangkauan atau akses untuk mendapatkan
kelenjar payudara saat itu tidak membengkak informasi mengenai SADARI.
sehingga lebih mudah meraba adanya tumor Berdasarkan penelitian Rorimpandey
ataupun kelainan pada payudara. Oleh dkk (2016) terdapat hubungan akses
karena itu penelitian ini dilakukan untuk informasi dengan tindakan pemeriksaan
mengetahui faktor yang berhubungan dengan payudara sendiri (SADARI)
perilaku ibu rumah tangga dalam melakukan Faktor eksternal yang diteliti adalah
SADARI. dukungan penyedia layanan kesehatan.
Faktor yang diduga berhubungan Penyedia layanan kesehatan dalam hal ini
dengan perilaku pemeriksaan payudara yang dimaksud adalah puskesmas. Puskesmas
sendiri (SADARI) dibagi menjadi tiga, yaitu dikatakan mendukung apabila puskesmas
faktor internal, faktor informasi dan faktor sebagai penyedia layanan kesehatan selalu
eksternal. Faktor internal adalah faktor yang mengimbau dan menyarankan pasien
berasal dari dalam diri seseorang. Faktor untuk melakukan pemeriksaan payudara
internal yang digunakan dalam penelitian ini sendiri sebagai upaya deteksi dini kanker
antara lain, pengetahuan, sikap, dan faktor payudara.
keturunan kanker payudara.
Pengetahuan mer upakan hasil METODE PENELITIAN
dari tahu, dan ini terjadi setelah orang Penelitian ini merupakan penelitian
melakukan pengindraan terhadap objek observational analitik karena menganalisis
tertentu. Penelitian yang dilakukan oleh hubungan antara variabel dependen dan
Setiawan (2012) mendapatkan hasil bahwa variabel independen tanpa memberikan
ada hubungan yang signifikan antara perlakuan terhadap objek. Menurut
pengetahuan responden dengan tindakan pendekatannya, penelitian ini merupakan
pemeriksaan kanker payudara dini. penelitian cross sectional study.
Sebuah sikap adalah suatu keadaan Pengambilan data dilakukan di
sikap mental yang dipelajari dan diorganisasi Kelurahan Sidotopo Wetan Kecamatan
menurut pengalaman dan yang menyebabkan Kenjeran Kota Surabaya pada Bulan Mei
timbulnya pengaruh khusus atas reaksi Tahun 2017. Alasan memilih lokasi tersebut
seseorang terhadap objek dan situasi dengan karena menurut data profil kesehatan Kota
siapa dan bagaimana ia berhubungan. Surabaya tahun 2015 menunjukkan bahwa
Menurut penelitian Basri (2011) ada jumlah peserta terendah yang melakukan
hubungan antara sikap tentang SADARI pemeriksaan leher rahim dan payudara
dengan tindakan SADARI. Jadi, sikap yang berada di Puskesmas Sidotopo Wetan,
positif kebanyakan mendukung seseorang Kecamatan Kenjeran, yakni sebanyak 77
dalam bertindak. orang atau sekitar 0,78%. Oleh karena itu
Faktor keturunan menurut Kementerian dilakukan penelitian di area Kecamatan
Kesehatan Republik Indonesia, merupakan Kenjeran. Populasi studi dalam penelitian ini
146 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 12 No. 2, Desember 2017: 143–153
adalah ibu rumah tangga berusia 40-50 tahun, kategori kurang baik. Sedangkan sikap
berdomisili di Kelurahan Sidotopo Wetan terhadap SADARI termasuk kategori baik.
Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya, dan Untuk perilaku SADARI ibu rumah tangga,
bersedia menjadi subjek penelitian dengan yang pernah melakukan SADARI sebanyak
menandatangani informed consent. Sampel 61 orang, sedangkan 39 orang ibu rumah
dari penelitian ini adalah sebagian dari ibu tangga tidak pernah melakukan SADARI.
rumah tangga yang berusia 40–50 tahun dan
berdomisili di Kelurahan Sidotopo Wetan Tabel 1. Persentase Perilaku SADARI
Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya. Ibu Rumah Tangga Di Kelurahan
Besar sampel ditentukan menggunakan Sidotopo Wetan Kecamatan
metode simple random sampling dari Hosmer Kenjeran Kota Surabaya
& Lemeshow (1997) dan didapatkan 100
Perilaku SADARI Frekuensi %
sampel. Variabel dependen pada penelitian
Sering Melakukan
ini adalah perilaku SADARI. Variabel 44 44
SADARI
Independen antara lain pengetahuan, sikap,
aksesibilitas informasi, dukungan penyedia Jarang Melakukan
17 17
SADARI
layanan kesehatan, faktor keturunan kanker
payudara. Data yang dikumpulkan dalam Tidak Pernah
39 39
Melakukan SADARI
penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer dikumpulkan Total 100 100
menggunakan metode wawancara kepada
responden dengan menggunakan instrumen Tabel 1 menunjukkan bahwa persentase
yang dipakai adalah kuesioner. Sedangkan ibu rumah tangga di Kelurahan Sidotopo
untuk data sekunder dapat diperoleh dengan Wetan yang pernah melakukan SADARI
menggunakan data jumlah ibu rumah sebesar 61%, dari keseluruhan responden
tangga berusia 40–50 tahun di Kelurahan yang sering melakukan SADARI 44% dan
Sidotopo Wetan Kecamatan Kenjeran Kota jarang melakukan SADARI 17%. Responden
Surabaya. dikatakan sering melakukan SADARI apabila
Analisis data dilakukan dengan dua selalu melakukan pemeriksaan payudara
cara, yaitu analisis deskriptif dan uji hipotesis. sebulan sekali, sedangkan dikatakan
Analisis deskriptif dilakukan pada seluruh jarang melakukan SADARI apabila hanya
variabel penelitian dengan menggunakan melakukan 1–2 kali dalam setahun.
tabulasi silang sehingga karakteristik
setiap variabel dapat diketahui. Pengujian Tabel 2. Tabulasi Silang Perilaku SADARI
hipotesis menggunakan multinomial logistic Responden Berdasarkan
regression karena variabel dependen Pengetahuan
yang digunakan terdiri dari > 2 kategori. Perilaku SADARI
Penggunaan multinomial logistic regression Pengetahuan Sering Jarang Tidak Total
bertujuan untuk mengetahui besar pengaruh Pernah
setiap variabel. Kurang 29 11 30 70
Cukup 8 3 6 17
HASIL
Baik 7 3 3 13
Hasil penelitian didapatkan 100 orang
responden. Ibu rumah tangga yang sesuai Total 44 17 39 100
dengan karakteristik penelitian ini adalah
ibu rumah tangga yang berusia 40–50 tahun. Ibu rumah tangga di kelurahan
Pengetahuan mengenai SADARI pada Sidotopo Wetan mayoritas memiliki
sebagian besar responden termasuk dalam pengetahuan yang kurang tentang SADARI.
Alvita Brilliana R. Arafah dan Hari Basuki Notobroto, Faktor yang Berhubungan… 147
mendapatkan penanganan lebih lanjut dari Wetan memiliki pengetahuan yang kurang
dokter (Manuaba, 2010). mengenai SADARI.
SADARI dapat mulai dilakukan Tidak pernah melakukan SADARI
setelah mendapatkan menstruasi pertama merupakan perilaku yang kurang baik.
(menarche). Pada umumnya remaja Sementara SADARI merupakan upaya
perempuan di Indonesia mengalami deteksi kanker payudara yang sangat mudah
menstruasi pertama kali (menarche) pada dilakukan. Untuk melakukan SADARI juga
usia 9 sampai 14 tahun. Wanita yang sudah tidak membutuhkan biaya. Apabila hal ini
mengalami mati haid (menopause) juga tidak segera mendapatkan tindak lanjut,
tetap dianjurkan untuk melakukan SADARI maka dapat menyebabkan angka penderita
secara rutin. Mati haid (menopause) biasa kanker payudara akan semakin bertambah.
terjadi pada usia 45 sampai 60 tahun.
Menurut penelitian sebelumnya, wanita Faktor yang Berhubungan dengan
berusia 40 sampai 50 tahun memiliki risiko Perilaku SADARI Ibu Rumah Tangga
yang lebih tinggi untuk terserang kanker Sikap
payudara. Ditambah dengan wanita yang Sebagian besar ibu rumah tangga
memiliki faktor risiko seperti mendapatkan menurut penelitian ini bersikap baik terhadap
menstruasi pertama (menarche) pada usia SADARI. Ibu rumah tangga yang bersikap
kurang dari 12 tahun, mati haid (menopause) baik terhadap SADARI maka akan sering
diatas 50 tahun, melahirkan anak pertama melakukan SADARI, sebaliknya ibu rumah
setelah usia 35 tahun, tidak pernah menyusui, tangga yang kurang bersikap baik terhadap
pernah menjalani operasi pengangkatan SADARI maka tidak pernah melakukan
tumor payudara baik jinak maupun ganas, SADARI. Berdasarkan hasil analisis data,
memiliki anggota keluarga yang menderita sikap terhadap SADARI berhubungan
kanker payudara, perokok aktif atau pasif, dengan perilaku ibu rumah tangga dalam
serta pola makan yang buruk (tinggi lemak, melakukan SADARI.
rendah serat, dan mengandung zat pengawet Hasil yang serupa didapatkan dari
atau pewarna (Kemenkes RI, 2015). penelitian Desti (2015) yang menganalisis
Pada penelitian ini, perilaku SADARI hubungan sikap dengan perilaku SADARI
ibu rumah tangga dibagi menjadi tiga pada ibu rumah tangga, bahwa terdapat
kategori, yakni sering melakukan SADARI, kecenderungan semakin positif sikap
jarang melakukan SADARI, dan tidak seseorang maka semakin baik tingkat
pernah melakukan SADARI. Hasil penelitian pelaksanaannya. Ibu rumah tangga yang
menunjukkan bahwa terdapat lebih dari 50% mempunyai sikap baik terhadap SADARI
ibu rumah tangga di Kelurahan Sidotopo tetapi tidak melakukan SADARI dikarenakan
Wetan Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya mereka biasanya lupa dan merasa malas untuk
melakukan SADARI, dengan pembagian melakukannya. Tingginya kepercayaan diri
39% sering melakukan SADARI, dan 17% yang dimiliki bahwa mereka tidak berisiko
jarang melakukan SADARI. Sedangkan terkena kanker payudara juga menjadi salah
sisanya sebesar 44% tidak pernah melakukan satu penyebab ibu rumah tangga malas
SADARI. Hasil yang relatif sama didapatkan melakukan SADARI. Suatu sikap yang
pada hasil penelitian Charisma (2013), positif dan optimis terwujud dalam suatu
bahwa perilaku SADARI ibu rumah tangga tindakan atau perilaku (overt behaviour).
kurang baik. Hal itu disebabkan oleh Diperlukan faktor pendukung atau kondisi
kurangnya pengetahuan sebagai faktor lain yang memungkinkan seperti fasilitas
utama dalam pengambilan keputusan untuk dan orang terdekat yang mendukung untuk
melakukan perilaku SADARI. Mayoritas mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan
ibu rumah tangga di Kelurahan Sidotopo nyata (Notoatmodjo, 2007).
150 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 12 No. 2, Desember 2017: 143–153
Sikap dikatakan sebagai suatu respons yang mudah didapatkan dan 67,9% ibu
evaluatif, karena ketika individu berhadapan rumah tangga yang melakukan tidak
pada suatu stimulus yang menghendaki melakukan SADARI disebabkan karena sulit
adanya reaksi individual maka akan timbul mengakses informasi mengenai SADARI.
respons. Menurut Azwar (2007) didasari Mayoritas ibu rumah tangga di Kelurahan
oleh proses evaluasi dalam diri individu Sidotopo Wetan Kecamatan Kenjeran Kota
yang memberi kesimpulan stimulus dalam Surabaya mendapatkan informasi SADARI
bentuk nilai baik-buruk, positif-negatif, yang melalui kegiatan penyuluhan. Penyuluhan
kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi yang diikuti rata-rata dilakukan lebih dari
terhadap objek sikap dapat membentuk tiga bulan yang lalu pada kegiatan organisasi
respons evaluatif. Menurut Newcomb seorang kemasyarakatan, yakni arisan PKK. Informan
ahli psikologi sosial dalam Notoatmodjo yang memberikan penyuluhan adalah petugas
(2007) mengatakan bahwa sikap merupakan penyuluh dari puskesmas Sidotopo Wetan.
kesiapan atau kesediaan untuk bertindak Selain dilakukan pada kegiatan organisasi
dan bukan merupakan pelaksanaan motif kemasyarakatan, kegiatan penyuluhan atau
tertentu. Perilaku akan terbentuk melalui pemberian informasi mengenai SADARI
suatu sikap yang positif terhadap perilaku juga dilakukan di puskesmas terdekat, rumah
tersebut. Hal ini dapat dimengerti, karena sakit dan yayasan kanker di Surabaya.
pengetahuan tentang SADARI menyebabkan Tidak semua ibu rumah tangga yang
sikap ibu rumah tangga terhadap SADARI mudah mendapatkan informasi mengenai
dan kanker payudara berubah ke arah positif SADARI berperilaku baik dengan sering
sehingga timbul perilaku yang diharapkan, melakukan SADARI, sebanyak 27,8% ibu
yaitu keinginan melakukan SADARI rutin rumah tangga tidak pernah melakukan
setiap bulan setelah menstruasi. Sikap ibu SADARI meskipun sudah mendapatkan
rumah tangga tergolong negatif tentang informasi mengenai SADARI. Hal ini sesuai
pencegahan kanker payudara sebelum dengan teori determinan perilaku Snehandu
diberikan penyuluhan kesehatan tentang B. Kar mengenai niat seseorang untuk
kanker payudara dan cara pencegahannya. bertindak sehubungan dengan kesehatan
Namun setelah diberikan penyuluhan atau perawatan kesehatannya. Begitu pula
kesehatan, sikap ibu rumah tangga berubah dengan perilaku SADARI, ketika akses
menjadi sikap yang positif dan mau untuk mendapatkan informasi mudah, tetapi
melakukan tindakan pencegahan kanker tidak ada niat dan kemauan dari diri sendiri,
payudara (SADARI). maka SADARI tidak akan dilakukan.
Jadi, sikap yang positif kebanyakan Sangat penting bagi petugas penyuluh untuk
mendukung seseorang dalam melakukan meningkatkan kesadaran dan kemauan
suatu tindakan. Apabila seseorang tersebut peserta agar mengikuti arahan petugas agar
sudah mempunyai sikap yang positif rutin melakukan SADARI.
terhadap sesuatu namun tidak melakukan Menurut hasil penelitian ini, mayoritas
suatu tindakan, hal itu dapat disebabkan pengetahuan ibu rumah tangga Kelurahan
faktor dari dalam diri individu, entah itu rasa Sidotopo Wetan Kecamatan Kenjeran
kepercayaan diri yang terlalu tinggi atau bisa Kota Surabaya mengenai SADARI
juga dikarenakan hal yang lain. kurang baik. Kurangnya pengetahuan
mengenai SADARI dapat disebabkan
Aksesibilitas Informasi karena kurangnya informasi yang didapat.
Hasil data penelitian menunjukkan Melihat urgensi dari penyakit kanker
bahwa 51,4% penyebab ibu rumah tangga payudara yang menjadi penyebab kematian
sering melakukan SADARI adalah pertama pada perempuan di Indonesia,
aksesibilitas informasi tentang SADARI agaknya pemberian informasi harus lebih
Alvita Brilliana R. Arafah dan Hari Basuki Notobroto, Faktor yang Berhubungan… 151
ditingkatkan lagi. Sebab dengan pemberian sakit. Puskemas Sidotopo Wetan merupakan
banyak informasi dari tenaga informan yang salah satu pusat pelayanan kesehatan
terlatih maka akan meningkatkan perilaku yang rutin memberikan penyuluhan atau
SADARI. Harapannya dengan berperilaku pemberian informasi tentang SADARI
SADARI dengan baik, maka akan semakin kepada ibu rumah tangga. Biasanya kegiatan
menurunkan angka kesakitan dan kematian penyuluhan menjadi satu dengan acara
akibat kanker payudara. kegiatan organisasi kemasyarakatan seperti
arisan PKK, atau juga informan langsung
Dukungan Penyedia Layanan Kesehatan memberikan informasi secara personal ketika
Tindakan yang bersifat membantu yang ibu rumah tangga melakukan pengobatan
melibatkan emosi, pemberian informasi, rawat jalan di puskesmas.
bantuan instrumen, dan penilaian positif pada Kebanyakan penyedia layanan
individu dalam menghadapi permasalahannya kesehatan hanya memberikan dukungan
adalah pengertian dukungan sosial dengan memberikan informasi mengenai
menurut House & Khan (dalam Apollo dan SADARI, akan tetapi tidak r utin
Cahyadi, 2012:261). Dukungan penyedia mengingatkan, sehingga ibu rumah tangga
layanan kesehatan termasuk dukungan yang mendapat informasi tersebut cenderung
yang berbentuk pemberian informasi lupa untuk melakukannya. Terkadang
dan melibatkan emosi. Penyedia layanan mereka juga malas karena tidak tahu. Selain
kesehatan dikatakan mendukung apabila itu perlu juga untuk memberikan informasi
pernah memberikan informasi mengenai mengenai SADARI kepada anggota keluarga
SADARI, selalu mengingatkan untuk yang lain, sehingga anggota keluarga sebagai
melakukan SADARI serta menyarankan orang yang dekat dan tinggal bersama ibu
atau mengajak melakukan SADARI. Hasil rumah tangga akan lebih mudah dalam
dari penelitian ini menunjukkan bahwa mengingatkan untuk melakukan SADARI
sebesar 52% penyedia layanan kesehatan setiap bulannya, selain keluarga, penyedia
tidak mendukung ibu rumah tangga di layanan kesehatan biasanya meminta bantuan
Kelurahan Sidotopo Wetan Kecamatan pada kader masyarakat di daerah tempat
Kenjeran Kota Surabaya untuk melakukan tinggal yang juga bisa ikut mengingatkan ibu
SADARI, sedangkan sisanya sebesar 48% rumah tangga untuk melakukan SADARI.
penyedia layanan kesehatan mendukung ibu Sebaliknya, ibu rumah tangga yang mendapat
rumah tangga untuk melakukan SADARI dukungan dari penyedia layanan kesehatan
sehingga ibu rumah tangga rutin melakukan dan mempunyai perilaku SADARI yang
SADARI setiap bulannya. baik, disebabkan karena rasa percaya kepada
Menurut Lahey (2007) dukungan sosial informan. Informan dari penyedia layanan
didefinisikan sebagai peran yang dimainkan kesehatan mayoritas adalah seorang dokter,
oleh teman-teman dan relatif dalam member perawat atau bidan, sehingga dianggap lebih
nasihat, bantuan, dan beberapa antaranya akurat dalam memberikan informasi.
untuk menceritakan perasaan pribadi.
Dukungan sosial juga termasuk salah satu SIMPULAN
determinan perilaku seseorang. Sebab dengan Berdasarkan proses analisis terhadap
adanya dukungan, maka seseorang akan variabel independen dengan variabel
termotivasi untuk melakukan suatu perilaku dependen, diperoleh hasil bahwa perilaku
kesehatan. Penyedia layanan kesehatan yang SADARI ibu rumah tangga di Kelurahan
dimaksud adalah pusat pelayanan kesehatan Sidotopo Wetan Kecamatan Kenjeran
terdekat di daerah Kelurahan Sidotopo Kota Surabaya paling banyak yaitu sering
Wetan Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya, melakukan SADARI, tidak melakukan
baik puskesmas, klinik maupun rumah SADARI, dan jarang melakukan SADARI.
152 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 12 No. 2, Desember 2017: 143–153